Tampilan Muka Seri Game FIFA 22 Resmi Diumumkan

Tinggal menghitung hari untuk infomasi detail terkait FIFA 22 akan diungkap ke publik. Pada tanggal 20 Juli dalam rangkaian acara EA Play infomasi lengkap akan lanjutan seri game FIFA alias FIFA 22 akan diungkap. Sambil menunggu tanggal ini EA mulai memberikan update terkait seri game sepakbola selanjutnya ini.

Cover game FIFA22 telah resmi diumumkan dan menghadirkan Kylian Mbappe, pemain klub Paris Saint-Germain asal Prancis, sebagai pemain yang tampil dalam cover terbaru. Ini kali kedua Mbappe tampil dalam cover game FIFA. Sebelumnya. FIFA 21 juga menampilkan Mbappe sebagai pemain yang terpilih untuk jadi ‘muka’ utama game.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by EA SPORTS FIFA (@easportsfifa

Dari posting di Instagram akun resmi EA untuk sports kita bisa melihat Mbappe di cover game ini baik untuk PS5 maupun untuk PS4. Ada pula video pendek yang menampilkan Mbappe. Untuk desain sendiri memang terlihat lebih minimalis dibandingkan desain cover FIFA 21.

Dari tampilan desain cover ini sebenarnya yang paling menarik ada dua hal. Yang pertama adalah desain yang berbeda untuk PS5 dan PS4, dan yang kedua perbedaan detail yang menampilkan informasi terkait teknologi di game-nya sendiri. DI cover PS5 bisa dilihat ada keterangan Hypermotion Technology sedangkan di yang PS4 tidak ada.

Hadirnya nextgen console seperti PS5 dan seri Xbox terbaru tentunya akan jadi tumpuan bagi pengembang game dalam menghadirkan teknologi terbaru yang diharapkan memberikan pengalaman yang lebih baik dari seri sebelumnya. Khusus untuk FIFA 22, seperti yang dikutip dari Dexerto, fitur atau teknologi ini diharapkan akan memberikan peningkatan dari sisi teknologi untuk pengalaman bermain yang lebih baik dari seri FIFA sebelumnya. Kalau Anda aktif mengikuti berita tentang FIFA 21, memang cukup banyak meme atau keluhan atas ketidakkonsistenan yang sering didapatkan saat bermain. Kehadiran nextgen console juga sepertinya bisa jadi peluang untuk EA dalam menghadirkan peningkatan perfoma di seri game FIFA.

Untuk melihat apa yang baru dari sisi gameplay, sebelum tanggal 20 Juli nanti kita sepertinya akan bisa melihat sedikit bocorannya karena EA akan merilis trailer pada tanggal 11 Juli 2021. Kita berharap saja pada reveal trailer tanggal 11 Juli ini akan ada sedikit informasi terkait game FIFA22.

Sebagai pemain yang bermain game bola sejak WE dan beralih ke seri FIFA sejak FIFA 13 dan belajar FUT secara rutin sejak pertengahan umur game FIFA 20, tentu saja penantian akan FIFA 22 menjadi salah satu yang paling ditunggu akhir tahun ini. Saya cukup setuju dengan beberapa pendapat bahwa peningkatan dari sisi gameplay yang lebih baik memang dibutuhkan agar permainan bisa lebih seru dan konsisten.

Hanya satu yang agak membuat sedih (sebagai pemain FIFA di platform PS), karena ketersediaan PS5 yang harganya normal cukup bikin ribet di sini, ada kemungkinan teknologi terbaru tidak akan mampir di FIFA 22 versi PS4, yang artinya, mau tidak mau, pemain yang ingin menikmati pengalaman menyeluruh ‘dipaksa’ untuk membeli konsol generasi terbaru. Apakah ini tandanya harus puasa beli game diskonan untuk nabung beli PS5?

Ubisoft Akhirnya Umumkan Assassin’s Creed Infinity Sebagai “Live-Service”

Muncul sebagai pengganti Prince of Persia, seri Assassin’s Creed tumbuh dan berkembang menjadi seri utama dari Ubisoft. Sempat mengalami evolusi pada seri Origin, Assassin’s Creed tetap menjadi seri game paling favorit milik Ubisoft.

Setelah 3 game sebelumnya mengadaptasi sistem action-RPG, kini Ubisoft akhirnya mengumumkan bahwa mereka akan melakukan evolusi lagi terhadap franchise ini ke depannya.

Secara resmi Ubisoft akhirnya membeberkan bahwa game mereka selanjutnya akan bernama Assassin’s Creed Infinity. Game baru ini nantinya akan mengalami perubahan dari yang awalnya merupakan game tahunan dengan latar spesifik yang berbeda-beda setiap serinya menjadi sebuah game dengan konsep “live-service”.

Assassin’s Creed Unity (Image credit: Ubisoft)

Infinity nantinya akan mengusung platform online yang kontennya akan terus berkembang hingga bulanan dan bahkan tahunan pasca game-nya dirilis. Game-game yang akan berada dalam platform tersebut akan menawarkan latar atau timeline Assassin yang berbeda-beda namun semuanya tetap akan tersambung.

Ubisoft mengatakan kepada Bloomberg bahwa mereka ingin melebihi ekspektasi dari para fans yang telah meminta agar seri Assassin’s Creed mengambil pendekatan yang lebih kohesif. Dua studio utama Ubisoft yaitu Ubisoft Montreal dan Ubisoft Quebec akan bertanggung jawab penuh dalam pengembangan dan keberlangsungan proyek Assassin’s Creed Infinity ini ke depannya.

Meskipun telah diumumkan namun Ubisoft menyebutkan bahwa Infinity masih dalam pengembangan awal. Namun disebutkan bahwa nantinya Infinity akan dikembangkan dengan mengambil inspirasi dari game-game layanan online seperti GTA Online dan Fortnite yang memang mampu bertahan hingga bertahun-tahun lewat tambahan konten baru secara berkala.

Assassin’s Creed Series (image credit: Ubisoft)

Ubisoft juga sebenarnya sudah berhasil membuat game yang menggunakan sistem online dengan update konten berkala ini seperti pada The Crew 2 yang berhasil bertahan sejak 2018 dan juga Tom Clancy’s Rainbow Six: Siege yang bahkan masih eksis sejak 2015.

Pengumuman Assassin’s Creed Infinity ini tentu sejalan dengan rencana Ubisoft untuk mengalihkan strateginya ke game-gamehigh-end free-to-play” yang berfokus pada konten tambahan bertahap. Meskipun kami meragukan bahwa Assassin’s Creed akan beralih menjadi game free-to-play. Namun pastinya kita akan melihat perubahan besar terhadap seri Assassin’s Creed ke depannya.

Akshan League Of Legends Akan Dirilis di Patch 11.15

Champions League of Legends merupakan salah satu daya tarik terbesar dari game MOBA yang satu ini. Semenjak dirilis pada tahun 2009 yang lalu, lebih dari 150 champions telah bergabung di dalam League of Legends. Saat ini tampaknya Riot belum memberikan isyarat untuk berhenti merilis champion baru ke depan.

Akshan: The Rogue Sentinel resmi diperkenalkan sebagai champions baru League of Legends melalui patch 11.15. Kehadiran Akshan akan meramaikan event terbaru Sentinels of Light yang sebentar lagi akan dirilis. Akshan dengan kemampuannya akan menyelamatkan Runeterra dalam pertempuran dengan Viego dan The Black Mist.

Akshan memiliki kemampuan yang unik dan baru di League of Legends. Ia mampu membangkitkan rekan tim yang telah mati. Saat musuh membunuh rekan tim Anda, musuh tersebut akan ditandai sebagai scoundrel. Membunuh scoundrel akan mendapatkan tambahan gold dan menghidupkan rekan yang mati di markas.

Akshan adalah seorang penembak jitu (marksman). Melalui senjatanya Avengerang, Ia dapat memberikan damage kepada lawan saat dilemparkan ke lawan dan kembali ke tangan. Heroic Swing, memberikan Akshan kemampuan menggunakan Hookshot sambil menembak lawan terdekat. Jurus utama dari Akshan adalah Comeuppance. Akshan menyalurkan kekuatannya yang dikumpulkan di dalam peluru senjata lalu ditargetkan ke lawan. Skill ini juga dapat dilakukan saat menggunakan Heroic Swing.

Anda dapat mulai memainkan Akshan pada tanggal 22 Juli 2021.

Hong Kong Jadi Lokasi Test Drive Unlimited Solar Crown

Satu tahun setelah pengumuman perdananya, seri terbaru untuk game Test Drive Unlimited (TDU) yaitu Solar Crown akhirnya mengumumkan setting lokasi game ini. Hong Kong ternyata akan menjadi taman bermain bagi para pemain TDU Solar Crown.

Dalam event Nacon Connect, Pengembang KT Racing akhirnya merilis trailer terbarunya yang berjudul “Test Drive Unlimited Solar Crown – Welcome to …” Nacon memamerkan berbagai area yang nanti akan diakses oleh pemain mulai dari jalanan kota Hong Kong yang dipenuhi dengan neon box berwarna-warni hingga ke area pelabuhan yang dipenuhi peti kemas.

Yang mengagumkan adalah Nacon menuliskan pada kolom deskripsi videonya bahwa pulau Hong Kong yang akan dikunjungi para pemain nantinya akan memiliki skala 1:1 yang berarti game-nya akan menggunakan map yang sama dengan Hong Kong di dunia nyata.

Trailer-nya juga menampilkan beragam macam mobil mulai dari supercar Aston Martin DB11, BMW i8 dan Lamborghini Huracan hingga ke SUV seperti Range Rover Sport, Mercedes Benz G-Class, dan juga Porsche Cayenne.

Ada beberapa shoot dalam trailernya yang menunjukkan keberadaan night club dan juga kasino. Kasino sebelumnya menjadi DLC untuk Test Drive Unlimited 2, dan kelihatannya permainan kasino akan kembali ke dalam seri baru ini.

Dalam deskripsi laman Steam-nya juga dikonfirmasi brand-brand mobil terkenal yang akan masuk ke dalam game-nya seperti Ferrari, Lamborghini, Porsche, Koenigsegg, Apollo, Dodge, dan bahkan Bugatti.

Kostumisasi mobil juga akan hadir dalam game ini, meskipun tidak dijelaskan sedalam apa kostumisasi yang bisa dilakukan dalam game ini nanti — mengingat dalam seri sebelumnya kostumisasi yang bisa dilakukan hanya sebatas warna dan juga stiker.

Bukan hanya mobil, game ini juga menjanjikan bahwa para pemain juga dapat mengkostumisasi avatar yang nantinya digunakan para pemain.

Tambahan menarik yang kelihatannya akan berbeda dari seri sebelumnya adalah adanya pilihan naratif yang bisa diambil oleh pemain. Dalam hal ini Nacon memberi pilihan kepada para pemain untuk mengambil jalan “Street” atau “Sharp” saat melakukan misi.

Hal terakhir yang diumumkan oleh Nacon adalah tanggal perilisan dari game ini yang akhirnya diumumkan, yaitu pada 22 September 2022. Jika Anda sudah menantikan game ini, sepertinya Anda harus bersabar hingga tahun depan.

10 Aksesoris Nintendo Switch Terbaik yang Wajib Dimiliki

Kehadiran Nintendo Switch ke dalam pasar gaming memang membawa banyak perubahan. Pasalnya, ia bisa berfungsi sebagai konsol genggam (handheld) ataupun dimainkan di TV atau monitor layaknya konsol pada umumnya.

Konsol milik Nintendo ini kini tengah berumur 3 tahun, sehingga pilihan aksesoris untuk konsol ini telah banyak di pasaran. Bila Anda adalah salah satu pengguna ataupun berminat membeli Switch, kami telah merangkum beberapa aksesoris dari Nintendo Switch yang wajib dimiliki.

1. Anti gores / tempered Glass

Harga: Rp50.000 – Rp150.000

Meskipun Nintendo Switch mayoritas dimainkan menggunakan kontroler namun konsol ini mengusung layar sentuh kapasitif yang tidak terlindungi.

Sehingga, ada baiknya pelindung layar menjadi salah satu prioritas untuk dibeli agar layar Switch Anda tidak lecet atau bahkan pecah — khususnya bagi Anda yang memiliki kebiasaan meletakkan barang sembarangan.

2. Memory SDXC 128GB

Harga: Rp300.000-Rp500.000

Keterbatasan ruang penyimpanan tentu menjadi masalah di semua perangkat gaming. Switch juga menghadapi masalah yang sama terutama karena kapasitas penyimpanan internalnya hanya 32 GB.

Dengan semakin banyaknya game-game bagus yang dirilis di Switch, maka ada baiknya Anda segera membeli Micro SDXC agar ruang penyimpanan konsolnya semakin lega. Apalagi bila Anda langsung membeli 128 GB, kapasitas tersebut cukup lega untuk beberapa tahun ke depan.

3. Protective Case

Harga: Rp50.000-Rp300.000

Melanjutkan poin pertama, bila Anda merasa membutuhkan perlindungan lebih untuk konsol Switch Anda maka tidak ada salahnya untuk membeli protective case untuk memberikan perlindungan bukan hanya pada layar, namun seluruh bagian dari konsol Switch dari resiko saat terjatuh.

Layaknya smartphone, pilihan case untuk Switch sangat beragam mulai dari soft case hingga hard case dengan tampilan yang tentunya dapat disesuaikan dengan selera Anda. Pastikan saja case yang Anda beli sesuai dengan versi Switch yang Anda miliki.

4. Nintendo Switch Pro Controller

Harga:Rp850.000-Rp1.200.000

Karena selama pandemi ini kemungkinan besar Anda menghabiskan waktu bermain Switch di rumah, tidak ada salahnya untuk membeli Pro Controller untuk menambah kenyamanan saat bermain.

Apalagi kontroler bawaan Switch memang terasa terlalu kecil dan kurang nyaman saat digunakan dalam waktu yang lama. Bila Anda memang memiliki anggaran, Switch Pro Controller adalah pilihan yang tepat.

5. Switch Grips

Harga: Rp150.000-Rp500.000

Bagi yang lebih menyukai untuk menggenggam langsung konsol Switch saat memainkannya, setidaknya grips ini mampu membuat posisi menggenggam lebih nyaman.

Tambahan tumpuan diagonal di sisi kanan dan kiri Switch membuat posisi telapak tangan lebih natural dan tidak cepat lelah. Fitur tadi memang terlihat remeh, namun efeknya akan terasa untuk pemakaian dalam jangka waktu lama.

6. Ring Con – Leg Strap

Rp1.100.000-Rp1.300.000

Bagi yang ingin berolahraga di rumah dengan game, Anda bisa juga mempertimbangkan untuk membeli Ring Con dan Leg strap untuk memainkan (atau berolahraga) dengan Ring Fit Adventure.

Meskipun harganya cukup lumayan, aksesoris ini memiliki manfaat lebih karena bisa tetap membuat Anda bugar selama berada di rumah dan tetap menyenangkan karena Anda berolahraga dengan game.

7. Joy-Con Controller Set

Rp1.000.000-Rp1.300.000

Kami paham bahwa Switch sudah dilengkapi dengan sepasang Joy-con namun tidak ada salahnya untuk membeli satu set tambahan sebagai cadangan. Apalagi kasus “drifting” yang dialami oleh analog Joy-con masih ada. Sehingga, memiliki joy-con cadangan terasa masuk akal daripada harus kebingungan ketika tiba-tiba hal tersebut terjadi.

Selain itu, ekstra Joy-Con tersebut bisa berguna saat Anda ingin bermain lebih dari dua orang di saat bersamaan. Terutama bila Anda di rumah bersama keluarga dan ingin menghabiskan waktu bersama-sama bermain game.

8. Joy-Con Charging Dock

Rp100.000-Rp475.000

Bila Anda telah membeli Joy-Con tambahan, maka ada baiknya untuk membeli charging dock-nya juga sehingga Anda tidak perlu bingung dan khawatir untuk mengisi daya dari Joy-Con baru tadi.

Selain untuk mengisi daya, dock ini juga bisa menjadi tempat Anda menyimpan Joy-Con sehingga tidak tergeletak sembarangan. Sehingga, selain mengisi daya, kontroler Anda juga akan tertata rapi dan juga enak dilihat ketika tidak digunakan.

9. Compact Play Stand

Rp100.000-Rp300.000

Nintendo Switch memang telah dilengkapi dengan stand untuk membuatnya bisa berdiri, namun stand-nya sangat ringkih, tidak dapat diatur kemiringannya, dan juga membuat lubang port charger-nya tertutup.

Solusinya adalah membeli stand terpisah yang bisa membuat konsol Switch berdiri tegak dan dapat diatur sudut kemiringannya. Plus letaknya yang lebih tinggi memungkinkan untuk menggunakan Nintendo Switch tersebut sembari diisi daya.

10. Pouch Travel case

Rp100.000-Rp350.000

Produk yang satu ini sebenarnya sangat berguna bagi Anda yang sering membawa Nintendo Switch beraktivitas di luar rumah. Namun karena adanya pandemi tentu tidak disarankan untuk keluar rumah hanya untuk bermain Switch.

Meski begitu, tidak ada salahnya untuk membeli tas pelindung ini yang biasanya juga dapat berfungsi sebagai tempat penyimpanan cartridge game. Ada banyak model dan warna yang bisa Anda pilih sehingga bisa disesuaikan dengan selera.

Penutup

Itu tadi 10 aksesoris Nintendo Switch yang sekiranya wajib dimiliki. Kami yakin masih banyak aksesoris lain dengan beragam fungsi yang belum masuk ke dalam daftar ini.

Namun setidaknya 10 aksesoris di atas bisa menjadi rekomendasi untuk Anda yang tengah mencari barang untuk menambah pengalaman kenyamanan bermain Switch. Apalagi dengan kondisi pandemi seperti saat ini, memang lebih baik untuk tetap berada di rumah kecuali untuk keperluan penting.

Rumor: PES 2022 Akan Dirilis Sebagai Game Free-to-Play alias Gratis

Pro Evolution Soccer masih menjadi salah satu serial game sepak bola paling disukai karena Konami lebih fokus ke unsur gameplay daripada lisensi dan grafis. Tahun lalu, Konami tidak merilis PES 2021 sebagai game standalone, melainkan hanya sebagai pembaruan atau “Season Update” dari game PES 2020.

Konami, selaku pengembang dari serial game PES menyatakan hal ini terjadi karena mereka ingin fokus mengembangkan game PES berikutnya. Artinya, Konami memiliki waktu 2 tahun untuk mengembangkan PES 2022.

Saat ini, PES 2022 sudah dipastikan menjadi game standalone dan akan diumumkan secara resmi pada 21 Juli mendatang. Menjelang pengumuman resmi, terdapat rumor yang mengatakan bahwa PES 2022 akan rilis sebagai game Free-to-Play. Rumor yang kebenarannya belum terkonfirmasi tersebut dilontarkan oleh Andry Robinson dari VGC pada podcast terbaru VGC Off The Record.

“Konami hidup dan aktif kembali, dan juga PES tahun ini akan mendapatkan hal-hal baru, saya dengar. PES akan menjadi free-to-play dan benar-benar berubah tahun ini. Anda mulai melihat hal baru di demo teknologi yang mereka luncurkan di PlayStation 5.” Ujar Andry Robinson dikutip dari podcast VGC Off The Record.

Konami telah meluncurkan demo pertama untuk menguji sistem online matchmaking dari PES 2022 bernama “New Football Online Performance Test“. Demo dari PES 2022 ini diluncurkan pada 24 Juni lalu dan tersedia untuk diunduh secara gratis sampai 8 Juli. Demo ini lebih pantas disebut versi beta test dari game full-nya daripada sebuah demo.

Image Credit: Konami

Saat membuka demo dari PES 2022, akan terdapat disclaimer yang menyatakan bahwa demo ini tidak mendekati versi akhir dari game ini. Demo PES 2022 New Football Game Online Performance Test ini telah diluncurkan untuk PlayStation 5, PlayStation 4, Xbox Series X/S, dan Xbox One. Demo ini tersedia di online store pada PlayStation dan Xbox dengan ukuran file sekitar 6.7GB. Sayangnya, PES 2022 belum ada kabar untuk platform PC, tetapi pada tanggal 21 Juli diperkirakan akan diumumkan versi PC-nya.

Konami juga mengumumkan bahwa PES 2022 akan menggunakan Unreal Engine 5. Sebelum menggunakan Unreal Engine, PES menggunakan FOX Engine yang dibuat dan dikembangkan oleh Konami sendiri.

App Annie & IDC: A Year after the Pandemic Started, Gamers Still Love Spending Money

The COVID-19 pandemic has highly benefited the growth of the gaming industry. In addition to the boost in sales of games, consoles, and gaming hardware, the pandemic has also increased the average playing time of most gamers. Although citizens of some countries have been freed from the COVID-19 calamity and went back to living life normally, the trends that emerged due to the pandemic — such as playing more games and watching more gaming streams — are surprisingly persisting.

The Driving Force of the Game Industry’s Growth: Mobile Gaming

Currently, mobile gaming seems to have the largest contribution in terms of consumer spending growth in digital games. According to the report published by App Annie and IDC, the total expenditure of mobile gamers around the world was over $120 billion USD, 2.9 times as much as the total spending of PC gamers, which only reached $41 billion USD. Console and handheld console players, on the other hand, had a total expenditure of $39 billion USD and $4 billion USD, respectively.

In the case of mobile gaming, Asia Pacific is still the region with the largest contribution to gamer’s total spendings, 50% to be exact. Interestingly, this figure actually plateaued throughout the pandemic. Instead, gamers in other regions, like NA and Western Europe, experienced an increase in gaming expenditure. Although the Asia Pacific region had massive spending in mobile games, expenses from PC/Mac gamers in the region declined marginally by 4%. This trend can be explained perhaps by the unfortunate closing of many internet cafes in the pandemic.

Gamers’ Spending in each platform. | Source: App Annie

On the other hand, the total worldwide expenditure in the realm of console gaming is expected to rise due to the launch of PlayStation 5 and Xbox Series X/S at the end of 2020. App Annie and IDC also mentioned that the console gaming audience has the potential to grow exponentially in the Asia Pacific region. With the recent launch of Xbox Series X in China on June 10, 2021, and PlayStation 5 on May 15, 2021, we should expect to see a surge in the console player population in Asia. In terms of handheld consoles, Nintendo Switch Lite is currently the only console that incentivizes consumption growth. As of September 2020, Nintendo has discontinued the production of the 3DS. Fortunately, the e-shop of the 3DS is still accessible.

In the United States, console sales increased rapidly in April 2020 after the US government announced the country’s lockdown. As console sales increase, more and more people subsequently download companion apps — such as Steam, PlayStation App, Nintendo Switch, and Xbox — that allow their PC/console game accounts to be accessible through their smartphones. Additionally, these companion apps also has chatting features so users can interact with their friends. Some apps also offer cloud gaming features that allows gamers to play their console games via smartphones.

Cross-Platform Games

One of the gaming trends that persisted after the COVID-19 pandemic is the rate of mobile game downloads. In the first quarter of 2021, there were over 1 billion mobile game downloads globally. This figure is 30% greater compared to Q4 of 2019. Expenditures on mobile games also increased in the same period. In Q1 2021, the total spending of mobile gamers around the world reached $1.7 billion USD per week, an astounding increase of 40% from the pre-pandemic period. Many game publishers, as a result, began placing their interest in launching games on the mobile platform.

Global weekly game downloads and consumer spendings. | Source: App Annie

Just like the mobile game segment, PC gaming also experienced some degree of growth during the pandemic. We can find this trend in the rise of Steam’s concurrent users and players. From October 2019 to April 2020, the number of daily concurrent users on Steam increased by 46% to a staggering 24.5 million users. Steam’s daily concurrent players also surged by 61% to 8.2 million. However, if we extend the period to March 2021, Steam’s daily users and player numbers reached 26.85 million (46% increase) and 7.4 million (60% increase), respectively. As we see from the statistics above, Steam’s player and user count did not decline but, instead, persisted after the pandemic.

What makes games so popular in the pandemic? According to App Annie and IDC, online real-time features — such as PvP — are highly common in today’s popular games, regardless of the gaming platform. In other words, most gamers want to play and interact with each other. After all, games can help cope with the loneliness of the pandemic isolation by providing a medium to connect with friends. Another feature that is rising in popularity is cross-play: a feature that allows gamers to play one game on multiple platforms. For example, players can start a game on PC and continue playing it on mobile or vice versa.

Steam’s daily concurrent users and players. | Source: IDC

An example of a game that, by far, has implemented the best cross-play feature is Genshin Impact. Since its launch in September 2020, miHoYo (the game dev of Genshin Impact) immediately released the game on several platforms at once: PC, console, and mobile. miHoYo’s decision to prioritize cross-play features — such as cross-save and co-op modes across platforms — is one of the reasons why Genshin Impact has successfully become a phenomenon in the gaming world.

Another popular cross-platform game is Among Us. In the span of just a few months in 2020, the player count of Among Us skyrocketed. In January 2020, the number of concurrent players in Among Us was less than a thousand. However, in September 2020, over 400 thousand people around the world were playing the game. Among Us is also incredibly popular on the mobile platform. At some point, Among Us download numbers in mobile were able to peak in the US, UK, and South Korea.

Gaming Stream Watch Times

The pandemic has also increased the amount of time people spend watching gaming content broadcasts. Up until April 2021, user engagement rates from Twitch and Discord continue to rise. In China, the watch times of game streaming platforms such as bilibili, Huya, and DouyuTV, have also gone up. The largest increase, uncoincidentally, occurred in the first half of 2020, which is when the COVID-19 pandemic started to emerge and forced people into quarantining in their homes.

 

The average time users spend watching gaming streams per month in different streaming platforms. | Source: App Annie

Viewers also become less hesitant in spending money on these platforms as they become more invested in them. Recently, there has been a steady rise in the total expenditure of Twitch and Discord users. In Q4 2020, Twitch managed to enter the list of 10 non-gaming applications with the largest total revenue. Twitch even climbed to 8th place on the list during the first quarter of 2021.

Featured Image: Unsplash. Translated by: Ananto Joyoadikusumo.

Grand Theft Auto 6 Tidak akan Dirilis Setidaknya sampai 2025

Ada kabar terbaru mengenai perkembangan judul game raksasa milik Rockstar, yakni Grand Theft Auto 6 (GTA 6). Kabar ini pertama kali diketahui dari video yang diunggah oleh Tom Henderson melalui akun YouTube miliknya.

Henderson mengatakan bahwa kita tidak dapat menikmati seri terbaru dari Grand Theft Auto dalam waktu dekat, setidaknya sampai tahun 2025. Ia menyingkapkan beberapa detail yang akan ada di GTA 6 mendatang.

Ia menyebutkan, sistem map untuk GTA 6 akan bersifat “evolving world”. Sistem ini serupa dengan sistem yang diterapkan oleh Fortnite. Map ini nantinya akan berkembang seiringnya waktu dan DLC tambahan.

Grand Theft Auto 6 direncanakan akan berlatar di kota Vice City. Bagi mereka yang telah mengikuti perkembangan GTA cukup lama, nama kota tersebut sudah tidak asing karena merupakan kota yang sama dengan latar GTA Vice City. Namun yang berbeda adalah GTA 6 akan mengambil latar kota Vice City yang modern dan kekinian.

sumber: rockstargames.com

Selain itu, GTA 6 juga akan menghadirkan kembali fitur multiple protagonists. Fitur ini diterapkan terakhir kali pada seri Grand Theft Auto 5. Pada game tersebut, pemain diberi pilihan tokoh-tokoh protagonis yang berjumlah 3 orang, yakni Michael De Santa, Trevor Phillips dan Franklin Clinton. Nantinya Rockstar akan mengenalkan hal yang baru karena salah satu tokoh protagonisnya perempuan. Tokoh ini akan menjadi tokoh utama perempuan pertama pada seri Grand Theft Auto. Ia akan dikenali sebagai seseorang yang cerdas dan handal dalam menggunakan teknologi dan peretasan.


Tom Henderson menyatakan, bahwa video yang diunggahnya itu hanya bersifat “prediksi” saja. Namun berita mengenai tahun rilis GTA 6 ini menguat, setelah rilisnya berita dari VGC dan juga telah dikonfirmasi oleh jurnalis Bloomberg, Jason Schreier, dalam selang waktu yang cukup dekat.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan waktu yang dibutuhkan Rockstar membengkak. Salah satu faktor utamanya adalah GTA 5 yang masih sangat populer dan mencetak keuntungan yang sangat besar bagi mereka setiap tahunnya. Selain itu Rockstar juga ingin mengutamakan kesehatan para pegawainya, setelah permasalahan yang terjadi pada masa lampau.

Server Apex Legends Diserang Sebagai Protes untuk Titanfall

Baru-baru ini para pemain Apex Legends banyak yang mengeluhkan bahwa mereka tidak dapat memainkan game-nya karena game-nya diretas oleh para hacker yang meninggalkan pesan “TF1 (Titanfall 1) sedang diserang, jadi begitu juga Apex” serta alamat website “SAVETITANFALL.COM”.

Pesan ini muncul menutupi tombol “Play” yang membuat para pemain Apex Legends tidak dapat bermain. Seperti yang tertulis, serangan para hacker ini merupakan bentuk protes kepada EA dan juga Respawn terhadap game Titanfall pertama.

Hal tersebut disebabkan karena game Titanfall pertama hampir tidak dapat diakses para pemainnya karena serangan para hacker. Saking parahnya, banyak pemain yang tidak dapat mengakses server game-nya sama sekali karena eksploitasi kode di dalam game-nya.

Para hacker membuat para pemain tidak dapat mengakses server karena membanjirinya dengan bot. Respawn sempat mengatakan bahwa mereka akan memperbaiki masalah server Titanfall tersebut pada bulan April lalu. Namun sayangnya hingga sekarang belum ada tindakan lanjutan.

Tampilan website Savetitanfall.com

Website SaveTitanfall dibuat beberapa bulan lalu untuk menarik perhatian para gamer kepada game Titanfall pertama. Game yang dirilis pada 2014 lalu ini memang mengenaskan karena para pemain tidak bisa memainkan game-nya sama sekali sekarang.

Laman Steam dari Titanfall yang mendapat banyak respon negatif dari para gamer

Ironisnya, EA masih menjual game ini secara digital dan bahkan memasukkannya ke dalam Steam tahun lalu. Meskipun pada akhirnya game ini mendapat penilaian negatif dari para pengguna Steam.

Sebenarnya, kejadian penyerangan ini bukanlah yang pertama kali dialami oleh Apex Legends. Awal tahun ini, Respawn juga sempat berjanji untuk menghentikan para hacker yang melakukan serangan DDoS pada server-nya yang membuat pemain tertendang keluar di tengah pertandingan.

Mengenai penyerangan ini, pihak dari Respawn kembali mengatakan bahwa mereka telah menginvestigasi hal tersebut dan sudah berhasil mengembalikan sistem matchmaking di Apex Legends setelah 5 jam perbaikan. Sayangnya tidak adak indikasi atau informasi apapun dari Respawn mengenai perbaikan terhadap game Titanfall 1 hingga berita ini dibuat.

Game Mobile The Witcher ala Pokemon Go, The Witcher: Monster Slayer, akan Segera Dirilis

Developer game terkenal, CD Projekt, akan membawa salah satu serial game story ikonik besutannya “The Witcher” ke mobile. Kabarnya, CD Projekt berkerja sama dengan developer game asal Polandia bernama Spokko untuk membuat The Witcher: Monster Slayer.

Mengadopsi gaya Augmented Reality (AR) seperti Pokemon GO dan Minecraft Earth, The Witcher: Monster Slayer dikabarkan akan rilis di Android dan iOS pada 21 Juli 2021. Game ini diumumkan pertama kali pada bulan Agustus 2020.

Namun, berbeda dengan Pokemon GO, The Witcher: Monster Slayer akan memiliki jalan cerita sendiri dan beberapa quest yang membuat pemain bertualang melawan monster-monster. Game terbaru dari seri The Witcher ini merupakan prekuel, berlatar waktu jauh sebelum Geralt dari Rivia.

“Rasakan story-driven quest yang mendorong Anda melewati pertualangan epik yang terinspirasi dari serial The Witcher, membawa Anda lebih dalam ke inti dari menjadi pemburu monster elit.” Dikutip dari laman resmi The Witcher.

Image Credit: CD Projekt

Gameplay dari The Witcher: Monster Slayer bisa dibilang mirip dengan game Pokemon GO. Bedanya, di The Witcher: Monster Slayer Anda ditugaskan menjadi pemburu monster, bukan menangkapnya. Saat melawan monster dan bertemu karakter in-game, sudut pandang akan menjadi first-person. Perkelahian dengan monster juga terinspirasi dari Role-Playing Game (RPG).

Image Credit: CD Projekt

Sebelum berkelahi, pemain harus menjelajahi lokasi sekitar mereka untuk mencari monster menggunakan Witcher senses. Ssaat menjelajah, waktu dan cuaca juga berpengaruh ke monster-monster yang akan muncul. Beberapa potion juga akan berguna saat berkelahi dengan monster. Selain itu, pemain juga dapat mengumpulkan beberapa piala. Namun, saat ini fungsi dari piala tersebut belum diungkap oleh CD Projekt.

Bagi Anda yang menggunakan ponsel Android, The Witcher: Monster Slayer telah membuka pre-registrasi di Google Play. Jika melakukan pre-registrasi, Anda akan mendapatkan pedang spesial saat game ini sudah dirilis.

Melihat gameplay dan cerita dari The Witcher: Monster Slayer sebenarnya sangat seru tetapi, mengingat pandemi CO-VID 19 yang tengah melanda seluruh dunia, game Augmented Reality merupakan hal yang kurang diminati saat ini karena sebagian besar orang tidak bisa keluar rumah. Apakah game ini bisa populer? Atau malah nasibnya seperti Minecraft Earth yang disuntik mati belum lama ini?