Hyundai Integrasikan Sensor Sidik Jari pada Tombol Start dan Handle Pintu Mobil

Tidak terasa sudah lima tahun berselang sejak Apple memperkenalkan iPhone 5S. Suka atau tidak, ponsel kecil itulah yang memperkenalkan publik kepada superioritas sensor sidik jari dibanding kata sandi, dan sekarang mayoritas konsumen sudah melihatnya sebagai fitur standar yang wajib hadir di semua smartphone.

Di luar smartphone, kita tahu bahwa teknologi pemindai sidik jari punya banyak tempat untuk dijadikan ruang implementasinya, tidak terkecuali di bidang otomotif. Adalah Hyundai yang sedang bersiap mengintegrasikan teknologi ini pada salah satu mobil andalannya, Santa Fe.

Kalau di iPhone 5S sensor sidik jarinya merangkap sebagai tombol Home, di Hyundai Santa Fe sensornya merangkap peran sebagai tombol start untuk menyalakan mesin. Namun ternyata bukan hanya di situ saja, Hyundai juga menempatkan sensor sidik jari pada handle pintu Santa Fe.

Tentu saja ini bukan tugas yang mudah. Sensor yang berada pada gagang pintu haruslah tahan terhadap perubahan cuaca, dan inilah yang selama ini selalu menjadi pertimbangan pabrikan lain yang mempunyai ide serupa.

Hyundai Santa Fe

Seperti di smartphone, sensor sidik jari di Santa Fe adalah yang termasuk tipe kapasitif. Sensornya dapat mengenali beberapa sidik jari sekaligus, sehingga keberadaannya tak akan jadi masalah buat pasangan suami-istri yang menggunakan mobil secara bergantian.

Lebih lanjut, sistem yang dirancang Hyundai justru akan menyesuaikan beragam pengaturan berdasarkan sidik jari yang dibaca oleh sensor. Pengaturannya meliputi posisi duduk dan angle spion, akan tetapi ke depannya Hyundai juga bakal menambahkan climate control serta posisi setir sebagai opsi yang diingat oleh sistem.

Kalau semuanya berjalan sesuai rencana, Hyundai Santa Fe dengan teknologi pemindai sidik jari ini akan diluncurkan buat pasar Tiongkok pada kuartal pertama tahun depan. Belum ada informasi apakah Hyundai juga bakal membawanya ke kawasan lain.

Sumber: ZDNet.

Xiaopeng Xpeng G3 Adalah Titisan Tesla Model X Asal Tiongkok Berharga Terjangkau

Di mata banyak orang, Elon Musk sering dicap sebagai sosok yang kurang menyenangkan. Kendati demikian, industri teknologi banyak berhutang kepadanya, khususnya di bidang otomotif. Salah satunya adalah ketika Tesla memutuskan untuk membuka akses atas hak paten yang dimilikinya di tahun 2014.

Sejatinya sulit menunjuk pabrikan mana saja yang memanfaatkan paten yang dipegang Tesla dalam mengembangkan mobil elektriknya. Namun beberapa justru tidak sungkan mengungkap ke publik bahwa Tesla merupakan inspirasi terbesarnya. Salah satunya adalah Xiaopeng Motors, startup asal Tiongkok yang didirikan tidak lama setelah Tesla memublikasikan hak patennya itu tadi.

Xiaopeng Xpeng G3

Empat tahun berselang, Xiaopeng akhirnya secara resmi menyingkap mobil elektrik perdananya, Xpeng G3. Dari luar, wujudnya masih tidak terlalu mirip dengan Tesla Model X meski sama-sama berjenis SUV. Namun ketika masuk ke dalamnya, kemiripannya langsung terlihat.

Mulai dari dashboard yang minimalis, layar besar berorientasi vertikal di tengah, sampai tampilan pada panel instrumen digitalnya, semuanya nyaris identik seperti buatan Tesla. Bahkan kaca depan panoramik milik Xpeng G3 juga merupakan salah satu fitur yang diunggulkan Model X.

Xiaopeng Xpeng G3

Namun kemiripannya terhenti sampai di interior. Meskipun Xiaopeng menggunakan teknologi baterai yang nyaris sama seperti Tesla, efisiensi Xpeng G3 kalah jauh dari Model X: dua varian yang ditawarkannya diestimasikan mampu menempuh jarak 351 km dan 365 km dalam satu kali charge.

Performanya juga jauh dari kata mengesankan: akselerasi 0 – 50 km/jam (bukan 100 km/jam) ditempuh dalam waktu 3,8 detik. Output daya maksimumnya mencapai angka 145 kW, sedangkan torsinya di kisaran 300 Nm.

Xiaopeng Xpeng G3

Yang agak mengejutkan, Xiaopeng rupanya tidak lupa menyematkan sederet sensor guna mewujudkan fitur-fitur kemudi otomatis pada Xpeng G3. Bukan cuma itu, sosok yang ditunjuk menjadi pimpinan divisi autonomous-nya adalah Junli Gu, mantan petinggi tim machine learning Tesla yang ikut andil dalam mengembangkan sistem Autopilot-nya.

Semua ini bisa didapat oleh konsumen Tiongkok dengan harga yang sangat terjangkau: mulai 227.800 yuan, atau sekitar Rp 480 juta, sebelum subsidi pemerintah. Ya, di Tiongkok memang ada kebijakan subsidi bagi mereka yang membeli mobil elektrik, dan setelah subsidi, harga Xpeng G3 hanya berkisar 136.000 yuan, atau ± Rp 287 juta saja.

Xiaopeng Xpeng G3

Sumber: Electrek.

Dibanderol US$ 2 Juta, Pininfarina Battista Ialah Supercar Elektrik Berkekuatan 1.900BPH

Satu dekade silam, mayoritas orang mungkin sulit membayangkan mobil elektrik bisa bersaing dengan supercar berbahan bakar bensin. Saat ini, Anda mungkin sudah mendengar soal Rimac C Two atau Audi PB18 e-tron. Dan di awal 2018, perusahaan desain yang jasanya telah lama dimanfaatkan Ferrari, Alfa Romeo dan Maserati ini sempat mengungkap rencana untuk mulai menggarap supercar  listrik.

Ketika itu, kreasi mereka diperkenalkan dengan codename PF0 (atau PF-Zero). Dan baru di penghujung tahun ini, perusahaan asal Itali tersebut mengumumkan nama resminya. PF0 nantinya akan dipasarkan sebagai Pininfarina Battista. Namanya terinpsirasi dari sang pendiri, Battista Farina. Pininfarina Battista sendiri bukanlah kendaraan biasa. Ia didesain untuk menjadi mobil elektrik berspesifikasi super buat menantang Bugatti Chiron.

Proyek ini diujungtombaki oleh cucu sang founder, Paolo. Ia mencoba meneruskan ambisi kakeknya yang belum terwujud untuk memproduksi mobilnya sendiri. Kini, Automobili Pininfarina punya visi agar Battista mampu memecahkan rekor dunia, memberikan penggendara beragam inovasi teknologi, serta mengusung desain elegan. Berbicara soal penampilan, perusahaan masih belum mau menyingkapnya secara terang-terangan. Garis besar wujudnya cuma ditampilkan berupa siluet.

Pininfarina Battista 1

Pininfarina Battista dipersenjatai mesin berkekuatan 1.900-break horse power dengan torsi 2305-newton meter, dihasilkan oleh setup quad-motor buatan Rimac. Supercar ini mampu menyentuh 100-kilometer per jam dalam waktu kurang dari dua detik serta memperkenankan Anda melesat di kecepatan maksimal 402km per jam. Kemudian, baterai di dalam diperkirakan mampu membawanya berjelajah sejauh 482-kilometer tanpa menghasilkan emisi karbon.

Produsen menggarapnya sebagai ‘hypercar mewah bermesin elektrik sejati pertama di dunia’. Bagian eksteriornya dibuat dari bahan serat karbon, dan bulan lalu Paolo sempat menjelaskan pada Top Gear bahwa dalam merancang mobil, kakeknya mengambil inspirasi dari objek-objek alam yang terekspos angin – misalnya tumpukan salju di jalanan, pegunungan, serta bentuk es. Konsep desain inilah yang Pininfarina terapkan di Battista.

Tapi ada kabar yang kurang menggembirakan terkait Pininfarina Battista:  supercar ini dibanderol di harga yang tidak murah dan diproduksi secara terbatas. Automobili Pininfarina punya agenda buat mulai memasarkan Battista di tahun 2020 dengan kisaran harga antara US$ 2 sampai US$ 2,5 juta.

Namun perlu diketahui bahwa bahkan jika modal mencukupi, Anda kemungkin harus berebut dengan peminat lain karena Pininfarina hanya memproduksinya sebanyak 150 unit buat dibagi ke tiga wilayah: 50 untuk Amerika, 50 buat Eropa, dan sisanya dibawa ke Asia.

Pininfarina Battista akan dipamerkan di Geneva International Motor Show 2019 pada bulan Maret mendatang.

Sumber: PR Newswire.

Tak Mau Kalah dari Jaguar, Aston Martin Pamerkan Mobil Klasik Bermesin Listrik

Masih ingat dengan Jaguar E-type Zero, mobil klasik tapi yang murni bermesin listrik? Mobil itu bakal diproduksi mulai 2020, dan di tahun yang sama, ia bakal kedatangan rival yang sepadan, yakni 1970 Aston Martin DB6 Volante versi elektrik.

Bukan, ini bukan karya iseng seorang kolektor mobil klasik, melainkan eksekusi dari Aston Martin sendiri. Sama seperti E-type Zero, tampilan luarnya sama sekali tidak diubah, akan tetapi di balik kap mesinnya bernaung sebuah motor listrik yang spesifikasinya masih dirahasiakan.

1970 Aston Martin DB6 Volante versi elektrik

Aston Martin menyebut motor listrik ini sebagai tipe “kaset” karena dapat dengan mudah dipasangkan ke jantung mobil Aston Martin yang sudah ada, lalu dilepas dan diganti kembali dengan mesin aslinya jika mau. Satu-satunya indikasi bahwa ia merupakan mobil elektrik adalah ketika ia sedang diparkir dan diisi ulang baterainya.

Yang membedakannya dari E-type Zero adalah di bagian interior. Di sini Aston Martin lagi-lagi tidak mengubah apapun kecuali menyematkan layar kecil yang berfungsi untuk menampilkan beragam indikator seputar mesin listriknya. E-type Zero di sisi lain mengemas kabin yang terasa modern berkat layar sentuh besar di tengah dashboard-nya.

1970 Aston Martin DB6 Volante versi elektrik

Seperti yang saya bilang, mobil ini baru akan mengaspal di tahun 2020, sebab Aston Martin baru berencana memulai proses konversinya tahun depan. Akhir tahun depan juga bakal menjadi momen penyingkapan mobil elektrik perdana Aston Martin, Rapide E, sehingga wajar apabila mobil klasik tapi elektrik ini baru akan menyusul di tahun berikutnya.

Sumber: Autoblog.

Waymo Umumkan Layanan Taksi Online Tanpa Sopir, Waymo One

Sudah bukan rahasia apabila banyak sopir taksi dan ojek di tanah air yang merasa terancam dengan adanya layanan seperti GO-JEK atau Grab. Namun seandainya mereka memutuskan untuk ikut menjadi mitra pengemudi kedua perusahaan tersebut, apakah profesi mereka otomatis jadi terbebas dari ancaman?

Untuk sekarang mungkin jawabannya iya, tapi kita tidak boleh lupa bahwa di luar sana ada banyak pihak yang mati-matian mewujudkan armada taksi tanpa sopir. Salah satunya Waymo, anak perusahaan Alphabet yang sejak April tahun lalu sudah mengerahkan ratusan mobil tanpa sopir di jalanan kota Phoenix, Arizona.

Tidak lama lagi, program tersebut akan ‘lulus’ dan berevolusi menjadi layanan taksi online bernama Waymo One. Layanan ini sebenarnya masih bersifat uji coba, sebab masih ada satu karyawan Waymo yang mengawasi di balik setir setiap mobil. Yang bakal menjadi konsumen pun juga orang-orang yang sebelumnya sempat berpartisipasi dalam program Waymo.

Waymo One

Yang berbeda, mereka sekarang bebas membagikan kesan-kesannya menggunakan layanan ini kepada publik. Mereka juga dipersilakan mengajak rekan atau anggota keluarganya yang sebelumnya tidak termasuk sebagai partisipan program Waymo. Lalu kalau sebelumnya mereka cuma diminta umpan balik, sekarang mereka diharuskan membayar tarif yang tertera pada aplikasi.

Aplikasi? Ya, cara memesannya tidak berbeda dari layanan taksi online yang kita kenal selama ini. Yang menarik, selagi dalam perjalanan, konsumen bisa melihat visualisasi pergerakan mobil beserta kondisi di sekitarnya pada aplikasi maupun layar tablet yang terpasang di kabin mobil.

Waymo One

Seperti yang saya bilang, untuk sekarang kesannya terlalu prematur menganggap layanan seperti Waymo One ini sebagai ancaman terhadap layanan taksi online konvensional. Regulasi setempat akan selalu menjadi penghalang terbesar, dan ini bukan tantangan yang mudah dilalui meskipun teknologi kemudi otomatis sudah bisa dibilang benar-benar matang.

Terlepas dari itu, Waymo One sejatinya bisa menjadi indikasi bahwa di masa yang akan datang, angkutan umum bakal sepenuhnya mengandalkan tenaga kerja robot (AI). Sekarang saja saya sudah berani menyebut Uber dan Grab sebagai layanan taksi online “konvensional” dengan hadirnya Waymo One.

Sumber: 1, 2, 3.

Google Sempurnakan Fungsi Pemutar Musik dan Messaging Milik Android Auto

Google baru saja merilis update untuk Android Auto. Pembaruannya terbilang minor dan lebih banyak mengarah ke penyempurnaan user interface, namun tetap bisa membantu Android Auto menjalankan perannya secara lebih efektif.

Perubahan UI yang paling kelihatan terdapat pada tampilan pemutar musiknya. Layout barunya tampak jauh lebih rapi dan album art-nya lebih besar, dimaksudkan supaya pengemudi bisa lebih mudah dan cepat memilih musik yang bakal menemaninya selama perjalanan.

Fungsi voice search juga ikut disempurnakan. Kalau sebelumnya Assistant bakal langsung memutar lagu sesuai instruksi, sekarang ia bakal menampilkan hasil pencariannya lebih dulu. Ini jauh lebih efektif daripada Assistant memutar lagunya secara langsung, tapi ternyata salah karena ia kurang bisa menangkap maksud dari pengguna, khususnya untuk nama band yang sulit diucapkan.

Android Auto messaging preview

Beralih ke fungsi messaging, Android Auto kini dapat menampilkan preview pendek dari pesan yang masuk, tapi hanya ketika kendaraan berhenti saja. Fitur ini sifatnya opsional, dan harus diaktifkan terlebih dulu melalui menu pengaturan Android Auto supaya tidak ada pesan sensitif yang tidak sengaja terbaca oleh seluruh penumpang dalam mobil.

Fitur ini untuk sementara juga baru terbatas pada tiga aplikasi saja: aplikasi SMS bawaan Android, Hangouts dan WhatsApp. Di samping SMS, fungsi messaging pada Android Auto kini juga mencakup format lain seperti MMS maupun RCS (rich communication services).

Sumber: Google.

Usai SUV Elektrik, Audi Ungkap Sedan Elektrik e-tron GT

Audi sudah resmi memasuki segmen mobil elektrik lewat SUV bernama e-tron yang disingkap pada bulan September lalu. Sekarang saatnya bagi rival BMW dan Mercedes-Benz itu untuk memperluas portofolio mobil bermesin listriknya, dan Audi sendiri rupanya tidak mau berlama-lama.

Di event LA Auto Show, mereka baru saja mengungkap e-tron GT, sedan empat pintu yang berpotensi menjadi penantang kuat Tesla Model S. Karakter desainnya mirip e-tron SUV, terutama dengan lampu belakang yang memanjang dari ujung ke ujung. Namun harus diakui wajahnya jauh lebih sangar, dan ini kontras dengan perannya sebagai sedan empat penumpang.

Audi e-tron GT

Di balik tampang yang gahar itu, tersimpan spesifikasi yang juga ganas. Pada kenyataannya, Audi e-tron GT mengusung dapur pacu yang sama dengan Porsche Taycan karena memang masih satu grup di bawah Volkswagen. Sepasang motor listrik yang terbenam sanggup menghasilkan output daya sebesar 434 kW, atau setara 590 horsepower.

Dipadukan dengan penggerak empat roda, 0 – 100 km/jam dapat ia tempuh dalam waktu 3,5 detik saja. Untuk top speed, Audi membatasinya di angka 240 km/jam. Performa kencang ini turut dibarengi efisiensi yang mengesankan; berbekal baterai berkapasitas 95 kWh (sama seperti e-tron SUV), ia mampu menempuh jarak 400 km dalam satu kali pengisian.

Audi e-tron GT

Proses charging-nya pun tidak harus memakan waktu yang lama, sebab lagi-lagi e-tron GT meminjam salah satu keunggulan Porsche Taycan, yakni kapasitas charging 150 kW, sehingga 30 menit saja sudah cukup untuk mengisi 80% isi baterainya.

Terkait kecanggihan interiornya, kabin e-tron SUV sejatinya sudah bisa menjadi jaminan bahwa e-tron GT juga demikian. Meski begitu, aura balap masih terasa cukup kental pada e-tron GT, seperti yang bisa dilihat dari bentuk lingkar kemudinya.

Audi e-tron GT

Namun tidak seperti e-tron SUV, e-tron GT untuk sementara masih berstatus konsep. Audi baru akan menggarap versi produksinya pada akhir tahun 2020 nanti, dan pemasarannya pun baru bisa dilangsungkan pada awal 2021.

Sumber: Electrek.

Pickup Elektrik Rivian R1T Usung Spesifikasi Mengesankan Tanpa Melupakan Utilitas

Yang namanya mesin bertenaga listrik semestinya bisa disematkan pada jenis kendaraan apapun. Tidak percaya? Lihat saja Tesla Semi, truk elektrik yang diklaim lebih aerodinamis ketimbang mobil sport. Namun truk jelas bukan untuk konsumsi umum terlepas dari utilitasnya. Yang lebih cocok adalah mobil pickup.

Untuk segmen ini, kita harus beralih dari Tesla ke perusahaan lain bernama Rivian Automotive. Selama nyaris satu dekade, perusahaan yang didirikan oleh seorang lulusan MIT ini bekerja tanpa terekspos publik, sampai akhirnya mereka membeli bekas pabrik Mitsubishi tahun lalu.

Rivian R1T

Jutaan dolar telah mereka investasikan guna menyulap pabrik tersebut menjadi fasilitas produksi yang mumpuni ke depannya, dan sekarang mereka sudah siap memperkenalkan mobil pertama yang akan mereka garap: Rivian R1T, sebuah pickup berporos gagah yang murni mengandalkan energi listrik.

Sebagai sebuah pickup, R1T siap mengangkut lima orang dengan mudah, memboyong kargo hingga seberat 800 kg, atau menarik trailer dengan bobot sampai 5 ton. Klaim tersebut turut dibarengi dengan spesifikasi yang sangat mumpuni, terutama untuk sebuah pickup bermesin listrik.

Rivian R1T

Rivian menyematkan satu motor elektrik pada tiap roda R1T, masing-masing dengan output daya 147 kW. Semburan tenaga totalnya berkisar antara 300 – 562 kW (tergantung input ke gearbox), dan torsi maksimumnya mencapai angka 1.120 Nm. Semua itu cukup untuk membawanya melaju dengan kecepatan maksimum 200 km/jam, serta berakselerasi 0 – 100 km/jam dalam 3 detik saja.

Baterainya ditempatkan pada posisi yang sama seperti buatan Tesla maupun mayoritas mobil elektrik lain, yakni di bagian dasar mobil. Namun berhubung pickup ini panjangnya mencapai nyaris 5,5 meter, kapasitas baterai yang dapat diusungnya pun sangat besar.

Rivian R1T

Ada tiga varian yang bakal Rivian tawarkan: 105 kWh, 135 kWh, dan 180 kWh, masing-masing dengan estimasi jarak tempuh hingga 370+ km, 480+ km, dan 640+ km. Baterai ini mendukung fast charging berdaya 160 kW, sedangkan charger bawaannya sendiri punya daya 11 kW.

Selain spesifikasi yang mengesankan, R1T juga kaya fitur. Perpaduan radar, lidar, sensor ultrasonik dan GPS memungkinkan sistem kemudi otomatis Level 3 di jalan tol. Level 3 berarti pengemudi dipersilakan melepas tangannya dari setir dan tidak menatap ke jalanan selagi mobil berjalan dengan sendirinya.

Rivian R1T

Aspek utilitas pun tidak Rivian lupakan. Tepat di antara pintu belakang dan roda belakang R1T, ada sebuah kolong tersembunyi yang memanjang dari sisi kiri ke kanan mobil, cukup untuk menyimpan beragam barang seperti stroller, tas golf dan lain sebagainya, dengan volume total 350 liter.

Kolong ini juga dapat difungsikan sebagai pijakan ketika menaikkan barang ke bak R1T, atau saat pengguna hendak menali sepatunya. Baknya sendiri cukup panjang di angka 1,4 meter, dan di bawahnya masih ada kolong ekstra untuk menyimpan ban cadangan. Di bawah kap mesinnya, berhubung ini mobil elektrik, masih ada bagasi dengan kapasitas 330 liter.

Rivian R1T

Realisasi mobil ini masih cukup lama. Rivian berencana memasarkannya pada akhir 2020, dan yang akan hadir pertama kali adalah varian termahalnya dengan kapasitas baterai 180 kWh dan 135 kWh. Banderolnya sendiri dipatok $69.000 untuk varian termurahnya (105 kWh).

Sumber: Electrek.

Serunya Berkendara Pintar Bersama Chevrolet Trax

Pasar otomotif di Indonesia mungkin dipenuhi oleh produk-produk Jepang, namun di tengah naiknya kepopuleran SUV, nama Chevrolet semakin dilirik konsumen. Chevrolet merupakan salah satu brand yang paling cepat merangkul teknologi, termasuk mengadopsi drivetrain elektrik baik untuk mobil kota maupun balap, serta menyediakan fitur-fitur yang tidak terpikirkan sebelumnya.

Di kelas sport utility vehicle, brand punya General Motors Company ini mengandalkan Trailblazer dan Trax. Trailblazer adalah SUV berukuran sedang sedangkan Trax merupakan versi compact-nya. Kendaraan-kendaraan ini punya spesifikasi yang canggih, namun bukan cuma aspek itu saja yang Chevrolet tawarkan. Di tanggal 22 November kemarin, GM Indonesia mengundang sejumlah media untuk merasakan langsung pengalaman berkendara bersama Trax dalam Trax Fun Drive.

Diproduksi sejak tahun 2013, Chevrolet Trax ialah SUV subcompact crossover, dibangun berdasarkan platform GM Gamma II. Trax masuk di Indonesia pada akhir 2015, dan memperoleh facelift yang terinspirasi dari Chevrolet Corvette di tahun 2017, membuat penampilannya lebih sporty sekaligus futuristis. Oh, dan jangan biarkan istilah ‘subcompact‘ mengecoh persepsi Anda. Trax mempunyai bagian interior lapang dengan empat kursi penumpang (tiga jika hand rest diturunkan).

Trax 8

Chevrolet menjelaskan bagaimana mereka merancang Trax dengan visibilitas khas SUV, namun tetap lincah dan ramping untuk jalanan perkotaan. Versi LTZ yang saya kendarai kemarin turut dibekali sunroof, sangat ideal jika Anda ingin menikmati udara sejuk pedesaan, dapat dibuka cukup dengan menekan satu tombol. Terdapat pula cover sliding sebagai pelindung dari teriknya sinar matahari.

Trax 11

Untuk orang yang sehari-hari mengendarai mobil manual buatan Jepang, ada proses adaptasi yang saya lalui ketika berkenalan dengan Trax. Awalnya, tuas lampu sein dan wiper sering tertukar. Kemudian segala tombol, switch dan kenop di sana terasa sedikit mengintimidasi, tapi sensasi ini segera hilang begitu saya mulai memahami fungsi-fungsinya. Jangan cemas, cukup berbekal pengetahuan dasar dalam mengemudi, Trax tetap bisa dioperasikan secara optimal.

Trax 3

 

Bermacam-macam fitur otomatis

Dalam menyempurnakan pengalaman berkendara, ada sejumlah fitur otomatis yang GM bubuhkan di SUV ini. Chevrolet Trax menyajikan transmisi otomatis 6-percepatannya dengan opsi mode manual, dan memulai perjalanan menjadi begitu mudah berkat teknologi PEPS (Passive Entry, Passive Star) yang memperkenankan pengemudi menyalakan kendaraan tanpa perlu mengeluarkan kunci mobil.

Trax 5

Kita juga tidak akan lagi lupa menyalakan lampu dengan memilih mode pencahayaan pintar. Bisa diatur melalui kenop, sistem memungkinkan lampu menyala otomatis berdasarkan gelap terangnya keadaan di sekitar kendaraan. Misalnya, lampu depan segera menyala ketika kita berada di dalam parkiran bawah tanah atau sewaktu mobil melewati terowongan.

Trax 14

Silakan tengok ke cermin spion tengah, dan Anda akan melihat area kecil berwarna hitam di sana. Setelah mencari tahu lebih jauh, bagian ini ternyata adalah sensor untuk fitur auto dimming. Fitur ini berfungsi meredupkan/menggelapkan spion ketika ada sinar berintensitas tinggi menyorot dari arah belakang, sehingga mata Anda tidak silau sembari mencegah pecahnya konsentrasi.

Trax 13

Fungsi cruise control bisa Anda temukan di area kiri setir. Ketika diaktifkan, lampu indikator akan menyala hijau, dan Trax tetap melaju di kecepatan yang sudah ditentukan tanpa mengharuskan kita menekan pedal gas. Via switch di sebelahnya, Anda bisa menaikkan ataupun menurunkan laju mobil. Selanjutnya, Anda dipersilakan mengistirahatkan kaki (cruise control dapat digunakan pula buat menghemat konsumsi bahan bakar).

Trax 12

Saya menemukan banyak hal kecil yang membuat semuanya terasa intuitif. Contoh kecilnya, kunci pintu akan segera terbuka begitu persneling berada di posisi P (parking) atau mengunci sendiri ketika sedang bergerak di D. Lalu dalam kondisi terkunci, penumpang tetap dapat membuka pintu. Fungsi ini dimaksudkan sebagai fitur keselamatan, seandainya mobil mengalami kecelakaan dan tidak memungkinkan bagi pengemudi buat membuka kunci.

Trax 7

 

Chevrolet MyLink

Chevrolet menyediakan sebuah layar LED 7-inci di tengah dashboard untuk mengakses segala fitur di Trax. Komponen ini didukung oleh MyLink yang berfungsi menyambungkan perangkat iOS ke panel secara langsung, tanpa perlu instalasi software apapun. Dengannya, Anda dapat membuka sejumlah aplikasi, contohnya app navigasi seperti Google Maps atau Waze dan menampilkan peta di layar, menikmati lagu via Spotify, menjawab panggilan telepon, hingga membalas chat WhatsApp.

Trax 16

Tunggu dulu, bukankah mengirim dan menerima pesan saat mengemudi itu berbahaya? Betul, itu sebabnya Chevrolet membekali Trax bersama kompatibilitas perintah suara. Sistem dapat mengubah suara (berbahasa Inggris) menjadi teks. Anda juga tak perlu repot-repot menjulurkan tangan ke layar, karena fungsi-fungsi yang berkaitan dengan komunikasi dan suara dapat diatur dari tombol-tombol di kanan setir.

Trax 1

 

Interior dan pengalaman berkendara

Chevrolet Trax menyuguhkan interior yang luas, mungkin sedikit lebar bagi tubuh kurus saya. Jok kulitnya nyaman dan mengikuti kontur punggung dengan sempurna. Hal lain yang saya sukai ialah ergonomisnya bagian setir. Lekukan-lekukan di sana secara tak langsung meminta saya untuk menempatkan jari dan tangan di celah tertentu. Buat saya, ukuran stir juga sangat pas, bahkan sensasi mengemudinya seperti menggunakan small hatchback.

Trax 6

Selama mengendarainya (sesi uji kemarin dilangsungkan dari kota Jakarta sampai Bogor), saya menyadari bagaimana Trax memberikan sudut penglihatan yang luas, kemudian kehadiran kamera di belakang sangat menyederhanakan proses parkir.

Trax 15

Menariknya lagi, Chevrolet memikirkan banyak hal kecil yang membuat segalanya lebih mudah. Pertama, kursi dapat diratakan, memastikan ruang kargonya maksimal dan bongkar muat barang jadi lebih gampang. Kemudian di bagian tengah, Trax menyediakan power plug 230V. Itu artinya, Anda tetap bisa mengisi ulang baterai laptop ketika berkendara, atau bahkan memanggang roti menggunakan oven listrik (tidak dianjurkan).

Trax 2

Chevrolet tak lupa melengkapi Trax dengan peredam suara di bagian pintu, jendela samping dan kaca depan, sehingga bunyi-bunyi bising di luar dapat terblokir secara efektif. Obrolan serta musik sama sekali tidak terganggu walaupun kita sedang terjebak macet di tengah kota ataupun lagi melaju di kecepatan tinggi. Saya sempat melesat di 140km/jam lebih, tapi suara gemuruh angin sama sekali tidak terdengar.

Trax 4

 

Siap menjelajahi dalam dan luar kota

Chevrolet menjelaskan bahwa Trax mereka rancang sebagai ‘pendamping terbaik dalam menjelajah rimba perkotaan’, ditunjang oleh desain stylish dan tubuh ramping serta kehadiran integrasi perangkat pintar. Meski demikian, saya pribadi tidak akan ragu menggunakannya untuk berkendara jauh ke luar kota karena segala fitur di sana membuat pengalaman mengemudi jadi lebih sederhana dan santai.

Trax 10

Range Rover Evoque Generasi Baru Disingkap, Lebih Manis, Lebih Lega dan Lebih Canggih Teknologinya

Nama Land Rover mungkin akan selalu diasosiasikan dengan mobil berbentuk kaku yang jago melahap segala medan. Namun sejak kehadiran Range Rover Evoque pertama kali di tahun 2011, pabrikan asal Inggris itu membuktikan bahwa mereka juga mampu merancang mobil berpenampilan seksi yang cocok untuk area perkotaan, selagi di saat yang sama masih sanggup diajak ber-offroad ria.

Tujuh tahun dan setelah beberapa varian facelift kemudian, generasi kedua Evoque akhirnya disingkap. Bentukannya masih mirip, akan tetapi dengan polesan di beberapa bagian, dan sejumlah inspirasi yang diambil dari kakaknya yang berukuran sedikit lebih besar, yakni Range Rover Velar.

Range Rover Evoque 2020

Berhubung bodinya sedikit memanjang, kabin Evoque 2020 terkesan lebih lega, terutama di area penumpang belakang dan bagasinya. Balutan material-material mewah masih menjadi sorotan ketika memasuki interiornya, dan yang unik adalah bagaimana Land Rover sukses menyulap plastik daur ulang menjadi lapisan suede yang premium.

Range Rover Evoque 2020

Melengkapi interior mewah tersebut adalah seabrek teknologi modern yang bisa memenuhi ekspektasi konsumen di tahun 2018 dan seterusnya. Sepasang layar sentuh 10 inci menjadi pusat kendali sistem infotainment-nya, dan Land Rover tak lupa menyematkan dukungan Apple CarPlay sekaligus Android Auto.

Range Rover Evoque 2020

Juga unik adalah ClearSight Rear View Mirror, yang pada dasarnya merupakan kombinasi spion tengah sekaligus kamera pada belakang mobil. Jadi ketika bangku belakang penuh penumpang, pengemudi tinggal mengganti tampilan spion dengan kamera, dan visibilitas ke belakang pun jadi bebas dari kepala penumpang ataupun bagasi yang terlampau penuh.

Range Rover Evoque 2020

Lebih lanjut, ada pula ClearSight Ground View, dan ini bukan sembarang kamera pada moncong mobil seperti pada umumnya. Tampilan yang dihasilkan kelihatan seperti menembus dari dalam kap mesin, dan sudut pandangnya pun cukup luas di angka 180°. Hasilnya, visibilitas ke depan jadi lebih menyeluruh, meliputi bagian dasar sekaligus.

Range Rover Evoque 2020

Urusan performa, untuk pertama kalinya lini Evoque bakal kebagian varian bermesin hybrid. Perpaduan mesin bensin dan motor elektrik ini sanggup menggelontorkan daya sebesar 296 hp dan torsi 400 Nm. Sayangnya Land Rover masih bungkam soal akselerasi maupun estimasi konsumsi bahan bakarnya.

Terlepas dari itu, kehadiran motor elektrik dan baterai ini semestinya dapat membantu menggenjot performa ketika berakselerasi. Ketika berada di jalanan macet dan mobil melaju kurang dari 17 km/jam, motor elektriknya juga bisa mengambil alih kinerja mesin bensin sepenuhnya, sehingga jarak tempuhnya bisa ditingkatkan lebih lagi.

Range Rover Evoque 2020

Terkait offroad, tentunya kita sudah tidak perlu meragukan apapun yang mengusung logo Land Rover pada tubuhnya. Mobil ini baru akan dipasarkan tahun depan. Harganya masih belum diketahui, tapi seharusnya Evoque 2020 bakal selalu menjadi “Land Rover termurah” seperti generasi pertamanya.

Sumber: SlashGear.