Kenapa Harga Smartphone Nokia Mahal? Seperti Ini Penjelasan dari HMD Global

Jauh sebelum iPhone dan smartphone Android eksis, toko ponsel sudah banyak bertebaran di kota-kota di Indonesia. Bagi yang pernah merasakan mampir ke toko ponsel di awal-awal tahun 2000-an, Anda pasti ingat bagaimana Nokia begitu mendominasi, dengan seabrek model dari yang harganya relatif terjangkau sampai yang hanya bisa dibeli oleh kaum 1%.

Kondisinya sekarang tentu sudah berubah drastis. Nokia bukan lagi merek yang paling diincar oleh konsumen, dan tidak semua toko smartphone menjual produk-produk bikinan perusahaan asal Finlandia tersebut. Pihak yang tadinya sangat dominan kini harus bersaing ketat dengan sederet produsen lain dalam pasar yang demikian progresif.

Tugas berat inilah yang diemban oleh HMD Global, perusahaan asal Finlandia yang sejak Desember 2016 memegang lisensi eksklusif atas brand ponsel Nokia. Baru-baru ini, saya berkesempatan berbincang-bincang dengan Karel Holub, General Manager HMD Global untuk kawasan Indonesia, mengenai perkembangan terkini brand Nokia di pasar smartphone tanah air.

Saya membuka pembicaraan dengan menanyakan mengenai Nokia 5.4, smartphone terbaru yang HMD luncurkan pada bulan Maret lalu. Dibandingkan sejumlah smartphone lain yang dijual di kisaran harga tiga jutaan rupiah, spesifikasi Nokia 5.4 memang bukan yang terbaik. Pada kenyataannya, saya tidak akan heran apabila sebagian dari Anda menganggap harganya kemahalan usai meninjau spesifikasinya secara menyeluruh.

Lalu kenapa bisa begitu? Apa alasan HMD mematok harga yang lebih tinggi dibanding kompetitornya? Terkait hal ini, Karel punya beberapa jawaban. Yang pertama adalah perihal build quality, di mana HMD pada dasarnya ingin meneruskan legasi ponsel Nokia yang dikenal tahan banting.

Kedua, HMD tidak lupa mengedepankan aspek longevity. Hampir semua smartphone Nokia, termasuk halnya Nokia 5.4, dipastikan bakal menerima update sistem operasi sampai dua tahun setelah peluncurannya, yang berarti perangkat bakal punya kesempatan untuk menjalankan hingga dua versi Android berikutnya. Tidak kalah penting adalah janji HMD untuk menghadirkan security update secara rutin setiap bulannya sampai tiga tahun.

Keamanan data dan umur panjang perangkat jadi prioritas

Data center Google Cloud di kota Hamina, Finlandia / Sumber gambar: Google

Bicara soal keamanan, Karel lanjut menjelaskan mengenai General Data Protection Regulation, atau biasa disingkat GDPR. Ini merupakan kebijakan privasi data baru yang ditetapkan di kawasan Uni Eropa sejak tahun 2018, yang dipercaya mampu memberikan proteksi yang lebih akuntabel terhadap data konsumen.

Lalu bagaimana ceritanya ponsel Nokia yang dijual di Indonesia bisa ter-cover oleh kebijakan yang dimaksudkan untuk negara-negara Eropa tersebut? Jawabannya adalah karena HMD telah bekerja sama dengan Google untuk membangun data center Google Cloud di Finlandia, sehingga data-data yang disimpan ke cloud oleh smartphone Nokia dipastikan bakal mendekam di Finlandia, yang pada akhirnya berada di bawah perlindungan GDPR.

Ini berbeda dari biasanya, di mana konsumen umumnya tidak punya kontrol atas lokasi data center yang Google pakai untuk menyimpan data. “Nokia adalah satu-satunya brand yang dapat menjamin bahwa data Anda tidak akan dijual ke pengiklan demi memperoleh pemasukan yang tinggi, dan Anda juga tidak akan ditarget berdasarkan pola penggunaan Anda,” jelas Karel mengenai signifikansi GDPR buat para pengguna smartphone Nokia.

Yang jadi pertanyaan berikutnya adalah, apakah alasan-alasan ini pada akhirnya dapat menjustifikasi harga smartphone Nokia yang lebih mahal ketimbang penawaran kompetitor? Karel percaya demikian, sebab spesifikasi bukanlah segalanya. Karel juga sempat menyinggung soal studi yang dilakukan Hootsuite tahun lalu, yang menunjukkan bahwa 56% konsumen sebenarnya peduli terhadap topik privasi.

Menurut Karel, ia sebenarnya cukup sering mendengar komentar bahwa produk-produk Nokia terlalu mahal, dan konsumen sebenarnya bisa membeli ponsel lain dengan spesifikasi yang serupa di harga yang lebih murah. Namun di mata Karel, jika konsumen memutuskan untuk membeli ponsel tersebut, maka mereka pada dasarnya hanya akan mendapat satu versi Android saja, serta proteksi data yang ala kadarnya.

Seperti yang kita tahu, perkara update sistem operasi ini memang sudah menjadi problem umum yang dijumpai oleh pengguna smartphone Android. Tidak jarang, smartphone di kelas menengah ke bawah hanya akan menerima update selama beberapa bulan saja pasca pembelian. Lalu ketika Google merilis Android versi baru di tahun berikutnya, update dari masing-masing pabrikan datang sangat terlambat, atau bahkan tidak datang sama sekali.

HMD paham betul bahwa kepercayaan konsumen merupakan nilai utama yang selalu dipegang oleh Nokia sejak lama, dan itulah yang ingin terus mereka pertahankan sekarang dan ke depannya. Pun begitu, kita memang tidak boleh lupa dengan yang namanya user error, dan bagaimana data konsumen sebenarnya bisa dicuri akibat kesalahan sendiri. Namun apabila konsumen bisa menjaganya dengan baik, maka HMD juga akan memastikan perlindungan yang maksimal terhadap data-data mereka.

Terlepas dari semua itu, Karel tidak menepis fakta bahwa spesifikasi perangkat tetap merupakan parameter yang krusial. Menurutnya, spesifikasi yang mumpuni juga punya peran dalam memperpanjang umur perangkat. Tanpa spesifikasi yang baik, perangkat mungkin bakal kesulitan mempertahankan relevansinya dalam jangka panjang, dan pada akhirnya rentetan update sistem operasi yang dijanjikan tadi pun bakal terkesan sia-sia.

Strategi ala enterprise untuk segmen consumer

Karel Holub, General Manager HMD Global untuk Indonesia / HMD Global

Menariknya, pembicaraan panjang lebar soal keamanan data dan umur panjang perangkat ini sebenarnya mengacu pada smartphone yang duduk di kelas menengah ke bawah. Kalau yang dibahas adalah smartphone high-end, maka komitmen perusahaan terkait keamanan dan longevity seperti itu mungkin bakal terdengar wajar. Itulah mengapa Karel sangat bangga dengan fakta bahwa Nokia adalah satu-satunya brand yang berani menawarkan proposisi tersebut di harga tiga jutaan rupiah ke bawah.

Menurut Karel, tidak jarang pabrikan lain hanya menekankan perkara proteksi data dan update yang berkelanjutan pada produk-produk yang duduk di kelas high-end saja, sehingga pada akhirnya tidak bisa menjangkau mayoritas konsumennya.

Cara berjualan yang diterapkan HMD ini sebenarnya sangat cocok untuk segmen enterprise. Karel sadar betul akan hal itu, dan ia juga dengan percaya diri mengklaim bahwa Nokia punya penawaran terbaik untuk kalangan enterprise di Indonesia sejauh ini. Antusiasme tersebut bukan tanpa bukti; salah satu klien enterprise terbesar HMD untuk pasar Indonesia saat ini adalah Blue Bird.

Yang mungkin masih belum terbukti adalah seberapa efektif strategi tersebut di pasar consumer smartphone secara luas. Saya pribadi bisa membayangkan betapa sulitnya mempromosikan soal privasi dan perlindungan data ke konsumen Indonesia di saat negaranya sendiri malah terkesan kurang peduli terhadap keamanan data rakyatnya. Semoga saja dengan adanya kasus tersebut, publik bisa semakin melek terhadap topik privasi dan keamanan data.

5G dan komitmen HMD ke depannya

Nokia X20, salah satu smartphone 5G terbaru Nokia yang dipersenjatai Snapdragon 480 / HMD Global

Sesi wawancara singkat dengan seorang petinggi perusahaan smartphone tentu tidak akan lengkap tanpa perbincangan seputar 5G. Meski memang masih jauh dari kata mainstream, teknologi jaringan generasi kelima itu pada akhirnya sudah tersedia secara resmi di Indonesia, dan ini sudah pasti menjadi menjadi lampu hijau bagi produsen untuk menghadirkan smartphone 5G di pasar tanah air.

HMD pun juga demikian. Saat ini sebenarnya sudah ada beberapa smartphone 5G dari Nokia, seperti misalnya Nokia 8.3 5G, Nokia X10, maupun Nokia X20, tapi belum ada satu pun yang masuk ke Indonesia secara resmi. Seandainya komersialisasi 5G di Indonesia sudah dimulai sejak tahun lalu, kita mungkin sudah bisa membeli Nokia 8.3 5G secara resmi. Sayang kenyataannya tidak demikian.

Meski begitu, Karel menjelaskan bahwa HMD sudah punya rencana untuk mendatangkan smartphone 5G ke Indonesia secepat mungkin. Kemungkinan adalah Nokia X Series tadi, yang spesifikasinya mencakup chipset Snapdragon 480, salah satu chipset yang paling banyak dibicarakan belakangan ini berkat performa dan efisiensinya yang sangat baik, serta tentu saja kompatibilitas dengan jaringan 5G di kelas harga yang relatif terjangkau.

HMD mengakui bahwa mereka masih punya banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Brand Nokia memang sudah ada di Indonesia selama 25 tahun, akan tetapi posisi HMD di kancah smartphone masih bisa digolongkan sebagai startup, dengan umur tim yang masih sangat muda. Bukan sembarang startup memang, melainkan yang sudah berstatus unicorn.

Kalau menurut Karel sendiri, tujuan akhir yang hendak dicapai oleh HMD di Indonesia adalah supaya konsumen bisa mampir ke toko smartphone apapun, lalu membeli smartphone Nokia dengan mudah. Kurang lebih sama mudahnya seperti belasan tahun lalu ketika ponsel Nokia masih dijual di mana-mana pada masa kejayaannya. Bukan tugas yang gampang memang, apalagi mengingat jumlah pesaingnya jauh lebih banyak daripada dulu.

Di saat yang sama, HMD juga tidak mau mengesampingkan aspek-aspek penunjang lainnya, seperti salah satunya layanan purna jual. Saya melihat hal ini kerap dipandang sebelah mata oleh sejumlah pabrikan, padahal sebenarnya sangat krusial untuk membangun kepercayaan konsumen.

Dalam melayani konsumennya, HMD juga tidak mau pilih-pilih. Pada kenyataannya, HMD justru memberikan pelayanan khusus bagi konsumen Nokia C1, smartphone paling murah Nokia yang harganya tidak sampai satu juta rupiah; di mana seandainya ponsel mereka rusak, mereka bisa langsung mampir ke toko untuk menukarkannya dengan unit yang baru. Kebijakan ini juga mereka tetapkan untuk kategori feature phone, seperti misalnya Nokia 5310 yang sarat nuansa nostalgia.

Nokia mungkin tidak akan pernah lepas dari nostalgia. Bagaimanapun juga, sejarah mencatat nama Nokia sebagai salah satu merek telepon seluler yang paling mendunia, dan sekarang tugas HMD adalah mempertahankan sekaligus meneruskan legasi tersebut agar bisa tetap relevan ke depannya.

Samsung Galaxy A32 Enterprise Edition, Harga Terpaut Sedikit dari Versi Standar, Tapi Sudah Dilengkapi Knox Suite

Samsung Electronics Indonesia belum lama ini memperkenalkan Galaxy A32 Enterprise Edition. Menyusul peluncurannya, Samsung mengundang sejumlah awak media dalam sesi tanya-jawab virtual mengenai smartphone pertamanya yang sepenuhnya ditujukan untuk segmen B2B tersebut.

Seperti diketahui, perangkat ini memiliki desain sekaligus spesifikasi yang sama persis dengan Galaxy A32 standar yang dijual untuk umum. Perangkat mengemas chipset MediaTek Helio G80, RAM 6 GB, storage internal 128 GB, baterai 5.000 mAh dengan dukungan fast charging 15 W, serta layar Super AMOLED 6,4 inci dengan resolusi FHD+ dan refresh rate 90 Hz.

Bahkan konfigurasi kamera belakangnya pun identik: kamera utama 64 megapixel, kamera ultra-wide 8 megapixel, kamera macro 5 megapixel, dan kamera depth 5 megapixel. Yang berbeda adalah bagaimana perangkat ini datang membawa perlindungan yang komprehensif untuk mendukung keberlanjutan bisnis berbagai macam perusahaan di era new normal.

Perlindungan yang dimaksud adalah Knox Suite, yang merupakan versi komplet dari platform keamanan Samsung Knox, dengan sistem proteksi berlapis dan solusi manajemen yang terpusat. Jadi selain dirancang untuk meminimalkan user error pada karyawan perusahaan, Knox Suite juga dimaksudkan untuk mempermudah pekerjaan para IT admin.

Dibandingkan Knox versi biasa yang sudah menjadi standar pada ponsel-ponsel Samsung untuk segmen consumer, Knox Suite tak hanya menawarkan fitur yang jauh lebih lengkap serta proteksi yang lebih menyeluruh, melainkan juga lebih fleksibel untuk diadaptasikan dengan berbagai kebijakan yang ditetapkan oleh masing-masing perusahaan.

Keuntungan lain yang ditawarkan oleh Galaxy A32 Enterprise Edition adalah security maintenance release (SMR) rutin selama empat tahun. Juga berbeda dari produk versi consumer yang ‘masa hidupnya’ tidak pasti, Samsung menjanjikan product lifecycle minimal dua tahun untuk Galaxy A32 Enterprise Edition demi menghindarkan pemilik bisnis dari problem-problem yang biasa muncul ketika perangkat sudah tidak lagi didukung oleh produsennya.

Perusahaan yang tertarik saat ini sudah bisa membeli Samsung Galaxy A32 Enterprise Edition melalui PT. Teletama Artha Mandiri (TAM) selaku distributornya. Harga per unitnya dipatok Rp3.749.000, terpaut hanya sekitar 150 ribu rupiah jika dibandingkan dengan harga Galaxy A32 versi standar, dan itu sudah mencakup paket Knox Suite selama satu tahun.

Menurut Lukman Basuki, IT & Mobile B2B Business Senior Manager di Samsung Electronics Indonesia, ini merupakan deal yang sangat menarik karena kalau ingin membeli Knox Suite secara terpisah, maka perusahaan harus mengucurkan dana sekitar 900 ribuan rupiah per orang.

Samsung Galaxy M62 Diluncurkan, Andalkan Baterai 7.000 mAh untuk Menyajikan Hiburan Nonstop

Bersamaan dengan acara QnA dengan Samsung Galaxy M62 diperkenalkan. Dalam sesi diskusi ini juga dibahas  tentang Galaxy Tab A7 Lite yang sebelumnya dirilis Samsung. Kita akan bahas Galaxy M62 terlebih dahulu.

Besar itu relatif. Apapun objeknya, tiap-tiap individu pasti punya definisi yang berbeda terkait seberapa besar atau kecil ukurannya. Ambil contoh baterai smartphone. 5.000 mAh mungkin sudah tergolong sangat besar buat saya yang hampir tidak pernah bermain game di smartphone. Namun buat Anda yang setiap harinya selalu menghabiskan beberapa jam bermain MLBB atau PUBGM, 5.000 mAh mungkin terkesan biasa saja.

Buat orang-orang semacam ini, smartphone dengan baterai 6.000 mAh atau lebih tentu bakal menjadi daya tarik tersendiri. Mereka inilah yang menjadi incaran utama Samsung ketika merancang Galaxy M62. Tidak main-main, smartphone kelas menengah yang baru saja diluncurkan di Indonesia itu mengusung baterai berkapasitas 7.000 mAh.

Memangnya seawet apa kapasitas sebesar itu jika diterjemahkan menjadi penggunaan sehari-hari? Di atas kertas (pengujian dari Samsung), untuk video call, Galaxy M62 mampu melakukannya selama 24 jam nonstop sebelum akhirnya kehabisan daya. Untuk bermain game, bisa sampai 19 jam nonstop. Untuk streaming film, bisa sampai 33 jam nonstop. Seandainya pengguna ketiduran selagi streaming, tontonannya mungkin masih akan terus berlanjut sesudah ia bangun.

Namun kita semua tahu bahwa kelemahan utama smartphone berbaterai besar adalah waktu charging-nya yang luar biasa lama. Samsung rupanya ingin memastikan bahwa anggapan itu tidak berlaku untuk Galaxy M62. Berbekal dukungan fast charging 25 W, baterai Galaxy M62 bisa terisi penuh dalam waktu 1 jam 55 menit saja. Seandainya terburu-buru, charging selama 30 menit saja sudah bisa mengisi kapasitas baterai hingga 50%.

Sebagai ponsel yang dimaksudkan untuk menikmati hiburan secara terus-menerus, Galaxy M62 tentu juga tidak mau mengecewakan soal performa. Kinerjanya ditunjang oleh chipset Exynos 9825, RAM 8 GB, serta penyimpanan internal sebesar 256 GB (bisa diperluas dengan bantuan kartu microSD). Layarnya pun tergolong jumbo: 6,7 inci dengan panel Super AMOLED beresolusi FHD+.

Pada sisi belakangnya, pengguna akan menjumpai empat buah kamera: kamera utama 64 megapixel f/1.8, kamera ultra-wide 12 megapixel f/2.2, kamera macro 5 megapixel, serta kamera depth 5 megapixel. Beberapa fitur kamera dari seri flagship Samsung juga ikut diwariskan di sini, di antaranya fitur Single Take dan Super Steady. Untuk keperluan selfie, Galaxy M62 mengandalkan kamera depan 32 megapixel f/2.2.

Galaxy M62 menarik karena beberapa hal, yang pertama adalah prosesor yang digunakan sudah setara Note 10 series. Meski ini bukanlah prosesor terbaru namun bagi seri M, yang adalah segmen menengah, ini menjadi salah satu nilai tersendiri. Yang kedua tentu saja baterai jumbo, dan yang ketiga tampilan layar. Meski demikian beberapa spesifikasi (kecuali prosesor), Galaxy M62 mirip dengan Galaxy M51 yang sudah dijual sebelumnya. Tidak ada pembaruan berarti kecuali perbedaan penggunaan prosesor.

Untuk pengujian akan kami lakukan dan dituliskan di artikel terpisah.

Dijelaskan pula tentang Galaxy Tab A7 Lite yang belum lama dirilis

Dalam acara QnA beberapa hari lalu dihadirkan pula Samsung Galaxy Tab A7 Lite yang sudah dirilis sebelumnya. Kehadiran dua perangkat dalam satu acara ini selain memang dalam program penjualan yang bersamaan namun bisa jadi karena menyasar pasar atau kebutuhan yang sama. Momen WFH, kegiatan belajar online dan para pengguna yang membutuhkan dukungan perangkat untuk kegiatan khusus, seperti menonton, bermain game dan lainnya.

Untuk informasi Galaxy Tab A7 Lite sendiri bisa dilihat di artikel kami sebelumnya. Produk ini hadir untuk mereka yang membutuhkan tablet dengan harga yang cukup terjangkau tetapi tentu saja dengan spesifikasi yang cukup, bukan yang paling menonjol.

Galaxy Tab A7 Lite memiliki dimensi 212.5×124.7×8.0 mm. Bingkai dan bagian belakang menggunakan material aluminium dengan berat 371 gram. Selain itu, di dalam bodinya tertanam baterai 5.100 mAh yang didukung fast charging 15W, membuat tablet ini mampu mendampingi berbagai aktivitas sepanjang hari. Panel TFT dan ditopang resolusi 1340×800 piksel dan dukungan Dolby Atmos untuk audio.

Samsung sendiri mejadi salah satu dari segelintir brand yang tetap merilis perangkat tablet, dua brand lain berada di segmen serupa tapi tak sama. Huawei dengan HMS dan Apple dengan iOS. Untuk tablet dengan Android, selain brand lokal praktis Samsung bisa dibilang menguasai pasar. Apalagi dengan lini produk yang cukup lengkap hampir di semua segmen dan kebutuhan berbeda.

Untuk masalah segmen ini, ketika kami bertanya mana seri tablet yang paling diminati pasar, perwakilan Samsung tidak menjawal detail tetapi menjelaskan bahwa tablet yang mereka rilis beragam dan disesuaikan dengan berbagai kebutuhan jadi tujuan penggunanya bisa cukup mengkaver konsumen yang cukup luas. Jajaran tablet Samsung antara lain Tab A8, Tab A7 lite, Tab A7, Tab S6 lite, Tab S6, Tab S7 dan Tab S7 Plus untuk segmen paling atas.

Seperti pepatah teknologi yang bersabda, pasar paling menarik adalah pasar menengah, maka kehadiran Galaxy M62 dan Galaxy Tab A7 Lite, meski dengan spesifikasi yang jadul (untuk prosesor) dan biasa saja untuk Tab A7 Lite, tetap menarik untuk dicermati. Segmentasi yang ingin disasar bisa jadi awalnya cukup spesifik, namun siapa tahu malah bisa melebar.

Galaxy M62 misalnya bisa jadi pilihan smartphone kedua yang juga bertindak sebagai smartphone cadangan akrena baterainya yang jumbo, tetapi bisa digunakan rutin untuk menonton daam jangka waktu panjang atau bermain game dalam waktu lama karena daya tahan baterai dan performa yang harusnya cukup mumpuni.

Atau Tab A7 Lite yang biasa-biasa saja tetapi mendapatkan dukungan fitur khas Samsung seperti parental control dan seamless copy paste antar perankat Samsung dan yang paling menonjol adalah harganya yang terjangkau untuk tablet dari brand terkenal dengan sistem operasi Android.

Saat ini Samsung Galaxy M62 dan Galaxy Tab A7 Lite sudah mulai dipasarkan di Indonesia dengan harga resmi Rp5.999.000 ddan pilihan warna hitam, biru, serta hijau. Sedangkan Tab A7 Lite dijual dengan harga 2.5 juta rupiah.

Samsung turut menggelar program flash sale pada tanggal 8-11 Juni 2021 di Samsung.com, Akulaku, Blibli, JD.ID, Lazada, dan Shopee. Selama periode tersebut, pembeli berhak mendapat diskon sebesar Rp200.000, plus bonus berupa Galaxy Buds Pro senilai Rp2.499.000 dan kuota internet XL sebesar 12 GB + 365 GB selama 12 bulan.

Lebih lengkapnya mengenai program flash sale Galaxy M62 bisa langsung dilihat di situs resmi Samsung.

OPPO Find X3 Pro Resmi Mendarat di Indonesia dengan Banderol 16 Juta Rupiah

Hampir tiga bulan setelah diumumkan di kancah global, OPPO Find X3 Pro akhirnya resmi mendarat di Indonesia. Dibandingkan Find X2 Pro, flagship baru OPPO ini menghadirkan sederet pembaruan yang signifikan, terutama di sektor layar dan kamera.

Layarnya merupakan panel OLED 6,7 inci dengan resolusi 3216 x 1440 pixel. Namun yang lebih istimewa, OPPO turut melengkapi Find X3 Pro dengan 10-bit Full Path Color Management System, memungkinkan layarnya untuk menampilkan visual yang memukau dengan satu miliar warna.

Tingkat kecerahan maksimum layarnya mencapai 1.300 nit, dan rasio kontrasnya berada di angka 5.000.000:1. OPPO cukup berbangga dengan fakta bahwa layar Find X3 Pro telah mendapat sertifikasi A+ dari DisplayMate. Di ujung kiri atasnya, kita bisa menemukan kamera selfie 32 megapixel f/2.4.

Selain sanggup menampilkan satu miliar warna, Find X3 Pro juga mampu menghasilkan foto dan video dengan satu miliar warna berkat sepasang kamera utamanya. Ya, kamera utama di ponsel ini ada dua; satu dipasangkan dengan lensa wide f/1.8, satu lagi dengan lensa ultra-wide f/2.2. Keduanya sama-sama ditenagai sensor Sony IMX766 dengan resolusi 50 megapixel dan ukuran penampang 1/1,56 inci.

Keistimewaan kameranya tidak berhenti sampai di situ saja. Find X3 Pro turut mengemas kamera microlens 3 megapixel. Kamera ini sangat berbeda dari kamera macro biasa, sebab ia mampu mengabadikan gambar-gambar mikroskopis dengan tingkat perbesaran maksimum 60x.

Andrian Ishak, chef ahli molecular gastronomy yang ikut hadir di acara peluncuran Find X3 Pro, memprediksi kamera microlens ini bakal jadi favorit konsumen yang hobi fotografi makanan. Kemampuan zoom hingga sedekat itu pastinya akan membuka perspektif baru dalam bidang food photography, seperti misalnya ketika mengambil foto super close-up dari rongga-rongga di dalam roti croissant.

Melengkapi setup kamera belakangnya adalah kamera telephoto 13 megapixel dengan 5x hybrid optical zoom. Kenapa OPPO tidak lagi menyematkan kamera periskop dengan kemampuan zoom yang lebih jauh? Pertanyaan tersebut sudah dijawab langsung secara merinci oleh Dr. Huang Jiewen, Senior Engineer of Photography OPPO, pada artikel sebelumnya. Singkat cerita, OPPO pada dasarnya harus mengambil kompromi demi mewujudkan desain yang lebih ringkas.

Komentar menarik lain mengenai kamera Find X3 Pro datang dari Riri Riza, sutradara kawakan yang diam-diam rupanya sedang menyiapkan sebuah film pendek yang direkam menggunakan Find X3 Pro. Menurutnya, yang bagus bukan cuma kualitas videonya saja, kualitas audio yang diambil menggunakan mikrofon bawaan perangkat pun sudah cukup memadai, sehingga terkadang bisa langsung digunakan di hasil akhir sebuah proyek demi menyederhanakan workflow.

Performa dan desain

Sebagai flagship keluaran tahun 2021, Find X3 Pro pastinya sudah menggunakan chipset Snapdragon 888, lengkap beserta RAM LPDDR5 12 GB, dan penyimpanan internal UFS 3.1 sebesar 256 GB. Baterainya tercatat memiliki kapasitas 4.500 mAh, serta tentu saja sudah mendukung teknologi fast charging 65 W (SuperVOOC 2.0) yang mampu mengisi baterai hingga 100% dalam waktu 38 menit saja.

Wireless charging turut menjadi fitur standar yang ditawarkan oleh Find X3 Pro. Malahan, wireless charging-nya bisa berjalan dengan output sebesar 30 W, sehingga baterai dapat terisi penuh dalam waktu sekitar 80 menit menggunakan charger AirVOOC.

Soal dukungan jaringan 5G, rincian spesifikasi Find X3 Pro yang ada di situs resmi OPPO mencantumkan dukungan band n1/n3/n5/n7/n8/n20/n28/n38/n40/n41/n77/n78/n79, yang berarti ia pun kompatibel dengan layanan 5G Telkomsel yang beroperasi di band n40.

Semua itu dikemas dalam bodi setebal 8,26 mm, dengan bobot yang lebih ringan ketimbang pendahulunya di angka 193 gram. Find X3 Pro hadir dalam dua warna, masing-masing dengan tipe finish yang berbeda: varian biru memiliki tekstur matte, sedangkan varian hitam memiliki tekstur glossy. Keduanya sama-sama tahan air dan debu dengan sertifikasi IP68.

Harga dan ketersediaan

Di Indonesia, OPPO Find X3 Pro akan tersedia dalam jumlah terbatas melalui pre-order mulai 3-18 Juni 2021 dengan harga resmi Rp15.999.000 di Erafone dan Eraspace, serta deretan situs e-commerce terkemuka seperti Blibli, JD.id, Lazada, Shopee, dan Tokopedia.

Selama masa pre-order, konsumen juga bisa mendapat penawaran khusus berupa bonus TWS premium OPPO Enco X dan 45W AirVOOC Wireless Charger dengan nilai total sekitar 3,5 jutaan rupiah.

5G Segera Hadir Secara Resmi di Indonesia, Apa Saja Manfaatnya?

Setelah sekian lama dinantikan, jaringan 5G akan resmi beroperasi di Indonesia pada tanggal 27 Mei 2021, diawali dengan enam lokasi residensial di Jabodetabek oleh Telkomsel. Itu artinya sekarang adalah saat yang tepat untuk membeli smartphone 5G, terutama jika Anda ingin segera menikmati keuntungan-keuntungan yang dibawa oleh teknologi jaringan seluler generasi terbaru tersebut.

Namun buat sebagian orang, semua ini mungkin terasa berlalu kelewat cepat. Mereka yang masih merasa nyaman dengan jaringan 4G mungkin bertanya-tanya dalam hati, “Buat apa 5G? 4G kan sudah cepat.” Kalau kita ingat-ingat, sentimen serupa sebenarnya juga muncul ketika kita melalui masa transisi dari 3G ke 4G.

Pada kenyataannya, 4G benar-benar tidak ada apa-apanya dibanding 5G kalau soal kecepatan. Dengan 5G, streaming video dapat dilakukan bukan lagi di resolusi 1080p, melainkan di resolusi 4K atau malah 8K.

Hal yang sama juga berlaku untuk mengunggah video. Semakin cepat koneksinya, berarti semakin singkat pula waktu yang dibutuhkan untuk mengunggah video, dan ini krusial apabila ponselnya memang mendukung perekaman video dalam resolusi 4K, macam OPPO Reno5 5G misalnya, salah satu smartphone 5G yang sudah dijual secara resmi di tanah air.

Bukan cuma lebih cepat, 5G juga punya latensi yang jauh lebih rendah daripada 4G. Artinya, 5G jauh lebih bisa diandalkan untuk gaming, sebab latensi yang rendah berarti nyaris tidak ada jeda antara pergerakan di dalam game dengan input dari pemain. Itulah mengapa pada akhirnya pabrikan tidak lupa membekali smartphone 5G dengan kinerja yang mumpuni.

5G bakal membawa banyak dampak positif terhadap gaming / OPPO

Ambil Reno5 5G lagi sebagai contoh. Berbekal chipset Snapdragon 765G dan layar AMOLED 90 Hz — plus koneksi 5G tentu saja — ponsel ini siap menyuguhkan pengalaman yang sangat optimal bagi kalangan gamer kompetitif. Bukan cuma di kelas menengah ke atas, di segmen yang lebih terjangkau pun 5G juga tetap bisa diasosiasikan dengan performa yang mumpuni. Contohnya OPPO A74 5G yang mengandalkan chipset Snapdragon 480, yang kinerjanya terbukti setara dengan Snapdragon 600-series.

Kombinasi kecepatan tinggi dan latensi rendah juga berarti 5G sangat ideal untuk layanan cloud gaming macam Google Stadia atau Xbox Game Pass (xCloud). Menggunakan layanan-layanan ini, kinerja ponsel bisa dibilang sudah tidak lagi relevan karena yang diandalkan sepenuhnya adalah kecepatan sekaligus kestabilan koneksi, dan yang dimainkan juga deretan game kelas console next-gen sekaligus PC.

Selain untuk kebutuhan hiburan, 5G juga bakal berdampak positif dalam dunia kerja. Panggilan video dipastikan bakal berlangsung jauh lebih mulus ketimbang menggunakan 4G. Dengan 5G, tidak ada lagi kejadian di mana video berjalan putus-putus atau gambarnya kelihatan seperti lukisan cat air karena koneksinya tidak stabil.

Kalau boleh menyimpulkan, 5G bakal mengubah cara kita bekerja sekaligus menikmati hiburan, kurang lebih sama seperti ketika kita berpindah dari 3G ke 4G.

Smartphone 5G yang sudah bisa dibeli sekarang

OPPO Find X3 Pro / OPPO

Dibanding pabrikan-pabrikan lain, OPPO secara konsisten menghadirkan smartphone 5G bahkan jauh sebelum jaringannya tersedia. Semuanya berawal ketika mereka merilis Find X2 dan Find X2 Pro di bulan Maret 2020, duo flagship yang sama-sama mengunggulkan chipset Snapdragon 865, yang sendirinya sudah 5G-ready. Kalau Anda punya salah satunya, bersiaplah menunggu pembaruan perangkat lunak yang akan membuka dukungan jaringan 5G.

Dalam waktu dekat, OPPO juga bakal mendatangkan Find X3 Pro ke Indonesia. Tak hanya menjanjikan performa flagship dengan chipset Snapdragon 888, ponsel tersebut juga mengunggulkan layar OLED istimewa yang mampu menampilkan lebih dari satu miliar warna, tidak ketinggalan pula dua kamera utama sekaligus.

OPPO Reno5 5G / OPPO

Di segmen menengah, OPPO punya Reno5 5G yang tak hanya menawarkan kinerja beserta layar yang mumpuni tadi, tapi juga baterai 4.300 mAh dengan dukungan fast charging 65 W, yang mampu mengisi penuh baterai perangkat dalam waktu 35 menit saja. Reno5 5G saat ini bisa dibeli di harga Rp5.999.000.

OPPO A74 5G / OPPO

Di bawahnya lagi, konsumen bisa melirik OPPO A74 5G. Sampai artikel ini ditulis, ponsel ini merupakan ponsel 5G termurah yang tersedia secara resmi di Indonesia, dengan banderol hanya Rp3.799.000. Selain chipset dan layarnya tadi, keunggulannya turut mencakup NFC, baterai 5.000 mAh yang mendukung fast charging 18 W, serta empat kamera belakang dengan kamera utama 48 megapixel dan kamera ultra-wide 8 megapixel.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh OPPO.

OPPO dan Upayanya Membantu Mendorong Percepatan Komersialisasi Jaringan 5G di Indonesia

Smartphone 5G terus menjadi topik pembicaraan hangat dalam beberapa bulan terakhir ini, terutama setelah satu demi satu pabrikan mulai meluncurkan smartphone 5G di tanah air. Namun tahukah Anda kalau smartphone 5G sebenarnya sudah eksis di Indonesia sejak tahun lalu?

Ambil contoh OPPO Find X2 dan Find X2 Pro, dua ponsel flagship yang dirilis secara resmi di Indonesia pada bulan Maret 2020. Keduanya sama-sama mengunggulkan chipset Qualcomm Snapdragon 865, yang sendirinya sudah mengusung modem 5G terintegrasi. Namun berhubung jaringan 5G memang belum tersedia di Indonesia, OPPO pun masih mengunci dukungan 5G pada kedua perangkat tersebut.

Masuk tahun 2021, belum ada kabar menjanjikan mengenai komersialisasi 5G di Indonesia. Namun hal tersebut rupanya tidak mencegah OPPO untuk merilis ponsel 5G lain. Pada tanggal 22 Januari 2021, OPPO resmi memperkenalkan Reno5 5G di pasar Indonesia. Padahal, beberapa hari sebelumnya mereka sudah merilis Reno5 standar yang hanya mendukung jaringan 4G.

Kesannya memang agak aneh; kenapa OPPO harus merilis smartphone 5G tatkala jaringannya belum tersedia sama sekali? OPPO sebenarnya bisa saja hanya merilis Reno5 standar, dan konsumen tanah air tidak akan dirugikan sama sekali. Namun OPPO berpendapat berbeda. Mereka merasa perlu mengambil langkah nyata untuk membantu mendorong percepatan komersialisasi 5G.

Tidak lama setelah perilisan Reno5 5G, tepatnya pada tanggal 4 Februari 2021, OPPO Indonesia menggelar event OPPO 5G Academy, mengundang petinggi Smartfren dan Qualcomm sebagai narasumbernya. Selain untuk mensosialisasikan dan mengedukasi masyarakat Indonesia mengenai teknologi jaringan 5G, acara tersebut sebenarnya juga sekaligus menjadi bukti kepada pemerintah Indonesia bahwa pihak penyedia device (OPPO), penyedia jaringan (Smartfren), dan penyedia teknologi (Qualcomm) sudah 100% siap menyambut tren 5G di Indonesia.

Smartphone 5G-ready untuk berbagai kalangan

OPPO A74 dan A74 5G / OPPO

5G sama sekali bukan teknologi yang hanya bisa dinikmati oleh kalangan berduit saja, dan OPPO 100% setuju dengan pendapat tersebut. Di Indonesia, OPPO sejauh ini sudah menjual smartphone 5G untuk tiga kalangan yang berbeda: Find X2 dan Find X2 Pro untuk kalangan penikmati perangkat flagship, Reno5 5G untuk kalangan menengah ke atas, dan yang terbaru, A74 5G untuk kalangan menengah ke bawah.

Dibanderol Rp3.799.000, OPPO A74 5G merupakan salah satu smartphone 5G termurah yang bisa dibeli di Indonesia saat ini. Perangkat mengunggulkan chipset Snapdragon 480 sebagai otaknya, lengkap beserta layar 90 Hz untuk semakin memulus pengalaman penggunaan. Ponsel ini pada dasarnya dirancang untuk konsumen yang ingin bisa segera menikmati kelebihan 5G tidak lama setelah jaringannya beroperasi secara resmi, tapi di saat yang sama tidak memiliki budget terlalu besar.

OPPO Reno5 5G / OPPO

Buat yang memiliki budget lebih besar, persisnya Rp5.999.000, mereka bisa melirik Reno5 5G. Selain unggul perihal teknologi jaringan, perangkat ini juga menawarkan kinerja yang lebih baik daripada Reno5 versi standar. Perpaduan chipset Snapdragon 765G dan layar AMOLED 90 Hz tentu berdampak sangat positif terhadap pengalaman penggunaan, dan semuanya kian disempurnakan oleh dukungan fast charging 65 W yang mampu memangkas waktu pengisian ulang baterai secara sangat signifikan.

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, OPPO juga punya Find X2 dan Find X2 Pro untuk segmen flagship. Namun dalam waktu dekat, OPPO juga bakal segera memboyong perangkat flagship terbarunya ke tanah air, yakni Find X3 Pro. Ponsel berotakkan Snapdragon 888 itu pun sudah pasti juga telah mendukung jaringan 5G, dan OPPO tidak lupa menyematkan inovasi-inovasi yang sangat menarik di sektor layar beserta kameranya.

Komersialisasi 5G sudah tinggal selangkah lagi

OPPO Find X3 Pro / OPPO

Kembali ke gagasan di awal; perangkatnya sudah siap sejak lama, lalu bagaimana dengan jaringannya sendiri? Seberapa lama lagi kita harus menunggu komersialisasi jaringan 5G di Indonesia? Kalau melihat perkembangan terkini, sepertinya tidak akan terlalu lama lagi.

Baru-baru ini, Telkomsel baru saja rampung melaksanakan Uji Laik Operasi (ULO) sebagai salah satu syarat utama untuk mengimplementasikan jaringan 5G. Setelahnya, sebagai tahap awal Telkomsel bakal mulai mengomersialkan jaringan 5G di enam lokasi residensial di ibukota dan sekitarnya: Kelapa Gading, Pondok Indah, Pantai Indah Kapuk (PIK), Bumi Serpong Damai (BSD), Widya Chandra, dan Alam Sutera.

Menyusul ke depannya adalah kota-kota besar lain seperti Batam, Medan, Solo, Bandung, Surabaya, Makassar, Denpasar, dan Balikpapan. Sebelum ini, pihak Kominfo sendiri juga sudah merilis beleid yang menyebutkan bahwa tahap awal komersialisasi jaringan 5G bakal diadakan di enam ibukota provinsi di Pulau Jawa, yakni Bandung, Jakarta, Banten, Surabaya, Yogyakarta, dan Semarang.

Selanjutnya, implementasi 5G juga akan dilakukan pada lima destinasi wisata super-prioritas yang meliput Labuan Bajo (NTT), Mandalika (NTB), Danau Toba (Sumatera Utara), Likupang (Sulawesi Utara), dan Borobudur (Jawa Tengah).

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh OPPO.

10 Aplikasi Edit Foto Android Pilihan

Di toko aplikasi Play Store atau Google Play ada beragam aplikasi edit foto untuk Android yang ditawarkan. Beberapa dapat diunduh secara gratis dan beberapa lainnya berbayar.

Continue reading 10 Aplikasi Edit Foto Android Pilihan

5 Aplikasi Edit Foto untuk Android yang Wajib Dimiliki

Aplikasi smartphone di android pada masa kini telah mengalami kemajuan pesat, tidak terkecuali aplikasi edit foto android. Dewasa ini, mengabadikan momen dengan menggunakan kamera smartphone memang sudah menjadi tradisi semua kalangan, baik kalangan muda hingga dewasa. Kemudahan dan pengaturan yang serba otomatis dan simple, merupakan ciri khas kamera pada tiap-tiap smartphone, ditambah maraknya aplikasi edit foto yang juga menjadi salah satu syarat bagi pengguna smartphone, untuk dimiliki.

Awalnya, mengambil foto hanyalah sebuah kebutuhan untuk menjaga suatu peristiwa agar tetap terkenang. Seiring berjalannya waktu, kegiatan fotografi menjadi hobi tersendiri bahkan profesi.

Untuk menciptakan sebuah foto yang bagus, tidak hanya diperlukan sebuah objek dan alat yang bagus, tapi juga kemampuan editing yang bisa mengubah foto biasa menjadi tak biasa. Dari mulai pencahayaan, tekstur, suasana dan lain-lain bisa disesuaikan melalui proses editing. Dan kini proses editing telah berpindah dari PC ke mobile, di mana hampir semua orang bisa melakukan editing tanpa ribet.

Nah, berikut ini adalah rekomendasi 5 aplikasi edit foto android terbaik yang bisa Anda coba sebagai senjata.

Adobe Photoshop Lightroom

Adobe Photoshop memang sudah terkenal akan kecanggihannya dalam layanan editing, termasuk edit foto. Adobe Photoshop Lightroom merupakah salah satu editor foto yang memiliki fitur canggih dan yang pasti gratis. Cocok untuk Anda yang baru belajar fotografi dan ingin menciptakan foto yang lebih hidup. Fitur Prasetel bisa membuat perubahan yang dramatis dalam foto. Selain itu, terdapat fitur yang bisa mengubah warna, pencahayaan, kontras, rona dan lain-lain.

Adobe Photoshop Express

Satu lagi aplikasi dari Adobe Photoshop yang bisa membantu Anda dalam proses editing foto. Untuk sebuah aplikasi android, Adobe Express ini memiliki fitur editing foto yang lumayan lengkap. Anda bisa membuat foto bak seorang profesional. Selain fiturnya yang lengkap, aplikasi ini juga dapat menambahkan efek seperti teks, edit warna, kolase dan lain-lain.

PicsArt Photo Editor

Ingin membuat foto Anda lebih kelihatan estetik dan kekinian? PicsArt adalah salah satu aplikasi edit foto yang memberi akses pada ribuan sticker, font, bingkai dan lain-lain secara gratis. Fitur-fiturnya meliputi pembuat kolase dan grid, editor foto seperti peregangan, pemotongan, kloning, penyelerasan kurva dan lain-lain, fitur sticker dan klip art, membuat sticker sendiri dan masih banyak lagi.

Photo Lab Picture Editor

Photo lab adalah aplikasi edit foto yang menawarkan keseruan saat melakukan proses editing. Hal ini karena fitur-fitur yang ada di aplikasi ini terdiri dari efek stylish dan menyenangkan yang bisa Anda terapkan di foto. Fitur-fiturnya antara lain mengubah objek foto nyata menjadi lukisan gambar kartun, fitur frame, fitur efek realistik dan lain-lain.

VSCO

Mengusung jargon standar fotografi dalam ponsel, VSCO menyediakan fitur-fitue untuk mengekspresikan diri serta terhubung di komunitas kreatif di seluruh dunia. Ada dua versi layanan dalam VSCO yaitu gratis dan berbayar. Untuk yang gratis, Anda masih bisa melakukan edit menggunakan 10 preset VSCO, melakukan editing berupa kontras, saturasi dan lain-lain.

Realme Narzo 30 Diungkap, Unggulkan Layar 90 Hz dan Chipset Helio G95 di Harga yang Kompetitif

Realme memperkenalkan Narzo 30 Pro dan Narzo 30A pada bulan Februari lalu, dan tidak lama setelahnya, Narzo 30A langsung resmi dirilis di tanah air. Namun Realme rupanya masih belum selesai dengan seri ini, sebab mereka baru saja menyingkap Narzo 30 tanpa embel-embel.

Posisinya berada tepat di tengah-tengah Narzo 30A dan Narzo 30 Pro. Spesifikasinya lebih mumpuni daripada Narzo 30A, tapi masih lebih inferior ketimbang Narzo 30 Pro. Biasanya, yang posisinya di tengah-tengah itu selalu paling menarik karena bisa menawarkan keseimbangan antara fitur dan harga.

Prinsip tersebut berlaku untuk Realme Narzo 30. Ukuran layarnya memang sama-sama 6,5 inci seperti milik Narzo 30A, akan tetapi resolusinya sudah 1080p, demikian pula refresh rate-nya yang sudah menunjukkan angka 90 Hz. Kalau dibandingkan dengan Narzo 30 Pro, model tersebut sedikit lebih unggul berkat refresh rate 120 Hz.

Ujung kiri atas layarnya dihuni oleh kamera selfie 16 megapixel. Beralih ke belakang, kita akan menjumpai modul memanjang yang berisikan tiga buah kamera: kamera utama 48 megapixel, kamera macro 2 megapixel, dan kamera portrait 2 megapixel. Realme pun tidak lupa melengkapi kameranya dengan fitur-fitur seperti UIS Video Stabilization maupun Super Nightscape Mode.

Sensor sidik jarinya tidak di belakang seperti Narzo 30A, melainkan jadi satu dengan tombol power di samping kanan. Perbedaan krusial lainnya adalah NFC; Narzo 30 sudah dibekali NFC, sedangkan Narzo 30A tidak.

Urusan performa, Narzo 30 ditenagai oleh chipset MediaTek Helio G95, menjadikannya sekelas dengan Redmi Note 10S yang juga baru saja dirilis. Melengkapi spesifikasinya adalah RAM 6 GB, penyimpanan internal 128 GB (plus slot kartu microSD), dan baterai 5.000 mAh yang mendukung fast charging 30 W. Menurut Realme, Narzo 30 hanya memerlukan waktu sekitar 65 menit untuk mengisi ulang baterainya dari nol sampai 100%.

Saat ini Realme Narzo 30 baru dijual di Malaysia saja. Di sana, harganya dibanderol 799 ringgit, atau kurang lebih sekitar 2,8 jutaan rupiah. Sejauh ini belum ada informasi apakah Realme juga bakal membawanya ke pasar Indonesia.

Sumber: GSM Arena.

Google dan Samsung Lebur Wear OS dan Tizen Jadi Satu

Belakangan ini santer dibicarakan rumor mengenai Samsung yang akan merilis smartwatch Wear OS. Rumor tersebut hampir bisa dipastikan akurat, sebab ke depannya kita tidak akan lagi menjumpai smartwatch baru dari Samsung yang menjalankan sistem operasi Tizen. Sebagai gantinya, Google dan Samsung rupanya telah bekerja sama untuk melebur Wear OS dan Tizen menjadi satu.

Hasil perkawinan kedua platform perangkat wearable itu dinamai “Wear” saja, tanpa embel-embel apa-apa. Gagasan utamanya adalah menggabungkan kelebihan-kelebihan dari masing-masing platform, dengan tujuan untuk menyuguhkan performa yang lebih baik, konsumsi daya yang lebih efisien, dan ekosistem aplikasi yang lebih kaya di Google Play Store.

Dari segi performa, Google bilang bahwa proses loading awal aplikasi bakal berlangsung 30% lebih cepat pada smartwatch Wear yang ditenagai chipset generasi terbaru, dan itu selagi menampilkan animasi-animasi yang lebih mulus sekaligus mengonsumsi lebih sedikit energi. Developer aplikasi tentu juga bakal dimudahkan mengingat mereka tidak perlu lagi membuat aplikasi untuk dua platform yang berbeda.

Berbagai fitur anyar tentu juga bakal hadir di Wear, mulai dari yang sepele seperti shortcut untuk berganti-ganti aplikasi, sampai Google Maps yang sudah dirombak secara drastis dan dapat beroperasi tanpa perlu menebeng ke smartphone.

Suksesor Galaxy Watch3 tidak lagi menggunakan Tizen, tapi kemungkinan besar masih mempertahankan bezel memutarnya / Samsung

YouTube Music dipastikan bakal tersedia di Wear tahun ini juga, lengkap dengan fitur download untuk digunakan secara offline (fitur yang sama juga bakal tersedia untuk Spotify). Google juga berniat memperluas jangkauan layanan Google Pay ke 26 negara di luar 11 negara yang sudah tersedia.

Wear juga akan kedatangan integrasi fitur-fitur kesehatan milik Fitbit. Seperti yang kita ketahui, proses akuisisi Google terhadap Fitbit sudah sepenuhnya terselesaikan pada awal 2021 ini, dan itu berarti tim Fitbit dan tim Wear kini berada di bawah naungan satu divisi yang sama.

Lalu bagaimana dengan nasib Fitbit OS? Sejauh ini belum ada kejelasan, tapi yang pasti Fitbit sendiri bakal merilis smartwatch premium yang berjalan pada platform Wear, seperti disinggung oleh James Park selaku CEO Fitbit dalam pengumuman Wear di acara Google I/O 2021.

Dari kubu Samsung, meski mereka sudah tidak lagi menggunakan Tizen, smartwatch Wear mereka ke depannya dipastikan bakal tetap mempertahankan fitur-fitur yang sudah menjadi ciri khas selama ini, seperti misalnya bezel yang dapat diputar untuk menavigasikan perangkat.

Sumber: Google dan Wired.