Instagram Umumkan Fitur dan Cara Baru Berbagi Momen di Stories

Ada yang sampai lupa waktu ketika buka Instagram, dikit-dikit Stories, atau sudah punya stok foto dan video buat posting di Instagram hingga berbulan-bulan mendatang? Ya, tak heran karena Instagram memang rajin meluncurkan rangkaian fitur baru guna memanjakan para penggunanya.

Di acara tahunan Facebook F8, Instagram telah mengumumkan cara baru untuk berbagi momen di Stories. Mereka mengintegrasikan Stories ke aplikasi Spotify dan GoPro.

Instagram-2

Jadi Anda bisa membagikan lagu favorit yang dilantunkan di Spotify langsung ke Stories atau DM Instagram, lengkap dengan informasi gambar album dan link playlist tersebut. Caranya mudah, cukup menekan tombol share di aplikasi Spotify.

Sedangkan untuk pengguna action camera GoPro, nantinya Anda bisa langsung membagikan foto dan video aksi yang telah terekam langsung ke Strories melalui aplikasi GoPro. Sebelum mengirim ke Stories tentu Anda bisa melakukan re-center serta crop konten foto atau video yang ingin diunggah, serta membubuhkan hiasan berupa sticker dan opsi pengeditan lainnya.

Menariknya Anda tak perlu menghubungkan akun GoPro dengan akun Instagram, karena proses sharing dilakukan secara lokal di smartphone melalui aplikasi Instagram. Integrasi baru di Instagram tersebut juga akan berfungsi ketika mem-posting Instagram Stories ke Facebook Stories dan Instagram berjanji akan menambahkan aplikasi lainnya agar terintegrasi lebih dalam dengan Instagram.

explore-instagram

Selain itu, kita juga bakal disuguhi sejumlah efek-efek AR yang baru, fitur video chat, dan memperbarui fitur explore. Ya, Instagram telah memanfaatkan platform Facebook Camera Effects dan fitur explore telah diperbarui yang memungkinkan kita dapat mengikuti topik tertentu, lengkap dengan hastag terkait.
Instagram
Kini kita bisa melakukan panggilan video secara real-time, fitur ini menjadi bagian dari tool DM Instagram. Caranya dengan menekan ikon kamera yang baru di pojok kanan atas di jendela obrolan yang terbuka, bisa dilakukan secara personal atau dengan beberapa orang sekaligus. Semua fitur baru di atas akan bergulir secara bertahap ke pengguna.

Sumber: GSMArena

Beri Kendali Lebih ke Pengguna, Facebook Perkenalkan Tool Clear History

Privasi dan kerahasian data pengguna di Facebook belakangan menjadi sorotan dunia menyusul terkuaknya skandal Cambridge Analytica. Berbagai langkah telah diambil untuk meredam kegelisahan pengguna. Yang paling baru, di moment konferensi tahunan F8, Facebook merilis alat bantu baru Clear History yang memudahkan pengguna memantau situs dan aplikasi apa saja yang mengumpulkan informasi pengguna dan memberi kontrol kepada pengguna untuk menghapusnya dari riwayat dan cookies.

Cara kerja fitur ini hampir sama dengan biasa kita jumpai di peramban seperti Chrome, Firefox ataupun Opera. Di peramban, kita bisa dengan mudah menghapus riwayat dan cookies menggunakan tool yang telah disediakan oleh aplikasi. Meskipun mayoritas situs membutuhkan cookies untuk bekerja secara normal, namun pengguna diberi kendali penuh untuk menghapusnya kapanpun. Sekarang, Facebook menghadirkan tool serupa versinya sendiri.

Tool ini sendiri dibuat untuk menjawab kegelisahan pengguna yang bertanya-tanya bagaimana cara kerja Facebook dan kuasanya terhadap informasi yang mereka peroleh. Dengan tool ini, pengguna dapat memantau situs dan aplikasi apa saja yang merangkum informasi pengguna. Kemudian dari sana, pengguna punya kendali lebih untuk menghapus riwayat yang tersimpan.

Mark Zuckerberg sebelum acara F8 juga menuliskan beberapa hal terkait fitur Clear History termasuk sisi buruknya. Mark mengatakan bahwa ketika seseorang menghapus cookies di peramban, maka secara otomatis akan berdampak pada menurunnya kenyamanan penggunaannnya. Misalnya, pengguna harus sign-in kembali ke setiap situs dan termasuk mengatur ulang hal-hal lain yang melekat padanya. Hal yang sama juga akan terjadi pada Facebook, karena Facebook harus mempelajari kembali preferensi masing-masing pengguna.

Untuk saat ini, fitur Clear History baru digulirkan untuk beberapa pengguna saja. Belum jelas kapan Facebook bakal merilisnya ke pengguna global. Namun, mengingat kuatnya desakan dari publik akan jaminan kerahasiaan data mereka, sepertinya Facebook tak ingin menunggu terlalu lama untuk melepaskannya ke publik.

Sumber NewsroomFB dan gambar header Pymnts.

Twitter Kini Kelompokkan Tweet Berisikan Tautan Berita yang Sama

Apa peran Twitter bagi Anda? Sebatas media sosial? Alternatif Facebook? Atau malah sumber berita-berita terbaru? Yang terakhir ini menggambarkan fungsi utama Twitter buat saya dalam beberapa tahun terakhir, dan Twitter sendiri sebenarnya juga lebih suka disebut sebagai aplikasi berita ketimbang jejaring sosial.

Mungkin tidak banyak yang tahu, akan tetapi Twitter pernah mengubah kategori aplikasinya di App Store iOS dari “Social Networking” menjadi “News” sekitar dua tahun yang lalu. Dari situ mereka juga bereksperimen dengan sejumlah fitur seputar konten berita, mulai dari lini masa terkurasi sampai liputan peristiwa secara live.

Inisiatif terbarunya mungkin terkesan sepele, akan tetapi bakal semakin memantapkan posisi Twitter sebagai aplikasi untuk mengonsumsi berita. Berdasarkan laporan BuzzFeed, Twitter ingin menyuguhi kita dengan lebih banyak berita dalam upaya terbarunya.

Tampilan Tweet yang dikelompokkan berdasarkan tautan berita yang dibawanya / BuzzFeed
Tampilan Tweet yang dikelompokkan berdasarkan tautan berita yang dibawanya / BuzzFeed

Jadi kalau ada beberapa akun yang Anda ikuti yang mengunggah Tweet berisikan link berita yang sama, Twitter bakal mengelompokkannya menjadi satu. Link artikelnya akan diposisikan di atas sendiri, lalu diikut semua Tweet dari jaringan Anda yang mencakup link tersebut.

Efeknya mungkin tidak akan langsung terasa, tapi saya yakin perubahan ini bakal sangat berguna ketika ada suatu breaking news yang terpantau secara global. Dipadukan dengan fitur Bookmark yang dirilis belum lama ini, saya kira wajar apabila sebagian dari kita bakal memperlakukan Twitter lebih seperti aplikasi berita ketimbang media sosial.

Sumber: BuzzFeed. Gambar header: Pexels.

Messenger Kids Kini Dilengkapi Fitur Sleep Mode Guna Membatasi Waktu Penggunaannya

Menjelang akhir tahun kemarin, Facebook merilis Messenger Kids, aplikasi chatting yang dikhususkan untuk anak-anak di bawah umur minimal yang disyaratkan Facebook. Salah satu komponen terpenting dalam aplikasi tersebut adalah fitur parental control, dan ini yang terus disempurnakan Facebook dalam beberapa bulan terakhir.

Pada versi terbarunya, Messenger Kids telah dilengkapi fitur bernama Sleep Mode, yang berfungsi untuk membatasi waktu penggunaan aplikasi oleh anak-anak. Dengan Sleep Mode, para orang tua dapat menentukan jam berapa sampai berapa Messenger Kids jadi tidak bisa digunakan oleh buah hatinya.

Untuk mengaktifkannya, orang tua tinggal membuka menu Parent Control pada akun Facebook-nya masing-masing. Di sana orang tua bisa menetapkan durasi Sleep Mode untuk masing-masing anak, dan ini bisa dibedakan untuk hari biasa atau akhir pekan. Normalnya, durasi Sleep Mode pada akhir pekan bisa dipersingkat, atau ditiadakan sepenuhnya.

Messenger Kids Sleep Mode

Selagi Sleep Mode aktif, anak-anak yang mengakses Kids Mode bakal melihat pemberitahuan bahwa aplikasi baru bisa digunakan setelah jam yang sudah ditentukan. Semisal mereka sedang asyik video call dengan teman-teman sekelasnya usai mengerjakan PR dan sesaat sebelum Sleep Mode aktif, mereka juga bakal mendapat notifikasi agar mereka bisa bersiap untuk pamit dan keluar dari aplikasi.

Per Februari kemarin, Messenger Kids sudah tersedia di Android, setelah sebelumnya hadir lebih dulu di iOS. Kendati demikian, sampai artikel ini ditulis, saya belum menemukannya di app store untuk pasar tanah air. Kalau memang butuh, Anda bisa mengunduhnya dengan terlebih dulu mengubah pengaturan negara di akun app store masing-masing.

Sumber: Facebook.

Facebook Siapkan Fitur 3D Drawing dan Boomerang untuk Pengguna Stories

Di titik ini Anda mungkin bingung kenapa harus ada Facebook Stories kalau sudah ada Instagram Stories. Well, dalam waktu dekat, Anda bakal mempunyai setidaknya satu alasan yang cukup kuat untuk menggunakannya, yaitu 3D drawing.

Istilah tersebut adalah yang Facebook gunakan untuk fitur di mana Anda bisa menggambar secara bebas dalam medium augmented reality. Coretan-coretan Anda bakal tetap berada di posisi asalnya meski Anda menggerakkan kamera ponsel, sehingga Anda bisa melihat maupun merekamnya dari sudut yang berbeda-beda.

Fitur ini nantinya bisa diakses lewat fungsi kamera pada aplikasi Facebook. Gambarnya bebas dibuat sebelum atau selagi merekam, dan ke depannya dipastikan bakal ada lebih banyak jenis brush yang tersedia.

Tentu saja ini bukan pertama kalinya Facebook menerapkan fitur berbasis AR. Sebelum ini, mereka sempat menerapkan AR untuk menghidupkan poster film, dan teknologi yang dipakai untuk mendeteksi ujung ruangan maupun objek-objek yang tersebar di dalamnya sejatinya sama.

Selain 3D drawing, Facebook juga bakal menambahkan Boomerang sebagai salah satu fitur kamera pada aplikasinya. Fungsinya sama persis seperti di Instagram, di mana pengguna bisa membuat GIF maju-mundur yang konyol.

Keduanya bakal dirilis dalam beberapa minggu ke depan, berdasarkan konfirmasi Facebook kepada TechCrunch. Apakah ini bisa membuat Anda tertarik untuk menggunakan Facebook Stories? Kita lihat saja nanti.

Sumber: TechCrunch.

Instagram Uji Fitur Nametags Demi Mempermudah Pengguna Saling Bertukar Akun

Instagram baru saja merilis fitur baru bernama Focus. Di samping itu, Instagram tentu saja juga sibuk menggodok fitur-fitur baru lainnya. Salah satunya bernama Nametags, yang belum lama ini mulai diuji bersama sejumlah pengguna yang beruntung, berdasarkan laporan TechCrunch.

Fitur ini pada dasarnya dirancang untuk memudahkan orang lain menemukan akun Instagram kita. Ketimbang harus mencari nama akun saya lalu mengklik tombol Follow, Anda hanya perlu memindai semacam kode QR yang saya buat – bisa ketika kita baru bertemu lalu bertukar akun, atau jika saya mendadak gila dan memajang kode tersebut di halaman depan DailySocial misalnya.

Proses pembuatannya terbilang simpel. Cukup klik icon baru yang muncul di bagian atas profil, lalu Anda bakal disambut oleh nama akun masing-masing dalam ukuran besar di bagian tengah. Dari situ Anda bisa memodifikasi latar belakangnya: bisa sebatas warna gradien, bisa berupa motif emoji (sesuai pilihan sendiri), atau bisa juga motif foto selfie dengan sentuhan filter AR.

Sumber gambar: TechCrunch.
Sumber gambar: TechCrunch.

Seperti yang saya bilang, Nametags bakal mempermudah proses saling bertukar akun. Namun di sisi lain, pemilik bisnis juga bisa memanfaatkannya untuk mempromosikan akunnya masing-masing. Bisa dengan mencantumkan gambar Nametag-nya di media sosial, atau dengan mencetaknya dalam selebaran lalu menyebarkannya.

Bagi yang merasa fitur ini familier, itu dikarenakan Instagram lagi-lagi menjadikan Snapchat sebagai inspirasi, spesifiknya fitur QR Code mereka yang dirilis di awal tahun 2015. Sejauh ini belum ada kepastian kapan Nametags bakal meluncur ke publik secara luas.

Sumber: TechCrunch.

Pengguna Facebook Messenger Kini Bisa Saling Berkirim Foto 360 Derajat dan Video HD

Facebook kembali menggulirkan update untuk Messenger, kali ini berkaitan dengan konten multimedia yang didukungnya, setelah sebelumnya meluncurkan fitur Admin Privilege. Pada versi terbarunya, pengguna aplikasi chatting itu sekarang bisa saling berbagi foto 360 derajat dan video berkualitas HD (720p).

Untuk membagikan foto 360 derajat, caranya tidak berbeda dari foto biasa. Lalu untuk menavigasikan foto yang dibagikan, tinggal geser saja posisi smartphone, atau cara lainnya adalah dengan mengklik dan menarik, terutama bagi yang mengaksesnya dari versi web Messenger.

Kemudian untuk video HD, pengguna sejatinya punya beberapa opsi. Jadi selain membagikan video yang tersimpan di ponsel, mereka juga bisa membagikan video yang berasal dari News Feed masing-masing, atau yang terdapat di percakapan dengan orang lain.

Dua konten baru ini akan ditandai oleh icon-nya masing-masing di Messenger: icon kompas untuk foto 360 derajat, lalu label “HD” atau “SD” untuk video. Andai kuota Anda kritis, tinggal ganti kualitas video yang diterima dari HD ke SD saat membukanya dalam tampilan full screen.

Saat ini dukungan foto 360 derajat sudah tersedia buat semua pengguna Messenger tanpa terkecuali. Dukungan video HD sayangnya baru tersedia di beberapa negara saja, dan Indonesia belum jadi salah satunya.

Sumber: Facebook.

Fitur Baru Pinterest Mudahkan Pengguna Temukan Deretan Pin Terbaru dari Akun yang Mereka Ikuti

Dewasa ini, hampir semua media sosial menerapkan metode kurasi berbasis algoritma untuk menampilkan konten kepada penggunanya. Konten yang tampil berdasarkan kronologinya sudah dinilai ketinggalan zaman, meskipun sebenarnya masih banyak konsumen yang menginginkan hal tersebut.

Hal itu dibuktikan oleh Pinterest, yang baru-baru ini merilis fitur berupa tab baru berlabel “Following”. Fungsi tab ini sangat simpel dan to the point, yakni menampilkan deretan pin dari semua pengguna lain dan brand yang Anda ikuti, sesuai urutan dari yang terbaru terlebih dulu.

Tombol “+” di bagian atas bisa dipakai untuk melihat siapa saja yang pengguna ikuti, sekaligus untuk berhenti mengikuti akun-akun yang dinilai sudah tidak lagi relevan. Tentu saja dari situ pengguna juga bisa menemukan deretan akun lain untuk diikuti berdasarkan minatnya masing-masing.

Pinterest bilang bahwa munculnya fitur baru ini didasari oleh hasil diskusi mereka dengan sejumlah pengguna. Sejumlah pengguna sebenarnya sudah puas dengan sistem kurasi berbasis algoritma yang ada sekarang, sedangkan sejumlah lainnya lebih suka mengkurasi tampilan kontennya sendiri. Namun yang lebih penting, sebagian besar rupanya ingin memiliki kedua opsi tersebut secara bersamaan.

Following sejatinya hanya berperan sebagai tambahan untuk tab Home yang sudah ada sekarang. Jadi ketika Anda hanya ingin melihat koleksi pin terkurasi, silakan buka tab Home. Sebaliknya, saat Anda hendak mengumpulkan inspirasi terbaru dari siapapun yang Anda ikuti, tab Following hadir khusus untuk keperluan tersebut.

Fitur ini sekarang sudah mulai dirilis di versi web maupun aplikasi Pinterest untuk iOS dan Android, dan bakal tersedia untuk semua pengguna dalam beberapa minggu ke depan.

Sumber: Pinterest.

Fitur Explore Sajikan Update Atas Berbagai Aktivitas yang Terjadi via Snap Map

Snapchat terus menyempurnakan fitur Snap Map yang mereka luncurkan tahun lalu. Setelah belum lama ini merilis Snap Map versi web, Snapchat kini mencoba membujuk pengguna untuk lebih sering memakai Snap Map melalui fitur bernama Explore.

Explore dideskripsikan sebagai pemandu wisata akan bermacam peristiwa yang terjadi di Snap Map. Setiap kali teman-teman pengguna berkunjung ke lokasi baru, atau mampir ke suatu festival, Explore akan menyuguhkan update secara otomatis di Snap Map.

Pada dasarnya Explore akan mencoba mengekspos semua kegiatan yang memiliki informasi lokasi di Snapchat. Namun tentu saja, semuanya kembali ke keputusan pengguna masing-masing: apakah mereka keberatan atau tidak membagikan informasi lokasinya ke teman-temannya melalui Snap Map.

Andai keberatan, maka aktivitasnya sama sekali tidak akan pernah muncul di Snap Map, dan Explore pun tidak dapat memantaunya. Setiap status yang muncul di Explore hanya bisa dilihat selama 24 jam, dan dalam kurun waktu tersebut hanya akan ada satu status yang muncul dari setiap pengguna.

Selain status dari teman, Explore juga akan menyuguhkan update atas momen-momen lain macam breaking news atau event yang sedang berlangsung. Ini setidaknya bisa sedikit mengisi kekosongan pada Snap Map bagi mereka yang belum memiliki banyak teman.

Menurut Snapchat, fitur ini dirancang demi mengatasi masalah di mana pengguna sering bingung harus memulai dari mana ketika membuka Snap Map. Jadi ketimbang harus menavigasikan tampilan peta secara manual, pengguna bisa memulai eksplorasinya hanya dengan menekan tombol “New Updates”.

Sumber: The Verge dan Snap.

Admin Group Chat di Facebook Messenger Kini Punya Otoritas Lebih

Group chat merupakan fitur penting di Facebook Messenger. Bagaimana tidak, tahun lalu terhitung ada 2,5 juta grup baru yang dibuat di Messenger setiap harinya, berdasarkan data dari Facebook sendiri.

Bagi yang tidak tahu, satu grup di Messenger bisa menampung hingga 250 orang. Interaksi antar orang sebanyak itu bakal terkesan kacau andai tidak ada elemen moderasi yang mencukupi. Untuk itu, Facebook baru saja meluncurkan fitur Admin Privilege pada Messenger.

Fitur ini sederhananya memungkinkan para administrator grup untuk memiliki otoritas lebih. Ketika fitur ini diaktifkan, menambahkan anggota baru ke dalam grup harus disetujui terlebih dulu oleh sang admin. Ini penting mengingat Facebook juga menghadirkan fitur baru di mana siapapun dapat mengundang anggota grup baru hanya melalui sebuah tautan.

Beberapa hal lain yang bisa dilakukan administrator grup meliputi: menendang anggota grup jika diperlukan, serta menunjuk anggota grup untuk membantunya sebagai admin. Tentu saja, sang administrator utama juga berhak ‘melepas jabatan’ beberapa admin pembantu tersebut.

Secara default, fitur Admin Privilege ini tidak aktif, jadi Anda tak perlu khawatir tiba-tiba ada perubahan yang signifikan pada grup masing-masing. Andai diperlukan, fitur ini bisa diaktifkan kapan saja oleh sang administrator utama (pembuat grup).

Sumber: Facebook.