Momentum Bisnis E-commerce Indonesia di Tahun 2023

Dalam 15 tahun terakhir, sekitar 15 layanan e-commerce kelas menengah dan besar di Indonesia terpaksa tutup karena tidak bisa bertahan di kerasnya persaingan bisnis. Elevenia gulung tikar awal Desember 2022 lalu, sedangkan JD.ID akan menghentikan seluruh operasional bisnisnya di Indonesia per Maret mendatang.

Memasuki tahun 2023, perusahaan besar yang mendominasi tinggal Shopee dan Tokopedia yang menyasar segmen C2C, sedangkan Blibli dan Lazada di segmen B2C. Memasuki tahun 2023, bagaimana momentum bisnis untuk layanan marketplace?

Kategori unggulan

Platform teknologi automasi yang pengumpulan data di layanan e-commerce, Compas, memberikan sedikit gambaran dominasi Shopee dan Tokopedia di Indonesia.

“Keunggulan dari dua marketplace tersebut dari awal sudah fokus dengan target pasar yang mereka sasar. Shopee dengan ibu-ibu dan Tokopedia yang fokus menjual gadget. Image tersebut sudah melekat kepada masing-masing pelanggan dari kedua marketplace tersebut,” kata CEO Compas Hanindia Narendrata.

Berdasarkan Indonesia FMCG E-Commerce Report 2022 yang dirilis Compas, Shopee dan Tokopedia menjadi dua marketplace teratas favorit masyarakat Indonesia. Per November 2022, market share Shopee untuk kategori FMCG lebih unggul dari Tokopedia. Selain itu, distribusi share kategori FMCG di Shopee dan Tokopedia cukup berbeda.

Beauty & Care mendominasi Shopee, sedangkan kategori Health dikuasai Tokopedia. Perbedaan ini menunjukkan fokus yang dipilih oleh kedua marketplace. Memanfaatkan tren belanja masyarakat, terutama perempuan, menjadi rahasia Shopee untuk keberhasilan ini.

Laporan Compas soal kategori produk e-commerce / Compas

Terkait Blibli, menurut Hanindia, perusahaan ini memiliki roadmap yang solid dengan mengintegrasikan pengalaman online dan offline melalui layanan e-commerce dan toko fisik untuk beberapa mitra merek terkemuka. Blibli saat ini telah memiliki unified omnichannel ecosystem yang disebut sebagai Blibli Tiket terdiri dari entitas Blibli, tiket.com, dan Ranch Market. Perusahaan telah melakukan IPO tahun 2022 lalu.

“Menurut saya Blibli mainnya secara long term game. Perusahaan dengan level mereka cara berpikirnya sudah kepada profitabilitas. Didukung dengan Grup Djarum, saat ini fokus mereka bukan hanya ke produk gadget saja namun juga sudah mulai merambah ke Home & Living,” kata Hanindia.

Terkait potensi Lazada tahun ini, Hanindia menyebut dirinya masih kesulitan melihat peluang layanan ini. Salah satu alasannya adalah kultur yang berbeda dan perubahan yang terus terjadi secara internal.

Sebagai salah satu portofolio layanan e-commerce raksasa Alibaba, Lazada memiliki rencana melakukan berbagai kerja sama dengan anak-anak usaha Alibaba lainnya di Indonesia, termasuk mengembangkan layanan logistik dan mengembangkan gudang yang dikelola secara mandiri.

Inovasi teknologi

LazBeauty salah satu kanal terbaru Lazada / Lazada

Executive Director Lazada Indonesia Ferry Kusnowo mengungkapkan, sebagai salah satu perusahaan e-commerce terdepan di Asia Tenggara, Lazada terus melakukan inovasi berbasis teknologi untuk mengembangkan bisnisnya.

Saat ini perusahaan menggunakan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk mempercepat proses pengiriman barang serta memanfaatkan teknologi chatbot untuk menjawab berbagai pertanyaan konsumen. Kecerdasan data perusahaan diklaim membantu mitra penjual menargetkan audiens dengan lebih akurat dan meningkatkan konversi.

Penggunaan Augmented Reality (AR) juga meningkatkan pengalaman bagi pembeli. Teknologi AR Lazada memungkinkan pengguna mencoba produk kecantikan secara real-time dengan hasil nyata.

Perusahaan juga berupaya meningkatkan pengalaman omnichannel dengan berbagai fitur terintegrasi, termasuk fitur live commerce LazLive dan toko offline.

Ketika disinggung tentang strategi Lazada dengan makin masifnya layanan Direct to Consumer (D2C) saat ini, perusahaan menyambut baik tren D2C dan terus mendorong kolaborasi dengan para seller.

“Kami berharap tren pertumbuhan ini akan terus berlanjut. Kami berkeinginan untuk terus tumbuh dan menjalankan operasional bisnis yang berkelanjutan melalui kekuatan utama kami: e-commerce, teknologi, dan logistik,” kata Ferry.

Laporan yang dirilis Lazada Sponsored Solutions (LSS) bertajuk Transforming Southeast Asia: From Discovery to Delivery menemukan 57% konsumen di Asia Tenggara mencari produk secara langsung lewat platform e-commerce. Hal ini menjadikan platform e-commerce sebagai mesin pencari baru. Meski ada prediksi melambat dan pelanggan akan cenderung untuk lebih berhati-hati dalam berbelanja, daya beli konsumen Indonesia diperkirakan tetap stabil dan berpotensi memiliki tren pertumbuhan.

Sementara menurut VP Marketplace Tokopedia Yudhiaji Cahya Kusuma, Tokopedia terus bertransformasi menjadi super ecosystem. Mereka mengklaim  jumlah penjual di Tokopedia telah bertambah dari 7,3 juta (Februari 2020) menjadi sekitar 12 juta saat ini.

Di sisi lain, Tokopedia menggencarkan inisiatif hyperlocal yang menerapkan teknologi geotagging untuk mendekatkan pembeli dengan penjual di mana pun mereka berada. Program ini bertujuan agar pembeli bisa mendapatkan produk kebutuhan dengan lebih cepat dan efisien dan UMKM punya kesempatan yang sama untuk bertumbuh dan berkembang tanpa harus pindah ke kota besar.

“Kami percaya kolaborasi dan inovasi menjadi kunci beradaptasi di tengah era digitalisasi sekaligus menjadikan UMKM lebih berdaya dan berjaya untuk menjawab tantangan perubahan zaman.”

Pendekatan Omnichannel untuk Imbangi Perubahan Tren Belanja Ritel di Indonesia

Sepanjang pandemi, jargon omnichannel mungkin terkubur. Berbagai aktivitas offline terhambat. Perusahaan teknologi mencoba beradaptasi. Dengan asumsi adanya perubahan perilaku yang lebih memilih menjaga jarak, layanan-layanan difokuskan ke arah go online. Sejak tahun 2022 lalu, kondisinya membaik. Masyarakat kembali ke mall, restoran, salon untuk merasakan pengalaman beraktivitas.

Strategi omnichannel, yang mengombinasikan kehadiran offline dan online, kembali mencuat dengan pendekatan berbeda.

Menurut hasil riset yang dirilis The Trade Desk pada Februari 2022, konsumen Indonesia kembali berbelanja secara offline setelah pandemi mulai terkendali. Namun, percepatan adopsi online di industri ritel tidak serta merta ditinggalkan. Kehadiran saluran berbelanja online dan offline jadi saling melengkapi.

Kondisi ini didukung hasil survei McKinsey berjudul “Indonesian consumer sentiment during the coronavirus crisis” pada Agustus 2022. Survei menunjukkan ada 60%-90% responden Indonesia menggunakan solusi omnichannel di tahap pembelian. Kedua riset ini memvalidasi bahwa omnichannel akan tetap ada untuk sekarang dan yang akan mendatang bagi bisnis ritel.

McKinsey : Indonesian consumer sentiment during the coronavirus crisis

Di sisi lain, menurut Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia, 90% dari anggotanya telah mengadopsi strategi omnichannel. Akan tetapi, sebagian besar peritel fisik di seluruh Indonesia masih tidak memiliki keahlian dan sumber daya internal yang memadai maupun investasi teknologi yang substansial untuk menjalankan model ritel omnichannel secara efektif. Oleh karenanya, hanya sejumlah kecil peritel besar mampu menerapkan inisiatif omnichannel.

Bagi perusahaan yang sudah mengadopsi konsep ini, pekerjaannya tidak bisa dilakukan sekali. Usaha terus dilakukan secara berkelanjutan, karena harus ada nilai tambah yang diciptakan agar tetap unggul. Perusahaan perlu mencermati target konsumen yang diinginkan dari perspektif omnichannel.

“Dengan menanamkan prinsip-prinsip ini ke dalam strategi ritel mereka, para pemimpin ini dapat menggunakan momentum—dan urgensi— pada saat ini untuk menentukan keuntungan yang ingin dicapai,” tulis laporan McKinsey dalam laporan terpisah bertajuk “Omnichannel: The path to value”.

Blibli

DailySocial.id menghubungi dua pemain e-commerce, Blibli dan Sociolla, yang menerapkan strategi omnichannel untuk memahami hipotesis masa depan dalam rangka mendukung posisi perusahaan.

SVP O2O Blibli David Michum menyampaikan, hipotesis Blibli dalam memulai strategi ini selalu dilihat dari perspektif konsumen Indonesia yang terus berevolusi. Di satu sisi, omnichannel adalah masa depan bagi bisnis ritel, terutama setelah melihat potensi pasar di sektor ini semenjak pandemi. Prospek tersebut menjadi langkah bagi Blibli untuk menjadi perusahaan berkelanjutan.

“Strategi physical (physical-digital) atau omnichannel dalam hal ini menjadi salah satu fokus utama kami yang bertujuan meningkatkan customer journey untuk berbelanja dan bertransaksi secara seamless di setiap touchpoints pelanggan, baik secara online maupun offline,” terang David.

Riset yang dirilis The Trade Desk dan McKinsey tersebut menjadi alasan kuat bagi Blibli untuk menguatkan strategi omnichannel. Perusahaan berambisi ingin menjadi omnichannel commerce dan platform gaya hidup terdepan di Indonesia.

Peresmian Toko Tukar Tambah pertama yang berlokasi di Dago, Bandung / Bali

Dalam membangun misi tersebut, perusahaan mencoba menjawab tantangan yang ada, di antaranya: membangun multiple touchpoints, menstandarkan pengalaman konsumen, mengintegrasikan keberadaan toko online dengan fisik, dan menciptakan pengalaman ritel yang lebih baik untuk pelanggan.

Perjalanan awal Blibli membangun omnichannel dimulai pada 2016 melalui peluncuran fitur Blibli Instore dan diikuti Click & Collect pada 2018, dengan menggandeng para mitra bisnis dalam menjawab kebutuhan immediate omnichannel presence, dan opsi pembayaran yang beragam dalam satu platform terintegrasi. Layanan Click & Collect semakin terintegrasi sejak diluncurkan Bliblimart sebagai toko offline pertama Blibli pada 2020, serta akuisisi Ranch Market pada 2021.

Inovasi terus berlanjut hingga tahun lalu dengan memperkuat kehadiran di toko fisik untuk flagship store. Inisiatif toko fisik ini dijalankan oleh anak usaha Blibli, Blibli Omnichannel Mobility Group (Blibli OMG). Terdapat monobrand store, seperti Samsung Experience Store dan Hello (monobrand store Blibli untuk Apple, khusus untuk partner tier-1 di Indonesia). Bila ditotal, saat ini perusahaan telah mengoperasikan lebih dari 100 flagship stores dan 70 gerai Ranch Market yang tersebar di seluruh Indonesia.

Selanjutnya, terdapat multibrand store, seperti Blibli Store dan toko Tukar Tambah yang jumlahnya lebih dari 27 ribu titik per September 2022. Lokasinya tersebar di tujuh kota, temasuk Jakarta, Bandung, Medan, dan Surabaya.

David optimistis sinergi tiga layanan di bawah Blibli: e-commerce, OTA (Tiket.com), dan groceries (Ranch Market) menempatkan perusahaan tetap di posisi relevan dengan kebutuhan masyarakat masa kini.

“Melalui ekosistem Blibli Tiket, kami dapat memenuhi hingga 90% kebutuhan masyarakat Indonesia, mulai dari belanja kebutuhan harian hingga leisure. Kami memahani kesibukan para pelanggan, untuk itu pelanggan kian dimudahkan dengan pemesanan kebutuhan harian lewat aplikasi Blibli.”

Sociolla

Pendekatan yang mirip juga ditempuh Sociolla agar tetap relevan dengan konsumennya. Co-Founder dan President Social Bella (perusahaan pengelola Sociolla) Christopher Madiam menyampaikan, sejak awal meski Sociolla beroperasi sebagai platform e-commerce kecantikan, mereka paham betul bahwa pengalaman belanja offline akan selalu relevan bagi konsumen di segmen ini.

“Karena para pecinta kecantikan ingin dapat menyentuh dan mencoba produk secara langsung sebelum membeli produk. Memahami hal tersebut, pada 2019 kami memperkenalkan toko berkonsep omnichannel, yang memadukan pengalaman berbelanja online dan offline secara seamless dan terintegrasi bagi konsumen kami,” kata Chris.

Dari pengamatan perusahaan, saat ini konsumennya —yang mayoritas adalah perempuan— mengharapkan tempat belanja yang dapat memberikan pengalaman berbelanja yang seamless dari URL ke IRL (In Real Life), memiliki spesialisasi dalam hal produk yang dijual, dan menawarkan pengalaman berbelanja yang unik. Perusahaan menyebut tren ini sebagai Future Commerce 3.0 dan sudah dihadirkan melalui toko omnichannel-nya.

Menurutnya, konsep omnichannel harus menawarkan pengalaman online ke offline atau sebaliknya, seamless dan mudah bagi konsumen. Kunci utama untuk memberikan pengalaman kecantikan yang seamless dan holistik di omnichannel Sociolla terletak pada kemampuan dalam membangun kolaborasi yang solid, berjalan secara seamless dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk fungsi internal dan eksternal (brand, supplier, layanan pengiriman, dll).

“Kedua, being agile is a must. Kami selalu berusaha untuk beradaptasi dan berkembang agar dapat memenuhi perubahan permintaan yang konstan dari konsumen yang sangat digital.”

Gerai Sociolla / Sociolla

Chris tidak memungkiri perjuangan untuk mewujudkan omnichannel tidaklah mudah. Namun, ia optimistis berbekal pemahaman yang mendalam tentang perilaku dan kebutuhan pecinta kecantikan yang berkembang secara konstan, serta didukung dengan kapabilitas teknologi yang kuat, mampu mengisi kesenjangan antara kebutuhan konsumen dan solusi yang tersedia di pasar.

“Sejak pertama kali didirikan, Social Bella telah berinvestasi dengan kuat tidak hanya dalam peningkatan teknologi front-end tetapi juga pengoperasian back-end, dengan warehouse pusat yang dilengkapi dengan sistem teknologi end-to-end.”

Disebutkan, jangkauan toko offline Sociolla meningkat hingga 30 kali lipat dibandingkan sebelum pandemi dengan total 49 toko omnichannel di 29 kota di seluruh Indonesia. Di Vietnam sendiri, kini mencapai 13 toko sejak ekspansi perdana di 2020 lalu.

“Rencana kami berikutnya di tahun 2023 adalah terus memperluas jangkauan dan melayani konsumen untuk berbelanja dengan cara yang mereka sukai, baik itu secara online, offline, ataupun keduanya melalui aplikasi SOCO, situs Sociolla, serta gerai omnichannel.”

Beberapa fitur yang sudah dihadirkan untuk mendukung omnichannel di antaranya:

● Click and Collect: Belanja produk dari berbagai brand melalui aplikasi SOCO atau web Sociolla dan konsumen dapat memilih untuk mengambil barang langsung di gerai Sociolla sesuai pilihan.
● Shop and Deliver: Belanja berbagai brand dan produk di gerai Sociolla yang konsumen kunjungi saat ini, lalu hanya dengan memindai Kode QR dari aplikasi SOCO. Kemudian kirim barang ke rumah/tujuan sesuai keinginan konsumen.
● Store Page on SOCO App: Ketika mengunjungi gerai Sociolla mana pun, konsumen dapat mengetahui informasi tentang promosi atau hal baru yang ditawarkan pada hari itu dengan memindai Kode QR di stasiun check-in SOCO dan menggunakan voucher khusus yang tersedia untuk transaksi.

“Kami terus berinovasi dengan fitur-fitur baru di omni stores kami untuk memastikan bahwa konsumen akan mendapatkan pengalaman belanja kecantikan terbaik sesuai keinginan dan preferensi mereka,” pungkas Chris.

DNA Cohort 1 Umumkan 30 Anggota Terpilih, Siap Tempa Skill untuk Berkarir di Dunia Kerja

Program Digital Nation Ambassador atau DNA akhirnya resmi mengumumkan anggota terpilih untuk tahap Cohort 1. Ada 30 mahasiswa yang dipilih lewat total jumlah pendaftar DNA dari 107 universitas yang tersebar di Indonesia. Adapun 30 mahasiswa ini berasal dari berbagai daerah, seperti Jabodetabek, Surakarta, Pekalongan, Medan, Surabaya, Yogyakarta, Samarinda, Tasikmalaya, Malang, Makassar, Semarang, Maluku, dan Bandung.

Seperti diketahui, DNA adalah inisiatif DailySocial.id sebagai media teknologi ternama yang turut mendukung pengembangan ekosistem digital tanah air. Program ini akan menghubungkan para akademika (kalangan mahasiswa) dengan ekosistem startup digital. Lewat DNA, visibilitas mahasiswa diharapkan akan terus didorong untuk ekosistem startup teknologi, serta terhubung langsung dengan para pelaku industri teknologi agar dapat menciptakan talenta digital yang berkualitas di masa depan.

Selama masa seleksi, antusiasme dan semangat peserta sangat tinggi, mengingat mereka akan memasuki program intensif yang akan berlangsung enam bulan ke depan. Program DNA akan dimulai pada hari ini, Senin, 30 Januari 2022 yang juga menandakan penyambutan 30 anggota DNA.

Tak cuma punya kesempatan luas terkoneksi langsung dengan para pemain teknologi penting dan teman baru dari berbagai universitas di Indonesia, para peserta juga akan mendapatkan kesempatan pengembangan diri dan skill secara komprehensif, yang disajikan secara eksklusif oleh DailySocial.id. 

Pengembangan yang dimaksud meliputi kelas taktis persiapan karir yang akan bermanfaat bagi dunia kerja. Ada empat jenis kelas karir yang disiapkan seperti kelas Public Speaking, Content Creation, Content Writing, serta kelas Project Management. Seluruh kelas eksklusif yang ditawarkan akan dibimbing langsung oleh praktisi terbaik dari industri terkait.

Selain itu, para anggota DNA juga akan berkesempatan untuk menjadi kontributor artikel secara langsung di DailySocial.id, peluang untuk meningkatkan hard-skill dan soft-skill yang sangat bermanfaat bagi karir, dan juga lencana eksklusif sebagai perwakilan khusus dari lembaga pendidikan para peserta, dan juga tentunya memperoleh sertifikasi spesial yang dikeluarkan secara eksklusif dari DailySocial.id.

Untuk informasi lengkap terkait portfolio 30 anggota DNA Cohort 1 dan mengikuti seperti apa keseruan program ini, stay tuned di media sosial DailySocial.id atau kunjungi laman berikut ini.

 

Hukumonline Strengthens Legal Literacy and Empowers Businesses in Indonesia through Technology

Among countries in the Asia-Pacific region, Indonesia is known for having one of the most complex legal jurisdictions. This often becomes a challenge for many business actors in Indonesia. Because not only are they required to understand the legal landscape in the country, but they also need to quickly adapt to any changes in regulation and policies.

The situation becomes even more complicated when information regarding the law tends to be less accessible. This is where the presence of platforms such as Hukumonline is often seen as the right solution provider. Since 2000, Hukumonline has faithfully provided content related to law and regulation, helping to ease the work of many legal and business practitioners in Indonesia.

Over time, however, Hukumonline has also grown into more than just a legal education platform. Currently, Hukumonline also provides legal consulting services and training, as well as solutions and a technology-based regulation compliance system (reg-tech).

 

Trends in the reg-tech industry

Running a business in Indonesia can’t be done by only understanding market needs. Business actors are also required to be able to adapt to changes in existing regulations because this will have a direct impact on their operations and the needs of their respective customers.

Coupled with the fact that the government is always actively implementing regulatory changes and updates, business actors need the best reference to help them make good decisions while keeping the business compliant with the regulation.

Based on statistics in the Hukumonline’s database, Indonesia has at least 100,000 regulations, with around 3,000 new regulations being added annually. Imagine how much time and energy companies and legal practitioners have to spend on legal research and analysis, which will certainly affect the company’s overall performance.

The good news is, this trend encourages players in the reg-tech industry such as Hukumonline to always keep up with the market situations and needs. Legal analysis and information on regulatory updates will always be a staple for them to provide in order to support businesses and help keep the public informed.

 

A platform to empower legal practitioners

For more than two decades, Hukumonline has continued to carry out its mission to help society understand more about the laws that keep this country in order. As time goes by, the types of legal content it provides have expanded, which now includes regulatory updates, as well as legal reports and analyses.

“We provide premium content not only for companies or business customers but also law firms, lawyers, the ministries, law or advocacy bureaus, institutions such as NGOs, as well as the university and academic community,” said Arkka Dhiratara, CEO of Hukumonline.

Awareness of the importance of understanding and complying with regulations among companies is increasing nowadays. This has fueled the increasing demand for legal services and information. According to Arkka, there are now more than 1,300 corporate customers who subscribe to access Hukumonline’s regulation data center and premium content.

Arkka further explained that the key to Hukumonline’s growth lies in its commitment to maintaining the quality of the information and always being responsive in finding solutions for business needs in terms of law and regulation. The efforts it put forth ultimately paid off, as towards the end of 2022, Hukumonline won two awards from the Indonesian Cyber Media Association (AMSI) for Best Business Growth and Best Management.

 

Regulatory Compliance System

Easy access to legal information is important, but no less important for business actors is how they can continue to comply with the law that operates. This urgency of legal compliance triggered the development of an artificial intelligence (AI)-based platform at Hukumonline called the Regulatory Compliance System (RCS). The system is designed specifically to assist businesses in monitoring regulatory updates, identifying liabilities, and obtaining audit reports easily.

“The Regulatory Compliance System is supported by hundreds of thousands laws and regulations from Hukumonline’s legal data center, which is connected to every level of state and regional regulations. Not only does it support companies’ legal needs for information, but the RCS also ensures companies keep up with the latest regulatory updates, ensure their business activity complies with the regulation, helps them to mitigate risk and reduce costs as well,” Arkka explained.

RCS is only one of a number of popular enterprise solutions that Hukumonline offers. It also offers the document management system Exdoma, business entity licensing and establishment solutions Easybiz, as well as legal consulting and legal document creation services Justika.

DSLaunchpadX Umumkan 30 Peserta Terpilih Ikuti Program Inkubator

Program DSLaunchpadX yang diselenggarakan oleh DS/X Ventures dan DailySocial.id memasuki tahap akselerasi intensif bagi para startup terpilih. Periode registrasi program ini sebenarnya telah dibuka sejak tanggal 18 Desember 2022 dan ditutup pada 15 Januari 2023. Dalam program inkubasi ini, DSLaunchpadX mengundang beberapa mentor yang telah berpengalaman di bidangnya. Untuk program inkubasi ini diselenggarakan penuh secara daring.

Selama periode registrasi dibuka, sangat banyak antusiasme para founder yang telah mendaftarkan diri dalam program DSLaunchpadX. Akan tetapi, pihak penyelenggara sadar bahwa tidak semua akan lolos dalam tahap berikutnya. Hanya para founders yang memenuhi kriteria, dengan ide dan konsep startup terbaik yang dapat menjadi peserta DSLaunchpadX.

DS/X Ventures dan DailySocial.id telah melakukan beberapa tahapan kurasi demi mendapatkan peserta terbaik untuk program ini. Proses kurasi dilakukan berdasarkan beberapa kriteria penilaian, mulai dari kelengkapan segi administrasi pada saat pendaftaran, hingga potensi ide yang diajukan. Dengan konsep pendaftaran yang terbatas, akhirnya terpilihlah 30 peserta saja yang berhasil untuk lolos ketahap selanjutnya. Meskipun terbilang sedikit, tetapi kami mengharapkan peserta yang terpilih menjadi orang yang lolos karena ide terbaik mereka. 

Lewat proses kurasi yang tidak mudah, DS/X Ventures dan DailySocial.id telah memilih 30 peserta yang berhak mengikuti rangkaian program DSLaunchpadX. Berikut adalah daftar peserta terpilih: 

  1. BANANA & Partners
  2. Rumalabs
  3. EVA HRIS
  4. PT Bumi Tekno Indonesia
  5. Xehat.com
  6. Orderfaz
  7. parentoday
  8. Rooma
  9. Kuesio
  10. Rangkai
  11. Cityplan
  12. AturKuliner
  13. Bengkel Mania
  14. Shieldtag
  15. SMEs Pack
  16. Akar
  17. Universitas123
  18. Mosfis
  19. Spinnel
  20. MauPesen
  21. Saku Laundry
  22. Digital Hunter
  23. Bukukede
  24. Tnos
  25. Halogistic
  26. IJO
  27. Habitz.id
  28. Maxy Academy
  29. SkillGrow
  30. Kucari

Selamat kepada para 30 founder yang berhasil lolos ke tahap selanjutnya di DSLaunchpadX. Para peserta berhak mengikuti rangkaian webinar, mentoring eksklusif, dan juga sesi private 1-on-1 bersama para mentor yang spektakuler. Para mentor tersebut diharapkan akan memberikan wawasan yang luas mengenai langkah akselerasi startup. Selama acara berlangsung, para founders akan diberikan kesempatan untuk mengikuti Demo Day yang akan diselenggarakan pada 1 Maret 2023 yang dimana akan terdapat para VC yang akan mendengarkan ide dari pada founders. 

Kepada para peserta yang belum lolos DSLaunchpadX, janganlah menyerah tetap ikuti kegiatan DSLaunchpadX selanjutnya dan mereka juga dapat mendaftar di DSConnect. Sekali lagi, selamat kepada 30 peserta terpilih. Awal perjalanan untuk mewujudkan mimpi para founders startup bersama DSLaunchpadX segera dimulai!

SleekFlow Tawarkan Solusi Terlengkap Bagi UMKM Jelajahi Ranah Social Commerce

Di era modern ini, media sosial telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Tak hanya sebagai sarana hiburan, media sosial juga telah menjadi salah satu platform yang efektif untuk berjualan. Fenomena ini disebut sebagai social commerce. Di Indonesia, social commerce menjadi tren. Berdasarkan data dari laporan “Social Commerce 2022” oleh DSInnovate, pasar social commerce di Indonesia pada tahun 2022 mencapai angka 8,6 miliar dolar, dengan pertumbuhan tahunan sekitar 55 persen, dan diperkirakan akan terus tumbuh hingga mencapai 86.7 miliar dolar pada 2028.

Social commerce menawarkan keuntungan yang tidak dapat diabaikan bagi para pelaku usaha kecil dan menengah, atau UMKM. Selain biaya yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan platform e-commerce lainnya, social commerce juga memberikan peluang lebih luas bagi UMKM untuk mengembangkan pasar, serta mengaktivasi brand loyalty demi mengelola basis pelanggan yang jauh lebih baik dari sebelumnya.

Apa saja yang dibutuhkan untuk mengelola social commerce?

Untuk dapat mengelola social commerce dengan efektif, terdapat beberapa tools yang dibutuhkan. Pertama, Anda perlu memiliki akun media sosial yang aktif dan terverifikasi. Selain itu, Anda juga perlu memiliki website atau toko online yang terintegrasi dengan media sosial tersebut.

Kedua, Anda perlu memiliki fitur yang memudahkan pelanggan untuk mengakses produk atau jasa yang Anda tawarkan. Beberapa fitur yang dapat Anda pertimbangkan adalah chatbot, link menu, atau tombol “beli” yang terdapat pada akun media sosial Anda. Terakhir, Anda perlu memiliki sistem yang dapat memantau dan mengelola pesan yang masuk dari pelanggan. Dengan demikian, Anda dapat merespon pertanyaan atau keluhan pelanggan secara cepat dan efektif.

Mengenal SleekFlow sebagai solusi untuk meningkatkan penjualan di social commerce.

Salah satu platform yang dapat membantu UMKM dalam mengelola social commerce adalah SleekFlow. SleekFlow merupakan platform omnichannel chat asal Hong Kong yang saat ini mulai memasuki pasar Indonesia dengan mengusung berbagai fitur kunci seperti pengelolaan pesan dari berbagai channel ke dalam satu inbox, smart-routing pesan ke admin yang sesuai, serta fitur auto-reply untuk meningkatkan kepuasan pelanggan.

Henson Tsai selaku Founder & CEO mengungkapkan, Indonesia merupakan pasar yang penting bagi SleekFlow terkait potensi industri eCommerce yang masih dinilai sangat cerah kedepannya.

“Saat ini, 80 persen merchants online di Indonesia memperoleh penjualan melalui saluran sosial dan messaging channels, dan SleekFlow bertujuan untuk membantu penjual lokal meningkatkan megatren yang sedang naik daun ini lebih jauh lagi,” ujar Henson.

Lengkapnya, platform yang telah resmi menjadi mitra WhatsApp Business Solution Provider ini menawarkan ragam produk untuk mengakselerasi upaya social commerce bagi para pebisnis. Terdapat 6 (enam) pilar produk atau layanan yang ditawarkan seperti; Omnichannel Inbox, Social Customer Relationship Management, Marketing & Broadcast Campaign, Automations & Chatbot Solutions, In-Chat Payment Links, hingga Messaging Channel & Integrations. Solusi bagi layanan WhatsApp Business yang ditawarkan SleekFlow digadang mampu memaksimalkan upaya pemasaran brand. Seperti yang dilansir oleh InsideRetail Asia, SleekFlow berhasil membantu Bossini, sebuah brand ternama asal Asia dalam meningkatkan traksi bisnisnya, melalui kampanye blast WhatsApp, yang diklaim mampu menyumbang peningkatan transaksi sebesar 18 persen.

Dalam skala global, solusi SleekFlow telah digunakan oleh lebih dari lima ribu brand, dengan rentang industri yang beragam. Dari keterangan yang kami peroleh, brand ternama seperti Lalamove, Shiseido, hingga Giordano menjadi salah satu mitra bisnis SleekFlow.

Di tanah air, bagi UMKM lokal, SleekFlow sepertinya patut menjadi opsi untuk mendorong pertumbuhan industri dan ekosistem yang berkelanjutan. Menurut data dari Statista, jumlah pengguna aktif media sosial di Indonesia pada tahun 2022 diperkirakan mencapai 155 juta jiwa atau sekitar 70 persen dari total populasi Indonesia. Ini merupakan peluang besar bagi para pelaku UMKM yang tentu saja tidak layak untuk dilewati. Menarik untuk kita nantikan bersama seperti apa kolaborasi SleekFlow dengan industri UMKM tanah air di masa mendatang.

Artikel ini didukung oleh, SleekFlow.

Mendorong Inklusi Keuangan Lewat Inovasi Credit Scoring

Proses credit scoring atau penilaian kelayakan kredit merupakan tahapan yang esensial dalam pengajuan kredit baik itu oleh individu atau UMKM. Proses ini dilakukan dengan memeriksa dan menganalisis berbagai berkas pendukung, seperti slip gaji, laporan pajak, bukti pembayaran, rekening koran, hingga verifikasi lapangan.

Pada umumnya, pengecekan skor kredit dapat dilakukan melalui BI Checking, yang sekarang sudah berubah menjadi Informasi Debitur (iDEB) atau Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK). Data tersebut biasanya menyangkut rekam jejak debitur dari ragam transaksi sebelumnya yang bersumber dari basis data bank atau lembaga finansial lainnya.

Berbekal informasi yang didapat, institusi finansial dapat menentukan apakah calon nasabah bisa mendapatkan layanan kredit yang dimiliki atau tidak. Bahkan secara lebih mendetail, penyedia layanan kredit juga bisa menentukan berapa besar nilai kredit maksimal yang akan diberikan didasarkan kemampuan dari calon nasabah tersebut.

Seiring berkembangnya inovasi digital, penyelenggara fintech melalui model bisnis Innovative Credit Scoring (ICS) mencoba menyediakan solusi serupa dengan memanfaatkan sumber data alternatif yang tidak terbatas pada rekening bank. Contohnya, data belanja daring, data telekomunikasi, juga rekam jejak di media sosial dapat menjadi sumber alternatif.

Berbagai data alternatif ini digunakan untuk meningkatkan akurasi penilaian kredit. Pasalnya, saat ini masih cukup banyak penduduk Indonesia yang membutuhkan layanan kredit namun belum memiliki data kredit yang layak. Industri perbankan juga mulai terbuka memanfaatkan sumber data alternatif demi memperluas jangkauannya ke segmen masyarakat unbankable dan UMKM.

Menjangkau segmen unbankable

Data Bank Dunia menunjukkan, ada 97,74 juta orang atau setara dengan 48% dari populasi dewasa di dalam negeri masuk kategori unbanked. Jumlah ini merupakan yang terbesar keempat di dunia, di bawah India, China, dan Pakistan. Angka ini menunjukkan bahwa Indonesia masih memiliki potensi yang sangat besar untuk bisa berkembang.

Salah satu agenda besar yang ingin dicapai oleh Pemerintah adalah meningkatkan indeks inklusi keuangan masyarakat sebesar 90% di tahun 2024. Kehadiran fintech Innovative Credit Scoring saat ini diharapkan dapat menjadi enabler yang memfasilitasi masyarakat, terutama yang belum tersentuh oleh layanan perbankan, untuk mendapatkan pendanaan bagi kegiatan usahanya.

Dalam wawancara bersama DailySocial.id, Yohanes Arts Abimanyu selaku President Director dan CEO Pefindo Biro Kredit mengungkapkan, “Khususnya bagi masyarakat yang unbankable, alternative score menjadi solusi dalam hal tidak tidak tersedianya data kredit atau bisa juga digunakan untuk melengkapi scoring berbasis data kredit yang sudah ada,” lanjutnya.

Metodologinya pun terus berkembang, misalnya yang dilakukan Pefindo bersama XL Axiata dalam produk IdTelcoScore, mereka merilis produk penilaian alternatif memanfaatkan nomor seluler pengguna XL Axiata untuk menganalisis kelayakan kredit debitur.

Di Indonesia sendiri, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah membuat klaster khusus bernama Innovative Credit Scoring (ICS) sebagai penyelenggara Inovasi Keuangan Digital (IKD). Per September 2022, sudah ada 19 perusahaan yang tercatat dalam klaster credit scoring.

PT Finantier Teknologi Indonesia menjadi yang terakhir mendapat lisensi ini pada 2021 silam. Platform ini menyediakan solusi open finance dengan infrastruktur teknologi berbasis API yang dapat dimanfaatkan fintech untuk menghadirkan layanan keuangan inklusif. Produknya adalah credit scoring teregulasi yang dapat dimanfaatkan institusi keuangan digital dalam menunjang layanan pinjaman dengan memastikan kelayakan calon nasabah.

Pemain lainnya yang lebih dulu terdaftar CredoLab beroperasi dengan membaca data di smartphone untuk menghasilkan skor perilaku pengguna. Selanjutnya data tersebut diolah untuk memperkirakan kemungkinan gagal bayar. Metadata di perangkat diakses secara anonim, dengan tetap menjamin privasi.

Salah satu pemain baru yang bergerak di sektor ini adalah SkorLife. Menggunakan pendekatan yang sedikit berbeda, perusahaan memiliki posisi yang unik karena membangun apa yang disebut dengan pemangku kepentingan sebagai “pembangun kredit” di bidang kredit konsumer.

Mereka melihat di Indonesia, sebagian besar bank dan lembaga keuangan lainnya masih bertumpu pada “kelayakan pendapatan” daripada kelayakan kredit untuk memutuskan apakah mereka dapat menawarkan kredit kepada peminjam atau tidak.

Untuk mengatasi hal ini, SkorLife bertujuan memberikan kontrol kembali kepada konsumen dengan membuat mereka mengambil peran lebih aktif dalam membangun dan mempertahankan nilai kredit mereka.

CEO SkorLife, Ongki Kurniawan juga mengungkapkan, “Melalui layanan kami, calon kreditur akan dapat membangun dan meningkatkan profil kredit mereka dengan fitur-fitur seperti tip dan saran yang dipersonalisasi. Kami juga akan membantu membawa lebih banyak pengguna NTC (New to Credit),”

Mendukung bisnis fintech

Terkait pemanfaatan layanan credit scoring, fintech lending atau P2P lending adalah salah satu jenis fintech yang akan secara intensif memanfaatkan layanan ini. Dalam proses kerjanya, mereka membutuhkan proses penilaian kelayakan yang cepat untuk memberikan umpan balik sesegera mungkin setelah pengguna melakukan pengajuan.

Belum lama ini, layanan marketplace microfinance Amartha meluncurkan inisiatif terbarunya Ascore.ai, alternatif skoring kredit yang dibangun di atas lebih dari 1 juta database mitra pengusaha ultra mikro Amartha selama tujuh tahun terakhir. Solusi ini menargetkan pangsa pasar institusi dan individu.

Selain itu juga ada AIForesee yang belum lama ini diperkenalkan sebagai anak perusahaan baru dari Investree. Perusahaan menyediakan platform penilaian kredit alternatif untuk mendukung penyaluran pinjaman produktif ke UMKM. Platform ini beroperasi menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) dan data alternatif yang dimiliki oleh ekosistem.

Selain dapat dimanfaatkan UMKM untuk bisa mendapat akses kredit, dan P2P lending untuk mendukung bisnis pembiayaan, innovative credit scoring juga bisa dimanfaatkan untuk e-commerce dalam rangka mendorong digitalisasi UMKM dan jasa keuangan memberi proteksi asuransi, serta akses bagi perusahaan pembiayaan.

Salah satu contohnya adalah Tokoscore yang sudah terafiliasi dengan platform Tokopedia. Saat ini, pihaknya berupaya membantu menjawab masalah yang dihadapi pemberi pinjaman. Terutama, ketika mereka menerima pengajuan kredit dari tiga kelompok masyarakat unbankable, namun kesulitan menilai credit risk karena tidak menemukan data historis mereka di biro kredit.

Perusahaan baru saja meluncurkan produk terbaru, yaitu”Income Prediction” memungkinkan prediksi nilai pendapatan dari calon peminjam untuk membantu para mitra strategis di industri keuangan, seperti bank atau fintech, dengan menilai kapasitas dari para calon peminjam. Selain itu ada “Fraud Flags” yang memberikan informasi jika calon peminjam memiliki aktivitas atau perilaku mencurigakan di platform e-commerce.

Terkait isu keamanan data, penyelenggara fintech innovative credit scoring (Fintech ICS) pada tahun 2021 lalu telah meluncurkan kode etik (Code of conduct) yang disusun oleh Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) dan Kelompok Kerja (Pokja). Kode etik ini diharapkan bisa mendorong penyelenggara lebih bertanggung jawab, meningkatkan kepercayaan konsumen, serta turut berkontribusi dalam inklusi keuangan di Indonesia.

Catatan Penting Perjalanan Ekosistem Startup Digital Tanah Air Tahun 2022

Ekosistem startup Indonesia kian berwarna-warni. Ada kisah yang cenderung suram, namun ada juga yang semarak memberikan harapan. Tahun 2022 dianggap banyak orang jadi tahun yang menantang, pasca pandemi dua tahun lalu yang memberikan efek kejut bagi perekonomian kita. Isu pasar keuangan global, makroekonomi, hingga resesi jadi “momok” yang seakan memberi peringatan bagi ekosistem startup teknologi kita, bahwa ada hal-hal yang patut digarisbawahi untuk dijadikan pelajaran di masa depan.

Menutup akhir tahun, DailySocial.id resmi merilis laporan tahunan 2022 yang merangkum catatan penting perjalanan startup digital Tanah Air, yang dipublikasikan melalui situs resminya DailySocial.id Annual Report 2022.

Amir Karimuddin, Chief Editor and Research DailySocial.id mengatakan, “Industri startup Indonesia tahun ini menyaksikan sejumlah penutupan bisnis dan penghentian karyawan. Hal ini tidak terelakkan sebagai fase untuk membawa ekosistem ke kondisi yang lebih sehat dan lebih baik.”

“Dengan jumlah distribusi pendanaan yang sesungguhnya masih baik tahun ini, dua startup unicorn baru lahir. Keberlangsungan bisnis dan fokus menuju kondisi keuangan yang sehat akan menjadi metrik utama bagi banyak startup ke depannya,” lanjutnya.

Terdapat berbagai kabar dan pencapaian menarik seputar ekosistem startup lokal, yang bisa memberikan khazanah bahwa saat ini kita berada di jalur yang tepat menuju industri teknologi yang kuat, dan sehat secara berkelanjutan. Annual Report 2022 oleh DailySocial.id juga merangkum berbagai aktivitas yang termasuk dalam upaya kami menghubungkan ratusan inovator, startup, dan korporasi dalam kolaborasi untuk mendorong pertumbuhan ekosistem digital tanah air di berbagai sisi.

“Startup Winter” di Indonesia?

Di Annual Report 2022 ini, “startup winter” menjadi pembahasan awal yang menarik untuk disimak. Fenomena yang terjadi dalam skala global ini sangat disayangkan juga memberikan dampak di ekosistem tanah air. Kabar pengurangan pegawai, sampai penutupan bisnis atau pivot, dialami oleh beberapa entitas startup dalam berbagai skala – yang bahkan dialami pula oleh startup-startup berstatus ‘unicorn’. Meski demikian, Annual Report 2022 DailySocial mencatat, di balik kabar suram, ada pula beberapa kabar menarik seperti jumlah pendanaan startup Indonesia yang bisa mencapai miliaran dolar, hingga ada terdapat lebih dari dua ratus startup yang berhasil mengamankan pendanaan di tahun yang menantang ini.

2022 tahunnya Web3

Di ranah blockchain, tahun 2022 merupakan tahun lanjutan bagi gegap gempita proyek-proyek teknologi Web3. Di ranah lokal, Hybrid merangkum 5 (lima) proyek NFT terbaik, hingga daftar game berbasis NFT dan platform Metaverse lokal. Di sisi pendapatan royalti, Annual Report 2022 juga merangkum angka royalti yang fantastis hingga mencapai ratusan juta dolar. Untuk selengkapnya bisa Anda baca di sini.

Menghubungkan inovator, startup, dan korporasi ke dalam satu ekosistem teknologi

Sebagai media modern yang memberikan dukungan keberlanjutan terhadap ekosistem, DailySocial.id berhasil menghelat berbagai inisiatif dengan tujuan tak hanya sekedar menghidupkan roda ekosistem, namun juga mengakselerasi pertumbuhan bagi berbagai stakeholder. Sepanjang 2022, DailySocial.id berhasil menginisiasi berbagai perhelatan berskala nasional seperti Indo NFT Festiverse, Hack@ON OCBC NISP, Web3 Bootcamp, dan masih banyak lainnya. Ribuan jam interaksi, dan lebih dari empat ratus ribu waktu streaming di platform audio visual kami melengkapi berbagai aktivitas kami untuk turut berpartisipasi mendorong perekonomian digital bangsa.

Masih banyak lagi insight dan informasi menarik yang tentu sayang bila terlewati. Kunjungi “Annual Report 2022” dari DailySocial.id di halaman ini sekarang. Selamat membaca!

Tekad ION Mobility Bumikan Sepeda Motor Elektrik di Indonesia

Indonesia mulai mengejar ketertinggalan untuk urusan kendaraan listrik. Pemerintah mulai tancap gas mendorong industri hulu untuk bergerak turun ke hilir, setelah mencanangkan kendaraan listrik sebagai bagian dari masa depan Indonesia. Ada sejumlah kebijakan dan insentif untuk memastikan keberhasilan target tersebut.

Hal tersebut mendorong nama-nama produsen sepeda motor lokal yang belakangan mulai muncul. Nama-nama sepeda motor listrik yang sudah beredar di antaranya ALVA, Electrum, Volta, SLIS, Gesits, U-Winfly, dan Polytron Fox-R. Semuanya di-backing oleh perusahaan besar, termasuk pelat merah.

Scorpio Electric (Singapura) di Asia Tenggara, dan di belakang Gogoro (Taiwan) dan Ather Energy (India) di Asia Pasifik, adalah beberapa nama manufaktur yang bisa dikatakan menjadi champion di negara masing-masing.

Di antara sesama negara Asia Tenggara, progres adopsinya kurang lebih mirip. Rata-rata menghadapi tantangan yang sama, seperti kurangnya infrastruktur publik pengisian daya; biaya kepemilikan yang tinggi; keselamatan, jarak mengemudi, serta pengoperasian dan pemeliharaan EV; dan, ketergantungan terhadap sumber energi.

Survei termutakhir Deloitte menunjukkan adanya peningkatan minat terhadap EV di kalangan konsumen di wilayah tersebut. Dikatakan, “didorong oleh biaya bahan bakar yang lebih rendah, kekhawatiran tentang perubahan iklim/penurunan emisi, dan pengalaman berkendara yang lebih baik. Minat tertinggi konsumen datang dari Singapura, Malaysia, dan Thailand. Namun, kurangnya infrastruktur pengisian daya publik dan jarak kemudi tetap menjadi hambatan untuk diadopsi.” Kekhawatiran tersebut wajar saja, mengingat kapasitas baterai yang terbatas untuk menempuh perjalanan jarak jauh.

Asia Tenggara muncul sebagai pasar potensial dan pusat manufaktur untuk kendaraan listrik (EV). Mordor Intelligence memperkirakan pasar EV di Asia Tenggara hampir mencapai $500 juta pada 2021 dan memperkirakan akan tumbuh menjadi $2,7 miliar pada 2027.

Seluruh kondisi di atas mendorong jiwa kewirausahaan James Chan untuk turut serta meramaikan industri EV ini. Meski Chan bukan pengendara motor dan ahli otomotif, tapi ia melihat potensi untuk meramahkan bumi dengan energi bersih. Ia memiliki pengalaman lebih dari 16 tahun dalam perumusan dan implementasi kebijakan ekonomi dan industri, modal ventura, pengembangan dan manajemen produk, strategi dan pengembangan bisnis, keuangan dan operasi di teknologi dan ekosistem startup di Asia Tenggara dan Asia Timur.

Bekal tersebut membuat ia percaya diri untuk menginisiasi pendirian ION Mobility di Singapura sejak 2019. ION Mobility adalah perusahaan motor listrik dan energi bersih di Asia Tenggara yang mengemban misi untuk menciptakan dan menghadirkan mobilitas dan energi yang terjangkau, diinginkan, dan berkelanjutan untuk semua orang.

“Saya melihat dorongan dari pemerintah untuk memulai kendaraan listrik. Saya percaya ini adalah perjalanan yang panjang untuk mentransformasi supply chain di industri tersebut. Kami pun tertarik untuk berpartisipasi untuk mengakselerasi ini dan menawarkan solusi terbaik,” kata Chan kepada DailySocial.id.

Menurutnya, perusahaan EV teratas seperti Tesla, Rivian, dan Lucid Motors, masing-masing berhasil membuktikan kelayakan dan keberlanjutan mobilitas listrik di segmen mobil dan truk selama 10 tahun terakhir. Oleh karena itu, ia ingin membangun dan menskalakan ION Mobility di Asia Tenggara agar setara dengan perusahaan-perusahaan tersebut, yang memiliki sepeda motor listrik yang layak jalan dan jaringan pengisian energi yang lebih bersih, dan fokus yang sama dengan konsumen Asia Tenggara.

Terlebih, penjualan sepeda motor itu mendominasi daripada mobil dengan skala perbandingan 6:1 di Indonesia. Di regional ini, sepeda motor telah menyentuh kehidupan di lebih dari 200 juta orang. Akan tetapi, populasi tersebut bertanggung jawab atas lebih banyak daripada mobil, mengeluarkan hidrokarbon hingga 16 kali lebih banyak, karbon monoksida tiga kali lebih banyak, dan polutan lain sepanjang masa pakainya.

Dengan mengurangi keragu-raguan dan friksi serta mempercepat transisi konsumen menuju motor listrik, ia meyakinkan bahwa ION Mobility berada di posisi terdepan untuk memainkan peran penting dalam pengurangan polusi udara perkotaan dan kebisingan, ketergantungan pada subsidi bahan bakar, rantai pasokan dan pengembangan industri serta pembangunan sosio-ekonomi yang lebih berkelanjutan yang berpusat di sekitar kota-kota di seluruh Asia Tenggara.

Sumber: ION Mobility

Bisnis model ION Mobility

Chan menegaskan bahwa perusahaannya adalah produsen sepeda motor listrik yang merakit seluruh prosesnya secara mandiri, alias tidak memakai vendor manapun. Produk perdana ION Mobility sudah dilakukan sejak Juli 2020, setelah penelitian pasar yang mendalam. Berkat itu, pihaknya dapat memahami pengguna di wilayah ini lebih baik daripada pesaingnya. Disimpulkan bahwa tidak ada pilihan yang menarik bagi pengendara Asia Tenggara untuk beralih dari sepeda motor pembakaran tradisional mereka.

Dalam proses perakitan hingga selesai, pihaknya mengadopsi pendekatan full-stack, end-to-end untuk merancang, merekayasa, menguji dan merakit sepeda motor listrik kami untuk pengiriman. Ia percaya ini adalah pendekatan terbaik yang memberi fleksibilitas strategi bisnis, sambil memungkinkan pihaknya cepat beradaptasi menyesuaikan dinamika produk dan layanan untuk merespons pembelajaran pengguna pasar Asia Tenggara.

“Saya tidak percaya bahwa untuk menjadi OEM (original equipment manufacturer) harus bergantung pada vendor karena ini seperti jual-beli. Jadi kita atasi semua sendiri, kontrol sendiri semuanya makanya kita bisa berikan harga jual yang optimal. Pada akhirnya kami memilih jalan yang tersulit.”

OEM adalah istilah yang paling sering terdengar di dua industri: otomotif dan TI. Istilah ini krap dikaitkan dengan perusahaan yang memproduksi produk yang kemudian dijual kembali atau diganti mereknya oleh perusahaan lain.

Sebagai catatan, perakitan paket baterai internal dan pendukungnya dilakukan di Singapura dan Indonesia dari waktu ke waktu. Sementara untuk distribusinya dan perakitan akhir diselesaikan di pabrik ION Mobility yang berada di Cikarang, Jawa Barat.

“Kami dengan cepat tertarik pada potensi besar Indonesia dan rantai pasokan industri lainnya di kawasan ini, dan yakin akan apa yang dapat kami berikan untuk mempercepat transisi konsumen yang tak terelakkan menuju sepeda motor listrik di tahun-tahun mendatang.”

ION Mobility sendiri mengambil strategi direct-to-consumer (D2C) demi sedekat mungkin dengan konsumen, dimulai dari mass market premium. Perusahaan memanfaatkan kehadiran showroom yang berlokasi di Radio Dalam, Jakarta untuk memamerkan produknya secara offline. Ada kemungkinan untuk masuk ke platform e-commerce demi perluas cakupan konsumen.

Sumber: ION Mobility

Chan optimistis dengan konsep D2C ini. Lantaran perusahaan akan mengontrol pembiayaan produknya melalui model bisnis fintech yang dirancang untuk menangkap nilai maksimum sambil memiliki ekonomi unit positif per sepeda motor tanpa bergantung pada volume penjualan seperti yang biasanya dilakukan oleh perusahaan perangkat keras tradisional.

Dalam praktiknya, strategi diterjemahkan ke dalam kombinasi penawaran leasing dan sewa-beli yang memberikan konsumen pilihan baru dengan persyaratan yang setara dengan apa yang mereka kenal ketika mereka membeli sepeda motor pada umumnya. Sebagai bisnis yang disruptif, perusahaan perlu memiliki dan mengoptimalkan margin secara menyeluruh, sembari memberi nilai tambah untuk menawarkan pengalaman terintegrasi dan bersaing dengan petahana.

“Pada akhirnya, kami berusaha untuk menawarkan produk yang diinginkan dengan fitur cost-to-superior dan total-cost-of-ownership, yang membuat transisi keputusan beli atau tidak yang lebih baik oleh target audiens.”

Produk pertama ION Mobility adalah M1-S yang diperkenalkan di Indonesia Motorcycle Show 2022 pada 2 November-6 November 2022. Produk yang dirancang khusus untuk pasar Indonesia ini, didesain untuk menjadi futuristik namun fungsional, dengan menyeimbangkan kekuatan dan kehalusan.

M1-S mengusung motor listrik 5kW dengan tenaga puncak 12,5kW untuk memberikan pengendara akselerasi lincah 3,7 detik dari diam hingga 50 km/jam, dengan kecepatan maksimal 105 km/jam. Pelanggan dapat memulai dengan dua pilihan dua konfigurasi paket baterai tahan cuaca (48Ah atau 60Ah), yang dapat meraih jarak antara 120 km hingga 150 km di antara pengisian daya.

M1-S didesain untuk perjalanan sehari-hari, desain step-through dari M1-S menyajikan area penyimpanan di bawah kursi sebesar 26 liter, dan kabel pengisi daya terintegrasi memungkinkan pengguna untuk mengisi daya di rumah maupun di perjalanan.

M1-S dilengkapi dengan layar LCD 7 inci ultra-terang yang didukung dengan prosesor multi core, paket sensor canggih, serta memiliki sistem keamanan tanpa kunci yang dapat secara cerdas memasangkan smartphone pengguna melalui aplikasi ION Mobility.

Untuk pengisian daya listrik, perusahaan telah menjalin kemitraan dengan PLN untuk pengadaan infrastruktur pengisian daya sepeda motor bertenaga listrik dan solusi bagi pelanggan PLN, ION, dan lainnya. ION Mobility akan berkontribusi dalam pengadaan Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) dengan komitmen awal 100 unit di penjuru Jakarta dan bakal berlanjut ke kota lainnya secara nasional sesuai dengan kebutuhan pasar.

Nantinya pengendara motor listrik dapat meraih jarak lebih dari 100 km dengan mengisi daya selama satu jam, jika menggunakan fitur pengisian cepat di ION M1-S. Meski sudah diperkenalkan di publik, M1-S baru akan dipasarkan pada tahun depan. Harganya juga belum diumumkan, tapi disampaikan kisaran harganya berada di bawah Rp50 juta.

Sumber: ION Mobility

Telah peroleh pendanaan

Dalam perjalanan ION Mobility, perusahaan sudah didukung dengan pendanaan dari sejumlah investor. Pada 2021, perusahaan mengumumkan penyelesaian pembiayaan awal senilai $6,8 juta. Quest Ventures dan TNB Aura memimpin putaran ini, diikuti oleh investor baru dan investor lama seperti GDP Venture, Monk’s Hill Ventures, Seeds Capital, dan 500 Asia Tenggara. Investor lain termasuk Alice Hung, CEO ION Mobility James Chan, dan CTO ION Mobility Calvin Cheng.

Kemudian pada pertengahan tahun ini mendapat tambahan dana untuk putaran pra-Seri A sebesar $2,35 juta dari TNB Aura, Quest Ventures, Seeds Capital, dan SEA Frontier Fund. Disebutkan saat ini perusahaan sedang menggalang putaran Seri A yang diharapkan segera rampung. Dana tersebut akan digunakan untuk mendanai rencana perusahaan mulai masuk ke market, menambah inventori, dan kapasitas produksinya.

Chan sendiri menyampaikan, Indonesia adalah negara pertama yang dijajal perusahaan. Namun pihaknya berambisi ingin menguasai pasar ASEAN, Thailand, Vietnam, dan Filipina akan menjadi rencana ekspansi berikutnya pada tahun depan.

Mendalami Esensi Solusi Open Source-Based Data Management Bagi Pertumbuhan Skala Bisnis Secara Efisien Dari Aiven

Tahun 2022 dipandang sebagai tahun yang tak mudah bagi industri digital. Tak hanya berlaku di skala global, industri digital tanah air juga merasakan dampak yang signifikan, dengan kabar-kabar kurang sedap yang melanda ekosistem teknologi dan digital Indonesia mulai dari kabar ‘lay-off’ hingga penutupan bisnis belakangan ini. Banyak faktor yang mempengaruhi, dengan sebagian besar permasalahan berada pada cost efficiency. Meski begitu, digitalisasi wajib terus berkembang di tengah perlambatan ini. Hal itu dirasa perlu dalam mewujudkan perekonomian digital bangsa yang kuat bagi masyarakat modern di masa mendatang. Dalam memuluskan upaya tersebut, banyak cara yang dapat ditempuh oleh entitas teknologi lokal di berbagai skala. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan solusi “open source-based data management”. Seperti apa?

Sesuai namanya, solusi ini berkaitan dengan pengelolaan database berbasis open source yang berjalan di atas teknologi cloud. Solusi ini diklaim dalam menjawab kebutuhan bagi perusahaan, untuk bisa memahami kebutuhan konsumen, sekaligus membuat perencanaan jangka panjang dengan memanfaatkan database sebagai aset perusahaan, seperti halnya yang ditawarkan oleh Aiven, penyedia solusi terkait yang layak Anda pertimbangkan. 

Aiven merupakan penyedia solusi open source data cloud, yang berfokus untuk mendukung pengembangan infrastruktur data. Solusi mutakhir yang ditawarkan diklaim sangat dibutuhkan oleh beragam jenis perusahaan yang datang dari berbagai industri dari berbagai skala, termasuk tentunya perusahaan teknologi. Perusahaan yang datang dari industri teknologi umumnya memiliki pertumbuhan yang pesat, mulai dari pertumbuhan pengguna hingga transaksi. Solusi yang ditawarkan Aiven berupa fleksibilitas dalam pengembangan basis data atau database, yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan, dalam memenuhi perkembangan teknologi modern yang berkembang pesat.

Sebagai entitas yang berbasis di global, Aiven telah menghadirkan solusinya di perusahaan teknologi tanah air. Salah satu yang patut menjadi perhatian adalah kemitraannya dengan GoTo, raksasa perusahaan teknologi Indonesia hasil merger antara Gojek dengan Tokopedia. Sebagai bisnis yang menangani pelanggan dan transaksi yang masif setiap harinya, salah satu tantangan GoTo adalah tentu bagaimana menjaga stabilitas akses terhadap produk-produk populer milik mereka seperti misalnya; aplikasi Tokopedia, Gojek, sampai platform GoTo Financial seperti Gopay dan juga Gopaylater yang memiliki volume transaksi besar setiap harinya. 

Kebutuhan manajemen data jelas menjadi hal yang krusial bagi GoTo Financial, demi menciptakan platform yang aman dan stabil. Dalam memenuhi kebutuhan tersebut, GoTo Financial membutuhkan sebuah solusi berbasis cloud Apache Kafka yang disesuaikan dengan area operasional. Untuk kebutuhan ini, Aiven hadir mendukung GoTo Financial dengan menghadirkan layanan solusi open source-based data management yang mudah diakses, dan dapat disesuaikan dengan area operasi, dan juga biaya operasional yang rendah.

Dalam keterangan Aiven, Kashyap Kopparam, Principal Engineer GoTo Financial mengatakan, GoTo Financial sangat puas dengan kinerja atas solusi Aiven. Dirinya menyebut, hingga kini belum ada kendala performa dan downtime yang terjadi. Kashyap menyebut solusi Apache Kafka juga memberikan keandalan dan kemudahan penggunaan aplikasi bagi para pelanggan dan pengguna jasa GoTo, beserta jasa yang sudah terintegrasi dalam satu sistem membuat para konsumen menjadi lebih mudah untuk memantau setiap transaksi.

Seperti yang tertera di laman resminya, Aiven menyediakan solusi pengelolaan cloud data platform dalam satu kanal. Secara umum, penyedia cloud layanan populer seperti AWS, Google Cloud, Microsoft Azure, Digital Ocean, serta UpCloud telah terintegrasi di dalam layanan Aiven. Begitu pula dengan layanan open source, Aiven telah tersedia di berbagai macam platform open source mulai dari Apache Kafka, Apache Flink, PostgreSQL, MySQL, InfluxDB, Grafana, dan banyak lainnya.

Solusi Aiven tentu sangat menarik untuk menjadi bahan pertimbangan, tatkala kebutuhan pengelolaan infrastruktur teknologi menjadi hal yang krusial. Terlebih bagi kalangan perusahaan rintisan, layanan semacam ini semestinya dapat membantu mereka untuk mengelola basis data, dalam menjangkau konsumen lebih luas di tengah pasar yang semakin dinamis dan kompetitif. Tentunya dengan tidak melupakan sisi efisien biaya.