Beri Perhatian Lebih Pada Kualitas Data Bisnis Anda

Saat ini data memegang peranan penting dalam keberlangsungan bisnis banyak perusahaan mulai mengetahui bahwa mereka sedang menghadapi ancaman kualitas data. Selanjutnya muncul sebuah anggapan bahwa sulit untuk mengerti dan mengekstrak nilai dari data-data dengan kualitas buruk tersebut. Bahkan beberapa melewatkan investasi untuk memperbaiki kualitas data pada pembagian anggaran di akhir tahun. Jika tidak dimulai dari sekarang untuk memperhatikan kualitas data, akan ada beberapa momentum penting yang terlewatkan.

Data dalam situasi sekarang ini menjadi berlimpah. Kehidupan masyarakat yang saling terhubung memberikan sumbangsih data yang besar tiap harinya. Bisnis harus menerima fakta tersebut dan berusaha mengambil manfaat darinya.

Mulai dari kegiatan marketing, pertimbangan inovasi dan kegiatan lain membutuhkan data-data. Manajemen pun harus mulai bertransformasi untuk menghasilkan data berkualitas, di mulai dari cara mengumpulkannya hingga menjamin sumber-sumber data.

Setelah peduli masalah kualitas data, selanjutnya permasalahan-permasalahan harus mulai diuraikan dan diperbaiki satu persatu. Masalah-masalah seperti duplikasi data,  dan memperbaiki masalah manajemen yang dapat menurunkan kualitas data. Menambah peralatan dan tenaga ahli di bidang data dan analisis menjadi beberapa hal yang bisa dilakukan sambil terus fokus pada peningkatan kualitas data.

Meski pada akhirnya kita tidak bisa menjamin 100 persen data yang dihasilkan adalah kualitas baik, tapi setidaknya perlahan-lahan untuk meningkatkan kualitas data yang ada. Mengenali kesalahan, mempelajarinya dan menerapkan perbaikan untuk memastikan data mengalami perbaikan kualitas.

Data pada akhirnya akan memegang peranan penting dalam bisnis. Mendapatkan dan menganalisisnya saja tidak cukup. Kualitas data harus diperhatikan dan terus ditingkatkan. Semakin baik kualitas data akan semakin akurat wawasan yang didapat darinya. Langkah yang bisa diambil bisa diawali dengan memberikan investasi lebih di sektor data dan pengelolaannya. Melakukan pembaruan di perangkat lunak dan kemampuan pegawai juga menjadi langkah yang penting.


Disclosure: DailySocial bekerja sama dengan Bigdata-madesimple.com untuk seri penulisan artikel tentang big data.

Pentingnya Perbankan Memanfaatkan Data Pelanggannya

Tuntutan untuk lebih mengenali dan mendalami penggunanya berlaku untuk semua industri, tak terkecuali perbankan. Ada banyak alasan mengapa perbankan harus segera menerapkan teknologi big data, salah satunya untuk meningkat konversi dan menjaga loyalitas pengguna dengan mengenali apa yang pelanggan mereka inginkan.

Setiap bank dapat dipastikan memiliki jutaan rincian data dari pelanggannya. Dengan big data dan analisis data tersebut bisa menjadi modal yang bagus untuk bank terus berinovasi. Data transaksi misalnya, bank tentu memiliki data transaksi seperit penggunaan kartu kredit, mobile banking, atau internet banking lengkap dengan di merchant mana pelanggan bisa menggunakannya. Dengan data-data tersebut bank bisa memilah dan memilih penawaran mana yang sekiranya cocok dan sesuai dengan kebiasaan pengguna. Tentu hal ini sebuah peningkatan pengalaman bagi pengguna, mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Big data + analisis = peluang besar.

Namun sayangnya tidak sedikit ditemukan bank tidak bisa segera menerapkan teknologi big data. Ada berbagai macam masalah. Seperti hal teknis pada sukarnya melakukan ekstrak terhadap data di sistem lama. Atau masih sulitnya menemukan orang-orang yang ahli untuk melakukan analisis data-data tersebut.

Atau mungkin permasalahan non teknis seperti kurangnya ketertarikan top manajemen perihal penerapan teknologi big data. Yang terakhir ini biasanya bisa dipecahkan dengan melakukan pendekatan-pendekatan yang berbeda dari sebelumnya.

Data umumnya dipisahkan menjadi dua, data terstruktur dan data tidak terstruktur. Data terstruktur biasanya berupa data yang muda dikelola seperti data yang sering kali dimasukkan dalam komputer seperti formulir isian umur, jenis kelamin, alamat, dan data deskripsi lainnya yang terstruktur. Data yang tidak terstruktur, di sisi lain, adalah data dengan format tidak tentu dan biasanya lebih sulit untuk dianalisis. Data tak terstruktur biasanya menyumbang 90% data total data keseluruhan. Data ini biasanya meliputi reaksi atau komentar yang ditulis di laman blog, email, media sosial dan lainnya.

Statistik Data / Bigdata-madesimple
Statistik Data / Bigdata-madesimple

Konversi data yang tidak terstruktur inilah menjadi yang paling penting. Hal ini bisa dilakukan dengan memanfaatkan teknologi baru seperti natural language processing, text Mining, atau teknologi sejenis lainnya. Yang dibutuhkan adalah algoritma untuk mengenali tiap kata dalam tulisan dan menyimpulkannya menjadi sesuatu, apakah itu kritik, pujian atau lainnya.

Tidak mudah dan berisiko memang tapi saat ini memaksimalkan data adalah hal yang menentukan. Melakukan perubahan dengan mengkonsumsi data atau kehilangan pelanggan. Terlebih startup fintech juga lebih gesit dalam penerapan teknologi.


Disclosure: DailySocial bekerja sama dengan Bigdata-madesimple.com untuk seri penulisan artikel tentang big data.

Tips Bagi Startup di Indonesia dalam Memilih Layanan Cloud

Bagi bisnis modern, memiliki fondasi platform komputasi yang kuat merupakan sebuah kebutuhan. Hal ini membawa tantangan tersendiri bagi startup dan UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) yang tak jarang hanya memiliki investasi modal yang terbatas. Untungnya varian layanan cloud computing kini mulai banyak menyajikan varian yang lebih bersahabat bagi startup dan UMKM. Sehingga memungkinkan startup dan UMKM tersebut untuk memiliki sebuah fondasi layanan komputasi yang berperforma kuat, memiliki skalabilitas tinggi dan bersahabat dari sisi harga.

Namun penting untuk diketahui bahwa pemilihan layanan cloud oleh perusahaan rintisan (startup dan UMKM) juga harus tepat. Jangan sampai investasi yang dikucurkan malah menjadi beban tersendiri, karena apa yang dibeli tidak bisa mendongkrak performa bisnis secara signifikan. Untuk itu berikut ini adalah beberapa tips yang dapat dicermati oleh perusahaan rintisan di Indonesia dalam memilih layanan cloud.

Buatlah sebuah perencanaan, demi mendapatkan efektivitas

Sebelum berbelanja layanan cloud untuk bisnis, penting bagi CTO (Chief Technology Officer) atau tim teknis lainnya untuk mengidentifikasi, apa saja layanan yang dibutuhkan dalam bisnis dan bisa dioptimalkan dengan penggunaan cloud. Contoh sederhana untuk sistem email, layanan CRM, hosting website dan sebagainya. Tentukan mana saja yang bisa dioptimalkan dengan cloud, ketimbang mengelola sistem secara mandiri (on-premise).

Perencanaan di dalamnya juga termasuk jenis plan yang akan dilanggan. Pada umumnya layanan cloud dijual dalam bentuk paket berlangganan. Pastikan perusahaan rintisan memilih jenis plan sesuai dengan kebutuhan, dengan pertimbangan layanan cloud cukup fleksibel jika suatu saat membutuhkan sumber daya yang lebih besar seiring dengan meningkatnya traksi bisnis.

Tak harus langsung membeli, bisa mencoba dulu

Dari begitu banyaknya layanan cloud dan jenis fitur yang ditawarkan, kadang memberikan kegundahan tersendiri bagi pengambil keputusan. Bimbang dengan sebuah pertanyaan “apakah layanan ini akan cocok dengan aplikasi/platform yang dibuat?”, “apakah memiliki dukungan teknis yang baik?” dan sebagainya. Untuk itu tidak ada salahnya bagi perusahaan rintisan untuk mencoba terlebih dahulu versi trial untuk beberapa waktu sembari merasakan kecocokan layanan dengan sistem yang dibangun.

Tidak semua penyedia layanan cloud memberikan layanan percobaan gratis, namun tak sedikit juga yang menghadirkannya. Nah, perusahaan rintisan bisa mulai mencoba beberapa layanan tersebut. Sebagai contoh layanan cloud untuk startup dan UMKM yang memberikan versi trial untuk percobaan pengguna adalah Alibaba Cloud. Pengguna bisa melakukan pendaftaran gratis untuk percobaan layanan yang dihadirkan. Dalam fase percobaan ini pengguna bisa menganalisis, apakah sudah cocok atau belum layanan cloud dengan sistem yang telah dikembangkan.

Demografi pengguna menjadi salah satu faktor penentu

Walau bagaimana pun, konsumen adalah prioritas penting bagi sebuah bisnis. Untuk itu dalam memilih sebuah fondasi layanan komputasi, penting bagi perusahaan rintisan untuk mengidentifikasi bagaimana demografi penggunanya nanti. Demografi pengguna di sini termasuk di dalamnya sasaran pasar dan karakteristik pengguna.

Ambil contoh sebuah startup e-commerce, mereka menjual barang dagangan produk pakaian. Dan sasarannya adalah konsumen muda di berbagai kota di Indonesia, termasuk Jakarta, Bandung, Yogyakarta hingga Makassar. Penting untuk dipahami bahwa tidak semua calon konsumen di wilayah tersebut memiliki akses konektivitas sangat cepat. Maka dapat disiasati dengan pemilihan cloud server yang memiliki performa tinggi untuk diakses di wilayah tersebut. Sehingga mampu memberikan akses yang lebih stabil.

Di Indonesia berbagai hal selalu bombastis pada musimnya. Misalnya sekarang sedang bulan Ramadan, maka ritel online yang menjual baju muslim akan kebanjiran pengunjung. Namun tatkala di bulan biasa, trafik pengunjung akan biasa-biasa saja. Skalabilitas seperti ini juga harus menjadi pertimbangan. Sehingga bisnis dapat mengucurkan investasi untuk layanan yang lebih efisien. Ketika traksi naik dengan mudah pengguna melakukan upgrade, begitu pun sebaliknya.

Best practice dan testimoni pengguna juga menjadi faktor penting ketika memilih sebuah layanan cloud. Karena biasanya penyedia layanan cloud juga akan terus berimprovisasi dengan kebutuhan bisnis masa kini.

Disclosure: Artikel ini didukung oleh Alibaba Cloud, penyedia layanan cloud computing dari Alibaba, untuk informasi lebih lanjut seputar layanan, produk dan promo klik pada tautan ini. Anda juga dapat mencoba secara gratis.

Melihat Penerapan Big Data dalam Bisnis Travel

Membicarakan big data dan data tidak bisa terlepas dari penerapannya di berbagai sektor. Salah satu yang paling sering dibahas adalah mengenai peran big data dan analisisnya dalam kaitannya dengan perbaikan dan improvisasi suatu produk atau layanan. Dan kali ini akan dibahas bagaimana big data bisa berperan untuk meningkatkan pengalaman pengguna, loyalitas pengguna dan mengoptimalkan manajemen dalam sektor layanan travel.

Teknologi telah membuat perubahan yang signifikan bagi industri layanan travel. Mulai dari situs, pencarian, data perbandingan, agregator harga, kurasi dan penawaran online telah menjadi bagian dari industri travel belakangan ini. Perkembangan-perkembangan tersebut bisa satu langkah lebih lanjut andai big data sudah mendapat porsi dan posisi yang pas.

Pemanfaatan data di sektor layanan travel bisa ditempatkan untuk lebih banyak menilai apa dan bagaimana yang pengguna inginkan. Apakah dari segi pembayaran dan chek-in yang mudah atau layanan yang dilengkapi dengan fasilitas penjemputan di bandara untuk layanan yang juga menyediakan fasilitas penginapan atau hotel. Analisis big data di sini berperan untuk mengetahui pola dan memberikan wawasan tentang bagaimana pengelola memberlakukan pelanggannya. Untuk selanjutnya bisa ditindaklanjuti demi peningkatan pengelolaan pengguna.

Masih berkaitan dengan pengalaman pengguna, jika dikelola dengan baik improvisasi dalam layanan sesuai dengan kebutuhan pengguna juga bisa menimbulkan kesan tersendiri bagi pengguna. Dampaknya akan mempengaruhi loyalitas pengguna. Pengguna akan kembali menggunakan layanan untuk pemesanan berikutnya. Gimmick seperti menghadirkan kupon untuk potongan sesuai dengan hasil analisis juga menjadi cara yang ampuh.

Misalnya dari data di dapat setiap orang yang bepergian di periode tertentu ke kawasan X selalu menghabiskan beberapa malam. Pengelola bisa menambahkan gimmick potongan harga tiket + kamar hotel pada periode tersebut untuk bisa menarik banyak pengguna. Banyak pengguna sama dengan profit bukan?

Dari segi manajemen, analisis big data juga bisa membawa dampak yang positif. Seperti kita ketahui bersama sektor tiket perjalanan dan hotel tergantung pada musim liburan atau lainnya, atau lebih dikenal sebagai musiman. Ketersediaan tiket dan kamar hotel lebih tinggi pada tanggal-tanggal biasa atau reguler. Dengan big data analisis bisa membantu manajemen untuk mengelola dan menawarkan penawaran yang menarik untuk tetap menjaga konsumsi yang sama baik musim liburan atau hari-hari biasa.

Disclosure: DailySocial bekerja sama dengan Bigdata-madesimple.com untuk seri penulisan artikel tentang big data.

Bitcoin dan Islam: Apa yang Para Ahli Katakan?

Sebagai perusahaan yang beroperasi di negara dengan populasi Muslim yang signifikan, BitX sangatlah tertarik kepada bagaimana bitcoin dilihat dari kacamata Islam. Kami sangat beruntung untuk menghabiskan waktu dengan Profesor Emeritus Dr Rodney Wilson, penerima bergengsi 1435H IDB Prize di Islamic Banking & Finance dan anggota fakultas di Universitas Durham dan The Global University of Islamic Finance (INCEIF).

Dr. Wilson meninjau bahwa “tidak ada keberatan syariah” untuk menggunakan bitcoin sebagai alat transaksi pembayaran, namun ia menambahkan bahwa tidak disarankan untuk orang yang berekonomi rentan – seperti mereka yang berpenghasilan rendah atau tidak cakap berfinansial – untuk memegang mata uang tanpa memahami risiko yang terkait.

Dr. Rodney Wilson, Profesor Emeritus Keuangan Islam dari Universitas Durham
Dr. Rodney Wilson, Profesor Emeritus Keuangan Islam dari Universitas Durham

“Prinsip pembagian risiko adalah hal dasar di keuangan Islam, tetapi investor perlu memahami apa risiko yang akan mereka tanggung,” ungkap Dr. Wilson.

Singkatnya, seorang Muslim yang tertarik untuk menemukan potensi Bitcoin dan keuntungannya, pertama-tama harus menyadari dahulu risiko dan kekurangannya. Ini juga akan memenuhi konsep gharar, konsep keuangan Islam untuk menggambarkan suatu “tidak diketahui, tidak pasti, dan risiko yang berlebihan” yang umumnya dilarang dalam Islam.

Mari kita lihat beberapa informasi relevan mengenai risiko dan keuntungan bitcoin, khususnya tersangkut dengan perspektif Islam.

Bitcoin itu baik

Bitcoin memiliki banyak keuntungan, yaitu cepat, aman dan bebas untuk mengirimkan suatu nilai kepada teman atau keluarga baik lokal maupun internasional. Selain itu, bitcoin sangat bagus untuk pembelian online, memberikan privasi dan transparansi kepada konsumen, dan menempatkan konsumen mengendalikan uang mereka sendiri dengan memungkinkan mereka menyimpannya sendiri dalam format digital atau memilih penyedia, seperti BitX, jika mereka mau.

Dalam diskusi ini, kami juga menerima penjelasan lebih lanjut tentang bagaimana bitcoin dapat mematuhi berbagai aspek perbankan dan keuangan Islam.

Lebih baik ketimbang riba

Charles W. Evans, yang menganalisis mata uang virtual dengan persyaratan Perbankan Syariah dalam paper-nya di Journal of Islamic Banking and Finance menuliskan:

Bitcoin, atau sistem serupa, mungkin adalah media yang lebih tepat untuk Perbankan dan Keuangan Islam daripada mata uang riba yang didukung oleh bank sentral, terutama bagi orang yang tidak memiliki rekening bank dan perdagangan antar bangsa berskala kecil.

Menggabungkan prinsip maslahah dan saling berbagi risiko

Dalam paper yang sama, Evans menulis bahwa BMS (sistem manajemen blockchain) menggabungkan prinsip-prinsip maslahah dan saling berbagi risiko.

BMS adalah struktur yang mendasari bitcoin dan mata uang crypto lainnya. Hal ini dapat berpotensi digunakan sebagai mata uang paralel (dengan fiat)

“Bitcoin bisa menjadi mata uang paralel, bukan mata uang pengganti,” kata Dr. Wilson.

Uang tunai pasti akan selalu ada – penerimaan yang luas tidak ada bandingannya. Namun, bitcoin dapat digunakan bersama-sama dengan fiat dengan cara saling melengkapi.

Dengan cara ini, pengguna bitcoin bisa memanfaatkan keunggulan masing-masing mata uang, tergantung pada kebutuhan mereka. Sebagai contoh, fiat dapat digunakan di toko-toko, sedangkan bitcoin dapat digunakan dengan murah untuk mentransfer uang dari satu negara ke negara lain.

Berpotensi digunakan sebagai alat untuk melindungi kekayaan / investasi

“Saya bisa membayangkan bahwa bitcoin adalah pilihan yang menarik (bagi seorang individu untuk mengadakan sebagai alat lindung nilai) jika mata uang yang dikeluarkan oleh negara sedang menghadapi masalah, seperti Zimbabwe atau Venezuela,” kata Dr. Wilson.

Ia melanjutkan, “Orang-orang sudah beralih ke emas dan logam mulia untuk melindungi kekayaan mereka (ketika mata uang negara kehilangan nilai). Sebagai investasi, bitcoin memiliki tempat khusus dalam portfolio mata uang dunia, tetapi ketergantungan yang berlebihan akan menjadi strategi yang berisiko bagi investor. Risiko terbesar adalah depresiasi terhadap mata uang utama karena tidak ada bank sentral untuk memberikan dukungan.”

Pada dasarnya, jangan menyimpan semua telur Anda dalam satu keranjang.

Bitcoin itu tidak bagus

Bitcoin kadang-kadang memiliki sedikit reputasi buruk, sebagian besar didorong oleh liputan media yang buruk. Seperti layaknya instrumen keuangan dan teknologi, bitcoin pasti akan datang dengan beberapa risiko terkait.

Sangat rentan naik turun

Bitcoin dianggap sebagai mata uang yang sangat volatile. Pada tahun 2013 (dijuluki “The Year of Bitcoin” oleh Forbes), nilai bitcoin berfluktuasi dengan ekstrim tertinggi dan terendah. Ini dimulai pada $13 per bitcoin, sampai setinggi $ 1.150, kemudian jatuh menjadi $520 dalam hitungan beberapa bulan.

Meskipun bitcoin saat ini sedang dalam periode stabil (semester pertama 2016), Muslim yang tertarik bitcoin harus sadar akan risiko tinggi – sebanyak itu bisa naik, bitcoin juga memiliki potensi untuk turun nilainya, dengan cepat.

Pergerakan harga bitcoin sepanjang 2013
Pergerakan harga bitcoin sepanjang 2013

 

Tidak banyak pedagang yang menerima bitcoin, meskipun hal ini mulai berubah

Suatu keistimewaan dari bitcoin adalah bahwa seseorang tidak perlu bergantung pada pihak ketiga seperti bank atau prosesor pembayaran lainnya untuk mentransfer dana ke orang lain. Namun, tidak banyak pedagang menerima bitcoin sebagai alat pembayaran.

Hal ini agak dikurangi oleh kartu debit bitcoin, yang memungkinkan dompet bitcoin dihubungkan dengan proses pembayaran (biasanya Visa atau MasterCard) untuk memungkinkan penerimaan yang lebih luas.

Saat ini ada lebih dari 150.000 pedagang global yang menerima bitcoin dan jumlah ini meningkat setiap bulan. Mengingat bitcoin adalah mata uang baru kurang dari 10 tahun, berikan sedikit waktu. Secara alami nanti akan lebih banyak orang menggunakannya seiring berjalannya waktu.

Memiliki potensi penyalahgunaan

Seperti mata uang lainnya, produk dan jasa bertuliskan nama Bitcoin telah digunakan oleh scammer tidak etis dan penjahat cyber untuk mendapatkan keuntungan dari orang-orang yang tidak bersalah, terutama dari yang kurang cermat di segi finansial.

Meninjau bahwa transaksi bitcoin cepat dan tidak dapat dikembalikan, pengguna bitcoin tidak dapat mengembalikan ataupun meminta uang yang telah dikirim. Ini adalah efek samping yang tidak menguntungkan dari mata uang tersebut.

Tidak ada badan pengawas

Sifat desentralisasi Bitcoin berarti bahwa ini tidak jatuh di bawah suatu yurisdiksi atau tanggung jawab negara manapun. Tidak ada badan pengawas formal.

“Jika ada badan pengawas formal, kita bahkan tidak tahu di mana untuk menempatkan institusinya tersebut,” canda Dr Wilson mengacu pada sifat stateless bitcoin ini. Hal ini membuat sulit untuk mengatasi kasus penipuan terkait bitcoin.

Reputasi sebagai “mata uang untuk penjahat”

Ketika Bitcoin digunakan untuk membeli obat di film “Dope”, masyarakat bitcoin memuji kontribusi film untuk visibilitas bitcoin bukannya menghilangkan kesalahpahaman tentang bitcoin yang hanya digunakan semata-mata dan secara eksklusif untuk kegiatan kriminal.

Sementara Bitcoin dapat disalahgunakan secara online, anonimitas hanyalah sebuah mitos karena melacak transaksi di bitcoin bisa dilakukan. Lalu, peraturan baru akan membuat transaksi bitcoin yang anonim akan menjadi jauh lebih sulit.

Kesimpulan

Terlalu banyak penggemar Bitcoin fokus kepada keuntungan bitcoin tanpa banyak menjelaskan tentang kelemahannya. Pengambilan risiko yang berlebihan atau gharar secara finansial berbahaya bagi umat Islam dan praktisi dari agama-agama lain juga. Namun, dengan pemahaman yang cukup, menggunakan Bitcoin sendiri termasuk sesuai dengan prinsip syariah. Bitcoin ini halal – atau setidaknya, fatwa tidak mendeklarasikan ini sebagai sesuatu yang tidak diizinkan.

Hikmahnya bagi seorang Muslim yang tertarik dengan bitcoin apa? Jika Anda diberitahu informasi yang cukup untuk bahan pertimbangan risiko dan manfaatnya, jangan ragu untuk membeli, menyimpan dan menggunakannya. Jika Anda berpikir akan lebih banyak buruknya daripada baiknya, maka jauhkan saja.

Mari kita luangkan waktu untuk menghargai bagaimana falsafah ini bekerja dengan baik dengan hal-hal lainnya dalam kehidupan kita.


Disclosure: Artikel tamu ini dibuat oleh Suraya Zainudin untuk BitX dan telah disindikasi ulang melalui proses penyuntingan. Artikel aslinya telah dipublikasi di blog BitX

Hadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN, 57 Juta UKM di Indonesia Memperkuat Dirinya dengan SaaS

Lima puluh tujuh juta UKM Indonesia belum pernah mendapatkan kesempatan yang begitu besar dan juga belum pernah menghadapi persaingan seperti sekarang ini. Karena adanya persatuan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), hampir 600 juta masyarakat Asia Tenggara sudah dapat dijangkau oleh perusahaan-perusahan Indonesia. Para ekonom dan investor percaya bahwa teknologi akan menjadi kunci dalam membuka berbagai potensi lokal.

MEA juga menjadi suatu tanda kemudahan bagi perusahaan asing untuk memasuki Indonesia. Founder Moka Haryanto Tanjo, startup mobile point-of-sale yang berbasiskan di Jakarta, menjelaskan, “Untuk tetap dapat bersaing, pebisnis UKM dituntut untuk menjalankan bisnis mereka secara lebih efisien dan juga dapat mengakses informasi secara real-time.”

Managing Partner East Ventures Willson Cuaca menjelaskan bahwa di dalam era transparansi, di mana informasi menjadi sangat mudah di akses, akan ada banyak persaingan antar UKM yang memiliki kesamaan dalam model bisnis, pelanggan dan cara berbisnis. Menurutnya, kelebihan kompetitif yang dimiliki setiap bisnis yang ada terletak pada kemampuan dalam menjalankan bisnis tersebut.

Cuaca mengatakan, “Perusahaan kami terus mencari kunci pertumbuhan di Indonesia yang juga meningkatkan perkembangan teknologi. Inilah saat di mana software dapat membantu mereka dalam menjalankan bisnis secara lebih efisien dan kami percaya bahwa UKM yang dilengkapi dengan software akan muncul sebagai pemenang. Kami mengelompokkan grup pemenang ini sebagai ‘UKM pintar’.”

Senjata Pertahanan Regional

“Saya percaya bahwa hanya perusahaan besar dan multinasional yang dapat memiliki kemampuan dan sumber daya dalam menggunakan software seperti SAP dan Oracle, “ jelas Joshua Kevin, co-founder Talenta, startup SaaS yang bergerak di bidang human resources di Indonesia.

Dalam triwulan pertama di tahun 2016, Talenta melaporkan ada lebih dari 75 perusahaan pengguna dan 10.000 karyawan yang aktif dalam software-nya. Startup ini memproyeksikan di akhir tahun akan ada peningkatan 50.000 karyawan aktif.

Selain Talenta, juga ada startup tenaga kerja lokal lainnya yang dibantu dengan adanya pendanaan dari kapitalis ventura. Ketika Talenta membantu perusahaan dalam mengurus karyawan yang sudah ada, Rekruta membantu usaha bisnis dalam melacak pelamar kerja baru.

“Lokalisasi adalah kuncinya,” jelas Silvia Pratama, founder Rekruta, yang startupnya menawarkan suatu sistem yang dapat membantu proses perekrutan kerja bagi perusahaan menengah ke atas secara otomatis. Ia berkata, “Salah satu contoh lokalisasi di Indonesia dan Asia Tenggara adalah fitur resume parsing.”

Walaupun Rekruta masih tergolong baru, perusahaan ini menargetkan 100 pengguna aktif pada tahun 2017 yang Pratama harap adalah perusahaan e-commerce lokal.

Di bagian akunting, perusahaan seperti Jurnal dan Jojonomic telah menjadi salah satu pemainnya di Indonesia. Jurnal membuat suatu software bookkeeping yang interaktif sedangkan Jojonomic adalah suatu software manajemen keuangan pribadi gratis. Dalam versi premiumnya, Jojonomic Pro, adalah suatu solusi SaaS untuk mengatasi reimbursement yang ditargetkan kepada bisnis-bisnis. Produk ini menggunakan kamera smartphone untuk dengan mudah memindai dan menyimpan kuitansi. Founder Jojonomic Indrasto Budisantoso mengatakan
bahwa penggunaan mobile phone adalah tenaga penggerak di balik kemajuan SaaS dalam UKM di Asia Tenggara.

“Sekarang, semua smartphone memliki kamera dan hampir seluruh jajaran karyawan pasti memiliki smartphone. Hal ini belum terjadi untuk tiga sampai empat tahun yang lalu,” jelasnya.

Jojonomic Pro melaporkan adanya lebih dari 40 perusahaan berlangganan dan pertumbuhan 100 persen setiap bulannya sejak Desember 2015.

CEO dan co-founder SIRCLO Brian Marshal mengatakan bahwa platform pembuatan website toko online-nya yang berbasiskan cloud ini telah memiliki lebih dari 10.000 user aktif. Marshal menyatakan bahwa SIRCLO akan segera melewati pendapatan tahunan US$200.000. Ia percaya bahwa perusahaannya adalah salah satu dari banyak SaaS startup di Indonesia yang telah berhasil mencapai angka tersebut. SIRCLO sampai saat ini telah memfasilitasi lebih dari US$4.000.000 dalam GMV (gross merchandise volume).

“Kami telah melihat berbagai kisah sukses belakangan ini,” jelas Marshal. “Hari ini, bukanlah suatu kasus yang jarang untuk melihat bisnis perseorangan dalam platform kami yang mendapatkan revenue bulanan dari US$0 hingga US$5000.”

Waktu Keemasan SaaS (Software as a Service)

Tercatat ada lebih dari 140 startup SaaS yang tersebar di seluruh Asia Tenggara. Karena banyaknya bisnis yang mulai berpindah kepada solusi cloud-based untuk distribusi produk, software tradisional akan semakin tertinggal di belakang. Riset menjelaskan bahwa sekitar 60 persen dari startup SaaS yang ada di Asia Tenggara telah mendapatkan funding senilai sekitar US$90 juta per Mei tahun lalu.

Golongan menengah Indonesia diperkirakan akan terus meningkat dan bertumbuh sekitar 70 juta penduduk dan mencapai 141 juta pada tahun 2020. Hal ini terus mengindikasikan bahwa akan ada lebih banyak UKM yang akan bergabung ke dalam ekonomi digital ini. Ini juga menjadi faktor bahwa SaaS akan memiliki peran yang sangat signifikan dalam pertumbuhan di Asia Tenggara dalam beberapa tahun ke depan.


Disclosure: artikel tamu ini ditulis oleh East Ventures setelah melalui proses penyuntingan

Mengenal Tizen dan Potensi Pengembangannya

Debut sistem operasi Tizen terbukti cukup efisien jika melihat hasil capaiannya pada tahun lalu. Dalam sebuah riset pasar, sistem operasi yang diprakarsai Samsung tersebut berhasil menggeser BlackBerry OS dari posisi 4 besar sistem operasi ponsel. Tizen merupakan open source project untuk sistem operasi yang berbasis modifikasi Kernel Linux dan Runtime WebKit. Tizen dapat berjalan di perangkat smartphone, wearable ataupun compliance devices.

Kepercayaan diri Samsung terhadap Tizen juga telah dicurahkan pada peluncuran smartphone seri Z1 dan Z3 di India tahun lalu. Beberapa produk berbasis smart TV, wearable dan bahkan Internet of Things juga masih terus diinisiasi dengan penyempurnaan platform Tizen. Dari sisi pengembangan pun Tizen Development menawarkan beberapa target platform peralatan yang cukup beragam. Secara teknis terdapat tiga opsi pengembangan, yakni Native Application, Web Application dan Hybrid (Native+Web).

Dengan bahasa pemrograman C/C++, pengembangan aplikasi Tizen dapat diterapkan secara Native, sehingga memungkinkan sebuah aplikasi memiliki performa yang handal karena berkomunikasi langsung dalam lingkaran sistem operasi. Sedangkan bagi para pengembang web, opsi Web Application dapat dipilih, karena Tizen memiliki salah satu keunggulan yakni memiliki dukungan browser HTML5 terbaik di kelasnya. Seperti diketahui HTML5 juga didukung oleh platform mobile lain seperti Android, iOS, Windows Phone, BlackberryOS dan FireOS.

Menjadi kabar yang cukup menyejukkan juga bagi pengembang aplikasi dan game yang biasa menggunakan platfrom HTML5, karena kemampuan port web app to Tizen juga menjadi prioritas inovasi yang diberikan.

Saat ini para pengembang juga sudah sangat dipermudah dengan hadirnya Tizen SDK (Software Development Kit) yang dapat diunduh secara gratis dan tersedia di berbagai platform sistem operasi komputer, mulai dari Microsoft Windows, OS X dan Linux Ubuntu. SDK ini telah dilengkapi dengan sekumpulan kemampuan yang terintegrasi untuk pengembangan aplikasi berplatform Tizen.

Menilik kecakapan pangsa pasar aplikasi di sistem operasi Tizen

Kehadiran sistem operasi yang masih baru ini tentu membawakan banyak potensi dari sisi inovasi. Masih teringat betul dalam benak, tatkala para pengembang memulai concern mengembangkan aplikasi Android, di kala saat itu BlackBerry OS dan Symbian masih terlihat sangat mendominasi di pasar. Faktanya teknologi adalah suatu hal yang dinamis, kesuksesannya sangat ditopang bagaimana industri yang merangkulnya dapat mengalirkan strategi penumbuhan pangsa pasar.

Smartphone merupakan handset terpopuler yang terjual di Indonesia per tahun 2015. Memiliki brand yang cukup kuat, Samsung berhasil mendominasi pangsa pasar untuk smartphone di berbagai kelas, baik untuk perangkat low-end and high-end.

Sudah tidak diragukan lagi strategi Samsung sebagai inovator pengembang handset mobile untuk menjamah berbagai kalangan. Terlebih Tizen oleh Samsung tengah banyak diaplikasikan untuk ponsel low-end (dengan spesifikasi minimum) untuk merangkul lebih banyak pengguna.

Apalagi Samsung juga masih terus berupaya untuk membesarkan Tizen di berbagai perangkat lain non-smartphone, artinya sebuah lingkungan terintegrasi akan segera hadir. Bisa jadi akan membawakan sebuah tren baru (lagi) di era digital-native ini.

Menjadi sebuah kesempatan emas bagi inovator lokal khususnya untuk memulai membangun ekosistem aplikasi dalam platform yang sedang terus bertumbuh ini. Terlebih kemampuan multi-platform yang ditawarkan dalam pengembangan juga akan memudahkan pengembang melakukan adaptasi secara lebih cepat, dengan ketersediaan perangkat pengembangan yang juga sudah sangat beragam.

Artikel ini adalah kolaborasi antara DailySocial dengan program Indonesia Next Apps 3.0. Kompetisi inovasi aplikasi pengembang lokal yang diselenggarakan oleh Samsung dan didukung oleh DailySocial. Ikuti DailySocial untuk informasi selanjutnya terkait Indonesia Next Apps 3.0.

Memanfaatkan Teknologi Cloud Computing untuk Optimalkan Kinerja Bisnis

Cloud computing (atau komputasi awan) saat ini sudah menjadi sesuatu yang sangat umum, terutama di kalangan pengembang software. Berbagai keunggulan cloud computing, seperti dalam skalabilitas, keandalan dan portabilitas membawakan daya tarik tersendiri, terlebih sistem pembayaran layanan cloud kebanyakan cukup fleksibel, yakni dibayarkan sesuai dengan penggunaan atau umum disebut dengan istilah “pay as you use”. Teknologi telah menjadi komponen kritis dalam operasional bisnis, berbagai kegiatan, terutama yang menghubungkan langsung dengan konsumen banyak ditompang olehnya, dan salah satu platform yang banyak digunakan tak lain adalah cloud computing.

Lalu bagaimana memanfaatkan teknologi cloud computing untuk mengoptimalkan kinerja bisnis? Beberapa hal berikut ini dapat menjadi pertimbangan bagi bisnis tatkala ingin menggunakan cloud computing untuk kegiatan produktifnya.

Melihat kemampuan dan kebutuhan

Pembiayaan untuk kebutuhan teknologi dalam lebih diefisienkan dengan pemanfaatan teknologi cloud computing, sepeti meminimalisir biaya pembelanjaan hardware dan pemeliharaan, namun untuk menciptakan nilai yang optimal bisnis juga harus mengenal betul kemampuan dan kebutuhannya. Cloud computing menawarkan sistem pembayaran yang cukup fleksibel, gunakan sumber daya tinggi saat penggunaan tinggi, dan minimalkan penggunaan sumber daya saat kebutuhan rendah. Hal ini bisa dicontohkan di beberapa skema bisnis, misalnya sistem yang ramai di masa tertentu, sebut saja toko online baju muslim.

Toko online yang menjual baju muslim umumnya akan mendapatkan pengunjung membludak saat di bulan Ramadhan atau mendekati Hari Raya Idul Fitri, sementara di hari-hari biasa pengunjungnya tidak begitu signifikan. Model upgrade/downgrade layanan cloud dapat dilakukan secara fleksibel untuk mensiasati keadaan ini. Ketika pengunjung membludak, dengan mudah pemelihara sistem dapat menaikkan kekuatan daya, baik itu server hingga bandwidth. Dan ketika mereda bisa diturunkan sesuai kebutuhan. Hal ini tidak berlaku ketika bisnis memilih pendekatan konvensional, karena hardware akan lebih sulit disesuaikan dengan kebutuhan yang fluktuatif.

Menggunakan SaaS (Software as a Services) untuk layanan siap saji

SaaS merupakan salah satu model layanan cloud yang memungkinkan pengguna untuk dapat langsung memanfaatkan layanan yang ada secara berlangganan. Saat ini sudah terdapat berbagai macam layanan SaaS, dari sistem email, sistem penyimpanan, sistem produksi sampai sistem untuk analisis data. Pengguna bisnis, khususnya UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) atau startup dapat memanfaatkan berbagai layanan SaaS untuk menghemat pengeluaran teknologi, karena bisnis bisa menggunakan layanan secara bertahap sesuai kebutuhan.

Ketika bisnis hanya terdiri dari 10 anggota tim, maka mereka cukup membayar 10 voucher berlangganan, begitu bertambah dengan mudah bisnis juga dapat membelinya lagi. Ketimbang harus mengembangkan software secara mandiri yang memakan biaya lebih banyak, untuk CRM (Customer Relationship Management) misalnya, dengan berlangganan SaaS, pembiayaan pengembangan dapat dioptimalkan untuk kebutuhan lain, karena bisnis bisa berlangganan sesuai dengan kebutuhannya.

Mengenal PaaS dan IaaS untuk menjadi fondasi aplikasi bisnis

Namun ketika bisnis sudah memiliki aplikasi sendiri, misalnya layanan e-commerce, yang sudah tidak memungkinkan lagi untuk mengandalkan SaaS, karena platform yang dibutuhkan sangat custom, maka layanan cloud yang dipilih dapat berupa PaaS (Platform as a Services) atau IaaS (Infrastructure as a Services). PaaS memungkinkan pengguna untuk dapat memanfaatkan sistem server atau layanan cloud yang siap untuk meletakkan aplikasi yang dikembangkan. Tidak perlu memikirkan alokasi sumber daya komputasi (Sistem Operasi, Firewall, dll), pengembang hanya perlu menyesuaikan platform yang dibutuhkan.

Namun jika memang memiliki kebutuhan yang lebih custom, pengguna dapat memanfaatkan IaaS. Pengguna dapat memilih secara mandiri sumber daya yang ingin diterapkan dalam server virtual yang digunakan. Ibaratnya penyedia layanan cloud hanya akan menyediakan hardware dan kebutuhan sesuai dengan permintaan. Tak seperti PaaS, semua sudah dikemas dalam layanan yang siap digunakan untuk deployment. Baik itu PaaS ataupun IaaS juga mengusung aturan dasar cloud computing, yakni harus mampu memenuhi kebutuhan penggunanya secara dinamis. Jadi jika sewaktu-waktu memerlukan alokasi sumber daya lebih, maka hanya semua melakukan order online pengguna dapat menambahnya.

Pilih layanan cloud yang terpercaya

Sudah cukup banyak pilihan layanan cloud yang saat ini tersaji. Karena bisnis membutuhkan teknologi yang handal untuk operasional bisnis yang berkelanjutan, pastikan bisnis memilih layanan cloud yang sudah teruji dan terpercaya. Setidaknya sudah ada case study atau pihak bisnis yang sebelumnya pernah menggunakan layanan tersebut dan memberikan testimoni baik. Terlepas dari itu layanan global ataupun layanan lokal.

Disclosure: Artikel ini didukung oleh Alibaba Cloud, penyedia layanan cloud computing dari Alibaba, untuk informasi lebih lanjut seputar layanan, produk dan promo klik pada tautan ini. Anda juga dapat mencoba secara gratis.

Tren Pemasaran di Instagram Pada Tahun 2016

Seperti yang Anda tahu, kini kita telah memasuki era digital di mana mayoritas orang melakukan hampir seluruh aktivitas di ponselnya. Pada saat shopping juga, kebanyakan orang kini beralih pada e-commerce dan menggunakan ponsel mereka untuk berbelanja. Mulai dari melihat-lihat barang sampai dengan membelinya, semuanya dilakukan di ponsel.

Salah satu platform yang banyak digunakan untuk transaksi jual-beli adalah Instagram. Namun, melakukan pemasaran melalui Instagram sebenarnya tidak semudah yang Anda bayangkan. Lalu, bagaimana cara agar akun bisnis Anda bisa standout dan menarik perhatian banyak orang? Mari kita simak tren-tren pemasaran di Instagram agar Anda tidak kalah saing dari para pesaing.

Berinvestasi Pada Influencer Marketing

Influencer Marketing merupakan strategi pemasaran yang melibatkan orang-orang yang berpengaruh atau influencer. Menurut survey yang dilakukan oleh eMarketer, 76 persen responden lebih mempercayai review online dibandingkan iklan. Artinya, iklan saja tidak cukup untuk mencuri hati konsumen.

[Gambar- @yumnakemal | instagram.com]
[Gambar- @yumnakemal | instagram.com]

Dalam konteks bisnis di Instagram, orang-orang berpengaruh di Instagram biasanya menyandang status ‘Selebgram.’ Bagi Anda yang ingin memasarkan produk dan memperkenalkan brand Anda, bekerja sama dengan influencers ini adalah langkah yang cerdas dan efektif.

[Gambar: @npmalina | instagram.com]
[Gambar: @npmalina | instagram.com]
Selain biaya yang dikeluarkan tidak akan semahal jika Anda beriklan di media massa, jangkauan konsumen yang Anda inginkan juga bisa lebih spesifik dan efektif. Oleh karena itu, Anda harus paham betul apa image brand Anda dan putuskan siapa influencer yang memiliki demografi follower yang sekiranya cocok untuk bidang usaha Anda.

Manfaatkan Micro Video atau Gifs

Video berdurasi pendek mengubah cara brand Anda berkomunikasi dengan konsumen. Dengan menggunakan micro video ini, Anda juga bisa lebih terpacu untuk menyajikan tayangan yang bermutu, kreatif, dan menarik ke dalam sebuah video pendek. Dengan durasinya yang kurang dari satu menit, video ini bisa lebih menarik dan memorable. Beberapa brand juga bahkan menggunakan layanan video Snapchat untuk menjangkau dan membangun komunikasi dengan konsumen.

Salah satu contoh penggunaan micro video dalam Instagram yang paling saya sukai adalah ad-campaign dari GAP yang dibintangi oleh aktris Jenny Slate dan aktor Paul Dano. Kampanye #SpringIsWeird ini sendiri terdiri dari 12micro video yang masing-masing berdurasi 15 detik. Format iklan yang berupa sitkom pendek ini sangat menarik untuk ditonton dan yang pasti sangat berkesan.

[Gambar- @gap | instagram.com]

Gunakan Instagram Ads

Seperti yang telah Anda ketahui, Instagram menawarkan fitur iklan bagi semua bentuk bisnis dan brand di seluruh dunia. Dalam layanan Instagram Ads ini, postingan Anda akan disertai dengan tombol ‘learn more’ atau ‘buy now’ yang bisa mendorong konsumen untuk membeli produk Anda. Karena iklan ini bersifat targeted ads, jadi iklan Anda akan ditampilkan secara selektif ke orang-orang yang sesuai dengan spesifikasi demografi yang Anda inginkan. Jika ada pengguna IG yang tertarik dengan konten maupun produk yang Anda tawarkan, maka mereka bisa dengan mudah mengikuti akun bisnis Anda.

[Gambar: Instagram.com]
[Gambar: Instagram.com]
Bride Story adalah salah satu aplikasi lokal yang mengalami peningkatan peminat dan pengguna aplikasi setelah menggunakan Instagram Ads. Segmentasi pasar dan penargetan konsumen membantu Bridestory untuk dapat menekan biaya aplikasi yang rendah dan mendapatkan pelanggan tetap. Dalam satu bulan saja (di Februari 2016), Bridestory telah menjangkau 7,5 juta orang di Asia Tenggara—jauh lebih banyak dibandingkan saluran media lain

Logo LabanaID

Tingkatan Programmer dan Pentingnya Mentoring di Industri Startup Teknologi

Ada yang sudah tahu bahasa pemrograman Scala? Ini adalah sebuah bahasa pemrograman yang berjalan di platform JVM. Pencipta bahasa pemrograman berbasis JVM ini adalah profesor yang bernama Martin Odersky. Beliau ini adalah seorang profesor di bidang computer science dan pemrograman. Sekilas tentang Scala :

Scala merupakan singkatan dari “Scalable Language”. Artinya, Scala tumbuh bersama Anda. Anda bisa hanya bermain-main dengan Scala dengan mengetik one-line expressions dan mengobservasi hasilnya. Tetapi Anda juga bisa mengandalkannya untuk sebuah sistem krusial (mission critical systems), seperti yang saat ini dilakukan oleh Twitter, Linkedin atau Intel.

Tapi tulisan ini sendiri bukan menjelaskan tentang detail/tutorial Scala. Saya ingin mengulas tentang konsep yang menarik yang diberikan oleh si pencipta bahasa pemrograman Scala ini. Martin memberikan konsep tentang tingkatan (level) seorang programmer, yang bagi saya pribadi bisa diimplementasikan (mungkin dengan penyesuaian) di bahasa-bahasa pemrograman yang lain.

Tingkatan (Level) Programmer

Selama ini di sebuah startup (atau bahkan di korporasi besar), kita hanya mendengar istilah “junior” dan “senior” tanpa ada batasan yang jelas antara keduanya.  Padahal hal ini menurut saya cukup penting, termasuk di dalamnya untuk :

  1. Menentukan kualitas produk kita
  2. Menentukan gaji yang harus dikeluarkan oleh perusahaan

Martin mengajukan konsep pengkategorian level programmer dibagi menjadi dua, yaitu :

  1. Application programmer:  Di kategori ini, programmer dituntut untuk bisa membuat sebuah aplikasi / program.
  2. Library programmer:  Di kategori ini, programmer lebih dituntut untuk bisa mendesain sebuah library dengan desain API yang bisa dipertanggungjawabkan, generic dan reusable.

Setiap kategori ini memiliki levelnya sendiri. Level dan deskripsi ilmu seperti apa yang harusnya sudah dikuasai dan dipahami oleh masing-masing level tersebut adalah sebagai berikut:

Level A1: Beginning application programmer

  • Java-like statements and expressions: standard operators, method calls, conditionals, loops, try/catch
  • class, object, def, val, var, import, package
  • Infix notation for method calls
  • Simple closures
  • Collections with map, filter, etc
  • for-expressions

Level A2: Intermediate application programmer

  • Pattern matching
  • Trait composition
  • Recursion, in particular tail recursion
  • XML literals

Level A3: Expert application programmer

  • Folds, i.e. methods such as foldLeft, foldRight
  • Streams and other lazy data structures
  • Actors
  • Combinator parsers

Level L1: Junior library designer

  • Type parameters
  • Traits
  • Lazy vals
  • Control abstraction, currying
  • By-name parameters

Level L2: Senior library designer

  • Variance annotations
  • Existential types (e.g., to interface with Java wildcards)
  • Self type annotations and the cake pattern for dependency injection
  • Structural types (aka static duck typing)
  • Defining map/flatmap/withFilter for new kinds of for-expressions
  • Extractors

Level L3: Expert library designer

  • Early initializers
  • Abstract types
  • Implicit definitions
  • Higher-kinded types

Source: http://www.scala-lang.org/old/node/8610

Manfaat Pengkategorian Tingkatan Programmer

Bagi saya pribadi, pengkategorian dan leveling programmer ini sangat menarik.  Tetapi perlu diingat, kalau metode dan konsep ini bukan dimaksudkan untuk menyombongkan diri atau untuk eksis di social media dengan mencantumkan tag “I’m an Expert Programmer Level bla..bla. ” atau semacamnya, please…

Pengkategorian dan leveling programmer di sini, bisa berguna untuk :

  1. Meninjau kondisi internal tim engineer di sebuah startup
  2. Jenjang karir
  3. Memantau kondisi programmer ketika awal masuk sampai akhir (kalau perlu sampai resign), maksudnya untuk mengetahui apakah programmer tersebut berkembang atau tidak di sebuah startup
  4. Proses perekrutan programmer (atau hijacking?)
  5. Mentoring

Sekali lagi saya ingatkan di sini, kalau konsep ini bisa diimplementasikan di bahasa pemrograman apapun dan bisa bermanfaat pula untuk digunakan di startup manapun.

Mentoring

Dari beberapa manfaat leveling programmer di atas, yang ingin saya bahas di sini utamanya adalah mentoring.

Awal mula kenapa seharusnya startup membutuhkan mentoring adalah untuk meminimalisir adanya skill gap di timengineering sebuah startup.  Pada dasarnya, yang dinamakan engineering di sebuah startup adalah sebuah permainan tim, bukan one man show.

Contoh sebuah startup yang melakukan one man show adalah ketika fitur-fitur kritikal dari sebuah produk hanya dipegang oleh satu orang, sedangkan puluhan (atau bahkan ratusan?) programmer lainnya hanya sekedar bekerja untuk membuat fitur “aksesoris”.  Apakah seorang engineer bisa berkembang di startup yang seperti ini ? Pendapat saya pribadi, bakal sulit berkembang, tapi kalau tertekan, mungkin bisa.. #eh

Proses mentoring juga bukan sesuatu yang mudah atau simpel.  Proses mentoring yang baik adalah yang dilakukan dengan berjenjang sesuai dengan levelnya.

Contoh, asumsi kita pakai model pengkategorian & leveling seperti yang diterapkan di Scala di atas tadi.  Seorang programmer dengan level A1 seharusnya dimentoring oleh A2, bukan langsung oleh A3.  Seorang library designer L1, seharusnya dimentoring oleh L2, bukan langsung oleh L3, begitu seterusnya.  Dengan cara ini, harapannya adalah proses mentoring lebih efektif, dan bisa meminimalisir miskomunikasi.

Barusan saya menyebutkan tentang miskomunikasi dalam proses mentoring.  Miskomunikasi ini sebenarnya terjadi ketika misal seorang programmer dengan level A1 berbicara dengan programmer L3.  Si programmer A1 tidak paham dengan apa yang dikatakan oleh programmer L3, dan kemudian mengambil kesimpulan “Ah, ngomong apa sih dia (L3), ngomong gak jelas, kayak gitu kok udah L3”.  Dari sisi programmer L3 pun akan berpendapat “Lelet bgt sih dia ini (A1), gitu aja ga paham.”  Begitu seterusnya.  Dan dari sini, niat baik sebuah startup ingin menerapkan mentoring, alhasil malah jadi bubar.

Dengan konsep pengkategorian tingkatan programmer seperti di atas, akan lebih mudah memetakan seperti apa kemampuan masing-masing anggota tim engineer. Dengan begitu akan bisa segera dilakukan perencanaan agar gap skill antar engineer tidak terlalu jauh. Karena kemampuannya sudah terpetakan, maka proses mentoring pun akan lebih mudah dilakukan.

Akhir kata, selamat mentoring 🙂

Logo LabanaID