Platform Apresiasi Kreator Mudahkan Perhitungan Konversi Kampanye

Sebagai seorang marketer, tentu saya ingin agar campaign yang saya jalankan meraih semua objective yang ditentukan, supaya sepadan dengan besaran investasi yang dikeluarkan. Biasanya, hitung-hitungan keberhasilan sebuah campaign berpedoman pada ROI. Namun di era digital, ukuran ini semakin rumit karena terdiri dari banyak komponen yang relatif antara satu dengan lainnya. Saking rumitnya perhitungan ini, beberapa perusahaan pun membuat ukuran lain dan menyebutnya dengan RoAS, alias Return on Ad Spend. Nah, salah satu komponen yang biasa dijalankan pada digital campaign adalah influencer marketing.

Sebagai seorang communication strategist, tentu saya ingin agar campaign yang klien percayakan pada agency tempat saya bekerja bisa berhasil melampaui KPI yang ditentukan. Ukuran keberhasilan untuk aset-aset yang dikelola sebagai Owned Media dan Paid Media relatif lebih bisa di-manage. Yang agak susah adalah Earned Media. Selain karena kontrol pembicaraan bukan sepenuhnya di kita, influencer marketing memegang peranan cukup penting. Masalahnya menemukan influencer yang tepat untuk campaign kita itu seperti memilih jodoh. Belum tentu efektif, apalagi mendatangkan ROI bagi klien.

Sebagai seorang influencer, tentu saya ingin agar platform yang saya gunakan bisa menjangkau lebih banyak orang, agar lebih banyak brand tertarik menggunakan jasa saya dalam campaign mereka. Namun jujur saja, karena belum ada standarnya, rate card saya sesuka hati dengan mengedepankan jumlah follower yang saya miliki. Bila ditanya bagaimana mengukur keberhasilan, tak sedikit rekan influencer yang kebingungan. Jangankan conversion rate, hanya segelintir yang bisa menjanjikan engagement rate.

Sebagai seseorang yang berpengalaman di ketiga industri tersebut (empat bila dihitung dengan industri media), saya bisa merasakan sendiri problematika pengukuran efektivitas influencer marketing ini. Si A mahal karena follower banyak tapi engagement kecil sekali. Si B murah dan engagement besar, tapi reach kecil. Mana sih yang seharusnya lebih mahal? Si A atau si B? Lantas, mana yang lebih efektif? Itu baru dua influencer, belum bicara kuantitas. Intinya, bikin pusing, lah! Maka, ketika ada platform yang bisa membantu para influencer yang juga pengembang konten kreatif untuk mengonversikan apresiasi follower mereka dalam bentuk tip atau uang langganan seperti KaryaKarsa, saya pun tertarik untuk mengulik konsepnya dan bekerja di sana.

KaryaKarsa memiliki konsep serupa dengan Patreon yang sudah berhasil membantu 100 ribu kreator terhubung dengan para penggemarnya. Esensi mereka adalah memudahkan penikmat karya berkontribusi dalam bentuk uang sehingga bisa membantu penghasilan kreator yang mereka gemari. Ini artinya influencer, yang juga content creator, akhirnya mampu mengukur berapa banyak penghasilan yang mereka dapat langsung dari follower melalui konten yang mereka buat.

Sejak muncul pada Oktober 2019 hingga pertengahan Maret 2020 ini, KaryaKarsa sendiri telah menampung lebih dari 1.300 kreator dan menyalurkan lebih dari 1 miliar rupiah per bulan ke para kreator! Sebuah angka yang bisa dibilang fantastis untuk sebuah perusahaan rintisan yang baru berusia 5 bulan.

Lantas apa artinya ini bagi marketer dan digital agency? Dengan platform KaryaKarsa, tidak menutup kemungkinan sebuah brand membuat campaign yang berkolaborasi dengan para pengembang konten kreatif dan benar-benar menghasilkan keuntungan dari sana. Bagi influencer sendiri, akhirnya ada platform di mana mereka bisa mengukur nilai jual konten mereka, mengetahui daya beli follower, dan benar-benar mendapatkan uang. Sebuah tambahan penghasilan yang menarik, selain dari sponsorship, endorsement, dan adsense.

Memang, tidak semua influencer adalah content creator. Beberapa campaign juga masih memanfaatkan jasa mereka untuk awareness, reach, dan impression. Namun paling tidak, kini ada platform alternatif yang bisa sedikit mengurangi kepusingan menyusun laporan efektivitas dan ROI sebuah campaign.


Artikel ini adalah artikel tamu yang ditulis oleh Pribadi Prananta (Pipu). Ia adalah seorang marketer, creative communication strategist, dan content creator yang bekerja di KaryaKarsa. Terhubung dengan Pipu di Twitter @pipis dan Instagram @pipu.

Panduan Dasar Memulai Mobile Marketing (Bagian 3)

Dalam seri artikel sebelumnya, kami telah menjabarkan mengenai berbagai jenis model biaya yang diterapkan dalam menjalankan sebuah kampanye pemasaran. Pada artikel bagian ketiga ini, yang akan dibahas adalah mengenai format iklan yang biasa digunakan. Artikel seputar mobile marketing ini kami rangkum dari Back to Basics – Panduan Adjust untuk Pemasaran Seluler di Tahun 2020.

Format Iklan

Dalam menjalankan sebuah kampanye pemasaran, tampilan iklan baik dari segi visual maupun konten teks yang ditampilkan merupakan komponen yang sangat penting untuk menjangkau audiens yang menjadi target pasar Anda. Namun selain isi dari kontennya, format yang digunakan untuk menyajikan konten iklan tersebut juga tak kalah penting. Setiap format iklan memiliki keunggulan tersendiri untuk menjangkau karakter audiens yang berbeda. Berikut adalah beberapa format iklan yang biasa digunakan dalam mobile marketing.

Banner Ads

Format iklan yang paling umum adalah banner ads, merupakan format tradisional yang digunakan untuk pemasaran digital di desktop. Jenis iklan ini menampilkan gambar (atau gambar bergerak) yang apabila diklik akan mengarahkan audiens menuju url website yang diinginkan. Visual dari gambar mengarahkan dan mendorong pengguna untuk mengklik gambar tersebut.

Meskipun format ini merupakan jenis iklan online generasi pertama, banner ads ternyata masih sangat diminati. Berdasarkan laporan Liftoff terbaru, disebutkan bahwa banner ads “secara mengejutkan sangat efektif, terutama pada Android.” Banner ads dapat memberikan hasil yang jauh lebih baik daripada native ad dari segi engagement pasca-instalasi pada Android.

Namun ada sisi negatif yang juga dimiliki oleh banner ads yang disebut “banner blindness,” yaitu kondisi di mana pengguna sudah sangat sering melihat iklan semacam ini dan mengabaikannya. Maka, iklan banner sangat tepat apabila disandingkan dengan model biaya CPC.

Native Ads

Ciri khas dari format native ads adalah iklan yang seolah menyatu dengan konten yang dimiliki. Dengan format yang disesuaikan dengan estetika, maka iklan jenis ini cenderung tidak mengganggu dan mampu menawarkan pengalaman pengguna yang lebih baik daripada jenis iklan lainnya.

Dengan kelebihan tersebut, format iklan native ads menjadi pilihan yang sangat populer. Bahkan menurut riset yang dilakukan oleh Facebook dan IHS Inc., sebanyak 63,2% pemasar memilih format iklan jenis ini.

Interstitial Ads

Secara umum, format Interstitial Ads mirip dengan banner ads. Perbedaannya terdapat pada ukuran, di mana interstitial ads biasanya berupa video atau gambar full-screen. CTR (click to rate) dari format iklan jenis ini juga lebih tinggi dibandingkan dengan banner ads biasa. Hal ini disebabkan antara lain karena ukurannya yang besar, serta dengan adanya pilihan sederhana untuk mengklik iklan atau menutup iklan dan melanjutkan menggunakan aplikasi.

Interstitial ads biasa digunakan untuk mengiklankan konten seperti video atau lokasi toko. Untuk mendapatkan hasil terbaik, CTA (call to action) harus tersedia secara jelas, serta harus mempertimbangkan waktu yang tepat untuk menampilkan iklan tersebut dalam aplikasi, yaitu pada momen-momen “kunci” dalam penggunaan aplikasi oleh pengguna.

Video Ads & Rewarded Video Ads

Format iklan dengan bentuk video merupakan salah satu yang populer. Alasannya, karena iklan jenis ini sangat menarik bagi pengguna, serta dapat berpengaruh kepada CTR yang tinggi. Ada pula format iklan berbentuk rewarded video ads yang memberikan imbalan atau keuntungan kepada pengguna karena telah melihat iklan. Format iklan video berhadiah ini dapat meningkatkan pendapatan iklan bagi publisher, serta mendorong pengguna untuk dapat menonton konten video tersebut dalam durasi yang lebih lama.

Playable Ads

Iklan yang dapat dimainkan atau disebut sebagai Playable Ads ini juga sangat menarik karena pengguna dapat berinteraksi dengan iklan tersebut. Umumnya format iklan jenis ini digunakan untuk mengiklankan game mobile, sehingga para pengguna dapat mencoba sebagian game tersebut, sebelum akhirnya ditawarkan untuk menginstall atau membeli game tersebut untuk mendapatkan pengalaman secara penuh. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh eMarketer, playable ads merupakan format iklan dalam aplikasi yang paling efektif menurut agensi profesional di Amerika Serikat.

Rich Media Ads

Seringkali disebut sebagai multimedia banner, format iklan ini mengandung konten interaktif berupa video, game, peta, dan sebagainya yang dapat menyajikan pengalaman pengguna dengan lebih menarik. Tujuan dari format iklan ini beragam, mulai dari mendorong suatu tindakan tertentu, misalnya install aplikasi, atau untuk meningkatkan popularitas brand.

Salah satu contohnya adalah iklan yang disajikan oleh Netflix untuk mempromosikan serial Bates Motel season 3. Dalam iklan ini, lebih dari 100 kamera digunakan untuk mengambil gambar preview untuk ditampilkan pada web banner. Dampaknya, iklan ini dapat meningkatkan jumlah penonton baru serial Bates Motel di Netflix sebesar 49%.

Menentukan format iklan terbaik memang penting. Tetapi materi kreatif dalam konten tetap menjadi hal yang utama untuk dapat mendorong pengguna untuk mengklik iklan yang kita pasang. Dengan bantuan dari attribution provider, Anda dapat mengukur kinerja materi iklan untuk mengidentifikasi materi kreatif yang paling sesuai bagi audiens Anda, dengan tujuan meningkatkan konversi. Lakukan pula A/B testing pada materi iklan Anda untuk mengetahui format, gambar, teks, dan konten lainnya yang paling relevan dan disukai oleh audiens Anda.

Setelah menentukan format iklan yang tepat, Anda dapat melanjutkan untuk mempelajari mengenai cara kerja tracking dan pengukuran kinerja iklan. Anda dapat membaca informasinya secara lengkap dalam Back to Basics – Panduan Adjust untuk Pemasaran Seluler di Tahun 2020 yang dapat Anda unduh secara gratis.

Disclosure: Artikel ini adalah konten bersponsor yang didukung oleh Adjust

5 Kemampuan Dasar untuk Digital Marketing

Digital marketing specialist menjadi sebuah profesi yang banyak digandrungi lebih dari satu dekade belakangan ini. Adanya kehadiran media sosial dan perkembangan dunia digital yang berkembang pesat. Laporan terkini World Economic Forum (WEF) mengungkapkan beberapa jenis bidang pekerjaan yang berpeluang mencatat kebutuhan tinggi dalam dua tahun ke depan. Salah satunya peluang kerja di bidang sales & marketing professionals – di mana Digital Marketing Specialist merupakan bagian dari bidang tersebut.

Berikut ini adalah hasil dari ketertarikan terhadap kemampuan digital marketing di Indonesia selama dua tahun terakhir.

digital marketing

Dari data di atas, tidak heran jika banyak perusahaan begitu memerlukan talenta dengan kemampuan menganalisa potensi pasar yang dikombinasikan dengan literasi penggunaan tools digital. Bagi pemula di ranah ini, kira – kira apa saja skill yang harus dimiliki untuk meningkatkan performa pemasaran di wilayah digital?

1. Mempertajam skill analisa

Skill ini diperlukan untuk dapat menganalisa setiap kegiatan marketing yang dilakukan. Para digital marketing specialists juga selalu dituntut untuk dapat menganalisa setiap kebutuhan dan konversi dari website yang dimiliki. Dengan kemampuan analisa yang baik, diharapkan mereka dapat meningkatkan konversi juga prediksi langkah dan kebutuhan yang harus diambil di masa yang akan datang.

2. Aktif di media sosial

Tidak dapat dipungkiri, adanya media sosial merupakan komponen penting dalam kanal digital marketing. Maka, wajib hukumnya untuk seorang digital marketing specialists dapat aktif dan menguasai kemampuan media sosial dengan baik. Apakah nge-tweet dan mempercantik feed Instagram cukup?

Tentu tidak. Lebih dari pada itu, digital marketing specialists harus mampu menyusun strategi untuk memperluas jaringan pemasaran di media sosial sembari memahami behavior penggunanya.

3. Kemampuan visualisasi data

Data is the new oil, they said. Seorang digital marketer sejatinya juga mengamini ungkapan tersebut. Data diperlukan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan keputusan yang diambil (atau yang seringkali disebut sebagai data-oriented decision making). Adanya kemampuan mengolah dan memvisualisasikan data yang baik sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuan dalam digital marketing.

4. Mengasah technical skill

Tidak ada salahnya untuk mempelajari dasar technical skill, seperti dasar web development atau video editing. Bisa jadi bentuk komunikasi dengan tim web developer atau content creator. Siapa tahu setelah itu bisa saling diskusi dan bertukar pikiran untuk membuat digital marketing campaign.

5. Bisa bekerjasama dalam tim

Seorang digital marketing juga harus dapat menjadi team player yang baik untuk bekerjasama dengan anggota tim lain. Ada banyak hal yang akan membuat digital marketing saling berhubungan antar tim lainnya. Seperti ketika membuat campaign, tentunya kita akan membutuhkan resource / bantuan dari tim lain seperti web developer, social media, content creator, dll.

Tentunya masih banyak skill marketer yang harus dimiliki digital marketing. Beberapa skill di atas adalah yang perlu dimiliki oleh digital marketing apalagi jika kamu yang serius menekuni bidang ini.

Panduan Dasar Memulai Mobile Marketing (Bagian 2)

Dalam artikel sebelumnya, kita telah membahas mengenai manfaat mobile marketing dan langkah awal dalam menjalankannya, mulai dari menentukan objektif dan mengatur KPI. Dalam artikel bagian kedua ini, kita akan melanjutkan pembahasan soal cost model. Artikel seputar mobile marketing ini kami rangkum dari Back to Basics – Panduan Adjust untuk Pemasaran Seluler di Tahun 2020.

Model Biaya (Cost Model)

Pada artikel sebelumnya di bagian KPI, kita telah membahas beberapa jenis model biaya, antara lain Cost per Acquisition (CPA), Cost per Install (CPI), dan sebagainya. Selain untuk menentukan KPI, memahami berbagai jenis model biaya merupakan hal yang sangat penting. Sebab hal ini berkaitan dengan langsung dengan salah satu elemen penting dalam sebuah bisnis, yaitu anggaran biaya dan pengeluaran. Memahami model biaya dapat membantu kita untuk mengoptimalkan biaya operasional perusahaan agar lebih efektif dan efisien.

Pada pembahasan kali ini, kita akan mengetahui lebih dalam mengenai berbagai model biaya yang ada dalam mobile marketing.

Cost per Click (CPC)

Cost per Click adalah model biaya di mana pemasang iklan akan membayar setiap pengguna melakukan klik iklan dalam sebuah aplikasi. Jika kampanye CPI lebih umum digunakan, kampanye CPC ini merupakan sebuah opsi. Harga yang harus dibayarkan bervariasi dan bergantung pada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil, antara lain faktor geografis (wilayah tempat kampanye dijalankan), kategori aplikasi (jenis aplikasi yang diiklankan), publisher (yang menangani penempatan kampanye), serta pengembang dari aplikasi yang menjadi tempat iklan Anda terpasang.

Cost per Install (CPI)

Model biaya ini paling umum digunakan dalam mobile marketing. Tujuan utamanya adalah mengeluarkan sejumlah biaya agar pengguna mau menginstall aplikasi yang dimiliki. Biaya ini juga bergantung pada aplikasi, nilai pengguna, serta tindakan mereka di aplikasi. Misalnya aplikasi game yang menjual barang virtual dengan harga murah sebaiknya mengeluarkan biaya lebih rendah untuk kampanye jenis ini. Sebab pengeluaran atau belanja per pengguna dalam aplikasi tersebut juga tergolong kecil. Beda halnya dengan aplikasi dengan kemungkinan transaksi pengguna bernilai tinggi, misalnya aplikasi pemesanan tiket pesawat, aplikasi belanja, dan sebagainya.

 Cost per Mille (CPM)

Penggunaan model biaya ini berdasarkan pada setiap 1.000 kali iklan Anda ditayangkan. Model ini biasa digunakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan sebuah brand, atau kampanye yang berfokus menjangkau audiens dengan cakupan luas, tanpa ada CTA (call to action) atau dorongan untuk melakukan suatu tindakan yang spesifik (misalnya unduh aplikasi, mengisi formulir, dan sebagainya). Harga yang ditawarkan dalam menjalankan kampanye model ini juga sangat bervariasi, mulai dari yang sangat murah hingga sangat mahal.

Cost per Action (CPA)

Tujuan dari kampanye dengan model biaya ini adalah untuk mendorong pengguna untuk melakukan dan menyelesaikan satu tindakan tertentu yang menghasilkan nilai dalam prosesnya. Tindakan yang diperlukan bergantung pada kategori aplikasi dan sasaran bisnis Anda. Jika Anda memiliki aplikasi game, tujuannya mungkin untuk mengarahkan pengguna untuk membeli mata uang dan koin virtual. Jika Anda memiliki aplikasi hiburan, maka tindakan tersebut kemungkinan terkait dengan berlangganan suatu layanan atau mendaftar menjadi member untuk mendapatkan notifikasi. Atau jika Anda memiliki aplikasi e-commerce, jelas tujuannya adalah untuk melakukan transaksi atau berbelanja lewat platform yang Anda miliki. Apapun pilihan yang Anda gunakan, selalu ada manfaat tambahan. Anda juga dapat merasakan langsung ROI (return on investment) secara nyata. Harga yang perlu dibayarkan tidak selalu pasti, serta dapat merupakan gabungan dari beberapa kampanye. Misalnya jumlah dari biaya yang dikeluarkan untuk seorang pengguna menginstall aplikasi ditambah biaya untuk mendorong pengguna tersebut melakukan pembelian pertama dalam aplikasi yang dimiliki.

Effective Cost per Action (eCPA)

Metrik ini mengukur efektivitas inventaris iklan yang dibeli oleh pengiklan atau pengembang aplikasi melalui cost per click, cost per impression, atau cost per thousand basis. Dengan kata lain, eCPA memberi tahu pengiklan berapa yang akan mereka bayar jika mereka membeli inventaris iklan berdasarkan CPA.

Dengan mempelajari cost model ini, Anda dapat merencanakan berbagai kampanye mobile marketing dengan strategi biaya yang lebih baik. Dengan pengukuran metrik yang tepat, Anda dapat melihat bagaimana kampanye mobile marketing Anda berjalan dan seberapa baik hasilnya. Ketika ada sebuah kampanye berjalan dengan biaya tinggi namun dengan hasil yang tidak memuaskan, Anda dapat menganalisis hal apa yang membuat kampanye tersebut tidak efektif (misalnya desain, copywriting, targeting, dan sebagainya), dan segera mengganti hal yang diperlukan, atau bahkan menghentikan kampanye tersebut.

Setelah mempelajari cost model, masih ada beberapa langkah yang perlu Anda lakukan. Langkah selanjutnya akan kami paparkan dalam artikel berikutnya, atau dapat Anda baca secara lengkap dalam Back to Basics – Panduan Adjust untuk Pemasaran Seluler di Tahun 2020 yang dapat Anda unduh secara gratis.

Disclosure: Artikel ini adalah konten bersponsor yang didukung oleh Adjust.

Panduan Lengkap Digital Marketing di Asia Tenggara Bagi Pemula (Bagian 5)

Pada seri tulisan sebelumnya dibahas mengenai pandangan umum terhadap berbagai macam paid channel. Pada artikel kali ini, kita akan membahas mengenai Digital Analytics.

Digital Analytics adalah sebuah analisis data kualitatif dan kuantitatif dari website milik anda dan pesaing anda, (2) untuk mendorong peningkatan berkelanjutan dari online experience yang dirasakan pelanggan dan calon pelanggan anda, (3) yang ditafsirkan menjadi hasil yang anda inginkan (online dan offline) — Avinash Kaushik

​Salah satu alasan digital marketing menjadi sangat berguna adalah karena kemampuan pelacakan (trackability) dan pengukurannya (measurability). Hal tersebut dapat digunakan untuk memperhitungkan apakah marketing strategy yang anda lakukan berhasil dengan efektif atau tidak, dengan tingkat presisi yang tinggi dan real-time.

Kemampuan untuk memperhitungkan Return-on-Investment (ROI) dari setiap online marketing channel dan setiap pengeluaran masih mungkin terjadi di dunia maya. Namun, di dunia nyata, akan sangat sulit untuk dilakukan.

Dari tahun ke tahun, terdapat salah satu platform digital marketing yang semakin populer dan dipakai oleh segala jenis bisnis, baik besar maupun kecil, untuk melacak user interactions di website perusahaan tersebut >> Google Analytics.

Mari mulai mengenal Google Analytics.

Perkenalan Google Analytics

Bagaimana Cara Kerja Google Analytics?

Setelah bertahun-tahun, kami menyadari bahwa banyak digital marketer dengan pengalaman bertahun-tahun tidak sepenuhnya mengerti cara kerja Google Analytics (GA). Mereka tidak mengerti arti dari “website tracking”

Berdasarkan pengalaman kami, kami mempercayai bahwa pemahaman akan cara kerja GA sejak awal sangatlah berharga. Oleh karena itu, kami merekomendasikan anda untuk membaca penjelasan dari Google pada tautan ini.

Perkenalan dengan Interface Google Analytics

Mari kita mulai!

Klik di sini untuk memulai tur Google Analytics Account dari Google Merchandise Store (anda harus masuk ke dalam Google Account untuk mengaksesnya).

digital marketing

Selanjutnya, lanjutkan tur anda dengan mencari tahu tentang laporan utama Google Analytics.

digital marketing

Terakhir, pelajari bagaimana cara menavigasi keseluruhan laporan:

Laporan Utama di Google Analytics

Dalam Google Analytics, terdapat 4 jenis laporan. Untuk dapat mengerti arti dan kegunaan dari masing-masing laporan dan perbedaan mereka (bukan hanya mengingat interface masing-masing dari mereka), akan memberikan anda fondasi yang kuat dalam memahami analisis dari sebagian besar website dan aplikasi.

Audience Reports

Audience report berisi laporan-laporan yang akan membantu anda dalam memahami karakteristik pengunjung website anda. Misal: negara/kota mereka saat mengakses situs anda, teknoogi yang mereka gunakan (device, browser), usia, jenis kelamin, etc. Berdasarkan pengalaman kami, laporan yang paling penting dalam Audience Report adalah:

  • New dan Returning
  • Mobile (overview + device)
  • Browser

Secara umum, audience report sangat berguna untuk melihat apakah demografik pengguna anda berubah seiring waktu, tetapi anda jangan melihatnya laporan-laporan tersebut setiap hari (karena itu adalah kegunaan acquisition report, selebihnya lihat dibawah).

Untuk penjelasan yang lengkap mengenai audience report, tonton video singkat di bawah ini.

Acquisition Reports

Acquisition Reports mungkin adalah laporan-laporan yang paling penting dan dapat ditindaklanjuti di GA. Oleh karena itu, anda harus mengerti mengenai laporan ini dengan sangat baik.

Laporan-laporan ini memberikan anda informasi yang anda perlukan mengenai sumber-sumber (contoh: marketing channel) yang menarik pengguna internet ke website anda. Apakah anda mengingat acquisition channel yang dibahas di bagian pertama? Dalam acquisition channel anda akan mengetahui bagaimana performa dari setiap channel dan berapa banyak kontribusi mereka ke dalam aplikasi/website anda.

Untuk penjelasan yang lengkap mengenai acquisition report, tonton video singkat di bawah ini.

Behavior Reports

Saat seseorang mengunjungi website anda melalui acquisition channel manapun, apa yang mereka lakukan? Bagaimana cara mereka berinteraksi dengan website/aplikasi anda?

Berapa lama mereka menghabiskan waktu untuk browsing, halaman manakah yang mereka kunjungi? Anda dapat melihat jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini dan pertanyaan lainnya di Behavior Reports.

Laporan yang paling penting adalah Landing Pages, karena laporan tersebut memberitahukan ‘titik masuk’ ke website anda atau halaman pertama yang dilihat (dikunjungi) oleh pengguna.

Conversion Reports

Conversion Reports merupakan salah satu laporan yang sangat penting. Namun, laporan ini sedikit lebih kompleks sehingga akan lebih sulit untuk menguasai Conversion Reports sepenuhnya.

Pada awalnya, tidak ada conversion yang akan di-track oleh Google Analytics karena conversion sangat tergantung pada jenis bisnis anda. Pertama-tama, anda harus menentukan conversion apakah yang tepat untuk bisnis anda.

Conversion tersebut bisa saja berupa pengunjung yang mendaftar pada newsletter anda, pembelian barang, atau apapun yang mungkin akan menambahkan nilai pada bisnis anda. Untuk mulai tracking sebuah conversion, anda harus membuat sebuah ‘goal’ terlebih dahulu.

Sangatlah penting bagi anda untuk menetapkan goal terlebih dahulu. Karena, penetapan goal adalah satu-satunya cara bagi bisnis anda untuk memperhitungkan ROI dari setiap acquisition channel dan setiap aktivitas marketing anda.

Untuk menggabungkan dan mengembangkan pengertian anda tentang apa yang dapat anda lakukan dengan Google Analytics, kami merekomendasikan anda untuk membaca artikel di bawah ini yang dibuat oleh ShivarWeb. Artikel ini membahas GA secara komprehensif dan lengkap.

Disclosure: Artikel tamu ini ditulis oleh Tim RevoU. RevoU adalah platform pendidikan online digital marketing, yang membantu penggunanya untuk memulai karier di industri teknologi.

Panduan Lengkap Digital Marketing di Asia Tenggara Bagi Pemula (Bagian 4)

Pada seri tulisan sebelumnya dibahas mengenai pandangan umum terhadap berbagai macam organic channel. Pada artikel kali ini, kita akan membahas mengenai paid channel.

Paid Search

Paid Search, Google Ads, dan SEM adalah istilah-istilah berbeda yang mengacu pada satu jenis online marketing yang sama, yaitu, hasil pencarian bersponsor yang dapat anda lihat ketika anda melakukan pencarian di Google dari komputer atau ponsel anda.

digital marketing

Singkatnya, Paid Search memungkinkan anda untuk menampilkan iklan anda melalui pelelangan kecil pada keyword yang anda pilih sehingga setiap kali seseorang melakukan pencarian menggunakan keyword tersebut, anda akan menawarkan suatu jumlah tertentu agar iklan anda dapat ditampilkan. Google Ads beroperasi menggunakan model Pay-per-Click (PPC), yang berarti anda membayar Google setiap kali seorang pengguna mengklik iklan anda (di Indonesia umumnya <$1 per klik).

Perusahaan Seperti Apakah yang Sebaiknya Berinvestasi ke dalam Paid Search ?

Paid search adalah salah satu marketing channel yang paling banyak digunakan oleh segala jenis bisnis karena memiliki skalabilitas yang tinggi dan penargetan yang sangat kuat. Anda dapat mulai menggunakan Google Ads dengan berinvestasi mulai dari $1 per hari sampai jutaan dolar tiap bulannya.

Tidak seperti SEO, anda hanya membutuhkan beberapa jam saja untuk mulai menggunakan paid search dan anda akan dapat mulai meningkatkan traffic ke website atau aplikasi anda dengan cepat.

Jika pelanggan anda mencari produk atau layanan yang anda jual, anda sangat disarankan menggunakan Google Ads.

Contoh waktu yang tidak tepat untuk berfokus ke Paid Search

  • Saat produk anda sangat baru atau inovatif sehingga tak banyak orang yang melakukan pencarian : Dalam kasus ini sebaiknya anda jangan melakukan penargetan berdasarkan niatan seseorang atau behavioral targeting seperti Google Ads. Akan lebih baik jika anda melakukan penargetan berdasarkan demografik atau demographic targeting. (Sama seperti SEO)
  • Jika Google Ads menjadi terlalu mahal: untuk sektor-sektor tertentu yang sangat kompetitif (misal: e-commerce di Indonesia), Google Ads menjadi semakin mahal dengan basis cost-per-click. Oleh karena itu, mungkin akan lebih baik jika anda mulai menggeser strategi pemasaran anda secara bertahap sehingga lebih mengacu pada SEO dan organic traffic.

Sumber-sumber Untuk Mempelajari Paid Search

Karena paid search merupakan strategi paid acquisition yang paling diminati dan populer, maka terdapat banyak panduan yang lengkap dan mendalam mengenai Google Ads dan paid search, termasuk dari Google sendiri.

Kami merekomendasikan panduan dari Hootsuite berikut karena menjelaskan dasar-dasar Google Ads.

Social Media Paid

Social Media Paid atau Social Media Ads mengacu pada periklanan yang tersedia di platform-platform sosial media seperti Facebook dan Instagram (Keduanya adalah yang terbesar untuk saat ini).

Dengan Social Media Ads, anda dapat menargetkan pengguna berdasarkan demografi dan ketertarikan mereka, hal ini akan sangat berguna jika anda menargetkan pengguna dengan karakteristik tertentu. Social Media Ads memiliki cara kerja yang mirip dengan Google Ads. Sebagai seseorang yang beriklan, anda membayar setiap kali seorang pengguna melihat iklan anda (Cost-per-Impression) atau mengklik iklan anda (Cost-per-Click).

Perusahaan Seperti Apakah yang Sebaiknya Berinvestasi ke dalam Social Media Paid ?

Social Media Paid adalah salah satu acquisition channel utama yang berpotensial dan memiliki skalabilitas tinggi, sehingga sebaiknya setiap perusahaan mencoba untuk berinvestasi ke dalamnya.

Facebook dan Instagram adalah tempat dimana para pengguna bukan mencari solusi untuk permasalahan yang mereka hadapi, namun menemukan produk dan layanan yang baru. Sehingga Social Media Paid akan menjadi efektif jika hal yang dijual oleh sebuah perusahaan memiliki daya tarik visual, sehingga dapat menarik perhatian pengguna.

Contoh waktu yang tidak tepat untuk berfokus ke Social Media Paid

Relative cost vs Paid Search : Jika anda menjual produk yang sangat berbasis pada pencarian pengguna / intent pengguna, mungkin Paid Search merupakan channel yang lebih efektif dan murah bagi anda.

Sumber-sumber Untuk Mempelajari Social Media Paid

Lagi-lagi, banyak sekali sumber yang mengajarkan Social Media Paid. Materi pembelajaran dari Shopify berikut sangat kami rekomendasikan karena menjelaskan cara kerja Facebook Ads dengan sederhana serta mudah untuk dimengerti.

Ad Networks

Ad Networks memungkinkan anda untuk beriklan di setiap situs web utama dan kebanyakan aplikasi mobile. Sebagai contoh, iklan yang anda lihat pada situs berita online seperti Tribunnews umumnya ditampilkan melalui Ad Networks.

digital marketing

Ad Network yang paling besar dan popular adalah Google Display Network (GDN) yang merupakan bagian yang lebih besar dari Google Ads (yang juga termasuk Paid Search channel). Melalui GDN, iklan anda dapat mencapai lebih dari 90% pengguna Internet dan lebih dari 2 juta situs(!) Jangkauannya sangat luas bukan?

Perusahaan Seperti Apakah yang Sebaiknya Berinvestasi ke dalam Ad Network?

Perusahaan yang memiliki audience yang tersebar, perusahaan yang sudah menggunakan online marketing channel lainnya, dan perusahaan yang berusaha meningkatkan brand awareness dan bukan menghasilkan direct conversion/sales.

Penggunaan lain dari Ad Networks yang sangat menguntungkan adalah penggunaan Ad Network untuk retarget orang-orang yang sudah mengunjungi website atau aplikasi anda. Retargeting Marketing adalah jenis marketing yang terjadi pada anda ketika anda melihat iklan dari aplikasi yang baru saja anda download atau website yang baru saja anda kunjungi.

Contoh waktu yang tidak tepat untuk berfokus ke Ad Network

Karena Ad Network pada umumnya menghasilkan kualitas traffic yang rendah, maka biaya/CAC dari penggunaan Ad Network juga cenderung lebih tinggi daripada Paid Search dan Social Media Channel. Oleh karena itu, sebaiknya perusahaan tidak menggunakan Ad Network sebagai acquisition channel pertama.

Sumber-sumber Untuk Mempelajari Ad Networks

Pengenalan terhadap Display Ads dan khususnya Google Display Network yang komprehensif oleh Acquisio.

Dan untuk mempelajari mengenai paid channels secara lebih menyeluruh, kami menyarankanmu untuk mengikuti Program Digital Marketing RevoU.

Disclosure: Artikel tamu ini ditulis oleh Tim RevoU. RevoU adalah platform pendidikan online digital marketing, yang membantu penggunanya untuk memulai karier di industri teknologi.

Panduan Lengkap Digital Marketing di Asia Tenggara Bagi Pemula (Bagian 3)

Pada seri tulisan sebelumnya dibahas mengenai gambaran umum tentang channel online marketing, serta cara  memprioritaskan upaya online marketing anda pada channel yang lebih sesuai dengan sifat bisnis Anda. Pada artikel kali ini, kita akan membahas mengenai organic channel.

Search Engine Optimization

SEO, singkatan dari “Search Engine Optimization”, adalah salah satu cara untuk meningkatkan visibilitas sebuah website dalam hasil pencarian organik (gratis) sebuah mesin pencari, khususnya Google.

Sangatlah penting untuk memahami perbedaan antara organic results atau paid results (atau Google Ads), karena masing-masing hasil pencarian sangatlah independen dan tidak dapat disamakan. Dalam menjalankan SEO target anda adalah untuk mencapai peringkat tertinggi dalam organic results, dan bukan dalam paid results.

digital marketing

Perusahaan Seperti Apakah yang Sebaiknya Berinvestasi ke dalam SEO

SEO adalah salah satu marketing channel yang paling berpengaruh, memiliki skalabilitas yang tinggi, serta dapat dimanfaatkan oleh hampir segala jenis bisnis.

Untuk memulainya memang membutuhkan banyak pekerjaan dan channel tersebut sangat sulit untuk dikuasai sepenuhnya. Namun, jika anda berhasil melakukannya, hal tersebut akan menjadi salah satu pilar utama pemasaran online anda.

Saat ini di Indonesia belum banyak SEO Specialist yang hebat. Oleh karena, itu terdapat peluang yang besar bagi para SEO Marketer untuk menjadikan channel ini sebagai fokus utama untuk memasarkan perusahaan mereka.

Contoh waktu yang tidak tepat untuk berfokus ke SEO

  • Saat anda memerlukan hasil yang cepat atau instan : SEO membutuhkan waktu sebelum mulai membuahkan hasil. Oleh karena itu, anda sebaiknya menggunakan SEO untuk hasil jangka panjang.
  • Saat produk anda sangat baru atau inovatif sehingga tak banyak orang yang melakukan pencarian : Dalam kasus ini sebaiknya anda jangan melakukan penargetan berdasarkan niatan seseorang atau behavioral targeting seperti Google/SEO. Akan lebih baik jika anda melakukan penargetan berdasarkan demografik atau demographic targeting.

Sumber-sumber Untuk Mempelajari SEO

Di Internet, terdapat banyak konten mengenai SEO yang tidak dapat dipercaya dan dapat mengajarkan hal yang salah kepada anda. Sumber terbaik di Internet untuk mempelajari dasar-dasar SEO adalah “The Beginner’s Guide to SEO” oleh Moz. Kami menyarankan anda untuk membaca bab pertama, SEO 101, yang akan memberikan anda pandangan umum mengenai apa itu SEO dan mengapa SEO sangat penting bagi segala jenis perusahaan online.

Social Media Organic

Saat anda melihat sebuah perusahaan memposting di halaman Facebook atau membagikan Instagram Story, anda sedang melihat social media marketing mereka.

digital marketing

Setiap konten yang dipublikasikan di media sosial dianggap sebagai bagian dari social media marketing suatu perusahaan. Di Indonesia, khususnya, media sosial adalah sesuatu yang sangat besar, dengan lebih dari 130 juta pengguna media sosial aktif, atau sama dengan 50% total populasi Indonesia (!!!)

Berikut adalah daftar platform media sosial yang paling banyak digunakan per 2018.

digital marketing

Untuk statistik dan angka penting lainnya mengenai media sosial di Indonesia, kami menyarankan anda untuk mengunjungi “Indonesia digital landscape 2018” yang dibuat oleh Hootsuite dan we are social.

Untuk media sosial sangatlah penting untuk membedakan antara organic social media post dan (paid) social media ads. Akhir-akhir ini, jika di Facebook anda melihat sebuah post dari sebuah perusahaan, anda hampir selalu dapat melihat paid ads atau sponsored post (lihat contoh di bawah).

digital marketing

Perusahaan Seperti Apakah yang Sebaiknya Berinvestasi ke dalam Organic Social Media?

Organic Social Media adalah channel yang bisa menjadi sangat efektif untuk meningkatkan brand awareness terhadap perusahaan-perusahaan tersebut.

Namun, jika digunakan untuk meningkatkan traffic atau untuk meningkatkan sales, organic social media memiliki efek yang terbatas. Terlebih lagi di Facebook dimana jangkauan organic posts sangat terbatas.

Mengapa seperti itu?

Saat perusahaan anda mempublikasikan sebuah post di Facebook atau Instagram, hanya sebagian kecil orang dapat melihatnya (atau dalam kata lain, jangkauan anda sangat kecil). Kecuali, anda menginvestasikan sebagian modal anda untuk mensponsori (atau boosting) postingan anda. Ini adalah cara Facebook memaksimalkan investasi dari perusahaan-perusahaan di dalam platform-nya dan juga keuntungannya.

Jika anda ingin strategi sosial media anda mempunyai dampak yang besar, anda sebaiknya mulai membeli iklan (akan lebih dalam dibahas di dalam Social Media Paid).

Sumber-sumber Untuk Mempelajari Social Media Organic

Kami menyarankan artikel yang dibuat oleh Hubspot, yang juga memiliki tautan ke beberapa bahan bacaan agar anda dapat lebih mendalami topik ini.

Email Marketing

Email marketing adalah marketing channel yang biasanya merupakan bagian dari CRM (Customer Relationship Management) yang lebih luas dalam suatu perusahaan. Seperti namanya, email marketing menggunakan email sebagai channel untuk berinteraksi dengan calon pelanggan dan juga dengan pelanggan saat ini.

Sampai saat ini, email marketing masih merupakan salah satu channel yang paling efektif meskipun sudah cukup tua. Kelebihan utama email marketing adalah untuk retention strategies, yaitu strategi untuk membuat seorang pelanggan tetap tertarik dan terikat dengan suatu produk atau layanan.

Pada dasarnya, terdapat dua jenis email marketing :

  • Email Newsletter
  • Email Drip Campaigns

Email Newsletter

Newsletter adalah email yang dikirimkan secara teratur kepada daftar pelanggan suatu perusahaan dengan konten berisi informasi-informasi yang dapat dibaca oleh pelanggan tersebut.

digital marketing

Email Drip Campaigns

Drip Campaigns adalah serangkaian email yang dipicu oleh sesuatu yang dilakukan (atau tidak dilakukan) oleh seorang pengguna pada sebuah situs web/aplikasi dan/atau dikirimkan secara otomatis pada jadwal tertentu.

Beberapa contoh Drip Campaigns yang umum:

  • Welcome Email (Email Sambutan): Email ini terpicu ketika seorang pengguna mulai berlangganan pada suatu layanan (dan setuju untuk menerima email dari perusahaan tersebut).
  • Upselling Email : Email ini akan terkirim secara otomatis setelah pengguna selesai melakukan pembelian untuk mengajak pengguna tersebut melakukan pembelian produk/layanan lagi.
  • Re-activation Email (Email Reaktifasi): Email ini akan terkirim jika seorang pengguna belum melakukan tindakan tertentu dalam jangka waktu tertentu (misal: Seorang pengguna belum melakukan pembelian atau menggunakan layanan tertentu selama enam bulan).

Perusahaan Seperti Apakah yang Sebaiknya Berinvestasi ke dalam Email Marketing?

Semua perusahaan sebaiknya berinvestasi ke dalam email marketing, khususnya ke dalam email drip campaign. Setelah anda membuat sistem email otomatis, anda akan dapat menghasilkan traffic dan sales tambahan untuk bisnis anda secara gratis.

Semakin banyak informasi yang anda miliki mengenai pelanggan anda, maka email anda akan semakin granular dan penargetan anda akan semakin baik. Selain itu, upaya email marketing anda akan menjadi semakin efektif.

Berdasarkan pengalaman kami, dengan skalabilitas email marketing anda dapat meningkatkan traffic/sales anda antara 15% — 20%.

Contoh waktu yang tidak tepat untuk berfokus ke Email Marketing

Jika basis pelanggan anda sangat kecil, sebaiknya anda meningkatkan basis email pelanggan anda terlebih dahulu sebelum mulai membuat sistem email marketing tingkat lanjut.

Sumber-sumber Untuk Mempelajari Email Marketing

Jika anda ingin mengetahui lebih lanjut lagi mengenai Drip Campaigns, artikel dari Zapier adalah salah satu sumber yang dapat anda baca.

Namun apabila anda ingin mempelajari organic channel secara lebih mendalam dari praktisi-praktisi ahli berstandar internasional, kami sarankan anda untuk bergabung di Program Digital Marketing RevoU.

Disclosure: Artikel tamu ini ditulis oleh Tim RevoU. RevoU adalah platform pendidikan online digital marketing, yang membantu penggunanya untuk memulai karier di industri teknologi.

Panduan Dasar Memulai Mobile Marketing (Bagian 1)

Pemasaran dalam sebuah bisnis merupakan hal yang krusial. Bahkan sering dianggap sebagai senjata utama bagi sebuah perusahaan dalam menjangkau masyarakat, guna memperkenalkan produk serta meyakinkan orang untuk menggunakan produknya. Dengan berkembangnya teknologi, dunia pemasaran pun ikut berkembang. Selain fenomena pergeseran dari pemasaran konvensional menjadi digital marketing, tingginya penggunaan smartphone di masyarakat dunia juga mengakibatkan munculnya jenis pemasaran baru yang lebih spesifik, yaitu mobile marketing.

Saat ini, banyak orang bergantung pada smartphone mereka untuk berbagai aspek kehidupan. Mulai dari mencari informasi, berinteraksi dengan brand, memilih produk yang mereka suka, hingga melakukan berbagai transaksi keuangan, termasuk membeli dan membayar sejumlah uang untuk produk yang mereka pilih. Tidak salah jika disebutkan bahwa mobile marketing adalah raja. Sebab penggunaan smartphone saat ini telah melampaui saluran lain seperti desktop, apalagi televisi. Maka, mobile marketing adalah sarana terbaik bagi brand untuk menjangkau penggunanya.

Lewat artikel ini, kami akan membahas berbagai langkah-langkah dasar dalam memulai mobile marketing yang kami rangkum dari Back to Basics – Panduan Adjust untuk Pemasaran Seluler di Tahun 2020.

Menentukan Objektif Pemasaran

Sebelum memulai sebuah kegiatan pemasaran, sangat penting untuk menentukan objektif alias tujuan umum yang ingin kita capai. Sebab dengan objektif yang berbeda, langkah dan strategi yang dijalankan pun akan berbeda. Metrik dan parameter keberhasilan yang perlu diukur juga berbeda. Secara garis besar, terdapat dua objektif yang dapat anda pilih, yaitu branding campaign dan performance campaign.

Branding Campaign

Apabila objektif utama kita adalah branding, maka tujuan utamanya adalah meningkatkan wawasan masyarakat terhadap brand yang kita miliki. Metrik utama yang dapat diukur ketika kita menjalankan sebuah kampanye pemasaran jenis ini adalah berapa kali iklan kita muncul dan berapa orang yang melihat iklan kita. Model penetapan harga untuk kampanye ini adalah berdasarkan views. Branding campaign umumnya dijalankan secara terprogram agar dapat menyesuaikan dengan segmentasi target dan anggaran yang dimiliki.

Performance Campaign

Apabila objektif utama kita adalah konversi (misalnya pembelian produk, download aplikasi, atau mengisi formulir data pribadi), berarti yang dilakukan adalah performance campaign. Metrik yang perlu diukur adalah hasil akhir dari kampanye pemasaran tersebut. Performance campaign umumnya dijalankan lewat jaringan iklan agar lebih tepat persebarannya. Setelah menentukan objektif, maka selanjutnya kita dapat mengatur indikator kinerja alias KPI.

Pengaturan KPI

Dalam digital marketing, banyak sekali istilah dan singkatan untuk metrik yang dapat diukur dan menentukan keberhasilan sebuah kegiatan pemasaran, sekaligus menjadi indikator kinerja bagi Anda, antara lain sebagai berikut.

  • Active Users (DAU, WAU, MAU) – total pengguna aktif yang menggunakan aplikasi Anda dalam jangka waktu tertentu (daily-harian, weekly-mingguan, monthly-bulanan).
  • Cost per Acquisition (CPA) – biaya rata-rata yang dikeluarkan untuk mengakuisisi satu orang pengguna.
  • Cost per Install (CPI) – biaya rata-rata yang dikeluarkan untuk menghasilkan satu kali install aplikasi.
  • Cost per Mille (CPM) – biaya rata-rata yang dikeluarkan oleh sebuah iklan untuk mendapatkan 1.000 impression.
  • Click-Through Rate (CTR) – tingkat orang yang melakukan klik pada iklan Anda. Metrik ini juga dapat menunjukkan seberapa efektif tampilan iklan Anda bagi audiens.
  • Conversion Rate – tingkat persentase pengguna yang menyelesaikan tindakan yang diinginkan (membeli barang, mendaftar, menginstal aplikasi, dan sebagainya).
  • Retention Rate – tingkat persentase pengguna yang tetap menggunakan aplikasi setelah beberapa hari menginstal.
  • Churn Rate – kebalikan dari retention rate, yaitu tingkat persentase pengguna yang berhenti menggunakan aplikasi Anda.
  • Uninstall – berkaitan dengan churn rate, yaitu mengukur berapa banyak pengguna melakukan uninstall aplikasi Anda dan kapan mereka melakukannya.
  • Lifetime Value (LTV) – prediksi keuntungan berdasarkan keberlanjutan penggunaan aplikasi oleh pengguna. Pengukuran didasarkan pada banyaknya pengguna dan dana yang mereka belanjakan dalam aplikasi.
  • Return on Investment (ROI) – mengukur dan mengevaluasi efisiensi efektivitas kegiatan pemasaran dengan membandingkan biaya yang dikeluarkan dengan pemasukan yang didapatkan.
  • Return on Ad Spend (ROAS) – bagian dari ROI yang secara spesifik mengukur biaya yang dikeluarkan untuk iklan dan pemasukan yang didapatkan.
  • Average Revenue per User (ARPU) – Mengukur rata-rata pemasukan yang didapatkan dari pengguna selama periode waktu tertentu.
  • Average Revenue Per Daily Active User (ARPDAU) – Mengukur rata-rata pemasukan yang didapatkan dari pengguna aktif harian. Metrik ini juga dapat membantu Anda melihat seberapa efektif monetisasi yang dilakukan, baik dari iklan maupun pembelanjaan dalam aplikasi (in-app purchasing/IAP)
  • Re-engagement Rate – tingkat engagement yang kembali didapatkan dari pengguna dalam kampanye remarketing

Penentuan KPI yang tepat bagi setiap kegiatan pemasaran dapat memberikan dampak yang besar dalam mobile marketing. Analisis KPI secara berkala juga dapat menjadi acuan untuk menyesuaikan strategi pemasaran secara cepat, misalnya dengan menghentikan langkah yang dirasa tidak efektif, atau menambah investasi pada langkah yang efektif.

Setelah KPI ditentukan, masih ada beberapa tahapan yang perlu Anda lakukan saat mulai menjalankan mobile marketing. Langkah selanjutnya akan kami paparkan dalam artikel berikutnya, atau dapat Anda baca secara lengkap dalam Back to Basics – Panduan Adjust untuk Pemasaran Seluler di Tahun 2020 yang dapat Anda unduh secara gratis.

Disclosure: Artikel ini adalah konten bersponsor yang didukung oleh Adjust.

Panduan Lengkap Digital Marketing di Asia Tenggara Bagi Pemula (Bagian 2)

Pada seri tulisan sebelumnya dibahas mengenai gambaran umum tentang digital marketing bagi pemula. Dari sana dapat disimpulkan bahwa mempelajari digital marketing dapat membuka jalan karir yang luas di berbagai perusahaan.  Pada artikel kali ini, kita akan membahas mengenai channel online marketing.

Digital marketing terdiri dari beberapa channel online yang berfungsi untuk membantu suatu perusahaan menjangkau calon pelanggan kapanpun mereka menghabiskan waktu di internet. Baik saat mereka membaca sesuatu di internet, melakukan pencarian online, bersosialisasi melalui media sosial, atau berbelanja via online.

Untuk saat ini, kita akan melihat dua klasifikasi dasar dari channel-channel online marketing terlebih dahulu, yaitu Acquisition VS Retention Channels dan Organic VS Paid Channels.

Acquisition vs Retention Channels

Perbedaan penting yang pertama di antara channel-channel online marketing adalah perbedaan antara Acquisition Channel dan Retention Channel.

Acquisition Channel adalah channel marketing yang memungkinkan sebuah perusahaan pertama kali mendapatkan pengguna. Misal, channel marketing yang digunakan untuk membuat seseorang mengunduh aplikasi Grab untuk kali pertama atau untuk membuat seseorang melakukan pembelian pertama melalui Shopee, masuk ke dalam kategori Acquisition Channel.

Berbeda dengan Acquisition Channel, Retention Channel adalah channel marketing yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk mendorong pelanggan mereka agar melakukan transaksi lagi. Misal, setelah seseorang melakukan pembelian melalui aplikasi Traveloka, orang tersebut akan menerima email secara terus-menerus dari Traveloka yang memberikan informasi mengenai layanan dan penawaran-penawaran lainnya. Salah satu contoh retention channel yang populer adalah melalui email marketing atau melalui notifikasi aplikasi.

Organic vs Paid Channels

Perbedaan penting yang kedua di antara channel-channel online marketing adalah perbedaan antara Organic Channel dan Paid Channel.

Organic channel adalah channel yang tidak mengharuskan suatu perusahaan untuk membayar setiap kali terdapat pertambahan kunjungan ke website atau aplikasi perusahaan tersebut.

Misal, saat seseorang mengklik suatu link yang terdapat di dalam email yang dikirimkan oleh sebuah perusahaan dan mendarat ke website perusahaan tersebut, perusahaan tersebut tidak perlu membayar biaya apapun untuk setiap klik atau kunjungan ke website tersebut. Perusahaan tersebut memperolehnya dengan gratis atau, dalam kata lain, secara organik.

digital marketing

Lain halnya saat anda melihat banner promosi pada sebuah website seperti pada Kompas.com, perusahaan yang mengiklankan (pada contoh di bawah adalah Nissan) membayar untuk setiap kesan (impression) yang dibuat oleh banner tersebut atau setiap klik yang dilakukan oleh pengunjung di banner tersebut. Oleh karena itu, setiap kunjungan website yang terjadi karena klik seperti itu dianggap berbayar.

digital marketing

Organic Channel pada awalnya lebih sulit untuk berkembang dan membutuhkan investasi awal yang lebih besar dalam bidang tenaga kerja, sehingga organic channel biasanya dipakai untuk tujuan jangka panjang.

Paid Channel lebih mudah untuk dipakai dan tidak memerlukan investasi awal yang besar, namun seiring dengan pertumbuhan perusahaan anda biayanya akan semakin mahal karena perusahaan harus membayar untuk setiap kunjungan website/download yang didapatkan dari iklan.

Bagaimana Cara Memilih Channel Online Marketing yang Tepat?

Sangatlah penting untuk memprioritaskan upaya online marketing anda pada channel yang lebih sesuai dengan sifat bisnis Anda.

Kami menyarankan untuk melihat setiap channel berdasarkan 3 kriteria, yaitu Skalabilitas, Penargetan, dan Biaya (Customer Acquisition Cost).

Berdasarkan pengalaman kami, 3 kriteria diatas dapat memberikan kerangka yang cukup kuat untuk memulai dan menghindari buang-buang waktu (dan uang) di channel yang tidak sesuai dengan bisnis anda.

Skalabilitas

Seberapa besar marketing channel yang anda gunakan? Jika anda dapat menghabiskan uang yang tak terbatas, berapa banyak orang yang dapat anda jangkau di channel tersebut?

Google dan Facebook (termasuk Instagram, WhatsApp, & Messenger, yang semuanya dimiliki oleh Facebook) adalah dua online marketing channel terbesar saat ini, karena hampir semua orang yang menggunakan internet juga menggunakan layanan mereka.

Dominasi Google dan Facebook dalam bidang online marketing tercermin oleh pangsa digital marketing mereka (Alphabet = perusahaan induk Google).

digital marketing

Untuk suatu channel, semakin besar dan fleksibel, semakin bagus pula channel tersebut, karena anda dapat menggunakannya seiring dengan pertumbuhan perusahaan dan penjualan anda.

Di sisi lain, jika suatu channel memiliki memiliki skalabilitas yang kecil, maka anda hanya dapat menggunakannya sampai pada titik tertentu saja. Hal ini sangat tidak ideal karena anda harus mencari channel lain untuk digunakan begitu anda mencapai titik jenuh (yang berarti anda harus membuat strategi baru, yang akan memakan waktu dan menghabiskan biaya).

Penargetan

Agar digital marketing anda menjadi efektif, anda harus mampu menargetkan pengguna yang tepat untuk produk atau layanan yang anda tawarkan.

Jika produk anda menargetkan orang-orang berpenghasilan tinggi, maka anda akan membuang-buang uang jika iklan anda menargetkan masyarakat berpenghasilan rendah. Hal yang sama akan terjadi jika anda menjual produk anda pada area tertentu. Akan menjadi sia-sia jika anda mengiklankan produk anda di Surabaya padahal produk anda hanya dijual di Jakarta.

Saat ini terdapat 2 jenis penargetan online, yaitu Behavioral Targeting dan Demographic Targeting.

Behavioral Targeting

Behavioral targeting adalah penargetan berdasarkan niatan seseorang untuk membeli produk atau layanan tertentu melalui tindakan yang mereka lakukan.

Misalnya, jika seseorang ingin membeli smartphone, orang tersebut mungkin terlebih dahulu membandingkan harga smartphone tersebut diantara toko-toko online untuk melihat toko online manakah yang menjual dengan harga lebih murah.

digital marketing

Ini adalah salah satu contoh di mana anda dapat menjangkau orang tersebut dengan beriklan di Google pada keyword tertentu. Iklan anda dapat muncul setiap kali seseorang melakukan pencarian dengan keyword yang sesuai dengan produk anda.

Demographic Targeting

Dengan Demographic Targeting anda dapat menargetkan calon pelanggan berdasarkan demografi dan ketertarikan (interest) mereka. Misalnya, (secara hipotesis) anda dapat menargetkan wanita + tinggal di Bandung + menempuh pendidikan di ITB + menyukai musik Rock. Penargetan jenis ini tersedia di platform seperti Facebook atau Instagram.

Untuk penargetan jenis ini, pengguna tidak perlu melakukan tindakan apapun, tetapi pengguna akan ditargetkan secara otomatis jika memiliki kecocokan terhadap kriteria demografi dan interest yang anda tentukan. Kriteria penargetan yang dapat anda atur sangat tergantung pada platform yang anda gunakan.

Kelebihan menggunakan Demographic Targeting dibanding Behavioral Targeting adalah anda dapat langsung mencapai target pengguna tanpa perlu menunggu mereka melakukan suatu tindakan. Namun kelemahannya adalah target anda semakin lama akan semakin terbiasa dengan iklan anda dan akan semakin jarang mengklik karena tidak ada niatan membeli yang akan memicu iklan anda.

Biaya (CAC)

Biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan untuk mendapatkan pelanggan baru yang membeli produk atau layanan untuk pertama kalinya disebut Customer Acquisition Cost (CAC).

Untuk lebih mengerti mengenai CAC, mari kita lihat contoh berikut:

  • Perusahaan X mempekerjakan seorang digital marketer dengan gaji Rp 10 juta per bulan.
  • Perusahaan X melakukan pemasaran melalui Facebook Ads dengan biaya Rp 20 juta per bulan.
  • Sebagai hasilnya, mereka mendapatkan 100 pelanggan baru setia bulannya (pelanggan baru = pelanggan yang pertama kali melakukan pembelian di perusahaan tersebut)
  • Maka, CAC mereka dapat dihitung dengan cara : (10 juta + 20 juta) / 100 pelanggan = Rp 300.000,- per pelanggan

CAC merupakan salah satu metrik yang penting untuk diperhatikan dalam digital marketing. Bahkan mungkin yang paling penting. Seorang digital marketer yang baik seharusnya mengetahui dengan baik CAC setiap channel yang digunakan.

Mengingat bahwa setiap acquisition channel memiliki CAC yang berbeda, sebuah perusahaan bisa saja tidak memanfaatkan channel tertentu dengan CAC yang terlalu tinggi karena akan sulit untuk mendapatkan keuntungan. Semakin tinggi CAC yang dapat perusahaan anda bayarkan, semakin banyak acquisition channel yang dapat anda investasikan.

Untuk mempelajari lebih lanjut mengenai channel online marketing, kami menyarankanmu untuk mengikuti Program Digital Marketing RevoU.

Disclosure: Artikel tamu ini ditulis oleh Tim RevoU. RevoU adalah platform pendidikan online digital marketing, yang membantu penggunanya untuk memulai karier di industri teknologi.

Panduan Lengkap Digital Marketing di Asia Tenggara Bagi Pemula (Bagian 1)

Mempelajari digital marketing adalah mempelajari bagaimana cara berinteraksi dengan calon pelanggan melalui digital channel, dengan tujuan membuat mereka melakukan sesuatu pada situs web atau aplikasi tertentu.

Digital Marketing adalah sebuah istilah umum yang mencakup seluruh upaya online marketing suatu perusahaan. Aktivitas suatu perusahaan di sosial media seperti Facebook atau Instagram, newsletter yang dikirimkan suatu perusahaan kepada pelanggan mereka, atau periklanan yang dilakukan suatu perusahaan pada situs web seperti detik.com atau Kompas.com masuk ke dalam strategi “Digital Marketing” yang lebih luas.

Semakin banyak perusahaan berinvestasi ke dalam online marketing dibandingkan ke dalam offline channel, bukan hanya karena semakin banyak orang yang menggunakan internet, tetapi juga karena online marketing memungkinkan perusahaan-perusahaan tersebut untuk menjangkau target audience mereka dengan lebih tepat dan efisien dibandingkan dengan offline channel tradisional seperti radio, koran, atau papan iklan.

Terlebih lagi, digital marketing memiliki sifat highly measureable. Hal tersebut berarti seorang digital marketer mengetahui dengan baik bagaimana performa dari setiap online marketing channel dan apa Return on Investment (ROI) dari setiap rupiah yang dipakai untuk online marketing.

Mengapa Mempelajari Digital Marketing?

Saat ini, Digital Marketer merupakan salah satu kemampuan yang dicari oleh perusahaan-perusahaan, terutama di dalam perusahan e-commerce yang sedang berkembang pesat, karena digital marketer memiliki peran utama dalam perkembangan perusahaan-perusahaan seperti Shopee, Lazada, atau Traveloka.

Sebagai hasilnya, ketertarikan terhadap kemampuan digital marketing di Indonesia meningkat dengan pesat, terutama dalam dua tahun terakhir:

digital marketing

Terdapat peningkatan jumlah lowongan pekerjaan untuk orang-orang yang memiliki kemampuan dalam digital marketing.

digital marketing

Beberapa contoh lowongan pekerjaan digital marketing pada beberapa perusahaan teknologi:

Mempelajari Digital Marketing dapat membukakan anda lowongan pekerjaan yang luas dan karir yang sangat memuaskan di perusahaan-perusahaan teratas.

Disclosure: Artikel tamu ini ditulis oleh Tim RevoU. RevoU adalah platform pendidikan online digital marketing, yang membantu penggunanya untuk memulai karier di industri teknologi.