Parentalk Menerima Pendanaan Awal dari Emera Kapital

Bertepatan dengan perayaan hari ibu, hari ini (22/12) Emera Kapital yang merupakan bagian dari MRA Group mengumumkan pendanaan awal untuk Parentalk. Parentalk merupakan sebuah perusahaan media digital rintisan yang berfokus pada konten untuk orang tua millenial. Sejauh ini Parentalk memulai debut kontennya melalui media sosial (Instagram). Rencananya situs resmi Parentalk.id akan mulai diluncurkan ke publik esok hari.

Parentalk didirikan oleh Nucha Bachri. Latar belakang pendirian Parentalk dimulai dari pengamatan dan pengalaman pribadi serta orang-orang di sekitarnya tentang kebutuhan untuk mendapatkan informasi yang relevan dan terpercaya seputar kehamilan dan serba-serbi menjadi orang tua. Selain relevansi, konten yang dibutuhkan tersebut juga selayaknya sesuai dengan perubahan kebiasaan di era digital saat ini.

Founder Parentalk Nucha Bachri / Parentalk
Founder Parentalk Nucha Bachri / Parentalk

“Informasi yang mudah dan familiar untuk kami akses adalah di Instagram. Untuk itu kami membutuhkan sebuah sumber yang bisa dipercaya, merasakan hal yang kami alami saat kehamilan dan menjalani fungsi sebagai orang tua, dan kemudahan berada di platform media sosial yang sehari-hari kami gunakan,” ujar Nucha selaku Founder Parentalk.

Dimulai sejak November 2017, dan masih berfokus di platform Instagram, Parentalk memiliki pertumbuhan pengikut yang cukup cepat di Instagram. Konten Instagram Live menjadi salah satu ciri khas dari Parentalk sejauh ini. Selain itu menurut pemaparan Nucha, kekuatan lain Parentalk juga ada di data customer sebagai dasar untuk menyusun konten-kontennya. Itu kenapa pertumbuhan organik menjadi cukup cepat.

Bersama dengan pendanaan yang didapat, Parentalk berencana untuk membangun tim kreatif yang lebih solid serta melakukan riset dan pengembangan untuk teknologi yang lebih baik. Tahun 2018 akan ada konten berbasis Virtual Reality (VR) yang disuguhkan kepada penikmat Parentalk.

“Saya melihat kerja sama dengan Emera Kapital bisa membantu Parentalk untuk berkembang lebih baik, dikarenakan pengalaman MRA memiliki media-media baik cetak maupun radio. Saya dan tim pun melihat kepercayaan MRA kepada visi dan misi kami untuk tetap menjadi content creator yang jujur dan kekinian, menjadi faktor yang membuat kami tertarik bekerja sama,” imbuh Nucha.

Bagi Emera Kapital, ini adalah keterlibatan strategis kedua yang resmi dilakukan sejak berdiri di tahun 2017 ini. Sebelumnya MRA juga menjalin kemitraan strategis bersama DailySocial.

“Bagi kami, berinvestasi di perusahaan yang berfokus di digital adalah langkah strategis untuk semakin menguatkan lini bisnis kami. Parentalk, kami lihat memberikan ide-ide yang berani dan disruptive dalam membuat konten di segmen parenting dan sangat relevan dengan orang tua, ayah dan ibu millenial. Dengan pengalaman kami yang saat ini telah memiliki media Mother and Baby, keduanya kami yakini akan saling menguatkan,” sambut Michael Tampi selaku Managing Partner Emera Kapital

Digital Artha Media Segera Luncurkan Tiga Produk Fintech Baru

Digital Artha Media (DAM) akan meluncurkan tiga produk fintech terbaru untuk merealisasikan ambisinya sebagai perusahaan fintech enabler pada kuartal pertama tahun depan. Ketiga produk tersebut adalah indiepay (dompet elektronik), indieprint (cloud printing), dan wagon (layanan e-commerce O2O).

Indiepay adalah produk dompet elektronik yang dapat menerima pembayaran dengan sumber dana dari kartu kredit dan debit, dengan menyasar pengguna dari kalangan urban dan milenial. Indieprint adalah layanan cloud printing yang dapat dimanfaatkan kalangan mahasiswa, sementara ini sudah diujicobakan di Universitas Mataram.

Sementara, Wagon (Warung Goes Online) adalah aplikasi e-commerce O2O untuk pedagang warung yang tertarik menjadi digital entrepreneur mandiri, menjajakan layanan PPOB. Sejauh ini Wagon sudah digunakan sekitar 2 ribu warung, tersebar di beberapa wilayah seperti Pulau Jawa dan Sumatera.

“Sejak pertama kali DAM berdiri, kami fokus mengembangkan produk Mandiri e-cash. Nah di tahun kelima ini, kami ingin bangun ekosistem fintech agar semua startup fintech bisa pakai,” terang Managing Director DAM Fanny Verona, Kamis (21/12).

Sebagai subsidiary jaringan Grup Bank Mandiri, DAM tidak hanya fokus mengembangkan produk, tetapi juga membuka teknologinya agar dapat digunakan oleh startup fintech lainnya.

Salah satu realisasinya terlihat dari kemitraan antara Bank Mandiri dengan Line lewat produk Line e-cash. Saat ini total pengguna Line e-cash sekitar 4 juta orang. Menurut Fanny, ke depannya akan ada pengumuman kemitraan lainnya antara korporasi dengan Mandiri e-cash, hanya saja masih prosesnya dirahasiakan.

Siap terapkan QR Code dan KYC Digital

Untuk pengembangan fitur Mandiri e-cash, DAM sedang mempersiapkan teknologi baru berupa pembayaran secara QR code dan KYC digital untuk kebutuhan upgrade layanan ke full service. Fanny bilang kedua fitur baru ini akan hadir pada awal tahun depan.

Secara total, Mandiri e-cash sudah dipakai oleh 10 juta orang. Kebanyakan transaksi dipergunakan untuk pembelian pulsa, belanja online, dan pembelian token PLN.

“Yang paling dekat kami akan tambah dua fitur baru. Pertama pembayaran dengan QR code, kemudian video call untuk KYC digital buat pengguna yang ingin upgrade layanan ke full service,” tutup Fanny.

Ditargetkan kehadiran fitur baru ini dapat mendongkrak pengguna baru Mandiri e-cash mencapai kisaran 30 juta sampai 40 juta orang pada tahun depan.

Application Information Will Show Up Here

Strategi Penjualan Bhinneka di Tahun 2018

Menyongsong tahun 2018, layanan e-commerce Bhinneka telah menyiapkan beberapa rencana berkaitan dengan visi strategisnya. Rencana tersebut didasarkan pada peninjauan kembali hasil kinerja yang telah ditorehkan pada tahun 2017. Strategi yang digulirkan saat ini juga menitikberatkan pada pergeseran kebutuhan masyarakat Indonesia sebagai konsumen layanan e-commerce. Tahun depan, Bhinneka akan memperbanyak pilihan produk perangkat berkaitan dengan gaya hidup dan kebutuhan rumah tangga.

“Kami yakin 2018 akan menjadi tahun yang dinamis bagi Bhinneka. Berbekal internal business review pada 2017 ini, kami telah menyusun sejumlah fokus yang diharapkan berpotensi maksimal. Kami mewaspadai gejala shifting pada ritel Indonesia, serta perkembangan gaya hidup kelompok millennials. Tentunya di samping faktor-faktor penting lainnya,” ungkap Irina Marwan selaku Brand Marketing Manager Bhinneka.

Dijelaskan lebih lanjut, pengaruh pergeseran pada perubahan pola belanja di tanah air akan bergulir dan terus meluas. Melihat data sepanjang 2017 yang dimiliki Bhinneka, diproyeksikan akan terjadi pertumbuhan first purchaser (orang yang belanja online untuk pertama kali) antara 10-20 persen di tahun depan. Menunjukkan makin banyaknya masyarakat yang melek bertransaksi elektronik.

“Tren ini tidak lepas dari keberadaan para millennials, yang sejak beberapa tahun terakhir disorot sebagai kelompok konsumen baru yang potensial dengan karakteristik berbeda dibanding generasi sebelum mereka. Termasuk dalam pola berbelanja,” singgung Irina.

Di ranah consumer retail atau konsumsi perorangan, Bhinneka tetap berkonsentrasi pada kategori perangkat komputer, komunikasi, dan elektronik. Utamanya pada gadget dan perangkat rumah tangga, yang lebih mengarah kepada gaya hidup.

Disampaikan Iriana, untuk produk gadget tingkat penyerapan pasarnya sangat dipengaruhi tren dan geliat para produsen. Salah satu contohnya, 2017 merupakan tahunnya smartphone dengan beragam rentang harga, dari yang terjangkau hingga yang super premium. Dimulai dari brand senior yang muncul kembali seperti Motorola dan Blackberry. Juga brand smartphone yang mengunggulkan seri khusus.

Nama-nama di atas ditambah sejumlah flagship premium, seperti iPhone 7 dan iPhone 7 Plus yang baru resmi dipasarkan di Indonesia pada kuartal pertama 2017. Ada pula Samsung Galaxy S8, disusul Samsung Galaxy Note 8. Belum lagi iPhone 8, iPhone 8 Plus, dan iPhone X menjelang akhir tahun. Semuanya hadir dengan teknologi kamera yang telah ditingkatkan, termasuk kamera depan.

“Kemungkinan besar tren dan antusiasme pada produk-produk smartphone akan berlanjut di tahun depan, dan tidak hanya dari kelompok konsumen muda saja. Jadi di 2018 mendatang, Bhinneka akan lebih dalam mengeksplorasi gadget dan consumer electronic pada ranah gaya hidup. Adapun peralatan rumah tangga yang masuk ke dalam kategori ini seperti blender atau food processor, mixer, coffee maker, sampai robot penyedot debu,” tuturnya.

Bhinneka juga berpegang hasil riset terakhir GfK (Society for Consumer Research, Jerman) Indonesia tentang prediksi pasar Indonesia 2018, yang dirilis secara terbatas pada Oktober lalu. Pertumbuhan serapan di telekomunikasi, menempati posisi dua teratas sebesar 7,8 persen pada tahun ini. Sedangkan prediksi pertumbuhan serapan small domestic appliances meningkat hampir 5 persen.

Small domestic appliances identik dengan efisiensi, portabel, lebih menitikberatkan pada gaya hidup. Persepsinya berbeda dengan home appliances pada umumnya yang dikaitkan dengan pekerjaan rumah tangga,” lanjut Irina.

Application Information Will Show Up Here

Visio Incubator Umumkan 15 Startup Terpilih untuk Dibina

Melanjutkan debut pertamanya untuk menginkubasi startup di Indonesia, khususnya wilayah Sumatera, Visio Incubator kembali mengumumkan 15 startup yang berhasil lolos dan berhak mengikuti program inkubasi sesi kedua. Dalam program inkubasi bertajuk “Visio Incubator Batch 2”, selama tiga bulan para startup terpilih akan dididik oleh mentor berkelas nasional. Sebelumnya proses pendaftaran sudah diadakan selama dua bulan, mulai September 2017 lalu. Total ada 169 startup yang mendaftarkan dirinya di program ini.

“Top 15 startup ini disaring dari 169 aplikasi yang masuk yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.  Setelah dilakukan seleksi yang ketat, maka diloloskanlah 15 startup yang akan memulai perjalanan mereka untuk mendapatkan inkubasi di program ini,” ujar Co-founder & CEO Visio Incubator Hendriko Firman.

Turut disampaikan Firman, ada beberapa kriteria penilaian yang dilakukan, yakni berdasarkan permasalahan yang coba diselesaikan, solusi yang ditawarkan, dampak yang coba disajikan, model bisnis, traksi, profil pendiri, dan kesiapan startup secara keseluruhan. Untuk kegiatan inkubasi intensif sendiri akan dimulai awal tahun depan.

Selanjutnya setelah menyelesaikan inkubasi, para startup terpilih akan diminta mengikuti kegiatan “Demo Day and Date with Investor”, estimasinya diselenggarakan bulan April 2018 nanti. Dalam Demo Day, mereka akan berkesempatan melakukan pitching langsung di hadapan para investor dan stakeholder potensial. Dengan kata lain, kesempatan networking maupun memperoleh pendanaan dari para investor semakin terbuka lebar.

“Indonesia adalah the next investment dari seluruh penjuru dunia. Untuk bisa mempersiapkan startup terbaik yang product market-fit dan memiliki sinyal menjadi unicorn, maka harus diberikan program basic semacam program inkubasi intensif. Top 15 startup tahap dua inilah yang akan dibimbing dan didorong hingga ke depannya diharapkan akan mengikuti jejak Go-Jek, Tokopedia, Traveloka, BukaLapak menjadi startup unicorn Indonesia selanjutnya,” ujar Co-founder & CMO Visio Incubator Ogy Winenriandhika.

Berikut daftar 15 startup yang berhasil lolos seleksi inkubasi Visio Incubator tahap 2:

Nama Startup Keterangan
Worqers Penyedia teknologi rekognisi dan sistem reward untuk para karyawan dalam sebuah perusahaan agar mereka menjadi semakin produktif dan menyatu terhadap perusahaan
GroupBuyId Layanan e-commerce untuk pembelian barang tertentu dalam jumlah banyak sehingga harga satuannya semakin terjangkau
Spasium.com Galeri online untuk pembelian karya seni (fotografi, lukisan, ilustrasi dll) hasil karya seniman lokal dari Indonesia
Musikmall Marketplace yang mempertemukan guru musik dengan calon siswa untuk belajar musik secara privat
Amproker Platform mobile yang memungkinkan pembeli dapat menyebutkan barang apa yang ingin dibeli, dan penjual nantinya akan bersaing memberikan penawaran terbaik terkait barang tersebut
Swivel Coffee Marketplace khusus kopi dan teh, dimulai dari e-commerce untuk mendapatkan traction, data, market, penjualan serta pendapatan dan keuntungan
Muztreat Layanan on-demand untuk salon kecantikan khusus muslimah
Cilsy Platform online penyedia tutorial IT eksklusif
KlikAcara Marketplace penghubung vendor dan penyelenggara acara dengan menyediakan layanan jual-beli serta sewa-menyewa kebutuhan penyelenggaraan acara
Qelisa Aplikasi untuk petani agar petani lebih akuntabel, pengetahuan keuangannya meningkat, dan aksesnya untuk layanan keuangan semakin mudah
Tripi Aplikasi one-stop-solution pariwisata bagi para wisatawan (membantu perencanaan perjalanan wisatawan)
AdaKopi.id Platform penghubung petani kopi dengan konsumen akhir dengan dua skema penjualan yang mampu meningkatkan keuntungan petani hingga lebih dari 50%
Design for Dream Sebuah platform untuk membantu penyandang disabilitas di Indonesia
Tanijoy Platform penghubung antara landowner dengan petani kecil yang tidak memiliki lahan bertani
AntriBos Platform untuk mendapatkan informasi antrean terkini dan booking antrean dengan memanfaatkan pengembangan aplikasi mobile

Kaleidoskop Startup 2017 dan Outlook 2018

Dalam hitungan hari, tahun 2017 akan segera berakhir. Secara umum, startup di Indonesia makin bergairah, terlihat dari banyak startup yang tumbuh, ada pula yang gugur. Tahun ini pula tercatat ada tiga startup bergelar unicorn, menyusul Go-Jek.

Pesatnya pertumbuhan startup turut berkesinambungan dengan strategi pemasaran digital. Pemanfaatan media sosial saja untuk beriklan tidak cukup, perlu riset, dan paham dengan minat audience agar dapat menghasilkan konten berkualitas.

#SelasaStartup edisi penutupan tahun 2017 diisi tim DailySocial, diwakili oleh Founder & CEO DailySocial Rama Mamuaya dan CMO DailySocial Rahmat Harlyadi. Keduanya berbagi apa saja yang terjadi di dunia startup dan pemasaran digital sepanjang tahun ini dan bagaimana prediksinya untuk tahun depan.

Kaleidoskop startup 2017

Rama memaparkan sepanjang tahun ini ada 14 pengumuman akuisisi, beberapa di antaranya akuisisi Tiket oleh Blibli, Kudo oleh Grab, TemanJalan oleh Line, dan terakhir Midtrans, Kartuku, dan Mapan oleh Go-Jek (meski saat ini belum dapat restu dari Bank Indonesia), dan lainnya.

Menurutnya, aksi akuisisi ini secara implisit memperlihatkan bahwa saat ini investor sudah lebih paham, mereka tidak lagi sekadar menaruh uangnya tanpa tahu proyeksi kapan bisa memperoleh uang. Dengan strategi exit seperti akuisisi, jadi solusi bahwa saham sekarang bisa menjadi uang tunai yang bisa diterima semua orang.

Di luar itu, tahun ini menjadi catatan perdana ada dua startup yang sudah melantai di Bursa Efek Indonesia, yakni Kioson dan MCash.

“Tahun depan akan lebih keren lagi, ada yang estimasi lebih banyak startup yang akan pilih strategi exit,” tuturnya.

Dari segi investasi, tercatat ada 91 investasi yang diumumkan, sementara di luar sana kemungkinan ada lebih banyak investasi yang secara sengaja tidak diumumkan. Menariknya, secara jumlah menurun dibandingkan tahun lalu. Akan tetapi, dari segi nominalnya meningkat.

Dirinci lebih dalam, ada 32 startup mendapat investasi tahap awal (seed), 29 startup dapat seri A, dan 9 startup dapat seri B. Sektor startupnya yang paling banyak menerima investasi adalah fintech sebanyak 29 startup, 14 startup e-commerce, dan 9 startup media.

“Semakin banyak startup yang dapat investasi tahap lanjutan (seri B ke atas), akan semakin baik buat ekosistem karena bisa beri efek ke investasi di bawahnya. Sekarang memang masih kecil [jumlah startup yang dapat investasi lanjutan], tapi ini indikasi yang buat ke depannya.”

Tantangan masih sama

Tantangan yang dihadapi startup dari tahun ini dengan tahun lalu masih sama, terutama di masalah kekurangan talenta. Kebutuhan talenta yang tinggi tapi tidak ada ketersediaan yang cukup, akhirnya membuat startup harus rekrut dari luar negeri atau hijack dari perusahaan lain dengan menawarkan gaji yang tinggi.

Dari segi aturan pun masih ada beberapa tantangan yang perlu diselesaikan secara bersama. Namun, pendekatan yang dipakai oleh regulator yang menangani startup fintech cukup bagus untuk menyeimbangkan inovasi dengan regulasi. Seperti yang dipakai Bank Indonesia dengan menghadirkan BI Fintech Office dan meluncurkan aturan regulatory sandbox.

Proyeksi tahun depan

Menurut Rama, tahun depan akan kembali menjadi tahunnya fintech. Masih banyak sektor fintech yang memiliki ruang untuk dikembangkan, selain pembayaran. Secara industri keuangan, pemain incumbent lebih terbuka untuk berkolaborasi dengan startup fintech. Sehingga diperkirakan tahun depan akan semakin banyak pengumuman kolaborasi bisnis.

Bagi startup media, tahun depan hingga 2019 adalah tahun politik karena ada pilkada dan pilpres. Tentunya kondisi ini akan berdampak pada pemberitaan banyak media. Banyaknya startup media yang mendapat investasi pada tahun ini, diperkirakan adalah bentuk persiapan para investor.

Startup sektor lainnya seperti healthtech, perlahan-lahan mulai memperoleh perhatian. Terlihat dari mulai banyaknya startup yang mendapat investasi karena adopsinya yang mulai tinggi. Dari segi regulasinya, kemungkinan besar akan lebih kompleks daripada fintech karena ini kaitannya dengan nyawa.

Harbolnas 2017 Cetak Transaksi Rp4,7 Triliun, Kontributor Terbesar dari Pembeli Luar Jawa

Pergelaran Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2017 mencetak transaksi Rp4,7 triliun atau naik 4,2 kali lipat dari tahun lalu. Perolehan ini tidak mencapai estimasi awal yang ditargetkan panitia Harbolnas sekitar Rp5 triliun atau naik 50% dari tahun sebelumnya sebesar Rp3,3 triliun.

Berdasarkan hasil survei Nielsen, yang merupakan partner Panitia Harbolnas 2017, transaksi ini adalah kompilasi yang dikumpulkan dari tanggal 11-13 Desember 2017. Kontribusi terbesar rupanya berasal dari luar Jawa yang meningkat 82%.

“Dengan senang hati kami sampaikan bahwa Harbolnas tahun ini semakin banyak masyarakat Indonesia yang berpartisipasi baik sebagai konsumen maupun seller. Tidak ketinggalan berbagai pihak yang menjadi bagian dari ekosistem digital juga turut merasakan euphoria ajang belanja online nasional terbesar ini,” papar Ketua Panitia Harbolnas 2017 Achmad Alkatiri dalam keterangan resmi yang diterima DailySocial.

Diklaim lebih baik

Lebih lanjut Nielsen memaparkan, sekitar 68% konsumen di Harbolnas 2017 adalah orang yang biasa belanja online, dan mayoritas dari mereka menyebut pergelaran tahun ini lebih baik dari sebelumnya.

Ada 27% konsumen yang pertama kali belanja di acara Harbolnas, dan acara Harbolnas ini dikatakan cukup berhasil menarik konsumen yang pertama kali belanja online yakni sekitar 5%.

Dari sisi waktu belanja, mengingat Harbolnas tahun ini jatuh di hari kerja, maka aktivitas belanja juga sedikit bergeser ke jam 09.00-12.00, 15.00-21.00. Selain itu, sekitar 77% pembeli berbelanja menggunakan perangkat mobile (smartphone dan tablet) dan mulai meninggalkan browser dalam berbelanja.

Meski diklaim membaik, Harbolnas tahun ini sempat diwarnai sejumlah oknum yang menyebarkan informasi yang tidak akurat. Namun panitia yakin sebagian besar konsumen cukup puas dengan pelaksanaan tahun ini.

Menurut Achmad, pihaknya berharap konsumen dapat semakin paham dan lebih cermat dalam berbelanja online. Banyak pelaku usaha, termasuk UKM yang ikut merasakan peningkatan transaksi online.

“Kami optimis tujuan Harbolnas 2017 untuk memberikan pengaruh positif dan kontribusi yang baik bagi para pelaku industri ekonomi kreatif Indonesia, khususnya untuk brand lokal dan UKM tercapai,” pungkas Achmad.

Shopee Indonesia Gencarkan Pemasaran Tahun Depan

Shopee, layanan e-commerce berbasis di Singapura, memastikan akan menggunakan sebagian besar perolehan dana segar dari hasil IPO Sea Limited (induk Shopee) untuk membesarkan bisnisnya di Indonesia. Salah satu investasi terbesar yang akan dilakukan Shopee adalah lebih gencar melakukan pemasaran.

“IPO membuat perusahaan kami jadi lebih percaya diri di hadapan investor, karena sudah IPO pula lah kami jadi lebih mudah mengakselerasi bisnis. Kami bisa pastikan sebagian besar hasil IPO akan banyak dipakai untuk berinvestasi ke Indonesia,” kata CEO Shopee Chris Feng dalam pertemuan terbatas dengan media, Selasa (19/12).

Chris tidak secara gamblang menerangkan berapa besar persentase dana dari IPO yang didapat Shopee untuk mengembangkan bisnisnya di Indonesia. Dia hanya memastikan sebagian besar akan dipakai untuk Shopee Indonesia, mengingat negara ini menjadi pasar terbesar Shopee dengan kontribusi bisnis terbesar sekitar 40% dari total pasar Shopee di Asia.

Chris secara implisit menyebutkan bahwa Shopee akan lebih gencar memberikan promosi seperti gratis ongkos kirim untuk menarik transaksi baru. Sejauh ini Shopee bisa dikatakan cukup aktif dan konsisten dalam memberikan promosi baik untuk penjual maupun pembeli.

Hasil promosi tersebut, dalam kurun waktu dua tahun, sukses merangkul lebih dari 1 juta penjual dan brand di Indonesia, lebih dari 100 juta listing aktif serta 25 juta unduhan aplikasi. Secara global, aplikasi Shopee telah diunduh 80 juta kali, 4 juta penjual, 5 ribu brand, dan 180 juta listing aktif. Shopee diklaim berhasil membukukan GMV senilai lebih dari US$5 miliar.

Belum manfaatkan teknologi mutakhir

Chris melanjutkan, Shopee juga akan terus berinovasi untuk meningkatkan kenyamanan penjual dan pembeli agar semakin nyaman dalam bertransaksi jual beli. Hanya saja, Shopee belum menggunakan pengembangan teknologi yang mutakhir. Contohnya memanfaatkan kecerdasan buatan atau chat bot.

Chris beralasan pihaknya masih melihat kondisi pasar Indonesia belum tepat bila menggunakan teknologi mutakhir. Perusahaan tidak memilih untuk menjadi terdepan dari pemanfaatan teknologi, namun ingin menyesuaikan dengan kondisi pasar tanpa tertinggal dari tren yang sedang berkembang.

Untuk layanan konsumen, Shopee masih memilih menggunakan jasa manusia daripada bot. Menurutnya, dari kondisi yang ada, masyarakat Indonesia lebih menyukai komunikasi langsung dengan CS daripada dengan mesin.

“Kami tetap memantau tren teknologi yang berkembang, tapi belum tentu teknologi tersebut dapat langsung kami implementasikan. Sebab pada dasarnya kami lebih memilih untuk tetap berkembang sesuai kondisi pasar, tidak ingin jadi terdepan dan juga tidak terbelakang.”

Secara layanan, menurut Chris, juga masih akan tetap fokus pada jalur layanan e-commerce dengan menghubungkan penjual dan pembeli. Pihaknya mengaku belum ada rencana untuk mengembangkan produk digital di luar layanan e-commerce, seperti penjualan tiket kereta, pulsa, atau lainnya.

“Shopee tidak ingin mengambil bisnis tetangga, menurut kami bisnis e-commerce di segmen C2C masih sangat menarik dan punya potensi yang besar untuk dikembangkan,” pungkas Chris.

Application Information Will Show Up Here

Blue Bird dan Traveloka Luncurkan Layanan Transportasi Bandara

Hari ini, (19/12), Traveloka dan Blue Bird Group mengumumkan kerja sama strategisnya dalam hal pemesanan langsung transportasi bandara di 10 kota di Indonesia (Jakarta, Surabaya, Bandung, Bali, Lombok, Solo, Semarang, Yogyakarta, Medan, dan Manado). Kerja sama ini dijalin untuk memberikan kemudahan serta kenyamanan bagi pengguna Traveloka dan Blue Bird mendapatkan transportasi menuju ke bandara dan dari bandara menuju rumah atau tujuan lainnya.

Kepada media, Senior Vice President Business Development Traveloka Caesar Indra mengungkapkan, kerja sama ini dijalin berdasarkan adanya kesamaan visi dan misi Blue Bird dan Traveloka.

“Kita di Traveloka tidak sembarangan memilih mitra untuk memperluas bisnis dan menciptakan layanan baru. Karena alasan itulah kemitraan dengan Blue Bird Group ini diharapkan bisa menjadi pilihan baru bagi pengguna Traveloka.”

Sudah tersedia di aplikasi mobile untuk versi Android dan menyusul di iOS, pengguna bisa memilih fitur Transportasi bandara. Pengguna akan diarahkan kepada pilihan untuk penjemputan menyesuaikan dengan waktu tiba pesawat, jumlah penumpang dan nomor pesawat. Dengan perhitungan tarif All-In (tol, bahan bakar) pengguna diklaim bakal mendapatkan harga yang sesuai dan flat (tetap).

“Kami mengkategorikan layanan ini sebagai layanan premium dengan pilihan mobil yang beragam dan kemudahan pemesanan langsung dari aplikasi,” kata Ceesar.

Mengantongi ijin khusus dari bandara

Berbeda dengan transportasi online lainnya yang hingga kini masih harus “bersembunyi” dari pihak keamanan bandara saat menjemput penumpang di bandara, layanan transportasi bandara Traveloka dan Blue Bird ini telah mengantongi ijin resmi untuk beroperasi di bandara, memanfaatkan ijin yang sudah dimiliki oleh Blue Bird Group. Hal tersebut memberikan kepastian dan keamanan lebih saat melakukan pemesanan menuju bandara dan arah pulang dari bandara.

Disinggung tentang alasan mengapa memilih Traveloka sebagai mitra, bukan Go-Jek yang saat ini sudah menyediakan pemesanan taksi Blue Bird melalui aplikasinya, Direktur PT Blue Bird Sigit Priawan Djokosoetono menyebutkan, hal tersebut sengaja dilakukan untuk memberikan layanan yang beragam.

“Meskipun kami sudah bermitra dengan Go-Jek namun untuk layanan transportasi bandara ini sengaja kami lakukan dengan Traveloka demi memberikan pilihan layanan yang berbeda. Untuk pengguna yang ingin memesan taksi bisa memanfaatkan aplikasi Go-Jek sementara untuk transportasi bandara jenis mobil pribadi bisa memanfaatkan aplikasi Traveloka.”

Melalui kerja sama ini Blue Bird menyediakan dua opsi layanan transportasi, yaitu layanan airport transfer dengan Golden Bird dan berbagai tipe mobil seperti Avanza, Inova, Camry, Alphard.

“Untuk pengguna dalam group bisa memesan layanan yang akan mengantar dari satu poin ke poin selanjutnya,” kata Sigit.

Application Information Will Show Up Here

Platform Reksa Dana Online Tanamduit Tawarkan Investasi untuk Perencanaan Keuangan

Platform reksa dana online Tanamduit, produk dari PT Star Mercato Capitale, melakukan soft launching untuk memperkenalkan layanannya ke publik. Peluncuran resmi  akan dilakukan pada Februari 2018, sekaligus meluncurkan aplikasinya. Untuk sementara, Tanamduit baru bisa diakses via web, baik di desktop maupun mobile. Perusahaan ini telah berdiri sejak tahun lalu dan mengantongi izin sebagai agen penjual efek reksa dana (APERD) dari OJK.

“Yang berbeda dengan pemain lainnya, Tanamduit didesain sedemikian rupa agar nasabah bisa melihat dan memonitor langsung pertumbuhan investasinya secara langsung. Dengan begitu, nasabah akan merasa terdorong dan terbantu dalam mewujudkan mimpinya di masa depan,” terang CEO Tanamduit Rini Hapsari, Senin (18/12).

Rini melanjutkan fitur lainnya yang membedakan Tanamduit dengan platform reksa dana online lainnya adalah rekomendasi produk yang disesuaikan dengan profil risiko nasabah dan impian yang ingin disasar nasabah. Tujuan yang ingin disasar adalah menjadikan nasabah sebagai investor yang aktif berinvestasi secara rutin.

Dari segi pengadaan produk reksa dana yang dijual dalam Tanamduit pun tidak akan masif, malah akan selektif menjual produk. Tanamduit memilih produk reksa dana dengan rekam jejak yang terbukti baik dan unik.

Untuk sementara Tanamduit bermitra dengan empat produk dari tiga perusahaan manajer investasi. Mereka adalah Mandiri Investasi, Bahana TCW Investment, dan Batavia Prosperindo.

Direktur Tanamduit Muhammad Hanif menambahkan sampai akhir ini pihaknya akan menambah kemitraan dengan tiga sampai empat perusahaan manajer investasi lainnya. Beberapa nama di antaranya yang sedang berlangsung adalah Manulife Asset Management, BNP Paribas, Trimegah Asset Management, dan Avrist Asset Management.

Cari dana segar

Hanif yang sebelumnya menjabat sebagai Presdir Mandiri Investasi menambahkan tantangan terbesar yang ingin dilakukan perusahaan untuk meningkatkan jumlah investor ritel. Investor ritel reksa dana di Indonesia disebutkan masih mencapai 600 ribu dari total penduduk.

Menurutnya solusi yang perlu dilakukan adalah melakukan edukasi yang gencar. Perusahaan memilih untuk edukasi nasabah dengan menggunakan media visual.

“Nanti akan ada banyak video yang kami buat untuk edukasi nasabah, bagaimana memahami apa itu reksa dana, bagaimana menggunakan reksa dana untuk memperoleh impian di masa depan.”

Biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk melakukan edukasi ini menjadi salah satu pertimbangan Tanamduit mencari investor baru. Hanif mengaku saat ini Tanamduit masih melakukan beauty contest terkait hal tersebut, sehingga belum dipastikan kapan akan diumumkan.

Diungkapkan pula, baru-baru ini Tanamduit kedatangan investor baru berasal dari perusahaan ritel dengan identitas yang dirahasiakan. Investor ini masuk ke Tanamduit melalui pelepasan saham baru sebesar 10%. Terhitung saat ini Tanamduit memiliki lima investor dalam struktur perusahaannya.

Ditargetkan sampai akhir tahun depan, Tanamduit dapat menjangkau 20 ribu investor aktif dan 70 ribu untuk total unduhan aplikasinya.

Selain Tanamduit, platform reksa dana online lainnya yang sudah mengantongi izin dari OJK adalah Bareksa, XDana, dan Invisee.

TrueMoney Miliki 50 Ribu Agen di Asia Tenggara

Asecnd Money, perusahaan di balik layanan TrueMoney di Indonesia, mengumumkan telah berhasil mendapatkan 50.000 agen di yang tersebar di negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia, Thailand, Vietnam, Myanmar, Kamboja dan filipina. Di Indonesia TrueMoney telah menjalin kerja sama dengan Bank Negara Indonesia (BNI) untuk bisa memberikan layanan di masyarakat di daerah terpencil.

Disampaikan CEO Ascend Money Punnamas Vichitkulwongsa, setelah berhasil mendapatkan 50.000 agen di Asia Tenggara, pihaknya akan terus berusaha untuk berkembang dan menjadi penyedia jasa keuangan terkemuka di ASia Tenggara. Populasi masyarakat unbanked di Asia Tenggara dihadapkan dengan berbagai hambatan untuk inklusi keuangan seperti penggunaan uang tunai yang dominan, kurangnya kepercayaan terhadap internet banking dan kurangnya akses ke pusat kota atau ke cabang bank.

“Jaringan agen sangat penting untuk menjembatani kesenjangan ini, dengan menyediakan masyarakat unbanked dengan layanan cash-in dan cash-out, reability dan kepercayaan melalui kehadiran lokal yang mapan dan kenyamanan akses di luar daerah perkotaan. Kami bergerak lebih dekat untuk memenuhi misi kami sehingga memungkinkan setiap orang mengakses layanan keuangan inovatif yang menghasilkan kehidupan yang lebih baik,” terang Punnamas.

Di Indonesia TrueMoney terus bergerak. Saat ini tercatat memiliki 16.000 agen dan baru saja menjalin kerja sama dengan BNI. Kerja sama ini ditujukan untuk membantu masyarakat yang berada di wilayah pedesaan yang belum pernah tersentuh layanan keuangan. Melalui agen TrueMoney masyarakat tersebut diharapkan bisa membuka akun dan mendapatkan layanan keuangan seperti melakukan deposit, menarik uang tunai, membayar tagihan telepon dan tagihan bulanan lainnya.

Oktober silam di Indonesia TrueMoney juga menjalin kerja sama dengan Alfamart untuk menyediakan layan pengiriman uang tunai. Layanan ini memungkinkan penggunanya untuk mengirim dan menerima uang cash melalui gerai-gerai Alfamart.

Selain di Thailand dan Indonesia TrueMoney juga telah mendarat di Filipina, Myanmar, Kambooja dan Vietnam. Di negara-negara tersebut TrueMoney juga tengah mengupayakan untuk memberikan layanan finansial yang mumpuni untuk masyarakatnya. Di Filipina dan Vietnam misalnya, TrueMoney sudah memiliki 10.000 agen di dua negara tersebut. Selanjutnya TrueMoney juga tengah mengupayakan layanan bagi konsumer digital dan masyarakat unbanked dengan memperkenalkan aplikasi e-wallet.

“Seiring kami terus berinovasi dan menambah layanan baru untuk memperbaiki kehidupan konsumen di ASEAN, Ascend Money dengan cepat memperluas jarak kami melalui kemitraan yang membawa layanan keuangan ke jantung Asia Tenggara. Apakah itu kita menjangkau salah satu dari 200 juta konsumen digital atau menjangkau 438 juta masyarakat unbanked. Kesempatan untuk mengakses stabilitas keuangan Yat lebih akan membantu membuka potensi ekonomi dan kemakmuran di Asia Tenggara,” terang Punnamas.