aCommerce Melakukan Ekspansi ke Bandung dan Surabaya

Bersamaan dengan makin dibutuhkannya layanan logistik bagi para pemegang brand dan industri e-commerce di Indonesia, pada kuartal pertama tahun ini aCommerce Indonesia mencoba mendorong percepatan bisnis dengan melakukan ekspansi. Bandung dan Surabaya menjadi dua kota yang kini mulai dijajaki. Di dua kota tersebut aCommerce telah menyiapkan warehouse seluas 150 meter persegi. Warehouse aCommerce Bandung berlokasi di Ujung Berung, sedangkan di Surabaya berlokasi di Kabupaten Sidoarjo.

Kedua warehouse aCommerce tersebut akan berperan sebagai cross docking atau in-transit distribution hub. Dengan kapasitas hingga 1.500 meter persegi kehadiran dua ruang logistik ini akan memberikan dampak berarti bagi operasional aCommerce. Ke depan kedua hub ini akan dipersiapkan menjadi fulfillment center yang dapat mendukung kebutuhan transaksi e-commerce yang lebih efisien.

Sebagai salah satu landasan penentu, pembukaan hub di kedua kota dilakukan untuk meningkatkan kualitas layanan pengiriman terintegrasi aCommerce dengan metode pembayaran Cash on Delivery (COD). Metode ini saat ini dinilai efektif, di saat masyarakat secara umum baru beradaptasi dengan jual-beli online. CEO aCommerce Indonesia Hadi Kuncoro meyakini bahwa COD masih akan terus meluas pemanfaatannya dalam beberapa tahun mendatang.

“Sistem COD akan tetap menjadi pilihan metode pembayaran yang utama dalam beberapa tahun ke depan, selain terkait dengan penetrasi kartu kredit yang masih rendah, hal ini juga sebagai salah satu upaya mengeliminasi permasalahan kepercayaan konsumen di Indonesia. Alasan lain COD akan masih berkembang dan digunakan secara luas adalah dengan beralihnya target market yang akan lebih banyak ke c-class customer,” ujar Hadi.

Ebenezer Bonatua selaku Head of Transportation and Distribution aCommerce Indonesia menyampaikan bahwa kehadiran hub di dua kota besar ini diharapkan bisa sepenuhnya melakukan kontrol atas proses COD, sehingga meningkatkan load time delivery, service reability dan mempercepat proses rekonsiliasi.

Bandung dan Surabaya dikatakan akan menjadi batu loncatan pertama, karena ke depan secara bertahap aCommerce telah berkomitmen untuk mengembangkan jangkauan di beberapa kota tier-2 di antaranya Yogyakarta, Medan, Makassar, Semarang, Tangerang, Denpasar, Manado, Lampung dan Palembang. Di sisi lain peningkatan infrastruktur dan platform teknologi juga akan masih menjadi fokus aCommerce.

Mengintip Rencana aCommerce Indonesia Tahun Depan

Akhir tahun 2015 sudah semakin dekat dan banyak para pelaku bisnis di Indonesi mempersiapkan rencana untuk melangkah di tahun 2016 nanti. aCommerce Indonesia, perusahaan e-ommerce enabler asal Thailand, termasuk salah satunya. Setelah resmi memperkenalkan aDelivery, tahun depan aCommerce berencana memperluas jangkauan wilayah operasional dan mengembangkan sistem yang memudahkan brand dalam mengelola penjualan produknya di berbagai kanal marketplace online.

Pengembangan produk Tracking Management System aDelivery

IT & Product aCommerce Indonesia yang mengembangkan aDelivery / DailySocial

Belum lama ini, aCommerce resmi memperkenalkan Tracking Management System bernama aDelivery. Pada dasarnya, sistem yang dikembangkan secara in-house tersebut bertujuan untuk bantu meningkatkan produktivitas kerja armada yang dimiliki oleh aDelivery Indonesia. Sistem ini dapat berjalan di ponsel pintar Android yang digunakan oleh armada aCommerce Indonesia.

“aDelivery adalah bagian dari aCommerce untuk memberikan added value service pada kosumen atau klien kami sebagai perusahaan berbasisis teknologi yang salah satu fokusnya ada di logistik. Melalui aDelivery, kami bisa memonitor behavior dari para pengendara kami. […] Tujuannya untuk dapat memonitor, mengukur, dan pada akhirnya mengontrol produktivitas dari para riders yang melakukan proses pengiriman,” ujar Co-CEO aCommerce Indonesia Hadi Kuncoro ketika ditemui di kantornya di kawasan Halim, Jakarta.

IT and Product Manager aCommerce Indonesia Rano Santoso menjelaskan bahwa aDelivery dibuat dan digunakan sebagai problem solving terkait dengan backlog di pendistribusian dengan beberapa fitur yang diunggulkan seperti Status Delivery, Tracking Courier, Routing History, Rekonsiliasi Cash on Delivery, pemberitahuan melalui email dan SMS, hingga Dashboard Performance yang dapat bantu menentukan Key Performance Index [KPI] untuk setiap kurir aCommerce Indonesia.

Saat ini, aDelivery yang baru meluncur memang baru digunakan untuk aCommerce Indonesia dengan armada yang yang dimiliki berjumlah 60-100 kurir. Pun demikian, di tahun 2016 nanti rencananya aDelivery akan menjadi sistem standar operasional aCommerce di kawasan Asia Tenggara. Untuk kawasan Indonesia sendiri implementasinya akan diperluas hingga ke beberapa kota besar, seperti Bandung dan Surabaya.

“Sejauh ini untuk last mile delivery dalam kota [Jakarta], aDelivery sudah bisa mengakomodir kebutuhan pengiriman kami. Sedangkan untuk pengiriman luar kota, sistem sudah siap berjalan, […] tetapi kami masih menunggu dibukanya hub distribusi baru di Surabaya dan Bandung,” ungkap Rano.

Hadi menambahkan, “Sekarang kami fokus aDelivery ini dibangun untuk memperkuat product service aCommerce di Indonesia, kebetulan aDelivery ini diinisiasi oleh aCommerce Indonesia. Target berikutnya adalah regional lain, Filipina, Thailand, Singapura, tahun depan kami juga akan buka di Malaysia dan Vietnam. […] Prioritas berikutnya setelah internal adalah rekan-rekan kami dan third party logistics.”

“Kuartal pertama kami harapkan  sudah bisa hadir di lima kota lain. Bandung dan Surabaya adalah yang sudah berjalan, kota lain bisa jadi adalah Semarang, Jogjakarta, Denpasar, Medan, atau Makassar. Tapi ini masih digodok. Akhir tahun depan target kami adalah bisa ekpansi ke 22 kota,” lanjut Hadi.

Empat Pilar aCommerce Indonesia untuk melangkah di 2016

COO aCommerce Indonesia Hadi Kuncoro / DailySocial

aDelivery memang memang merupakan produk teranyar aCommerce Indonesia dan akan menjadi salah satu fokus pengembangan di tahun depan. Namun berbicara mengenai aCommerce sebagai peruhsahaan, menurut Hadi, ada empat pilar yang akan menjadi pegangan aCommerce. Mulai dari basis teknologi untuk e-Commerce hingga pilar terbaru yakni, channel management system.

Hadi menekankan, “aCommerce adalah ­end-to-end enabler services company untuk industri e-Commerce. Artinya, siapapun yang ingin terjun ke e-commerce, kami bisa mendukung secara end-to-end. Kami punya empat produk [yang jadi pilar]. Teknologi, Digital Marketing, Logistik Solution, dan terakhir Channel Management.”

Dijelaskan oleh Hadi, di sisi teknologi sebagai pilar pertama, aCommerce dapat membantu memberikan dukungan sumber daya teknologi bagi siapa saja yang ingin terjun ke e-commerce. Contohnya, mulai dari pembuatan situs hingga sistem pembayaran. Sedangkan pada pilar kedua, yakni digital marketing, aCommerce dapat bantu untuk merencanakan strategi dari hulu ke hilir untuk pemasaran digital.

Di pilar ketiga, yang fokus pada solusi logistik, aDelivery dan pengembangan produknya merupakan salah satu bagiannya. Selain itu, Hadi juga mengungkapkan bahwa aCommerce akan menambah luas gudang yang dimilikinya menjadi total sekitar 50.000 meter persegi. Sementara ini aCommerce memiliki dua gudang [fulfillment center] di Indonesia, masing-masing di kawasan Halim dan Pondok Ungu. Selain itu, O2O juga menjadi salah satu perhatian aCommerce ke depannya.

Pilar terakhir adalah yang paling baru dari aCommerce, yakni Channel Management System. Hadi mengungkapkan bahwa saat ini aCommerce sedang mengembangkan sebuah sistem yang dapat membantu brand dalam mengelola produknya di berbagai kanal marketplace online. Selain itu, para pelaku e-commerce juga dapat memanfaatkan sistem ini untuk mencari brand yang ingin berjualan dalam platformnya.

Lebih jauh, sistem ini juga akan mengakomodir cross boarder channel antar negara bagi brand ataupun pemain e-commerce. Pun demikian, channel management system ini masih dalam tahap pengembangan lebih lanjut. Bila sesuai jadwal, sistem ini akan diluncurkan pada akhir Januari tahun depan.

Hadi mengatakan, “Karena end-to-end ini [dan juga empat pilar utama aCommerce], maka kami sekarang menempatkan diri sebagai solution design consultant untuk industri e-commerce. Itu positioning kami sekarang. Jadi aCommerce itu bukan perusahaan logistik saja. Logistik hanyalah salah satu produk kami.”

aCommerce Indonesia Kembangkan Teknologi Manajemen Armada aDelivery

aCommerce Indonesia mengumumkan kehadiraan teknologi manajemen armada yang dikembangkan secara in-house bernama aDelivery melalui blog resminya. Teknologi tersebut pada dasarnya menggantikan sistem pelacakan yang sebelumnya diserahkan pada pihak ketiga. Tujuannya, untuk membantu meningkatkan produktivitas armada aCommerce.

COO aCommerce Indonesia Hadi Kuncoro mengatakan, “Dengan aDelivery, produktivitas pengendara Anda dapat dipantau dan diukur secara akurat. Dengan fitur-fitur […] seperti electronic signature, COD reconciliation, real time dan laporan rinci dari KPI dashboard, aplikasi ini mampu memberikan value added service dan kepuasan pelanggan dengan cara yang tepat dan transparan.”

Teknologi aDelivery sendiri dikembangkan dengan mengidentifikasi tantangan operasional umum yang dihadapi dalam logistik tradisional. Contohnya konfirmasi pembayaran Cash on Delivery, kesalahan pengelolaan waktu, dokumentasi manual, dan ketidakpuasan pelanggan.

Dashboard sistem aDelivery / aCommerce Blog

Selain menawarkan transparansi layanan pada klien dengan memungkinkan mereka melacak pengiriman secara real time, aDelivery juga mengintegrasikan aplikasi dengan email dan pemberitahuan SMS. Tujuannya untuk memberitahu status pengiriman terbaru, berhasil atau gagal.  Pelanggan akan selalu diberitahu ketika akan menerima produk sehingga memungkinkan mereka untuk mempersiapkan transaksi.

Mengacu pada situs resminya, ada empat kategori harga yang disediakan untuk menggunakan layanan aDelivery. Empat kategori layanan yang tersedia adalah Trial, Basic, Business, dan Enterprise.

Trial memungkinkan penggunaan layanan secara gratis, namun terbatas pada satu pengguna. Penggunaan Basic dikenakan biaya Rp 200.000 per bulan, sedangkan Business Rp 150.000 per bulan. Untuk penggunaan Enterprise, harga baru bisa diperoleh dengan menghubungi pihak terkait. Tersedia juga pilihan Enterprise Bundled dengan biaya Rp 230.000 per bulan.

aDelivery saat ini baru bisa digunakan untuk armada aCommerce saja. Aplikasi yang berjalan pada platform Android ini memungkinkan pelacakan rinci armada aCommerce dan membantu mereka mengatur rute untuk proses dan waktu pengiriman yang lebih efisien. Mimpi besarnya adalah untuk dapat membantu meningkatkan infrastruktur e-commerce di kawasan Asia Tenggara.

Ardent Hired Luncurkan Layanan One-Stop-Recruitment Untuk Startup

Setelah sukses melakukan proses perekrutan aCommerce yang besar di Thailand dan Indonesia, Ardent Capital mengumumkan akan menyediakan layanan one-stop recruitment Ardent Hired untuk startup di Asia Tenggara. Indonesia dan Thailand merupakan dua negara pertama yang disasar oleh Ardent Hired untuk melancarkan layanan terbarunya.

“Kami sangat gembira menyambut diluncurkan layanan perekrutan pegawai di startup, diharapkan layanan yang kami sediakan mampu mendorong ekosistem startup secara menyeluruh dengan kemitraan yang segera kami lakukan di wilayah tertentu,” ungkap Head of Recruitment Process Ardent Capital John Thornton kepada e27.

John juga menambahkan nantinya secara khusus Ardent Capital akan menyediakan layanan yang bisa disesuaikan dengan permintaan atau kebutuhan dari masing-masing startup. Layanan tersebut termasuk rekrutmen secara sosial, proses rekrutmen, perencanaan kegiatan, pencarian kandidat evaluasi serta desain promosi, termasuk didalamnya proses umum yang kerap dilakukan pada saat pencarian kandidat.

Layanan ini diharapkan dapat membantu perusahaan rintisan yang saat ini masih mengalami kendala untuk mendapatkan kandidat yang dibutuhkan untuk mengisi posisi-posisi penting di startup yang hingga kini mengalami jumlah peningkatan yang signifikan.

Seiring dengan makin menjamurnya keberadaan startup di negara-negara Asia Tenggara, khususnya Indonesia bisa dipastikan layanan yang secara khusus ditawarkan oleh Ardent Capital dapat membantu lebih banyak startup untuk menemukan kandidat yang tepat melalui proses rekrutmen yang diterapkannya.

“Saya melihat selama ini masih banyak startup yang kesulitan untuk menemukan kandidat yang tepat, di sisi lain kebutuhan untuk posisi-posisi tertentu (engineer) semakin meningkat jumlahnya,” kata John.

Salah satu langkah strategis yang ditempuh oleh Ardent Capital dalam proses perekrutan adalah mewajibkan semua perusahaan untuk memanfaatkan media sosial seperti Linkedin untuk mencari kandidat yang tepat. Perusahaan juga diminta untuk menginformasikan latar belakang perusahaan dengan konten yang relevan, menarik, dan unik.

Terbukti sukses membantu proses rekrutmen startup

Saat ini Ardent Capital telah terbukti sukses melakukan proses perekrutan di aCommerce, dengan menambahkan jumlah pegawai di kantor pusat Bangkok dari 400 pegawai menjadi 700 pegawai sepanjang tahun 2015.

Ardent Capital juga telah membantu startup lain dalam hal perekrutan, di antaranya adalah HappyFresh dan Moxy.

“Kami dari Ardent Hired telah berpengalaman dalam hal perekrutan di perusahaan rintisan, karena kami bisa membina kerja sama yang baik dengan startup yang menggunakan layanan kami, sehingga mampu merekrut sejumlah Manager, bahkan Co-Founder, pada tahap-tahap yang bervariasi,” tutup CEO Ardent Capital Adrian Vanzyl.

DStour #3: Serunya Suasana “Open Space” di Kantor aCommerce Indonesia

Kali ini kami diundang secara khusus oleh CEO aCommerce Indonesia Snorre Larstad untuk mengunjungi kantor mereka di Jakarta. Memanfaatkan gedung kantor, ruangan kerja aCmmerce didesain dengan konsep terbuka, sarat dengan ruang meeting dan varian meja kerja yang bisa dimanfaatkan oleh karyawan. Di setiap sudut juga nampak lounge room yang bisa digunakan oleh karyawan untuk santai atau melakukan diskusi. Videonya bisa disimak dalam DStour kali ini.

Chief Logistics Officer aCommerce Mitch Bittermann Bicara tentang Industri E-Commerce di Indonesia

Meskipun menyimpan potensi yang luar biasa, pasar e-commerce di Indonesia memiliki beberapa tantangan. Sementara pertumbuhan konsumen terus berada pada angka yang positif, tingginya tingkat pertambahan konsumen Indonesia yang mencapai lima juta orang per tahun, nyaris menyamai jumlah penduduk negara Singapura, ternyata berdampak pada timbulnya beberapa tantangan bagi bisnis yang ingin melakukan transaksi lintas batas, seperti masalah geografis dan infrastruktur. Continue reading Chief Logistics Officer aCommerce Mitch Bittermann Bicara tentang Industri E-Commerce di Indonesia

The Future of O2O in Indonesia’s E-Commerce Industry

Ever since MatahariMall rocked the market with its Online to Offline (O2O) concept, its adoption has become an interesting debate all over the country. The concept is seen to be highly potential, as it is perceived as one of most plausible alternative solutions to local e-commerce’s logistic issue. However, many also doubt the implementation, given Indonesia’s unique and diverse culture. Continue reading The Future of O2O in Indonesia’s E-Commerce Industry

aCommerce Indonesia Miliki Dua Pemimpin Baru

CEO aCommerce Indonesia Snorre Larstad dan COO aCommerce Indonesia Hadi Kuncoro / aCommerce

Untuk menggantikan dua CEO yang meninggalkan perusahaan, aCommerce menunjuk Snorre Larstad dan Hadi Kuncoro sebagai CEO dan COO aCommerce Indonesia yang baru. Mereka akan memegang peranan penting untuk memimpin fase pertumbuhan berikutnya karena aCommerce berencana untuk mencari pendanaan Seri B senilai $30 juta di akhir tahun untuk membiayai ekspansi. Indonesia adalah kawasan operasional terbesar aCommerce secara regional.

Continue reading aCommerce Indonesia Miliki Dua Pemimpin Baru

Two New Head Honchos Lead aCommerce Indonesia

aCommerce Indonesia' two new leaders, Snorre Larstad and Hadi Kuncoro / aCommerce

Following the departure of its two co-CEOs, aCommerce has appointed Snorre Larstad and Hadi Kuncoro to lead Indonesia’s operation as the new CEO and COO. They will play important role to lead next phase of growth as aCommerce is about to raise a new $30 million Series B funding by the end of the year to fuel its expansion. Indonesia is aCommerce’s biggest regional operation.

Continue reading Two New Head Honchos Lead aCommerce Indonesia

aCommerce Grabbed $5 Million to Develop Indonesian Market

aCommerce informed that they have just closed an investment worth $5 million (or more than Rp 65 billion) from a group of investors consists of Ardent Capital, Sinar Mas, and Inspire Ventures. The money is planned to be allocated on tech platform development and e-commerce growth in Indonesia.   Continue reading aCommerce Grabbed $5 Million to Develop Indonesian Market