Level Adalah Fitness Tracker yang Menyamar Menjadi Kacamata Biasa

Fitness tracker sudah terbukti cukup efektif dalam memotivasi pengguna untuk menjaga kebugaran tubuhnya. Namun ketika perangkat lupa di-charge atau pengguna sekadar lupa memakainya, hal ini kerap menjadi alasan untuk absen beraktivitas fisik pada hari tersebut.

Lalu bagaimana caranya supaya kita tidak lupa mengenakan perangkat potensial ini? Apakah mungkin ada bentuk lain selain gelang dan jam tangan yang sifatnya lebih wajib buat pengguna? Tentu saja ada, yaitu kacamata. Seseorang dengan gangguan penglihatan pastinya tidak akan lupa mengenakan kacamata setiap harinya.

Berangkat dari premis ini, VSP yang sangat berpengaruh dalam memfasilitasi kesehatan mata di Amerika Serikat mencoba mewujudkan ide jeniusnya, yakni sebuah kacamata yang merangkap tugas sebagai fitness tracker. Ide ini pertama mereka eksekusi tahun lalu, dan tahun ini mereka sudah semakin siap dengan produk versi finalnya.

Level beserta kemasannya, lagi-lagi lebih terasa seperti kacamata biasa ketimbang gadget / VSP
Level beserta kemasannya, lagi-lagi lebih terasa seperti kacamata biasa ketimbang gadget / VSP

Dijuluki Level, saya yakin Anda akan kesulitan membedakannya dengan kacamata biasa. Ia tidak kelihatan seperti sebuah gadget, tapi jika Anda cermat, bagian tangkainya memang sedikit lebih tebal dari biasanya, dan di sinilah mayoritas komponen elektroniknya ditanamkan.

Estetika memang merupakan aspek penting ketika berbicara soal kacamata. Pasalnya, kacamata mungkin merupakan satu-satunya benda yang kita kenakan tepat di wajah. Untuk itu, tim lab inovasi VSP berusaha membuat Level setipis dan seringkas mungkin, hingga akhirnya terlihat seperti kacamata biasa.

Pada frame di bagian pelipis, telah tertanam accelerometer, gyroscope, dan magnetometer. Berbekal sensor-sensor ini, Level sejauh ini sudah bisa memonitor jumlah langkah kaki, kalori yang terbakar maupun durasi aktivitas. Data yang dikumpulkan kemudian akan diteruskan ke aplikasi Android dan iOS.

Aplikasi ini juga menyimpan fitur unik bernama Find My Glasses dimana pengguna bisa menemukan kacamatanya yang tidak sengaja terselip di suatu tempat. Fitur lain yang tidak kalah menarik berkaitan dengan program Eyes of Hope milik VSP. Sederhananya, akumulasi poin dalam jumlah tertentu yang pengguna kumpulkan dengan cara memenuhi target harian akan diterjemahkan menjadi sumbangan kacamata kepada seseorang yang membutuhkan.

Port untuk charging tersembunyi di engsel salah satu tangkai milik Level / VSP
Port untuk charging tersembunyi di engsel salah satu tangkai milik Level / VSP

Bagaimana dengan baterainya? Menurut tim pengembangnya, satu kali charge selama 30 menit bisa memberikan daya yang cukup untuk tiga hari pemakaian. Port untuk charging-nya sendiri tersembunyi di balik engsel salah satu tangkainya dan memanfaatkan magnet.

Sejauh ini VSP belum mempunyai rencana pasti terkait komersialisasi Level. Mereka tengah menjalin kerja sama dengan University of Southern California guna mengadakan studi selama empat bulan yang akan memvalidasi keunikan dan kepraktisan Level bersama ratusan sukarelawan.

Sumber: Engadget dan VSP.

Kate Spade Perkenalkan Trio Perangkat Wearable Berdesain Chic

Bertambah lagi brand fashion kenamaan yang merambah ranah wearable. Kate Spade yang koleksi tasnya sangat populer di kalangan perempuan ini dikabarkan siap merilis tiga perangkat wearable sekaligus.

Ketiganya terdiri dari dua fitness tracker berbentuk gelang dan sebuah smartwatch analog. Sejauh ini belum ada informasi soal nama dari masing-masing perangkat, tapi fitur-fitur yang ditawarkan mencakup fitness tracking, notifikasi, serta kontrol terhadap aplikasi pemutar musik dan kamera.

Tidak terlalu mengejutkan, desain masing-masing perangkat tampak sangat chic dan trendi. Satu fitness tracker-nya memakai strap silikon dan memiliki motif kucing yang imut-imut, sedangkan satu lainnya mempunyai warna rose gold yang kian populer di dunia fashion.

Untuk smartwatch-nya, tampak jelas perpaduan warna pink pucat dan emas ala Kate Spade. Di bagian bawah wajahnya di samping gelas champagne, tampak sebuah meteran yang sepertinya bakal menjadi indikator activity tracking.

Secara keseluruhan, smartwatch besutan Kate Spade ini lebih mirip milik Skagen ketimbang Michael Kors yang menggunakan Android Wear. Meski demikian, ketiganya tetap merupakan bagian dari inisiatif Fossil Group untuk meluncurkan sekitar 100 perangkat wearable di tahun 2016 ini – Kate Spade membayar lisensi kepada Fossil Group untuk mewujudkan ketiga perangkat wearable-nya ini.

Pemasarannya akan dimulai pada bulan November mendatang melalui toko retail dan online Kate Spade. Kedua fitness tracker-nya akan dibanderol seharga $125, sedangkan smartwatch analognya seharga $250.

Sumber: Wareable.

Jabra Luncurkan Generasi Penerus dari Duo Earphone Nirkabel Sekaligus Fitness Tracker-nya

September 2014, Jabra resmi menjalani debutnya di ranah fitness tracker dengan Jabra Sport Pulse, kemudian disusul oleh Jabra Sport Coach di tahun berikutnya. Kini perusahaan asal Denmark tersebut sudah siap memperkenalkan penerus dari kedua earphone nirkabel istimewanya tersebut.

Keduanya masih mengusung nama yang sama, tapi dengan imbuhan Special Edition yang mengindikasikan penambahan sejumlah fitur baru. Desainnya telah disempurnakan agar bisa terasa lebih nyaman di telinga pengguna, terutama dengan pilihan eartip besutan Comply yang sudah terbukti kualitasnya.

Keduanya juga masih terasa ringkas dengan bobot hanya 16 gram, serta masih mengusung ketahanan air dengan sertifikasi IP55. Malahan, Jabra kini semakin percaya diri dengan ketangguhan duo Special Edition ini, dimana mereka menawarkan garansi total selama tiga tahun apabila terjadi kerusakan yang diakibatkan oleh keringat.

Akan tetapi perubahan yang paling utama terletak pada kemampuan tracking masing-masing earphone. Selain heart-rate monitor, Sport Pulse Special Edition kini dibekali kemampuan memonitor VO2 max (kadar oksigen yang dikonsumsi selama latihan) secara konstan dan otomatis.

Jabra Sport Coach Special Edition / Jabra
Jabra Sport Coach Special Edition / Jabra

Untuk Sport Coach Special Edition, sensor TrackFit-nya juga telah diperbarui sehingga dapat menghitung aksi repetitif, ideal untuk menemani sesi latihan berat atau sekadar beberapa set push-up. Aplikasi pendamping Jabra Sport Life kemudian akan memberi tahu kapan saat yang tepat untuk mulai berlatih lagi di sela-sela istirahat.

Kedua earphone turut dilengkapi fitur coaching berbasis audio guna memotivasi sekaligus mengarahkan pengguna pada sesi latihan yang efektif dan efisien. Baterainya diperkirakan bisa bertahan selama 5 jam pemakaian.

Jabra Sport Pulse Special Edition dibanderol seharga $160, sedangkan Sport Coach Special Edition seharga $120. Keduanya akan dipasarkan mulai kuartal ketiga tahun ini.

Sumber: PR Newswire.

Susul Fossil dan Michael Kors, Skagen Luncurkan Jam Tangan Analog Berkemampuan Activity Tracking

Setelah Fossil dan Michael Kors merilis smartwatch-nya masing-masing, kini ganti Skagen yang mencuri perhatian. Brand asal Denmark yang masih di bawah perusahaan induk Fossil Group tersebut memperkenalkan smartwatch perdananya, Hagen Connected.

Sedikit berbeda dari kepunyaan Fossil dan Michael Kors yang memakai sistem operasi Android Wear, Skagen Hagen Connected pada dasarnya merupakan jam tangan analog dengan sejumlah fungsi pintar. Konsepnya lebih mirip seperti yang ditawarkan Withings lewat lini Activite, dimana secara sepintas Anda tidak akan menyangka kalau ia dibekali fitur activity tracking.

Hagen Connected sendiri juga demikian; ia dapat memonitor langkah kaki pengguna, lalu menampilkan progress-nya lewat sebuah dial kecil yang tertanam di wajahnya. Selagi tersambung ke smartphone Android atau iPhone, ia bisa bergetar ketika ada notifikasi yang masuk – pengguna dapat mengatur tipe notifikasi yang hendak diteruskan lewat aplikasi pendampingnya.

Tidak cuma itu, Hagen Connected juga bisa dipakai untuk mengakses sejumlah fungsi smartphone, seperti mengambil foto atau mengontrol jalannya musik lewat tombol yang berada di bagian samping kanannya. Soal baterai, ia tak perlu Anda charge setiap malam sebab baterai yang digunakan adalah baterai kancing standar.

Selain Hagen Connected, Skagen turut memperkenalkan Connected Activty Tracker yang juga dibekali fitur sleep tracking. Perangkat ini mempunyai strap yang bisa dilepas-pasang dan juga menggunakan baterai kancing standar.

Skagen Hagen Connected rencananya akan dipasarkan mulai bulan September seharga $195 dengan empat pilihan strap: dua berbahan kulit, silikon dan stainless steel model jaring. Connected Activity Tracker di sisi lain akan menyusul pada bulan Oktober seharga $95.

Sumber: Wareable.

Suunto Perkenalkan Jam Tangan Sport Terbarunya, Spartan Ultra

Sukses dengan seri Ambit, pabrikan jam tangan sport Suunto kini memperkenalkan model baru yang lebih canggih, lebih komplet, namun di saat yang sama masih terasa premium dan tahan banting. Namanya Suunto Spartan Ultra, dan pabrikan asal Finlandia tersebut sepertinya tidak main-main ketika menambatkan embel-embel “Ultra” pada produknya.

Suunto sendiri lebih sreg menyebut Spartan Ultra sebagai jam tangan multisport ketimbang sekadar sport. Pasalnya, ia datang dengan sederet mode yang dikhususkan untuk berbagai jenis olahraga, mulai dari triathlon sampai snowboarding sekalipun. Pengguna bahkan juga bisa mengaktifkan mode yang spesifik ketika mereka hanya sekadar berlatih atau berpartisipasi dalam lomba.

Berbekal accelerometer, GPS dan sensor laju jantung, Spartan Ultra juga bisa digunakan sebagai activity tracker standar untuk memonitor jumlah langkah kaki, kalori yang terbakar dan waktu yang dihabiskan selama pengguna aktif. Di sisi lain, ia pun juga mengusung fitur notifikasi ala smartwatch pada umumnya.

Suunto Spartan Ultra hadir dalam empat varian / Suunto
Suunto Spartan Ultra hadir dalam empat varian / Suunto

Fisik yang kokoh nan premium adalah nilai jual lain dari Spartan Ultra. Casing-nya terbuat dari perpaduan bahan polyamide dan serat kaca, sedangkan bezel-nya terbentuk dari titanium atau stainless steel – tergantung varian. Tepat di tengah, kaca kristal safir melindungi layar sentuh berwarnanya yang diklaim tetap terlihat terang di bawah terik matahari.

Pengguna juga tidak perlu sungkan mengajaknya berbasah-basahan, mengingat Spartan Ultra tetap bisa beroperasi sampai kedalaman 100 meter. Soal baterai, Suunto hanya bilang daya tahannya “kompetitif”, sehingga saya cuma bisa berasumsi kalau yang dimaksud adalah “beberapa hari”.

Kalau frekuensi berolahraga Anda termasuk kelas berat dan mencakup banyak jenis, Suunto Spartan Ultra bisa Anda pinang mulai bulan Agustus mendatang dengan kisaran harga $699 sampai $799, plus ekstra $50 untuk varian dengan heart-rate monitor.

Sumber: TechRadar dan Suunto.

Samsung Resmi Umumkan Gear Fit2, Sekuel dari Activity Tracker-nya yang Punya Layar Melengkung

Bukan lagi rumor, Samsung hari ini secara resmi memperkenalkan activity tracker terbarunya, Gear Fit2, bersamaan dengan headset nirkabel Gear IconX. Muncul dua tahun lebih setelah generasi pertamanya, pembaruan macam apa saja yang dibawa oleh Gear Fit2?

Dari segi desain, fisiknya yang tahan air secara keseluruhan tidak berubah banyak, hanya saja ia kini lebih tipis dan diyakini lebih ergonomis. Perangkat masih ditenagai oleh layar sentuh Super AMOLED 1,5 inci yang melengkung dan beresolusi tinggi, tepatnya di angka 216 x 432 pixel.

Performanya juga sudah bisa dipastikan jauh lebih oke ketimbang pendahulunya. Gear Fit2 memercayakan prosesor dual-core 1 GHz sebagai otaknya, didukung oleh RAM 512 MB dan storage sebesar 4 GB. Untuk apa storage ini? Untuk menyimpan dan memutar file lagu, yang berarti pengguna bisa meninggalkan ponselnya di rumah ketika sedang berolahraga di luar.

Layar sentuh melengkung masih menjadi ciri khas dari Samsung Gear Fit2 / Samsung
Layar sentuh melengkung masih menjadi ciri khas dari Samsung Gear Fit2 / Samsung

Gear Fit2 masih mengemas sensor laju jantung, tapi yang benar-benar baru adalah kehadiran GPS, sehingga tracking bisa dilakukan secara lebih akurat. Tidak ketinggalan juga fitur Auto Activity Tracking, dimana pengguna tak perlu lagi mengaktifkan perangkat secara manual guna memonitor beragam aktivitas, mulai dari berjalan, berlari, bersepeda, sampai menggunakan mesin dayung maupun peralatan latihan elliptical.

Soal sistem operasi, Gear Fit2 menjalankan Tizen rancangan Samsung sendiri. Ia kompatibel dengan perangkat Android, minimal yang menjalankan versi 4.4 dan memiliki RAM 1,5 GB. Baterainya punya kapasitas 200 mAh, tapi sayang Samsung tidak mengungkapkan berapa lama baterai ini bisa bertahan pastinya.

Sejauh ini belum ada informasi mengenai harga dari Samsung Gear Fit2, akan tetapi pemasarannya akan segera berlangsung mulai tanggal 10 Juni mendatang. Ia akan ditawarkan dalam dua ukuran dan tiga pilihan warna: hitam, biru atau pink.

Sumber: Samsung.

Perangkat Besutan Fitbit ke Depannya Akan Diperkaya Fitur Pembayaran Berbasis NFC

Nama Fitbit selama ini selalu kita asosiasikan dengan fitness tracker atau perangkat wearable yang berfokus pada bidang kesehatan. Namun ke depannya, perangkat besutan Fitbit juga bisa menjadi salah satu metode pembayaran elektronik, seperti halnya Apple Watch yang diperkaya integrasi layanan Apple Pay.

Prediksi ini didasari oleh akuisisi Fitbit terhadap sebuah startup bernama Coin. Selama empat tahun terakhir, Coin sibuk mengembangkan platform pembayaran berbasis perangkat wearable, dan sekarang sejumlah aset intelektual mereka akan berpindah tangan ke Fitbit.

Akuisisi ini jelas akan mempercepat upaya Fitbit dalam mengembangkan solusi pembayaran elektronik berbasis NFC yang bisa diselipkan ke dalam perangkat Fitbit di masa yang akan datang. Fitbit sendiri menekankan bahwa fitur semacam ini baru akan hadir paling tidak tahun depan.

Fitbit sepertinya tidak ingin mengambil resiko dan tergesa-gesa meluncurkan sistem pembayaran elektroniknya sendiri. Fokus utama mereka masih di activity tracking dan sejumlah fitur lain terkait kesehatan, akan tetapi penambahan fitur macam pembayaran elektronik seperti ini jelas akan sangat menarik buat konsumen.

“Coin telah menjadi salah satu inovator utama dalam hal solusi pembayaran yang canggih. Kehadiran teknologi mereka di dalam lini produk kami akan membantu membuat Fitbit menjadi bagian yang sangat penting dari kehidupan para konsumen,” ucap James Park, CEO sekaligus co-founder Fitbit.

Mungkinkah solusi pembayaran elektronik berbasis NFC ini akan hadir bersama suksesor Fitbit Blaze, yang notabene merupakan smartwatch perdana Fitbit? Kita tunggu saja kelanjutannya…

Sumber: Fitbit dan Fortune.

Activity Tracker Terbaru Garmin Dibekali Heart-Rate Monitor, GPS dan Fitur Tracking Otomatis

Garmin terus membentangkan sayapnya di ranah perangkat wearable. Setelah memperkenalkan Vivomove, jam tangan analog dengan kemampuan activity tracking, kini Garmin kembali merilis versi anyar dari tracker andalannya, Vivosmart.

Versi baru ini dijuluki Vivosmart HR+. Bentuk dan desainnya hampir identik dengan Vivosmart HR yang diumumkan tahun kemarin. Perbedaannya ada ada jeroannya, dimana Vivosmart HR+ kini tak cuma dibekali sensor laju jantung saja, tetapi juga GPS dan kemampuan memonitor sejumlah aktivitas secara otomatis (Garmin Move IQ), mulai dari berjalan, berlari, bersepeda, berenang sampai latihan elliptical.

Kehadiran GPS juga berarti data yang dikumpulkan untuk aktivitas berbasis jarak akan jauh lebih akurat. Meski sepintas pembaruannya terdengar biasa-biasa saja, penambahan GPS dan fitur Move IQ tadi saja sudah bisa memberikan pengalaman yang lebih signifikan ketimbang pendahulunya.

Sama seperti perangkat wearable Garmin lainnya, data yang dikumpulkan Vivosmart HR+ akan disinkronisasikan secara otomatis dengan aplikasi Garmin Connect di smartphone. Pengguna juga bisa memanfaatkan Vivosmart HR+ untuk meneruskan notifikasi, mengontrol jalannya musik maupun melacak lokasi ponsel yang terselip entah ke mana.

Soal baterai, Vivosmart HR+ diklaim mampu beroperasi hingga lima hari nonstop meski tengah memonitor laju jantung secara konstan. Namun perlu dicatat, daya tahan baterainya akan menurun drastis menjadi 8 jam saja ketika GPS diaktifkan.

Garmin Vivosmart HR+ saat ini sudah mulai dipasarkan dengan banderol harga $220. Ia datang dalam tiga pilihan warna dan dua ukuran strap.

Sumber: Garmin.

Inilah Bocoran Foto Samsung Gear Fit 2 dan Gear IconX

Rumor beredar bahwa Samsung tengah bersiap meluncurkan dua perangkat baru dari lini Gear-nya, yakni Gear Fit 2 dan Gear IconX. Kabar tersebut semakin diperkuat dengan adanya sejumlah bocoran foto perangkat yang beredar di internet.

Bocoran foto-foto di atas diterima oleh situs VentureBeat dari seorang penguji – Gear Fit 2 di sebelah kanan, sedangkan Gear IconX di sebelah kiri. Spesifikasi lengkap Gear Fit 2 belum terungkap, namun bisa dilihat bahwa wujudnya tidak jauh berubah dari versi sebelumnya yang dirilis di tahun 2014 lalu, yang tidak lain merupakan pionir perangkat wearable berlayar melengkung.

Menurut keterangan dari sang pembocor foto, Gear Fit versi baru ini sedikit lebih melengkung sekaligus lebih nyaman dikenakan. Perubahan lain yang cukup mencolok adalah kehadiran chip GPS, yang tentunya dapat meningkatkan akurasi dari fitur tracking yang berbasis jarak.

Gear Fit 2 diklaim lebih nyaman digunakan ketimbang pendahulunya / VentureBeat
Gear Fit 2 diklaim lebih nyaman digunakan ketimbang pendahulunya / VentureBeat

Kalau Gear Fit 2 merupakan suksesor, lain halnya dengan Gear IconX. Ini merupakan produk yang benar-benar baru dari Samsung, yakni sebuah headset Bluetooth yang tidak mengemas kabel sama sekali – tiap earpiece-nya bisa langsung dijejalkan ke dalam telinga tanpa harus tersambung satu sama lain.

Tahan debu dan air, IconX rupanya juga berfungsi sebagai sebuah fitness tracker sekaligus alat pemutar musik terpisah. Yup, ia dibekali storage berkapasitas 4 GB, yang berarti pengguna dapat mendengarkan lagu tanpa harus menyambungkannya terlebih dulu dengan smartphone.

Kontrolnya mengandalkan panel sentuh yang tertanam di masing-masing earpiece. Ia datang bersama sebuah case mirip kotak kacamata yang merangkap sebagai charger. Kalau asumsi saya benar, case ini mengemas unit baterai untuk menyimpan sejumlah daya layaknya power bank sehingga charging perangkat dapat dilakukan di mana saja.

Mengingat semua ini baru sebatas rumor dan bocoran, tentunya belum ada kepastian mengenai kapan Samsung akan merilisnya maupun berapa banderol harganya. Mungkin saja Samsung menyimpannya untuk event IFA di bulan September nanti, atau malah bisa lebih cepat dari itu.

Sumber: VentureBeat.

Berkat Update Baru, Pebble Kini Jadi Fitness Tracker yang Lebih Mumpuni

Bulan Desember lalu, Pebble merilis sistem activity dan sleep tracking perdananya yang dijuluki Pebble Health. Keputusan itu tentunya mendapat respon positif dari para konsumen, mengingat Pebble sebelumnya hanya mengandalkan sistem besutan developer pihak ketiga saja.

Selang beberapa bulan, kini Pebble sudah siap meluncurkan update yang membawa sejumlah fitur baru untuk Pebble Health, sekaligus menjadikan smartwatch Pebble sebagai fitness tracker yang lebih mumpuni – paling tidak semakin mendekati reputasi Fitbit.

Aplikasi pendamping Pebble kini punya tab Health baru dengan tampilan komprehensif / Pebble
Aplikasi pendamping Pebble kini punya tab Health baru dengan tampilan komprehensif / Pebble

Berkat update baru ini, pengguna sekarang bisa mendapat gambaran yang lebih lengkap dan jelas terkait aktivitas dan pola tidurnya sehari-hari melalui aplikasi pendamping Pebble di smartphone. Mereka bisa membandingkan aktivitas hari ini dengan yang kemarin, minggu lalu atau bahkan bulan lalu guna mengukur efektivitasnya.

Ringkasan data activity dan sleep tracking harian juga akan dikirim menuju ke smartwatch agar mudah dipantau oleh pengguna, lengkap beserta sejumlah tips yang bermanfaat. Lebih menarik lagi, Pebble Health kini bisa mendeteksi dan memonitor kegiatan berjalan atau berlari secara otomatis tanpa menunggu input pengguna.

Fitur Smart Alarm untuk Pebble Time akan mengidentifikasi fase tidur pengguna dan mengaktifkan alarm yang relevan / Pebble
Fitur Smart Alarm untuk Pebble Time akan mengidentifikasi fase tidur pengguna dan mengaktifkan alarm yang relevan / Pebble

Khusus untuk pengguna Pebble Time, update ini juga menghadirkan fitur Smart Alarm yang akan mencoba mengidentifikasi apakah Anda sedang berada dalam fase deep sleep atau sudah hampir bangun. Seandainya sudah hampir bangun, alarm akan berdering 30 menit lebih awal dari waktu yang sudah ditentukan agar Anda bisa bangun lebih segar.

Untuk pengguna Pebble yang ingin menikmati fitur-fitur baru ini, silakan update aplikasi pendampingnya di iPhone atau Android ke versi 3.12, selanjutnya update firmware milik smartwatch ke versi 3.12 juga.

Sumber: The Verge dan Pebble Blog.