Tag Heuer Connected Modular 45 Resmi Diperkenalkan

Rumor mengenai smartwatch kedua Tag Heuer yang beredar bulan lalu sama sekali tidak meleset. Pada tanggal 14 Maret kemarin, Tag Heuer bersama Intel secara resmi memperkenalkan Tag Heuer Connected Modular 45, setahun lebih setelah kolaborasi pertamanya.

Desainnya memang tidak berpaling jauh dari pendahulunya. Akan tetapi sesuai namanya, ada aspek modular yang terkandung pada perangkat ini, dimana pengguna dapat mengganti bodinya dengan modul jam tangan mekanikal Tag Heuer 02T Tourbillon Chronograph.

Hal ini tentu saja bisa menjadi daya tarik tersendiri di hadapan para purist yang belum bisa move on dari jam tangan analog, tapi di sisi lain mendambakan sejumlah fitur yang ditawarkan smartwatch. Masih seputar desain, Connected Modular 45 akan ditawarkan dalam 56 varian desain yang berbeda – bahkan dial-nya saja ada 30 pilihan.

Tag Heuer Connected Modular 45 ibarat smartwatch siluman; bodinya dapat diganti dengan modul jam tangan mekanikal / Tag Heuer
Tag Heuer Connected Modular 45 ibarat smartwatch siluman; bodinya dapat diganti dengan modul jam tangan mekanikal / Tag Heuer

Di balik kaca safir dan bodi titanium itu bernaung prosesor Intel Atom Z34XX yang menjadi otak dari segalanya. Layar sentuhnya sendiri menggunakan panel AMOLED 1,39 inci, dan secara keseluruhan perangkat tahan air hingga kedalaman 50 meter.

Connected Modular 45 mengemas media penyimpanan sebesar 4 GB, dan OS yang dijalankannya adalah Android Wear 2.0, yang berarti sudah ada Google Assistant terintegrasi. Spesifikasi baterainya tidak dicantumkan, namun diestimasikan bisa bertahan selama lebih dari satu hari.

Total ada 56 varian desain yang berbeda untuk Tag Heuer Connected Modular 45 / Tag Heuer
Total ada 56 varian desain yang berbeda untuk Tag Heuer Connected Modular 45 / Tag Heuer

Wi-Fi, Bluetooth dan GPS turut dibenamkan dalam bodinya, sehingga pengguna tak perlu ragu akan kapabilitas tracking-nya – sayang tidak ada LTE dan heart-rate monitor. Sesuai harapan, Tag Heuer tidak lupa menyematkan chip NFC, yang berarti Connected Modular 45 bisa digunakan sebagai media pembayaran elektronik.

Tag Heuer mematok harga mulai $1.600 untuk smartwatch keduanya ini, $100 lebih mahal generasi yang pertama. Dengan banderol semahal ini, tentu saja konsumen tidak akan mengincarnya demi integrasi Google Assistant semata, tapi murni untuk mendapatkan prestige yang ditawarkan brand sekelas Tag Heuer, sedangkan fitur-fitur pintarnya bisa dianggap sebagai bonus.

Sumber: Intel.

Tersedia dalam Dua Varian, Huawei Watch 2 Resmi Diumumkan

Bertambah lagi keluarga smartwatch Android Wear 2.0. Sekitar dua pekan setelah LG memperkenalkan Watch Sport dan Watch Style, kini giliran Huawei yang unjuk gigi di ajang MWC 2017. Pabrikan asal Tiongkok tersebut baru saja memperkenalkan Huawei Watch 2 secara resmi.

Huawei sepertinya banyak belajar dari Samsung Gear S3. Pasalnya, Huawei Watch 2 terdiri dari dua varian yang berbeda, yakni standar dan Classic. Keduanya memiliki gaya desain yang sedikit berbeda, dimana varian standarnya terkesan sporty, sedangkan varian Classic-nya tampil lebih elegan.

Bodi Huawei Watch 2 tahan air dengan sertifikasi IP68 / Huawei
Bodi Huawei Watch 2 tahan air dengan sertifikasi IP68 / Huawei

Varian standarnya ini tampak lebih kokoh dengan bezel yang berukuran lebih besar, dan variasi warnanya juga lebih banyak. Di sisi lain, Huawei Watch 2 Classic mengadopsi elemen-elemen desain yang kerap kita jumpai dari jam tangan tradisional dan kelihatan sangat berbeda dibandingkan pendahulunya. Keduanya sama-sama tahan air dengan sertifikasi IP68.

Huawei turut mempertahankan kesan premium yang diusung smartwatch besutan mereka sebelumnya. Yang paling mencolok adalah penggunaan material keramik pada bagian bezel. Lebih lanjut, dimensinya juga diklaim lebih ringkas ketimbang Huawei Watch generasi pertama, memastikan bahwa suksesornya ini membawa peningkatan dari sisi ergonomi.

Konsumen bisa membeli kedua varian Huawei Watch 2 dalam versi 4G LTE / Huawei
Konsumen bisa membeli kedua varian Huawei Watch 2 dalam versi 4G LTE / Huawei

Secara spesifikasi, kedua varian sangat identik dengan layar 1,2 inci beresolusi 390 x 390 pixel, chipset Snapdragon Wear 2100, storage internal sebesar 4 GB, RAM 768 MB, GPS, sensor laju jantung, baterai 420 mAh, konektivitas 4G (opsional), dan tentu saja OS Android Wear 2.0. Secara keseluruhan juga sangat mirip seperti LG Watch Sport, hanya saja garapan LG tersebut mengemas layar yang lebih besar.

Huawei Watch 2 dan Watch 2 Classic rencananya akan segera masuk ke pasar mulai bulan Maret seharga €329 (± Rp 4,6 juta). Negara-negara awal yang menjadi tujuan adalah Spanyol, Portugal, Perancis, Itali, Jerman dan Tiongkok. Belum ada informasi terkait kapan Huawei akan mendatangkannya ke tanah air.

Sumber: Android Central dan Huawei.

Maret Mendatang, Tag Heuer Akan Luncurkan Smartwatch Berdesain Modular

Masih ingat dengan Tag Heuer Connected? Pabrikan arloji asal Swiss tersebut rupanya sedang menyiapkan suksesor dari smartwatch perdananya tersebut. Kenapa baru sekarang? Karena Tag Heuer ternyata memutuskan untuk menunggu sampai Android Wear 2.0 datang.

Suksesor tersebut nantinya akan dijuluki Tag Heuer Connected Modular. Label “Modular” mengindikasikan kelengkapan kustomisasi yang ditawarkan oleh perangkat itu, bahkan kabarnya pengguna nanti dapat mengganti bodi smartwatch dengan yang lain yang merupakan bodi jam tangan tradisional.

Selebihnya, sudah bisa dipastikan bakal ada peningkatan spesifikasi. Fitur-fitur pelengkap seperti NFC untuk mendukung sistem pembayaran elektronik serta GPS terintegrasi kemungkinan juga bakal tersedia seandainya Tag Heuer betul-betul mengamati perkembangan pasar smartwatch terkini.

Menurut narasumber Android Central, Tag Heuer Connected Modular akan diumumkan secara resmi pada tanggal 14 Maret mendatang. Penanggalan ini cukup masuk akal mengingat pada tanggal 23 Maret akan dihelat salah satu event jam tangan tahunan terbesar, yaitu Baselworld.

Sejauh ini belum ada informasi mengenai harganya, tapi saya kira tidak jauh-jauh dari pendahulunya yang dibanderol $1.500 – dengan pengecualian varian Rose Gold yang dipatok $9.900. Satu hal yang telah dikonfirmasi oleh CEO Tag Heuer sendiri adalah smartwatch ini bakal ditawarkan dalam dua model, dimana salah satunya berukuran lebih kecil dan ditargetkan untuk kaum hawa.

Sumber: Android Central dan Wareable.

LG Watch Sport dan Watch Style Resmi Diungkap

Setelah beberapa kali dirumorkan, LG akhirnya menyingkap smartwatch terbarunya. Bukan satu, tapi dua smartwatch sekaligus, yakni LG Watch Sport dan LG Watch Style. Keduanya sama-sama mengandalkan sistem operasi Android Wear 2.0 yang terbaru, sama seperti Casio WSD-F20 dan New Balance RunIQ yang sudah diumumkan lebih dulu.

Android Wear 2.0 menghadirkan sederet fitur baru buat kedua smartwatch ini. Yang paling utama adalah integrasi Google Assistant, dimana pengguna dapat membalas pesan, menetapkan reminder, meminta petunjuk arah, dan masih banyak lagi hanya dengan menahan tombol power atau mengucapkan “Ok Google”.

LG Watch Sport mengemas spesifikasi yang lebih unggul dari Watch Style / LG
LG Watch Sport mengemas spesifikasi yang lebih unggul dari Watch Style / LG

Beralih ke hardware, ada yang menarik dari kedua smartwatch ini. Kalau Anda melihat tombol tengah di sisi kanannya, tombol tersebut bisa diputar seperti jam tangan standar. Namun secara fungsi, cara kerjanya sangat mirip seperti digital crown milik Apple Watch, dimana pengguna dapat menggulirkan layar dengan memutar tombol tersebut.

Untuk LG Watch Sport, model ini memiliki bodi yang terbuat dari bahan stainless steel, dengan lapisan Gorilla Glass 3 pada bagian wajahnya dan strap berbahan polyurethane. Model ini diklaim tahan air dan debu dengan sertifikasi IP68, sedangkan Watch Style beda tipis dengan IP67.

LG Watch Style / LG
LG Watch Style / LG

Perbedaan lebih lanjut antara kedua smartwatch baru bisa diamati jika Anda membongkar isinya. Di sinilah Watch Sport terdengar lebih superior, dimana ia telah mengemas sebuah speaker, sensor laju jantung, barometer dan GPS, sedangkan keempat komponen ini absen di Watch Style. Lebih lanjut, Watch Sport juga mengusung konektivitas 4G LTE, plus NFC untuk Android Pay.

Kedua smartwatch ditenagai oleh chipset Qualcomm Snapdragon Wear 2100, storage sebesar 4 GB, serta dukungan wireless charging. Untuk RAM, Watch Sport sedikit lebih unggul dengan 768 MB, sedangkan Watch Style hanya 512 MB.

Sama seperti Watch Sport, LG Watch Style juga dilengkapi fitur wireless charging / LG
Sama seperti Watch Sport, LG Watch Style juga dilengkapi fitur wireless charging / LG

Watch Sport mengemas layar yang lebih besar, P-OLED 1,38 inci, dengan resolusi 480 x 480 pixel (348 ppi), sedangkan Watch Style yang secara dimensi lebih kecil dan lebih tipis harus puas dengan layar P-OLED 1,2 inci beresolusi 360 x 360 pixel (299 ppi). Perbedaan yang terakhir adalah baterai, dimana Watch Sport menyimpan baterai 430 mAh, sedangkan Watch Style cuma 240 mAh.

Harga untuk keduanya masih belum diungkap, namun LG berencana untuk memasarkannya mulai tanggal 10 Februari, diawali di AS lalu menyusul ke kawasan lain.

Sumber: LG via The Verge.

HTC Tidak Berniat Merilis Smartwatch

Dari sederet produsen smartphone kelas flagship, cuma HTC yang belum pernah merilis smartwatch. Kedekatannya dengan Under Armour memunculkan spekulasi bahwa HTC akan meluncurkan smartwatch hasil kerja sama dengan brand fitness tersebut. Well, sepertinya semua ini tidak akan terjadi.

Meski belakangan beredar sejumlah foto bocoran yang dengan jelas menampilkan sebuah smartwatch Android Wear dengan logo HTC dan UA di belakangnya, HTC sendiri telah mengonfirmasi bahwa mereka tidak akan merilis smartwatch, setidaknya dalam waktu dekat ini.

Berbicara kepada Tbreak, Chialin Chang yang menjabat sebagai President of Smartphones and Connected Device di HTC mengungkapkan bahwa mereka belum berhasil merancang produk yang tepat untuk segmen smartwatch. Beliau pun berargumen bahwa pasar smartwatch pada dasarnya tidak sebesar smartphone, bahkan Apple yang bisa digolongkan memimpin pun mengalami penurunan dalam hal penjualan smartwatch.

Kemungkinan besar foto bocoran yang beredar tersebut adalah prototipe smartwatch yang sudah batal dilanjutkan sejak lama. HTC pada akhirnya lebih memilih untuk tetap berfokus pada segmen smartphone lewat U Ultra dan U Play.

Bicara soal smartphone, Chialin Chang sempat menyebutkan bahwa Google Assistant nantinya juga akan tersedia di handset buatannya. Google pada dasarnya ingin supaya asisten virtual-nya tersebut bisa menyebar, dan mereka bisa terus menyempurnakannya dengan data-data yang dikumpulkan dari penggunaan konsumen.

Sumber: Pocketnow dan Tbreak.

Tak Cuma Jualan Sepatu, New Balance Kini Punya Smartwatch Android Wear Sendiri

Pabrikan sepatu olahraga ternama New Balance akhirnya resmi menjejakkan kakinya ke ranah perangkat wearable. Di ajang CES 2017 pekan lalu, mereka memperkenalkan smartwatch perdananya yang bernama New Balance RunIQ.

RunIQ adalah salah satu dari smartwatch generasi terbaru yang menjalankan sistem operasi Android Wear 2.0, sama seperti Casio WSD-F20 yang juga diumumkan di CES 2017. Fisiknya pun tak jauh berbeda dari smartwatch Android Wear lain, mengandalkan layar AMOLED membulat 1,39 inci yang dikemas dalam bodi tahan air hingga kedalaman 50 meter.

Kinerjanya ditopang oleh chipset buatan Intel, sedangkan sensor-sensor yang diusung mencakup GPS dan heart-rate monitor guna memastikan tracking yang komprehensif. RunIQ juga dibekali memory internal sebesar 4 GB serta dapat di-pair langsung dengan headphone atau earphone Bluetooth.

New Balance RunIQ saat disandingkan dengan earphone PaceIQ buatan Jabra / New Balance
New Balance RunIQ saat disandingkan dengan earphone PaceIQ buatan Jabra / New Balance

Fitur lain yang unik dari RunIQ adalah integrasi dengan aplikasi fitness Strava. Tidak kalah menarik adalah kolaborasi New Balance dan Jabra, dimana Jabra akan merilis sports earphone bernama PaceIQ yang dioptimalkan untuk RunIQ dan mengemas sebuah tombol khusus untuk mengaktifkan fitur audio coaching secara real-time.

Perihal baterai, RunIQ sanggup beroperasi selama 24 jam nonstop sebelum ia perlu di-charge kembali, atau 5 jam ketika GPS dan fitur heart-rate monitoring aktif. New Balance saat ini telah menerima pre-order RunIQ seharga $300, dan pemasarannya akan dimulai secara resmi pada 1 Februari mendatang.

Sumber: Wareable dan New Balance.

Casio WSD-F20 Adalah Smartwatch Pertama yang Mengusung Android Wear 2.0

Tahun kemarin, kita sudah melihat smartwatch Android Wear pertama buatan Casio yang diperkenalkan pada ajang CES 2016. Setahun berselang, Casio kembali mengambil panggung CES untuk mengungkap suksesornya, WSD-F20. Bukan sembarang smartwatch, Casio WSD-F20 merupakan salah satu smartwatch pertama yang mengusung sistem operasi Android Wear 2.0.

Secara fisik, WSD-F20 merupakan penyempurnaan dari pendahulunya. Penampilannya kini tampak lebih gagah dan menyerupai lini G-Shock yang legendaris. Wajahnya kini dilengkapi bezel protektif, dan tombol-tombol di sisi kanannya kini juga lebih terlindung dengan baik. Ini penting mengingat jam tangan pintar ini ditujukan untuk menjadi pendamping aktivitas outdoor.

Tentu saja, yang perlu mendapat porsi sorotan lebih banyak adalah software-nya. Tidak hanya mengandalkan Android Wear 2.0, Casio juga telah mengintegrasikan sejumlah fitur yang menjadi unggulan lini Casio Pro-Trek, utamanya dengan aplikasi-aplikasi untuk membantu kegiatan memancing, bersepeda sekaligus hiking.

Casio WSD-F20 merupakan salah satu smartwatch pertama yang mengemas OS Android Wear 2.0 / Casio
Casio WSD-F20 merupakan salah satu smartwatch pertama yang mengemas OS Android Wear 2.0 / Casio

WSD-F20 juga mengusung fitur bertajuk Location Memory, yang berfungsi untuk menandai lokasi ketika pengguna sedang mengeksplorasi alam luar, sekaligus membacakan posisi mereka dengan satu tombol aktivasi. Fitur lain bernama Moment Setter berguna untuk memunculkan notifikasi di saat-saat yang telah ditetapkan, seperti misalnya ketika matahari terbenam atau sudah hampir mencapai puncak suatu gunung.

Casio belum menyebutkan kapan smartwatch ini bakal tersedia di pasaran dan berapa harganya. Kabar baiknya, pengguna WSD-F10 tidak akan dilupakan begitu saja, mereka akan menerima update Android Wear 2.0 mulai musim semi mendatang.

Sumber: Engadget.

Google Resmi Akuisisi Cronologics untuk Bantu Pengembangan Android Wear

Google tampaknya masih terus mencari cara untuk meningkatkan daya saingnya di industri perangkat wearable melalui pengembangan Android Wear. Baru-baru ini mereka melakukan akuisisi atas sebuah startup bernama Cronologics yang didirikan oleh mantan pekerjanya. Pasca akuisisi, tim di belakang Cronologics akan kembali bergabung ke Google guna membantu mengembangkan Android Wear.

Cronologics sendiri sudah membuat pengumuman resmi terkait akuisisi tersebut. Dalam pengumumannya itu, Cronologics mengatakan akan terus mendorong pengembangan teknologi wearable dan smartwatch dengan melakukan sinergi platform Android Wear 2.0 dan sistem operasi milik mereka. Jika tadinya Android Wear 2.0 dijadwalkan rilis di penghujung tahun 2016 ini, dengan adanya tambahan teknologi baru dari Cronologics, Google membatalkan rencananya itu dan menunda peluncuran hingga 2017. Tanggal dan bulannya masih dirahasiakan.

Bagi yang belum mengenal Cronologics, ini adalah perusahaan yang berkecimpung di teknologi wearable dan sudah punya produk bernama CoWatch yang dikenalkan pada pertengahan 2016 lalu. Perusahaannya sendiri didirikan pada tahun 2014 dan sejak saat itu telah mengembangkan sistem operasi CronologicsOS seorang diri yang tertanam di dalam tubuh CoWatch.

CoWatch

CoWatch hadir sebagai alternatif bagi perangkat berbasiskan Android Wear dan WatchOS, dengan kemampuan untuk terhubung ke perangkat Android dan iOS. Tapi yang paling menarik, CoWatch terintegrasi dengan Amazon Alexa dalam memahami perintah suara dari pemiliknya. Sehingga muncullah spekulasi bahwa akuisisi ini tak lain adalah untuk memanfaatkan fungsionalitas serupa sebagai racikan tambahan bagi Android Wear. Cukup masuk akal mengapa kemudian Google menunda peluncuran Android Wear 2.0.

Sayangnya, seperti kebanyakan akuisisi, baik Google maupun Cronologics tak bersedia membeberkan berapa mahar yang mereka sepakati untuk meluber jadi satu.

Sumber berita Venturebeat dan Cronologics.

Minat Konsumen Menurun, Motorola Berhenti Kembangkan Smartwatch

Awal tahun depan, besar kemungkinan akan ada sejumlah smartwatch baru yang diluncurkan, tepatnya tidak lama setelah Google merilis Android Wear 2.0 secara resmi. Pun demikian, Android Wear sepertinya bakal kehilangan salah satu pemain kuncinya, yaitu Motorola.

Moto 360 yang dirilis di tahun 2014 punya peran penting dalam perkembangan smartwatch, khususnya untuk platform Android Wear. Perangkat tersebut adalah smartwatch Android Wear pertama yang mengusung layar membulat, secara tidak langsung menjadi pelopor smartwatch dengan desain yang menyerupai jam tangan tradisional.

Setahun berikutnya, Moto 360 generasi kedua dirilis dengan pembaruan yang terbilang kurang signifikan. Namun sayang sepertinya kita tidak akan berjumpa dengan penerusnya, mengingat Lenovo baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka telah menekan tombol pause untuk pengembangan kategori produk smartwatch sampai batas waktu yang belum ditentukan.

Keputusan ini didasari oleh minat konsumen yang terus menurun terhadap smartwatch. Hal ini juga bisa dilihat dari meningkatnya popularitas smartwatch hybrid yang pada dasarnya merupakan jam tangan tradisional dengan kemampuan tracking dan notifikasi.

Motorola sendiri menilai bahwa teknologi perangkat wearable yang ada sekarang kurang bisa memotivasi mereka untuk terus mengembangkannya tahun demi tahun. Ke depannya, masih ada kemungkinan bagi mereka untuk menciptakan smartwatch baru di saat teknologinya sudah semakin matang, tapi tidak ada yang tahu itu kapan dan sepertinya tidak dalam waktu dekat.

Sumber: The Verge.

Smartwatch Tag Heuer Connected Hadir dalam Varian Rose Gold Asli, Dibanderol $9.900

Hampir setahun berlalu sejak Tag Heuer mengungkap smartwatch perdananya. Popularitas dan penjualannya mungkin masih kalah jauh dibanding smartwatch Android Wear lain ataupun Apple Watch. Namun menjadi smartwatch terbaik memang bukan tujuan Tag Heuer Connected.

Lewat produk ini, Tag Heuer sebenarnya hanya ingin membuktikan kekuatan brand dan pandangan konsumen terhadap arloji buatan Swiss. Sederhananya, Tag Heuer Connected dirancang sebagai pancingan terhadap konsumen modern, sehingga akhirnya mereka bisa tertarik dengan jam tangan tradisional Tag Heuer dan segala kemewahan yang ditawarkannya.

Banderol harga $1.500 memang bukan untuk semua orang, tapi Tag Heuer rupanya menilai itu belum cukup bisa menggambarkan image premium yang selama ini ditonjolkan arloji Swiss. Untuk itu, mereka pun memperkenalkan varian baru Tag Heuer Connected yang terbuat dari emas asli, atau lebih tepatnya rose gold.

Harganya? $9.900, sebab Anda juga akan mendapati strap berbahan kulit asli. Spesifikasinya sendiri identik dengan varian standar, jadi biaya ekstra tersebut murni dialokasikan pada material super-premium yang diusungnya. Kasusnya sama seperti Apple Watch Edition, meski Apple tak lagi menawarkannya dalam bahan emas asli melainkan keramik.

Sama seperti varian standarnya, Tag Heuer Connected versi rose gold ini juga bisa ditukar dengan jam tangan mekanik yang berdesain sama persis setelah dua tahun digunakan. Inilah yang saya maksud dengan taktik memancing tadi: konsumen yang sebelumnya hanya tertarik dengan smartwatch akhirnya bisa tergoda dengan berbagai penawaran jam tangan mekanik Tag Heuer setelah dua tahun ditemani Connected.

Memang tidak ada yang bisa menjamin strategi Tag Heuer ini bakal berhasil. Saya pribadi berharap Tag Heuer bisa mengambil jalan lain, yakni melalui smartwatch hybrid macam yang ditawarkan Withings, Garmin maupun Misfit, yang sejatinya merupakan jam tangan analog dengan kemampuan tracking mendasar.

Dengan cara seperti ini, setidaknya Tag Heuer tidak perlu ‘berbohong’ bahwa maksud mereka sebenarnya adalah membuat konsumen tertarik dengan lini jam tangan analog atau mekaniknya, tapi di saat yang sama masih bisa memberikan fitur tracking yang makin hari makin dirasa esensial demi gaya hidup yang lebih sehat.

Sumber: Hodinkee.