Asus Umumkan ZenWatch 3 yang Lebih Stylish Sekaligus Berkinerja Lebih Baik

Selain Samsung Gear S3, IFA 2016 juga menjadi panggung debut untuk smartwatch terbaru Asus. ZenWatch 3 membawa perubahan yang cukup drastis dibanding kedua pendahulunya, dimana layarnya kini telah mengadopsi desain membulat ketimbang persegi.

Sepintas wujudnya terlihat mirip seperti Huawei Watch. Kendati demikian, ZenWatch 3 punya sejumlah elemen desain yang patut mendapat sorotan khusus. Utamanya adalah tebal bodi tahan air yang tidak sampai 1 cm – 9,95 mm tepatnya, bahkan lebih tipis ketimbang Apple Watch.

Sasisnya terbuat dari material stainless steel 316L yang diklaim Asus 82 persen lebih tangguh ketimbang baja biasa. Layarnya dilapisi kaca Gorilla Glass yang sedikit melengkung untuk memudahkan gesture swipe. Di sebelah kanan bezel super-tipisnya, terdapat tiga tombol pengoperasian – satu di antaranya bisa dikustomisasi sesuai kebutuhan.

Spesifikasi Asus ZenWatch 3 meliputi layar AMOLED 1,39 inci beresolusi 400 x 400 pixel (287 ppi), chipset Qualcomm Snapdragon Wear 2100 yang secara spesifik dirancang untuk perangkat wearable, RAM 512 MB dan storage internal sebesar 4 GB.

Asus ZenWatch 3 juga akan hadir dalam varian rose gold / Asus
Asus ZenWatch 3 juga akan hadir dalam varian rose gold / Asus

Baterainya diperkirakan bisa bertahan selama 2 hari pemakaian, akan tetapi Asus tak lupa membekali ZenWatch 3 dengan teknologi HyperCharge yang bisa mengisi baterai hingga 60 persen kapasitas dalam waktu 15 menit saja. Charger-nya sendiri menempel pada sisi belakang smartwatch menggunakan magnet.

Bisa disambungkan ke perangkat Android maupun iOS, ZenWatch 3 menjalankan sistem operasi Android Wear – kemungkinan besar versi 2.0 yang Google umumkan bulan Mei lalu – didukung oleh deretan watch face kreasi Asus sendiri. Dari segi kinerja, Asus mengklaim ZenWatch 3 dapat memonitor jumlah langkah kaki dengan tingkat akurasi 95 persen.

Asus rencananya bakal memasarkan ZenWatch 3 mulai bulan Oktober mendatang seharga €229 atau sekitar Rp 3,4 juta. Terdapat tiga pilihan warna yang ditawarkan – gunmetal, silver dan rose gold – dan pengguna bisa memilih strap yang berbahan karet atau kulit.

Sumber: The Verge dan Asus.

Polar Luncurkan Smartwatch Android Wear Perdananya, M600

Polar, perusahaan yang bisa disebut sebagai pelopor perangkat portable heart-rate monitor, akhirnya tergoda juga untuk mencoba peruntungannya di pasar smartwatch Android Wear. Pabrikan asal Finlandia tersebut baru-baru ini mengungkap Polar M600, yang tidak lain merupakan smartwatch Android Wear perdananya.

Melihat desainnya, M600 memang tidak bisa dibilang sebagai smartwatch teranggun yang bisa Anda beli saat ini. Hal ini sebenarnya tidak terlalu mengejutkan, mengingat fondasi Polar memang ada pada perangkat fitness yang fungsional ketimbang banyak gaya.

M600 mengemas layar sentuh 1,3 inci beresolusi 240 x 240 pixel yang dilapisi oleh kaca Gorilla Glass 3. Desainnya secara keseluruhan dibuat tangguh sekaligus tahan air hingga kedalaman 10 meter, ideal untuk dipakai beraktivitas dalam beragam kondisi – sekaligus di saat tidur berkat fitur sleep tracking. Di bawah layar, terdapat sebuah tombol khusus untuk mengakses fitur tracking secara cepat.

Di belakangnya, tertanam komponen istimewa yang menjadikannya sedikit berbeda dari smartwatch Android Wear lain, yaitu sensor laju jantung yang memanfaatkan enam LED sekaligus. Umumnya, smartwatch lain hanya mengandalkan satu atau dua LED saja. Hal ini pun menjadikan M600 lebih bisa diandalkan dalam memonitor laju jantung secara akurat.

Sensor laju jantung Polar M600 mengandalkan enam LED sekaligus ketimbang hanya satu atau dua / Polar
Sensor laju jantung Polar M600 mengandalkan enam LED sekaligus ketimbang hanya satu atau dua / Polar

Selebihnya, M600 tidak jauh berbeda dari smartwatch Android Wear lain. Ia bisa digunakan sebagai pemutar musik mandiri (tidak perlu tersambung smartphone) berkat memory internal sebesar 4 GB. Dirinya juga dibekali GPS dan fitur Smart Coaching andalan Polar.

Tidak kalah menarik adalah fitur Running Program pada aplikasi pendampingnya di smartphone. Dengan fitur ini, pengguna akan disuguhi program berlatih yang disesuaikan dengan kebutuhan, misalnya untuk event lari 5K, 10K atau bahkan maraton. Lebih lanjut, program berlatihnya juga akan diadaptasikan dengan progress pengguna masing-masing.

Baterainya diklaim bisa bertahan selama 2 hari nonstop ketika di-pair dengan ponsel Android. Spesifikasi lainnya mencakup prosesor dual-core 1,2 GHz, RAM 512 MB dan konektivitas Bluetooth 4.2 beserta Wi-Fi. Bobotnya tergolong ringan, hanya 63 gram saja.

Polar M600 rencananya akan dipasarkan seharga $330. Warna yang tersedia adalah hitam dan putih, lalu strap berwarna merah akan menyusul ke depannya.

Sumber: Polar.

Google Hadirkan Bermacam-Macam Update Dalam Android Wear 2.0

Sebagai OS Android yang dirancang untuk perangkat wearable, Android Wear mengintegrasi Google Now dan notifikasi mobile ke device, menyulap smartwatch jadi ekstensi smartphone Anda. Perkembangannya terbilang pesat, dan kini Google sudah menggandeng banyak partner. Tapi mereka sadar, ekosistem Android Wear masih menyisakan ruang untuk perbaikan.

Di acara Google I/O 2016, sang raksasa internet dari Mountain View itu resmi menyingkap Android Wear 2.0. Peningkatan versi tentu saja disertai bermacam-macam update, tapi pembaruan sendiri difokuskan pada tiga kategori utama: watch face, penyajian notifikasi, dan sistem action serta navigasi Wear.

Pada watch face, Google memperkenalkan ‘complications‘, yaitu fitur buat memperlihatkan informasi selain jam dan menit. Indikator baterai ialah salah satu contoh complications. Via API, smartwatch dapat menyuguhkan info yang diinginkan pengguna. Untuk user biasa, artinya kita dibebaskan mengutak-atik watch face sesuai keinginan, dan tetap memperoleh data dari aplikasi fitness, messaging dan lain sebagainya.

Android Wear 2.0 1
Watch face di Android Wear 2.0 dilengkapi ‘complications’.

Membahas app chat, efektivitas membalas pesan di layar super-kecil smartwatch mungkin masih jadi pertanyaan besar. Namun prosedurnya akan jadi lebih mudah karena Android Wear 2.0 menawarkan lebih banyak cara: Anda dapat memanfaatkan ‘smart replies‘ yang sudah disiapkan, menulis jawaban langsung menggunakan tangan, atau memakai keyboard virtual berdesain baru. Google mencoba menyempurnakan kapabilitas deteksi tulisan tangan, memudahkan Anda menulis dengan huruf besar di display minimalis.

Perubahan di notifikasi sendiri dimaksudkan agar user lebih gampang berinteraksi dengan app. Contohnya di Gmail: layout icon dan foto diubah supaya identitas lebih mudah diketahui, lalu teks pada judul dan konten juga diperkecil sehingga bisa segera terbaca tanpa terpotong.

Android Wear 2.0 2
Perbedaan antara Android Wear versi pertama dan kedua dalam penyajian layout.

Sebagai bagian dari penerapan Material Design di Wear, versi kedua ini menambahkan navigasi interaktif dan action drawer. Navigation drawer berada di atas display, memungkinkan user mengakses view berbeda di app. Lalu action drawer diposisikan di bawah, menyediakan opsi-opsi spesifik buat pengguna. Keduanya seperti yang biasa kita temui di smartphone, dapat dipergunakan via swipe.

Contoh pengoperasian navigation drawer.

Perbaikan pada fitur fitness juga tidak kalah penting. Android Wear 2.0 didukung kemampuan deteksi activity otomatis Google Fit, di mana device akan segera melacak data tubuh ketika mengetahui Anda sedang berlari. Lalu Anda juga bisa segera memutar musik langsung dari watch face, tanpa perlu menyambungkan smartwatch ke handset secara manual.

Bersamaan dengan pengumuman ini, para developer dipersilakan menjajal versi preview-nya.

Via Tech Crunch.

Semua Yang Perlu Anda Ketahui dari Event Google I/O 2016

Event Google I/O 2016 sudah resmi dimulai pada tanggal 18 Mei kemarin. Seperti di tahun-tahun sebelumnya, ajang ini dimanfaatkan Google untuk mengumumkan rentetan hardware maupun software baru bikinan mereka, termasuk halnya yang sudah menjadi agenda tahunan, yaitu versi baru Android.

Google I/O tahun ini tidak melulu soal Android N. Masih banyak produk-produk lain yang diluncurkan yang tidak kalah menarik. Apa saja contohnya? Tanpa perlu berlama-lama, mari kita bahas satu per satu.

Google Assistant dan Google Home

Google Assistant dapat memahami percakapan dan merespon secara natural / Google
Google Assistant dapat memahami percakapan dan merespon secara natural / Google

Bisa dibilang sebagai penyempurnaan dari Google Now, asisten virtual besutan Google kini diklaim lebih ‘hidup’ dari sebelumnya. Ia bisa memahami percakapan sekaligus merespon dengan cara yang lebih natural, dan pemahamannya akan konteks yang dibicarakan juga semakin matang.

Google Home adalah speaker pintar yang ditenagai Google Assistant / Google
Google Home adalah speaker pintar yang ditenagai Google Assistant / Google

Google Assistant ini akan menjadi otak di balik perangkat anyar bernama Google Home. Perangkat ini pada dasarnya merupakan sebuah speaker nirkabel berwujud silinder. Namun selain menghantarkan alunan musik, Google Home juga siap menerima instruksi suara dari pengguna guna mengontrol berbagai perangkat smart home serta mengakses beragam layanan, mulai dari menetapkan timer oven, mengecek jadwal keberangkatan pesawat sampai menyala-matikan lampu ruangan.

Allo dan Duo

Allo adalah aplikasi pesan instan dengan dukungan kecerdasan dari Google Assistant / Google
Allo adalah aplikasi pesan instan dengan dukungan kecerdasan dari Google Assistant / Google

Keduanya merupakan aplikasi komunikasi baru dari Google. Allo adalah aplikasi pesan instan pintar yang juga disokong oleh Google Assistant, dimana pengguna bisa melakukan pencarian beraneka informasi langsung dari dalam aplikasi.

Menemani Allo adalah Duo, sebuah aplikasi video call yang sangat sederhana nan efisien. Menurut Google, video call dengan aplikasi ini bahkan bisa berjalan lancar meski koneksi pengguna tergolong lamban.

Android N

Tampilan situs buatan Google untuk menampung ide-ide kreatif pengguna terkait nama dari Android N / Screen capture pribadi
Tampilan situs buatan Google untuk menampung ide-ide kreatif pengguna terkait nama dari Android N / Screen capture pribadi

Bintang terbesar dari Google I/O setiap tahunnya, Android N datang dengan peningkatan pada performa sekaligus efisiensi baterai dan storage. Versi publiknya memang belum dirilis, akan tetapi Google telah membuka program public beta untuk publik – bukan hanya developer saja – dengan catatan Anda menggunakan perangkat Nexus yang kompatibel.

Lalu bagaimana dengan namanya? Well, rumor berhembus bahwa Google akan menjulukinya Android “Nutella”, tapi Google masih belum mempunyai keputusan final, dan mereka tentunya juga harus mendapat persetujuan dari Ferrero selaku pemegang lisensi Nutella terlebih dulu.

Yang justru lebih menarik adalah keputusan Google untuk meminta bantuan kita dalam mencarikan nama untuk Android N. Mereka membuat situs khusus untuk mengumpulkan ide-ide kreatif dari kita semua; saya pribadi telah mencantumkan Android “Nogosari”. 🙂

Daydream

Referensi desain VR headset dan controller Daydream / The Verge
Referensi desain VR headset dan controller Daydream / The Verge

Yang ini merupakan kejutan dari Google. Daydream adalah sebuah platform VR baru yang dirancang dan dioptimalkan untuk Android N. Daydream mencakup software sekaligus hardware, dimana Google telah menciptakan referensi desain VR headset beserta controller-nya. Tidak seperti Cardboard yang bisa kita rakit sendiri, Daydream nantinya akan diproduksi oleh sejumlah mitra Google.

Android Wear 2.0

Android Wear 2.0 membawa sejumlah pembaruan yang signifikan / Google
Android Wear 2.0 membawa sejumlah pembaruan yang signifikan / Google

Android Wear 2.0 didapuk sebagai update yang paling signifikan sejak platform ini dirilis pertama kali dua tahun yang lalu. Pembaruan yang paling utama adalah, aplikasi Android Wear kini dapat bekerja secara terpisah tanpa perlu terhubung dengan smartphone setiap waktu.

Google juga merombak tampilannya agar lebih mudah dinavigasikan dan lebih optimal di layar berbentuk bulat. Pembaruan lain dari segi desain mencakup tampilan notifikasi baru serta sebuah app launcher.

Android Auto

Android Auto nantinya bisa dijalankan langsung di smartphone / Jalopnik
Android Auto nantinya bisa dijalankan langsung di smartphone / Jalopnik

Kalau sebelumnya pengguna harus punya mobil yang kompatibel untuk bisa menikmati Android Auto, nantinya tak lagi demikian. Google telah mengulik Android Auto supaya bisa dijalankan langsung di smartphone tanpa harus tersambung ke sistem dashboard milik mobil terlebih dulu.

Sumber: Google Blog, The Verge dan Jalopnik.

Google Luncurkan MODE, Strap Smartwatch dengan Mekanisme Lepas-Pasang yang Sangat Mudah

Meski menawarkan opsi kustomisasi lewat strap yang bisa dilepas-pasang, nyatanya tiap-tiap smartwatch Android Wear punya mekanisme yang agak berbeda satu sama lain. Google pun mencoba menawarkan sebuah solusi universal yang bisa diaplikasikan pada mayoritas smartwatch Android Wear.

Bekerja sama dengan Hadley-Roma, mereka memperkenalkan MODE, sebuah lini aksesori (strap) untuk smartwatch Android Wear dengan konsep “snap-and-swap”. Konsep ini menarik karena apapun smartwatch Android Wear yang Anda pakai – selama ia kompatibel – mekanisme pelepasan dan pemasangan strap-nya sama persis.

MODE terdiri dari dua bagian. Yang pertama adalah sebuah batang kecil yang dipasangkan pada sisi atas dan bawah smartwatch. Batang tersebut menjadi cantolan untuk strap. Strap-nya sendiri dilengkapi mekanisme pengait yang bisa dikunci atau dilepas dengan satu klik saja.

Mekanisme lepas-pasang strap MODE pada smartwatch Android Wear / Google
Mekanisme lepas-pasang strap MODE pada smartwatch Android Wear / Google

MODE datang dalam empat pilihan ukuran: 16 mm, 18 mm, 20 mm dan 22 mm. Ia kompatibel dengan Moto 360 2nd Gen, Asus ZenWatch dan ZenWatch 2, Huawei Watch, LG Watch Urbane dan G Watch R, serta Samsung Gear Live. Menariknya, MODE juga diklaim kompatibel dengan arloji biasa.

Sayangnya sejauh ini MODE baru tersedia untuk pasar Amerika Serikat saja. Harganya berkisar antara $50 – $60, tergantung materialnya, apakah silikon atau kulit. Di saat yang sama, Google juga membuka kesempatan bagi brand luar yang tertarik menciptakan rancangan strap MODE versinya sendiri.

Sumber: Android Blog.

Dengan Face Maker, Anda Bisa Merancang Watch Face Langsung dari Smartwatch Android Wear

Dibanding Apple Watch, smartwatch Android Wear lebih unggul soal personalisasi berkat kebebasan menciptakan watch face kreasi sendiri. Selama ini, kita sudah bisa merancang watch face sendiri menggunakan aplikasi mobile atau desktop, namun developer Ustwo berpendapat harus ada cara yang lebih simpel.

Kalau Anda merasa tidak asing dengan nama Ustwo, mereka adalah developer di balik game fenomenal Monument Valley dan Land’s End. Reputasinya di bidang desain sudah tidak perlu diragukan lagi, dan hal itu kembali dibuktikan lewat aplikasi bernama Face Maker ini.

Face Maker adalah sebuah aplikasi Android Wear untuk merancang watch face kreasi Anda sendiri. Keunggulan utamanya adalah, pengguna bisa membuat rancangan langsung di smartwatch hanya dengan sejumlah sentuhan dan gesture swipe.

Ustwo Face Maker
Dua desain awal pada Face Maker yang bisa diulik lebih lanjut / Ustwo

Ustwo ingin memastikan bahwa watch face buatan pengguna tidak akan kelihatan jelek. Maka dari itu, mereka telah menyediakan sepasang desain awal bertajuk “Classic” dan “Trio”. Dari situ pengguna bisa mengopreknya lebih lanjut, mengganti jarum penunjuknya, jenis font yang dipakai, warna latar dan masih banyak lagi.

Secara total diperkirakan ada 2.800 kombinasi desain yang bisa diterapkan, dan Ustwo berjanji untuk menambah variasinya lebih lagi seiring berjalannya waktu. Tak hanya mengedepankan aspek estetika, Ustwo turut menjamin bahwa pengguna bisa memantau informasi yang ditampilkan dengan mudah pada watch face kreasinya masing-masing.

Face Maker kompatibel dengan seluruh smartwatch yang menjalankan sistem operasi Android Wear, mulai dari yang lawas sampai yang terbaru. Kalau tertarik, silakan unduh langsung aplikasinya secara cuma-cuma di Google Play.

Sumber: Ustwo via Wareable.

Teknologi Bertemu Fashion, Michael Kors Umumkan Smartwatch Android Wear Pertamanya

Dewasa ini, anggapan bahwa smartwatch merupakan titik temu antara industri teknologi dan fashion sudah tidak perlu diragukan lagi. Terbukti dari bertambah banyaknya brand fashion yang ikut meramaikan pasar smartwatch, seperti yang terbaru yaitu Michael Kors, yang merupakan bagian dari Fossil Group yang baru-baru ini juga mengumumkan dua smartwatch baru.

Di ajang Baselworld 2016, merek produk fashion kenamaan asal New York tersebut mengungkap smartwatch Android Wear pertamanya, Michael Kors Access. Sebelum ini, pabrikan jam tangan asal AS, Nixon, juga sempat memamerkan smartwatch perdananya, The Mission.

Belum banyak detail yang diberikan oleh Michael Kors terkait smartwatch debutannya ini, namun bisa dipastikan ia menjalankan sistem operasi Android Wear dan mengemas layar sentuh. Bentuk layarnya tidak murni membulat, melainkan ada sedikit bagian bawah yang ‘terpotong’, mirip seperti desain Moto 360.

Access akan ditawarkan dalam dua varian yang berbeda berdasarkan jenis kelamin konsumennya. Varian untuk perempuan mengusung desain yang tampak glamor, dengan warna emas dan aksen batu permata pada bagian strap-nya. Di sisi lain, varian untuk laki-laki tampak lebih sporty dengan bezel yang sedikit lebih besar dan strap berbahan silikon.

Kendati demikian, Michael Kors juga akan menawarkan opsi kustomisasi bagi mereka yang berniat meminang Access, termasuk bermacam pilihan strap yang bisa dilepas-pasang dengan mudah, baik yang terbuat dari material kulit maupun silikon. Melengkapi semua itu adalah rangkaian watch face eksklusif dari tim desainer Michael Kors yang disesuaikan dengan tema glamor dan sporty.

Soal ketersediaan, Michael Kors berencana memasarkan Access mulai musim semi mendatang seharga $395.


Sumber: Wareable dan Business Wire.

Bersama Peluncuran Moto 360, Motorola ‘Kembali Hadir’ di Indonesia

Moto 360 generasi pertama merupakan primadona Android Wear serta dianggap sebagai salah satu smartwatch yang paling dinanti. Setelah dirilis, tanggapan pengguna sedikit tercampur aduk. Di satu sisi, perangkat ini mempunyai wujud anggun, namun ia masih belum seideal harapan user akan wearable device. Kabar baiknya, sang penerus mendapatkan respon lebih positif.

Enam bulan setelah dilepas global bersamaan dengan IFA Berlin 2015, Lenovo membawa Moto 360 generasi kedua ke tanah air. Acara peluncuran juga dipergunakan sebagai momentum pendaratan kembali brand Motorola di nusantara. Lewat wearable device anyar tersebut, Motorola mencoba ‘menetapkan standar kualitas smartwatch‘ serta ‘memenuhi selera konsumen yang sangat cerdas dalam memilih produk’.

Moto 360 Indonesia 09

Penampilan Moto 360 2nd-gen masih menyerupai sang kakak, tentu dengan sejumlah penyempurnaan. Ia turut mengusung desain melingkar (mirip Huawei Watch dan LG Watch Urbane), disuguhkan dalam dua opsi ukuran layar: berdiameter 42- atau 46-milimeter. Case memanfaatkan material stainless steel 316L dengan sebuah tombol fisik, sudah memperoleh sertifikasi IP67 sehingga terlindung dari debu dan tahan air hingga kedalaman satu meter selama 30 menit.

Moto 360 Indonesia 07

Menilik sisi desain lebih jauh, bagian kaca diperluas ke tepi, lalu ukuran bezel jadi lebih tipis sehingga memaksimalkan ruang display. Motorola mengklaim, Moto 360 memiliki rasio layar dan tubuh paling tinggi di antara smartwatch saat ini. Bagian lugs turut dirancang supaya tetap cocok dipakai oleh pria dan wanita. Untuk menyempurnakan ketahanan strukturnya, sang produsen melapisi layar dengan Corning Gorilla Glass 3.

Moto 360 Indonesia 06

Moto 360 Indonesia 04

Seperti 1st gen, display Moto 360 tidak betul-betul bulat. Ada sedikit potongan di sisi bawah. Ternyata di sanalah Motorola Mobility meletakkan sensor. Ia memang tidak tampil ‘seutuh’ beberapa smartwatch kompetitor, namun tim desainer sanggup menjaga tubuhnya tetap ramping – tebalnya hanya 11,4-milimeter. Moto 360 2nd-gen terbagi dalam dua model: varian 42mm (tersedia untuk pria dan wanita) berlayar IPS 1,37-inci 360×325-pixel dan tipe 46-milimeter dengan layar 1,56-inci 360×330-pixel.

Moto 360 Indonesia 14

Moto 360 Indonesia 13

Premis Moto 360 adalah menyalurkan notifikasi smartphone ke pergelangan tangan Anda. Melalui cara ini, Anda dapat selalu mengetahui update atau membalas pesan via suara tanpa perlu mengeluarkan handset dari tas atau kantong saku. Platform Android Wear menangani sisi software dari smartwatch, dan ia kompatibel ke perangkat-perangkat Android 4.4 atau yang lebih baru.

Moto 360 Indonesia 12

Moto 360 Indonesia 05

Anda dipersilakan memilih watch face serta mengustomisasi Live Dials – misalnya mengatur dial untuk menunjukkan indikator baterai, memperlihatkan informasi cuaca dan data statistik tubuh. Motorola juga ingin mendorong penggunanya hidup lebih sehat, Moto 360 bisa mengetahui jumlah langkah, kalori yang terbakar, serta detak jantung Anda. Ia dapat mengingatkan kita agar tidak lupa berolahraga.

Moto 360 Indonesia 01

Dengan tersambung ke smartphone, Moto 360 dapat menampilkan ‘kartu-kartu’ Google Now, menyajikan fitur search (Google Search), navigasi (Google Maps), sampai memutar musik (Google Play Music). Smartwatch juga bisa terintegrasi ke bermacam-macam aplikasi fitness, Evernote, dan lain-lain.

Di dalam, Moto 360 ditenagai system-on-chip Qualcomm Snapdragon 400 dengan prosesor quad-core berkecepatan 1,2GHz dan GPU Adreno 305 450MHz. Ada memori RAM 512MB dan penyimpanan internal sebesar 4GB. Versi 42mm mengusung baterai 300mAh, dikatakan sanggup bertahan sampai satu setangah hari; sedangkan tipe 46mm-nya ditenagai baterai 400mAh, maksimal menyala hingga dua hari.

Moto 360 Indonesia 03

Rangkaian sensor Moto 360 meliputi accelerometer, cahaya ambient, gyroscope, GPS serta engine getaran/haptics. Untuk konektivitas, smartwatch mengandalkan Bluetooth 4.0 LE dan Wi-Fi 802.11 b/g; serta tak lupa dibekali sepasang microphone digital.

Moto 360 Indonesia 11

Rencananya, ada empat varian Moto 360 yang akan hadir di Indonesia. Mereka ialah Cognac Leather (46mm), Rose Gold Special Edition (42mm), Black Leather (42mm), dan Sport Black Edition (45mm). Cognac Leather dan Black Leather dijadwalkan untuk memimpin pendaratan Moto 360 di nusantara. Mereka berdua sudah bisa di-pre-order lewat Blibli, DinoMarket, Lazada, Bhinneka dan Erafone sampai tanggal 28 Maret 2016 nanti. Moto 360 Rose Gold Special Edition sendiri cuma bisa diperoleh dari Blibli dan DinoMarket.

Tiap model dijajakan di harga berbeda, dan di masa pre-order ini, Lenovo mengadakan program cashback sampai Rp 1 juta:

  • Cognac Leather (46mm) – Rp 5,8 juta
  • Rose Gold Special Edition (42mm) – Rp 5,3 juta
  • Black Leather (42mm) – Rp 5 juta
  • Sport Black Edition (45mm) – Rp 5 juta

Moto 360 Indonesia 08

Smartwatch Perdana Nixon Bisa Menyelam Hingga Kedalaman 100 Meter

Meramaikan pagelaran jam tangan terakbar Baselworld 2016 yang tengah dihelat di Swiss, pabrikan arloji asal AS Nixon memperkenalkan smartwatch Android Wear perdananya. Didapuk The Mission, ia dirancang sebagai salah satu smartwatch dengan fisik terkokoh yang pernah ada.

Klaim tersebut tidak mengada-ada, Nixon The Mission merupakan smartwatch Android Wear dengan ketahanan air yang paling fenomenal sejauh ini. Ia sanggup diajak menyelam hingga kedalaman 100 meter, dan jika melihat fisiknya, The Mission tampak amat gahar.

Bodinya terbuat dari perpaduan material polycarbonate dan stainless steel. Layar AMOLED-nya yang membulat dilapisi oleh kaca Gorila Glass sebagai proteksi ekstra. Bahkan strap berbahan silikonnya punya lapisan ganda guna memberikan keseimbangan antara kenyamanan dan ketangguhan fisik.

Nixon The Mission

Prestasi lain yang diusung The Mission adalah, ia merupakan salah satu smartwatch pertama yang mengusung chipset teranyar Qualcomm, Snapdragon Wear 2100.. Chipset ini dipastikan lebih hemat daya ketimbang Snapdragon 400. Sayang Nixon tidak mengungkapkan seberapa awet baterai milik smartwatch debutannya.

Dari segi software, tentu saja The Mission menjalankan sistem operasi Android Wear, dengan pilihan watch face eksklusif yang menyerupai lini jam tangan analog besutan Nixon. Namun Nixon juga telah bermitra dengan Surfline, Snocountry dan Trace untuk mengintegrasikan aplikasi activity tracking versinya sendiri. Hal ini, ditambah dengan ketangguhan fisiknya, menjadikan The Mission sangat ideal bagi para surfer maupun snowboarder.

Sejauh ini belum ada kepastian soal banderol harga maupun jadwal rilisnya. Nantinya Nixon bakal menawarkan konsumen dengan opsi kustomisasi The Mission yang beragam, mulai dari tipe finish casing, warna bezel sampai strap-nya.

Sumber: Nixon via Wareable.

Fossil Umumkan Dua Smartwatch Android Wear Baru, Q Wander dan Q Marshall

Setelah merilis smartwatch perdananya, Q Founder, menjelang akhir tahun lalu, Fossil kini kembali mengumumkan dua smartwatch Android Wear anyar: Q Wander dan Q Marshall. Keduanya ditujukan bagi pengguna yang seleranya kurang cocok dengan desain Q Founder.

Perbedaan paling mencolok yang diusung Q Wander dan Q Marshal dari pendahulunya adalah ukurannya yang lebih kecil. Q Wander memiliki diameter 46 mm, dengan fisik yang terkesan feminim berkat case berwarna emas dan strap kulit yang bisa dilepas-pasang. Di sisi lain, Q Marshal lebih maskulin berkat case 46 mm yang kokoh berwarna navy blue dan strap kulit bermodel vintage.

Spesifikasi keduanya tidak jauh berbeda dari Q Founder. Baik Q Wander dan Q Marshal mengemas layar sentuh membulat dan dukungan perintah suara. Pun demikian, keduanya akan ditemani oleh wireless charger yang berukuran lebih ramping ketimbang milik Q Founder.

Belum ada informasi terkait jadwal pemasaran kedua smartwatch anyar Fossil ini, namun dipastikan harganya akan dimulai di angka $275 untuk masing-masing model, tergantung konfigurasi case dan strap yang dipilih.

Fossil Q Motion dan Smart Analog Watch

Fossil Q Motion

Bersamaan dengan Q Wander dan Q Marshal, Fossil turut memperkenalkan activity tracker baru bernama Q Motion. Melihat wujudnya, perangkat ini sangat mirip seperti Misfit Ray. Hal ini tidak mengejutkan mengingat Fossil memang telah mengakuisisi Misfit pada bulan November tahun lalu.

Secara fungsi ia pun sangat mirip dengan Misfit Ray, menawarkan fitur tracking yang sederhana sekaligus meneruskan notifikasi dan mengontrol jalannya musik di smartphone. Ia ditenagai oleh baterai kancing standar dengan daya tahan hingga sekitar enam bulan dan sanggup dibawa menyelam hingga kedalaman 50 meter.

Banderol harga Q Motion cukup terjangkau, hanya $95 saja. Fossil akan mulai memasarkannya pada musim panas mendatang bersama dengan sejumlah strap opsional.

Fossil Smart Analog Watch

Fossil tidak lupa mengumumkan lini Smart Analog Watch yang akan ditawarkan dalam berbagai model mulai musim semi mendatang. Lini ini pada dasarnya merupakan jam tangan analog standar yang dilengkapi kemampuan pintar seperti memonitor aktivitas dan notifikasi via getaran.

Semua produk ini pada dasarnya merupakan langkah Fossil dalam mewujudkan misinya untuk merilis 100 perangkat wearable di tahun 2016, mulai dari smartwatch Android Wear, activity tracker sampai jam tangan analog dengan fungsi-fungsi pintar.

Sumber: The Verge dan Fossil.