[Video] Pengaruh Pandemi Terhadap Layanan E-commerce Fashion

Sebagai salah satu platform e-commerce fashion yang sudah hadir cukup lama di Indonesia, Zalora telah bertransformasi menjadi lebih dari sekadar platform e-commerce fashion.

DailySocial bersama Anthony Fung dari ZALORA membahas tentang bagaimana pandemi memberikan dampak dan perubahan yang cukup masif terhadap perkembangan bisnis dari Zalora.

Untuk video menarik lainnya seputar startup dan teknologi, kunjungi kanal YouTube DailySocialTV.

CEO Zalora Indonesia: Diferensiasi Produk Menjadi Penting Saat Kompetitor Fokus pada Harga

Berada di bawah naungan Global Fashion Group (GFG), perusahaan fashion commerce Rocket Internet “Zalora” secara khusus telah menjadikan Indonesia sebagai pasar terbesarnya setelah meluncur sejak tahun 2012 lalu. Mereka mengklaim, hingga saat ini masih menunjukkan pertumbuhan yang positif.

Kepada DailySocial.id, CEO Zalora Indonesia Anthony Fung menjelaskan rencana bisnis dan tren fesyen saat ini dan ke depannya.

Pertumbuhan industri fesyen

Jika berbicara lima tahun yang lalu, kebanyakan industri fesyen masih didominasi oleh brick and mortar. Mulai dari department store hingga mall, banyak menjual produk fashion yang pilihannya ditentukan langsung oleh distributor. Namun saat ini industri sudah mengalami perubahan yang cukup drastis. Tidak lagi mengandalkan toko offline, namun semua proses, pilihan hingga opsi konsumen, merchant dan principal menjadi lebih seamless dilakukan secara online.

Pesatnya pertumbuhan penetrasi internet d Indonesia menjadi salah satu alasan mengapa Zalora saat ini masih terus mengalami pertumbuhan dan menghadirkan banyak kategori produk. Bukan hanya produk fashion lokal namun juga brand global.

“Saat ini beberapa brand yang hadir di Zalora tidak memiliki toko offline. Mengedepankan konsep Direct to Consumer semua brand tersebut menjual produk unggulan mereka melalui Zalora. Bukan hanya brand lokal, namun juga mancanegara,” kata Anthony.

Beberapa brand asal Amerika Serikat yang saat ini sudah tersedia dan bisa diakses dengan mudah oleh pelanggan Zalora seperti Abercrombie & Fitch dan GAP. Menurut Anthony, kedua brand tersebut tidak memiliki toko fisik di Indonesia.

Secara khusus Zalora saat ini ingin memosisikan diri mereka sebagai lebih dari sekadar ritel, namun digital platform yang menyediakan produk bukan hanya fashion namun juga lifestyle, beauty, dan luxury.

“Kita juga menawarkan pengalaman pelanggan yang baik untuk melakukan pencarian hingga pembelian melalui browser hingga aplikasi. Dengan menyediakan supply dan demand kepada konsumen dan juga merchant,” kata Anthony.

Secara demografi pelanggan Zalora saat ini terdiri dari 60% perempuan dan 40% laki-laki. Berbeda dengan platform fashion commerce lainnya yang hanya fokus kepada kalangan perempuan, Zalora mengklaim memiliki sejumlah pembeli setia yang berasal dari kalangan laki-laki. Salah satu alasannya adalah produk olahraga mereka yang berkualitas dan merupakan brand terpercaya.

“Kami telah menjalin kerja sama strategis dengan berbagai brand sport. Salah satunya adalah NIKE yang menjadi pilihan dan diminati oleh sebagian besar masyarakat Indonesia,” kata Anthony.

Pandemi dan perubahan kebiasaan pelanggan

Selama pandemi, Zalora mencatat ada penambahan jumlah permintaan untuk kategori tertentu. Aturan bekerja di rumah serta pembatasan untuk melakukan kegiatan secara offline ternyata telah menambah pembelian untuk kategori “Stay at Home Clothing”. Di antaranya adalah t-shirt, sandal, pakaian dan produk olahraga, hingga kecantikan.

Untuk brand luxury atau yang masuk dalam kategori barang mewah juga banyak dicari pelanggan. Sementara untuk produk fesyen acara formal seperti batik, pakaian pesta, dan pakaian resmi lainnya mengalami penurunan. Secara keseluruhan Zalora mengklaim tetap mengalami pertumbuhan yang sangat baik selama pandemi.

Zalora juga mencatat selama pandemi pelanggan mereka di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. Pandemi yang telah mempercepat akselerasi dan adopsi digital telah membuat sebagian besar masyarakat Indonesia terbiasa belanja online.

“Sebelum pandemi hanya sekitar 5-7% saja masyarakat Indonesia yang belanja secara online, saat pandemi jumlah tersebut bertambah hingga 20%. Mengalahkan Singapura yang sebelumnya merupakan negara terbesar untuk kegiatan belanja online,” kata Anthony.

Strategi yang dilancarkan oleh Zalora adalah memperkuat supply produk lokal. Sementara di sisi lain Zalora juga membawa brand internasional dari negara seperti Hong Kong hingga Malaysia untuk menjembatani kebutuhan para penjual dan pelanggan di Indonesia mengakses berbagai brand dari negara tersebut.

Setelah melakukan IPO tahun 2019 lalu, Zalora yang merupakan bagian dari perusahaan induk mereka Global Fashion Group (GFG), tidak terlalu banyak melakukan manuver bisnis atau memberikan informasi yang cukup rutin kepada media. Menyesuaikan kebijakan perusahaan yang telah go-public, langkah tersebut sengaja dilakukan oleh Zalora. Namun demikian inovasi dan opsi untuk menghadirkan produk yang beragam terus menjadi bagian dari roadmap Zalora saat ini dan ke depannya.

“Diferensiasi produk menjadi penting bagi kami, karena kebanyakan pemain serupa hanya fokus kepada harga dan menjual produk dari seller yang sama atau bisnis secara horizontal. Kami fokus dari sisi vertikal yaitu menghadirkan produk yang berbeda dan tidak tersedia di platform lainnya, didukung oleh perusahaan induk kami Global Fashion Group,” kata Anthony.

Application Information Will Show Up Here

Berrybenka Berkolaborasi dengan Zalora, Tambah Kanal Penjualan Produk Buatan Sendiri

Konsisten dengan tujuan awalnya sejak melakukan rebranding bulan Mei 2018 lalu, Berrybenka mengumumkan kolaborasi strategisnya dengan layanan fashion commerce Zalora. Mengusung private label miliknya, Berrybenka hadir di Zalora dengan beragam pilihan.

Kepada DailySocial, CEO Berrybenka Jason Lamuda mengungkapkan, fokus Berrybenka saat ini adalah menjual produk pribadi di berbagai channel. Dengan menjadi fashion brand, Berrybenka melanjutkan rangkaian transformasinya dengan berkomitmen untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan belanja bagi para konsumen.

Salah satunya adalah dengan konsep belanja omni-channel. Konsumen dapat belanja melalui website, mobile application, whatsapp, LINE ,dan Berrybenka Store yang tersebar di seluruh Indonesia.

“Kerjasama Berrybenka dan Zalora saat ini lebih kepada fokus Berrybenka akan konsep belanja omni-channel. Kita tidak ingin memaksa pelanggan untuk berbelanja di website atau Berrybenka store,” kata Jason.

Jason menambahkan, apabila pelanggan ternyata menyukai produk Berrybenka, namun terbiasa berbelanja di Zalora, semua pilihan tersebut bisa dinikmati pelanggan. Melalui kerja sama dengan Zalora, Berrybenka memperkenalkan koleksi terbaru Bon Voyage.

“Kami sangat senang dapat bekerja sama dengan Berrybenka. Berrybenka dikenal sebagai brand yang fashionable dengan kualitas bagus dan relevan dengan konsumen Indonesia, baik dari segi produk maupun harga. Kami percaya dan yakin label Berrybenka akan menjadi salah satu brand unggulan kami di antara brand lokal lainnya. Harapan kami adalah untuk bersama-sama membangun bisnis fashion online dan menjangkau pelanggan yang lebih luas di Indonesia,” kata CEO Zalora Indonesia Anthony Fung.

Belum ada rencana M&A

Pasca rebranding, Berrybenka yang mulai menciptakan brand sendiri dengan memanfaatkan mitra konveksi. Untuk memastikan desain dan kualitas produk fesyennya, Berrybenka melakukan outsourcing tenaga penjahit dan konveksi yang ada di Jabodetabek dan Bandung. Sementara desain dan pembuatan pola semua dilakukan tim Berrybenka sendiri.

Jason menegaskan, saat ini Berrybenka belum memiliki rencana untuk melakukan merger dan akuisisi. Mereka masih fokus ke pengembangan produk sendiri dan menambah kanal penjualan di luar toko online Berrybenka.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Zalora Jalin Kemitraan dengan Atri Xpress, Mungkinkan Pengguna Kembalikan Barang Melalui Jaringan Minimarket

Layanan e-commerce produk fashion Zalora hari ini mengumumkan kerja samanya bersama Atri Xpress. Kerja sama ini untuk menghadirkan layanan baru dalam pengembalian barang. Bersama Atri Xpress, Zalora mengusung konsep store drop-off, saat ini telah memungkinkan pelanggan di Jabodetabek mengembalikan barang Zalora melalui Alfamart, Alfamidi, dan DAN+DAN.

Untuk menikmati layanan tersebut, pengguna cukup mendatangi toko mitra dan meminta kasir untuk mengirim kembali barang kepada Zalora. Syaratnya dengan menyebutkan kode booking Zalora dan mengisi formulir pengembalian. Selanjutnya akan ditindaklanjuti proses returnya oleh Atri Xpress, tanpa ada biaya tambahan untuk pengiriman.

“Sebagai [layanan] e-commerce yang selalu mencari cara baru untuk memberikan kenyamanan bagi pelanggan, kami tak pernah berhenti berinovasi dalam memberikan kemudahan pelayanan, terutama dalam hal pengembalian barang. Atri Xpress akan membantu pelanggan kami sehingga mereka dapat melakukan retur di berbagai cabang Alfamart, Alfamidi serta DAN+DAN yang jumlahnya ribuan, berada di tempat yang strategis serta dan dekat dengan tempat tinggal merek,” ungkap CEO Zalora Indonesia Anthony Fung.

Direktur Operasional Atri Xpress Stefanus Didi Hartanto menambahkan, “Saat ini Zalora dan Atri Xpress telah bekerja sama dalam menawarkan kemudahan untuk dapat mengirimkan kembali barangnya ke Zalora secara gratis melalui 4,300 toko Alfamart, Alfamidi dan DAN+DAN yang tersebar di seluruh Jabodetabek.”

“Ke depan, kerja-sama ini juga akan dikembangkan ke seluruh jaringan toko-toko di wilayah lainnya di Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Kami berharap kerja-sama antara Zalora dan Atri Xpress ini dapat mendukung pertumbuhan belanja online di Indonesia,” ujarnya.

Riset Facebook tentang Mobile Commerce di Indonesia

Menurut laporan Criteo, dalam State of Mobile Commerce Q2 2015, mobile commerce berkontribusi sebesar 27% dari total transaksi e-commerce di negara-negara Asia yang disurvei. Indonesia masih berada di urutan pertama yang kerap menggunakan aplikasi mobile untuk melihat dan akhirnya membeli produk yang dijual layanan e-commerce. Data tersebut diungkapkan Facebook saat acara Mobile Moves Commerce Indonesia, hari ini di Jakarta.

Sebagai platform yang memiliki komitmen untuk mendorong pertumbuhan UMKM di Indonesia, Facebook mengalami pertumbuhan bukan hanya di Indonesia namun juga secara global. Disebutkan lebih dari 88 juta orang Indonesia berada di Facebook, dengan lebih dari 48 juta orang Indonesia kembali ke Facebook setiap hari. Data selanjutnya menyebutkan lebih dari 84 juta orang Indonesia mengakses Facebook setiap bulan di mobile dan lebih dari 46 juta orang Indonesia mengakses Facebook setiap hari di mobile.

Facebook juga mengklaim 39% orang Indonesia secara aktif mencari informasi di Facebook, 24% orang Indonesia bertanya atau mendapatkan rekomendasi di Facebook, 54% orang Indonesia di Facebook menemukan produk dan brand di platform Facebook, dan 1 di antara 4 orang Indonesia melakukan pembelian setelah menemukan sesuatu di Facebook.

Semakin terjangkaunya harga smartphone saat ini juga pilihan kuota untuk data internet yang bisa dengan mudah di dapatkan oleh pengguna, menjadi alasan utama mengapa akhirnya kebanyakan pengguna di Indonesia lebih memilih menjelajahi e-commerce melalui smartphone dibandingkan melalui desktop.

Disebutkan juga aplikasi mobile e-commerce yang paling banyak diunduh di Indonesia berdasarkan survei yang dilakukan Facebook adalah Lazada dengan 7,6 juta unduhan, Tokopedia dengan 7,2 juta unduhan, Tokobagus (OLX) sebanyak 6,7 juta, Bukalapak 6,1 juta, Shopee 3,7 juta, dan Blibli 2,2 juta unduhan.

Insight dari Lazada dan Zalora

Co-CEO Lazada Indonesia Florian Holm

Dalam kesempatan tersebut, Co-CEO Lazada Indonesia Florian Holm memberikan presentasi terkait dengan kegiatan pemasaran yang efektif memanfaatkan Facebook. Saat ini, dengan 3 juta produk yang ada di Lazada, Lazada diklaim sebagai layanan e-commerce terbesar di Asia Tenggara. Untuk Indonesia sendiri Florian melakukan kegiatan pemasaran yang sedikit berbeda dengan negara lainnya, yaitu fokus lokasi yang ternyata memiliki peranan penting untuk pengguna di Indonesia melakukan pembelian.

“Di Jakarta semua orang bisa dengan mudah melakukan pembelian di toko-toko fisik hingga online, hal tersebut tidak berlaku untuk orang-orang yang tinggal di luar Jakarta seperti Sulawesi dan lainnya. Orang-orang itulah yang kemudian menjadi target pasar Lazada,” kata Florian.

Ditambahkan Florian, kebanyakan orang memutuskan untuk membeli produk secara online karena keterbatasan memilih dan membeli produk. Belum lagi dengan kesulitan koneksi internet melalui desktop. Di situlah peranan mobile menjadi penting untuk dilancarkan.

“Makin banyaknya smartphone murah membuat mobile menjadi platform favorit untuk sekedar melihat hingga akhirnya membeli bagi orang-orang di luar kota Jakarta,” kata Florian.

Dari hasil survei yang telah dilakukan, Florian mencatat waktu melihat produk e-commerce lebih banyak dihabiskan di aplikasi mobile, disusul dengan conversion rate dan repurchase rate yang semua menunjukkan aplikasi mobile lebih banyak dipilih dibandingkan dengan desktop.

“Diperkirakan hingga tahun 2025 tren dan kenaikan pertumbuhan e-commerce akan makin meningkat. Untuk itu fokus utama Lazada adalah melakukan kegiatan pemasaran di mobile dan mobile app download,” kata Florian.

Dalam kesempatan tersebut Florian juga mengadakan survei kepada peserta acara dan menanyakan hal apa yang paling diinginkan dari layanan e-commerce. Kebanyakan peserta memilih pengiriman yang cepat hingga koneksi internet yang stabil dan cepat.

CEO Zalora Anthony Fung

Sementara itu CEO Zalora Anthony Fung turut memberikan pengalaman dan informasi khususnya kepada perusahaan teknologi dan startup asing yang berencana untuk masuk ke pasar Indonesia. Dalam kesempatan tersebut Anthony menegaskan pentingnya melakukan pelokalan dari sisi bahasa dan layanan pelanggan.

“Saat ini masih banyak startup asing yang masuk ke Indonesia masih menggunakan bahasa Inggris di situs, aplikasi, hingga layanan pelanggan. Hal tersebut merupakan pendekatan yang kurang tepat untuk pasar di Indonesia,” kata Anthony.

Ditambahkan juga oleh Anthony, penting untuk memperhatikan mobile site dan aplikasi mobile, mencermati logistik, pembayaran, dan layanan pelanggan. Aplikasi mobile yang lancar dan mudah untuk digunakan bakal mendapatkan respon yang lebih baik dibandingkan dengan aplikasi mobile yang kurang user friendly.

“Hal lain yang harus diperhatikan terkait dengan aplikasi mobile adalah konten yang menarik, engagement dengan pelanggan, pilihan discovery dan personalisasi,” tutup Anthony.

ZALORA Jalin Kerja Sama dengan PopBox

Layanan e-commerce fashion ZALORA baru-baru ini mengumumkan jalinan kerja samanya bersama PopBox Asia. Kerja sama tersebut dijalin demi perluasan layanan kirim dan pengambilan barang ZALORA, mengingat PopBox kini memiliki jangkauan loker yang lebih luas.

Pertumbuhan traksi pengguna e-commerce Indonesia yang mencapai lima ali lipat (menurut riset McKinsey & Company) tampaknya menjadi pemicu berbagai penyedia layanan e-commerce untuk terus memberikan opsi sebanyak-banyaknya guna mempermudah konsumen dalam bertransaksi.

Disampaikan oleh CEO ZALORA Indonesia Anthony Fung bahwa loker PopBox ini nantinya juga akan dioptimalkan untuk proses pengembalian barang. Anthony mengatakan:

“Di era yang serba cepat, ZALORA ingin menjadi e-commerce yang terdepan dalam memberikan kemudahan pelayanan, terutama dalam proses pengembalian barang. Kami berkolaborasi dengan PopBox Asia untuk menyediakan alternatif bagi para pecinta ZALORA yang sibuk sehingga mereka dapat melakukan proses pengembalian barang di tempat-tempat yang dekat dengan pusat aktivitas.

Pelayanan cepat, terutama untuk pengiriman di wilayah Jabodetabek menjadi prioritas. PopBox dinilai akan berperan memberikan pelanggan kenyamanan untuk tidak lagi antre atau menunggu kurir yang datang ke rumah untuk mengambil barang. Sebanyak 50 loker yang sudah tersebar di berbagai titik akan menjembatani.

“Loker otomatis PopBox selalu online dan tersedia 24 jam, sehingga Anda dapat mengembalikan barang di lokasi terdekat saat pulang dari bekerja atau ketika berkunjung ke pusat perbelanjaan,” ujar Adrian Lim selaku CEO PT PopBox Asia Services.

DStour #11: Hitam Putih Kantor Zalora

DStour kali ini mengunjungi Zalora, layanan e-commerce fashion yang dimiliki Rocket Internet. Dipandu oleh CEO Zalora Indonesia Anthony Fung, kami menyusuri kantor Zalora yang bernuansa hitam putih, layaknya logo brand Zalora. Selain kantor operasional, Zalora juga memiliki gudang di Cibitung yang diklaim sebagai gudang layanan e-commerce terbesar di Indonesia. Mengusung konsep simplicity, Zalora menyediakan lounge yang rileks dan studio foto yang disediakan untuk para penjual. Anthony menekankan bahwa kenyamanan bekerja timnya tidak hanya dengan menyediakan ruangan-ruangan santai berwarna-warni, tapi juga bisa dinikmati bersama-sama di luar kantor.

Berikut ini liputan kami:

Zalora Indonesia dan Lazada Group Catat Lonjakan selama Harbolnas 2015

Selama Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2015, Zalora Indonesia mengakumulasi transaksi hingga 27 kali lipat dibandingkan dengan hari biasa. Ada peningkatan 35% dari penggunaan perangkat mobile yang melakukan pembelian selama tiga hari penyelenggaraan Harbolnas. Melihat respon ini, pihak Zalora Indonesia sempat memperpanjang waktu diskon hingga 13 Desember.

Managing Director Zalora Indonesia Anthony Fung mengatakan:

“Secara total, kami menjual 27 kali lipat item lebih banyak dibandingkan hari normal seminggu yang lalu, dengan pertama kalinya ZALORA mendapatkan sangat banyak konsumen yang masuk di akhir pekan, tanggal 12 Desember 2015. Tahun 2015 ini adalah tahunnya mobile commerce. Selama 3 hari penyelenggaraan Harbolnas, lebih dari 75% konsumen membeli melalui ponsel dibandingkan dengan Harbolnas 2014 yang terdapat 40% order melalui ponsel. Kami memberikan banyak penawaran menarik di tahun ini, kami mencatat bahwa konsumen rata-rata menghabiskan 40% lebih lama browsing melalui aplikasi mobile kami daripada di hari biasa.”

Zalora Indonesia mencatatkan 66% konsumen wanita dan 34% konsumen pria yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia di sepanjang tiga hari Harbolnas berjalan. Daerah tertinggi masih didominasi oleh Jakarta, diikuti oleh Surabaya, Medan, Makassar dan Bandung. Kategori favorit selama Harbolnas yang paling banyak diminati adalah Tas Fashion, Jam Tangan, Sepatu Heels, Dress, dan Kemeja dengan lebih dari 1,000 brand fashion turut ambil bagian dalam selebrasi ini.

“Persiapan matang telah kami lakukan sejak dua bulan sebelum Harbolnas dalam mendapatkan tenaga kerja tambahan untuk menjawab tingginya volume yang masuk. Terdapat lebih dari 40% konsumen yang mengunjungi ZALORA adalah new customers yang pertama kali berbelanja di ZALORA. Kami perlu memastikan bahwa mereka memiliki pengalaman belanja terbaik. 98% dari pesanan yang masuk kami kemas dalam waktu 24 jam sehingga semua paket akan meninggalkan warehouse pada 13 Desember 2015, di hari Minggu malam,” papar Anthony yang juga menambahkan bahwa pihaknya telah meningkatkan staf gudang hingga tujuh kali lipat.

“Kondisi ini sangat baik, sehingga kami memutuskan untuk memperpanjang perayaan ini selama 1 hari lagi sampai 13 Desember untuk memberikan konsumen lebih banyak kesempatan dalam mendapatkan brand fashion favoritnya di Zalora,” tutupnya.

Lazada Group Bukukan US$40 Juta Selama Tiga Hari

Sister company Zalora, Lazada Group, turut mencatatkan jumlah transaksi yang ok. Gross Merchandise Value (GMV) tercatat mencapai angka US$40 juta atau senilai Rp 563 miliar dari keseluruhan kampanye Online Revolution yang diselenggarakan di Asia Tenggara. Patut dicatat angka tersebut diperoleh dari semua pasar Lazada di enam negara, tidak hanya di Indonesia.

“Kami berterima kasih kepada para pembeli dan penjual untuk kepercayaan dan respon yang antusias atas kampanye Revolusi Online. Kampanye ini telah menjadi acara ritel terbesar tahun ini di Asia Tenggara sejak diluncurkan pada tanggal 12 Desember 2012 seiring semakin banyaknya masyarakat yang terbiasa berbelanja online,” kata CEO Lazada Group Maximilian Bittner.

Traffic melonjak hingga 36 juta kali kunjungan dengan jumlah pesanan mencapai satu juta kali, meningkat 300% dari tahun lalu. Dari sekitar 1,7 juta barang pesanan, nilai transaksi mencapai US$40 juta berasal dari 30.000 seller di enam negara Lazada beroperasi. 60% dari total transaksi ini kabarnya diakses melalui perangkat mobile.

Zalora dan Pos Indonesia Mudahkan Proses Pengembalian Barang

Salah satu langkah strategis online-to-offline yang diambil Zalora Indonesia untuk menjangkau lebih banyak pelanggan di luar Jakarta adalah dengan menggandeng PT Pos Indonesia. Sebagai perusahaan milik negara yang sudah berdiri sejak lama, kini Pos Indonesia telah memiliki 4154 jaringan kantor pos di Indonesia dan sebanyak 3746 kantor di antaranya telah online.

Kerja sama yang telah melalui proses panjang selama tiga tahun, melahirkan kesepakatan untuk memanfaatkan jaringan milik PT Pos Indonesia sebagai salah satu fitur pilihan Zalora dalam hal pengembalian barang (return) untuk pelanggan Zalora. Untuk layanan program return produk  Zalora, PT Pos Indonesia menyiapkan 2.900 outlet kantor pos di seluruh Indonesia.

Semua proses pengembalian tidak dipungut biaya. Pelanggan dibebaskan untuk memilih apakah barang ingin dikembalikan dalam bentuk barang yang sama namun sudah disesuaikan ukuran dan pilihan lainnya atau pelanggan memilih untuk pengembalian uang yang kemudian akan langsung ditransfer ke rekening milik pelanggan.

“Cara kerjanya adalah barang yang ingin dikembalikan bisa dititipkan ke PT Pos Indonesia, kemudian PT Pos Indonesia akan mengirimkan barang tersebut ke gudang milik  Zalora. Sesuai dengan permintaan dari pelanggan, pengembalian akan langsung dikirimkan ke rekening atau rumah pelanggan jika ingin tetap berupa barang. Keseluruhan proses berlangsung selama 7 hari,” kata Managing Director Zalora Indonesia Anthony Fung saat acara temu media hari ini (01/12) di Jakarta.

Pelanggan yang ingin mengembalikan barang kembali kepada Zalora bisa mengunjungi kantor pos yang tersebar di seluruh Indonesia. Setelah menuliskan formulir dan mengemas kembali barang yang ingin dikembalikan, pelanggan akan mendapatkan tanda bukti dari PT Pos Indonesia.

“Saat ini persentase pengembalian barang di Zalora hanya berjumlah di bawah 10%, namun demikian dengan dilakukannya kerja sama dengan PT Pos Indonesia kami memprediksi jumlah pengembalian barang dari pelanggan Zalora bisa lebih banyak lagi jumlahnya, karena kemudahan serta kecepatan yang kami tawarkan,” kata Anthony.

Zalora adalah e-commerce pertama di Indonesia yang bekerja sama dengan Pos Indonesia sebagai salah satu upaya untuk membentuk pertumbuhan pasar e-commerce yang lebih baik dan makin mudah diakses oleh konsumen.

Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan Zalora, saat ini pelanggannya berjumlah sekitar 70% berasal dari luar kota, sementara pelanggan dari Jakarta hanya 30% saja.

Bisnis e-commerce menduduki peringkat teratas di Pos Indonesia

Kemitraan dengan Zalora saat ini memang masih dalam bentuk penitipan dan pengantaran barang yang ingin ditukar oleh pelanggan, namun ke depannya Pos Indonesia dan Zalora berencana untuk mengembangkan kerja sama secara luas sebagai mitra logistik Zalora.

“Kami telah mempersiapkan sistem untuk mendukung bisnis online di antaranya e-shipping sebagai backbone sistem aplikasi yang digunakan dalam kerjasama portal online. Dengan kerja sama ini membuktikan bahwa PT Pos Indonesia tidak lagi hanya bekerja dengan cara konvensional tapi dengan bersentuhan dengan bisnis e-commerce PT Pos Indonesia hadir untuk mendukung bisnis e-commerce di Indonesia,” kata Sekretaris Perusahaan Pos Indonesia Amrizal.

Saat ini peringkat teratas pengiriman barang yang secara rutin diterima oleh PT Pos Indonesia sebagian besar berasal dari bisnis e-commerce. Karena alasan itulah, meskipun terkesan agak terlambat, namun pilot project dengan Zalora ini merupakan bentuk awal dukungan Pos Indonesia kepada bisnis e-commerce di Indonesia.

“Bersama Zalora kami berharap agar dapat bersama-sama meningkatkan pengalaman belanja online yang baik untuk konsumen secara menyeluruh. Zalora sebagai fashion online e-commerce terbesar adalah partner yang tepat dalam menjangkau konsumen online yang terus meningkat jumlahnya,” kata Amrizal.

Layanan program return produk Zalora sudah dapat dinikmati secara langsung oleh konsumen terutama menyambut periode tertinggi belanja online di perayaan 12.12 Online Fever pada bulan Desember 2015.

Dorong Adopsi M-Commerce, Zalora Bereksperimen dengan Promo Khusus di Aplikasi Mobile

Di Asia Tenggara, Indonesia adalah negara dengan penetrasi mobile commerce (m-commerce) yang paling tinggi. Fakta ini coba dimanfaatkan Zalora salah satu layanan e-commerce fashion di Indonesia. Melalui kampanye Black Friday dan Cyber Monday Zalora menyuguhkan beberapa penawaran menarik terbatas untuk para pengguna aplikasi mobile Zalora. Continue reading Dorong Adopsi M-Commerce, Zalora Bereksperimen dengan Promo Khusus di Aplikasi Mobile