Tak Lagi Andalkan Pihak Ketiga, Apple Kerjakan Sendiri Peta Digitalnya dari Nol

Dari sekian banyak layanan digital yang Apple miliki, Maps bisa dibilang sebagai yang tergagal – bahkan fanboy yang paling hardcore sekalipun bakal mengakuinya. Dibandingkan Google Maps, Apple Maps jauh kalah akurat, dan lagi informasinya juga kalah lengkap.

Begitu parahnya performa Apple Maps yang dirilis bersama iOS 6 ketika itu, Scott Forstall selaku petinggi divisi pengembangan iOS harus didepak dari Apple. Enam tahun berselang, Apple Maps masih sama sekali belum bisa disetarakan dengan Google Maps, padahal Apple sudah menambah banyak mitra penyedia data di samping mitra awalnya, yaitu TomTom dan OpenStreetMap.

Salah satu alasan mengapa Google Maps begitu sukses adalah bagaimana semua komponennya dikerjakan oleh Google sendiri, bukan mengandalkan pihak ketiga seperti yang dilakukan Apple saat ini. Maka dari itu, Apple pun memutuskan untuk mengambil jalur yang sama, yakni mengerjakan platform peta digitalnya sendiri mulai dari nol.

Perbandingan tampilan Apple Maps versi lama (kanan) dan yang baru (kanan) / TechCrunch
Perbandingan tampilan Apple Maps versi lama (kiri) dan yang baru (kanan) / TechCrunch

Berdasarkan laporan TechCrunch, inisiatif ini sebenarnya sudah dipikirkan sejak sebelum Apple memutuskan untuk membuat layanan peta digitalnya sendiri. Kendati demikian, eksekusinya baru dijalankan sekitar empat tahun yang lalu, dan salah satu pemicunya adalah semakin masifnya angka penjualan perangkat iOS.

Apa hubungan perangkat iOS yang terjual laris dengan pengembangan peta digital? Jawabannya adalah data. Miliaran perangkat iOS yang digunakan di seluruh dunia saat ini bisa membantu menyumbangkan data guna menyempurnakan Maps, khususnya ketika ada informasi yang harus di-update.

Kalau dengan model yang ada sekarang, di mana Apple mengandalkan data dari pihak ketiga, mereka tidak bisa memperbaiki kesalahan pada peta maupun menambahkan informasi baru dengan sigap. Lain halnya kalau mereka sendiri yang membuat database-nya, di mana sumbangan data dan laporan dari para pengguna iOS bisa langsung diproses tanpa harus menunggu lama.

Meski memanfaatkan data yang berasal dari perangkat iOS, Apple menegaskan bahwa privasi masih menjadi prioritas mereka dalam mengerjakan Maps baru ini. Intinya, semua data yang dikumpulkan bakal dibuat anonim dan dipecah menjadi beberapa fragmen, semuanya demi mengamankan privasi pengguna..

Mobil pemetaan khusus yang digunakan Apple / TechCrunch
Mobil pemetaan khusus yang digunakan Apple / TechCrunch

Di samping memanfaatkan populasi besar perangkat iOS yang aktif, tim Maps juga mengutus banyak mobil pemetaan khusus yang dibekali segudang sensor beserta alat pengukur. Mobil-mobil ini pada dasarnya bertugas memverifikasi data, sekaligus menjadi sumber data visual untuk Maps baru ini.

Tidak hanya di Amerika Serikat, mobil-mobil ini rupanya juga ditugaskan di berbagai negara. Sederhananya, upaya yang dilakukan Apple ini berskala global, namun tentu realisasinya butuh waktu yang panjang – Google Maps pun bisa sampai di titik ini berkat pengembangan selama belasan tahun.

Contoh data yang dikumpulkan oleh mobil pemetaan Apple / TechCrunch
Contoh data yang dikumpulkan oleh mobil pemetaan Apple / TechCrunch

Hasil akhirnya adalah Apple Maps yang lebih komplet, lebih akurat, dan lebih cepat menerima pembaruan data. Tampilan aplikasinya sendiri tidak akan berubah banyak; yang drastis adalah tampilan petanya, dengan informasi yang lebih lengkap dan lebih mendetail, bahkan sampai ke level bentuk gedung yang ada pada suatu lokasi.

Lalu kapan Apple Maps generasi baru ini bisa kita nikmati? Sepertinya masih lama. Apple baru akan merilisnya bersama versi beta iOS 12 untuk konsumen di sekitaran kota San Francisco, lalu menyusul di keseluruhan California bagian utara di musim semi. Yang pasti butuh hitungan tahun sebelum Apple Maps versi baru ini merambah banyak kota besar di seluruh dunia.

Sumber: TechCrunch.

Apple Luncurkan Schoolwork, Aplikasi iPad untuk Membantu Memuluskan Proses Belajar-Mengajar

Di Indonesia mungkin belum banyak, akan tetapi di negara-negara lain, khususnya Amerika Serikat, sudah ada cukup banyak sekolah yang memanfaatkan iPad sebagai alat bantu kegiatan belajar-mengajar. Selain karena kapabilitas iPad yang begitu fleksibel, faktor lainnya adalah begitu melimpahnya koleksi aplikasi edukasi yang tersedia.

Demi memudahkan para pengajar sekaligus pelajar, Apple baru saja meluncurkan aplikasi iPad baru bernama Schoolwork. Bersamaan dengan aplikasi Classroom yang sudah ada, keduanya betul-betul dirancang untuk memaksimalkan potensi iPad dalam konteks pendidikan.

Apple Schoolwork app

Menggunakan Schoolwork, seorang guru dapat dengan mudah membuat pengumuman untuk semua muridnya, serta memberikan tugas kepada masing-masing (bisa sama, bisa berbeda). Yang menarik, Schoolwork terintegrasi dengan berbagai aplikasi pendidikan, sehingga tugas-tugasnya ini bisa berbentuk aktivitas yang spesifik pada aplikasi tertentu.

Dari sisi murid, mereka dapat menggunakan Schoolwork untuk memantau tugas-tugas yang perlu mereka kerjakan, termasuk kapan tenggat waktunya. Selesai dikerjakan, pengumpulannya pun juga bisa memanfaatkan aplikasi Schoolwork. Semuanya terpusat menjadi satu dan sangat terorganisir.

Apple Schoolwork app

Usai para murid mengumpulkan tugasnya masing-masing, sang guru bisa langsung memonitor progress mereka melalui Schoolwork, termasuk untuk tugas yang tadinya dikerjakan di aplikasi lain itu tadi. Dari situ sang guru dapat merencanakan pelajaran-pelajaran berikutnya sesuai progress masing-masing murid.

Jujur saya iri melihat semua ini. Semoga saja sekolah-sekolah di tanah air bisa dengan cepat beradaptasi dengan kemajuan teknologi dan memaksimalkan peran alat bantu yang sangat bermanfaat semacam ini.

Sumber: Apple.

Apple Perkenalkan macOS Mojave dengan Sederet Fitur Baru yang Menarik

Bersamaan dengan iOS 12, macOS versi baru juga menjadi sajian di acara WWDC 2018 yang Apple helat semalam. Versi terbarunya ini dinamai macOS Mojave, dan sepintas koleksi fitur barunya terdengar jauh lebih menarik ketimbang yang diusung macOS High Sierra tahun lalu.

Sebagai pengguna Mac, saya sendiri sampai sekarang masih belum menyempatkan untuk update ke High Sierra dikarenakan kurang menariknya fitur-fitur yang dibawanya. Namun dengan macOS Mojave, sepertinya saya bakal meng-update sesegera mungkin setelah Apple merilisnya ke publik di musim semi nanti.

Berikut penjelasan singkat dari fitur-fitur baru yang dihadirkan macOS Mojave.

Dark Mode

macOS Mojave Dark Mode

Tampilan macOS memang belum berubah banyak sejak perombakan desain yang dibawa OS X Yosemite di tahun 2014. Akan tetapi Mojave akhirnya menghadirkan fitur Dark Mode yang proper. Saya bilang proper karena sebelum ini Dark Mode hanya menggelapkan warna menu bar di atas, sedangkan di Mojave tampilan aplikasi seperti Finder, Mail, Messages maupun Calendar juga ikut digelapkan.

Fitur ini bisa diaktifkan kapan saja pengguna mau, dan developer pihak ketiga nantinya juga bisa menerapkan Dark Mode pada aplikasi buatannya berkat API yang disediakan Apple. Dark Mode memang tidak berdampak langsung pada fungsionalitas, tapi setidaknya cukup membantu ketika harus bekerja di depan Mac di malam hari.

Stacks dan penyempurnaan Finder

macOS Mojave Stacks

Tidak jarang saya melihat tampilan desktop yang acak-adut akibat begitu banyaknya file di Mac milik teman. Mojave sudah menyiapkan solusinya dalam wujud Stacks, di mana sejumlah file bakal dikelompokkan secara otomatis berdasarkan tipe file maupun atribut seperti tanggal dan tag.

Untuk Finder, sekarang ada mode tampilan bernama Gallery View, yang pada dasarnya merupakan versi lebih matang dari Cover Flow. Dalam mode tampilan ini, preview file akan ditampilkan dalam ukuran besar di tengah, lalu di sebelah kanan ada metadata lengkapnya.

Fitur Quick Look, yang biasa diaktifkan dengan menekan tombol Space, kini tak hanya menampilkan preview file saja, tapi juga menyediakan opsi penyuntingan macam rotate dan crop untuk gambar, trim untuk video dan audio, serta markup untuk PDF. Semuanya tanpa perlu membuka aplikasi sama sekali.

Group FaceTime

macOS Mojave Group FaceTime

FaceTime ramai-ramai yang menjadi salah satu fitur andalan iOS 12 juga hadir di macOS Mojave. Fungsinya sama persis dan juga mendukung sampai 32 partisipan. Partisipan tambahan bisa bergabung dalam percakapan kapan saja, dan mereka bebas memilih hendak menggunakan Mac atau perangkat iOS.

Mac App Store berubah total

macOS Mojave Mac App Store

Pengguna Mac patut berterima kasih pada iOS 11, sebab App Store baru yang terdapat pada iOS 11 akhirnya menginspirasi Apple untuk menerapkan perombakan yang sama pada Mac App Store. Di Mojave, tampilannya berubah total dan jauh lebih menarik.

Begitu dibuka, pengguna bakal langsung disambut oleh konten editorial yang telah disiapkan tim internal Apple. Di sebelah kiri, ada beberapa tab untuk memudahkan pencarian aplikasi. Juga menarik adalah, untuk pertama kalinya, aplikasi ternama seperti Microsoft Office dan Adobe Lightroom CC bisa diunduh melalui Mac App Store.

Warisan aplikasi iOS

macOS Mojave Apple News

Ini memang bukan pertama kalinya macOS mewarisi aplikasi iOS. Namun di Mojave, aplikasi yang datang langsung ada empat, yakni News, Stocks, Voice Memos dan Home. Semuanya memiliki tampilan yang telah dioptimalkan untuk perangkat desktop, meski sepintas kelihatan mirip seperti versi iPad-nya.

Penyempurnaan fitur screenshot dan Continuity Camera

macOS Mojave Screenshot tools

Selain App Store dan keempat aplikasi di atas, warisan dari iOS rupanya juga mencakup pembaruan pada fitur screenshot. Setiap kali screenshot diambil di Mojave, pengguna bisa langsung mencorat-coret (markup) gambarnya – persis seperti di iOS. Pengguna bahkan juga bisa merekam tampilan macOS dalam wujud video (screen recording).

Kemudian ada juga fitur baru yang sangat menarik bernama Continuity Camera, di mana kita dapat mengambil gambar atau memindai dokumen menggunakan iPhone atau iPad, lalu hasilnya langsung muncul di Mac. Sangat praktis dan berguna dalam konteks sehari-hari.

Sumber: Apple.

8 Fitur iOS 12 Paling Menarik yang Perlu Anda Ketahui

Apple resmi menggelar WWDC 2018 semalam, dan bersamanya sudah pasti ada pengumuman iOS versi baru, tepatnya iOS 12. Dari segi tampilan versi ini memang masih sama seperti sebelumnya, akan tetapi sejumlah fitur baru yang dibawanya cukup menarik untuk disoroti.

Berikut 8 fitur iOS 12 paling menarik beserta penjelasan singkatnya.

Kinerja lebih responsif

Dibandingkan iOS 11, iOS 12 diyakini jauh lebih responsif, bahkan untuk perangkat yang sudah cukup berumur sekalipun. Sekadar informasi, kompatibilitas iOS 12 sama persis seperti iOS 11, yang berarti perangkat setua iPhone 5S pun masih bisa menerima update-nya ketika dirilis di bulan September atau Oktober mendatang.

Dalam pengujiannya menggunakan iPhone 6 Plus yang menjalankan iOS 12, Apple bilang bahwa aplikasi Camera dapat dibuka 70% lebih cepat, keyboard muncul 50% lebih cepat, dan mengetik pun juga diklaim lebih responsif. Apple tak lupa menambahkan bahwa secara keseluruhan loading aplikasi di iOS 12 bisa lebih cepat sampai dua kali lipat.

ARKit 2

iOS 12 ARKit 2

Melanjutkan jejak ARKit 1.5 yang dirilis bersama iOS 11.3, ARKit 2 terus menyempurnakan pengalaman augmented reality yang bisa dinikmati pengguna iOS 12. Yang paling utama, konten AR di iOS 12 dapat dinikmati secara multiplayer, kurang lebih mirip seperti yang dihadirkan ARCore 1.2 di Android.

Kemudian yang tidak kalah unik adalah format file baru khusus AR bernama usdz hasil kolaborasi antara Apple dan Pixar. Berkat usdz, konten AR pada dasarnya bisa diakses secara langsung dari berbagai aplikasi seperti Safari, Messages, Mail maupun News.

Masih seputar AR, iOS 12 turut menghadirkan aplikasi bawaan baru bernama Measure, yang berfungsi untuk mengukur dimensi beragam objek nyata di sekitar pengguna. Sebelum ini sebenarnya sudah ada beberapa aplikasi serupa di App Store dari developer pihak ketiga, tapi setidaknya untuk pengukuran yang sederhana kita bisa mengandalkan aplikasi bawaan ini saja.

Messages dan FaceTime

iOS 12 Messages & FaceTime

Pembaruan atas kedua aplikasi ini sejatinya lebih ke arah lucu-lucuan ketimbang fungsional. Khusus di iPhone X, ada sejumlah karakter Animoji baru, beserta opsi untuk membuat karakter sendiri yang Apple sebut dengan istilah Memoji. Lebih lanjut, Animoji sekarang juga dapat meniru gerakan pengguna yang menjulurkan lidahnya.

Yang mungkin lebih penting adalah FaceTime, sebab di iOS 12, akhirnya hadir fitur Group FaceTime alias panggilan video berkelompok. Sebanyak 32 orang sekaligus bisa bergabung dalam satu percakapan Group FaceTime, dan tentu saja fitur ini terintegrasi dengan percakapan grup di iMessage.

Photos

iOS 12 Photos

Aplikasi Photos di iOS 12 membawa satu tab baru berlabel “For You” yang menggabungkan Memories beserta iCloud Shared Albums. Fitur pencarian juga diklaim lebih cerdas di Photos untuk iOS 12, serta yang tidak kalah menarik adalah fitur sharing suggestion, yang sangat berguna untuk saling bertukar koleksi foto yang diambil selama beraktivitas bersama teman atau keluarga.

Grouped notifications

iOS 12 Grouped Notifications

Setelah sekian lama, Apple akhirnya memperbaiki salah satu kelemahan iOS dibandingkan Android, yaitu terkait notifikasi. Di iOS 12, notifikasi kini bakal dikelompokkan berdasarkan aplikasi dan topik, sehingga pengguna tak akan lagi disambut oleh deretan notifikasi yang seakan tidak ada ujungnya di bawah.

Juga sangat berguna adalah kemudahan untuk mengatur bagaimana notifikasi dari setiap aplikasi akan ditampilkan, apakah dirasa tidak perlu dan lebih baik dimatikan sepenuhnya saja, atau ditampilkan di Notification Center tanpa menginterupsi aktivitas pengguna.

Do Not Disturb dan Screen Time

iOS 12 Do Not Disturb Bedtime

Perihal interupsi ini rupanya mendapat porsi besar di iOS 12. Sederhananya, Apple ingin konsumen tidak melewati batas wajar pemakaian gadget, dan ini coba mereka wujudkan lewat penyempurnaan fitur Do Not Disturb serta fitur baru bernama Screen Time di iOS 12.

Do Not Disturb sekarang memiliki mode khusus untuk jam tidur, di mana notifikasi yang masuk selama itu akan benar-benar disembunyikan, dan baru akan ditampilkan di pagi hari. Harapannya, pengguna yang terbangun di tengah malam kemudian reflek mengecek jam di ponselnya tidak lalu lanjut membuka Instagram setelah melihat banyaknya notifikasi yang masuk, melainkan bisa kembali tidur lagi.

iOS 12 Screen Time

Screen Time di sisi lain bakal memberikan gambaran terkait pemakaian perangkat di tangan pengguna masing-masing; berapa kali kita membuka ponsel setiap jamnya, dan lain sebagainya. Dari situ kita bisa memilih untuk membatasi diri kita sendiri, semisal membatasi penggunaan aplikasi Instagram hanya satu jam dalam satu hari.

Kesannya memang seperti mengatur pemakaian gadget oleh anak-anak, tapi pada kenyataannya beberapa dari kita memang butuh batasan-batasan seperti ini kalau ingin tetap fokus dan produktif. Tentu saja fitur-fitur yang disajikan Screen Time juga bisa kita terapkan sebagai fitur parental control terhadap anak-anak.

Siri Shortcuts

iOS 12 Siri Shortcuts

Siri juga mendapat pembaruan yang menarik di iOS 12, di mana ia dapat berkomunikasi dengan semua aplikasi pihak ketiga, dengan catatan developer-nya sudah memberikan dukungan. Jadi dengan satu frasa perintah suara dari pengguna, Siri dapat menginstruksikan aplikasi untuk melakukan sesuatu sesuai permintaan.

Frasanya ini bisa kita buat sendiri, dan instruksinya pun tidak cuma terbatas satu saja. Semuanya dapat diatur lewat aplikasi bawaan baru bernama Shortcuts, yang memanfaatkan interface drag-and-drop demi memudahkan kita untuk meracik semacam instruksi berseri buat Siri dan berbagai aplikasi.

Perbaikan desain aplikasi dan penyempurnaan CarPlay

iOS 12

iOS 12 membawa tampilan baru untuk News beserta iBooks, yang rupanya telah berganti nama menjadi Apple Books. Aplikasi Voice Memos juga telah disempurnakan tampilannya, dan untuk pertama kalinya, tersedia buat pengguna iPad. Begitu juga untuk aplikasi Stocks yang kini hadir di iPad.

Untuk CarPlay, Apple sepertinya mendengarkan banyak komplain dari pengguna. Selama ini, dashboard mobil hanya bisa menampilkan navigasi dari Apple Maps jika menggunakan CarPlay. Siapa juga yang mau menggunakan Apple Maps yang begitu inferior dibandingkan Google Maps atau Waze? Untungnya, CarPlay di iOS 12 akhirnya sudah mendukung aplikasi navigasi pihak ketiga.

Sumber: Apple.

Apple Rilis iOS 11.4, Membuat Setup Audio Multi-Room Jadi Lebih Mudah Berkat AirPlay 2

Apple baru saja merilis update iOS 11.4 untuk semua iPhone, iPad dan iPod Touch yang kompatibel. Fitur anyar yang dibawa terbilang sedikit, tapi ada satu yang patut disorot, yakni dukungan AirPlay 2. Berkat protokol wireless baru ini, perangkat yang menjalankan iOS 11.4 jadi bisa meneruskan musik ke beberapa speaker sekaligus, termasuk tentu saja HomePod.

Dari kacamata sederhana, AirPlay 2 memungkinkan konsumen untuk membuat setup audio multi-room: HomePod di ruang tamu, Sonos One di dapur, dan Bang & Olufsen Beoplay M3 di kamar misalnya. Pengguna bebas memilih memutar musik di ketiga speaker secara bersamaan, atau di speaker tertentu saja.

Selain ketiga speaker yang saya sebutkan, sebenarnya masih ada banyak speaker lain yang kompatibel dengan AirPlay 2, termasuk sejumlah model buatan Denon, Marantz, Naim dan Libratone. Ke depannya jumlahnya dipastikan bakal bertambah seiring kehadiran AirPlay 2 secara resmi.

iOS 11.4 with AirPlay 2

Mengontrol setup multi-room ini terkesan sangat mudah, sebab semuanya bisa diakses lewat Control Center di iOS 11.4. Pengguna bahkan bisa meminta bantuan Siri untuk mengaturnya. Namun yang tidak kalah menarik, kehadiran iOS 11.4 dan AirPlay 2 ini pada akhirnya juga memungkinkan sepasang HomePod untuk dioperasikan dalam konfigurasi stereo.

Cukup tempatkan kedua HomePod di ruangan yang sama, maka pengguna bakal menerima notifikasi yang menanyakan apakah mereka ingin keduanya dijadikan setup stereo. Uniknya, meski dalam mode stereo, hanya akan ada satu HomePod yang bakal merespon perintah suara pengguna berkat kemampuannya berkomunikasi langsung satu sama lain.

Sayang sekali sejauh ini belum ada informasi kapan HomePod bakal tersedia di tanah air. Apple sendiri baru akan menjualnya di Kanada, Perancis dan Jerman pada pertengahan Juni nanti. Jadi sepertinya kita masih harus menunggu lebih lama lagi.

Sumber: Apple.

Apple Resmikan Developer Academy di Indonesia

Setelah Italia dan Brazil, Apple meresmikan fasilitas Apple Developer Academy di kawasan Asia Tenggara, dan Indonesia terpilih menjadi negara yang pertama. Terletak di BSD City, fasilitas Developer Academy dilengkapi dengan ruangan belajar luas yang bisa menampung lebih dari 100 siswa.

Investasi yang digelontorkan Apple disebutkan mencapai $44 juta (628 miliar Rupiah), yang terdiri dari tiga fasilitas Developer Academy. Selain di Jakarta, Apple berencana akan membangun dua fasilitas lain di pulau Jawa dan satu di luar pulau Jawa.

Di awal bermitra dengan Binus

Rudiantara (Menkominfo), Airlangga Hartanto (Menperin) dan siswa Apple Developer Academy
Rudiantara (Menkominfo), Airlangga Hartanto (Menperin) dan siswa Apple Developer Academy

Acara peresmian fasilitas Developer Academy tersebut turut hadiri Mentri Perindustrian Airlangga Hartanto dan Menkominfo Rudiantara. Dipandu perwakilan Apple Indonesia Mirza Natadisastra dan Director Apple Developer Academy Gordon Shukwit, diperlihatkan fungsi ruangan dan kemampuan para siswa (kebanyakan adalah mahasiswa Universitas Bina Nusantara) mempresentasikan aplikasi yang dibuat selama dua minggu saja.

“Saat ini baru mahasiswa dari Binus saja yang terdaftar menjadi siswa Apple Developer Academy. Selanjutnya juga akan dibuka kesempatan untuk kalangan umum yang ingin belajar menjadi developer,” kata Airlangga.

Apple Developer Academy saat ini secara khusus melakukan kolaborasi dengan Universitas Binus. Pihak Apple telah melakukan riset dan penelitian terkait mitra yang tepat untuk Apple Developer Academy di Indonesia. 

Kelas-kelas di Apple Developer Academy akan mencakup Objective-C dan Swift, yaitu bahasa pemrograman Apple yang diciptakan untuk membuat aplikasi iOS, Apple TV dan Apple Watch. Kelas harian yang dipimpin instruktur ahli akan memberikan siswa pengalaman mengubah ide mereka menjadi aplikasi dan dipasarkan melalui App Store.

“Untuk semua produk yang dibuat oleh siswa Apple Developer Academy, hak patennya akan dipegang oleh siswa tersebut, bukan Apple,” kata Airlangga.

Target Apple Developer Academy bisa merekrut 200 siswa untuk masing-masing wilayah. Selain mendapatkan pelatihan dari pengajar lokal, hadir pula pengajar asing yang didatangkan dari Apple Amerika Serikat.

Disinggung apakah nantinya Apple Developer Academy akan bersaing dan berpotensi untuk tampil lebih unggul dibandingkan dengan pemain lokal yang sudah hadir dengan pelatihan developer mereka, Menkominfo Rudiantara menyebutkan tidak akan menjadi masalah karena fokus Apple Developer Academy yang hanya menciptakan aplikasi iOS.

Fokus ke pengembangan talenta

Presentasi siswa Apple Developer Academy
Presentasi siswa Apple Developer Academy

Beberapa waktu lalu sempat berkembang rencana Apple untuk membangun pusat R&D di Indonesia. Disinggung apakah Apple Developer Academy ini tidak sesuai dengan rencana awal pemerintah, Rudiantara menegaskan, fokus pemerintah Indonesia adalah soal talenta dan bagaimana Apple bisa membantu menambah wawasan dan pengetahuan generasi muda.

“Fokus pemerintah Indonesia saat ini lebih kepada talenta atau human capital. Bukan kepada produk tapi lebih kepada bagaimana bisa menciptakan tenaga muda yang mapan dan berkualitas di bidang teknologi,” kata Rudiantara.

Apple Perkenalkan Seri iPhone 8 (PRODUCT) RED Special Edition, Apa Bedanya?

Seberapa penting warna pada sebuah smartphone? Bagi saya tak penting-penting amat karena akhirnya bakal tertutupi case. Namun mungkin bagi sebagian orang warna smartphone sangat penting, karena setiap orang punya warna favorit.

Bicara soal warna, Apple telah mengumumkan iPhone 8 dan iPhone 8 Plus (PRODUCT) RED Special Edition dalam balutan warna merah menyala. Sama seperti edisi spesial iPhone 7 dan iPhone 7 Plus, Apple bekerja sama dengan RED dengan tujuan membantu menanggulangi HIV/AIDS.

apple-perkenalkan-seri-iphone-8-product-red-special-edition-1
Foto: Apple.com

RED memang manawarkan berbagai produk dari merek terkenal untuk meningkatkan kepekaan masyarakat dunia terhadap HIV/AIDS dan mengumpulkan pendanaan yang disalurkan pada The Global Fund. Kita bisa membantu mereka dengan cara yang mudah yaitu dengan berbelanja produk berlabel RED.

Pun begitu dengan iPhone 8 dan iPhone 8 Plus (PRODUCT) RED ini, di mana sebagian hasil penjualannya bakal disumbangkan The Global Fund. Sejak 11 tahun bergabung dengan RED, Apple mengklaim telah mengumpulkan dana lebih dari US$160 juta.

Kombinasi Merah dan Hitam

apple-perkenalkan-seri-iphone-8-product-red-special-edition-2
Foto: Apple.com

Bila seri iPhone 7 dengan body aluminium hadir dalam balutan merah dan putih, seri iPhone 8 dengan body kacanya datang dengan balutan warna merah di punggun dan hitam di bagian muka.

Hasilnya pun berbeda, berkat material kaca warna merah yang dipancarkan lebih bersinar, sangat mencolok, terkesan berani, dan tentu saja mahal. Dengan ini iPhone 8 memiliki empat varian warna, yaitu space gray, silver, gold, dan red.

Lebih lanjut, seri iPhone 8 (PRODUCT) RED Special Edition ini akan tersedia pada dalam dua pilihan kapasitas penyimpanan, yaitu 64GB dan 256GB dengan harga yang tidak berubah dari versi biasa yakni mulai US$699 atau setara Rp9,8 jutaan.

apple-perkenalkan-seri-iphone-8-product-red-special-edition-3
Foto: Apple.com

Rencananya akan dijual mulai tanggal 13 April di sejumlah negara meliputi Australia, Canada, China, France, Germany, Hong Kong, Japan, New Zealand, Singapore, Inggris, dan Amerika Serikat. Sedangkan Brazil, Denmark, Ireland, Italy, Malaysia, Mexico, Netherlands, Norway, Russia, Saudi Arabia, South Korea, Spain, Sweden, Switzerland, Taiwan, Thailand, UAE, dan negara lainnya akan tersedia mulai bulan Mei.

Sayangnya, Indonesia tidak masuk dalam daftar prioritas, meski tetap ada kemungkinan seri iPhone 8 RED hadir ke tanah air. Sebagai informasi, iPhone 8 di Indonesia dijual dengan harga Rp12.599.000 untuk varian 64GB dan untuk varian 256GB dibanderol Rp13.799.000. Sementara iPhone 8 Plus varian 64GB dibanderol Rp13.499.000 dan varian 256GB Rp15.499.000.

Sumber: Apple

Bertambah 2 Juta Dalam Sebulan, Pelanggan Berbayar Apple Music Tembus 40 Juta

Sejak diluncurkan tahun 2015 silam, Apple Music telah mengalami banyak perubahan baik dari sisi fitur, interface sampai dengan intergrasi layanan. Kendati bukan layanan cuma-cuma seperti halnya Spotify atau Joox, Apple Music terbukti sukses memperkaya jumlah penggunanya dari waktu ke waktu.

Dalam cuitan terbaru Steven Huon, kepala bagian konten Apple TV dan Apple Music terungkap statistik baru bahwa angka pengguna layanan musik Apple tersebut sudah menyentuh 40 juta atau naik dua kali lipat dari raihan bulan Desember 2016 lalu. Semuanya merupakan pengguna berbayar mengingat seperti yang sudah disebutkan di awal, Apple Music tidak menawarkan layanan gratis seperti Spotify. Apple hanya menawarkan free trial yang ada masa kadaluarsanya.

Capaian baru ini juga menunjukkan betapa sehatnya pertumbuhan bisnis Apple Music. Bulan lalu, salah satu petinggi Apple Eddy Cue membeberkan statistik Apple Music yang menyentuh angka 38 juta. Artinya, hanya dalam waktu satu bulan saja, Apple Music ketambahan pengguna baru kurang lebih sebanyak 2 juta orang.

Cue dalam pernyataannya bulan lalu juga mengatakan bahwa ada 8 juga penggguna Apple Music yang memanfaatkan fasilitas trial. Sayangnya Cue tidak membeberkan berapa persen dari mereka yang upgrade ke paket berbayar. Akan tetapi, jika melihat besaran pertumbuhan yang dibukukan, tampaknya hampir sebagian besar pengguna free trial memutuskan untuk membayar.

Dengan pencapaian baru ini, maka Apple Music hanya membutuhkan tambahan 71 juta pengguna baru untuk menyamai Spotify yang saat ini mengantongi 71 juta pelanggan berbayar. Dengan asumsi ada peningkatan sebesar 2 juta pengguna baru setiap bulannya, maka di bulan April tahun 2019, jumlah itu bisa tercapai. Sedangkan Spotify sendiri optimis untuk mencapai angka 96 juta sebelum akhir tahun 2018.

Sumber berita AppleInsider dan gambar header Apple.

Apple Kembali Luncurkan iPad Baru, Kini Kompatibel dengan Stylus Apple Pencil

Setahun setelah merilis iPad baru pengganti iPad Air 2, Apple kembali memperkenalkan generasi terbaru dari perangkat tersebut. iPad edisi 2018 ini sama sekali tidak berubah dari segi desain, akan tetapi spesifikasinya meningkat cukup signifikan.

Berwujud identik, layar yang digunakan pun sama persis seperti versi tahun lalu, 9,7 inci dengan resolusi 2048 x 1536 pixel (264 ppi). Tombol Home, sensor Touch ID dan jack headphone tetap eksis pada tablet ini.

2018 iPad

Yang baru adalah chipset yang menenagainya. iPad 2018 dibekali chip A10 Fusion, sama seperti yang tertanam pada iPhone 7 dan 7 Plus. Dibandingkan versi tahun lalu, performa prosesornya lebih cepat 40%, sedangkan GPU-nya 50%, kalau menurut klaim Apple.

Dongkrakan performa ini dibutuhkan demi menyajikan konten AR secara lebih optimal. Namun pembaruan yang lebih penting sebenarnya adalah dukungan atas Apple Pencil. Seperti yang kita tahu, stylus seharga $99 itu selama ini hanya kompatibel dengan lini iPad Pro saja.

2018 iPad

Kompatibilitas dengan Apple Pencil ini penting mengingat Acer baru saja merilis tablet Chrome OS yang datang bersama stylus Wacom. Penawaran Apple memang lebih mahal dikarenakan stylus-nya harus dibeli secara terpisah, tapi setidaknya pilihan konsumen kini tidak cuma terbatas pada iPad Pro saja jika mereka hendak berkreasi memanfaatkan kombo iPad + Apple Pencil.

Kabar baiknya, harga jual iPad edisi 2018 ini tidak berubah, masih di angka $329 untuk varian Wi-Fi only dengan kapasitas penyimpanan 32 GB, atau $459 untuk varian LTE. Varian berkapasitas 128 GB dibanderol $429 (Wi-Fi only) dan $559 (LTE).

Sumber: Apple.

Apple dan IBM Bergandengan Tangan Untuk Kembangkan Teknologi Machine Learning Lebih Jauh

Di 2014, Apple dan IBM memulai kemitraan strategis untuk menghadirkan lebih dari 150 perkakas serta aplikasi IT enterprise IBM ke platform Apple secara native, sekaligus mempersilakan perusahaan asal New York itu buat menjual iPad dan iPhone ke konsumen bisnis. Kolaborasi ini juga memberikan Apple akses ke teknologi big data dan analytics IBM, memungkinkan mereka menciptakan layanan cloud khusus iOS.

Dan di konferensi Think 2018, kedua perusahaan memutuskan untuk meneruskan dan memperdalam kerja sama tersebut melalui upaya penggabungan teknologi machine learning IBM Watson dengan Apple Core ML. Integrasi ini diharapkan bisa membuat aplikasi-aplikasi bisnis yang berjalan di iDevice jadi lebih pintar. Watson adalah sistem komputer yang sanggup menjawab pertanyaan dalam bahasa natural, sedangkan Core ML ialah framework machine learning untuk produk-produk Apple.

Hasil dari kolaborasi ini dinamai Watson Services for Core ML, yaitu program yang memungkinkan karyawan suatu perusahaan menggunakan aplikasi MobileFirst untuk menganalisis musik atau mengklasifikasi konten visual lewat Watson Services. Contoh praktisnya seperti ini: sebuah app iPhone bisa diajarkan untuk mengetahui jika ada perangkat rusak berbekal foto atau secara live via kamera. Software segera menunjukkan nama model, kemudian teknisi dapat meminta app buat mencari onderdilnya.

Seiring penggunaan, aplikasi dapat membagi data-data yang pernah ditangkap olehnya ke Watson sembari meningkatkan kemampuan algoritma machine learning-nya. App beroperasi secara real-time tanpa harus terkoneksi ke Watson. Baru di lain kesempatan, data akan dikirimkan ke Watson melalui interaksi dengan bandwidth rendah.

Tujuan utama dari kemitraan Apple dan IBM ialah menggunakan data dan analytics buat membangun proses bisnis baru, dengan cara mengadopsi pendekatan yang sudah ada dan memodifikasinya agar lebih mendukung pemakaian di perangkat berlayar sentuh.

Watson juga tidak cuma ditanamkan ke Core ML. Di momen yang hampir bersamaan, IBM resmi  meluncurkan asisten digital serba guna cross-device  Watson Assistant. Berbeda dari Apple Siri, para partner IBM diperkenankan membubuhkan Watson Assistant di perangkat jenis apapun dan tidak terikat merek: mobil, perabotan elektronik rumah tangga, gadget di kantor, hingga diterapkan ke ranah perhotelan ataupun perbankan.

Watson Assistant bisa diakses baik melalui teks ataupun suara. Tentu saja, ia tak cuma dapat menuruti perintah kita, tapi juga mampu mempejari serta mengingat pilihan serta preferensi pengguna.

Via TechCrunch & Engadget.