Beberapa Bulan Lagi, Google Assistant Bakal Tersedia dalam Bahasa Indonesia

Awalnya hanya tersedia di smartphone, Google Assistant kini sudah merambah banyak perangkat, bahkan sempat melahirkan kategori produk baru. Langkah alami selanjutnya tentu saja adalah merambah lebih banyak konsumen, dengan cara menghadirkannya ke lebih banyak negara.

Google Assistant sebenarnya sudah bisa diakses di Indonesia, akan tetapi pengguna masih diharuskan memakai bahasa Inggris (atau tujuh bahasa lain yang didukung). Idealnya, Assistant juga harus mendukung bahasa ibu para konsumennya, dan inilah misi yang tengah dikejar Google.

Kalau semuanya berjalan sesuai rencana, Google Assistant ditargetkan bakal tersedia dalam lebih dari 30 bahasa pada akhir tahun nanti. Prosesnya akan dijalankan secara bertahap, di mana dalam beberapa bulan ke depan, Google bakal menghadirkan Assistant dalam berbagai bahasa (termasuk bahasa Indonesia) di ponsel Android atau iPhone, lalu menyusul di perangkat-perangkat lainnya.

Tidak kalah menarik adalah kapabilitas multilingual yang juga akan dirilis tahun ini. Ini berarti Assistant dapat mendengar dan merespon dalam beberapa bahasa yang berbeda tanpa harus diutak-atik dulu pengaturannya. Pada awalnya, fitur multilingual ini baru akan mendukung bahasa Inggris, Perancis dan Jerman terlebih dulu.

Google Assistant pun sudah bisa diakses dari dashboard mobil berkat integrasinya pada Android Auto / Google
Google Assistant pun sudah bisa diakses dari dashboard mobil berkat integrasinya pada Android Auto / Google

Dalam waktu dekat, Google juga akan merilis fitur reminder berbasis lokasi pada smart speaker, dengan cara kerja yang persis seperti di smartphone. Jadi, Anda bisa meminta Assistant untuk membuat reminder menggunakan smart speaker, lalu ketika berada di lokasi, Assistant di ponsel akan mengingatkan Anda.

Fitur lainnya yang juga akan hadir dalam beberapa minggu ke depan adalah Routines, meski sayangnya baru di Amerika Serikat saja. Fitur ini pada dasarnya memungkinkan Assistant untuk menjalankan sejumlah tugas sekaligus hanya dengan satu instruksi saja.

Contohnya, semisal pengguna mengucapkan “Hey Google, I’m home,” Assistant akan merespon dengan menyalakan lampu, mengirim notifikasi reminder, memutar musik favorit pengguna, dan masih banyak lagi. Pada awalnya, ada enam tipe Routines yang tersedia, yang diracik untuk kebutuhan di pagi hari, di perjalanan, dan setibanya kembali di rumah pada malam hari.

Terakhir, Google juga mengumumkan sebuah program bernama Assistant Mobile OEM di ajang MWC 2018. Program ini sejatinya memungkinkan mitra-mitra Google seperti LG, Sony dan Xiaomi untuk membubuhkan integrasi Google Assistant yang lebih mendalam pada perangkat-perangkat besutannya masing-masing.

Sumber: Google.

Nest Cam IQ Indoor Kini Dilengkapi Integrasi Google Assistant

Sejak diakuisisi Google di awal tahun 2014, Nest Labs yang dikenal sebagai pionir kategori produk termostat pintar ini pada dasarnya dibiarkan beroperasi sendiri, mengeksplorasi ranah smart home yang kala itu masih tergolong baru. Namun per tanggal 7 Februari 2018 kemarin, Nest resmi menjadi bagian dari divisi hardware Google, dengan tujuan untuk memperkuat integrasi hardware dan software di seluruh ekosistem produk Google.

Hasilnya sudah bisa kita lihat sekarang, di mana kamera pengawas Nest Cam IQ Indoor baru saja menerima software update gratis yang menghadirkan integrasi Google Assistant. Integrasi ini pada dasarnya telah mengubah Nest Cam IQ Indoor menjadi Google Home, hanya saja yang kebetulan dilengkapi kamera dan tidak bisa memutar musik.

Semua yang bisa kita instruksikan ke Google Assistant di Google Home bisa dilakukan di sini, mulai dari yang sesimpel membuat reminder sampai yang lebih kompleks, seperti mengontrol lampu pintar Philips Hue, atau produk-produk lain yang kompatibel dengan ekosistem Nest maupun Google Assistant sendiri.

Nest Cam IQ Indoor with Google Assistant

Namun entah kenapa, Anda tidak bisa meminta Google Assistant untuk mengontrol Nest Cam IQ Indoor itu sendiri, setidaknya untuk sekarang. Padahal andai fitur ini tersedia, nilai kepraktisannya jelas bakal bertambah, di mana pengguna dapat menginstruksikan Google Assistant untuk menyalakan kamera saat ia hendak keluar rumah, atau sebaliknya mematikan kamera ketika sudah pulang.

Dalam kesempatan yang sama, Nest juga memperkenalkan paket baru untuk layanan berlangganan Nest Aware. Kini ada paket seharga $5 per bulan, yang akan memberikan konsumen akses ke hasil rekaman video selama 5 hari ke belakang.

Nest Aware pun juga kedatangan dua fitur baru. Yang pertama untuk membedakan antara orang dan objek pada zona-zona yang sudah ditentukan oleh pengguna. Yang kedua untuk menghapus duplikat pada daftar wajah orang yang berhasil diidentifikasi oleh kamera, atau dengan kata lain, kapabilitas facial recognition yang lebih baik.

Sumber: Nest dan The Verge.

Cortana untuk iOS Kini Punya Tampilan yang Optimal Buat iPad

Sudah hampir tiga tahun semenjak Microsoft pertama kali mengumumkan rencananya untuk membawa asisten virtual-nya, Cortana, ke platform Android dan iOS. Menjelang akhir 2015, versi beta Cortana akhirnya mendarat di iOS, dan sekarang versi resminya pun sudah tersedia untuk publik.

Namun selama ini masih ada yang kurang, yakni versi dengan tampilan yang optimal untuk iPad. Versi yang sudah ditunggu-tunggu itu akhirnya tiba beberapa hari lalu lewat update yang dirilis Microsoft. Desain Cortana versi iPad ini kurang lebih sama seperti versi iPhone-nya, akan tetapi tampilannya sudah dioptimalkan guna memaksimalkan layar besar iPad, mulai dari iPad Mini sampai iPad Pro 12,9 inci.

Di samping itu, Microsoft mengklaim aplikasi Cortana di perangkat iOS bisa dibuka 20 persen lebih cepat. Selisihnya memang tidak jauh, tapi semestinya bakal cukup terasa apabila pengguna memakai perangkat iOS yang sudah uzur, terutama yang kapasitas RAM-nya amat terbatas.

Cortana for iPad

Mengapa Anda harus menggunakan Cortana ketika ada Siri yang terintegrasi dengan baik di iOS? Karena ada yang bisa dilakukan Cortana yang tak bisa dilakukan Siri, tapi begitu juga sebaliknya. Alasan yang mungkin lebih pas adalah apabila pengguna sehari-harinya juga memakai PC Windows 10, yang merupakan rumah asli Cortana.

Sebagai asisten virtual, tentu saja Cortana bisa memahami dan merespon terhadap perintah suara pengguna. Kendati demikian, karena ini iOS yang kita bicarakan, fitur perintah suara tersebut hanya bisa aktif ketika aplikasi dibuka, dan bukan ketika perangkat sedang terkunci.

Batasan ini mungkin bakal menjadi alasan yang mencegah pengguna iOS memakai Cortana. Namun sejatinya masih ada batasan yang tidak kalah besar pengaruhnya: Cortana untuk iOS belum tersedia di banyak negara, termasuk Indonesia. Pun begitu, andai Anda ingin mencobanya, Anda masih bisa mengunduh Cortana dengan mengganti pengaturan negara di akun Apple ID menjadi salah satu dari yang didukung.

Sumber: MacRumors.

Sejumlah Printer HP Kini Dapat Berkomunikasi dengan Alexa, Cortana dan Google Assistant

Asisten virtual seakan menjarah kemeriahan event CES tahun ini. Ketika perangkat seperti air fryer saja sudah membawa integrasi asisten virtual, kesannya tidak aneh apabila fitur yang sama juga tersedia di printer. Masalahnya, sampai sekarang belum ada produsen printer yang mau menerapkannya.

HP pun mencoba memberanikan diri untuk memulai tren baru ini. Sejumlah printer-nya yang mengemas konektivitas internet kini dapat berkomunikasi dengan Alexa, Cortana maupun Google Assistant. Komunikasinya memang tidak langsung, melainkan via bantuan smart speaker maupun perangkat lain yang mengusung integrasi asisten virtual dari masing-masing platform.

Saya yakin tidak sedikit yang bakal menganggap fitur ini sebatas gimmick, namun coba bayangkan skenario berikut: Anda baru saja meminta Alexa untuk menambahkan sejumlah produk ke daftar belanja di akun Amazon Anda (lewat speaker Echo). Ketimbang harus membuka ponsel untuk mengecek apakah ada yang kurang, Anda tinggal bilang, “Alexa, ask my printer to print my shopping list.”

HP printer Cortana support

Contoh lain: usai membuat reminder dan menambahkan sejumlah agenda lain ke Google Calendar dengan bantuan speaker Google Home, Anda bisa bilang, “Ok Google, ask HP printer to print my calendar.” Semuanya memang terdengar sepele, akan tetapi lain ceritanya kalau kedua tangan kita selalu disibukkan dengan berbagai hal.

Seperti yang sudah disebutkan, fitur ini masih membutuhkan smart speaker sebagai perantaranya, akan tetapi ini hanya sementara. HP sudah punya rencana untuk membubuhkan integrasi asisten virtual langsung ke printer, sehingga nantinya mengecek sisa tinta pun bisa sesimpel menanyakan ke Alexa atau Google Assistant.

Sumber: HP.

Google Assistant Go Kini Tersedia di Play Store

Sudah menjadi rahasia umum apabila sistem operasi Android cukup rakus dalam hal penggunaan RAM, dan ini pada akhirnya memunculkan masalah tersendiri di saat sebagian besar penggunanya memakai perangkat dengan RAM hanya 1 GB. Lebih parah lagi, sering kali versi Android yang dijalankan sudah berusia di atas dua tahun dan tidak ada tanda-tanda bakal menerima update.

Dari situ Google mencoba menawarkan solusi melalui inisiatif bernama Android Go, yang sederhananya bisa dianggap sebagai versi ringan Android Oreo untuk smartphone kelas budget, smartphone yang berspesifikasi rendah dan mengemas RAM tidak lebih dari 1 GB. Menemani sistem operasi khusus tersebut adalah sejumlah aplikasi yang juga diikuti oleh embel-embel “Go”.

Salah satu yang paling populer adalah YouTube Go. Kemudian ada juga Files Go, yang ternyata bermanfaat juga untuk melegakan memori ponsel, Google Maps Go dan Google Go. Aplikasi-aplikasi ini secara umum menawarkan fitur-fitur esensial yang ada pada versi standarnya, minus sejumlah fitur tertentu.

Google Assistant Go

Yang paling baru, Google juga merilis aplikasi Google Assistant Go. Versi ringannya ini bisa menyampaikan informasi seputar prakiraan cuaca, agenda pengguna maupun pengetahuan-pengetahuan umum. Mengirim pesan teks, melakukan panggilan telepon, memutar video musik di YouTube maupun menavigasikan peta di Google Maps juga dapat dilakukan bersama Assistant Go.

Yang absen di sini adalah kemampuan membuat reminder, mengontrol perangkat smart home dan dukungan fitur Actions on Google, yang bisa dikatakan tidak terlalu penting untuk sebagian besar konsumen. Tidak seperti versi standarnya, Assistant Go juga hanya mendukung bahasa Inggris saja (untuk sekarang). Namun yang terpenting, aplikasi tak akan menghabiskan begitu banyak RAM dan membuat ponsel jadi lambat bukan main.

Sumber: Android Police.

Application Information Will Show Up Here

TCL Roku Smart Soundbar Jadi yang Pertama Mengadopsi Voice Assistant Buatan Roku

Kalau Anda hendak meluncurkan gadget dengan integrasi voice assistant, langkah yang paling rasional saat ini adalah mengadopsi salah satu dari dua yang paling dominan, yakni Alexa dan Google Assistant, kecuali Anda seambisius Roku. Produsen set-top box itu memilih untuk menggarap asistennya sendiri, Roku Entertainment Assistant.

Pemilihan namanya penuh dengan unsur kesengajaan. Yang paling utama, Roku bilang bahwa asisten besutannya benar-benar dirancang untuk navigasi seputar sistem hiburan, bukan untuk mengendalikan perangkat smart home seperti Alexa dan Google Assistant. Fungsi generik seperti membacakan berita atau ramalan cuaca tetap ada, tapi sisanya difokuskan pada kemudahan mengoperasikan TV.

Salah satu produk pertama yang bakal mengemas integrasi Roku Entertainment Assistant datang dari mitra paling dekatnya, TCL. Di CES 2018, produsen TV asal Tiongkok itu memperkenalkan soundbar perdananya, sekaligus memulai lini produk baru khusus audio bernama Alto.

TCL Roku Smart Soundbar

TCL Roku Smart Soundbar, demikian nama produknya, mengusung desain yang tidak jauh berbeda dari soundbar pada umumnya, meski TCL bilang bahwa desain yang tampak pada gambar masih belum final. Ia kompatibel dengan TV apapun, tapi potensinya baru akan terasa maksimal ketika disandingkan dengan lini Roku TV besutan TCL.

Untuk mengoperasikannya, pengguna hanya perlu mengawali dengan mantra “Hey Roku”, diikuti oleh instruksinya. Contoh kegunaannya, pengguna dapat menginstruksikan Soundbar untuk menyalakan TV dan memutar konten pilihannya tanpa memegang remote sama sekali.

TCL Roku Smart Soundbar

TCL Roku Smart Soundbar yang dijadwalkan masuk ke pasaran pada akhir 2018 ini baru satu dari ekosistem produk yang sudah direncanakan oleh Roku. Mereka mengundang produsen hardware untuk mengadopsi Roku OS sekaligus voice assistant-nya pada beragam kategori produk, mulai dari TV, soundbar sampai smart speaker.

Mengingat Roku secara eksplisit menyebut smart speaker, saya berasumsi ke depannya Roku bakal terus mengasah ‘talenta’ Entertainment Assistant hingga mampu berfungsi di luar ranah hiburan, menjadi medium interface baru pada beragam produk lifestyle seperti Alexa dan Google Assistant.

Sumber: Roku.

Tren AI Makin Gencar, LG Sematkan Google Assistant ke Semua TV OLED dan Super UHD-nya Tahun Ini

Tahun 2018 ini, LG memutuskan untuk menggunakan branding baru buat lini perangkat elektronik rumahannya. Dijuluki “ThinQ”, penamaan ini sejatinya menegaskan peran besar artificial intelligence (AI) pada masing-masing perangkat. Sebelumnya, LG sudah mengungkap sebuah smart speaker berbekal integrasi Google Assistant, dan kini lini TV-nya turut mendapat perlakuan serupa.

Spesifiknya semua TV OLED dan Super UHD yang bakal dirilis LG tahun ini, yang akan mengusung integrasi asisten virtual besutan Google tersebut. Namun yang lebih menarik, LG rupanya juga masih akan menyematkan AI rancangannya sendiri.

Anda mungkin bertanya, untuk apa ada dua asisten virtual di sebuah TV? Skenario yang LG gambarkan adalah sebagai berikut: AI buatannya dipercaya untuk menjalankan tugas-tugas yang spesifik dan kontekstual, seperti ketika pengguna hendak mencari soundtrack dari film yang sedang ditontonnya; sedangkan Google Assistant untuk mengontrol perangkat smart home di luar ekosistem LG.

Dengan begitu, lini TV OLED dan Super UHD LG tahun ini pada dasarnya bisa menjadi pusat kendali untuk hampir seluruh perangkat pintar yang ada di kediaman pengguna. Di sisi lain, semua TV OLED LG tahun ini juga bakal mengemas prosesor baru yang diklaim mampu menawarkan noise reduction yang lebih baik sekaligus mendukung konten dengan frame rate tinggi (120 fps).

Bertambah giatnya pabrikan mengintegrasikan AI ke dalam perangkat buatannya sudah diprediksi oleh banyak pengamat sebagai salah satu tren teknologi di tahun 2018 ini. TV merupakan objek yang tepat jika melihat posisinya sebagai penghuni salah satu ruangan utama di rumah, dan ini yang menjadikannya ideal sebagai pusat kontrol perangkat smart home.

Sumber: The Verge dan LG.

Xiaomi Umumkan Smart Speaker Mungil Berbekal Integrasi Alexa

Beberapa hari yang lalu saya sempat membaca sebuah artikel mengenai nama anak yang sebaiknya dihindari di tahun 2018 ini. Salah satu yang termasuk dalam daftar adalah “Alexa”, dengan alasan bahwa nama itu bakal banyak dikaitkan dengan asisten virtual besutan Amazon, yang semakin hari semakin eksis di banyak perangkat.

Bahkan pabrikan seperti Xiaomi pun baru-baru ini memutuskan untuk mengadopsi Alexa pada perangkatnya. Perangkat yang dimaksud adalah Yeelight Voice Assistant, yang secara fisik tampak sangat mirip seperti Amazon Echo Dot.

Ini bukanlah smart speaker pertama Xiaomi, namun yang pertama membawa integrasi Alexa, di samping asisten virtual besutan Xiaomi sendiri untuk model yang bakal dipasarkan secara khusus di Tiongkok. Xiaomi melihat efektivitas perannya sebagai pusat kendali perangkat smart home – untuk sekarang baru lini lampu pintar Yeelight, namun ke depannya Xiaomi menjanjikan kompatibilitas yang lebih luas.

Xiaomi Yeelight Voice Assistant

Dalam sasis mungilnya, terdapat speaker tunggal berdaya 2 watt dan enam buah mikrofon, yang dapat merespon perintah suara pengguna selama masih berada dalam radius lima meter. Perangkat diotaki prosesor quad-core dan RAM 256 MB, plus penyimpanan internal juga sebesar 256 MB. Konektivitas Wi-Fi dan Bluetooth LE tentu saja tidak terlewatkan.

Xiaomi berencana memasarkan smart speaker mungil ini mulai akhir Januari di Tiongkok, dengan banderol 199 yuan (± 410 ribu), atau setara Amazon Echo Dot. Sayang jadwal pemasaran versi globalnya masih belum diungkap.

Sumber: XDA dan MIUI.

Asisten Virtual Cortana Kini Bisa Terhubung dengan Gmail

Awalnya hanya tersedia di platform Windows saja, asisten virtual Cortana juga sudah cukup lama hadir di Android dan iOS. Microsoft selaku pengembangnya perlahan juga mulai mengintegrasikan Cortana ke beragam layanan, sekaligus menghadirkan dukungan berbagai layanan buat pengguna setianya.

Salah satu yang terbaru adalah Gmail. Yup, Anda kini dapat menghubungkan Cortana dengan akun email yang Anda dapat dari Google tersebut. Dari situ Cortana bisa membantu Anda mengakses email, daftar kontak, data kalender maupun file yang tersimpan di Google Drive dengan cepat.

Integrasi ini bakal sangat berguna bagi para pemilik PC yang menggunakan Gmail sebagai layanan email utamanya. Akses yang Anda berikan sejatinya memungkinkan Cortana untuk, misalnya, mengirim reminder ketika jadwal meeting maupun agenda lainnya sudah tiba.

Selain di PC, dukungan atas Gmail ini juga tersedia ketika Anda memanggil Cortana lewat smart speaker macam Harman Kardon Invoke. Akan tetapi yang lebih penting, Cortana di Android dan iOS pun rupanya juga kebagian jatah integrasi serupa.

Untuk mengaktifkannya, Anda hanya perlu membuka menu pengaturan Cortana dari search bar milik Windows 10. Pilih opsi “Connected Services, lalu “Add a Service”, dan Anda bakal melihat “Gmail” sebagai salah satu opsi yang tertera untuk disambungkan.

Sumber: Windows Central dan The Verge.

Genjot Kinerja Bixby, Samsung Akuisisi Startup AI Bernama Fluenty

Bersamaan dengan Galaxy S8 yang dirilis pada awal tahun ini, Samsung turut memperkenalkan asisten virtual bernama Bixby. Bixby pada dasarnya merupakan pengganti S Voice yang ada pada smartphone sebelum-sebelumnya, sekaligus yang bisa dikatakan sebagai produk gagal.

Samsung punya visi besar untuk Bixby, salah satunya adalah mengintegrasikannya ke lini perangkat smart home. Perjalanan mereka tentu saja masih cukup panjang, apalagi mengingat masih banyak yang berpendapat bahwa Bixby belum sesempurna Google Assistant atau Siri. Namun perlu kita ingat, Google Assistant maupun Siri juga payah di awal-awal debutnya.

Bixby sendiri dibangun di atas sejumlah teknologi yang bukan berasal dari Samsung, melainkan dari akuisisi sejumlah startup. Salah satunya adalah Viv, yang didirikan oleh Dag Kittlaus, yang tidak lain merupakan sosok di balik lahirnya Siri, sebelum akhirnya dipinang oleh Apple.

Fluenty / Fluenty
Fluenty / Fluenty

Samsung tentunya belum mau berhenti. Baru-baru ini, mereka mengakuisisi startup asal Korea Selatan bernama Fluenty. Fluenty yang didirikan oleh beberapa eks-developer Naver dan Daum ini memiliki spesialisasi di bidang percakapan berbasis artificial intelligence (AI).

Teknologi yang mereka kembangkan pada dasarnya memungkinkan AI untuk berkomunikasi secara lebih natural. Mereka memiliki API untuk sejumlah aplikasi pesan instan seperti KakaoTalk, Line, Telegram dan Facebook Messenger, di mana AI dapat menganalisa percakapan dan menyuguhkan rekomendasi balasan yang ideal.

Kemampuan untuk berinteraksi secara lebih alami ini memang merupakan salah satu hal yang dibutuhkan Bixby untuk bisa bersaing, terutama dengan Google Assistant. Entah akuisisi ini bersifat acqui-hire atau tidak, kemungkinan besar tujuannya adalah untuk menyempurnakan kinerja Bixby.

Sumber: ZDNet.