Focal Luncurkan Earphone Nirkabel dengan Harga Cukup Terjangkau

Sebagai pemain lama di dunia audio, kiprah Focal di segmen headphone sebenarnya belum terlalu panjang. Selain portofolio produknya terbatas, kebanyakan juga disasarkan ke kategori premium. Untungnya, seiring waktu Focal terus menambahkan produk baru, termasuk yang harganya lebih bersahabat.

Salah satunya adalah earphone bernama Focal Sphear, dan baru-baru ini, Focal telah meluncurkan versi nirkabelnya. Seperti yang bisa Anda lihat pada gambar di atas, Focal Sphear Wireless merupakan earphone nirkabel konvensional; kedua earpiece-nya masih tersambung dengan kabel, bukan model true wireless seperti yang sedang ngetren belakangan ini.

Focal Sphear Wireless

Ini menunjukkan bahwa sang pabrikan asal Perancis tidak asal ikut-ikutan tren yang ada. Toh model wireless konvensional seperti ini masih menawarkan sejumlah kelebihan, utamanya koneksi yang lebih stabil, dan perangkat juga dapat dengan mudah dikalungkan ke leher ketika sedang tidak digunakan.

Rekam jejak Focal sejatinya sudah bisa menggambarkan kualitas suara yang ditawarkan Sphear Wireless. Namun setidaknya masih ada fitur-fitur pemanis seperti bass-reflex system, serta equalizer dua mode (standar dan Loudness). Konektivitasnya memang masih mengandalkan Bluetooth 4.1, tapi paling tidak ada dukungan terhadap codec aptX.

Focal Sphear Wireless

Remote tiga tombol menghiasi bagian tengah kabel penyambung earpiece, diikuti pula oleh unit baterai yang diklaim tahan hingga 8 jam pemakaian. Kalau melihat foto produknya, sangat disayangkan kabel yang digunakan bukan tipe braided, dan kelihatannya terlalu tipis untuk bisa bertahan lama (terlebih di tangan pengguna yang asal-asalan).

Terlepas dari itu, banderol $129 merupakan harga yang sangat menarik untuk sebuah produk yang mengusung label brand Focal. Selain hitam, Sphear Wireless juga tersedia dalam warna ungu, biru dan hijau.

Sumber: Engadget.

Earphone Wireless Skullcandy Vert Diciptakan Khusus untuk Penggemar Olahraga Ekstrem

Menjelang pergantian tahun kemarin, Skullcandy merilis true wireless earphone perdananya, Push. Tanpa harus menunggu lama, pabrikan asal Amerika Serikat itu sudah meluncurkan produk baru yang tak kalah menarik. Namanya Vert, dan ia merupakan earphone Bluetooth yang didedikasikan bagi para penggemar olahraga ekstrem.

Desain merupakan nilai jual utama Vert. Kalau melihat gambar di atas, earphone-nya sama sekali tidak kelihatan, sebab Skullcandy sengaja merancangnya agar bisa tetap nyaman digunakan di balik sebuah helm. Pun begitu, yang paling menarik untuk disoroti adalah bundaran kecil berwarna hitam yang ada di bagian telinga sang model.

Komponen tersebut merupakan remote control untuk Vert, dirancang agar dapat dipasangkan ke ke helm maupun perlengkapan lainnya dengan mudah demi memberikan akses pengoperasian yang instan setiap saat. Tombol yang terdapat pada remote ini cukup besar sehingga tetap mudah diklik meski pengguna sedang mengenakan sarung tangan yang tebal.

Skullcandy Vert

Kenop putar untuk menyesuaikan volume maupun mengatur playback juga tersedia pada remote cerdas ini. Lebih lanjut, pengguna juga dapat memanggil Siri maupun Google Assistant di ponselnya menggunakan remote ini.

Selebihnya, Vert tidak terlalu jauh berbeda dari earphone kategori sport yang ada di pasaran. Sebagai pendamping penggemar olahraga ekstrem, fisiknya sudah pasti tahan air maupun keringat dengan sertifikasi IPX4.

Dalam satu kali pengisian, baterainya diklaim dapat tahan hingga 12 jam nonstop. Skullcandy rencananya baru akan memasarkan Vert mulai September mendatang seharga $79. Di rentang harga itu, penawaran menarik dari pabrikan lain sebenarnya ada banyak, akan tetapi sulit mencari yang dilengkapi metode pengoperasian seintuitif Vert.

Sumber: Digital Trends.

Sonos Dikabarkan Sedang Mengerjakan Headphone Wireless untuk Segmen High-End

Sepanjang kiprahnya, Sonos banyak dikenal sebagai pionir teknologi audio multi-room. Mayoritas produk bikinannya adalah perangkat audio rumahan, termasuk yang paling gres, yaitu soundbar pintar bernama Beam.

Namun keputusan Sonos untuk masuk ke bursa saham pada bulan Agustus lalu sepertinya memicu keinginan untuk keluar dari zona nyaman mereka. Berdasarkan laporan dari Bloomberg, Sonos kabarnya tengah mengembangkan headphone wireless tipe over-ear, dan kemungkinan perangkat ini bakal diluncurkan tahun depan.

Narasumber Bloomberg menambahkan bahwa headphone ini akan masuk ke kategori high-end, dengan kisaran harga $300 atau lebih. Di kisaran harga ini, ada dua headphone wireless yang cukup populer, yakni Bose QuietComfort 35 II dan Sony WH-1000XM3. Kebetulan keduanya adalah headphone noise cancelling, tapi sejauh ini tidak ada info apakah Sonos juga akan ikut membekali headphone-nya dengan teknologi noise cancelling.

Kalau melihat jajaran produk terbaru Sonos, headphone ini sepertinya juga bakal mengemas kompatibilitas dengan sejumlah layanan streaming musik, sekaligus integrasi asisten virtual macam Alexa. Sonos sendiri memilih bungkam terkait kabar ini, akan tetapi rumornya mereka sudah mulai mendekati sejumlah perusahaan perakit di luar AS untuk memproduksi headphone ini.

Faktor lain yang bisa menjadi pendukung rumor ini adalah pernyataan Sonos kepada para pemegang saham pada laporan finansial terakhirnya. Di situ mereka bilang bahwa separuh dari kegiatan mendengarkan musik berlangsung di luar rumah, dan mereka berniat untuk ikut andil di segmen pasar tersebut.

Sumber: Bloomberg.

Speaker Hasil Kolaborasi Ikea dan Sonos Bakal Diluncurkan Agustus 2019

Sudah setahun lebih berlalu sejak Ikea mengumumkan kemitraannya dengan Sonos. Keduanya sekarang sudah mulai gatal untuk menyingkap apa yang mereka kerjakan bersama selama ini, dan itu mereka tunjukkan lewat sebuah video teaser yang diunggah ke Vimeo.

Di akhir video tersebut, tampak bahwa Ikea berencana meluncurkannya pada bulan Agustus nanti. Sayang keduanya masih enggan mengungkap wujud akhir dari lini speaker bernama Ikea Symfonisk tersebut. Namun kita dapat mengira-ngira dari gambar di atas yang merupakan prototipe yang Ikea pamerkan tahun lalu.

Intinya, Ikea Symfonisk bakal secara pintar mengintegrasikan perangkat audio ke furniture, dan salah satu contohnya adalah speaker yang dapat difungsikan sebagai rak di dinding seperti di gambar itu. Lebih lanjut, aksesori pendukung berupa bracket untuk memasangkan speaker di bawah kabinet dapur Ikea juga semakin memperkuat visi yang mereka tetapkan.

Sejauh ini kita sudah bisa memastikan dua hal dari Ikea Symfonisk. Yang pertama, lini produk ini bakal terintegrasi sepenuhnya dengan lini perangkat smart home Ikea Tradfri. Yang kedua, banderol harganya semestinya lebih terjangkau ketimbang produk bikinan Sonos sendiri.

Terkait harga, Sonos sendiri sempat bilang bahwa kolaborasinya dengan Ikea berpotensi memperkenalkan keunggulan-keunggulan yang dimiliki produk Sonos ke jutaan rumah tangga baru. Yang ingin mereka kejar adalah penetrasi pasar yang lebih luas, dan Ikea merupakan mitra yang tepat terkait hal ini.

Sumber: Variety dan The Verge.

Headset Gaming Terbaru HyperX Usung Teknologi Planar Magnetic dan Head Tracking

Divisi gaming Kingston, HyperX, punya sajian baru yang cukup menarik di ajang CES 2019. Mereka memperkenalkan duo headset gaming anyar, yakni HyperX Cloud Orbit dan Cloud Orbit S. Keunggulannya? Keduanya sama-sama merupakan hasil kolaborasi HyperX dengan Audeze.

Buah dari kemitraan ini adalah, baik Cloud Orbit maupun Cloud Orbit S sama-sama dibekali driver planar magnetic 100 mm besutan Audeze. Bukan hanya itu saja, khusus Cloud Orbit S, ia juga dilengkapi teknologi 3D audio berbasis head-tracking, persis seperti yang terdapat pada headset gaming bikinan Audeze sendiri, Mobius.

Ini berarti Cloud Orbit S mampu menyimulasikan zona 360 derajat dalam mereproduksi suara, sehingga pengguna dapat benar-benar tahu dari titik mana suara berasal. Lebih lanjut, Audeze sudah berencana meluncurkan fitur agar headset-nya dapat menerjemahkan pergerakan kepala menjadi input keyboard, dan ini semestinya juga bakal hadir di Cloud Orbit S.

Namun kemiripannya dengan Mobius cukup berhenti sampai di situ saja. Ketimbang mengandalkan konektivitas wireless seperti Mobius, duo Cloud Orbit ini masih mengandalkan kabel sebagai sambungannya. Kendati demikian, pengguna dibebaskan memilih antara kabel USB-A, USB-C, atau 3,5 mm standar.

Berhubung bukan wireless, otomatis harganya juga lebih terjangkau ketimbang Audeze Mobius. Rencananya, HyperX Cloud Orbit dan Cloud Orbit S bakal dipasarkan mulai kuartal kedua tahun ini dengan banderol masing-masing $300 dan $330 – lebih murah dari Mobius yang dihargai $400.

Sumber: Business Wire dan The Verge.

Creative SXFI Air Adalah Headphone Wireless Berteknologi Surround Sekaligus Music Player Mandiri

Setahun yang lalu, Creative meluncurkan SXFI Amp, sebuah portable amplifier berukuran mini yang sanggup mengubah headphone apapun yang tersambung menjadi headphone surround 7.1. Label SXFI sendiri merujuk pada Super X-Fi, teknologi surround yang Creative klaim sangat efektif karena melibatkan proses head dan ear mapping di samping algoritma standar.

Tahun ini, Super X-Fi mendapat rumah baru dalam wujud headphone Bluetooth bernama Creative SXFI Air. Ia pada dasarnya merupakan headphone wireless dengan SXFI Amp yang terintegrasi, sehingga pengguna dapat menyesuaikan karakteristik suara yang dikehendakinya melalui aplikasi pendamping di smartphone.

Istimewanya, headphone dengan sepasang driver 50 mm ini juga mengemas sebuah slot microSD, yang berarti Anda dapat menggunakannya juga sebagai music player mandiri. Jenis file yang didukung mencakup MP3, WMA, WAV dan FLAC, sedangkan pengoperasiannya mengandalkan panel sentuh di sisi luar earcup.

Creative SXFI Air C

Di samping SXFI Air, ada SXFI Air C, saudaranya yang mengandalkan sambungan USB-C ketimbang wireless. Ia tak dilengkapi kontrol sentuh maupun slot microSD, akan tetapi ada sebuah mikrofon yang dapat dilepas-pasang, sehingga mungkin model ini lebih ideal di telinga para gamer.

Keduanya saat ini telah dipasarkan oleh Creative. Di AS, harga SXFI Air dipatok $160, sedangkan SXFI Air C sedikit lebih murah di angka $130.

Sumber: SlashGear.

Klipsch Umumkan True Wireless Earphone Perdananya

Di tahun yang baru ini, kita melihat satu lagi pemain baru di segmen true wireless earphone. Namun pemain baru ini sama sekali bukanlah brand amatir, melainkan Klipsch, dedengkot audio asal Amerika Serikat yang sudah beroperasi sejak 1946 dan dikenal lewat speakerspeaker besutannya yang berharga mahal.

Menjelang ajang CES 2019, mereka mengumumkan Klipsch T5 True Wireless. Yang paling mencolok darinya malah bukan unit earphone-nya, melainkan charging case-nya. Saya yakin bentuknya bakal mengingatkan kita terhadap korek api Zippo, lengkap dengan mekanisme buka-tutup yang mirip.

Sayang pengumuman ini baru sebatas teaser, yang artinya belum ada informasi sama sekali mengenai spesifikasi maupun daya tahan baterainya. Klipsch T5 sendiri sejatinya juga merupakan lini baru yang terdiri dari empat earphone: T5 Wired, T5 Wireless, T5 Neckband, dan T5 True Wireless itu tadi. Di AS, keempatnya akan dipasarkan mulai musim semi mendatang, dengan rentang harga $59 – $199.

Klipsch Bar 54A

Di samping earphone, Klipsch juga mengumumkan lima soundbar baru dalam beragam ukuran. Tiga yang menarik untuk disoroti adalah Klipsch Bar 40G yang mengemas integrasi Google Assistant, Klipsch Bar 48W yang kompatibel dengan Assistant, Alexa maupun AirPlay 2, serta Klipsch Bar 54A yang berada di level tersendiri dengan dukungan Dolby Atmos. Kelimanya juga akan dipasarkan mulai musim semi, dengan rentang harga $299 – $1.599.

Sumber: Klipsch.

B&O Benahi True Wireless Earphone-nya dengan Case yang Mendukung Wireless Charging

Bang & Olufsen mengawali tahun yang baru ini dengan memperbarui true wireless earphone bikinannya, Beoplay E8, yang dirilis pada tahun 2017 lalu. Kalau melihat penampilan luarnya, tampak hampir tidak ada yang berubah, dan kenyataannya pembaruan yang dibawa terbilang minor, sehingga wajar apabila B&O menamainya Beoplay E8 2.0.

Namun kalau kita amati, ada yang sedikit berbeda dari charging case-nya. Bukan motif luarnya saja yang berubah, tapi case ini sekarang sudah mendukung fitur wireless charging, dan B&O pun tak lupa menawarkan charging pad 10 W terpisah yang terkesan premium berkat penggunaan material aluminium dan kulit asli.

Saat tidak ada akses ke wireless charger, case-nya masih bisa diisi ulang menggunakan kabel seperti biasa, dan kabar baiknya colokannya kini sudah menggunakan USB-C. Kalau sebelumnya charging case-nya hanya bisa menyuplai 12 jam daya baterai ekstra, sekarang angkanya meningkat menjadi 16 jam, dan pengguna bisa memantau sisa baterainya lewat indikator LED yang ada.

Beoplay E8 2.0

Selebihnya, masih belum ada konfirmasi apakah unit earphone-nya sendiri ikut menerima pembaruan. Bisa jadi jeroannya sama persis seperti sebelumnya, meski itu tak bisa dilihat sebagai poin minus kalau mempertimbangkan reputasi B&O selama ini.

Yang disayangkan, perubahan minor ini harus ditebus dengan harga yang lebih mahal. B&O bakal memasarkan Beoplay E8 2.0 mulai pertengahan Februari mendatang seharga $350, $50 lebih mahal dari pendahulunya.

Mereka yang sudah terlanjur membeli Beoplay E8 generasi pertama sebenarnya bisa sedikit menghemat dengan hanya membeli charging case barunya saja, tapi itu pun harganya dipatok $200, dan sejauh ini juga belum ada info mengenai harga wireless charging pad premiumnya itu tadi.

Sumber: The Verge.

LG Umumkan Soundbar Dolby Atmos Berbekal Integrasi Google Assistant

Seperti biasa setiap tahunnya, awal Januari selalu dimanfaatkan pabrikan-pabrikan teknologi untuk mencuri perhatian publik melalui ajang CES di Las Vegas. Buat LG, mereka telah menyiapkan tiga produk yang cukup menarik: laptop LG Gram edisi 2019, proyektor LG CineBeam Laser 4K, dan yang tak kalah menarik, trio soundbar kelas premium.

LG dengan bangga memaparkan bahwa ketiga soundbar ini (model SL10YG, SL9YG dan SL8YG) merupakan hasil kolaborasinya dengan Meridian Audio. Reputasi Meridian sejatinya sudah tidak perlu diragukan lagi, mengingat ia merupakan brand pilihan Jaguar dan Land Rover di segmen audio mobil.

Campur tangan Meridian menghadirkan teknologi macam Bass & Space, yang diklaim mampu menyuguhkan bass yang mantap sekaligus menyempurnakan soundstage. Juga berkontribusi adalah teknologi Image Elevation, semuanya demi menyajikan sensasi immersive selagi konsumen menonton.

LG SL9YG Soundbar

Lebih lanjut, trio soundbar ini juga mendukung penuh Dolby Atmos maupun DTS:X, fitur yang wajib eksis bagi mereka yang sudah berpengalaman dengan setup home theater. Sebagai pemanis, LG tak lupa membekali ketiga soundbar barunya dengan integrasi Google Assistant.

Terkait estetika, LG sengaja mendesain soundbar barunya dengan wujud yang simpel tapi elegan, sehingga mudah dicocokkan dengan berbagai dekorasi ruangan. Berhubung tebalnya cuma 57 mm, perangkat juga dapat dipasangkan ke tembok tanpa merusak pemandangan, dan suaranya dipastikan tetap optimal karena perangkat dilengkapi gyroscope guna menyesuaikan arah suara yang dihasilkannya.

Terkait jadwal pemasaran dan banderol harganya, kita masih harus menunggu peluncuran resminya dalam beberapa hari ke depan.

Sumber: LG.

Earphone USB-C Aiaiai Pipe 2.0 Dibanderol $40

Kita tidak perlu terkejut kalau tahun ini bakal semakin banyak lagi smartphone baru yang tak dilengkapi headphone jack, sebab indikasinya sudah kelihatan sejak tahun lalu. Ini berarti kita wajib bermigrasi ke headphone atau earphone wireless kalau memang mengutamakan kenyamanan.

Masalahnya, headphone atau earphone wireless yang bagus sering kali dibanderol cukup mahal. Alternatifnya, buat pengguna perangkat Android, adalah headphone atau earphone USB-C. Namun kemudian muncul masalah baru: headphone atau earphone USB-C yang bagus malah tidak banyak beredar di pasaran.

Salah satu earphone USB-C yang cukup pantas dibeli adalah OnePlus Type-C Bullets, apalagi mengingat harganya cuma $20. Namun kalau Anda mengincar alternatif lain yang build quality-nya lebih baik, Anda bisa melirik penawaran terbaru pabrikan audio asal Denmark, Aiaiai.

Aiaiai Pipe 2.0

Produk besutan Aiaiai selama ini memang dikenal cukup tahan banting, dan tradisi itu tetap dipertahankan pada earphone bernama Pipe 2.0 ini, dengan klaim konstruksi kabel yang lebih kokoh dari biasanya, terutama pada bagian colokan USB-C. Desainnya pun sangat minimalis, dengan pilihan warna hitam atau abu-abu matte.

Kinerja audionya sendiri ditunjang oleh sepasang driver 9 mm, dengan respon frekuensi 20 – 20.000 Hz. Aiaiai tak lupa melengkapi Pipe 2.0 dengan remote tiga tombol, dan remote ini pun dapat dipakai untuk memanggil Google Assistant ketika diperlukan.

Kabar baiknya, harga Aiaiai Pipe 2.0 masih masuk kategori terjangkau: $40, dan itu sudah mencakup empat pasang ear tip silikon cadangan dengan warna yang berbeda.

Sumber: The Verge.