“The Road to GECommunity 2017” Digelar Besok di Jakarta

“Global Entrepreneurship Community Summit 2017”, sebuah konferensi dua hari yang menghubungkan pemimpin industri, komunitas kewirausahaan, dan para influencer bakal diadakan akhir tahun ini di Kuala Lumpur, Malaysia. Mendukung acara tersebut, MaGIC, Kejora, dan Bekraf bakal mengadakan acara Roadshow “The Road to GECommunity 2017” yang bertempat di Jakarta.

Acara Roadshow tersebut bakal digelar besok, 22 Juli 2017 di Hotel Mandarin Oriental mulai pukul 2 siang. Di dalam acara ini akan dibahas bagaimana korporasi dan startup memaksimalkan manfaat “gangguan” karena masuknya teknologi dan bagaimana startup berinovasi untuk mendorong terbentuknya ekosistem yang berkelanjutan.

Akan hadir perwakilan dari Pemerintah Malaysia, Mandiri Kapital, Ideosource, Kejora, MaGIC, dan pihak-pihak lain sebagai bagian pendukung ekosistem startup di Asia Tenggara, khususnya Indonesia.

Kami tunggu peran serta Anda, termasuk partisipasi di acara puncak GECommunity Desember mendatang.


Disclosure: DailySocial adalah media partner “Global Entrepreneurship Community Summit 2017”

Bekraf Game Prime 2017 Segera Digelar Pekan Depan di Jakarta

Acara tahunan Bekraf Game Prime 2017 kembali digelar pada 27 Juli – 30 Juli 2017 di Jakarta. Yang berbeda dari tahun sebelumnya, kali ini Game Prime mengusung dua format, tak hanya menyasar B2B, namun juga segmen B2C untuk publik.

Format B2B dikemas dalam bentuk seminar yang menghadirkan pelaku industri game dari mancanegara dan lokal. Diharapkan dalam sesi ini bisa mengedukasi dan menginspirasi pemangku kepentingan game tanah air untuk lebih berkembang sejalan, sehingga dapat sejajar bahkan melampaui industri game di Asia Tenggara.

Sedangkan format B2C, murni mengusung konsep eksibisi untuk mengajak seluruh pengunjung bermain game sehari penuh. Pelaku game lokal juga dapat memamerkan hasil karyanya ke publik.

Untuk B2B akan digelar pada tanggal 27 Juli 2017 di Hotel Ayana Midplaza Jakarta. Sementara, untuk B2C digelar selama dua hari, tanggal 29 dan 30 Juli 2017 di Balai Kartini.

“Bekraf Game Prime digelar dengan dua tujuan. Pertama, untuk meningkatkan kualitas developer game Indonesia melalui pertukaran ilmu dengan developer dan pelaku industri game internasional. Kedua, meningkatkan exposure dari game lokal agar bisa diketahui lebih banyak oleh komunitas gamer mainstream,” kata Deputi Infrastruktur Bekraf Hari Sungkari, Jumat (21/7).

Adapun tema diskusi yang akan dibahas pada hari pertama akan terdiri dari enam sesi, mengupas semua sisi dari industri game. Mulai dari proses edukasi talenta baru, kisah sukses developer top dari Asia Tenggara, hingga membeber standar game yang bisa menarik perhatian publisher.

Presiden Asosiasi Game Indonesia (AGI) Narendra Wicaksono berharap, acara tahunan ini dapat menjadi pemicu untuk membawa industri game Indonesia lebih bersaing dengan negara tetangga. Pasalnya, mengutip dari Newzoo, total pendapatan mobile game di Indonesia pada tahun lalu sekitar US$331 juta, namun sayangnya kontribusi dari pengembang lokal hanya 1% saja.

“Kue industri game di Indonesia masih sangat besar, namun kontribusi dari lokal masih sangat kecil. Kami berharap acara ini bisa jadi trigger, mengenalkan industri game lebih jauh,” pungkasnya.

Bekraf Berharap Lahirkan Ratusan Produk Digital Baru dari Program BEKUP

Bekraf (Badan Ekonomi Kreatif) Indonesia kembali menggagas sebuah program yang ditujukan untuk membantu mengembangkan industri startup Indonesia. Program yang diberi nama Bekraf for Pre-Startup (BEKUP) 2017 ini didukung oleh MIKTI (Masyarakat Industri Kreatif TIK/Digital Indonesia) dan PT Telekomunikasi Indonesia dikonsep untuk memberikan pendampingan kepada calon pendiri startup digital. Program ini sendiri ditargetkan bisa mencetak 450 calon pendiri dan 150 produk startup digital baru.

Deputi Infrastruktur Bekraf Hari Santosa Sungkari dalam rilis pers-nya menyampaikan, “Program BEKUP bukanlah workshop atau pun training, melainkan penggemblengan.”

BEKUP sendiri saat ini telah mempersiapkan 105 mentor di 15 kota yang di tiap kotanya akan terdapat 6 mentor dan 1 koordinator wilayah dengan melibatkan 10 inkubator, akselerator dan investor yang siap membantu para pendiri startup digital melalui 3 program, 3 kurikulum dan 4 tahapan dalam kurun waktu 4 bulan.

Kota-kota yang beruntung tersebut adalah Banda Aceh, Medan, Pekanbaru, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Bandung, Yogyakarta, Solo, Malang, Surabaya, Denpasar, Balikpapan dan Makassar. Untuk menstandarisasi kualitas lulusan program BEKUP ini, mentor yang terlibat telah diklasifikasi dan distandarisasi.

Program BEKUP sendiri tersedia untuk seluruh tingkat kemampuan, mulai dari pemula hingga yang sudah memiliki produk. Program-program BEKUP antara lain BEKUP BASIC yang ditujukan untuk peserta perorangan yang membutuhkan pendampingan untuk meningkatkan kesiapan mereka dalam membangun startup di bagian teknis.

Ada juga program BEKUP START yang ditujukan bagi peserta yang sudah memiliki tim dan memiliki ide dan memiliki rencana untuk membangun startup dalam waktu dekat, sehingga kurikulumnya pun lebih lengkap mulai dari teknis hingga bisnis. Ada lagi program BEKUP JOURNEY yang ditujukan untuk startup yang telah beroperasi untuk mengikuti program pendampingan lanjutan dan link and match dengan mitra strategis.

Untuk BEKUP START ada 4 tahapan berkelanjutan yang bertujuan untuk melengkapi pengetahuan dan keterampilan calon pendiri startup. Keempat tahap tersebut adalah tahap workshop, talenta development, founder preparation, dan tahap pre-incubation.

Melalui program BEKUP ini Bekraf berharap pelaku startup digital Indonesia dapat memberikan dampak positif bagi pergerakan perekonomian Indonesia. Bekraf melalui unit infrastruktur non fisik mencoba memberikan kontribusi nyata sejalan dengan semangat pemerintah Indonesia sebagai “The Digital Energy of Asia”

Bekraf Luncurkan Bantuan Insentif Penambahan Modal untuk Startup dan Pelaku UKM

Sebagai bentuk dukungan nyata kepada pelaku UKM dan startup di Indonesia, Badan Ekonomi Kreatif melakukan sosialisasi Bantuan Intensif Penambahan Modal (BIP) 2017.

BIP yang merupakan skema bantuan penyaluran modal non perbankan dari pemerintah, khusus untuk pelaku UKM berupa penambahan modal kerja atau investasi aktiva tetap. Pendaftaran yang sudah mulai dibuka hari ini (13/07), akan memberikan bantuan dana maksimal Rp200 juta rupiah, sesuai dengan hasil kurasi.

Program periode pertama yang diberikan Bekraf akan diprioritaskan pada sub sektor Aplikasi dan Game Developer (AGD) dan Kuliner.

Meskipun terbuka untuk umum, namun penerima bantuan dana tersebut diutamakan untuk mereka yang telah mengikuti kegiatan, program, pelatihan atau program batch yang diselenggarakan Bekraf, dan tidak sedang menerima bantuan sejenis dari pemerintah pada tahun berjalan.

Untuk mendapatkan pendanaan tersebut calon penerima nantinya wajib melalui proses wawancara juga presentasi di hadapan tim kurasi, yang terdiri dari para ahli yang berjumlah tiga atau lima orang yang akan melakukan penilaian secara teknis proposal calon penerima.

Jika penentuan nilai oleh tim kurasi terpenuhi maka akan diusulkan kepada Deputi Akses Permodalan. Nantinya Deputi Akses Permodalan akan memutuskan calon penerima yang sesuai, berdasarkan rekomendasi dari lembaga pendamping, inkubator dan akselerator. Pendaftaran untuk mengajukan bantuan dana dimulai sejak tanggal 13 Juli 2017 dan ditutup tanggal 24 Juli 2017.

Dukungan Bekraf untuk pelaku startup di Indonesia

Selama ini Bekraf cukup agresif melakukan rangkaian kegiatan yang mendukung ekosistem startup. Di antaranya adalah mengajak lebih banyak venture capital lokal dan asing untuk memberikan bantuan dana kepada pelaku UKM dan perusahaan rintisan di Indonesia. Salah satu kegiatan Bekraf awal tahun 2017 adalah bersama dengan Filantropi Indonesia mendirikan Filantropi Ventures.

Selain itu, Bekraf juga akan menyiapkan dana Rp10 miliar untuk para pemain usaha di sektor ekonomi kreatif. Dana tersebut merupakan anggaran yang disetujui oleh pemerintah untuk digunakan Bekraf untuk menyuntik para pemain ekonomi kreatif. Alokasinya sebagian besar akan diarahkan untuk startup digital, sementara sisanya untuk sektor ekonomi kreatif lainnya.

Dukung Startup World Cup 2018, Fenox VC Gelar “Road Show” ke 8 Kota Indonesia

Kompetisi pitching global kedua Fenox VC yaitu Startup World Cup 2018 (SWC 2018), secara resmi diluncurkan. Kompetisi yang secara rutin digelar oleh Fenox VC sebelumnya telah menghasilkan Ahlijasa yang menjadi pemenang regional di tahun sebelumnya.

Kepada media, SEA Regional Manager Fenox VC Retno Dewati mengungkapkan kegiatan tahun ini sebagian besar serupa dengan kegiatan tahun sebelumnya. Namun untuk menggali talenta baru dari luar kota dan bukan hanya Jakarta, Fenox VC didukung Bekraf akan melancarkan kegiatan road show ke 8 kota, yaitu Bandung, Medan, Yogyakarta, Surabaya, Balikpapan, Bali, Makassar dan Batam. Kegiatan road show ini akan dimulai pada tanggal 16 Juli hingga 12 Agustus mendatang.

“Kami melihat kegiatan road show ke beberapa kota di Indonesia, bisa membantu para entrepreneur di daerah untuk bekenalan dengan Fenox VC sekaligus mendapatkan mentoring dan pengajaran dari Fenox VC didukung oleh Bekraf,” kata Retno.

Bertambahnya jumlah peserta dan partner strategis

Selain mendapatkan hadiah senilai 1 juta dolar dalam bentuk investasi, startup yang beruntung juga akan dibantu oleh Fenox VC, dalam hal scaling, meningkatkan bisnis hingga bertemu langsung dengan strategic partner dari Fenox VC.

“Saat ini masih belum banyak startup di Indonesia yang memasuki tahap lanjutan, dan masih terhambat dalam tahap seed.  Dengan alasan itu kami dari Fenox VC ingin memberikan nilai tambah kepada para peserta dan tentunya pemenang pada nantinya,” kata Executive Director 2018 Startup World Cup Chris Abshire.

Kompetisi 2018 Startup World Cup nantinya akan melipatgandakan jangkauan dan jumlah pelaku usaha dari Asia, Afrika dan Amerika. Dibandingkan tahun sebelumnya, kompetisi nantinya akan diikuti oleh 30 daerah yang berpartisipasi. Jumlah tersebut bertambah dua kali lipat dari tahun sebelumnya.

“Kami percaya bahwa semangat kewirausahaan dan ekosistem sedang berkembang. Dengan dukungan, arahan dan kesempatan yang Fenox VC tawarkan, diharapkan bisa meningkatkan ekosistem startup secara signifikan,” kata Chris.

Investasi dan dukungan Fenox VC untuk Indonesia

Sejak investasi pertamanya pada tahun 2014, Fenox telah menginvestasikan lebih dari 25 perusahaan di seluruh Asia Tenggara dengan 70% berasal dari Indonesia. Salah satu investasi oleh Fenox adalah program akselerator di Indonesia.

“Kami telah melakukan 12 investasi dari dua gelombang akselerator dan sekarang membuka gelombang ketiga untuk menemukan 6-10 perusahaan lain untuk diinvestasikan dan mendapat pelatihan intensif oleh Fenox. Kami berharap setidaknya bisa mencapai 10 kesepakatan tahun ini,” kata Retno.

Media Sosial Lokal Kwikku Dapatkan Seed Funding

Pada awal berdirinya Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), dalam berbagai kesempatan pihaknya sering menyampaikan, bahwa fokusnya untuk startup digital bukan pada memberikan permodalan, namun membuka kanal seluas-luasnya mempertemukan startup dengan investor potensial. Kwikku menjadi anak asuhan yang membuktikannya. Pengembang layanan media sosial lokal tersebut mengumumkan telah mendapatkan investasi dari hasil intermediasi bersama Bekraf.

Meskipun tidak diungkapkan siapa investor dan besaran investasi yang diberikan, diinformasikan bahwa ada tiga investor yang tertarik membantu Kwikku untuk berkembang. Datu di antaranya telah menyalurkan dana investasinya kepada tim Kwikku untuk seed funding. Menurut Co-founder Kwikku Ifa Alif, investasi ini penting untuk keberlangsungan sebuah usaha rintisan. Alif juga mengakui jika startup pada umumnya unggul pada teknik dan produksi, tapi lemah di pembiayaan.

“Untuk pihak investor dan besaran investasi, masih undisclosed, karena saya belum ijin secara langsung. Bocorannya, pihak investor sudah sangat berpengalaman di dunia media dan memiliki visi yang sama terkait apa yang kami bangun. Besaran investasinya, cukup untuk menjalankan Kwikku selama dua tahun ke depan,” ujar Alif.

Sebelum mendapatkan investasi, Kwikku bertahan dengan membagi waktu bootstrapping yaitu mengerjakan proyek lain untuk mendapatkan dana dan mengembangkan produknya sendiri.

“Ada banyak plan yang sudah kami siapkan untuk investasi ini, hal utama tersebut di antaranya membangun tim, pengembangan produk dan terus membuat aplikasi semakin clean dan easy to use. Di luar production, tim Kwikku juga memanfaatkan dana investasi untuk memperkenalkan Kwikku ke seluruh target market dan mengeksekusi ide terkait fitur baru yang akan dikembangkan. Tentunya juga termasuk riset tentang apa saja yang diinginkan pengguna,” lanjut Alif.

Perjalanan Kwikku bersama Bekraf

Beberapa proses telah dilalui Kwikku sebelum akhirnya mendapat investasi. Kwikku pertama kali mengikuti acara Bekraf pada pagelaran Startup Pitch Day di Malang tahun lalu. Pada kesempatan tersebut Kwikku bertemu dengan startup lain dan para mentor untuk saling berbagi ilmu. Tak berhenti di situ, selanjutnya Kwikku juga sempat mengikuti Startup Mentoring Program yang diadakan Bekraf. Sesi ini memberikan pelatihan khusus untuk pitching di hadapan investor.

Salah satu rangkaian Startup Pitching Day oleh Bekraf
Salah satu rangkaian Startup Pitching Day oleh Bekraf

Setelah mendapatkan pelatihan berupa teori dan praktik, Kwikku bersama 24 startup lain dipertemukan dengan investor pada acara Pitching Ideatalks pada rangkaian Ideafest 2016 di Jakarta. Para startup dipertemukan dengan investor potensial yang tertarik dengan model bisnis mereka. Hingga akhirnya Kwikku juga menemukan partner strategisnya dalam investasi untuk bersama-sama melakukan akselerasi bisnis.

“Bekraf memfasilitasi pertemuan startup yang dilirik investor dengan harapan kesepakatan antara investor dan startup jejaring Bekraf. Saya melihat Kwikku sebagai startup potensial saat menjadi juri dan mentor Startup Pitch Day Roadshow Malang. Alhamdulillah, Kwikku bisa memanfaatkan intermediasi Bekraf dengan baik,” tutur  Direktur Akses Non Perbankan Bekraf Sugeng Santoso.

Kiat Kwikku untuk bisa memperoleh pinangan investor

Setidaknya Kwikku sudah melakukan tiga kali presentasi untuk pitching di hadapan investor, sebelum pada akhirnya berhasil mendapatkan investasi. Alif menceritakan bahwa membangun relasi dengan investor menjadi hal krusial untuk mengembangkan bisnis di level startup. Jika ada kesempatan untuk bertemu, maka sangat perlu dimanfaatkan.

“Kami arrange meeting dan bertemu untuk membahas apa yang ingin dibangun ke depan, persiapan yang dibutuhkan, dan apa yang bisa dibantu investor,” ujar Alif.

Selain itu Alif juga menggarisbawahi bahwa jangan pernah menganggap investor sebagai mesin uang, namun sebagai rekanan strategis yang dapat bersama-sama mengembangkan bisnis. Membangun hubungan yang baik dengan investor termasuk berdiskusi masalah pengembangan produk dan permasalahan teknis di lapangan jika ada. Karena pada umumnya investor sudah lebih mengerti tentang kondisi pasar berbekal pengalaman bisnis yang dimilikinya.

Kwikku sendiri hingga saat ini fokus menyajikan layanan media sosial dengan “rasa” lokal. Salah satu pendekatan yang diambil ialah dengan mengambil ragam ciri khas budaya Indonesia untuk konten yang ada di dalamnya, termasuk untuk stiker dan bahasa yang digunakan.

Application Information Will Show Up Here

Kenduri Nasional E-UKM Digelar di Yogyakarta, Tingkatkan Implementasi Teknologi dalam Kewirausahaan

Berdasarkan temuan riset kerja sama BPS dan Bekraf, pada kisaran tahun 2010-2015 diperoleh data bahwa nilai produk industri kreatif meningkat rata-rata 10,14% per tahun. Jumlah tersebut menyumbang ekonomi nasional sekitar 7,66%. Dengan tren pertumbuhan tersebut ditargetkan pada tahun 2019 industri kreatif setidaknya akan menyerap tenaga kerja sekitar 17 juta orang dengan nilai ekspor sekitar Rp282 triliun lebih.

Di sisi lain, menurut data BPS, jumlah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) berjumlah 56,5 juta (2016). Sayangnya, meski terkesan besar secara jumlah, angka itu sebenarnya memasukkan pengusaha mikro seperti petani, nelayan, pedagang asongan, hingga usaha sektor informal lainnya.

Setelah pada hari lalu (25/04) diluncurkan Panaya.id sebagai platform untuk promosi melalui kanal fansbase artis, hari ini (26/04) di Yogyakarta dalam rangkaian acara yang sama diadakan acara Kenduri Nasional E-UKM. E-UKM adalah sebutan bagi para UKM yang telah memanfaatkan kanal digital (marketplace, online store dan media sosial) sebagai sarana promosi dan publikasi produk dan jasa kreatif.

Sedangkan tema “kenduri” digunakan karena semangat kenduri adalah semangat bekerja sama, berpadu, dan menyatukan langkah untuk mencapai hasil yang terbaik.

Dengan adanya acara Kenduri Nasional yang berlangsung dua hari dari tanggal 26-27 April 2017 di Hotel Grand Tjokro Jogja, diharapkan UKM dapat saling bertemu, baik dengan sesama UKM maupun dengan pihak-pihak pendukung seperti penyedia platform & teknologi untuk mempercepat perkembangan UKM di Indonesia, sehingga UKM dapat memperoleh inspirasi, semangat, & jaringan baru.

Sebagai narasumber dalam acara tersebut, hadir pakar branding Subiakto Priosoedarsono, mentor usaha Jaya Setiabudi, CEO Marketplace Riyeke Ustadiyanto, pemilik Vanilla Hijab yang beromzet miliaran Atina, pakar Google Sales Edgart Hartono dan Robby Marolop, serta beberapa pemateri lainnya. Fokus materi adalah pada penyampaian kiat dari usaha yang sudah mereka jalankan, sehingga mampu menghasilkan banyak produk unggulan.

Riyeke Ustadiyanto, yang juga salah penggagas acara Kenduri Nasional E-UKM ini mengatakan, acara ini merupakan upaya bersama dari banyak pihak, untuk menjembatani kebutuhan UKM agar bisa maju bersama di dunia digital.

“Kami sedang menyiapkan tools automation UKM, yakni semacam sarana agar para UKM ini bisa langsung mudah berjualan ke dunia global melalui sarana digital. Hanya dengan bergabung, men-display produk, begitu ada pesanan dan sudah terbayar, barang langsung terkirim melalui jaringan logistik yang sudah terverifikasi. Mudah, cepat, menyenangkan, semua senang,” terang Riyeke.

Aulia E Marinto, ketua umum asosiasi e-commerce Indonesia (idEA) yang turut menginisiasi acara ini mengatakan bahwa untuk mengembangkan dan memperkuat ekonomi digital, kita harus merangkul semua pihak, termasuk para pengusaha UKM di daerah.

“Pemerintah dan idEA bisa menjembatani hubungan baik tersebut dengan menyiapkan ekosistem yang mendukung kesiapan semua pihak, utamanya untuk mendorong UKM agar mampu jadi pengusaha E-UKM yang bukan saja siap dan komit tetapi juga berkualitas,” ujar Aulia.

Inisiasi Panaya Sebagai Dukungan Artis Indonesia Membangun Ekonomi Rakyat

Jika membahas tentang sektor UMKM di Indonesia, secara kasat mata saat ini terlihat pertumbuhan yang mulai signifikan, didukung oleh banyak faktor, salah satunya akses modal yang makin banyak dan proses digital yang memudahkan. Namun jika menelisik lebih lanjut, dengan membandingkan rasio dengan sebaran UMKM di negara lain, menurut data dari Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) jumlah wirausaha Indonesia baru mencapai 3,1 persen dari jumlah penduduk. Lebih rendah jika dibandingkan negara seperti Malaysia (5%), Tiongkok (10%), Singapura (7%), Jepang (11%) maupun Amerika Serikat (12%).

Kendati demikian banyak hal yang membuat berbagai kalangan optimis dengan peningkatan rasio UMKM di Indonesia. Salah satunya didukung oleh laju perdagangan online yang signifikan. Kominfo memprediksikan bahwa nilai bisnis e-commerce akan mencapai Rp1.710 triliun pada 2020 mendatang. Selain didukung konsumen digital yang makin mapan, hal ini juga banyak melibatkan manuver kalangan pengusaha kecil menengah di masyarakat.

Panaya.id sebagai salah satu sinergi memajukan UMKM lewat digital

Namun Bekraf menganggap perlu adanya sinergi dengan berbagai pihak tatkala berbicara memajukan UMKM. Eekonomi kreatif, yang berbasis modal kreativitas sumber daya manusia, berpeluang mendorong daya saing bangsa di masa depan.

“Bekraf mendorong pertumbuhan industri kreatif sebagai tulang punggung ekonomi kreatif dan inilah cita-cita kami bersama, kami mengharapkan adanya perubahan paradigma dari para pelaku industri. E-commerce merupakan salah satu infrastruktur ekonomi kreatif yang diharapkan dapat melakukan akselerasi pertumbuhan penjualan produk-produk kreatif anak bangsa Indonesia, baik di pasar domestik maupun pasar global,” ujar Deputi Infrastruktur Bekraf Hari Sungkari.

Hal tersebut direalisasikan dengan kerja sama yang dijalin bersama Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA), para artis, dan pelaku UMKM Indonesia. Salah satu perwujudan dari sinergi tersebut ialah inisiasi platform Ekonomi Rakyat Digital bernama Panaya. Panaya didesain menjadi platform yang membantu UKM dalam menggunakan media sosial para artis sebagai alat menjalankan bisnisnya.

Panaya sendiri secara resmi bisa digunakan pada tanggal 9 Mei 2017 mendatang.

“Kami bergembira dengan sambutan positif untuk mendukung program pemerintah dan idEA untuk mengembangkan ekonomi kerakyatan digital. Melalui platform Panaya.id ini para artis akan membantu produk lokal agar dapat menjangkau seluruh Nusantara. Para artis juga mengajak puluhan juta follower-nya untuk menjadi peritel dengan syarat yang sangat sederhana,” ungkap CEO Panaya.id Hero Tjokroardi.

Melalui saluran follower dan fans para artis, didukung penuh oleh pemerintah, dan dibantu penyebarannya melalui jaringan e-commerce anggota idEA, diharapkan ke depan akan muncul pengusaha UMKM yang siap jadi e-UKM murni. Jika hal tersebut bisa diberdayakan, angka wirausahawan sukses Indonesia akan terus naik. Ujungnya, akan memperkuat ekonomi nasional secara keseluruhan.

Bekraf Perlebar Panggung Skala Global untuk Startup Luar Jakarta

Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menunjukkan komitmennya untuk memberi panggung kepada startup di luar Jakarta lewat kompetisi taraf internasional. Dengan diberikannya akses tersebut, diharapkan startup lokal dapat memperlebar potensi yang dimilikinya lewat kemitraan dari luar negeri atau mendapat pendanaan segar dari investor.

Ada sejumlah kompetisi startup internasional yang secara spesifik dilirik oleh Bekraf, yakni Startup Istanbul dan Startup World Cup. Bekraf memberi fasilitas untuk kedua kompetisi tersebut supaya dapat dihadiri oleh startup dari berbagai daerah, tak hanya dari Jakarta.

Menurut Deputi Akses Permodalan Bekraf Fadjar Hutomo, yang terpenting dari suatu kompetisi bukanlah masalah menang atau tidaknya suatu startup dari kompetisi, melainkan pengalaman yang didapat. Lewat kompetisi internasional, startup dapat “berjualan” dengan membuka hubungan baru dengan rekan atau investor.

“Bekraf ingin membentuk platform yang memudahkan para talenta lokal ke radar internasional. Sebab berbicara mengenai sumber dana, di Indonesia masih kurang sumbernya. Selain itu, keikutsertaan kami termasuk dalam rangka menunjukkan pada investor asing bahwa berinvestasi startup Indonesia sangat prospektif,” katanya, Kamis (13/4).

Bekraf berkomitmen untuk bergerilya lebih jauh mencari potensi startup lokal dari luar Jakarta agar dapat dibawa ke kancah internasional. Salah satu partner Bekraf adalah Fenox VC, yang merupakan penyelenggara kompetisi Startup World Cup (SWC).

Menurut Fadjar, saat mencari kandidat peserta untuk SWC 2017 pihaknya hanya memiliki waktu enam hari untuk mengelilingi enam kota. Dengan waktu yang cukup singkat tersebut, pihaknya tidak bisa mendalami lebih jauh potensi startup lokal.

“Untuk menjaring kandidat startup SWC 2018, kami ingin lebih intensif lagi menjaring talentanya.”

SEA Regional Manager Fenox VC Retno Dewati mengamini ucapan Fadjar. Dia mengatakan pihaknya akan terus mengadakan SWC menjadi acara tahunan. Kompetisi ini akan membuka kesempatan bagi startup untuk saling belajar dari satu sama lain, mendapat kenalan baru, dan merasakan kompetisi di tingkat internasional.

“Fenox akan berkomitmen terus mengadakan SWC tiap tahun. Awal mula kami adakan SWC karena sebagai perusahaan global, kami merasa perlu membuat platform untuk menjembatani startup dengan investor atau pelaku lainnya, agar dapat belajar satu sama lain,” kata Retno.

Ahlijasa sebagai pemenang ke-3 SWC 2017

Sekedar informasi, perhelatan ajang SWC 2017 telah berakhir pada 24 Maret 2017 di San Francisco. Dari ajang tersebut, Ahlijasa terpilih sebagai pemenang ke-3 menyingkirkan 12 startup lainnya dari berbagai negara. Juara 1 ditempati startup dari Jepang, sementara juara 2 diraih startup dari Inggris.

“Kemenangan Ahlijasa cukup menggembirakan. Meski mereka adalah startup laundry, Ahlijasa mampu membuktikan bahwa solusi yang diberikan startup itu memang seharusnya dibangun dari permasalahan. Malah, model bisnis Ahlijasa dikatakan bisa diterapkan untuk negara lain,” terang Fadjar.

Founder Ahlijasa Jay Jayawijayaningtyas menambahkan, “Startup Indonesia sangat penting untuk bisa tampil di level global bertemu dengan startup dari berbagai negara. Pengaruh SWC bagi Indonesia yaitu membuka mata dunia tentang potensi Indonesia sehingga investor tertarik berinvestasi di Indonesia.”

Application Information Will Show Up Here

Fokuskan Akselerasi Ekonomi Digital, IESE 2017 Kembali Digelar

Tahun 2017 Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) bakal menggelar kegiatan Indonesia E-Commerce Summit dan Expo (IESE) pada bulan Mei mendatang. Perhelatan rutin yang telah digelar kedua kalinya nanti, akan memfokuskan kepada penerapan serta implementasi dari roadmap plan e-commerce yang lahir dari kegiatan IESE 2016 silam.

Kepada media hari ini, CEO Blanja yang juga menjabat sebagai ketua umum idEA Aulia Marinto menyebutkan, IESE 2017 yang akan digelar pada tanggal 9-11 Mei 2017 di ICE BSD, diharapkan bisa merangkul lebih banyak pelaku pelaku UKM, penggiat startup, stakeholder hingga regulator untuk bersama menemukan solusi dari semua permasalah yang ada.

“idEA sebagai satu-satunya asosiasi e-commerce di Indonesia tentunya berharap bisa menjadi kegiatan positif yang bisa membantu ekosistem e-commerce di Indonesia.”

Memajukan ekosistem digital ekonomi Indonesia

Terdapat 5 pilar yang akan dibahas secara tuntas oleh idEA dalam kegiatan IESE 2017 mendatang. Masing-masing poin tersebut memiliki impact dan tentunya berkaitan satu dan lainnya. Di antaranya adalah akselerasi growth digital ekonomi, merangkul lebih banyak penjual offline ke online, mempromosikan usaha lokal menjadi global, perhatian khusus terkait logistik hingga pembahasan yang cukup sensitif saat ini, yaitu talenta.

“Semua permasalahan yang ada akan di bahas tuntas bersama semua pihak terkait. Kita juga akan mengundang regulator dan Bekraf untuk mempercepat proses akselerasi serta mengimplementasikan hasil dari kegiatan selama tiga hari tersebut,” kata Aulia.

Saat ini idEA mengklaim telah memiliki sekitar 300 perusahaan dari kategori online ritel, marketplace, daily deals, classified ads, price comparison, travel, sistem pembayaran, logistik dan beberapa partner strategis terkait.

“Diharapkan nantinya produk yang masih offline bisa bekerja sama dengan perusahaan online, sehingga bisa memperbesar kemungkinan memperoleh pembeli lebih luas lagi. Sebaliknya online retailer yang memiliki inventory online juga bisa memanfaatkan kehadiran toko offline untuk memperbanyak produk yang dijual. Inilah kerja sama yang saling menguntungkan yang akan memajukan ekosistem digital ekonomi Indonesia di masa depan,” tutup Aulia.


Disclosure: DailySocial merupakan media partner pagelaran Indonesia E-Commerce Summit dan Expo (IESE) 2017.