Beyerdynamic Luncurkan Dua Headset Gaming Baru, MMX 100 dan MMX 150

Veteran audio asal Jerman, Beyerdynamic, kembali meluncurkan headset gaming baru. Bukan cuma satu, melainkan dua sekaligus, yakni MMX 100 dan MMX 150.

MMX 100 merupakan headset gaming analog yang ideal untuk pengguna console (karena bisa langsung dicolokkan ke controller), sementara MMX 150 didedikasikan untuk gamer PC berkat koneksi USB dan sound card terintegrasinya.

Kedua headset sama-sama mengemas driver berdiameter 40 mm yang telah dioptimalkan untuk menghasilkan “suara yang jernih dan presisi di semua genre“. Maksud kata presisi di sini tentu merujuk pada aspek positioning yang krusial dalam game FPS kompetitif, serta mampu menambah kesan immersive dalam game RPG.

Pengalaman panjang Beyerdynamic di industri audio yang hampir satu abad tak hanya ditumpahkan ke output-nya, melainkan juga input. Baik MMX 100 maupun MMX 150 sama-sama dibekali mikrofon cardioid yang dijuluki Meta Voice (tidak ada hubungannya sama sekali dengan Facebook).

Detachable mic dengan kapsul sebesar 9,9 mm ini diyakini mampu meredam suara-suara latar yang mengganggu selagi di saat yang sama masih mempertahankan kesan natural pada suara pengguna yang ditangkap. Supaya memudahkan, Beyerdynamic tak lupa menyematkan tombol fisik untuk mute/unmute di earcup sebelah kiri, persis di depan kenop volumenya.

Khusus pada MMX 150, ada fitur ekstra bernama Augmented Mode. Fitur ini pada dasarnya memiliki cara kerja serupa seperti fitur transparency mode atau ambient mode di berbagai TWS noise cancelling, yakni membiarkan suara-suara yang ada di sekitar pengguna masuk. Dengan begitu, pengguna tetap bisa berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya tanpa perlu melepas headset sama sekali.

Secara estetika, kedua headset punya penampilan yang hampir identik, dengan bantalan telinga membulat yang dilapisi kulit sintetis. Konstruksinya sendiri banyak mengandalkan aluminium, dan bobot keduanya sama-sama berada di kisaran 300 gram.

Di pasar Amerika Serikat, Beyerdynamic MMX 100 dan MMX 150 saat ini telah dijual masing-masing seharga $99 dan $149. Keduanya sama-sama tersedia dalam pilihan warna hitam atau abu-abu.

Sumber: Pocket-lint dan Beyerdynamic.

Aplikasi Ini Pelajari Anatomi Telinga Anda Guna Menyuguhkan Audio yang Lebih Baik Sepanjang Sesi Gaming

Di kalangan gamer kompetitif, headset gaming yang baik adalah yang mampu meningkatkan performa mereka selama bermain. Biasanya, ini diwujudkan lewat teknologi spatial audio, yang pada dasarnya bisa memberikan gambaran jelas dari mana tiap suara dalam game berasal.

Menurut Logitech, spatial audio malah bisa disempurnakan lebih lagi dengan bantuan aplikasi bernama Immerse. Immerse dibuat oleh Embody, perusahaan ahli spatial audio yang memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) supaya gamer dapat “mendengarkan audio dari game seperti ketika mereka mendengarkan suara di dunia nyata”.

Tugas AI di sini adalah menganalisis bentuk telinga masing-masing pengguna. Ya, sebelum bisa digunakan, aplikasi akan meminta pengguna untuk memotret salah satu telinganya terlebih dulu. Setelahnya, AI akan mencoba memprediksi bagaimana telinga kita masing-masing menerima suara.

Logitech G Immerse

Berbekal informasi anatomi telinga pengguna, Immerse pada dasarnya mampu ‘menempatkan’ suara di tempat-tempat spesifik di sekitar pengguna secara akurat. Salah satu fitur yang ditawarkan Immerse adalah “Close Combat Mode”, yang akan membuat audio jadi terdengar lebih dekat, sehingga akhirnya bisa lebih mudah diidentifikasi.

Satu hal yang perlu dicatat, Immerse bukan aplikasi gratisan. Kita memang diberi akses free trial selama 14 hari, tapi setelahnya pengguna wajib membayar biaya berlangganan sebesar $3 per bulan, atau $15 per tahun.

Sebelum berlangganan, pastikan juga headset Anda kompatibel, dan untuk headset Logitech G daftar lengkapnya bisa dilihat di blog resmi mereka. Selain Logitech, Immerse rupanya juga kompatibel dengan sejumlah model headset gaming bikinan Beyerdynamic.

Sumber: The Verge.

Astell & Kern Luncurkan Headphone dan Earphone Hasil Kolaborasinya dengan Beyerdynamic dan JH Audio

Astell & Kern dikenal sebagai brand yang memproduksi digital audio player (DAP) dengan harga selangit, akan tetapi mereka sekarang juga ingin menawarkan headphone dan earphone kepada kalangan audiophile kelas sultan. Kendati demikian, mereka tidak sendirian dalam mengerjakan dua perangkat ini.

Perangkat yang pertama adalah headphone over-ear bernama AK T5p 2nd Gen yang dikembangkan bersama Beyerdynamic. Seperti headphone unggulan Beyerdynamic lainnya, perangkat ini juga mengandalkan driver berteknologi Tesla yang diklaim bisa menghasilkan suara yang begitu natural dan seimbang.

AK T5p 2nd Gen

Ketimbang hanya membubuhkan logonya saja, Astell & Kern ingin berperan lebih besar dengan merancang kabel yang didesain secara spesifik untuk headphone ini. Kabel tipe braided ini terbentuk dari empat kabel perak dan empat kabel tembaga murni, diklaim sanggup membantu memaksimalkan karakteristik suara khas dari teknologi driver Tesla besutan Beyerdynamic.

Fisiknya pun dipastikan sangat premium, mengandalkan proses pembuatan secara hand made serta material mewah seperti balutan kulit domba pada bantalan telinga dan headband. Agar semakin terasa eksklusif, AK T5p 2nd Gen hanya akan diproduksi sebanyak 1.000 unit saja, dengan banderol harga $1.199.

AK Diana

Untuk perangkat yang kedua, yakni earphone bernama Diana, Astell & Kern memilih JH Audio sebagai mitranya. JH Audio, bagi yang tidak tahu, dikenal sebagai pelopor custom fit earphone, yang setiap unitnya memiliki bentuk berbeda karena dibuat berdasarkan cetakan telinga milik tiap-tiap konsumen.

Namun Diana bukan masuk kategori tersebut, melainkan universal fit yang lebih umum. Sekali lagi Astell & Kern melengkapi teknologi driver rancangan JH dengan kabel istimewa seperti yang mereka sematkan pada AK T5p. Kombinasinya dipercaya tidak akan menyajikan frekuensi tinggi yang terlalu tajam, atau bass yang kelewatan.

Harganya tidak kalah premium: $799, tapi setidaknya tidak dalam kuantitas terbatas seperti AK T5p tadi.

Sumber: Astell & Kern via Digital Trends.

Beyerdynamic Luncurkan Empat Earphone dengan Desain Unik yang Sangat Nyaman di Telinga

Beyerdynamic Lagoon ANC bukan satu-satunya persembahan sang legenda Jerman di ajang IFA tahun ini. Mereka juga memperkenalkan empat earphone baru berdesain inovatif, yang masing-masing ditujukan untuk kelas konsumen yang berbeda; dari entry-level sampai yang high-end.

Desain inovatif itu merujuk pada sisi luar masing-masing earpiece yang datar. Saking datarnya, Beyerdynamic mengklaim bagian tersebut tidak akan nongol dari telinga ketika dikenakan. Alhasil, walaupun pengguna mengenakannya selagi berbaring miring, telinganya dipastikan tidak akan tertekan dan terasa sakit.

Beyerdynamic Beat Byrd / Beyerdynamic
Beyerdynamic Beat Byrd / Beyerdynamic

Pada kategori yang termurah, ada Beyerdynamic Beat Byrd yang memiliki kabel berwarna oranye seperti pada gambar di atas. Untuk model ini, sejatinya tidak ada yang bisa begitu dibanggakan kecuali desainnya yang pipih itu tadi. Banderol harganya pun cuma 25 euro, dan akan dipasarkan mulai akhir bulan September ini.

Beyerdynamic Soul Byrd / Beyerdynamic
Beyerdynamic Soul Byrd / Beyerdynamic

Di atasnya ada Beyerdynamic Soul Byrd yang menghadirkan sejumlah upgrade. Yang pertama, ia datang bersama lima pasang eartip dalam berbagai ukuran. Kedua, ada remote tiga tombol yang juga mengemas mikrofon sehingga pengguna dapat berinteraksi dengan Google Assistant maupun Siri. Selisih harganya cukup jauh, 79 euro, dan akan dipasarkan mulai pertengahan Oktober.

Beyerdynamic Blue Byrd / Beyerdynamic
Beyerdynamic Blue Byrd / Beyerdynamic

Di level premium, Beyerdynamic Blue Byrd menjanjikan kepraktisan konektivitas Bluetooth, lengkap dengan dukungan codec populer seperti aptX maupun AAC. Baterainya diklaim mampu bertahan hingga enam jam pemakaian, dan charging-nya sudah mengandalkan sambungan USB-C. Pemasarannya diperkirakan berlangsung di akhir tahun dengan harga 129 euro.

Beyerdynamic Blue Byrd ANC / Beyerdynamic
Beyerdynamic Blue Byrd ANC / Beyerdynamic

Terakhir dan yang paling mahal adalah Beyerdynamic Blue Byrd ANC. Seperti yang bisa kita lihat dari namanya, ia mengusung spesifikasi yang sama seperti Blue Byrd, dengan penambahan fitur active noise cancelling. Noise cancelling-nya pun juga sudah menganut metode hybrid seperti yang diterapkan headphone Lagoon ANC.

Khusus Blue Byrd ANC ini, desainnya mengadopsi model neckband. Ia pun juga telah mengemas fitur personalisasi suara macam yang diunggulkan Beyerdynamic Aventho Wireless. Itulah mengapa harganya terpaut sangat jauh dari tiga earphone di atas: 249 euro, dengan jadwal rilis di akhir tahun juga.

Sumber: The Verge dan Beyerdynamic.

Beyerdynamic Lagoon ANC Siap Ramaikan Pasar Headphone Wireless Noise Cancelling

Sony WH–1000XM3 bukan satu-satunya calon penantang kuat Bose di segmen headphone wireless berteknologi noise cancelling yang menjalani debutnya di ajang IFA tahun ini. Produsen perangkat audio tertua di dunia, Beyerdynamic, rupanya juga memperkenalkan calon rival yang sepadan, yakni Lagoon ANC.

ANC, seperti yang kita tahu, adalah singkatan dari Active Noise Cancelling, di mana pemblokiran suara dilakukan secara sengaja dengan mengolah suara yang masuk dari mikrofon. Untuk Lagoon ANC, Beyerdynamic rupanya telah menerapkan sistem hybrid, di mana mikrofon yang bertugas menangkap suara untuk dieliminasi tak hanya ditempatkan di bagian luar saja, tapi juga di dalam masing-masing earcup.

Soal performa, Beyerdynamic belum merincikan unit driver yang digunakan headphone tipe over-ear ini seperti apa, tapi yang pasti respon frekuensinya berada di rentang 10 – 30.000 Hz. Dari catatan spesifikasinya pun kita juga bisa menduga kalau dimensi headphone ini masuk kategori cukup ringkas, mengingat bobotnya tercatat hanya 280 gram saja.

Beyerdynamic Lagoon ANC

Desainnya boleh dibilang sederhana, tapi masih kelihatan cukup premium. Pada earcup sebelah kanannya, kita bisa melihat kehadiran panel sentuh yang mendukung beragam gesture untuk mengoperasikan headphone, termasuk gesture untuk memanggil Google Assistant maupun Siri. Lagoon turut dilengkapi sensor yang akan mendeteksi apabila pengguna melepas headphone, lalu menghentikan musik secara otomatis, begitu juga sebaliknya, memutarnya kembali saat headphone dikenakan.

Namun atribut terunik Lagoon adalah sistem pencahayaan di bagian dalam kedua earcup-nya. Lho kok di dalam? Ya, sebab fungsinya sama sekali bukan untuk gaya-gayaan, melainkan untuk menjadi indikator buat pengguna. Contoh, saat headphone dinyalakan, lampu di earcup sebelah kiri akan menyala biru, sedangkan kanan menyala merah, demi memudahkan pengguna membedakan antara keduanya.

Contoh selanjutnya, saat menunggu untuk di-pair, lampunya akan berpenjar dalam warna biru dan berpindah dari satu earcup ke yang lain. Begitu berhasil tersambungkan dan siap digunakan, warnanya pun berganti menjadi oranye. Terakhir, ketika baterainya hampir habis, lampunya bakal menyala merah. Sekali lagi jangan samakan ini dengan sistem pencahayaan RGB, sebab fungsinya benar-benar berbeda.

Beyerdynamic Lagoon ANC

Bicara soal baterai, Lagoon ANC menjanjikan daya tahan sampai 24 jam dalam posisi noise cancelling aktif. Kalau dinonaktifkan, baterainya malah bisa bertahan hingga 46 jam pemakaian – sangat lama untuk ukuran headphone Bluetooth. Untuk charging, Lagoon telah memakai sambungan USB-C, sama seperti Sony WH–1000XM3.

Rencananya, Beyerdynamic Lagoon ANC akan dipasarkan mulai kuartal keempat tahun ini seharga 399 euro (± 6,9 juta). Varian warna yang bakal ditawarkan ada dua: kombinasi hitam dan biru, serta kombinasi abu-abu dan cokelat.

Sumber: Beyerdynamic dan The Verge.

Beyerdynamic Luncurkan Mikrofon USB untuk Para Musisi, Podcaster dan Live Streamer

Mikrofon USB belakangan bertambah populer seiring semakin melonjaknya tren live streaming dan podcasting. Para streamer yang kerap mangkal di Twitch mungkin lebih memercayakan mikrofon dari brand gaming seperti Razer, sedangkan kalangan podcaster mungkin lebih memilih produk dari dedengkot audio seperti Beyerdynamic berikut ini.

Namanya Beyerdynamic Fox, dan ia merupakan mic tipe kondensor dengan wujud kapsul yang cukup ringkas. Komponen diaphragm berukuran cukup besar menjanjikan konversi sinyal suara yang akurat, dibarengi oleh sampling rate maksimum 24-bit/96kHz. Fox turut dilengkapi jack headphone untuk keperluan monitoring.

Jack-nya ini diposisikan di sisi depan demi kepraktisan, tepat di bawah kenop untuk mengatur volume dan menyeimbangkan sinyal input dan output (mix), serta sebuah tombol mute. Sisi belakangnya cuma dihuni oleh sebuah tuas kecil untuk mengatur gain. Secara keseluruhan, desainnya terkesan simpel, namun tetap elegan khas produk Jerman.

Beyerdynamic Fox

Fox mengandalkan konektivitas USB-C, meski kabel yang tersedia dalam paket penjualannya memiliki konektor USB-A (standar) di ujung satunya. Sangat disayangkan Beyerdynamic tidak menyertakan adaptor Lightning ataupun USB-C, padahal belakangan mulai banyak podcaster yang merekam menggunakan ponsel, terlebih sejak kehadiran aplikasi seperti Anchor.

Di Amerika Serikat, Fox bakal dijual seharga $179 mulai tanggal 16 Juli mendatang. Banderolnya terbilang kompetitif jika dibandingkan dengan produk serupa dari brand seperti Blue, Shure, Rode dan Apogee, yang sudah cukup lama bermain di segmen ini.

Sumber: The Verge.

Berfisik Elegan, Beyerdynamic Aventho Wireless Janjikan Karakter Suara Sesuai Preferensi Pengguna

Dedengkot headphone asal Jerman, Beyerdynamic, kembali memperkenalkan produk terbarunya yang ditujukan buat kalangan audiophile. Perangkat bernama Aventho Wireless ini bisa dikatakan merupakan suksesor versi wireless dari salah satu headphone on-ear terpopuler Beyerdynamic, T51i.

Hal itu tampak sekali dari penampilannya yang sangat mirip, yang memadukan elemen klasik dan modern secara apik. Kualitas suaranya pun juga bisa dipastikan sekelas, mengingat Aventho mengemas sepasang driver berteknologi Tesla yang sudah menjadi senjata andalan Beyerdynamic dalam beberapa tahun terakhir.

Beyerdynamic Aventho Wireless

Yang membedakan adalah bagaimana Aventho mencoba untuk mereproduksi suara sesuai dengan preferensi pengguna yang beragam. Ia datang bersama sebuah aplikasi pendamping bernama MIY yang dikembangkan bersama ahli audio asal Jerman pula, Mimi Hearing Technologies.

Aplikasi ini bertugas untuk melakukan kalibrasi dan menetapkan profil suara yang tepat berdasarkan hasil analisanya terhadap pendengaran masing-masing pengguna. Prosesnya cuma memakan waktu enam menit, dan setelahnya profil suara tersebut akan disimpan langsung ke headphone, sehingga karakter suaranya akan terus sama meski digunakan bersama perangkat lain yang tak dilengkapi aplikasi MIY tadi.

Aspek personalisasi suara ini merupakan bagian dari visi baru Beyerdynamic yang mengusung tagline “Make It Yours”, yang ternyata juga merupakan kepanjangan dari nama aplikasi pendamping Aventho itu tadi. Lebih lanjut, app yang sama rupanya juga dapat memonitor aktivitas mendengarkan musik pengguna, memberikan peringatan ketika volume dan durasi sudah melewati batas wajar.

Beyerdynamic Aventho Wireless

Selebihnya, Aventho Wireless menawarkan dukungan codec aptX HD maupun AAC, dan baterainya diperkirakan bisa bertahan sampai 20 jam penggunaan. Soal pengoperasian, pengguna dapat mengontrol jalannya musik menggunakan gesture pada earcup sebelah kanannya yang dilengkapi panel sentuh.

Saat ini sedang dipamerkan di ajang IFA 2017 di Berlin, Beyerdynamic Aventho Wireless dijadwalkan masuk ke pasaran mulai bulan Oktober, dengan harga €449. Pilihan warna yang tersedia ada dua, yakni hitam atau coklat.

Sumber: The Verge dan Beyerdynamic.

Beyerdynamic Xelento Wireless Sajikan Performa Kelas Audiophile dengan Kenyamanan Wireless

Kualitas suara kelas audiophile dan konektivitas wireless kerap dianggap sebagai dua hal yang bertolak belakang. Namun Beyerdynamic menolak untuk beranggapan demikian. Ahli audio asal Jerman yang sudah sangat berpengalaman ini membuktikannya lewat Xelento Wireless.

Sesuai namanya, ia merupakan versi nirkabel dari earphone premium bernama Xelento Remote yang diperkenalkan pada event CES bulan Januari lalu. Beyerdynamic yakin superioritas di bidang kualitas suaranya tetap bisa dipertahankan walaupun harus mengadopsi teknologi wireless.

Untuk itu, Beyerdynamic telah menanamkan transducer Tesla pada masing-masing earpiece milik Xelento Wireless. Menyokong inovasi engineering ini adalah chipset Bluetooth yang telah mendukung codec aptX HD. Pun demikian, saat digunakan bersama iPhone maupun perangkat lain yang tidak mendukung codec tersebut, Xelento Wireless akan otomatis beralih ke aptX biasa atau AAC.

Desain premium dipadukan dengan kualitas suara kelas atas dan konektivitas wireless tentunya harus ditebus dengan harga yang tinggi / Beyerdynamic
Desain premium dipadukan dengan kualitas suara kelas atas dan konektivitas wireless tentunya harus ditebus dengan harga yang tinggi / Beyerdynamic

Baik chip Bluetooth maupun baterainya disimpan dalam tabung aluminium yang ada pada ujung kabelnya. Silinder kecil ini bisa dijepitkan ke baju, sedangkan baterainya diperkirakan bisa bertahan selama lima setengah jam penggunaan, dengan charging yang mengandalkan sambungan micro USB – Anda tetap bisa menyambungkan kabel dengan jack 3,5 mm saat baterainya habis.

Sisanya, perangkat ini identik dengan Xelento Remote yang punya banderol harga abnormal di angka $999. Beyerdynamic Xelento Wireless sendiri sudah dilepas ke pasaran seharga $1.199. Kaum audiophile sebaiknya segera menyiapkan tabungan mereka.

Sumber: The Verge dan Beyerdynamic.

Beyerdynamic Siapkan Earphone Premium dan Sepasang Gaming Headset Baru untuk CES 2017

Beyerdynamic, salah satu perusahaan perangkat audio tertua di dunia, sedang menyiapkan tiga produk baru untuk tampil di ajang CES 2017 pada awal Januari mendatang. Dua di antaranya merupakan gaming headset, sedangkan satu lagi adalah earphone super-premium.

Xelento Remote

Xelento Remote pada dasarnya merupakan versi mini dari lini headphone over-ear Beyerdynamic yang mengadopsi driver berteknologi Tesla. Beyerdynamic sejatinya mengklaim reproduksi suara yang dihasilkan earphone ini sangat akurat sekaligus netral, dan di saat yang sama juga sangat mendetail.

Label “Remote* mengindikasikan kalau remote control memegang peranan besar pada Xelento, dimana pengguna dapat mengatur volume, mengontrol playback sekaligus menerima atau menolak panggilan telepon menggunakan remote control-nya. Xelento juga datang bersama kabel standar bagi mereka yang enggan memperlakukannya sebagai headset.

Secara fisik, masing-masing earpiece-nya dibungkus oleh tiga lapis material logam guna memberikan proteksi ekstra. Kabelnya pun telah dilapisi Kevlar, bahan yang kerap dipakai pada rompi anti-peluru. Semua ini digarap dengan tangan, sehingga tidak kaget apabila banderol harganya mencapai angka 1.000 euro. Pemasarannya akan dimulai pada Februari 2017.

MMX 300 2nd Generation

Beyerdynamic MMX 300 2nd Generation / Beyerdynamic
Beyerdynamic MMX 300 2nd Generation / Beyerdynamic

Melihat popularitas MMX 300 di kalangan gamer, Beyerdynamic memutuskan untuk merilis versi penerusnya. Yang baru kali ini bukan hanya desain serba hitamnya, tapi juga kabel yang dapat dilepas-pasang dengan sangat mudah. Begitu mudahnya, kabel ini akan langsung terlepas dari headset ketika seseorang tidak sengaja tersandung, dan headset pun juga tidak akan lepas dari kepala begitu saja.

Konstruksinya mengadaptasikan desain yang Beyerdynamic pakai untuk merancang headset milik pilot. Keuntungannya, MMX300 2nd Gen ini dapat memblokir suara hingga 18 desibel tanpa bantuan fitur noise cancelling atau semacamnya. Di saat yang sama, reproduksi suaranya juga dipastikan cukup mendetail dan dapat mengakomodasi kebutuhan mayoritas gamer.

Sama seperti Xelento, MMX 300 2nd Generation ini juga akan dipasarkan mulai Februari 2017 seharga 300 euro.

Custom Game

Beyerdynamic Custom Game / Beyerdynamic
Beyerdynamic Custom Game / Beyerdynamic

Selama beberapa tahun terakhir, Beyerdynamic telah menawarkan sejumlah headphone dari lini Custom, dengan fokus pada kustomisasi. Lini tersebut kini kedatangan anggota baru untuk segmen gaming, yakni Custom Game.

Hampir semua komponennya bisa dilepas-pasang dan dikustomisasi, mulai dari ear pad, headband sampai penutup ear cup-nya. Beragam pola desain dan warna dapat dipilih konsumen guna mendapatkan wujud ekspresif sesuai keinginannya masing-masing.

Fitur unik lain dari Custom Game adalah sebuah slider untuk menyesuaikan karakter suara dan intensitas bass yang dihasilkan. Terdapat empat profil yang bisa dipilih dan disesuaikan dengan kebutuhan, yang secara langsung juga berdampak pada isolasi suara luar.

Peminatnya dapat membeli Custom Game mulai Februari 2017 mendatang seharga 199 euro.

Sumber: 1, 2, 3, 4.

Beyerdynamic Perkenalkan Lini Earphone Baru dengan Harga Cukup Terjangkau

Berdiri di tahun 1924, Beyerdynamic punya pengalaman yang sangat panjang di bidang audio. Mereka mulai memproduksi headphone di tahun 1930-an, bahkan jauh sebelum pabrikan lain didirikan. Itulah mengapa konsumen menganggap harga produk-produknya sekarang yang cukup mahal sebagai hal yang wajar.

Namun Beyerdynamic menolak anggapan bahwa mereka tidak bisa menciptakan perangkat audio berkualitas dengan harga yang terjangkau. Hal ini dibuktikan lewat tiga earphone anyar: Byron, Byron BT dan Byron BTA.

Ketiganya dikemas dalam casing aluminium dengan desain yang cukup simpel. Varian Byron standar adalah yang paling terjangkau, tepatnya seharga 49 euro (± Rp 700 ribu). Kendati demikian, fiturnya masih tergolong cukup lengkap, mulai dari remote control pada kabel sampai tiga ukuran eartip silikon yang berbeda untuk memastikan kualitas suaranya tetap optimal meski bentuk telinga pengguna berbeda-beda.

Dari kiri ke kanan: Beyerdynamic Byron BTA, Byron BT dan Byron / Beyerdynamic
Dari kiri ke kanan: Beyerdynamic Byron BTA, Byron BT dan Byron / Beyerdynamic

Byron BT dan Byron BTA di sisi lain merupakan varian nirkabel yang menyambung via Bluetooth 4.2. Keduanya sama-sama mengemas remote control, dan masing-masing earpiece-nya bisa dilekatkan berbekal magnet, membentuk kalung ketika digantungkan di leher pengguna.

Kedua varian Bluetooth ini sama-sama punya daya tahan baterai sekitar 7,5 jam. Khusus untuk Byron BTA, ia datang bersama sebuah docking charger yang tak hanya lebih praktis ketimbang kabel micro USB, tapi juga bisa mengisi daya hingga penuh dengan lebih cepat.

Byron BTA juga lebih superior perihal kualitas suara, plus mendukung codec AAC yang biasa Apple gunakan di iTunes Store di samping Qualcomm aptX. Respon frekuensi ketiga earphone ini berada di kisaran 10 – 23.000 Hz – khusus Byron BTA, ujung tertingginya adalah 25.000 Hz.

Byron BT dipatok seharga 99 euro (± Rp 1,4 juta), sedangkan Byron BTA seharga 199 euro (± Rp 2,9 juta). Ketiganya bakal dipasarkan mulai bulan September mendatang, tepatnya setelah dipamerkan di ajang IFA 2016 di kota Berlin terlebih dulu.

Sumber: Beyerdynamic via The Verge.