Marketplace E-Procurement Bisa Jadi Vertikal Bisnis Menjanjikan

Digitalisasi menghampiri berbagai macam aspek bisnis, termasuk sistem pengadaan atau procurement. Kini perkembangan teknologi sudah sangat memungkinkan rantai ekosistem terkait untuk melakukan pengadaan secara online atau digital. Istilah umumnya adalah e-procurement. 

Sejumlah decision maker di perusahaan mungkin berpikir akan sulit bagi organisasinya mempelajari bagaimana e-procurement bekerja. Kendati demikian, tak sedikit juga perusahaan yang beralih ke sistem ini karena sejumlah keunggulannya, seperti efisien waktu hingga transparansi yang tinggi.

Di Indonesia, pemanfaatan e-procurement belum umum mengingat belum banyak perusahaan yang aware terhadap konsep ini. Meskipun demikian, sejumlah perusahaan digital berupaya mengenalkan sistem ini dengan konsep yang mudah diadopsi.

Isu usang korporasi dan penyesuaian B2B

Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah startup di Indonesia mulai melirik e-procurement sebagai vertikal bisnis yang menjanjikan. Layanan e-procurement dinilai layak dijajal karena model bisnis B2B mudah terukur.

Untuk memudahkan penetrasinya di pasar, startup ini menggabungkan konsep veteran di industri digital, yakni e-commerce/marketplace dengan layanan B2B. Secara global, layanan semacam ini telah mengantongi kesuksesan dari pemain besar, seperti Amazon Business dan Alibaba Business.

Menurut radar kami, sejumlah startup Indonesia yang masuk ke bisnis marketplace B2B antara lain Mbiz, Bizzy, Bhinneka, Ralali, Bukalapak, dan ProcurA.

Mbiz, Bizzy, dan Ralali sejak awal menjadikan marketplace B2B sebagai bisnis utamanya. Meskipun demikian, sejak pertengahan 2019, Bizzy mulai pivot dari lini bisnis markeplace e-procurement demi memperkuat ekosistem bisnis dari hulu ke hilir dan terpusat pada B2B saja.

Sementara itu, Bhinneka dan Bukalapak sejak awal merupakan marketplace B2C dan C2C yang mulai mengembangkan vertikal baru ke B2B. Berbeda dengan yang lainnya, ProcurA tidak memiliki marketplace dan fokus ke pengembangan solusi e-procurement untuk perusahaan.

Bisnis marketplace B2B dianggap menjadi konsep yang tepat untuk menuntaskan beragam masalah usang yang terjadi pada korporasi, yakni rendahnya efisiensi dan transparansi.

Dalam wawancara dengan DailySocial, CEO Mbiz Rizal Paramarta menyebutkan rendahnya efisiensi dan transparansi dapat menimbulkan permasalahan baru, yakni proses procurement yang bertele-tele dan terlalu administratif. Ia mencontohkan bagaimana instansi pemerintah membutuhkan berbulan-bulan untuk melakukan pengadaan laptop.

Proses yang bertele-tele ini, ungkap Rizal, sebetulnya berasal dari deretan kegiatan yang panjang, mulai dari perbandingan harga, perbandingan terbuka dan tertutup, pembukaan surat penawaran bersama-sama, belum lagi pengumuman harganya.

“Kami melihat problem transparansi dan proses yang panjang ini dapat diselesaikan dengan solusi digital karena seluruh aktivitas terekam. Jadi tidak ada ruang manipulasi data. Memang proses bertele-tele ini sebetulnya berkaitan dengan hal administratif. Nah, ini cocoknya diotomasi dengan digital,” paparnya.

Sementara Direktur BukaPengadaan Hita Supranjaya menyebutkan, inovasi e-commerce, pembayaran digital, dan logistik mengubah pola perilaku konsumsi secara signifikan. Nah, perubahan ini akhirnya mendorong untuk melakukan penyesuaian dalam hal meningkatkan daya saing dan meningkatkan kecepatan dalam melayani kebutuhan pelanggan.

“Di satu sisi, tantangan perusahaan B2B di sini dalam menghadapi kompetisi pasar global adalah dibutuhkan pengembangan teknologi yang membutuhkan waktu lama dan biaya yang tidak sedikit,” ujarnya beberapa waktu lalu.

Wajah baru industri pengadaan

Secara umum, e-procurement mencakup berbagai rangkaian kegiatan, seperti e-tendering, e-auctioning, manajemen vendor, hingga manajemen kontrak. Di sejumlah model bisnis yang menggabungkan marketplace dan e-procurement, alur pemesanannya tidak serupa dengan layanan e-commerce pada umumnya.

Sebagai gambaran, layanan Mbiz terdapat sejumlah fitur terkait, seperti modul tendering dan contract management yang terintegrasi ke sistem finance accounting. Artinya, tetap ada proses procurement hingga negosiasi yang berlanjut ke tahapan purchase order.

Marketplace B2B menawarkan banyak hal yang dipermudah dengan dukungan teknologi. Dengan “memindahkan” kegiatan pengadaan ke ruang digital, marketplace B2B memudahkan ekosistem terkait untuk dapat bertemu secara seamless, mulai dari klien perusahaan atau pemerintah, prinsipal, vendor, dan logistik.

Selain itu, marketplace B2B dianggap menjadi solusi tepat untuk melakukan kegiatan pengadaan karena efisien secara proses dan lebih transparan. Solusi e-procurement tidak dapat memberikan ruang manipulasi karena seluruh prosesnya berbasis digital. Hal ini dapat menghindari adanya peluang korupsi.

Tak hanya itu, efisiensi dan transparansi akan mendorong efek positif lainnya, seperti meningkatkan produktivitas dengan mengalihkan SDM kepada pekerjaan lain, mempercepat proses transaksi, hingga mengeleminasi kegiatan paperwork berlapis-lapis.

Ekosistem menjadi kunci

Secara model bisnis, marketplace untuk e-procurement dinilai menjanjikan karena umumnya bisnis B2B dapat menjamin pertumbuhan pendapatan dan keuntungan secara terukur. Namun, keberhasilannya tergantung dari bagaimana startup menyiapkan strategi.

Salah satu strategi yang dilakukan Mbiz adalah berkolaborasi dengan Investree sebagai jalan pembuka akses terhadap pembayaran dan pinjaman digital. Masuknya Investree ke dalam lingkaran ekosistem marketplace Mbiz dapat menarik calon pengguna layanan baru tanpa perlu melakukan bakar uang.

Menurut Rizal, startup tidak perlu repot menghabiskan dana untuk mengakuisisi satu pelanggan. Berbeda dengan segmen ritel, nature bisnis B2B tidak bergantung pada adu kuat diskon atau promo harga, namun pada rasionalitas kebutuhan.

Kendati demikian, ia menilai sulit untuk mendorong awareness pasar terhadap layanan marketplace B2B maupun e-procurement. Ia menganggap sektor korporasi belum sadar terhadap pentingnya digitasi proses bisnis. Ini dapat berarti bahwa belum ada komitmen penuh dari para C-Level.

Awareness rendah sehingga adopsi juga rendah. Apalagi, kompetitor kami setop beroperasi. Semakin banyak pemain di sini, justru semakin bagus. It’s an obvious business practice. Lagipula, tidak relevan untuk meningkatkan awareness dengan strategi bakar uang. Target pasar kami rasional dan awareness ini harus di-create dengan cara yang sensible dan smart,” ujarnya.

Salah satu kunci keberhasilan bisnis ini adalah penguatan rantai ekosistem. Sama halnya dengan konsep marketplace B2C yang selama ini kita lihat. “Jika hanya menyediakan solusi e-procurement atau modul saja tanpa marketplace, tidak ada ekosistemnya,” tambah Rizal.

Hal yang sama diungkapkan CEO Bhinneka Hendrik Tio. Menurutnya, pasar Indonesia masih membutuhkan market education terhadap marketplace B2B. Maka itu, membangun ekosistem sesuai karakter dan target pasar menjadi penting untuk dapat meng-enablee supplier dan demand. Adapun, Bhinneka kini telah melayani lebih dari 20.000 korporasi.

“Bisnis ini punya karateristik yang berbeda dengan marketplace biasa, di mana B2B punya tingkat stickiness yang lebih baik dan basket size belanja yang lebih besar. Katakan platform yang lebih mengerti mereka, ekosistem yang lebih menyeluruh hingga value, seperti fulfilment dan after sales pasti membuat pelanggan semakin sticky,” ujarnya.

Peluang terhadap ekonomi digital

Dalam sebuah kesempatan, Institute For Development of Economics and Finance (INDEF) mengungkapkan bahwa solusi e-procurement dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi digital. Caranya adalah membidik sektor pemerintahan dan korporasi di Indonesia yang selama ini masih rendah dalam mengadopsi solusi digital.

Menurut ekonom INDEF Bhima Yudhistira Adinegara, peluang bisnis ini dapat mendorong realisasi belanja pemerintah lebih cepat terserap tanpa adanya kegiatan administratif yang tidak berujung. Demikian juga, sektor industri yang selama ini belum menganggap pentingnya adopsi digital.

“Dari temuan INDEF dan Google, efek paling besar dapat terasa di sektor manufaktur. Peluang kebutuhan e-procurement besar karena didukung dengan sistem transparan dan efisien. Manfaat ini sebetulnya dapat menstimulus sektor manufaktur untuk mau menggunakan e-procurement,” ujar Bhima beberapa waktu lalu.

Benang merah dari solusi e-procurement adalah biaya yang bisa semakin murah sejalan dengan semakin banyak pemerintahan atau pebisnis yang memakai. Sektor logistik adalah salah satu contoh sektor dengan biaya operasional mahal yang dapat diefisiensikan.

Bangun Ekosistem Khusus Bisnis, Bhinneka Garap Pasar B2B2B

Pionir situs e-commerce Bhinneka mengungkapkan tengah memperdalam fokusnya dengan menggarap segmen baru b2b2b, tujuannya agar terus menjadi pemain e-commerce b2b terdepan di Indonesia. Perubahan fokus ini baru terjadi sejak awal Oktober ini dan ke depannya akan banyak pengembangan situs utama mereka.

GM of Acquisition Bhinneka Shri Prabu Adityawarman menerangkan, tujuan perusahaan mengambil keputusan ini karena ingin membuat ekosistem bisnis yang menyeluruh. Semua orang bisa berbisnis dengan berjualan dan membeli produk dari dan ke Bhinneka.

“Kebanyakan [pemain e-commerce di Indonesia] mainnya di ritel, tapi kita fokusnya di bisnis. Jadi inget mau bisnis, mau penjualan atau pembelian ingatnya Bhinneka,” terangnya kepada DailySocial.

Melalui konsep b2b2b ini, antar merchant bisa saling membeli produk di dalam ekosistem. Misalnya, ada perusahaan yang menjual jasa training di Bhinneka, mereka bisa membeli gadget untuk kebutuhan kantor lewat Bhinneka juga.

Tidak hanya menyediakan produk teknologi informasi, Bhinneka juga merambah kategori baru agar dapat menjangkau seluruh aspek kebutuhan korporat dan UKM, seperti MRO (maintenance, repair, overhaul) dan jasa untuk pelatihan karyawan, konsultasi finansial, riset pasar, interior design, edukasi, dan sebagainya.

“Kita mau semua jenis merchant bisa masuk karena potensi UMKM ini besar kan. Jadi kita coba fokus ke sana juga, enggak main di korporasi besar saja.”

Pada fase berikutnya, setelah banyak merchant dari berbagai kategori masuk, Bhinneka akan membuat produk bundling yang eksklusif tersedia di platform mereka. Nilai tambah lainnya, merchant bisa terhubung dengan rekanan fintech, seperti Home Credit, Kredivo, dan Kredit Plus untuk bantuan modal usaha.

Prabu menyebut saat ini perusahaan memiliki 500 ribu konsumen, sekitar 40 ribu di antaranya adalah konsumen b2b. Mereka datang dari berbagai industri, seperti manufaktur, IT, startup, universitas, farmasi, FMCG, dan masih banyak lagi.

Bhinneka juga memiliki eksistensi yang kuat di B2G, menyediakan pengadaan e-katalog LKPP untuk pemerintahan. Dalam melayani konsumen ini, perusahaan menyediakan dedicated account manager.

Diklaim monthly revenue dari b2b tumbuh signifikan dari Januari 2013 sampai Juni 2018, yang mencapai 369% dengan total SKU yang dimiliki mencapai lebih dari 450 ribu buah.

Saat ini rata-rata pengguna bulanan ke situs Bhinneka mencapai lebih dari 5 juta orang. Sebanyak 3,5 juta orang datang dari aplikasi, sisanya dari desktop. Kompetitor terdekat mereka termasuk Ralali, Bizzy, Mbiz, Indotrading, Monotaro, dan RupaRupa.

Application Information Will Show Up Here

iPrice: Pemain E-Commerce Niche Berbenah, Alami Pertumbuhan Pengguna

iPrice kembali mengeluarkan rangkuman mengenai peta persaingan e-commerce di Asia Tenggara. Para pemain besar seperti Shopee, Lazada, Tokopedia, dan Bukalapak masih mendominasi trafik, jumlah unduhan, dan pengguna aktif bulanan di daerah Asia Tenggara. Yang cukup menarik melihat pertumbuhan Sorabel, Zilingo, Bhinneka, dan Blanja.

Zilingo dan Sorabel di kuartal kedua 2019 masuk peringkat 10 besar pengguna aktif bulanan di Indonesia, masing-masing menempati posisi sembilan dan sepuluh. Untuk jumlah unduhan, Zilingo dan Sorabel kembali berurutan dalam sepuluh besar. Masing-masing menempati posisi kelima dan keenam. Mengungguli jumlah unduhan Blibli, JD.id, dan Zalora.

Selepas mendapatkan pendanaan Seri D senilai 3 triliun Rupiah, Zilingo gencar menjalankan beberapa starategi untuk menggenjot pertumbuhan. Salah satunya fokus pada segmen B2B melalui ZAM (Zilingo Asia Mall).

Sementara itu Sorabel (dulu Sale Stock) terlihat “aktif” melakukan strategi untuk mendongkrak pertumbuhan, terlibih setelah pendanaan yang didapat. Sorabel juga mulai bereksperimen untuk ekspansi ke regional Asia Tenggara.

Monthly active

Rangkuman iPrice kali ini juga mengungkapkan beberapa data-data menarik, seperti rata-rata kunjungan web bulanan Bhinneka mengalami lonjakan 123% jika dibanding dengan kuartal sebelumnya.

Pertumbuhan kunjungan web juga didapatkan Blanja. Platform e-commerce “plat merah” ini total kunjungan di kuartal tahun ini atau meningkat 71% dari kuartal sebelumnya. Di periode ini juga pertama kalinya Blanja masuk 10 besar kunjungan terbanyak di Indonesia setelah terakhir kali masuk pemeringkatan yang sama pada kuartal keempat 2017.

Panduan Lengkap Cara Belanja dan Mengelola Akun di Bhinneka

Bhinneka merupakan salah satu eCommerce yang cukup punya nama di Indonesia. Meski di tengah persaingan yang semakin alot, Bhinneka terbukti mampu terus bersaing.

Nah, buat Anda yang ingin berbelanja secara online di Bhinneka tetapi masih bingung caranya. Tutorial lengkap ini akan memberikan petunjuk mulai dari cara belanja, cara melakukan pembayaran, cara edit profil hingga melihat melakukan komplain jika mendapati masalah.

Cara Mendaftarkan Akun

Tutorial yang pertama adalah cara mendaftarkan akun. Akun adalah syarat utama yang harus dimiliki jika Anda ingin berbelanja di Bhinneka. Caranya cukup mudah, pertama buka dulu web Bhinneka.com melalui laptop atau PC Anda, kemudian perhatikan menu di sisi paling kanan, temukan link Daftar.

Bhinneka Toko Online Komputer Elektronik Gadget Terpercaya

Di halaman berikutnya, Anda akan diminta untuk mengisi data-data diri seperti nama, alamat email, alamat rumah, nomor ponsel dan lain sebagainya. Lengkapi seluruh informasi yang diminta secara sempurna agar di kemudian hari Anda tidak perlu lagi melakukan perubahan.

Register

Jika sudah terisi semua termasuk gambar captcha, klik tombol Registrasi.

Sistem sekarang akan menampilkan pemberitahuan bahwa pendaftaran sudah diterima, tetapi Anda wajib melakukan konfirmasi agar akun aktif secara penuh dan bisa segera dipakai berbelanja.

Register(1)

Sekarang, buka alamat email yang Anda pakai mendaftarkan akun tadi. Temukan surat masuk baru dari Bhinneka yang bunyinya meminta konfirmasi alamat email. Buka lalu klik tombol Konfirmasi Alamat Emal.

Konfirmasi Alamat Email Anda orderpccontent gmail.com Gmail

Setelah itu Anda akan dihantarkan ke laman baru yang isinya menginformasikan validitas pendaftaran. Sekarang, akun Anda sudah bisa dipakai untuk belanja barang di Bhinneka.

Cara Beli Produk

Kita langsung mulai dari posisi terakhir ya. Setelah mengonfirmasi alamat email, langsung klik saja halaman beranda atau home Bhinneka, lalu temukan produk yang ingin Anda beli. Jika sudah ketemu, klik produk tersebut untuk membaca deskripsi dan memastikan spesifikasinya sudah sesuai dengan yang Anda cari.

Pastikan juga warna dan ukurannya sesuai dengan keinginan Anda. Dan jika dirasa sudah pas semua, tekan tombol Beli Sekarang.

Jual FUJIFILM Instax Square SQ6 Pearl White. Toko FUJIFILM online terlengkap harga murah Bhinneka.Com

Anda kemudian dihantarkan ke keranjang belanja. Sebelum lanjut, Anda wajib mengisi dahulu alamat pengiriman barang. Caranya klik tombol Alamat Pengiriman.

Cart

Ketika muncul jendela popup, inilah formulir untuk penambahan alamat pengiriman. Silahkan isi informasi yang diminta secara tepat dan akurat agar pengiriman berjalan lancar.

Begitu alamat pengiriman ditambahkan, baru Anda bisa memilih jenis kurir yang akan digunakan.

Pembayaran Pilih Metode

Sekarang klik tombol Lanjut, dan pilih jenis pembayaran yang tersedia di sisi kiri layar Anda. Tapi sebelum bisa melanjutkan ke langkah selanjutnya, Anda wajib mengisi alamat penagihan yang isinya boleh sama atau berbeda dengan alamat pengiriman tadi. Jika ingin diubah, maka klik tombol Ubah. Jika tidak, maka biarkan saja.

Pembayaran Internet Banking

Setelah semua terisi lengkap, klik tombol Lanjut dan pesanan Anda akan masuk ke sistem. Sistem akan menjawab dengan pemberitahuan di atas, pertanda pesanan sudah diterima dan Anda diwajibkan untuk menyelesaikan pembayaran sesuai nominal yang ditagih.

Mengedit Profil

Seperti di banyak layanan lainnya, akun di Bhinneka juga bisa dimodifikasi sesuai kebutuhan, misalnya Anda pindah alamat, ganti nomor atau email.

Caranya, arahkan kursor ke nama Anda di sudut kanan atas, lalu klik Akun Saya.Dashboard Akun Bhinneka

Untuk mengubah profil, klik Dashboard – Ubah data profil.

Kemudian tinggal diedit mana bagian-bagian yang perlu diubah, jangan lupa menyimpan perubahan sebelum pindah ke halaman lain.

Cara Melihat Riwayat Pesanan

Untuk melihat catatan pesanan kita, caranya sama dengan di atas, masuk ke menu Akun Saya kemudian klik menu Order.

Akun Order

Di sisi kanan Anda akan melihat panel History Order yang berisikan daftar barang yang pernah Anda beli sebelumnya, baik yang sudah dibayar ataupun yang belum. Untuk melihat rincian pesanan tinggal diklik saja satu per satu.

Mengubah Sandi

Langkah ini juga tidak sulit, di panel Akun Saya Anda cukup mengklik Akun dan Kata Sandi, lalu ketikkan sandi lama dan juga sandi penggantinya.

Dashboard Akun Bhinneka

Terakhir klik tombol Ubah Kata Sandi untuk eksekusi perintah penggantian sandi baru.

Mengubah Alamat Pengiriman

Seperti yang tadi saya singgung, di Bhinneka Anda juga bisa mengubah atau bahkan menambahkan alamat pengiriman barang. Misalnya, Anda ingin membelikan sesuatu untuk orang tua, ketimbang mengirimkan barang ke alamat Anda kemudian Anda mengirimkannya kembali secara manual ke rumah orang tua, Anda dapat menambahkan alamat orang tua ke dalam sistem Bhinneka sebagai tujuan pengiriman barang. Nantinya, barang akan secara langsung dihantarkan ke alamat orang tua Anda, bukan alamat Anda lagi.

Akun Alamat Pengiriman

Caranya, di panel Akun Saya klik saja menu alamat pengiriman.

Di panel sebelah kanan, Anda akan mendapati alamat yang sudah pernah Anda buat di langkah di awal tadi. Untuk menambahkan alamat baru tinggal klik tombol Alamat Baru kemudian silahkan dimasukkan informasi alamat baru yang menjadi tujuan pengiriman barang.

Pemilihan alamat pengiriman ini bisa dilakukan sesuai kebutuhan, jadi sistem tidak akan secara acak memilih ke mana tujuan barang, tetapi berdasarkan input yang Anda berikan.

Cara Komplain ke Bhinneka

Menangani pesanan dalam jumlah besar dan mengelola berbagai hal yang kompleks tentu bukan pekerjaan mudah. Akan ada celah kesalahan dan kelalaian tidak hanya pada manusianya tapi mungkin saja pada sistem.

Jika Anda menemukan masalah atau sesuatu hal yang membuat tidak nyaman, Anda bisa dengan mudah mengajukan komplain atau sekadar bertanya ke divisi layanan pelanggan mereka.

Bhinneka Toko Online Komputer Elektronik Gadget Terpercaya

Caranya scroll web Bhinneka hingga ke bagian paling bawah, kemudian temukan menu Hubungi Kami lalu klik.

Di laman berikutnya, klik email kami.

Hubungi Kami

Lalu munculah formulir seperti ini. Selanjutnya Anda tinggal mengisi formulir dengan data dan juga keluhan atau pesan yang ingin ditanyakan.

Kontak via Email

Secara umum, Bhineka memiliki sistem pemesanan dan pengelolaan akun yang sederhana, sangat sederhana malahan menurut saya. Tapi, ini justru sangat bagus bagi konsumen di Indonesia yang terbilang masih enggan menggunakan sistem cart. Kebanyakan pembeli online di Indonesia masih suka memakai cara-cara konvensional, melalui WhatsApp, Line atau Instagram.

Dan karena sebab itu pula tutorial ini pun saya akhiri, karena semua panel dan fitur yang akan Anda temui sudah dibahas secara lengkap. Sebagai tambahan, saya akan coba berikan tips aman belanja online.

  • Jika Anda membeli barang di media sosial, pastikan Anda mengenal siapa penjualnya.
  • Waspada jika Anda menemukan barang yang dijual jauh di bawah pasaran, karena ini salah satu modus penipuan klasik yang sialnya selalu berhasil memakan korban.
  • Jika penjual mengajak COD, pilih tempat yang ramai.
  • Jika Anda membeli produk dari penjual yang tidak mempunyai web, tidak pula tersedia di marketplace, maka mintalah pembayaran menggunakan rekening bersama yang telah Anda tentukan sendiri.

Sampai di sini dahulu, happy shopping!

Sumber gambar header Merdeka.

IPO is Postponed, Bhinneka Aims for Series C Funding This Year

Bhinneka is preparing Series C funding to support business development in B2B segment. It’s to be finalized in the middle of this year.

Hendrik Tio, Bhinneka’s CEO and Founder avoid to mention the funds needed in this round. He said the funds will be used to support the whole business growth, especially in the B2B segment, not only the IT.

He considers B2B segment to have better prospect in the future, it means an opportunity for Bhinneka to win this segment.

“We’ll keep doing it [external funding]. Hopefully, to make another one this year, [now] on progress. The final, should be in the first semester [this year],” he said, Tuesday (1/8).

In Bhinneka’s business plan, they’re building an integrated system to connect all of Bhinneka’s core business from upstream to downstream. It’s a part of company’s big plan to put omni channel strategy first.

He gave an example when a consumer cancelled a transaction at Bhinneka for some reasons. Data will be stored in a system to support their transaction in the nearest outlets by adding interesting gimmicks.

“It’s why we keep using offline and online strategy, not only one sided, because the multi channel supports our whole strategy. The key is to stay consistent and innovative in developing technology.”

The company has also completed the Bhinneka app with better UI / UX to adjust to the target consumers. This app is made for B2C market.

He commented on the same occasion related to Bhinneka’s plan for IPO. He said this year was not the right moment to make a corporate action considering the political situation, it had to be postponed for the next two to three years.

In fact, based on company’s readiness, he claimed to have met all the requirements by IDX long time ago. The company has tried to register and get approval.

“We actually have passed the trial and ready to go ublic. However, we’re waiting for the moment, due to this year’s political condition, it’s not the right time, maybe two to three years later.”

Bhinneka business accomplishment

In 2018, Bhinneka claimed an increased revenue by 40% in the past five years. It’s B2G segment contribution with nearly 50% percentage, followed by B2B (30%) and other from B2C (20%).

In terms of online and offline sales, B2C segment only, is quite equal at 10% for each channel.

“This year, it [revenue] should’ve at least same with last year, at 40%.”

In order to support the omni channel strategy, Bhinneka will continue to open new offline outlets, not as massive as others. The plan is to add five more outlets in Bandung, Yogyakarta, and Jakarta.

Bhinneka currently has eight outlets, seven are located in Jakarta, and the rest is in Surabaya. Including 33 representative offices in all provinces in Indonesia to handle B2B and B2G segments.

Bhinneka has partnered with 3 thousand brands, more than 9 thousand supplier vendors, and 40 thousand consumers from B2B and B2G segments.

Since it was founded in 1993, Bhinneka’s business started from Digital Printing Solution. In 1995, it expanded to IT product sales, and four years later they entered e-commerce industry with Bhinneka.com site.

In 2001, they try to enter offline business as the company’s mission to gain consumer’s trust. B2B segment is started to be in demand 10 years later, by releasing Bhinneka Business.

B2G segment was started a year later, and officially operating in 2015 through e-procurement and e-catalog launching. Within the same year, Bhinneka’s revenue has reached Rp1 trillion.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

 

Tunda IPO, Bhinneka Rencanakan Pendanaan Seri C Tahun Ini

Bhinneka tengah mempersiapkan pendanaan seri C untuk dukung percepatan bisnis, terutama di segmen B2B. Pendanaan ini ditargetkan akan rampung pada pertengahan tahun ini.

CEO dan Founder Bhinneka Hendrik Tio enggan menuturkan kebutuhan dana yang dibidik Bhinneka untuk putaran kali ini. Menurutnya dana tersebut nantinya akan dipakai untuk mendukung pertumbuhan bisnis Bhinneka secara keseluruhan, terutama di segmen B2B dan tidak hanya untuk TI saja.

Hendrik menilai segmen B2B memiliki prospek yang cukup baik ke depannya, sehingga ada peluang buat Bhinneka seriusi agar menjadi pemenang di segmen tersebut.

“Kami terus melakukan itu [pendanaan eksternal]. Mudah-mudahan tahun ini akan dapat lagi, [sekarang] sudah proses. Final-nya mungkin semester pertama [tahun ini] sudah selesai,” terangnya, Selasa (8/1).

Dalam pipeline rencana bisnis Bhinneka, perusahaan tengah membangun sistem terintegrasi yang bisa menghubungkan semua inti bisnis Bhinneka dari hulu ke hilir. Sistem ini merupakan bagian dari rencana besar perusahaan yang ingin mengedepankan strategi omni channel.

Dia memberi contoh, saat konsumen tidak jadi bertransaksi di Bhinneka karena berbagai hal. Datanya akan tersimpan dalam sistem yang bakal dimanfaatkan untuk dorong mereka bertransaksi di gerai Bhinneka terdekat lokasi dengan menyertakan gimmick yang menarik.

“Makanya kami tetap mengedepankan strategi online dan offline, tidak hanya di salah satu sisi saja sebab multi channel ini mendukung seluruh strategi kami. Untuk itu kuncinya adalah konsisten dan terus inovatif dalam mengembangkan teknologi.”

Perusahaan juga tengah menyempurnakan aplikasi Bhinneka dengan tampilan UI/UX yang lebih matang demi menyesuaikan dengan target konsumen. Aplikasi ini dikhususkan untuk pasar B2C.

Dalam kesempatan yang sama, Hendrik juga mengomentari rencana Bhinneka terkait IPO. Dia bilang tahun ini bukan momentum yang tepat untuk melaksanakan aksi korporasi tersebut karena sudah masuk tahun politik, sehingga harus ditunda sampai dua sampai tiga tahun mendatang.

Padahal, berdasarkan kesiapan perusahaan dia mengaku sudah memenuhi semua persyaratan yang ditentukan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah sejak lama. Bahkan perusahaan sudah mencoba untuk mendaftarkan diri dan mendapatkan persetujuan.

“Jadi sebenarnya kita sudah lolos uji coba dan sudah sangat siap untuk go public. Tapi kita sedang menunggu momentum ya karena kalau tahun ini masih tahun politik sehingga bukan waktu yang tepat, mungkin dua sampai tiga tahun ke depan.”

Pencapaian bisnis Bhinneka

Pada tahun 2018, Bhinneka mengklaim revenue rata-rata naik hingga 40% sejak lima tahun belakangan. Kenaikan ini dikontribusikan dari segmen B2G dengan persentase hampir 50%, kemudian diikuti segmen B2B (30%) dan sisanya dari B2C (20%).

Dilihat dari penjualan secara online dan offline, untuk segmen B2C saja, disebutkan cukup seimbang sebesar 10% untuk masing-masing kanal.

“Tahun ini ditargetkan [revenue] minimal bisa mengimbangi dari tahun lalu yang mencapai 40%.”

Untuk dukung strategi omni channel, Bhinneka akan terus membuka gerai offline baru meski tidak masif seperti peritel kebanyakan. Rencananya ada lima tambahan gerai yang bakal terletak di Bandung, Yogyakarta, dan Jakarta.

Adapun saat ini Bhinneka memiliki delapan gerai, tujuh di antaranya ada di Jakarta dan sisanya di Surabaya. Juga 33 kantor representatif di seluruh provinsi di Indonesia untuk melayani segmen B2B dan B2G.

Bhinneka telah bermitra dengan 3 ribu brand, lebih dari 9 ribu vendor penyuplai, dan 40 ribu konsumen dari segmen B2B dan B2G.

Sejak pertama kali hadir di tahun 1993, awal mula bisnis Bhinneka dimulai dari Bhinneka Digital Printing Solution. Lalu tahun 1995 merambah ke penjualan produk TI dan empat tahun kemudian masuk ke ranah e-commerce dengan situs Bhinneka.com.

Pada 2001 mulai mencoba masuk ke gerai offline sebagai langkah perusahaan dalam menambah unsur kepercayaan buat para konsumen. Segmen B2B akhirnya mulai dilirik pada 10 tahun kemudian, dengan merilis Bhinneka Bisnis.

Segmen B2G dirintis setahun kemudian, namun baru resmi pada 2015 lewat peluncuran e-katalog dan e-procurement. Pada tahun yang sama, revenue Bhinneka tembus Rp1 triliun.

Application Information Will Show Up Here

Riset Menilai Situs Mobile di Asia Tenggara, Bhinneka dan Traveloka Masuk di Peringkat Atas

Google bersama Accenture Interactive mengeluarkan laporan riset bertajuk “Masters of Mobile Southeast Asia Regional Report 2018”, menilai beberapa situs mobile di Asia Tenggara. Dari Indonesia, Traveloka dan Bhinneka masuk dalam lima besar terbaik di kategorinya.

Riset tersebut meneliti lebih dari 140 situs mobile yang terbagi menjadi 3 sektor, yakni layanan Financial Services, Retail and Commerce, dan Travel. Poin yang dinilai meliputi halaman produk, desain situs, kecepatan, kemudahan navigasi, dan beberapa aspek lainnya

Bhinneka masuk ke dalam lima besar situs mobile terbaik untuk kategori Retail and Commerce, tepatnya berada di peringkat kedua, di bawah Qoo10. Sementara untuk kategori travel, Traveloka mendapat peringkat terbaik.
Laporan Situs Mobile Indonesia - Google

Dari penilaian yang dilakukan, rata-rata penyedia layanan dari Indonesia mendapat nilai baik untuk halaman produk (nilai 83%) dan desain situs (nilai 85%). Tetapi tidak dengan kecepatan aksesnya (nilai 64%).

Menghasilkan situs mobile yang baik

Di tengah tren penggunaan aplikasi mobile untuk akses layanan melalui smartphone, Google masih percaya bahwa situs mobile masih menjadi salah satu pendukung akses pengguna.

Google dalam laporannya juga memberikan beberapa masukkan mengenai bagaimana membangun situs mobile yang baik. Terutama untuk mengantisipasi masalah kecepatan akses.

Tips dari Google untuk meningkatkan kecepatan
Beberapa saran dari Google ialah melakukan kompresi gambar dan teks. Termasuk pemilihan format, kualitas, dan ukuran yang tepat untuk masing-masing komponen.

Saran lainnya untuk bisa mendongkrak kecepatan akses situs mobile adalah mengidentifikasi dan memperbaiki bottlenecks yang ada di backend sistem. Solusi ini berkaitan dengan pemilihan dan pengelolaan infrastruktur, termasuk kecakapan monitoring untuk mengetahui permasalahan yang ada.

Google juga memberikan tips untuk mengoptimalkan desain dan pengalaman yang baik untuk situs mobile. Seperti memudahkan proses pencarian dengan error correction dan menghadirkan nomor telepon yang bisa langsung di-tap untuk menelpon. Terlihat sederhana tapi berpengaruh bagi pengalaman pengguna.

Bhinneka Partners with Loket, Introducing Event Ticketing for Corporate

Bhinneka announces the latest service with Loket (Go-Jek’s subsidiary) for ticketing event, theme park, and MICE (Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions) targeting corporate consumers. The ticket is wrapped for bulk purchasing, facilitating office events, such as outing or workshops.

It brings Bhinneka to be Loket’s first affiliation partner engaged in the B2B segment for Loket Distribution Program (LDP) product line. It is a ticketing distribution scheme by Loket to build a network using online or offline affiliation.

Ferryzal Zulkarnain, Bhinneka‘s VP Services, said the latest service can encourage its team to be more aggressive in acquiring over 40 thousand corporate consumers. To date, Bhinneka has built a strong penetration for e-catalog projects, in collaboration with Government Goods / Services Procurement Policy Institute (LKPP).

“We’re glad to have this partnership, therefore, we can provide additional services to more than 40 thousand Bhinneka customers,” he said on Thu (11/15).

Currently, Loket has been handling bulk purchasing for corporate consumers. However, all processes are done manually and have no proper system. On the other hand, B2B consumers have specific requirement because it goes through procurement, the process should be facilitated. Partnership with Bhinneka will facilitate Loket service for the B2B segment while previously focused only on B2C.

“The partnership with Bhinneka is quite unique because it’s our only affiliation focused on B2B. It makes a new market segment in need for access to the professional entertainment industry,” Rama Adrian, Loket’s VP Consumer Solutions, said.

Zulkarnain continued, both parties will develop better feature later. One is by providing bulk purchase feature according to the characteristic of corporate customer’s demand, including ticket bundling. It’s also possible to enter Bhinneka’s B2C segment.

Ticket purchasing is available through Bhinneka Bisnis official site. However, consumers should register first by adding the detail of the company’s profile and wait for verification.

Currently, Loket has more than 30 LDP affiliate partners, it’s full focus to the end user. LDP current partners, such as Go-Tix, Blibli, JD.id, Tokopedia, Tiket.com, Traveloka, Goers, and many more. Until August 2018, Loket has sold more than 6.3 million tickets for 3500 events.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Kemitraan Bhinneka dan Loket Hadirkan Layanan Penjualan Tiket Acara untuk Korporasi

Bhinneka mengumumkan layanan terbaru bersama dengan Loket (anak usaha Go-Jek) untuk penjualan tiket pertunjukan, theme park, dan MICE (Meetings, Incentives, Conferences and Exhibitions) yang menyasar konsumen korporasi. Penjualan tiket dikemas dalam pembelian jumlah banyak, memfasilitasi kebutuhan acara kantor seperti outing atau workshop.

Kerja sama ini sekaligus membawa Bhinneka menjadi mitra afiliasi pertama Loket yang bergerak di segmen B2B untuk lini produk Loket Distribution Program (LDP). LDP adalah skema distribusi penjualan tiket yang disediakan Loket untuk membangun jaringan dengan afiliasi secara online maupun offline.

VP Services Bhinneka Ferryzal Zulkarnain menuturkan, dengan tambahan layanan ini pihaknya dapat lebih agresif menggaet lebih dari 40 ribu konsumen korporat. Selama ini Bhinneka Bisnis sudah memiliki penetrasi yang cukup kuat untuk proyek e-katalog, bekerja sama dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).

“Kami menyambut baik kemitraan seperti ini, sehingga kami dapat memberikan layanan tambahan kepada lebih dari 40 ribu pelanggan B2B Bhinneka,” katanya, Kamis (15/11).

Bagi Loket sendiri, selama ini perusahaan juga melayani pembelian dalam jumlah banyak untuk konsumen korporat. Namun semua prosesnya masih secara manual, sehingga belum tersistem dengan baik. Sementara konsumen B2B memiliki kebutuhan khusus, karena harus melalui proses pengadaan, maka harus difasilitasi pemrosesannya. Kemitraan dengan Bhinneka akan permudah pelayanan Loket untuk segmen B2B, sebelumnya Loket lebih terfokus pada B2C saja.

“Kemitraan dengan Bhinneka ini cukup unik karena mereka ini satu-satunya afiliasi kita yang fokusnya ke B2B. Tentunya ini jadi segmen pasar baru yang selama ini butuh akses ke industri hiburan secara profesional,” ucap VP Consumer Solutions Loket, Rama Adrian.

Ferryzal melanjutkan, untuk ke depannya kedua belah pihak akan mengembangkan fitur lebih baik. Salah satunya dengan menyediakan fitur pembelian dalam jumlah banyak (bulk purchase) sesuai karakteristik kebutuhan pelanggan korporasi, termasuk menambahkan pilihan bundling tiket. Tidak menutup kemungkinan juga akan merambah ke segmen B2C Bhinneka.

Pembelian tiket ini bisa dilakukan lewat situs resmi Bhinneka Bisnis. Namun sebelumnya konsumen diharuskan melakukan registrasi dengan memasukkan data perusahaan secara detail, kemudian menunggu proses verifikasi.

Saat ini Loket memiliki lebih dari 30 mitra afiliasi LDP, keseluruhannya fokus pada end user. Mitra LDP yang sudah ada seperti Go-Tix, Blibli, JD.id, Tokopedia, Tiket.com, Traveloka, Goers, dan beberapa lainnya. Hingga Agustus 2018, Loket telah menjual lebih dari 6,3 juta tiket untuk 3500 acara.

Terapkan Strategi Omnichannel, Bhinneka Giat Buka Gerai Offline

Situs e-commerce khusus elektronik Bhinneka bakal terus membuka gerai offline, setidaknya lebih dari lima gerai sampai tahun depan di luar Jakarta, seiring upaya perusahaan dalam mengimplementasikan strategi omnichannel.

“Tahun depan kami akan fokus penambahan gerai di luar kota Jakarta. Ada beberapa kota yang sedang kami persiapkan. Setidaknya nanti bisa lebih dari lima gerai,” terang Chief of Omnichannel Officer Bhinneka Vensia Tjhin kepada DailySocial.

Menurutnya, strategi ini sudah dilakukan Bhinneka sejak 2001, dua tahun setelah mendirikan situs e-commerce. Jumlah gerai Bhinneka pernah tembus sampai 10 unit, mayoritas ada di Jakarta dan satu gerai di Surabaya.

Meskipun demikian, kini Bhinneka hanya memiliki 8 gerai, ada yang ditutup karena pihak mal berganti konsep atau relokasi toko di mal yang sama. Misalnya penggabungan dua gerai di Mangga Dua menjadi satu gerai saja.

Tahun ini, Bhinneka meresmikan kembali tiga gerainya di Cibinong (Kab. Bogor), Mal Ambassador, dan Ratu Plaza (Jakarta). Vensia mengungkapkan, dalam waktu dekat pihaknya akan menambah satu gerai di Surabaya. Hanya saja, dia enggan membeberkan nilai investasi yang disiapkan Bhinneka untuk merealisasikan seluruh rencana tersebut.

Pembeda yang signifikan antara gerai lama dengan gerai yang baru diresmikan terletak dari sisi inovasi teknologinya. Menurutnya, mengingat perkembangan internet yang semakin baik, tim Bhinneka akan terus mengembangkan sistemnya untuk dukung O2O agar semakin real time dan seamless.

Sementara dari sisi harga, produk, dan kemampuan agen menjelaskan tetap sama, tidak berbeda apabila konsumen mengaksesnya lewat channel online.

“Ke depan bakal makin seru dan seamless layanan O2O kami dengan berbagai implementasi teknologi yang lagi dipersiapkan.”

Semakin banyaknya gerai offline dianggap menguntungkan konsumen yang ingin mencari tahu soal produk yang sedang mereka incar dengan langsung dan bertanya soal spesifikasinya ke agen. Mau bagaimanapun, sambungnya, Indonesia sedang berada di era transisi, sehingga ada kebiasaan belanja yang perlu dipenuhi diantara perbedaan generasi.

Secara kontribusi bisnis, mayoritas pendapatan Bhinneka didapat dari segmen B2B, sekitar 70 persen, sisanya datang dari jalur ritel. Diklaim Bhinneka saat ini memiliki sekitar 26 ribu konsumen B2B.

Konsep sudah teruji

Perjalanan Bhinneka.com
Perjalanan Bhinneka.com / Bhinneka

Vensia menuturkan pembukaan gerai dianggap sebagai salah satu cara yang sudah teruji karena memiliki proyeksi bisnis yang kuat. Investasi yang sudah dikucurkan dalam hitungan bulan kesekian sudah menunjukkan hasil yang positif. Cara ini tergolong salah satu bentuk implementasi dari omnichannel yang menerapkan strategi online to offline.

Jalur omnichannel yang tersedia di perusahaan ada online-to-offline dan offline-to-online yang saling cross channel dan memberikan pengalaman yang sama untuk para konsumen.

“Kami memandang strategi omnichannel dari dua sisi. Sebagai multi marketing channel dan multi sales channel. Keduanya dianggap sebagai satu kesatuan, di mana marketing channel merupakan cara dan media menyampaikan pesan ke target pasar. Sementara sales channel adalah cara berinteraksi dengan konsumen.”

Dia mencontohkan strategi omnichannel yang dilakukan Bhinneka bisa dilihat dalam salah satu program cashback senilai Rp1,3 juta yang berlaku untuk semua pembelian dari jalur online (situs, situs mobile, media sosial, dan pemasaran digital), juga jalur offline (chat/call/sms/whatsapp) ke sales consultant Bhinneka.

Di toko, konsumen juga akan mendapat program yang sama. Mereka bisa bertanya soal produk dan semua bantuan yang dibutuhkan. Konsumen bisa belanja online langsung di toko dan mengirimkan ke rumahnya. Kalau tidak mau belanja online, tim di toko akan membuatkan pesanan untuk pelanggan dan mengirimkannya ke rumah atau ambil di toko.

“Jadi enaknya konsumen bisa bebas memilih apa yang mereka inginkan untuk memproses pesanannya. Sebab pada prinsipnya, kami tidak membedakan harga jual di toko itu lebih murah dari online atau sebaliknya karena handling-nya tetap sama, antara via chat/call/ke toko,” tutupnya.