Berkat Android 10, Alat Bantu Dengar Dapat Berfungsi Layaknya Headset Bluetooth

Google telah merilis Android 10 secara resmi, diawali dengan lini Pixel terlebih dulu. Dari sekian banyak fitur barunya, ada satu yang sangat menarik meski tidak ditujukan untuk semua orang. Namanya Audio Streaming for Hearing Aids (ASHA), didedikasikan untuk para konsumen yang menggunakan alat bantu dengar sehari-harinya.

Fitur ini sejatinya dapat menyulap alat bantu dengar yang kompatibel menjadi headset Bluetooth. Semua suara yang berasal dari ponsel, baik itu musik dari layanan streaming, ringtone maupun percakapan telepon akan diteruskan langsung ke alat bantu dengar melalui Bluetooth Low Energy (BLE).

ASHA pada dasarnya merupakan sejenis protokol baru yang Google kembangkan dari nol. Menariknya, ASHA dirancang sebagai proyek open-source, yang berarti siapapun bebas memodifikasinya sesuai kebutuhan, dan ini sangat krusial guna memperluas kompatibilitasnya dengan berbagai alat bantu dengar.

Untuk sekarang, alat bantu dengar yang kompatibel memang baru sedikit, tapi seperti yang saya bilang, itu semua hanya masalah waktu jika melihat sifat ASHA yang open-source. Selama alat bantu dengarnya dilengkapi konektivitas Bluetooth LE, semestinya tidak akan begitu sulit menambahkan dukungan terhadap ASHA.

Bluetooth LE juga sudah bisa dibilang merupakan konektivitas standar untuk smartphone saat ini, yang berarti konsumen non-Pixel hanya tinggal menunggu update Android 10 tersedia buat mereka.

Sumber: Android Headlines dan Engadget. Gambar header: Pexels.

Gaming Headset Terbaru SteelSeries Salurkan Audio via Kabel dan Bluetooth Secara Bersamaan

Setahun yang lalu, SteelSeries memperkenalkan lini gaming headset baru bernama Arctis. Dibandingkan lini Siberia, Arctis mengadopsi gaya desain yang lebih stylish dan mudah diterima oleh banyak kalangan, termasuk para gamer console.

Belum lama ini, SteelSeries mengumumkan anggota baru lini Arctis yang sangat menarik. Menarik karena headset bernama Arctis 3 Bluetooth ini adalah yang pertama kali mampu menyalurkan audio via kabel dan koneksi Bluetooth secara bersamaan.

SteelSeries Arctis 3 Bluetooth

Anda mungkin bertanya, “untuk apa?” SteelSeries memberikan contoh kasus penggunaan yang sangat ideal bagi para pemilik Nintendo Switch. Seperti yang kita tahu, sejauh ini fitur voice chat pada Switch hanya bisa diakses melalui aplikasi smartphone, lalu bagaimana caranya pemain bisa mendengarkan audio dari game dan voice chat secara bersamaan?

Di sinilah Arctis 3 Bluetooth datang membantu. Cukup sambungkan headset ke Switch via kabel, lalu ke smartphone via Bluetooth, maka Anda bisa langsung mendengarkan audio dari game dan voice chat dari smartphone secara bersamaan menggunakan satu headset.

Contoh lain, bagi pemilik Xbox One atau PlayStation 4 yang mengandalkan aplikasi mobile Discord sebagai komunikasi lisan timnya, mereka bisa menjalani skenario yang sama persis seperti para pemilik Nintendo Switch tadi. Karena audio dari game masih tersalurkan lewat kabel, pengguna sama sekali tidak perlu khawatir soal latency.

SteelSeries Arctis 3 Bluetooth

Selebihnya, SteelSeries Arctis 3 Bluetooth sama persis seperti varian standarnya yang diluncurkan tahun lalu. Unit driver berteknologi surround 7.1 (khusus di PC) yang digunakan masih sama seperti yang terdapat pada headset seharga $300, lalu mikrofon retractable-nya masih dibekali teknologi noise cancelling.

Desainnya pun identik, dengan headband unik yang terinspirasi oleh ski goggles dan kain breathable yang membalut bantalan telinganya. Karena mengemas Bluetooth, Anda bebas menggunakannya sebagai headphone wireless selagi bepergian kalau mau.

Arctis 3 Bluetooth saat ini sudah dipasarkan seharga $150. Tidak seperti varian standarnya, ia hanya ditawarkan dalam balutan warna hitam.

Sumber: SteelSeries.

Clip & Talk Health Ialah Headset Bluetooth Sekaligus Alat untuk Memonitor Kesehatan

Masih ingat dengan headset Bluetooth dari beberapa tahun silam yang membuat kita terlihat seperti orang sok sibuk? Perangkat tersebut mungkin sudah jarang kelihatan sekarang, akan tetapi sebuah startup asal kota New York punya visi untuk menghidupkannya kembali dengan menambahkan fungsionalitas yang relevan dengan tren terkini, yakni health monitoring.

Dinamai Clip & Talk Health, wujudnya sepintas kelihatan tidak ada bedanya dengan headset Bluetooth pada umumnya. Namun sang pengembang rupanya telah menanamkan sensor laju jantung ke dalam earpiece-nya. Bukan sembarang sensor, melainkan racikan Valencell yang sudah dibuktikan akurasinya oleh sejumlah arloji GPS buatan Suunto.

Tidak hanya memonitor laju jantung secara konstan, Clip & Talk juga dapat membaca variabilitas laju jantung, VO2max (konsumsi oksigen maksimum), laju pernafasan sampai yang lebih umum seperti jumlah kalori yang terbakar. Menurut pengembangnya, memonitor lewat telinga jauh lebih akurat ketimbang lewat pergelangan tangan, dan klaim ini rupanya didukung oleh sejumlah studi dari MIT.

Clip & Talk Health

Nama Clip sendiri mengindikasikan sebuah penjepit pada bodinya yang dapat dimanfaatkan saat perangkat sedang tidak dibutuhkan. Mode standby otomatis memastikan baterai perangkat tidak terkuras dengan cepat, dan dengan satu klik saja perangkat dapat aktif dalam waktu 2 – 3 detik.

Untuk mengecas perangkat, Clip & Talk ternyata dibekali konektor USB-nya sendiri sehingga pengguna tak perlu repot menyambungkan kabel. Sebagai sebuah headset Bluetooth, mustahil Clip & Talk tidak dibekali kemampuan untuk berinteraksi dengan asisten virtual di tahun 2017 ini.

Saat ini Clip & Talk Health sedang dipasarkan melalui situs crowdfunding Indiegogo. Harga paling murah selama masa kampanyenya berlangsung dipatok $149.

Ukurannya Sama Persis, Jabra Elite Sport v2 Janjikan Baterai Lebih Awet

Pada awal tahun 2014, sebuah startup asal Jerman bernama Bragi resmi memulai persaingan di kategori produk earphone wireless sejati. Tiga tahun berselang, Bragi sudah mendapat perlawanan ketat dari nama-nama yang jauh lebih berpengalaman darinya, macam Apple dan Samsung, hingga bahkan pabrikan yang benar-benar mendedikasikan waktunya untuk mengembangkan perangkat audio seperti Jabra.

Bicara soal Jabra, ahli audio asal Denmark tersebut belum lama ini merilis versi baru dari earphone wireless sejati perdana mereka yang diperkenalkan tahun lalu, Jabra Elite Sport. Perubahan terbesar yang diusung versi barunya ini menyangkut salah satu aspek terpenting produk dalam segmen ini, yaitu daya tahan baterai.

Jabra Elite Sport v2 diyakini menyimpan energi 50 persen lebih banyak tanpa berpengaruh pada bobot maupun ketebalan bodinya. Versi baru ini sanggup beroperasi selama 4,5 jam nonstop dalam satu kali charge, dan kalau dipadukan dengan charging case-nya, pengguna bakal mendapat total daya tahan baterai selama 13,5 jam.

Jabra Elite Sport v2

Begitu pentingnya daya tahan baterai, Anker menjadikannya sebagai salah satu prioritas utama dalam merancang earphone wireless sejati pertamanya, Zolo Liberty+. Elite Sport unggul soal daya tahan dalam satu kali charge, akan tetapi charging case milik Liberty+ masih jauh lebih perkasa.

Terlepas dari itu, peningkatan daya tahan baterai selalu menjadi nilai plus untuk kategori produk ini. Satu-satunya pembaruan lain yang ditawarkan Elite Sport v2 adalah kemampuan untuk menyimpan sejumlah pengaturan equalizer sehingga pengguna dapat lebih menyesuaikan seleranya.

Selebihnya, Anda masih akan mendapatkan earphone wireless yang sama seperti sebelumnya. Buat yang penasaran mengapa ada embel-embel “Sport” di namanya, ia memang dirancang untuk menemani aktivitas berolahraga Anda, memonitor jumlah kalori yang terbakar sampai laju jantung Anda dengan bantuan aplikasi pendamping Jabra Sport Life.

Jabra Elite Sport v2 saat ini sudah mulai dipasarkan seharga $250. Selain warna hitam, ia juga tersedia dalam kombinasi warna baru hijau dan abu-abu.

Sumber: The Verge.

V-MODA Luncurkan Earphone Bluetooth Bergaya Neckband, Forza Metallo Wireless

V-MODA kembali hadir dengan produk baru, kali ini sebuah earphone Bluetooth bernama Forza Metallo Wireless. Secara desain, Forza Metallo mengadopsi gaya neckband seperti lini LG Tone maupun Beats X.

Tipikal V-MODA, yang menjadi sorotan di sini adalah penggunaan material logam yang tidak hanya terkesan premium, tapi juga menjadi jaminan atas durabilitasnya. Di saat yang sama, V-MODA turut mengklaim bahwa mereka berhasil merancang desain neckband yang lebih ergonomis dari biasanya.

Masuk ke kategori sport, Forza Metallo Wireless telah dirancang supaya tahan keringat maupun cuaca yang tidak bersahabat. Paket penjualannya juga mencakup aksesori sejenis sirip yang dapat membantu mencegah earphone terlepas saat pengguna sedang beraktivitas secara intensif, mirip seperti yang sudah lama dibanggakan oleh brand Jaybird.

V-MODA Forza Metallo Wireless dapat dikustomisasi menggunakan bahan super-mewah seperti emas atau platinum asli / V-MODA
V-MODA Forza Metallo Wireless dapat dikustomisasi menggunakan bahan super-mewah seperti emas atau platinum asli / V-MODA

Kinerjanya ditopang oleh sepasang driver 5,8 mm, plus dukungan codec aptX berkat penggunaan chipset Qualcomm. Baterainya diyakini sanggup bertahan sampai 10 jam penggunaan, dan proses charging-nya diklaim sangat cepat – 15 menit bisa memberikan daya yang cukup untuk penggunaan selama 2 jam lebih.

V-MODA tidak lupa menyematkan sepasang mikrofon noise-cancelling dan remote control tiga tombol, yang juga bisa dimanfaatkan untuk memanggil Siri atau Google Assistant pada smartphone.

V-MODA Forza Metallo Wireless saat ini sudah dipasarkan seharga $170. Konsumen dengan budget tak terbatas juga bebas membeli aksesori kosmetik dengan desain custom dan bahan super-premium seperti emas 14 karat atau platinum, yang masing-masing dihargai $2.500 dan $7.500.

Sumber: Engadget.

JVC Umumkan Lima Headphone dan Earphone Bluetooth Berharga Terjangkau

Tidak ada headphone yang sempurna. Nyaman di telinga saya belum tentu nyaman di telinga Anda. Anda suka earphone, saya lebih suka headphone jenis over-ear. Namun selama harganya terjangkau, semua jadi ikut senang.

JVC baru-baru ini memperkenalkan total lima headphone dan earphone baru yang semuanya mengemas konektivitas Bluetooth. Masing-masing mengadopsi gaya desain yang berbeda, sekali lagi menyesuaikan dengan preferensi konsumen yang beragam.

JVC HA-FX39BT / JVC
JVC HA-FX39BT / JVC

Yang pertama adalah Marshmallow HA-FX39BT yang mengadopsi gaya neckband seperti lini LG Tone. JVC tidak mengungkapkan detailnya lebih lanjut terkecuali banderol harga senilai $50.

Kedua dan ketiga adalah HA-ET50BT dan HA-EC30BT yang sama-sama merupakan earphone sport. Masuk kategori sport, keduanya sama-sama mengemas bodi tahan air, plus earpiece berlapis magnet sehingga pengguna bisa menancapkan keduanya saat sedang tidak digunakan dan perangkat pun otomatis beralih fungsi menjadi kalung.

Perbedaan keduanya ada pada desainnya: ET50BT bergaya in-ear, sedangkan EC30BT mengadopsi model ear clip. Banderol yang ditawarkan untuk keduanya adalah $80 dan $60.

JVC HA-S190BT / JVC
JVC HA-S190BT / JVC

Selanjutnya, ada HA-S190BT yang merupakan headphone berjenis on-ear, dijual seharga $50 saja dan tersedia dalam lima pilihan warna. Terakhir adalah HA-S90BN (gambar paling atas) yang menduduki kasta tertinggi dengan banderol $150. Model ini mengusung desain over-ear yang akan membungkus telinga pengguna secara menyeluruh, serta satu-satunya yang mengemas teknologi noise cancelling.

Fisiknya yang lebih besar ketimbang empat model lainnya merupakan indikasi kalau baterainya juga besar. Dalam satu kali charge, S90BN bisa bertahan selama 20 jam nonstop meski noise cancelling-nya aktif, atau 24 jam tanpa fitur tersebut. Lucunya, baterainya masih bisa habis setelah sekitar 40 jam digunakan dengan kabel.

Sumber: The Verge.

LG Umumkan Dua Headset Bergaya Neckband Baru, Tone Studio dan Tone Free

Dalam pasar Bluetooth headset, LG merupakan salah satu pabrikan yang paling berani menerapkan desain yang berbeda. Lihat saja lini LG Tone mereka, yang pada dasarnya merupakan headset bergaya neckband, dengan cara pakai dikalungkan di leher. Gunanya? Supaya perangkat tetap mudah dibawa-bawa saat sedang tidak digunakan.

Pada ajang CES 2017 ini, LG rupanya sudah menyiapkan dua model baru dari lini Tone, yakni Tone Studio dan Tone Free. Tone Studio sebenarnya lebih pantas dikategorikan sebagai speaker, mengingat ia dilengkapi empat unit driver yang akan menyemburkan suara dalam konfigurasi surround.

LG sendiri menyebutnya sebagai sebuah wearable speaker. Sebuah DAC (digital-to-analog converter) terintegrasi memastikan reproduksi suara seakurat mungkin, baik ketika digunakan untuk menonton film, bermain game atau sekadar menikmati playlist di layanan streaming musik.

LG Tone Free / LG
LG Tone Free / LG

Tone Free di sisi lain merupakan jawaban LG atas Apple AirPods, Samsung Gear IconX dan perangkat lain yang mengadopsi desain benar-benar wireless. Yang unik dari Tone Free adalah masing-masing earpiece bisa disimpan di dalam neckband saat sedang tidak digunakan.

Dalam posisi terpasang ke neckband, tiap-tiap earpiece akan di-charge secara otomatis. Selain untuk memberikan daya baterai ekstra, neckband tersebut juga berfungsi sebagai penerus notifikasi dalam wujud getaran di leher ketika ada panggilan telpon atau pesan teks yang masuk.

Baik LG Tone Studio dan Tone Free sejauh ini belum memiliki banderol harga. Keduanya akan dipamerkan di CES 2017 bersama dengan sejumlah model Tone lain yang merupakan pembaruan dari versi-versi sebelumnya.

Sumber: LG.

Bose Hearphones Andalkan Noise Cancelling untuk Memusatkan Perhatian Anda pada Percakapan

Pabrikan audio kenamaan Bose belum lama ini secara diam-diam mengumumkan sebuah earphone yang tidak umum. Namanya Hearphones – bukan typo – dan fungsi utamanya malah untuk memusatkan perhatian Anda pada percakapan dengan seseorang di tempat yang ramai atau bising, bukan untuk membawa Anda larut dalam alunan musik dan sejenak melupakan soal masalah-masalah duniawi.

Lucunya, tujuan ini dicapai dengan memanfaatkan teknologi noise cancelling. Seperti yang kita tahu, noise cancelling sangat bermanfaat ketika kita hendak mendengarkan musik di tempat-tempat seperti kabin pesawat atau kereta api. Di sini, cara kerja noise cancelling masih sama, hanya saja tujuannya berbeda.

Hearphones pada dasarnya memungkinkan pengguna untuk memilih apa yang ingin mereka dengar. Umumnya adalah percakapan dengan seseorang ketika Anda sedang berada di kedai kopi misalnya. Kalau Anda merasa tidak asing dengan konsep semacam ini, itu dikarenakan ada perangkat serupa bernama Here One yang sudah lebih dulu dirilis beberapa bulan lalu.

Aplikasi ini pada dasarnya berperan sebagai pusat kendali pendengaran Anda / Bose
Aplikasi ini pada dasarnya berperan sebagai pusat kendali pendengaran Anda / Bose

Hearphones beroperasi secara nirkabel menggunakan Bluetooth. Anda bisa memilih suara apa saja yang hendak diredam dan mana yang ingin diamplifikasi melalui aplikasi pendamping bernama Bose Hear. Sayangnya, aplikasi ini cuma tersedia untuk perangkat iOS saja.

Bose Hearphones pun sejauh ini belum punya jadwal rilis maupun banderol harga. Namun kalau melihat lini headphone noise cancelling dari Bose, kemungkinan harganya akan masuk kategori premium.

Sumber: SlashGear dan Bose.

Master & Dynamic MW50 Adalah Wireless Headphone Berdesain Super-Premium

Di industri audio, Master & Dynamic boleh dibilang masih seumur jagung. Pun demikian, di usianya yang baru tiga tahun ini, reputasinya tergolong cukup baik di kalangan media maupun konsumen berkat sejumlah headphone dan earphone yang sama-sama berfokus pada keseimbangan desain, build quality dan tentu saja kualitas suaranya.

Tahun lalu, perusahaan yang bermarkas di kota New York ini memberanikan diri untuk terjun ke ranah wireless lewat model MW60 yang bertipe over-ear. Tahun ini, mereka sudah siap menawarkan opsi ekstra yaitu MW50 yang berjenis on-ear, yang tentu saja berdimensi lebih ringkas dan bobotnya cuma sepertiga MW60.

Bobot MW50 secara total cuma berkisar 240 gram. Gaya desainnya serupa dengan kakaknya yang berukuran lebih besar, demikian pula dengan pilihan material yang digunakan, yakni stainless steel, aluminium dan kulit asli. Tentu saja, karena bertipe on-ear, alias hanya menempel di telinga dan tidak membungkusnya, bentuk earcup-nya bisa lebih membulat ketimbang model over-ear.

Master & Dynamic MW50 tersedia dalam dua kombinasi warna: silver-coklat dan silver-hitam / Master & Dynamic
Master & Dynamic MW50 tersedia dalam dua kombinasi warna: silver-coklat dan silver-hitam / Master & Dynamic

Di balik masing-masing earcup-nya, bernaung driver 40 mm yang terbuat dari bahan beryllium, diklaim sanggup menyajikan suara yang warm (sedikit penekanan pada bass, tapi tidak serta-merta melupakan vokal dan treble). Tombol-tombol kontrolnya ditempatkan di earcup untuk memudahkan akses, sedangkan konektivitas Bluetooth 4.1 berarti ia bisa di-pair dengan dua perangkat sekaligus.

Master & Dynamic menyebut MW50 ideal untuk digunakan di saat bersantai, bekerja atau traveling. Baterainya diyakini bisa bertahan selama 16 jam nonstop dalam satu kali charge. Master & Dynamic tak lupa menyematkan mikrofon dual-array untuk sedikit membantu memblokir suara luar yang mengganggu.

Masuk dalam kategori headphone premium, Master & Dynamic MW50 dijajakan seharga $449. Di rentang harga ini, sebenarnya masih ada banyak alternatif yang tak kalah menarik dari nama-nama yang lebih terkenal, sebut saja Sennheiser, Bose atau Sony.

Sumber: Engadget dan Master & Dynamic.

Jaybird X3 Ingin Jadi Kandidat Utama Wireless Sport Earphone Impian Anda

Di industri audio, tidak banyak yang kiprahnya berawal seperti Jaybird. Didirikan di tahun 2006, sejak awal Jaybird sudah langsung berfokus pada wireless earphone dalam kategori sport. Sekarang, hampir semua brand audio menawarkan produk di kategori ini.

Baru-baru ini, perusahaan yang telah diakuisisi oleh Logitech pada bulan April tersebut memperkenalkan Jaybird X3, wireless earphone-nya yang paling gres. Timing-nya cukup pas mengingat baru bulan lalu Apple merilis iPhone 7 yang tak memiliki jack headphone. Sebagai konsumen, wireless earphone tentunya merupakan alternatif yang lebih menarik ketimbang EarPod bawaan berkonektor Lightning.

Desainnya tetap mempertahankan tradisi Jaybird selama ini: dimensi ringkas dibarengi wingtip opsional yang bisa dipasang ketika pengguna ingin memastikan earphone-nya tidak akan lepas waktu dipakai berolahraga. Jaybird mengklaim X3 merupakan model X-Series paling ringkas yang pernah mereka buat, dapat dikenakan meski pengguna tengah memakai helm.

Paket penjualan Jaybird X3 / Jaybird
Paket penjualan Jaybird X3 / Jaybird

Meski ringkas, di dalamnya bernaung sepasang driver berukuran 6 mm yang dipastikan dapat mereproduksi suara yang lebih baik ketimbang model-model sebelumnya. Tidak ketinggalan adalah fitur pengaturan profil suara (equalizer) via aplikasi yang akan disimpan di dalam earphone itu sendiri, sehingga suaranya akan tetap sama di semua sumber audio yang Anda sambungkan.

Konektivitasnya mengandalkan Bluetooth 4.1, yang berarti ia bisa di-pair dengan dua perangkat sekaligus. Baterainya diklaim bisa bertahan selama 8 jam nonstop, dan proses charging-nya cukup singkat; 15 menit charging bisa memberikan daya yang cukup untuk mendengarkan musik selama sejam penuh.

Jaybird X3 rencananya akan dipasarkan mulai bulan November mendatang seharga $130. Ada empat pilihan warna yang tersedia dengan aksen metalik: Blackout (hitam dan silver), Sparta (putih dan emas) Alpha (hijau militer dan krom gelap), dan Road Rash (merah dan krom gelap).

Sumber: Business Wire.