Plantronics BackBeat Pro 2 Suguhkan Active Noise-Cancelling Selama 24 Jam Nonstop

Dalam dunia teknologi, seringkali inovasi harus dibayar dengan konsekuensi tertentu. Yang paling gampang, smartphone tentu saja tidak bisa bersaing soal daya tahan baterai dengan feature phone. Beralih ke ranah audio, headphone Bluetooth yang menawarkan fitur noise-cancellation umumnya juga harus mengorbankan ketahanan baterai.

Akan tetapi dilema tersebut tidak berlaku untuk headphone terbaru Plantronics. Dijuluki BackBeat Pro 2, headphone wireless ini menawarkan keseimbangan antara fitur dan harga yang akan sangat memikat di mata (dan telinga) konsumen.

Desain over-ear (membungkus semua daun telinga) membuat Plantronics BackBeat Pro 2 semakin nyaman dikenakan dalam waktu yang lama / Plantronics
Desain over-ear (membungkus semua daun telinga) membuat Plantronics BackBeat Pro 2 semakin nyaman dikenakan dalam waktu yang lama / Plantronics

Yang paling utama adalah fitur active noise-cancelling bersifat on-demand. Sesuai makna harfiahnya, on-demand berarti pengguna bisa mengaktifkannya kapan saja dibutuhkan. Ketika sedang menunggu kereta di stasiun, aktifkan fitur tersebut untuk meredam hampir semua suara luar yang mengganggu; sebaliknya, ketika ada pengumuman, pengguna bisa mengaktifkan mode open-listening untuk mendengarkannya tanpa perlu melepas headphone.

Seandainya headphone benar-benar perlu dilepas, BackBeat Pro 2 akan otomatis menghentikan lagu yang diputar, lalu memutarnya kembali ketika headphone dikenakan. Jangkauan koneksi Bluetooth-nya sendiri diklaim bisa mencapai 100 meter, dan ia bisa dipakai untuk menerima panggilan telepon.

Tentu saja hal lain yang menjadi pembeda utama BackBeat Pro 2 dari headphone sekelas di pasaran adalah daya tahan baterai selama 24 jam nonstop dalam satu kali charge. Lupa mematikan headphone? Jangan khawatir, sebab Plantronics telah menyematkan sistem hibernasi yang akan aktif secara otomatis dan memperpanjang daya baterai sampai 6 bulan lamanya.

Plantronics BackBeat Pro 2 datang bersama sebuah carrying case, kabel charger dan kabel 3,5 mm standar / Plantronics
Plantronics BackBeat Pro 2 datang bersama sebuah carrying case, kabel charger dan kabel 3,5 mm standar / Plantronics

Semua ini dikemas dalam ukuran sepertiga lebih ringkas ketimbang generasi sebelumnya. Bobotnya bahkan menurun 15 persen, menjadikannya lebih nyaman dikenakan dalam durasi yang lama, apalagi mengingat headband-nya telah didesain supaya bisa mendistribusikan berat secara merata di sekujur kepala pengguna.

Plantronics BackBeat Pro 2 rencananya akan dipasarkan segera seharga $200 – banderol yang amat kompetitif jika mempertimbangkan semua fiturnya. Tersedia pula varian BackBeat Pro 2 SE yang punya tampilan lebih premium dan dibekali NFC seharga $250.

Sumber: Plantronics.

Bukan Sembarang Headset Bluetooth, Here One Dapat Memanipulasi Suara di Sekitar Secara Real-Time

Tahun lalu, sekumpulan ahli audio engineering yang menamai dirinya Doppler Labs memperkenalkan konsep unik bertajuk augmented hearing. Di balik kompleksitas teknisnya, premis yang ditawarkan sebenarnya cukup simpel, memungkinkan pengguna untuk memanipulasi suara di sekitarnya secara real-time.

Buah pemikiran mereka tersebut digodok hingga akhirnya menjadi suatu perangkat bernama Here Active yang sukses menjalani kampanye crowdfunding di Kickstarter. Setahun berselang, mereka sudah siap meluncurkan versi yang lebih sempurna sekaligus lebih canggih.

Bernama Here One, perangkat ini masih mempertahankan segala kelebihan yang ditawarkan Here Active. Utamanya adalah fitur manipulasi suara itu tadi, yang kini semakin dipoles berdasarkan masukan dari banyak pengguna.

Here One datang bersama aplikasi pendamping untuk membantu pengguna memanipulasi frekuensi suara di sekitarnya / Doppler Labs
Here One datang bersama aplikasi pendamping untuk membantu pengguna memanipulasi frekuensi suara di sekitarnya / Doppler Labs

Penyempurnaannya bisa digambarkan lewat skenario berikut: saat pengguna tengah berada di restoran, mereka dapat ‘menghapus’ frekuensi suara yang berasal dari dentingan gelas dan sendok-garpu, tetapi di saat yang sama mereka masih dapat mendengar suara dentingan gelas ketika bersulang di mejanya sendiri.

Menurut pengakuan Doppler Labs, penyempurnaan ini dimungkinkan berkat hardware baru yang mereka gunakan untuk Here One, mulai dari mikrofon bertipe directional sampai chip DSP (Digital Signal Processor) yang mempunyai kinerja lebih cepat.

Pembaruan lainnya akan terdengar lebih menarik untuk mayoritas konsumen: Here One juga merupakan sebuah headset Bluetooth. Yup, pengguna bisa menggunakannya untuk mendengarkan musik tanpa ada kabel yang menancap ke ponsel, melakukan panggilan telepon, sekaligus berinteraksi dengan Siri dan Google Now.

Akan tetapi yang lebih menarik adalah bagaimana Doppler Labs menerapkan teknologi “Layered Listening” pada Here One. Sederhananya, pengguna Here One bisa mendengarkan musik sekaligus awas terhadap suara di sekitarnya. Fitur ini sangat berguna buat pengguna yang kerap mendengarkan musik selagi bersepeda, dimana mereka bisa langsung ambil tindakan ketika mendengar klakson mobil di belakangnya.

Carrying case milik Here One juga berfungsi sebagai charger / Doppler Labs
Carrying case milik Here One juga berfungsi sebagai charger / Doppler Labs

Menutup semua itu adalah pembaruan pada aplikasi pendamping Here One, dimana pengguna akan menjalani semacam tes pendengaran sehingga perangkat bisa menentukan frekuensi mana yang perlu ditingkatkan, dan mana yang perlu diredam berdasarkan kondisi di sekitar.

Pre-order Here One saat ini sudah dibuka seharga $300, cuma selisih $50 dari pendahulunya. Ia tersedia dalam pilihan warna hitam atau putih.

Sumber: TechCrunch.

Jabra Halo Smart Ialah Headset Bluetooth-nya Pebisnis Sekaligus Pencinta Musik

Selama ini kita banyak mengasosiasikan headset Bluetooth dengan kalangan pebisnis yang kerap kelihatan sedang menelepon di mana pun mereka berada. Bagi mereka, aspek terpenting dari headset Bluetooth adalah kejernihan suara vokal yang diterima dan dikirimkan, sehingga kualitas suara untuk musik bisa dinomorduakan.

Akan tetapi pabrikan asal Denmark, Jabra, berpendapat berbeda. Mereka merasa mampu menciptakan sebuah headset Bluetooth yang tidak cuma oke untuk panggilan suara, tapi juga mantap dipakai mendengarkan musik. Dari situ lahirlah Jabra Halo Smart yang bisa mengakomodasi dua kebutuhan berbeda ini.

Desain Halo Smart sedikit berbeda dibanding headset atau earphone Bluetooth lain. Terdapat sebuah neckband yang bisa dikalungkan ke leher, lalu pengguna tinggal menarik kedua earpiece-nya ke telinga. Saat sedang tidak digunakan, sisi belakang kedua earpiece ini bisa menempel via magnet sehingga benar-benar membentuk kalung.

Saat sedang tidak digunakan, kedua earpiece Jabra Halo Smart bisa ditempelkan / Jabra
Saat sedang tidak digunakan, kedua earpiece Jabra Halo Smart bisa ditempelkan / Jabra

Ketika ada panggilan telepon masuk, neckband tersebut akan bergetar dan pengguna bisa menerimanya hanya dengan memisahkan kedua earpiece yang menempel tadi dan memasangkan salah satunya. Tidak hanya itu, bagian yang menyambungkan earpiece dan neckband bisa disentuh untuk memanggil Siri atau Google Now.

Di sela-sela kesibukan, pengguna yang hendak menikmati alunan musik akan dimanjakan oleh driver 10 mm milik Halo Smart, dimana Jabra mengklaim sanggup menyajikan bass yang mantap dan treble yang jernih. Soal baterai, ia bisa beroperasi hingga 17 jam waktu bicara, atau 15 jam nonstop untuk mendengarkan musik dalam satu kali charge.

Singkat cerita, kalau Anda mencari headset Bluetooth yang bisa memenuhi dua kriteria di atas – untuk pebisnis dan pencinta musik – Jabra Halo Smart bisa didapat seharga $80.

Sumber: TechCrunch dan Jabra.

Inilah Bocoran Foto Samsung Gear Fit 2 dan Gear IconX

Rumor beredar bahwa Samsung tengah bersiap meluncurkan dua perangkat baru dari lini Gear-nya, yakni Gear Fit 2 dan Gear IconX. Kabar tersebut semakin diperkuat dengan adanya sejumlah bocoran foto perangkat yang beredar di internet.

Bocoran foto-foto di atas diterima oleh situs VentureBeat dari seorang penguji – Gear Fit 2 di sebelah kanan, sedangkan Gear IconX di sebelah kiri. Spesifikasi lengkap Gear Fit 2 belum terungkap, namun bisa dilihat bahwa wujudnya tidak jauh berubah dari versi sebelumnya yang dirilis di tahun 2014 lalu, yang tidak lain merupakan pionir perangkat wearable berlayar melengkung.

Menurut keterangan dari sang pembocor foto, Gear Fit versi baru ini sedikit lebih melengkung sekaligus lebih nyaman dikenakan. Perubahan lain yang cukup mencolok adalah kehadiran chip GPS, yang tentunya dapat meningkatkan akurasi dari fitur tracking yang berbasis jarak.

Gear Fit 2 diklaim lebih nyaman digunakan ketimbang pendahulunya / VentureBeat
Gear Fit 2 diklaim lebih nyaman digunakan ketimbang pendahulunya / VentureBeat

Kalau Gear Fit 2 merupakan suksesor, lain halnya dengan Gear IconX. Ini merupakan produk yang benar-benar baru dari Samsung, yakni sebuah headset Bluetooth yang tidak mengemas kabel sama sekali – tiap earpiece-nya bisa langsung dijejalkan ke dalam telinga tanpa harus tersambung satu sama lain.

Tahan debu dan air, IconX rupanya juga berfungsi sebagai sebuah fitness tracker sekaligus alat pemutar musik terpisah. Yup, ia dibekali storage berkapasitas 4 GB, yang berarti pengguna dapat mendengarkan lagu tanpa harus menyambungkannya terlebih dulu dengan smartphone.

Kontrolnya mengandalkan panel sentuh yang tertanam di masing-masing earpiece. Ia datang bersama sebuah case mirip kotak kacamata yang merangkap sebagai charger. Kalau asumsi saya benar, case ini mengemas unit baterai untuk menyimpan sejumlah daya layaknya power bank sehingga charging perangkat dapat dilakukan di mana saja.

Mengingat semua ini baru sebatas rumor dan bocoran, tentunya belum ada kepastian mengenai kapan Samsung akan merilisnya maupun berapa banderol harganya. Mungkin saja Samsung menyimpannya untuk event IFA di bulan September nanti, atau malah bisa lebih cepat dari itu.

Sumber: VentureBeat.

Huawei Perkenalkan TalkBand B3, Gelang Pintar Generasi Ketiganya

Bersamaan dengan smartphone flagship P9 dan P9 Plus, Huawei tidak lupa memperkenalkan perangkat gelang pintar generasi ketiganya, TalkBand B3. Ia masih mempertahankan ciri khas yang diusung kedua pendahulunya, yakni bagian tengah yang bisa dilepas dan dijadikan headset Bluetooth.

Headset ini dikunci oleh magnet. Untuk melepasnya, pengguna tinggal menekan tombol di bagian sisi TalkBand. Menurut Huawei, kualitas suaranya kini lebih baik, mampu menghasilkan volume 25 persen lebih keras serta fitur noise cancelling-nya 80 persen lebih efektif.

Layar melengkung merupakan aspek khas lain dari Huawei TalkBand B3. Layar sentuh ini memakai panel PMOLED beresolusi 80 x 128 pixel dan telah mendukung berbagai gesture. Butuh info ramalan cuaca dengan cepat? Semuanya bisa dipantau lewat layar ini.

Huawei TalkBand B3

TalkBand B3 mengusung fitur activity dan sleep tracking yang sederhana, namun bisa berlangsung secara otomatis. Ia akan mendeteksi jenis aktivitas fisik yang dilakukan dengan sendirinya, sedangkan progress-nya bisa dipantau lewat aplikasi pendampingnya yang tersedia di Android maupun iOS.

Semua ini dikemas dalam wujud yang ringkas sekaligus elegan. Ada tiga model strap yang ditawarkan: Active (silikon), Classic (kulit) dan Elite (logam). Kecuali yang varian Classic, sisanya siap Anda ajak berbasah-basahan dengan sertifikasi IP57. Baterainya sendiri bisa bertahan hingga tiga sampai empat hari.

Sejauh ini Huawei belum memaparkan jadwal perilisan TalkBand B3, akan tetapi banderol harga tiap-tiap modelnya adalah sebagai berikut: Active $192, Classic $227 dan Elite $284.

Sumber: PhoneArena dan Huawei.

LG Siap Pamerkan Headset Bergaya Neckband Baru di CES 2016

CES 2016 sudah hampir di depan mata. Setelah disibukkan dengan perayaan tahun baru, kota Las Vegas nantinya akan segera diramaikan oleh segudang gadget baru. Meski acaranya sendiri baru dimulai tanggal 6 Januari, LG tampaknya tidak sabar untuk memamerkan produk-produk yang telah mereka siapkan.

Salah satu produk yang bakal menarik perhatian di booth LG nantinya adalah headset bergaya neckband – dikalungkan di leher – yakni LG Tone Infinim (HBS–910), merupakan penerus langsung dari model sebelumnya yang mengusung kode HBS–900. Ringan dan nyaman adalah dua kata kunci yang diperhatikan dengan betul di sini, mengingat headset ini harus dipakai dengan cara yang sedikit berbeda.

LG Tone Infinim (HBS-910)

Tone Infinim mengandalkan konektivitas Bluetooth. Pun demikian, kualitas suaranya tidak boleh dianggap remeh karena yang diserahi tanggung jawab adalah pabrikan perangkat audio ternama, Harman/Kardon. Jadi meskipun berukuran kecil, kemungkinan ia masih bisa mereproduksi bass dan treble yang menggugah semangat.

Selanjutnya, headset ini juga dibekali dengan sepasang mikrofon. Mikrofon ini punya semacam fitur noise cancelling sehingga percakapan pengguna tetap bisa berjalan lancar meski sedang berada di lokasi yang agak ramai. Fitur lain yang tak kalah unik adalah fitur Find Me yang akan membunyikan suara di smartphone untuk membantu mencarinya.

Sejauh ini masih belum ada keterangan merinci tentang harga dan spesifikasi dari LG Tone Infinim (HBS–910), namun LG berencana untuk mulai memasarkannya pada bulan Februari 2016.

Sumber: LG via SlashGear.

Bluewire, Bluetooth Headset Dilengkapi Kemampuan Merekam

Pernahkah Anda bermimpi menjadi agen rahasia yang bertugas untuk menyadap dan merekam percakapan penting via telepon? Saya pribadi pernah, tetapi tujuannya bukan untuk memenuhi hasrat fantasi saya, melainkan menyimpan informasi penting yang dibicarakan melalui panggilan telepon. Continue reading Bluewire, Bluetooth Headset Dilengkapi Kemampuan Merekam