Call of Duty dan FIFA Menjadi Ujung Tombak Perkembangan eSport di Console

Dipopulerkan di PC, eSport kini bisa Anda temukan hampir di seluruh platform hiburan. Medium terbaru penyajiannya adalah perangkat bergerak berkat meroketnya permainan MOBA dan battle royale. Namun berbeda dari PC dan mobile, pengembangan olahraga elektronik di console betul-betul bergantung dari besarnya komitmen para publisher dan pemilik platform.

Skala eSport di console memang lebih kecil dari PC, namun belakangan ini ia menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan. Tim analis Newzoo melaporkan bahwa ada dua judul yang berjasa mengangkat industri gaming kompetitif console, terutama di empat bulan pertama tahun 2018. Mereka ialah FIFA dan Call of Duty. Peningkatan bukan hanya terjadi pada total hadiah turnamen, tapi juga pada jumlah pemirsa.

Untuk memahami tingginya kenaikan minat khalayak terhadap eSport console, mari kita lihat pencapaian FIFA 18. Di bulan April 2018, permainan sepak bola punya EA tersebut berhasil naik 20 peringkat dan sukses mengamankan tempat di urutan 10 game eSport yang paling banyak ditonton di Twitch. Di periode yang sama, total hadiah turnamen permainan di console mencapai US$ 2,5 juta – dua kali lipat dibanding kuartal pertama 2017.

newzoo 2

Sejak Januari hingga April 2018, para user Twitch menghabiskan waktu 14,1 juta jam buat menyaksikan acara-acara kompetisi game ‘besar’ console (yakni turnamen dengan hadiah US$ 5.000 ke atas). Angka tersebut menandai pertumbuhan sebesar 95,5 persen dari momen yang sama di tahun lalu. Hal yang paling menarik dari eskalasi ini adalah, tidak ada kenaikan jumlah turnamen secara signifikan: 46 di 2018 dan 43 di 2017.

newzoo 1

Beberapa turnamen yang memberikan kontribusi besar bagi perkembangan eSport console meliputi dua kejuaraan FIFA 18 Ultimate Team Champions Cups, Call of Duty World League, serta Halo World Championship. Ditakar dari banyaknya penonton, Call of Duty memang paling populer, dengan total durasi di 5,8 juta jam. Lalu di urutan kedua ada FIFA 10 di 3,9 juta jam. Jika semuanya diakumulasi, eSport console menyumbang 4,5 persen penonton di Twitch dan YouTube Gaming.

Di sana, para publisher game raksasa-lah yang umumnya jadi penyelenggara turnamen eSport, contohnya Activision, Electronic Arts, Capcom, serta Microsoft. Di luar itu ada organisasi besar seperti MLG dan Evo.

Newzoo juga menyingkap tiga genre permainan favorit berdasarkan jumlah penonton. Pertama adalah fighting (41 persen), kedua shooter (38 persen) dan ketiga ialah olahraga (21 persen). Fighting berhasil merangkul pemirsa paling tinggi karena seperti yang bisa Anda lihat pada tabel di atas, ada banyak judul masuk ke daftar 20 besar game eSport, contohnya Street Fighter V, Super Smash Bros. Melee, Dragon Ball FighterZ dan Tekken 7.

Resmi Dikonfirmasi, Call of Duty: Black Ops 4 Tukar Single-Player Dengan Battle Royale

Banyak gamer mungkin setuju bahwa beberapa judul franchise besar betul-betul membutuhkan sesuatu yang baru agar permainan tidak membosankan. Namun beberapa elemen, misalnya kehadiran campaign atau multiplayer, telah menjadi identitas dari seri ini. Dan sejak berkiprah 15 tahun silam, kedua mode ini merupakan tradisi yang tak terpisahkan dari Call of Duty.

Itu mengapa rumor yang menyatakan game Call of Duty terbaru akan menanggalkan single-player terdengar ganjil. Dan bukan itu saja, sejumlah narasumber juga melaporkan keinginan Activision untuk menggantinya dengan battle royale. Tapi ternyata seluruh kabar tersebut dikonfirmasi oleh sang publisher sendiri dalam reveal event Black Ops 4 kemarin. Itu artinya, Black Ops 4 adalah permainan Call of Duty pertama yang menyajikan pengalaman multiplayer tanpa single-player.

Multiplayer di Black Ops 4 terbagi dalam dua kategori gameplay: kooperatif dan kompetitif. Sebagai developer-nya, Treyarch kembali menghadirkan mode Zombies, mengadu Anda dan kawan-kawan melawan mayat hidup. Mode ini menjanjikan pengalaman bermain baru dalam petualangan berbeda, di antaranya IX, Voyage of Despair dan Blood of the Dead. Mode ini akan menghidangkan fitur, karakter, dan musuh baru, serta keleluasaan kustomisasi.

Multiplayer kompetitif hadir berupa mode Blackout. Inilah bagian yang menghidangkan gameplay battle royale di Black Ops 4. Treyarch belum memberi tahu total gamer yang dapat bermain dalam satu pertandingan, namun mereka sudah membangun peta berskala super-besar buat mewadahi para pemain. Kabarnya, peta tersebut 1.500 kali lebih besar dari Nuketown.

Mode Blackout mempersilakan Anda untuk bermain sebagai karakter-karakter yang ada di franchise ini. Dan di sana, kita bisa mencoba bertahan hidup sendiri atau bersama teman-teman. Anda dipersilakan memanfaatkan segala macam kendaraan – darat, laut ataupun udara; serta menggunakan persenjataan raksasa buat melumat lawan.

Selain itu, Treyarch juga memodifikasi elemen dasar permainan hingga Black Ops 4 terasa lebih ‘tradisional’. Pertama, developer mengganti sistem auto-regen health dengan metode manual, di mana Anda harus mengobati diri sendiri. Buat mempercepat prosesnya, kita dapat memanfaatkan Stim Pack.

Dan berbeda dari Call of Duty sebelum-sebelumnya, tidak ada lagi kemampuan-kemampuan ala super-hero seperti berlari di tembok atau melompat tinggi dibantu roket pendorong. Seluruh pertempuran dilakukan 100 persen di darat.

Call of Duty: Black Ops 4 akan dilepas pada tanggal 12 Oktober 2018 di PC, PlayStation 4 dan Xbox One. Khusus di PC, game rencananya didistribusikan lewat Battle.net.

Biasanya, Activision merilis game Call of Duty di bulan November. Tanggal peluncuran Black Ops 4 yang lebih cepat ini boleh jadi merupakan antisipasi publisher menghadapi pelepasan Red Dead Redemption 2 dan Battlefield V.

Activision Blizzard Konfirmasi Akan Turut Memeriahkan Genre Battle Royale

Battle royale ialah genre permainan video paling top di planet Bumi saat ini, dan selaku dua franchise pionir, pertempuran antara PUBG dengan Fortnite tak hanya dilakukan di PC dan console current-gen saja, tetapi juga di mobile. Sebagai respons atas kepopularitasannya, sejumlah perusahaan gaming raksasa dilaporkan sangat tertarik untuk ambil bagian di sana.

Kita sudah mendengar rumor yang menyatakan bahwa Activision akan mengganti mode single-player di Call of Duty: Black Ops 4 dengan battle royale, serta agenda EA untuk membubuhkan formula last man standing berskala masif itu di game Battlefield mereka selanjutnya. Tapi di antara kedua perusahaan itu, baru Activision yang akhirnya mengonfirmasi akan mengadopsi formula battle royale, meski belum diketahui apa judul permainannya.

Dalam presentasi laporan pemasukan pada investor di tanggal 4 Mei silam, CEO Activision Bobby Kotick memuji keberhasilan Fortnite merangkul beragam kalangan gamer di seluruh usia dan jenis kelamin. Lalu rekannya, COO Coddy Johnson turut menjelaskan bagaimana battle royale bukan saja sukses menarik jutaan pemain baru untuk menikmati game di platform tradisional semisal PC dan console, tetapi juga perangkat bergerak.

Selanjutnya, CFO Spencer Neumann menyampaikan bahwa battle royale merupakan inovasi selanjutnya di industri gaming. Menurutnya, mode ini adalah ekspansi dari genre shooter yang telah lama menjadi spesialisasi Activision. Lewat battle royale, perusahaan melihat kesempatan untuk memublikasikan karyanya ke segmen konsumen yang lebih luas: pasar di kawasan Barat dan Timur.

Sejauh ini, Activison memang belum membenarkan bahwa battle royale akan dibubuhkan pada Call of Duty: Black Ops 4, namun sejumlah indikasi mengarah ke sana. Menurut COO Coddy Johnson, permainan anyar itu bukan hanya dikembangkan berbekal kepiawaian mereka dalam meracik FPS, tapi ‘turut disertai sejumlah terobosan baru’.

Berpartisipasinya Activision Blizzard memeriahkan genre battle royale sebetulnya juga mengisyaratkan dampak negatif naik daunnya formula ini terhadap bisnis perusahaan.

Satu game yang perjalanannya tidak sesukses harapan Activision Blizzard ialah Destiny 2. Dalam upaya mengembalikan jumlah pemain ke tingkatan yang menguntungkan, perusahaan cuma bilang akan memanfaatkan metode tradisional: membuat karakter pemain jadi lebih kuat, menyediakan reward lebih banyak, dan memastikan konten end-game lebih kaya.

Pertanyaannya kini adalah, franchise apa yang akan Activision Blizzard manfaatkan untuk melangkah masuk ke ranah battle royale secara perdana? Apakah betul Black Ops 4? Ataukah spin-off dari Call of Duty? Atau malah ditambahkan pada game yang ‘kurang menguntungkan’ seperti Destiny 2?

Sumber: Games Industry.

Call of Duty: Black Ops 4 Tidak Menyajikan Single-Player, Melainkan Battle Royale?

Sejak Call of Duty memulai kiprahnya 15 tahun silam, mode campaign single-player merupakan bagian tak terpisahkan dari permainan ini. Melalui campaign, studio-studio seperti Infinity Ward, Treyarch dan Sledgehammer Games bisa menyampaikan cerita. Tetapi sejumlah berita menyatakan bahwa kemungkinan permainan terbaru di seri itu akan menanggalkan single-player.

Informasi tersebut dilaporkan oleh sejumlah narasumber anonim pada Polygon. Informan-informan itu menyatakan bahwa Call of Duty: Black Ops 4 akan didistribusikan tanpa konten campaign standar. Activision sejauh ini belum memberikan tanggapan, hanya bilang mereka tidak mau mengomentari rumor dan spekulasi. Sang publisher tetap berniat untuk mengungkap seluruh detail mengenai game shooter anyar mereka di tanggal 17 Mei 2018.

Menurut narasumber, alasan dihilangkannya campaign single-player dari Black Ops 4 adalah karena proses pengembangan mode tersebut belum rampung. Informan lain menyatakan, hal ini disebabkan oleh keputusan Treyarch buat mengekspansi multiplayer, diarahkan ke mode Zombie yang populer di seri Black Ops, sehingga mereka tidak bisa menyelesaikan single-player. Sebagai penggantinya, Treyarch akan mencantumkan mode kooperatif.

Situs fan Call of Duty Charlie Intel malah punya info yang lebih spektakuler. Narasumbernya mengabarkan bahwa Activision punya agenda untuk membubuhkan mode battle royale di Black Ops 4 sebagai respons kepopularitasan formula last man standing itu di kalangan gamer. Menariknya, bagian ini tidak dikerjakan Treyarch, melain oleh Raven Software yang sempat membantu pengembangan Black Ops III, Infinite Warfare, serta Modern Warfare Remastered.

Kabar serupa juga diungkapkan oleh Kotaku berdasarkan sumbernya sendiri. Buat Anda yang belum familier dengan battle royale, mode ini mengadu pemain dalam satu arena besar dan menantang mereka untuk bertahan hidup selama mungkin. Orang yang terakhir masih hidup keluar sebagai pemenangnya. Sejumlah permainan battle royale juga mempersilakan gamer buat menghimpun timnya sendiri.

Dalam perjalanan Call of Duty, multiplayer perlahan-lahan berevolusi hingga eksistensinya tak hanya jadi pelengkap, namun berperan sebagai bagian krusial yang bisa memperpanjang usia permainan. Tapi apakah menghilangkan single-player merupakan langkah tepat? Buat saya pribadi, mode campaign serta segala elemen sinematik di dalamnya ialah identitas penting dari seri Call of Duty.

Dan betulkah penyebab hilangnya single-player dikarenakan kurangnya waktu pengembangan? Jika memang butuh waktu lebih banyak, apa salahnya mengundur peluncuran game ini? Lalu seandainya Activision benar-benar ingin menyajikan battle royale, akan lebih baik bagi mereka untuk mengikuti jejak Fortnite dengan menghidangkan dua game secara terpisah.

Activision Umumkan Call of Duty: Black Ops 4, Siap Dirilis Bulan Oktober 2018

Ketika mayoritas publisher kini tak lagi buru-buru dalam melepas game blockbuster mereka, Activision enggan melepas kebiasaan ini. Sejak 2005, sang publisher tidak pernah absen dalam merilis Call of Duty tiap tahun. Bahkan tanpa bocoran serta rumor yang beredar bulan lalu, eksistensi dari penerus permainan shooter Activison tersebut hampir bisa dipastikan.

Melalui kabar dari informan bernama Marcus Sellars via Twitter-nya, dilaporkan bahwa Activision dan Treyarch tengah mengembangkan Call of Duty: Black Ops 4 buat console dan PC. Berita ini kemudian diperkuat oleh pengakuan narasumber berbeda pada Eurogamer beberapa hari setelahnya. Dan baru di bulan Maret ini Activision resmi mengumumkan Black Ops 4 lewat sosial media dan video teaser trailer.

Belum ada detail apapun mengenai game, kecuali agenda acara pengungkapan dan waktu peluncurannya. Momen pelepasan game ini ternyata dilakukan lebih cepat dibanding perkiraan saya, jatuh pada tanggal 12 Oktober 2018. Segala rincian mengenainya sendiri akan disingkap di ‘Community Reveal Event’ pada tanggal 17 Mei 2018 – kira-kira sebulan sebelum E3 2018 digelar. Saya menerka, permainan nantinya dapat dijajal di sana, dan kita akan mendapatkan trailer baru.

Trailer teaser yang Activision baru publikasikan tidak banyak menjelaskan gameplay, cuma berisi potongan-potongan adegan. Di sana, saya melihat tulisan ’24 jam sebelum serangan pertama’, peringatan ‘DEFCON 2’, wajah Alex Mason serta nomor-nomor yang muncul di kepalanya, drone, sesi pertempuran di masa depan, serta zombie. Selanjutnya, logo permainan Black Ops 4 muncul di akhir video – menunjukkan ‘IIII’, bukan angka Romawi IV.

Call of Duty Black Ops 4 1

Berdasarkan kabar yang sudah beredar, setidaknya ada dua kemungkinan latar belakang game yang diusung Treyarch. Informan Marcus Sellars bilang bahwa game di-setting di era modern, sedangkan Kotaku menyampaikan bahwa Black Ops 4 akan membawa Anda ke medan tempur masa depan.

Tokoh utamanya juga belum diketahui. Permainan Black Ops satu dan dua fokus pada petulangan agen CIA Alex Mason di tahun 1960 sampai akhir 80-an. Di game kedua, seri Black Ops mulai memperkenalkan pemain pada tema masa depan, walaupun sebagian porsinya menyugukan konflik berlatar belakang perang dingin. Baru di Black Ops 3 Treyarch menyuguhkan setting futuristis sepenuhnya serta tokoh protagonis baru – untuk pertama kalinya mempersilakan Anda memilih gender dan mengustomisasi penampilan kerakter.

Sedikit berbeda dari bocoran bulan lalu, Call of Duty: Black Ops 4 saat ini baru diumumkan untuk PC, Xbox One dan PlayStation 4. Activision sama sekali belum menyinggung versi Nintendo Switch-nya. Fakta menarik lainnya adalah, versi Windows Black Ops 4 rencananya akan didistribusikan melalui Battle.net – seperti Destiny 2.

Laporan Narasumber Mengindikasikan Kehadiran Call of Duty: Black Ops 4 di Tahun Ini

Sejak membawa gamer bertempur di Perang Dunia 2 15 tahun silam, franchise Call of Duty pelan-pelan terbagi ke beberapa seri yang dikerjakan oleh tim berbeda: Infinity Ward menangani seri utama dan Modern Warfare, Treyarch fokus pada Black Ops, lalu Sledgehammer berkesempatan menggarap ‘story arc‘ baru, yakni Advanced Warfare serta WWII.

Meski bukan game Call of Duty terbaik, WWII yang dirilis tahun lalu memberikan pemasukan senilai US$ 1 miliar (per bulan Desember) buat Activision, dan berhasil menghimpun 20,7 juta pemain di seluruh platform game. Fans juga boleh berbahagia karena publisher dikabarkan punya rencana untuk memastikan tahun 2018 tidak berlalu tanpa kehadiran permainan Call of Duty baru.

Berdasarkan informasi dari sejumlah narasumber berbeda, Eurogamer melaporkan bahwa Activison akan meluncurkan Call of Duty: Black Ops 4 di tahun ini. Seperti sebelum-sebelumnya, game dikerjakan oleh tim Treyarch. Berbeda dari seri-seri lain di franchise Call of Duty, tiga game Black Ops menghidangkan pemain ‘rasa’ yang berbeda. Permainan pertama di-setting di periode Perang Vietnam dan Perang Dingin, namun diarahkan ke tema sci-fi di game-game selanjutnya.

Untuk Black Ops 4, Treyarch kabarnya mencoba mengembalikan seri ini ke era modern, dan dibuat lebih realistis. Kemungkinan besar, langkah ini diambil akibat dari respons negatif gamer terhadap arahan futuristis dan yang diambil Infinite Warfare. Banyak orang juga menerka, latar belakang Perang Dunia kedua di Call of Duty: WWII merupakan respons Activision terhadap populernya Battlefield 1.


Eksistensi dari Call of Duty: Black Ops 4 pertama kali muncul dalam tweet seorang ‘insider industri gaming‘ bernama Marcus Sellars di awal minggu ini. Ia menyampaikan bahwa Black Ops 4 akan tersedia di PC, PlayStation 4, Xbox One, dan Switch. Khusus versi Nintendo Switch, game didukung fitur HD Rumble, kendali motion, dan DLC; port-nya sendiri ‘dikerjakan oleh perusahaan yang familer dengan game-game Call of Duty’.

Jika laporan ini akurat, maka Black Ops 4 akan menjadi permainan COD pertama yang mendarat di platform Nintendo sejak Call of Duty: Ghost di tahun 2013.

Activision menolak untuk memberikan komentar saat Eurogamer mintai keterangan. Kita bisa berasumsi, kebenaran dari berita ini akan terungkap tidak lama lagi karena biasanya sang publisher memanfaatkan E3 buat memamerkan permainan barunya, dan akan mengumumkannya sebelum event itu tiba.

Dan melihat tradisi Activision sejauh ini, seperti apapun game baru Call of Duty itu nanti, ia akan diluncurkan mendekati akhir tahun, tepatnya di bulan November.

Call of Duty: WWII Bisa Dicoba Gratis Para Gamer PC Lewat Open Beta Akhir September Nanti

Setelah membawa Anda melanglang buana ke medan tempur modern hingga luar angkasa, Call of Duty akhirnya akan pulang ke asalnya: era Perang Dunia kedua, melalui Call of Duty: WWII. Besar kemungkinan, kembalinya Call of Duty ke era tersebut dipengaruhi oleh jenuhnya gamer terhadap tema futuristis serta kesuksesan game terbaru buatan sang rival, Battlefield 1.

Activision bukan hanya membuntuti EA dalam tema, tapi juga metode mempromosikan permainan. Sebelum dirilis awal November nanti, developer Sledehammer Games sempat melangsungkan tes multiplayer beta di console, tersedia eksklusif bagi mereka yang melakukan pre-order. Kali ini gerbang beta dibuka spesial bagi para penikmat game di Windows. Dan Sledgehammer tidak melakukannya sendirian, uji coba tersebut dibantu pula oleh tim Raven Software.

Developer menjelaskan bahwa open beta Call of Duty: WWII di PC menyuguhkan potongan kecil dari konten multiplayer, dan di sana, kesempatan mencoba terbuka untuk semua orang – bukan hanya buat mereka yang mem-pre-order saja. Sesi ini diadakan demi membantu Sledgehammer menyajikan pengalaman online yang optimal, dan kita bisa menguji performa PC dalam menanganinya.

Ada tiga hal yang jadi sasaran Sledgehammer melalui pelaksanaan open beta di PC. Pertama, mereka ingin melakukan tes penuh pada sistem-sitem gameplay serta kemampuan infrastruktur backend online saat diakses pemain dalam jumlah besar. Kedua, lewat beta, pemain di PC bisa menjajal langsung mode multiplayer-nya sebelum membeli. Dan ketiga adalah sebagai metode mencari informasi buat mengoptimalkan permainan sembari merekatkan hubungan dengan komunitas PC.

Dalam pengumumannya, Sledgehammer tak lupa menyingkap daftar kebutuhan hardware PC minimal yang dibutuhkan untuk menjalankan Call of Duty: WWII. Berikut rinciannya:

  • Sistem operasi Windows 7 64-Bit atau OS Windows terbaru
  • Prosesor Intel Core i3 3225 atau setara
  • RAM 8GB RAM
  • Penyimpanan 25GB
  • Kartu grafis Nvidia GeForce GTX 660 2GB atau AMD Radeon HD 7850 2GB atau lebih baik
  • DirectX 11
  • Koneksi internet broadband
  • Kartu suara kompatibel DirectX

Hardware-hardware yang ditampilkan memang tidak begitu tinggi. Namun perlu diketahui bahwa yang info di atas itu ialah daftar minimal, dan developer juga menyampaikan adanya kemungkinan untuk mengubahnya lagi.

Sesi open beta Call of Duty: WWII di Windows akan dimulai pada tanggal 29 September dan berakhir 2 Oktober. Selanjutnya, game akan meluncur di PC, Xbox One dan PlayStation 4 pada tanggal 3 November 2017.

Sumber: Sledgehammer Games.

Antusiasme Reviewer Terhadap Call of Duty: Infinite Warfare Tak Setinggi Harapan Activision

Minggu lalu, persaingan antara game Call of Duty baru dengan dua permainan shooter andalan EA akhirnya dimulai. Sayang sekali perilisan Infinite Warfare diwarnai masalah. Mereka yang membeli game di Windows Store tak bisa bermain bersama gamer di Steam, memicu penurunan tajam angka pemain. Padahal, penjualan Infinite Warfare sendiri jauh lebih sedikit dari Black Ops 3.

Terlepas dari bundel eksklusif versi remaster Modern Warfare, ada kemungkinan gamer merasa lelah pada formula game yang begitu-begitu saja meski kali ini Infinity Ward mengangkat tema sci-fi di judul terbarunya. Rata-rata para reviewer tampaknya mempunyai opini serupa, menunjukkan kurangnya rasa antusias dalam ulasan-ulasan mereka.

Gamesbeat adalah salah satu media yang memberikan penilaian tinggi, 93. Reviewer Dean Takahashi mengapresiasi kombinasi gameplay tradisional Call of Duty di latar belakang baru sehingga fans tidak merasa bosan. Menurutnya, hal ini ialah efek positif dari kegagalan Call of Duty: Ghosts, memaksa Infinity Ward mengambil langkah beresiko untuk mengubah penyajian game. Ceritanya lebih baik, dan ada banyak momen-momen mengesankan.

Infinite Warfare mendapatkan skor empat dari lima bintang dari GamesRadar. Leon Hurley berpendapat, kesan Call of Duty tidak bisa dihilangkan dari game, tapi jalan cerita Infinite Warfare terasa lebih berbobot dari permainan sebelumnya, lalu setting dunia sci-fi-nya masuk akal. GamesRadar turut memuji struktur misi permainan yang terbuka, dan berkat adegan-adegan pertempuran dengan pesawat Jackal, gameplay jadi lebih bervariasi.

Bagi Destructoid, Infinite Warfare masih lebih baik dari Ghosts. Kehadiran mode zombie di sana memperkaya konten, kemudian multiplayer-nya tidak mengecewakan meski momentumnya telah disusul oleh Titanfall. Namun jika mengharapkan sesuatu yang baru atau pengalaman campaign yang lebih lama, Destructoid menyarankan Anda buat berpaling dari Infinite Warfare. Tentu saja, kehadiran versi remaster Modern Warfare menambah nilai jualnya.

Giant Bomb sangat menyukai campaign Infinite Warfare, menyebutnya sebagai mode singleplayer Call of Duty terbaik berisi pertempuran yang sangat keren. Sayangnya, sisa konten permainan tidak memuaskan, dan kekurangan itu tidak bisa ditutupi oleh kehadiran Modern Warfare. Giant Bomb mempertanyakan praktek bundel remaster Modern Warfare bersama Infinite Warfare, dan berharap Activision berkenan menjualnya secara terpisah. Mereka hanya menyodorkan nilai 6.

PC Gamer  merupakan salah satu media yang memberikan nilai paling rendah: 48 dari 100. Infinite Warfare tampil cantik, namun game ini minim improvisasi dan populasi multiplayer-nya di platform PC terus menurun. Konten bonus seperti mode zombie serta remaster Modern Warfare malah lebih baik dari ‘atraksi utama’, tapi penawaran itu tetap tidak menarik saat Activision mematok harga US$ 70. Reviewer Tyler Wilde bilang, ia jauh lebih menikmati Titanfall 2.

Di situs agregat review OpenCritic, Call of Duty: Infinite Warfare hanya berhasil mendapatkan skor sementara 76.

Activision Umumkan Call of Duty: Infinite Warfare, Siapkan Pula Remake Modern Warfare

Bocoran mengenai game Call of Duty terbaru – menyebutkan judul serta kapan Activision menyingkapnya – terbukti tepat. Tapi selain pelanjut permainan shooter populer itu, ternyata publisher juga sudah mempersiapkan kejutan buat para fans. Di tahun ini juga, Activision akan merilis veri remaster dari salah satu judul CoD terbaik yang pernah dilepas di platform last-gen.

Call of Duty: Infinite Warfare

Pengumuman Call of Duty: Infinite Warfare dilakukan lewat publikasi reveal trailer di YouTube. Kotennya mungkin sudah bisa Anda tebak: potongan-potongan adegan sinematik, cutscene dalam perspektif orang pertama, baku tembak, ledakan dan lebih banyak ledakan di sana-sini. Meski tampaknya permainan kembali menyajikan formula ‘perang berskala besar’ yang sama, developer menjanjikan sejumlah inovasi serta kehadiran mode Zombie.

Sejak Advanced Warfare, Call of Duty mulai terang-terangan mengusung tema fiksi ilmiah, dan arahan tersebut tampaknya turut memengaruhi seri Black Ops. Di Infinite Warfare, developer Infinity Ward menggiring Anda jauh ke masa depan. Aksi baku tembak turut dibawa ke luar atmosfer planet. Pertempuran udara dan luar angkasa akan menjadi aspek penting mode campaign.

Call of Duty Infinite Warfare 01
Infinite Warfare membawa Anda jauh ke masa depan.

Infinite Warfare mengambil latar belakang cerita futuristis. Di masa itu, negara-negara di dunia telah bersatu mendirikan United Nations Space Alliance untuk mulai mengkolonisasi ruang angkasa. Dan di jagat Call of Duty, kedamaian tidak dapat bertahan lama. Sebuah faksi yang menamakan dirinya Settlement Defense Front menyatakan perang pada UNSA, dan segera melakukan serangan tiba-tiba. Anda bermain sebagai komandan kapal UNSA Retribution Kapten Reyes, ditugaskan buat menghentikan SDF.

Permainan rencananya akan dirilis tanggal 4 November 2016 di PC, Xbox One dan PlayStation. Tersedia pilihan edisi standar, Legacy Edition dan Digital Legacy Edition (masing-masing US$ 80), Digital Deluxe Edition (US$ 100), serta Legacy Pro Edition (US$ 120).

Call of Duty Infinite Warfare 02
Pertempuran di udara dan angkasa menjadi elemen penting di game.

Call of Duty: Modern Warfare Remaster

Kejutan terbesar dari pengungkapan Infinite Warefare adalah pengumuman versi remake Call of Duty: Modern Warfare. Sayang sekali, ia tidak dijual terpisah. Permainan dibundel bersama Infinite Warfare edisi Legacy. Modern Warfare Remaster dikerjakan oleh tim Raven Software, menyuguhkan campaign orisinil serta upgrade pada grafis. Namun untuk multiplayer-nya sendiri, cuma ada 10 map, separuh dari Modern Warfare versi lawas.

Via Gamespot. Sumber: CallofDuty.com.

[Rumor] Judul Baru Game Call of Duty Tersingkap, Akan Diumumkan Minggu Depan

Bagi Activision, tak lengkap rasanya jika satu tahun berlalu tanpa adanya perilisan Call of Duty. 13 tahun setelah debut perdana, CoD diakui khalayak sebagai franchise shooter terpopuler di Bumi, menghasilkan pemasukan lebih dari US$ 10 miliar. Jadi sangat tidak mengherankan jika perusahaan game raksasa Amerika itu tanpa kenal lelah menyiapkan penerusnya.

E3 2016 masih lebih dari sebulan lagi, namun bocoran dan rumor sudah berseliweran. Kali ini, tersibak informasi mengenai judul baru permainan Call of Duty dan kapan rencananya ia akan diumumkan. Berita soal nama muncul tidak sengaja di PlayStation Store Amerika, dan menyadari kesalahan ini, Sony segera menghapusnya. Waktu pengumuman sendiri diungkap oleh jurnalis video game independen Jim Sterling via Twitter-nya.

Secara tak sengaja ‘Call of Duty: Infinite Warfare’ tertera di PlayStation Store.

Dari titel yang tertera di kolom Trending PlayStation Store, Activision memberinya judul Call of Duty: Infinite Warfare. Dan sepertinya publisher berniat menyingkapnya pada tanggal 3 Mei 2016, berdasarkan foto dokumen berisi agenda marketing. Di sana terdapat tulisan ‘VENDOR SUPPLIED, Call of Duty Reveal’, ditemani Overwatch Open Beta, Battleborn ‘available now‘ dan StarFox Zero. Di antara keempat game, hanya Call of Duty yang tidak mempunyai gambar.

New Call of Duty 02
Menanti pengumuman Call of Duty baru? Catat tanggalnya: 3 Mei 2016.

Bukan cuma dua hal ini yang berhasil diketahui soal Call of Duty baru. Di akhir bulan Maret kemarin, user NeoGAF bernama shinobi602 memberi bocoran bahwa game di-setting jauh di masa depan, bertema fiksi ilmah dengan pertempuran ruang angkasa. Eurogamer segera mengejar laporan tersebut, dan mereka menyampaikan bahwa permainan bukanlah penerus langsung dari judul-judul sebelumnya.

Game anyar kabarnya itu digarap oleh Infinity Ward, tim di belakang seri klasik, Modern Warfare dan Ghosts. Di sini yang membuatnya jadi menarik, karena jalan cerita Ghosts masih menggantung. Mengapa mereka tidak membuat sekuelnya? Tentu info ini bisa saja keliru, namun shinobi602 cukup bereputasi di forum NeoGAF karena ia dahulu secara akurat membeberkan rincian fitur serta karakter Black Ops III.

Activision memang dikabarkan tidak berencana membuka booth di Electronic Entertainment Expo 2016, akan tetapi publisher telah mengonfirmasi keberadaan Call of Duty baru lewat blog resmi.

“Di E3 bulan Juni nanti, kami akan memamerkan gameplay dari permainan paling ambisius ciptaan Infinity Ward. Kami tidak sabar untuk memberi tahu detail mengenai game Call of Duty selanjutnya bersama rekan-rekan di PlayStation,” tutur communication manager Activision Scott Lowe. “Kami bangga dapat berpartisipasi di ajang video game besar tersebut.”

Via The Escapist.