Perbedaan CEO dan Direktur dalam Perusahaan

Istilah CEO dan direktur sudah tidak asing lagi dalam sebuah perusahaan. Namun apakah kamu tahu perbedaan antara CEO dan direktur?

Penggunaan istilah CEO atau chief executive officer ini seringkali digunakan oleh perusahaan rintisan atau startup. Pasti kamu juga tahu istilah CEO setelah maraknya bisnis startup di Indonesia.

Nah, ternyata di Indonesia sendiri secara hukum Indonesia dan menurut Keputusan Menteri Transmigrasi dan Tenaga Kerja Nomor 40 Tahun 2021, posisi CEO lebih dikenal dengan istilah direksi, komisaris, dan eksekutif. 

Sedangkan untuk jabatan tertinggi di sebuah perusahaan Indonesia disebut sebagai direktur utama. Jadi, kamu tidak perlu bingung lagi saat melihat perusahaan yang menggunakan istilah direktur utama untuk posisi CEO.

Perbedaan Istilah CEO dan Direktur

Seperti yang dikatakan sebelumnya, di Indonesia posisi CEO sejajar dengan posisi direktur utama, yang membedakan hanyalah penggunaan istilahnya saja. 

Penyebutan istilah ini kembali lagi disesuaikan dengan kultur perusahaan, karena ada beberapa perusahaan yang menyebutkan CEO sebagai posisi tertinggi dan presiden direktur sebagai  posisi kedua tertinggi.

Tidak jarang bagi sebuah company posisi CEO dan presiden direktur diemban oleh satu orang saja. Bahkan bisa dibilang istilah CEO bisa disetarakan dengan direktur utama atau juga presiden direktur. Perbedaan istilah ini juga tidak akan membedakan fungsi dan tugas dari CEO, direktur utama, dan presiden direktur.

Kamu bisa melihat pengaplikasian sebutan CEO di perusahaan startup atau rintisan. Sedangkan, penggunaan kata direktur diterapkan pada perusahaan corporate atau konvensional.

Dilansir dari Indeed, CEO adalah anggota kepemimpinan tertinggi yang memiliki peran untuk mengawasi dan membawa perusahaan untuk menuju kesuksesan.

Selain itu, CEO memiliki tugas utama untuk merekrut dan mempertahankan karyawan terbaik, memastikan dana anggaran selalu tersedia di bank, dan yang terakhir menentukan visi, misi, hingga arah perusahaan.

Tanggung Jawab CEO dan Direktur Pelaksana

Jika chief executive officer memiliki arti yang serupa dengan direktur utama atau presiden direktur, bukan berarti peran dan tanggung jawabnya juga seragam dengan direktur pelaksana. 

Oh iya, kamu perlu tahu di perusahaan konvensional ada beberapa posisi direktur yang berbeda seperti direktur personalia, direktur keuangan, direktur operasional, dan direktur pelaksana.

Direktur pelaksana memiliki tanggung jawab untuk menangani aspek operasi organisasi seperti merekrut karyawan, mengawasi perkembangan perusahaan, memperbaharui anggota dewan direksi tentang operasi perusahaan, mengontrol dan mengalokasikan sumber daya perusahaan, memberikan saran perbaikan kepada direksi, dan menawarkan arah strategis.

Sedangkan tanggung jawab dari seorang chief executive officer adalah memiliki tanggung jawab untuk mengawasi anggaran perusahaan, menetapkan arah strategis perusahaan, memimpin perusahaan, menetapkan tujuan pendapatan dan produktivitas, mewakili citra publik perusahaan, dan meninjau sekaligus menganalisis perubahan ekonomi dan industri sebuah perusahaan.

Apapun istilah dan perbedaan terhadap CEO dan direktur, kedua posisi ini tetap harus memiliki keterampilan yang sesuai, terutama dalam kepemimpinan dan kemampuan organisasi karena kedua posisi tersebut memiliki tanggung jawab terhadap berkembangannya perusahaan.

Airy Talks Future Plans After Appointed New CEO

Airy as an accommodation network operator (ANO) company, is officially announced Louis Alfonso Kodoatie as the new CEO on Monday (1/20). The succession followed by lists of targets, one is to improve its popularity among the accommodation industry, amidst the rapid development in Indonesia’s tourism sector.

The Airy team is confident to optimize the market’s momentum. They now have around 30 thousand rooms in 100 cities. New products keep coming, one of the latest is Airy For Business, a service that offers online service for management business trips.

Another new product is the Self Check-in Kiosk, a self-check-in machine to support receptionist. The service is to minimize time spent on queueing, especially the peak season. It’s better known as Airy Aura and it’s integrated with Airy’s property management Airy Ease to facilitate hotel for customer tracking.

Next, there is Airy Community. This service acts as a meeting place for the property owners and community partners. Airy Community will be the center for Airy Academy, a hospitality skills training for employees who work at Airy’s property partners.

“Indonesia has a potential market for the tourism industry, both foreign and domestic segments. Especially for the budget-friendly accommodation in which business is rapidly developed. Companies must be able to respond to the dynamic market. Technological innovation and network expansion are key. I expect to tighten Airy’s partnership with stakeholders,” Kodoatie said.

In Indonesia, Airy has direct competitors that also provide low-cost lodging services, RedDoorz and Oyo.

The new CEO considered this competition as a natural thing. He chose to focus on Airy’s improvement and growth strategies in various aspects.

“Airy is to focus more on what has been and is being developed. One of those is by improving quality and to guarantee a comfortable space with high standard, therefore, it can support the growth of low-budget accommodation,” he added.

Airy also intends to grow with property partners in terms of growing the tourism sector in Indonesia.

“In order to make it, technological innovation and network expansion are key. Airy continuously strives to create and develop various technology-based innovations to support our services, of course providing benefits and convenience, both for users, property partners, and other stakeholders,” he said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Rencana Airy Selepas Penunjukkan CEO Baru

Airy sebagai perusahaan di bidang accommodation network operator (ANO), pada Senin (20/1) kemarin resmi menunjuk Louis Alfonso Kodoatie sebagai CEO baru. Suksesi dibarengi dengan sederet target, salah satunya ingin terus meningkatkan popularitas Airy di industri penginapan, di tengah pertumbuhan pesat sektor pariwisata Indonesia.

Pihak Airy sendiri cukup percaya diri bisa mengoptimalkan momentum pasar. Kini mereka telah memiliki sekitar 30 ribu kamar yang tersebar di 100 kota. Produk baru pun terus diperkenalkan, salah satunya Airy For Business, yakni layanan yang menawarkan pelayanan online untuk manajemen perjalanan dinas perusahaan.

Produk baru lainnya ada Self Check-in Kiosk, sebuah mesin check-in mandiri yang ditujukan untuk mempercepat penerimaan tamu. Layanan ini diharapkan bisa memangkas waktu antre, terlebih saat peak season. Layanan yang juga dikenal sebagai Airy Aura ini terintegrasi dengan sistem manajemen properti Airy Ease sehingga memudahkan pemantauan tamu bagi pihak hotel.

Selanjutnya juga ada Airy Community. Layanan ini diposisikan sebagai pusat bertemunya para mitra pemilik properti dan komunitas. Airy Community juga akan menjadi sentra pelaksanaan Airy Academy, pelatihan keterampilan di bidang hospitality kepada karyawan yang bekerja di mitra properti milik Airy.

“Indonesia merupakan pasar industri pariwisata yang potensial, baik di segmen  mancanegara maupun domestik. Terlebih pada ranah akomodasi ramah anggaran yang bisnisnya semakin menggeliat. Perusahaan harus mampu merespons cepatnya perubahan kebutuhan pasar yang sangat dinamis. Inovasi teknologi dan perluasan jejaring menjadi kunci. Saya berharap dapat memperkuat kemitraan Airy dengan para pemangku kepentingan,” papar Alfonso.

Infografik Hotel Budget / DailySocial

Di Indonesia Airy bersaing langsung dengan beberapa perusahaan yang juga menyediakan layanan penginapan berbiaya rendah, termasuk RedDoorz dan Oyo.

Alfonso menanggapi persaingan ini sebagai hal yang wajar. Ia memilih untuk fokus pada strategi peningkatan dan pertumbuhan Airy dalam berbagai aspek.

“Airy memilih untuk lebih fokus terhadap apa yang sudah dan sedang dikembangkan. Salah satunya dengan meningkatkan kualitas serta terus mempertahankan jaminan kenyamanan dengan standardisasi yang dimiliki, sehingga mampu menunjang pertumbuhan akomodasi beranggaran rendah,” lanjut Alfonso.

Airy juga memiliki ambisi untuk bisa tumbuh bersama mitra properti dalam bagian memajukan sektor pariwisata di Indonesia.

“Untuk mewujudkan hal ini, inovasi teknologi dan perluasan jejaring menjadi kunci. Airy terus berupaya menciptakan dan mengembangkan berbagai inovasi berbasia teknologi untuk menunjang layanan kami, tentunya memberikan manfaat dan kemudahan, baik bagi pengguna, mitra properti dan stakeholder lainnya,” tutup Alfonso.

Application Information Will Show Up Here

Serba Serbi di Balik Fungsi CEO

Membangun perusahaan tak lain seperti membangun rumah cluster untuk dijual kembali ke calon konsumen. Prosesnya akan melibatkan banyak pihak, mulai dari arsitek, kontraktor, desainer interior, dan pemasaran. Semuanya saling bekerja sama untuk satu visi, bagaimana menjual rumah yang bisa menarik dan layak dijual.

Meminjam analogi hacker, hipster dan hustler sebagai tiga jenis co-founder yang harus ada dalam startup, kontraktor adalah hacker, desainer interior adalah hipster, dan pemasaran adalah hustler.

Atau memakai istilah lain: technical founder dan non-technical founder, maka technical founder = hacker, dan non-technical founder = hustler dan hipster.

Keduanya perlu ada dalam sebagai founder startup karena saling melengkapi satu sama lain. Lalu, pertanyaannya siapa yang seharusnya menjadi CEO? Apakah harus dari technical atau non-technical founder?.

Jawabannya relatif karena harus melihat dari kondisi dan bidang startup yang Anda jalani sekarang, baik dari sisi internal maupun ekternal, termasuk target konsumennya itu sendiri.

Ambil contoh untuk startup SaaS dengan target penggunanya adalah pemerintah, lebih baik bila CEO-nya adalah non-techical founder untuk penjelasan produk yang lebih ramah di telinga. Sementara, jika target pengguna adalah korporat TI, lebih baik jika CEO-nya dari technical founder agar satu frekuensi.

Latar pendidikan belakang manapun bisa jadi CEO

Secara umum ada tiga tugas utama CEO, yaitu menetapkan visi dan arah perusahaan, merekrut dan mempertahankan talenta terbaik, dan memastikan dana selalu tersedia di bank. CEO harus selalu fokus pada tiga hal yang bersifat konseptual tersebut, sementara peran dan tanggung jawab CTO lebih luwes.

Buat founder, peran CTO sebagian besar merupakan fungsi dari kepribadian dan kekuatan individu. Sedangkan non founder CTO perannya cenderung ditentukan oleh industri dan punya keahlian khusus untuk mendukung tim eksekutif.

Menurut CTO Amazon Werner Vogels, ada empat jenis CTO yang dia identifikasi: Infrastructure Manager, Technology Visionary & Operations Manager, External Facing Technologist, dan Big Thinker.

Apapun jabatan yang diemban harus dijalani oleh sosok yang mau jadi pendongeng hebat yang menginspirasi orang, lebih menikmati sensasi kesuksesan buat anggota tim lebih dari mereka sendiri, dan selalu introspeksi dengan menyeimbangkan rasa keyakinan dan kerendahan hati.

Resep sukses di balik suatu perusahaan teknologi yang kita kenal sekarang ini tidak sepenuhnya dijalankan oleh founder yang punya kemampuan technical atau non technical saja. CEO juga dituntut mengembangkan kemampuannya dalam membuat penilaian dan cepat mengambil keputusan dalam berbisnis.

Pemimpin terbaik, pada akhirnya, adalah mereka yang tahu produk perusahaan secara menyeluruh, mengakar luar dalam.

Beberapa contoh perusahaan teknologi tersohor yang didirikan CEO technical adalah CEO Dropbox Drew Houston yang menulis baris pertama kode untuk Dropbox saat berada di stasiun kereta api di Boston.

CEO Instagram Kevin Systrom secara mandiri belajar coding pada malam hari setelah bekerja penuh waktu di bidang pemasaran. Jangan lupakan Mark Zuckerberg (Facebook) dan Bill Gates (Microsoft).

Sementara itu, contoh CEO non-technical yang cukup dikenal di antaranya Brian Chesky (Airbnb), Chad Hurley (YouTube), dan Steve Jobs (Apple).

Jurusan Para Pendiri / iPrice
Jurusan Para Pendiri / iPrice

Bagaimana dengan Indonesia? Dari startup unicorn yang ada, Ferry Unardi (Traveloka), Achmad Zaky (Bukalapak), dan William Tanuwijaya (Tokopedia) berberlatar belakang technical. Hanya Nadiem Makarim dan Kevin Aluwi (Gojek) yang non-technical.

Mengutip laporan iPrice bersama Venturra di 2017, ada 59 dari 102 founder startup sebagai responden yang mengambil jurusan non teknologi. Dari 59 founder, jurusan yang paling populer adalah keuangan (8), teknik industri (6), ekonomi (5), pemasaran (5), dan akuntansi (4).

Sementara, sisanya sebanyak 43 founder di jurusan teknologi, jurusan yang populer adalah ilmu komputer (20), informasi teknologi (6), sistem informasi (4), dan teknik komputer (4).

Founder yang mengambil jurusan keuangan misalnya John Rasyid (Sociolla), untuk Teknik Industri adalah Reynazran Royono (Snapcart) dan Haryanto Tanjo (Moka). Di sisi lain, founder yang mengambil jurusan Ilmu Komputer contohnya Kevin Osmond (Printerous), Arief Widhiyasa (Agate), dan Gaery Undarsa (Tiket.com).

CEO tidak melulu jadi juru bicara perusahaan

Membangun branding perusahaan dan melindungi reputasinya adalah aspek utama dari strategi berkomunikasi dengan publik, tapi bisa gagal jika salah memilih juru bicara. Sosok tersebut tidak harus selalu diisi CEO, bisa diganti direksi di bawahnya.

Yang penting dia harus tahu betul soal bisnis perusahaan dan inti pesan yang ingin disampaikan dengan bahasa yang jelas. Ia juga harus memahami pentingnya media.

Co-Founder dan CEO Traveloka Ferry Unardi / Traveloka
Co-Founder dan CEO Traveloka Ferry Unardi / Traveloka

Coba perhatikan strategi bagaimana perusahaan unicorn di Indonesia dalam pemberitaan di media. Intensitas Ferry Unardi dalam pemberitaan terbilang minim, pun kehadirannya di berbagai undangan.

Pemberitaan soal Traveloka kebanyakan diisi oleh para Head dan VP yang memegang produknya masing-masing. Vertikal produk di Traveloka sendiri tidak hanya sebatas akomodasi, transportasi, dan gaya hidup saja, tapi juga punya produk digital dan fintech.

Lalu sebaiknya kapan seharusnya pucuk pimpinan tampil sebagai juru bicara perusahaan? CEO sebaiknya tampil ke publik saat: (1) untuk menunjukkan kepemimpinan selama situasi krisis yang serius, (2) mengumumkan strategi baru, (3) meluncurkan produk utama, (4) advokasi dalam saat bertemu pemerintah atau menanggapi peraturan baru, (5) mengatur transisi perusahaan, (6) menandai perubahan budaya.

Salah satu penelitian menunjukkan, baik karyawan maupun publik sangat ingin mendengar dari CEO apa yang sedang direncanakan dan dilakukan perusahaannya.

Publik sangat memerhatikan topik mengenai sumber daya manusia, tanggung jawab sosial perusahaan, dan apa pun yang terkait dengan urusan publik, strategi, dan bisnis. Ini juga berlaku buat startup yang menargetkan pengguna korporat, tidak hanya end user saja sebagai targetnya.

Tidak melulu juga berbicara untuk acara publik itu kegiatan sia-sia, selama event yang dipilih sesuai, baik itu dari jumlah dan profil audiens, profil pembicara lain, dan juga pihak pengundang.

President Bukalapak Fajrin Rasyid / Bukalapak
President Bukalapak Fajrin Rasyid / Bukalapak

Menurut Co-Founder dan President Bukalapak Fajrin Rasyid, dari berbagai kehadirannya sebagai pembicara ada beberapa hal yang bermanfaat tidak hanya buat perusahaan tapi juga diri sendiri.

Pertama, adalah salah satu cara memasarkan startup dengan biaya yang sangat optimal. Pembicara diberi kesempatan untuk menyampaikan kelebihan startup kepada audiens dengan sejelas-jelasnya dan menjawab hal-hal yang mengganjal atau tidak mereka ketahui.

Kedua, sarana agar startup yang dibangun menjadi pakar yang dituju oleh pihak yang ingin mengetahui tentang industri di mana startup kita beroperasi. Terakhir, memudahkan kita untuk memperoleh inspirasi langsung dari lapangan, khususnya apabila audiens di acara tersebut sesuai dengan target market startup.

Fajrin juga mendorong agar menjadi inspirasi bagi orang lewat tuturan yang kita sampaikan, agar audiens dapat bergerak ke arah yang lebih baik.

Pemimpin dan Bagaimana Seharusnya Memberikan Umpan Balik

Sebagai seorang pemimpin tidak hanya memiliki tanggung jawab untuk merawat tim dan membawanya dalam tingkat produktivitas yang diharapkan tetapi juga mampu mengembangkan anggota tim. Dalam hal ini pemimpin harus bisa menjadi guru atau pelatih yang membimbing setiap anggota tim menemukan jalan mereka untuk berkembang, lebih baik dari waktu ke waktu. Menjadi guru atau pelatih yang baik adalah salah satu jalan menjadi pemimpin yang lebih baik, dan semua itu bisa diawali dari memberikan umpan balik yang berguna bagi setiap anggota.

Pemimpin adalah seorang guru bagi setiap anggota tim untuk mengembangkan keahlian masing-masing. Menjadi sangat penting cara pemimpin menilai, mengkritik atau memberikan masukan kepada anggota. Jika terdapat kekeliruan atau tidak sesuai dengan kepribadian anggota alih-alih termotivasi anggota bisa jadi enggan dan merasa kecil sehingga bisa menghambat produktivitas.

Berikut beberapa hal yang layak diperhatikan jika ingin memberikan kritikan, masukan atau umpan balik kepada anggota tim.

Keterbukaan

Dalam teori komunikasi keterbukaan memegang peran penting dalam hubungan di dalam tim, pun demikian dalam memberikan kritik atau saran kepada tim. Jangan terlalu sering memberikan motivasi-motivasi yang bisa mengurangi poin kritik pada kalimat-kalimat yang digunakan saat rapat atau evaluasi. Cari momen yang tepat dan sampaikan kritik dengan cara-cara yang tepat.

Contohnya, bisa gunakan kalimat “Bolehkah saya menyampaikan penilaian atau pengamatan yang mungkin kurang Anda sukai?” atau “Apakah ini saat yang tepat untuk membahas hasil pekerjaan Anda?”. Sebagai seorang pemimpin tentu mempunyai wewenang untuk menegur kapan pun, namun untuk menjadi pemimpin yang lebih baik, mencari momen yang tepat dan menyampaikan secara langsung bisa dicoba.

Spesifik

Salah satu jenis umpan balik yang sensitif adalah kritik. Dalam memberikan kritikan bisa dicoba dengan menyampaikan hal yang spesifik. Misalnya, “Saya kurang suka dengan laporan bulanan yang dibuat tempo hari, apakah ada masalah?”. Kemudian sampaikan kritik secara pribadi, sehingga bisa menggambarkan tujuan kita, memperbaiki bukan untuk mempermalukan.

Kejelasan

Terkadang, ada anggapan ketika pemimpin memberikan kritik atau umpan balik adalah tanda-tanda seorang anggota tim tidak dipertahankan. Untuk menghindari anggapan seperti ini, dan membantu anggota tim keluar dari permasalahan dan performa yang kurang sesuai sampaikan umpan balik dengan alasan yang jelas. Misalnya dengan menyampaikan alasan bahwa ada target yang dikejar dan mau tidak mau harus berubah lebih baik lagi, atau alasan lain misalnya umpan balik diberikan bersamaan dengan kesempatan untuk mengembangkan diri dengan mengikuti pelatihan atau semacamnya.

Belajar Menjadi Seorang Pemimpin

Salah satu tantangan founder startup di tahap awal adalah menyatukan tim. Belum lagi anggota tim yang ada adalah orang-orang baru dalam kehidupan mereka. CEO BodeTree Chris Myers menuliskan pengalamannya dalam mendirikan startup dan mengambil peran dalam tim. Menurutnya sebuah tim startup membutuhkan founder yang berperan sebagai seorang pemimpin, bukan seorang teman.

Menghindari konflik hanya memperburuk keadaan

Yang membedakan teman dan pemimpin dalam diri sebuah pendiri startup adalah cara mereka menyelesaikan masalah. Dari pengalamannya, Chris lebih memilih menyelesaikan masalah dibanding dengan menghindarinya. Meski harus menguras energi permasalahan apa pun harus diselesaikan dengan cara dibicarakan atau didiskusikan, tidak dibiarkan menguap begitu saja.

Selalu ingat bahwa startup tidak hanya soal diri sendiri

Chris dalam artikelnya juga menyebutkan bahwa kepemimpinan serupa dengan parenting. Mengelola tim juga diperlukan masa-masa membiarkan anggota tim untuk tumbuh dewasa dengan sendirinya, tanpa harus selalu didorong dari belakangan. Beri mereka ruang untuk berkreasi, biarkan mereka tumbuh, pemimpin hanya perlu mengawasi dan mengingatkan jika ada sesuatu yang terlewat atau terjadi kekurangan.

“Jika Anda tidak meletakkan harapan kepada tim, dorong keluar dari zona nyaman mereka, dan pertahankan orang-orang yang bertanggung jawab, Anda gagal dalam peran Anda yang paling penting sebagai pemimpin. Mencoba menjadi teman terbaik semua orang adalah tindakan egois yang fundamental,” tulis Chris.

Menjadi pemimpin bukan tentang diri sendiri, kepemimpinan adalah tentang membantu orang menjadi sebaik mungkin. Itu bisa diartikan sebagai mampu melangkah dan melakukan apa pun demi kebaikan tem sesulit apa pun itu.

Kepemimpinan adalah kesendirian

Banyak orang yang menanggap menjadi pemimpin artinya semua tim akan melayani sementara seorang tim duduk bagaikan raja yang damai. Menjadi seorang pemimpin justru sebaliknya, ia menjadi orang yang paling diandalkan dalam satu organisasi, sebagai pertimbangan dan orang yang memiliki kemampuan pemecahan masalah.

Menurut Chris menjadi seorang pemimpin berarti mengedepankan anggota tim dibanding diri sendiri dan apa pun juga. Hal itu membutuhkan disiplin tinggi, pengorbanan dan keberanian. Sebagai seorang pemimpin sudah menjadi hal lumrah jika tidak selalu disukai oleh orang-orang di sekitar, tapi dalam sebuah tim mereka membutuhkan tim, bukan seorang teman.

Belajar Menjadi Pemimpin Startup dari Tiga CEO Sukses Kelas Dunia

Saat ini makin banyak CEO muda bermunculan menawarkan produk dan layanan berbasis teknologi. Bukan hanya cerdas mengelola startup, para CEO muda ini juga dikenal dengan kreativitas hingga komitmen yang ditunjukkan demi menjalankan bisnis dengan sukses.

Artikel berikut ini akan mengupas kunci keberhasilan dari tiga CEO muda yang telah menelurkan perusahaan kelas dunia seperti Facebook, Google dan Twitter, mereka adalah Mark Zuckerberg, Larry Page dan Jack Dorsey.

Fokus [bukan] kepada pendapatan

Tentunya bagi investor, pegawai hingga media informasi tentang pendapatan adalah suatu hal yang wajib dibagikan dan diketahui. Dalam hal ini ketiga CEO muda tersebut ternyata memiliki pendekatan yang berbeda, yaitu mereka tidak terlalu suka membicarakan tentang revenue atau pendapatan. Fokus utama mereka adalah bagaimana performa dari perusahaan bisa tumbuh dengan cepat, dengan melakukan pengolahan serta pengembangan terhadap produk dan tentunya target pasar.

Meskipun pendapatan merupakan hal yang penting bagi perusahaan, namun dengan memfokuskan produk dan target pasar, merupakan strategi yang cukup ampuh untuk menjadi pemenang di pasar yang tepat.

Tiga hal yang ternyata dilakukan oleh ketiga CEO tersebut meliputi:

  • Membuat kerangka untuk market share, terutama berapa persen target pelanggan serta riset dan data yang ada terkait dengan penggunaan layanan yang nantinya bakal ditawarkan.
  • Mendorong anggota tim secara internal untuk bisa melihat sejauh mana kebutuhan dari target pengguna, dan tentunya dengan menghadirkan produk yang berbeda dengan kompetitor lainnya agar bisa memberikan pengalaman yang terbaik untuk pengguna.
  • Menargetkan tujuan akhir berdasarkan pengguna, pemasaran atau segmentasi dari pelanggan, dan tidak memfokuskan kepada pendapatan atau berapa jumlah uang yang masuk.

Kesimpulannya adalah, memfokuskan kepada pendapatan sah-sah saja, namun jika tidak dibarengi dengan tujuan, strategi, pelanggan, produk dan pegawai akan sulit mendapatkan pendapatan. Jika sejak awal perusahaan hanya memikirkan tentang pendapatan saja dan melupakan aspek penting lainnya, pendapatan yang sustainable dan menghasilkan produk yang berguna, akan sulit untuk diwujudkan.

Berikut adalah goals atau tujuan akhir dari tiga CEO sukses:

“These ads are terrible and not relevant at all. Make them better.” Larry Page, 2006.

“Our company goal is to get to 1 billion monthly active users.” Mark Zuckerberg, 2011.

“Every seller has two fundamental needs — capital and customers. How can we help them with either of these?” Jack Dorsey, 2013.

Pada akhirnya untuk Anda calon CEO yang sedang membangun bisnis, ada baiknya untuk tidak memfokuskan kepada pendapatan secara publik atau secara internal. Tentunya tidak akan mudah, namun dengan dukungan dari aspek lainnya, bisa dipastikan pendapatan akan datang di saat yang tepat. Akan banyak pihak terkait yang menuntut Anda sebagai CEO untuk lebih memikirkan tentang pendapatan, untuk itu tetaplah konsisten dengan rencana awal dan terus dorong anggota tim Anda untuk bertahan dan menerapkan strategi yang jelas, sekaligus memberikan layanan terbaik untuk pelanggan.

Mengurangi “Kesibukan” CEO di Perusahaan

Startup yang sukses  merupakan startup yang mampu terus mengalami pertumbuhan, bisa mendapatkan pendanaan, dan mendapatkan profit serta penerimaan. Ketika perusahaan Anda saat ini mungkin sudah berada pada tahap pendanaan seri A atau B, jangan kaget ketika investor atau pihak-pihak terkait akan meminta Anda untuk menambah jumlah tim yang ada.

Pada umumnya ketika baru mulai dibangun, jumlah tim yang ada hanya berjumlah 3-5 orang saja. Sebagai CEO, Anda pun pun dituntut untuk mampu menjadi “editor” terkait dengan pemilihan tim yang sesuai untuk perusahaan Anda, terutama ketika waktunya sudah tepat untuk menambah jumlah tim yang awalnya hanya 5 orang menjadi 500 orang.

Co-Founder dan CEO Twitter Jack Dorsey, seperti dikutip dari halaman Medium Co-Founder Bigcommerce dan PeopleSpark Mitchell Harper, mengatakan:

“Tugas Anda sebagai CEO adalah mengedit bukannya menulis, tidak ada salahnya jika sekali-sekali Anda menulis namun jika terlalu sering Anda terlibat dalam penulisan berarti ada yang salah dengan tim Anda.”

Esensi yang ingin disampaikan Jack Dorsey adalah ketika Anda mulai melakukan perekrutan tim, carilah kandidat yang memiliki pengalaman, pengetahuan serta semangat yang tinggi untuk kemajuan perusahaan Anda. Tidak ada salahnya untuk merekrut anggota tim yang ternyata memiliki pengalaman serta pengetahuan lebih pandai dari Anda seorang CEO. Percayalah bahwa dengan adanya dukungan dari tim yang kredibel, beban kerja Anda sebagai CEO jauh lebih berkurang sehingga Anda bisa lebih fokus untuk membuat atau mengembangkan proyek yang baru.

Evaluasi dan laporan perkembangan terkini

Salah satu cara yang bisa dilakukan agar Anda bisa mengurangi kesibukan mengerjakan tugas-tugas rutin serta operasional perusahaan adalah, dengan melakukan evaluasi, menerima laporan dari anggota tim (dengan jumlah yang telah ditambah) serta mencoba untuk memperbaiki kekurangan serta masalah yang ada. Berikanlah kepercayaan sepenuhnya kepada anggota tim Anda untuk menyelesaikan semua kendala dan tantangan tersebut, agar Anda bisa lebih fokus melakukan tahap scale-up perusahaan, menciptakan inovasi baru dan tentunya meningkatkan growth perusahaan.

Pada intinya, CEO yang telah menerapkan semua manajemen perusahaan dengan baik, idealnya akan dibebankan dengan kesibukan 2 atau 3 tahun pertama ketika perusahaan baru saja berjalan, namun ketika waktunya harus menemukan tim inti dan tim support lainnya, kesibukan tersebut berangsur-angsur berubah. Anda tidak lagi disibukkan dengan eksekusi sehari-hari, tapi lebih banyak waktu yang dihabiskan untuk memikirkan strategi, memahami big picture, dan membantu para pemain utama Anda mengerjakan tugasnya.

Mengenang Perjalanan Maestro Gaming Satoru Iwata Bersama Nintendo

Cuma beberapa minggu selepas kegembiraan E3 2015 usai, khalayak gaming harus menghadapi satu kabar pahit. Lewat press release singkat, sebuah berita belasungkawa terdengar dari tim Nintendo. Sang presiden sekaligus pahlawan di balik kesuksesan Nintendo DS dan Wii, Satoru Iwata, wafat di usia 55 tahun setelah berjuang melawan tumor saluran empedu. Continue reading Mengenang Perjalanan Maestro Gaming Satoru Iwata Bersama Nintendo

Mantan Bos Nokia, Stephen Elop, Segera Tinggalkan Microsoft

Sungguh menarik perjalanan karir Stephen Elop, mantan CEO Nokia yang kini menjabat sebagai Executive Vice President, Microsoft Devices Group. Dalam waktu dekat, beliau harus meninggalkan jabatannya tersebut. Continue reading Mantan Bos Nokia, Stephen Elop, Segera Tinggalkan Microsoft