Aplikasi AnTuTu Benchmark Dihapus dari Google Play Store, Salah Apa?

Nama AnTuTu tentu sudah tidak asing lagi di telinga para pengguna perangkat Android. Aplikasi tersebut merupakan salah satu pilihan terpopuler untuk menguji performa suatu perangkat secara objektif (benchmarking), dan AnTuTu pun sudah eksis sejak tahun 2011, sejak Google Play Store masih memakai nama Android Market.

Namun status senior rupanya tidak mencegah AnTuTu ditindak seandainya melanggar aturan yang ditetapkan Google. Coba sekarang Anda buka Play Store dan cari “antutu”. Aplikasi benchmark itu tidak akan muncul di hasil pencarian, sebab Google sudah menghapusnya dari Play Store.

Di situs AnTuTu, tautan ke halaman Play Store masing-masing aplikasi Android bikinannya juga sudah digantikan oleh tautan untuk mengunduh file APK-nya secara langsung. Pertanyaannya, salah apa AnTuTu sampai ditendang dari Google Play Store? Peraturan apa yang sudah dilanggar developer asal Tiongkok tersebut?

Well, yang salah rupanya bukan mereka, melainkan Cheetah Mobile. Sejak 2014, Cheetah Mobile sudah menjadi salah satu investor sekaligus pemegang saham AnTuTu, dan belum lama ini Google menghapus 45 aplikasi bikinan Cheetah Mobile dari Play Store bersamaan dengan ratusan aplikasi lain yang tertangkap melakukan praktik kotor dalam menyajikan iklan.

Clean Master, salah satu aplikasi terlaris bikinan Cheetah Mobile / Cheetah Mobile
Clean Master, salah satu aplikasi terlaris bikinan Cheetah Mobile / Cheetah Mobile

Menurut penjelasan Google sendiri, praktik kotor yang paling umum adalah iklan yang disajikan di luar konteks. Bukannya di dalam aplikasi terkait, iklan malah menjajah layar selagi pengguna sedang melakukan panggilan telepon, atau ketika sedang mengakses panduan navigasi.

Afiliasinya dengan Cheetah Mobile inilah yang menyebabkan AnTuTu didepak dari Play Store. AnTuTu berargumen bahwa semua ini hanyalah kesalahpahaman, sebab meskipun berada di bawah payung Cheetah Mobile, AnTuTu masih beroperasi secara mandiri. Kecuali yang berkaitan dengan layanan hukum, Cheetah Mobile disebut tidak pernah campur tangan pada portofolio AnTuTu.

Saat ini AnTuTu sedang berupaya untuk meyakinkan Google bahwa mereka tidak ada kaitannya dengan Cheetah Mobile selain untuk urusan legal, dan mereka berharap aplikasi-aplikasinya bisa segera kembali dipublikasikan lewat Play Store.

Sumber: Android Police.

UangMe’s Parent Company Bags Over 336 Billion Rupiah

SuperAtom, a financial technology startup under Cheetah Mobile just announced $24 million or equivalent to 336.8 billion Rupiah. This round was led by Gobi Partners through Meranti ASEAN Growth Fund. In Indonesia, they’ve launched a p2p lending platform named UangMe – registered in OJK since July 2018.

SuperAtom will make use of the 60 million mobile Cheetah Mobile internet users in SEA. In fact, the telco took part as the co-lead investor. They’re to target the Philippines next.

On Google Play, UangMe has been downloaded for more than 1 million times and the loan service has been used for over 50 thousand times.

SuperAtom was founded by two, Johnny Li and Scarlett Xiao. As shown on their LinkedIn profile, Johnny is currently active as Cheetah Mobile’s GM of International Business Development.

“Indonesia’s projected to increase GDPR from US$3,800  to US$7,000 within the next 10 years, it shows great potential. In addition, the Philippines shows the same statistic due to 100 million population with GDPR growth of 6.2%,” Scarlett said.

She also mentioned, “We’re preparing to enter the market (Philippines) for we recently acquired a license from the Philippines Securities and Exchange Commission.”


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Induk Perusahaan Fintech UangMe Dapat Pendanaan Lebih dari 336 Miliar Rupiah

SuperAtom, startup teknologi finansial binaan Cheetah Mobile, baru saja mengumumkan pendanaan $24 juta setara 336,8 miliar Rupiah. Putaran investasi ini dipimpin Gobi Partners melalui Meranti ASEAN Growth Fund. Di Indonesia, mereka meluncurkan platform p2p lending UangMe — sudah terdaftar di OJK sejak Juli 2018.

Layanan finansial SuperAtom juga akan memanfaatkan 60 juta pengguna mobile internet Cheetah Mobile di Asia Tenggara ke depannya. Terlebih dalam investasi ini perusahaan telekomunikasi tersebut turut menjadi co-lead investor. Filipina ditargetkan akan menjadi sasaran pasar berikutnya.

Melihat statistik di Google Play Store sebagai akses utama transaksi dan layanan, saat ini aplikasi peminjam UangMe sudah diunduh lebih dari 1 juta kali dan aplikasi pemberi pinjaman sudah digunakan lebih dari 50 ribu kali.

SuperAtom didirikan oleh dua orang founder, yakni Johnny Li dan Scarlett Xiao. Melihat di laman profil LinkedIn-nya, Johnny saat ini masih aktif di jajaran Cheetah Mobile sebagai GM of International Business Development.

“Negara seperti Indonesia mendapatkan pertumbuhan PDB per kapita dari US $3.800 menjadi US$ 7.000 dalam sepuluh tahun ke depan, sehingga potensi pasar sangat besar. Di luar Indonesia, Filipina juga merupakan pasar yang sangat menarik karena memiliki 100 juta populasi dan PDB mereka tumbuh sebesar 6,2%,” ujar Scarlett.

Ia menambahkan, “Kami sedang bersiap-siap untuk memasuki pasar yang menarik ini (Filipina) karena kami baru saja diberikan lisensi keuangan oleh Philippines Securities and Exchange Commission.”

Application Information Will Show Up Here

Live.me Ramaikan Pasar “Entertainment Live Streaming” di Indonesia

Aplikasi live video streaming berbasis media sosial Live.me resmi memulai debutnya di Indonesia. Produk besutan Cheetah Mobile ini meyakini bahwa kesuksesannya di pasar Amerika Serikat, berhasil memfasilitasi 20 juta pengguna, akan turut berdampak signifikan di pasar Indonesia.

Dalam rangka penyesuaian dengan regulasi yang ada, SVP Product Live.me Yuki He menyatakan bahwa akan ada pembatasan konten dengan mesin pemantau yang aktif setiap hari. Didukung tim pemeriksa konten, pihaknya akan menjamin tidak ada siaran bersifat negatif melalui platform tersebut.

“Saya bisa mengatakan bahwa konten tidak layak dilarang secara tegas dalam aplikasi Live.me. Upaya ini juga untuk mematuhi ketentuan pemerintah, serta untuk menciptakan aplikasi inovatif yang dapat menyajikan konten positif bagi para pengguna, khususnya di Indonesia.”

Pihak Live.me juga menyatakan komitmen kuat dalam menyediakan wadah kreativitas untuk netizen di Indonesia, salah satunya dengan membuka kesempatan kerja sama luas dengan pemangku kepentingan dan pemain di industri ini untuk membangun pasar Indonesia.

“Dengan dukungan masyarakat lokal, kami akan pastikan bahwa kami dapat menyediakan sebuah aplikasi komprehensif yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dalam kegiatan sosial media mereka,” ujar Yuki He.

Bagi Live.me, Indonesia merupakan sasaran investasi untuk produk berbasis live streaming. Menurut laporan terbaru Ericsson Mobility Report, satu dari lima pengguna smartphone di Amerika Serikat menyatakan tertarik untuk menyiarkan video secara langsung. Sementara di pasar Indonesia potensinya dua kali lebih besar. Dalam 12 tahun ke depan, peminat aplikasi ini di Indonesia diklaim akan terus bertumbuh pesat.

“Indonesia adalah salah satu negara sasaran investasi kami untuk mengembangkan platform ini. Kami sangat senang dapat menghadirkan Live.me beserta konten-konten video kreatif bagi pengguna di Indonesia,” ungkap Yuki He.

Selain layanan utama live streaming, Live.me juga memiliki fitur menyerupai game seperti leaderboards, dalam berbagai level, yang dapat dimainkan dengan para penyiar video lain, sambil merekam hal menarik dan membagikannya di akun media sosial mereka. Melalui aplikasi ini, Live.me juga menawarkan para broadcaster cara sangat praktis untuk siaran secara langsung menggunakan fitur-fitur unik seperti beautification dan blocking tools.

Diawali dengan kehadiran Cheetah Mobile di Indonesia

Sebelumnya pernah diberitakan terkait dengan pembukaan kantor operasional Cheetah Mobile di Jakarta, tepatnya pada bulan Mei 2015. Kala itu perusahaan pengembang aplikasi utilitas ponsel pintar tersebut dalam ekspansinya merencanakan untuk mencari rekanan bisnis lokal. Sejak saat itu Cheetah Mobil memang sudah memandang bahwa Indonesia akan menjadi salah satu fokus pemasaran produk terbesarnya.

Sebelumnya terkait dengan produk, fokus Cheetah Mobile di Indonesia ialah bekerja sama dengan pabrikan OEM (Original Equipment Manufacturer) di Indonesia mengembangkan solusi berkaitan dengan perangkat lunak mobile. Setidaknya ada empat hal yang menjadi visinya kala itu di Indonesia. Pertama, yaitu untuk berkolaborasi dengan produsen smartphone lokal guna menyediakan performa yang lebih baik di perangkat ponsel.

Kedua, berkolaborasi dengan pengembang lokal, khususnya untuk membangun hubungan dengan pelaku e-commerce dan para pengembang aplikasi, termasuk juga berencana untuk menanam investasi di startup lokal. Rencana ketiga yakni untuk dapat berkolaborasi dengan venture capital, operator lokal, dan juga para startup lokal. Terakhir, untuk dapat berbagi pengalaman CM di industri internet seluler dengan local audience.

Pemain Entertainment Live Streaming semakin ramai Indonesia

Sebelum Live.me, sudah ada aplikasi sejenis yang beredar di kalangan pengguna Indonesia, sebut saja Bigo Live, Nanolive, Cliponyu dan lain sebagainya. Bahkan layanan serupa juga mulai digunakan lewat layanan media sosial ala Instagram atau Facebook, yang menawarkan pengalaman live serupa, namun dengan konsep berbeda. Dari sisi aksesibilitas, jika membandingkan antara pemain vertikal di layanan live streaming apa yang ditawarkan hampir serupa. Pembedanya kini pada konten yang coba ditawarkan dan menjadi khas dari aplikasi tersebut.

Kendati entertainment live streaming masih banyak mendapatkan stigma negatif (berkaitan dengan konten di dalamnya), seiring dengan pengetatan aturan yang dilansir kini layanan tersebut sudah dianggap wajar oleh pengguna, khususnya kalangan millennials.

Application Information Will Show Up Here

Cheetah Mobile Looks for More Local Partners, Opens Office in Indonesia

One of China-based utility app developers, Cheetah Mobile (CM), has officially opened an office in jakarta since last May. The office is dedicated for better access to local partners and customers. The plan is that while partnering with local businesses, CM will also look to collaborate with phone producers as well as local startup community in Indonesia. Continue reading Cheetah Mobile Looks for More Local Partners, Opens Office in Indonesia

Buka Kantor di Indonesia, Cheetah Mobile Akan Lebih Agresif Mencari Partner Bisnis Lokal

/ Shutterstock

Salah satu perusahaan pengembang aplikasi utilitas untuk ponsel pintar asal Tiongkok, Cheetah Mobile (CM), telah resmi membuka kantor operasionalnya di Jakarta sejak Mei lalu. Pembukaan kantor tersebut bertujuan untuk memudahkan CM mencari rekanan bisnis lokal dan juga untuk dapat berkomunikasi lebih dekat dengan pelanggan mereka. Rencananya dalam penjaringan rekanan bisnis lokal, CM ingin berkolaborasi dengan produsen ponsel dan juga komunitas startup lokal di Indonesia.

Continue reading Buka Kantor di Indonesia, Cheetah Mobile Akan Lebih Agresif Mencari Partner Bisnis Lokal