BCA Launches “OneKlik” Online Payment Service

BCA officially launches OneKlik as an online payment solution in merchant app. Previously, this service was established [pilot] in early 2018 partnering with Blibli.

“Public is now in high demand for online shopping, through our latest innovation, OneKlik, we believe to increase public convenience in making online payment,” Armand Hartono, BCA’s Vice President Director said.

He defines OneKlik as an Application Programming Interface (API-based) innovation to complete another BCA API features, such as online transfer, balance inquiry, account mutation, virtual account, and others.

Since its establishment in early 2017, BCA’s API has been claimed by around 400 business client with major users working in fintech and e-commerce industry.

The company will focus the business clients with the highest transaction as OneKlik partners for beginning. Currently, there are only four partners, Shopee, Bukalapak, Blibli, and Go-Pay.

“We want to approach partners with the highest transaction [using BCA] for beginning,” Henry Koenaifi, BCA’s Director explained.

Henry avoid to mention any further detail related to the target revenue the company can gain from its latest service.

OneKlik is a solution that allows customers to pay at merchant in one click away. They only have to register the funding source from BCA debit card, set the daily shopping limit (currently up to Rp1 million), and input the OTP.

Later, OneKlik can directly be used for payment. There’s no need to re-enter OTP while making payment. When the payment screen popped up, select OneKlik, and it’s done.

Although OTP is no longer needed, BCA ensures OneKlik’s layered security. One funding source can only connect to one merchant app, and one account can only connect to one funding source.

In terms of daily transaction, it is limited to avoid overshopping, and keep the account safe from irresponsible parties.

On the same occasion, participated also Chris Feng as Shopee’s CEO. He explained, OneKlik is a company’s commitment to improve platform’s performance by making new innovation for customers. Including to intensify partnership to offer various payment options.

“Shopee is welcome to the collaboration with BCA in the latest payment method launching, OneKlik. We look forward to the next event in providing more options and easy shopping for all Shopee users,” he added.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

BCA Resmikan Layanan Pembayaran Online “OneKlik”

BCA meresmikan kehadiran OneKlik sebagai solusi pembayaran online di aplikasi merchant. Sebelumnya layanan ini sudah hadir secara pilot sejak awal 2018 dengan menggandeng Blibli.

“Sekarang minat masyarakat sangat tinggi untuk belanja online, melalui inovasi terbaru kami OneKlik, kami yakini dapat menambah kenyamanan masyarakat dalam melakukan pembayaran belanja online,” terang Wakil Presiden Direktur BCA Armand Hartono, Rabu (9/1).

Menurutnya, OneKlik adalah inovasi berbasis Application Programming Interface (API) yang melengkapi fitur API BCA lainnya, seperti online transfer, informasi saldo, mutasi rekening, virtual account, dan lainnya.

Sejak diluncurkan pada awal 2017, API BCA diklaim telah dimanfaatkan sekitar 400 nasabah bisnis dengan mayoritas penggunanya bergerak di bidang fintech dan e-commerce.

Perusahaan akan memfokuskan nasabah bisnis dengan transaksi tinggi sebagai mitra OneKlik untuk tahap awal. Saat ini baru ada empat mitra, yakni Shopee, Bukalapak, Blibli, dan Go-Pay.

“Kami mau sasar mitra dengan transaksi [menggunakan BCA] yang tertinggi untuk tahap awal,” tambah Direktur BCA Henry Koenaifi.

Henry enggan membeberkan lebih detail terkait target pendapatan yang bisa diraup perusahaan lewat kehadiran layanan teranyarnya ini.

OneKlik merupakan solusi yang memungkinkan nasabah membayar di merchant dalam satu kali klik. Nasabah cukup registrasi sumber dana dari kartu debit BCA, menentukan limit belanja harian (saat ini maksimal Rp1 juta), dan memasukkan OTP.

Setelahnya, OneKlik dapat langsung digunakan untuk bayar belanja. Saat hendak membayar, nasabah tidak perlu memasukkan kembali kode OTP. Begitu masuk ke layar pembayaran, pilih OneKlik, dan transaksi selesai.

Kendati sudah tidak butuh OTP, BCA menjamin keamanan OneKlik sudah berlapis. Satu sumber dana hanya dapat terhubung ke satu aplikasi merchant, dan satu akun merchant hanya dapat terhubung ke satu sumber dana.

Pun dari sisi limit harian transaksi juga dibatasi demi mencegah dampak yang terlalu dalam, serta menjaga akun dari penyalahgunaan pihak yang tidak bertanggung jawab.

Dalam kesempatan yang sama, turut hadir CEO Shopee Chris Feng. Dia menerangkan inovasi OneKlik adalah bentuk komitmen perusahaan untuk meningkatkan platform dengan terus berinovasi untuk memenuhi kebutuhan para pengguna. Termasuk memperkuat kerja sama dengan mitra untuk menawarkan berbagai opsi pembayaran.

“Shopee menyambut baik kolaborasi bersama dengan BCA dalam peluncuran metode pembayaran terbaru melalui OneKlik. Kami menantikan kerja sama berikutnya dalam menyediakan lebih banyak pilihan serta kemudahan berbelanja bagi pengguna Shopee,” ujar Chris.

Dengan Biaya Besar, Shopee Puncaki Sejumlah Statistik E-commerce di Indonesia

Shopee tergolong baru di industri e-commerce Indonesia (dan Asia Tenggara secara umum) jika dibandingkan dengan Tokopedia, Lazada, atau Bukalapak. Diluncurkan pada tahun 2015, saat ini Shopee beroperasi di Malaysia, Thailand, Taiwan, Indonesia, Vietnam, dan Filipina.

Kehadirannya yang sedikit lebih lambat membuat mereka harus berusaha ekstra mendapatkan perhatian masyarakat. Dengan beragam strategi pemasaran, kini Shopee menjadi salah satu yang teratas.

Di luar promo bebas ongkos kirim (free ongkir) yang secara reguler dipertahankan, tahun ini banyak kampanye pemasaran “ikonik” yang dilakukan Shopee yang dipimpin Chris Feng ini. Menurut catatan kami, dari bulan Juli 2018 hingga November 2018 ada sejumlah pagelaran belanja besar yang diadakan Shopee, mulai dari 9.9 Super Shopping Day, Super Brand Day, Festival Diskon 10.10, acara ulang tahun ketiga yang mengundang BlackPink, hingga Shopee 11.11 Big Sale.

Acara khusus seperti itu identik dengan penawaran diskon dan subsidi besar-besaran. Misalnya untuk acara 9.9 Super Shopping Day, Shopee Indonesia menawarkan diskon hingga 99% untuk produk-produk tertentu dalam flash sale.

Cukup efektif jika melihat hasil perolehannya, karena dalam laporan yang dirilis Shopee mengklaim mampu mencatatkan lebih dari 5,8 juta transaksi dalam 24 jam.

“Indonesia adalah pasar terbesar Shopee, total pesanan untuk kuartal ketiga mencapai 63,7 juta pesanan atau rata-rata per hari mencapai 0,7 juta pesanan. Kami menginginkan Shopee menjadi platform e-commerce terbesar di Indonesia,” tulis Shopee dalam publikasinya.

Di Indonesia Shopee berhasil berada di “puncak klasemen” jika merujuk pada beberapa statistik, misalnya peringkat Google Play dan beberapa survei pasar teranyar.

Strategi pemasaran di berbagai media

Menjelang akhir November, Sea Group (sebelumnya Garena) merilis capaian mereka selama Q3 2018. Di laporan tersebut Shopee menjadi sorotan, karena menangguk GMV sebesar $2,7 miliar (hampir 40 triliun Rupiah) secara total di kawasan Asia Tenggara, naik  152% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Di balik tingginya angka GMV tersebut, terdapat biaya pemasaran yang sangat besar. Menurut laporan tersebut, Shopee secara regional menggelontorkan dana $152,9 juta (lebih dari 2,2 triliun Rupiah) hanya dalam tiga bulan Q3 2018.

Jor-joran iklan di televisi merupakan salah satu cara Shopee mendapatkan pasar dengan cepat. Menurut laporan Adstensity, dana yang digelontorkan Shopee untuk pemasaran di televisi Indonesia per 16 Desember 2018 mencapai Rp765 miliar. Tertinggi kedua setelah Bukalapak yang mencapai Rp814 miliar.

Intensitas promosi juga tak kalah tinggi dilakukan di media sosial. Meltwater baru-baru ini merilis sebuah hasil penelitian tentang bagaimana brand e-commerce mengoptimalkan media sosial untuk meningkatkan keterlibatan konsumen di momen belanja akhir tahun.

Di Indonesia tercatat bahwa Shopee (40%) menjadi yang paling banyak diperbincangkan, disusul Tokopedia (26%) dan Lazada (21%). Informasi promo, diskon, hingga acara-acara yang melibatkan pengguna dibagikan melalui kanal media sosial.

Berkat usaha-usaha tersebut memang Shopee berhasil mencapai puncak. Pertanyaannya sampai kapan dana pemasaran tersebut bisa terus dikeluarkan untuk mempertahankan posisi ini? Kita tunggu bagaimana strategi Shopee di tahun 2019.

Application Information Will Show Up Here

Shopee Indonesia to Intensify Its Marketing Effort Next Year

Shopee, Singapore-based e-commerce company, ensures that it will use most of the fresh fund from Sea Limited (Shopee’s parent company)’s IPO to expand its business in Indonesia. One of the biggest investments Shopee will make is to boost the marketing.

“IPO makes our company more confident in front of the investors, already obtained IPO makes it so much easier to accelerate our business. We can make sure most of the IPO results will be widely used to invest in Indonesia,” Shopee‘s CEO Chris Feng said in a limited media event on Tuesday (19/12).

Feng did not explicitly explain on how much the fund percentage Shopee earns from IPO will be used for expanding its business in Indonesia. He only made sure that most of the fresh fund will be used for Shopee Indonesia, considering the country has become Shopee’s biggest market with 40% business contribution to Shopee’s total market in Asia.

Chris implicitly mentioned that Shopee will intensely giving promotions such as free shipping to attract new transactions. So far, Shopee is quite active and consistent in providing promotions both for the sellers and the buyers.

Within only two years, it has successfully embraced more than 1 million sellers and brands in Indonesia, with more than 100 million active listings and 25 million apps downloaded. Globally, Shopee app has been downloaded 80 million times, gaining 4 million sellers, 5 thousand brands, and 180 million active listings. Shopee is claimed to have recorded more than US$ 5 billion GMV.

Yet To Apply Advanced Technology

Fang added, Shopee will continue to innovate and to increase sellers and buyers convenience in making transactions. Only, Shopee is yet to apply the latest technology development, for example, artificial intelligence or chatbots.

Chris argued as his team view the Indonesian market condition is not exactly right for using advanced technology. The company is not in the position to be the forefront of advanced technology, but prefer to adjust to the market condition without lagging the emerging trend

For customer service, Shopee chooses human services over bots. Based on the existing condition, Indonesian people prefer to communicate directly with agents rather than a machine.

“We continue to monitor the growing technology trends, but does not mean it can be directly applied. Basically, we prefer to keep growing based on the market condition, not to be the forefront or left behind.”

In terms of service, for Fang, Shopee will stay focus on e-commerce path that connects sellers and buyers. It claims that there is no plan to develop digital products outside of e-commerce services such as selling train tickets, top-up balance, etc.

“Shopee does not intend to take other fields’ business, we think that e-commerce in the C2C segment is still very interesting and has a great potential to develop,” Fang concluded.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Shopee Indonesia Gencarkan Pemasaran Tahun Depan

Shopee, layanan e-commerce berbasis di Singapura, memastikan akan menggunakan sebagian besar perolehan dana segar dari hasil IPO Sea Limited (induk Shopee) untuk membesarkan bisnisnya di Indonesia. Salah satu investasi terbesar yang akan dilakukan Shopee adalah lebih gencar melakukan pemasaran.

“IPO membuat perusahaan kami jadi lebih percaya diri di hadapan investor, karena sudah IPO pula lah kami jadi lebih mudah mengakselerasi bisnis. Kami bisa pastikan sebagian besar hasil IPO akan banyak dipakai untuk berinvestasi ke Indonesia,” kata CEO Shopee Chris Feng dalam pertemuan terbatas dengan media, Selasa (19/12).

Chris tidak secara gamblang menerangkan berapa besar persentase dana dari IPO yang didapat Shopee untuk mengembangkan bisnisnya di Indonesia. Dia hanya memastikan sebagian besar akan dipakai untuk Shopee Indonesia, mengingat negara ini menjadi pasar terbesar Shopee dengan kontribusi bisnis terbesar sekitar 40% dari total pasar Shopee di Asia.

Chris secara implisit menyebutkan bahwa Shopee akan lebih gencar memberikan promosi seperti gratis ongkos kirim untuk menarik transaksi baru. Sejauh ini Shopee bisa dikatakan cukup aktif dan konsisten dalam memberikan promosi baik untuk penjual maupun pembeli.

Hasil promosi tersebut, dalam kurun waktu dua tahun, sukses merangkul lebih dari 1 juta penjual dan brand di Indonesia, lebih dari 100 juta listing aktif serta 25 juta unduhan aplikasi. Secara global, aplikasi Shopee telah diunduh 80 juta kali, 4 juta penjual, 5 ribu brand, dan 180 juta listing aktif. Shopee diklaim berhasil membukukan GMV senilai lebih dari US$5 miliar.

Belum manfaatkan teknologi mutakhir

Chris melanjutkan, Shopee juga akan terus berinovasi untuk meningkatkan kenyamanan penjual dan pembeli agar semakin nyaman dalam bertransaksi jual beli. Hanya saja, Shopee belum menggunakan pengembangan teknologi yang mutakhir. Contohnya memanfaatkan kecerdasan buatan atau chat bot.

Chris beralasan pihaknya masih melihat kondisi pasar Indonesia belum tepat bila menggunakan teknologi mutakhir. Perusahaan tidak memilih untuk menjadi terdepan dari pemanfaatan teknologi, namun ingin menyesuaikan dengan kondisi pasar tanpa tertinggal dari tren yang sedang berkembang.

Untuk layanan konsumen, Shopee masih memilih menggunakan jasa manusia daripada bot. Menurutnya, dari kondisi yang ada, masyarakat Indonesia lebih menyukai komunikasi langsung dengan CS daripada dengan mesin.

“Kami tetap memantau tren teknologi yang berkembang, tapi belum tentu teknologi tersebut dapat langsung kami implementasikan. Sebab pada dasarnya kami lebih memilih untuk tetap berkembang sesuai kondisi pasar, tidak ingin jadi terdepan dan juga tidak terbelakang.”

Secara layanan, menurut Chris, juga masih akan tetap fokus pada jalur layanan e-commerce dengan menghubungkan penjual dan pembeli. Pihaknya mengaku belum ada rencana untuk mengembangkan produk digital di luar layanan e-commerce, seperti penjualan tiket kereta, pulsa, atau lainnya.

“Shopee tidak ingin mengambil bisnis tetangga, menurut kami bisnis e-commerce di segmen C2C masih sangat menarik dan punya potensi yang besar untuk dikembangkan,” pungkas Chris.

Application Information Will Show Up Here

Rayakan HUT Ke-2, Shopee Klaim “Annualized GMV” di Tujuh Negara Sudah Capai $5 Miliar

Merayakan HUT-nya yang kedua, layanan e-commerce Shopee mengklaim telah mengalami pertumbuhan yang signifikan di 7 pasarnya (Singapura, Malaysia, Taiwan, Thailand, Vietnam, Filipina dan Indonesia), dengan nilai annualized Gross Merchandise Value (GMV) lebih dari $5 miliar  dan telah mendapatkan 80 juta unduhan di seluruh wilayah.

Di Indonesia sendiri, Shopee yang selama ini fokus kepada sektor C2C, mengklaim memiliki lebih dari 100 juta listing aktif, lebih dari 1 juta penjual dan brand, dengan jumlah unduhan aplikasi sebanyak 25 juta kali unduhan. Angka ini meningkat sebesar 350% dibandingkan tahun 2016.

Keseriusan Shopee kepada Indonesia juga ditunjukkan dengan berbagai perekrutan penjual dan pelatihan kepada komunitas penjual di berbagai wilayah Indonesia. Secara rutin Shopee menggelar Kampus Shopee di 13 kota dan menjangkau lebih dari 10 ribu peserta.

“Kami berupaya untuk membantu para pelaku UKM untuk meningkatkan penjualan mereka belajar dari kami bagaimana caranya mengembangkan bisnis secara online,” kata Head of Marketing Shopee Indonesia Handika Jahja kepada media, (29/11).

Selanjutnya, untuk menampung lebih banyak jumlah pegawai Shopee, pada kuartal pertama tahun 2018 mendatang Shopee Indonesia berencana pindah kantor ke lokasi yang belum mau diumumkan ke publik.

Pasca IPO menyiapkan fitur dan rencana baru

Sebagai layanan e-commerce yang berada di bawah naungan Sea Limited (sebelumnya dikenal dengan nama Garena), usai melakukan penawaran saham perdananya atau Initial Public Offering (IPO) di New York Stock Exchange beberapa waktu lalu, Sea Limited bakal menggelontorkan dana segar untuk Shopee. Disinggung tentang rencana tersebut, Handika menyebutkan saat ini pihaknya masih menggodok fitur dan promosi yang akan dihadirkan kepada pelanggan di Indonesia.

“Rencananya akhir tahun 2017 ini akan kami umumkan apa saja rencana serta fitur terbaru dari Shopee yang akan diinformasikan langsung dari CEO Shopee Chris Feng,” kata Handika.

“Gratis ongkos kirim” tetap berlaku

Sejak hadir di Indonesia tahun 2015 lalu pembeli terbanyak Shopee masih berasal dari Jakarta dan didominasi kalangan perempuan. Salah satu alasan mengapa makin meningkatnya jumlah pelanggan Shopee dengan penjualan barang berjumlah 50 juta pada bulan Oktober 2017 lalu adalah fitur gratis ongkir atau ongkos kirim.

Disinggung tentang adanya strategi lain jika kegiatan free ongkir ini dihentikan, Handika mengungkapkan fitur andalan Shopee tersebut akan terus tersedia, melihat minat besar pelanggan lama dan pelanggan baru.

“Salah satu alasan mengapa Shopee banyak mendapatkan pelanggan baru dan memiliki pelanggan lama yang loyal adalah dengan fitur free ongkir ini, untuk selanjutnya fitur ini akan terus Shopee hadirkan untuk menambah jumlah pengguna,” kata Handika.

Application Information Will Show Up Here

Shopee Indonesia Hadirkan “Shopee Mall”, Khusus untuk Produk Eksklusif

Layanan online marketplace Shopee hadirkan Shopee Mall, platform khusus untuk produk eksklusif dari brand dan peritel ternama, guna menawarkan pengalaman belanja online yang premium.

Peluncuran tersebut sekaligus menjadi inisiasi Shopee sebagai pemimpin industri dan destinasi online yang menyeluruh. Seluruh produk yang tersedia di platform sudah didukung oleh fasilitas jaminan tujuh hari pengembalian, 100% barang original, dan gratis ongkos kirim.

Fasilitas tersebut diharapkan membuat orang Indonesia tidak takut untuk berbelanja online karena sudah dijamin oleh perusahaan. Beberapa brand besar yang sudah tergabung di antaranya Huawei, OPPO, P&G, Unilever, XL, dan lainnya.

“Shoppe Mall dihadirkan guna memenuhi permintaan yang meningkat dalam mendapatkan pengalaman berbelanja yang menarik dan bervariasi,” terang CEO Shopee Chris Feng dalam keterangan resmi.

Head of eCommerce Unilever Indonesia Hira Triadi mengatakan, “[..] Sejak kami memiliki toko resmi di Shopee, konsumen kami bisa dengan mudah mendapatkan produk Unilever, banyak tanggapan positif yang kami terima. Kami yakin platform ini akan semakin memudahkan konsumen kami.”

Director Huawei Device Indonesia Johnson Ma menambahkan, “[..] Peluncuran ini adalah sebuah langkah strategis untuk membantu konsumen memperoleh pengalaman belanja online premium, dan kami senang bergabung.”

Application Information Will Show Up Here

Dampak IPO Sea Limited untuk Operasional Bisnis Shopee di Indonesia

Sea Limited, sebelumnya dikenal dengan nama Garena, baru saja melakukan penawaran saham perdananya atau Initial Public Offering (IPO) di New York Stock Exchange. Rencana IPO ini sebenarnya sudah terdengar sejak bulan Mei lalu, yang ditaksir akan memberikan penambahan modal senilai lebih dari 12 triliun rupiah. Tiga unit bisnis Sea yang banyak dikenal di Indonesia, yakni Garena (untuk industri game), AirPay (untuk industri fintech) dan Shopee (untuk industri e-commerce).

Shopee menjadi salah satu yang paling signifikan posisinya di Indonesia. Menanggapi IPO Sea dan pengaruhnya terhadap operasional bisnis Shopee di Indonesia, DailySocial menghubungi Chris Feng, CEO Shopee. Chris meyakini bahwa akan banyak peluang baru yang hadir bersama IPO ini, termasuk untuk bisnis, performa karyawan dan kepercayaan pengguna.

Chris menyampaikan sementara ini belum ada agenda khusus yang akan dilakukan Shopee menyusul IPO yang diumumkan beberapa waktu lalu. Fokus yang diinginkan Chris saat ini lebih soal growth, bukan proposisi harga saham di grup perusahaannya.

“Operasional Shopee di Indonesia akan terus difokuskan untuk memastikan keberlanjutan pertumbuhan dan kesuksesan bisnis, dibandingkan perubahan harga saham harian. Harapan kami, para investor dapat dipandu dengan performa bisnis kami, dan menyadari kelebihannya, serta peluang besar yang akan hadir ke depannya,” ujar Chris.

Kendati demikian, tidak ditampik bahwa dengan bertanggarnya saham Sea di bursa maka akan berpengaruh memberikan penambahan modal bagi perusahaan, pun demikian untuk Shopee. Untuk itu sudah ada beberapa rencana yang akan digulirkan Chris untuk menguatkan pangsa pasar dan kinerja Shopee di Indonesia.

“Dengan adanya penambahan modal, kami dapat lebih menginvestasikan untuk pengembangan ekosistem, terkait pengembangan platform dan fitur, dan tentunya membantu penjual dalam mengembangkan bisnis mereka. Kami percaya hal ini juga merupakan cara yang unik bagi Shopee untuk menarik dan menjaga talenta-talenta terbaiknya, sehingga kami dapat terus memberikan pelayanan terbaik bagi pembeli dan penjual kami,” imbuh Chris.

Chris belum mau mengungkapkan secara detail realisasi pembaruan seperti apa dalam strategi bisnis dan penambahan fitur untuk Shopee. Yang jelas, sudah ada beberapa agenda yang disiapkan sebelum menutup tahun 2017 ini untuk Shopee Indonesia.

Application Information Will Show Up Here

Kampanye “10.10 Big Mobile Shopping Day” Kembali Digelar Shopee

Untuk meningkatkan traksi sekaligus popularitas belanja online, salah satu yang dilakukan oleh para pemain di industri e-commerce mengadakan ajang belanja online tematik. Layaknya sebuah eksibisi yang digelar untuk promosi dan memamerkan produk tertentu, ajang belanja online –dari yang pernah dihelat—berhasil memikat banyak konsumen untuk memanfaatkan momentum, umumnya karena banyak diskon yang ditawarkan. Hal tersebut juga yang kini memotivasi Shopee untuk meluncurkan kampanye tahunan bertajuk “10.10 Big Mobile Shopping Day 2017” yang akan dimulai tanggal 25 September sampai dengan 10 Oktober 2017.

Selama 16 hari, berbagai promosi akan ditawarkan, baik yang bertajuk diskon ataupun flash sale. Shopee tidak sendirian, karena sekurangnya ada 30 mitra yang bergabung dalam ajang ini, termasuk Bekraf, Indosat, Evercoss, hingga Traveloka. CEO Shopee Chris Feng mengungkapkan, dari pagelaran yang sama di tahun sebelumnya, dalam 24 jam transaksi penjualan berhail meningkat hingga 3,5 kali lipat, melibatkan lebih dari 51.000 penjual yang tergabung di mobile marketplace besutan Sea (dulu Garena) tersebut.

“Tahun ini, kami ingin melebihi pencapaian tahun lalu dengan lebih banyak promosi dalam kategori produk yang lebih luas. Kami mengajak seluruh pengguna Shopee di Indonesia, untuk berpartisipasi dalam acara yang menarik ini,” ujar Chris.

Chris melanjutkan, “Melihat tingginya potensi industri e-commerce di Indonesia, kami yakin 10.10 Big Mobile Shopping Day akan mendapat antusiasme tinggi dari pengguna di Indonesia. Dengan kampanye ini, kami juga ingin memperkuat posisi kami sebagai perusahaan e-commerce terdepan di Indonesia, serta untuk mengokohkan diri sebagai platform belanja online one-stop bagi seluruh masyarakat Indonesia.”

10.10 Big Mobile Shopping Day diselenggarakan seiring dengan meningkatnya popularitas belanja melalui ponsel di Indonesia, pasar m-commerce di Indonesia saat ini merupakan yang terbesar ketiga di dunia setelah Tiongkok dan India, dengan sekitar 75% pembelanjaan online dilakukan melalui perangkat mobile.

Sejalan dengan fokus Pemerintah Indonesia untuk menjadikan industri e-commerce sebagai tulang punggung ekonomi digital, 10.10 Big Mobile Shopping Day juga diselenggarakan untuk mendukung pasar e-commerce di Indonesia, yang diperkirakan akan meningkat sebesar $130 Miliar pada tahun 2020, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 50%.

Pemerintah Indonesia, melalui Bekraf, memberikan dukungan terhadap 10.10 Big Mobile Shopping Day. Triawan Munaf selaku Kepala Bekraf mengatakan, “Bekraf didirikan untuk membantu Presiden merumuskan dan mempercepat nilai ekonomi di sektor industri kreatif, dimana usaha kecil dan menengah (UKM) memainkan peranan penting untuk mewujudkan visi ini. Oleh karena itu, kami sangat senang dapat mendukung kampanye 10.10 Big Mobile Shopping Day yang menyediakan platform bagi para pengusaha lokal untuk meraih pasar yang lebih luas serta mengembangkan bisnis mereka.”

––

Disclosure: DailySocial merupakan media partner pagelaran 10.10 Big Mobile Shopping Day 2017

Indonesia Menyumbang 40 Persen Pertumbuhan Bisnis Shopee di Asia Tenggara

Layanan mobile marketplace C2C Shopee menyebutkan bahwa 40% kontribusi pertumbuhan bisnis di negara-negara Asia Tenggara tempatnya beroperasi saat ini berasal dari Indonesia. Shopee juga mengklaim kini aplikasinya telah diunduh 20 juta kali di seluruh Asia Tenggara dan menerima lebih dari 250 ribu pesanan tiap harinya. Di samping itu, Shopee juga mengumumkan akan menggelar Mobile Shoping Day pada tanggal 10 Oktober 2016 nanti yang rangkaian acaranya akan dimulai sejak tanggal 1 Oktober 2016.

Berdasarkan data Kementrian Komunikasi dan Telekomuniasi, pembelian barang secara daring yang dilakukan melalui perangkat mobile mengalami pertumbuhan hingga 164% dari 2014 hingga 2015. Sedangkan pembelian melalui website atau desktop hanya mengalami peningkatan sebesar 32%.

Shopee yang berada di bawah payung Garena pun mengklaim kini telah mengalami peningkatan bisnis yang signifikan di ketujuh negara tempatnya beroperasi, termasuk Indonesia. Berdasarkan data internal, pada Agustus 2016 Shoppe telah diunduh 20 juta di seluruh Asia Tenggara dan menerima pesanan lebih dari 250 ribu tiap hari.

Indonesia disebut sebagai negara yang memberikan kontribusi paling besar, sebesar 40% dari bisnis Shopee secara keseluruhan. Shopee sendiri saat ini sudah beroperasi di Singapura, Malaysia, Indonesia, Thailand, Vietnam, Filipina dan Taiwan.

CEO Shopee Chris Feng mengatakan, “Dengan pengalaman serta pemahaman yang kami miliki terkait pasar Indoensia, kami percaya dapat bertahan di sini. Kami juga terus mempercepat hubungan dengan rekan bisnis dan memeperbaiki diri agar sesuai dengan kebutuhan konsumen di Indonesia. […] Secara umum kami juga kini tumbuh sekitar 50-60 persen tiap bulannya. Pertumbuhan ini untuk trafik dan transaksi. Saya rasa transaksi akan tumbuh bersamaan dengan trafik.”

Sebagai informasi, Garena, perusahaan induk yang menaungi Shopee juga telah mendapatkan pendanaan seri D sebesar $ 170 juta pada Maret 2016 silam yang dipimpin oleh Khazanah Nasional Berhard. Menurut Chris, pendanaan tersebut juga secara tidak langsung telah memperkuat kemampuan finansial Shopee. Salah satu investasi yang dilakuan adalah di sektor edukasi dengan menggelar program Young Entrepreneur Program dan Shopee University. Melalui kedua program tersebut, Shopee mencoba untuk memberikan edukasi kepada para sellers mereka tentang berbisnis jual beli secara online.

Mobile Shoping Day

Di samping mengumumkan pertumbuhan bisnis, Shopee juga mengumumkan akan menggelar kampanye Mobile Shopping Day, kegiatan belanja online via mobile yang menawarkan berbagai penawaran menarik. Kegiatan ini direncanakan untuk digelar selama 10 hari mulai dari tanggal 1 Oktober 2016 dan puncaknya pada tanggal 10 Oktober 2016 nanti. Harapannya, festival belanja mobile tersebut bisa menjadi festival belanja mobile terbesar yang pernah ada.

“Shopee ingin menandakan tanggal 10 Oktober sebagai sebuah pencapaian penting yang memperlihatkan awal dari sebuah era baru dimana kita dapat berbelanja online secara bebas kapan saja melalui perangkat mobile. Kami juga ingin mengundang semua pihak untuk dapat merayakan hari istimewa ini bersama kami di Shopee,” ujar Chris.

Pun begitu, Chris juga menyampaikan bahwa pihaknya tidak akan memasang target untuk kampanye ini. Tujuan utama yang ingin dicapai adalah edukasi kepada konsumen bahwa kini sudah terjadi pergeseran perilaku di masyarakat untuk berbelanja, yang semula melalui desktop kini sudah bisa dilakukan melalui perangkat mobile.

Berdasarkan survei Criteo di tahun 2015, Indonesia adalah negara penyumbang tren m-commerce tertinggi di Asia Tenggara. Angkanya mencapai 34% yang diikuti oleh Taiwan di posisi kedua dengan 31% dan Singapura di posisi ketiga dengan 29%.

Selain Shopee, konsep serupa juga ditawarkan oleh Carousell yang sama-sama berbasis di Singapura. Lalu masih ada juga Lyke, Tokopoket, dan Coral yang saat ini beroperasi di Indonesia dan meramaikan ranah mobile marketplace.

Application Information Will Show Up Here