FIFA 21 Versi Console Next-Gen Hadirkan Sederet Upgrade yang Sangat Menarik

Industri game saat ini sedang berada dalam masa transisi. Kehadiran PlayStation 5 dan Xbox Series X menuntut sejumlah developer untuk memikirkan bagaimana cara untuk memaksimalkan kapabilitas masing-masing console next-gen, sehingga pada akhirnya mereka dapat menyajikan pengalaman bermain yang lebih baik lagi.

Berkat dukungan backwards compatibility yang ditawarkan masing-masing console, developer sebenarnya tidak perlu melakukan apa-apa agar permainannya dapat dinikmati di PS5 maupun Xbox Series X. Di saat yang sama, mereka juga punya opsi untuk memperbarui game-nya agar bisa lebih impresif lagi ketika dimainkan di console next-gen.

FIFA 21 adalah salah satu contoh dari opsi yang kedua ini. Game tersebut memang sudah tersedia di PS4, Xbox One maupun PC, dan secara keseluruhan sudah terkesan fresh dari segi desain maupun gameplay. Pun begitu, versi next-gen FIFA 21 yang dijadwalkan hadir pada tanggal 4 Desember mendatang menjanjikan penyempurnaan yang lebih banyak lagi.

FIFA 21 next-gen

Kita mulai dari yang paling simpel, yakni perkara waktu loading. Di PS5 dan Xbox Series X, waktu loading FIFA 21 jelas akan berlangsung jauh lebih singkat berkat penggunaan SSD NVMe pada masing-masing console. Kalau menurut EA sendiri, dari menu utama ke pertandingan hanya butuh beberapa detik saja.

Selanjutnya adalah perihal visual atau grafis. Selain bisa berjalan pada resolusi 4K 60 fps, FIFA 21 versi next-gen juga mampu menyajikan tekstur yang lebih realistis – termasuk halnya pada pemain – berkat penerapan teknik deferred rendering dan runtime lighting. Berdasarkan laporan Eurogamer yang melihat langsung demonstrasinya, kita bahkan bisa melihat secara jelas setiap helai rambut pada sejumlah pemain top.

Sebagian dari upgrade visual ini memang tidak akan terlalu kelihatan selama pertandingan berlangsung, tapi sangat kentara ketika replay diputar. Contoh spesifik lainnya adalah bagaimana otot kaki Paul Pogba tampak jauh lebih realistis pada FIFA 21 versi next-gen ketimbang current-gen.

Animasi juga mendapat perhatian ekstra pada FIFA 21 versi next-gen. EA bilang bahwa mereka telah menambahkan sejumlah animasi pada pemain saat sedang tidak membawa bola. Beberapa contohnya mencakup animasi membenarkan posisi ban kapten, mengepaskan pelindung lutut, maupun animasi menunjuk ke suatu titik seakan memberi sinyal ke kawannya untuk mengoper bola.

Menariknya, penyempurnaan animasi ini terkadang juga bisa berdampak pada kemulusan gameplay. Satu contoh adalah animasi saat pemain menerima umpan lambung menggunakan dadanya, yang terasa lebih responsif di FIFA 21 versi next-gen karena bolanya bersentuhan dengan sang pemain lebih banyak dari biasanya.

Aspek-aspek sinematik pada FIFA 21 versi next-gen juga dibuat lebih dramatis, baik dari segi visual maupun audio. Contoh yang paling mudah adalah ketika gol terjadi di menit-menit terakhir, di mana ekspresi tim pemenang terlihat lebih gereget dan terkadang manajernya bisa lompat masuk ke lapangan, tidak ketinggalan juga komentator yang terdengar lebih bersemangat.

PC tidak kebagian upgrade next-gen

FIFA 21 next-gen

Kalau kita akumulasikan penyempurnaan-penyempurnaan tadi, FIFA 21 semestinya bakal terkesan jauh lebih fresh lagi di console next-gen. Saya juga belum menyinggung soal fitur yang spesifik untuk tiap console, seperti misalnya di PS5, di mana tombol trigger pada controller DualSense bakal terasa semakin berat seiring menurunnya stamina pemain.

Satu hal yang mungkin bakal sangat disayangkan oleh penggemar FIFA 21 adalah absennya fitur cross-gen play, yang berarti pemain FIFA 21 di PS5 hanya dapat berjumpa dengan pemain lain yang juga menggunakan PS5, dan pemain PS4 juga hanya bisa bertanding bersama atau melawan pemain PS4 lainnya.

Juga mungkin bakal terdengar mengecewakan adalah keputusan EA untuk tidak menghadirkan sederet upgrade next-gen ini ke FIFA 21 versi PC, dengan alasan supaya tuntutan spesifikasi minimumnya tidak jadi ketinggian. Dengan kata lain, cara terbaik untuk menikmati FIFA 21 nantinya hanyalah dengan membeli PS5 atau Xbox Series X.

Kabar baiknya, EA tidak menarik biaya tambahan apabila Anda sudah terlanjur membeli FIFA 21 di platform current-gen. Jadi kalau Anda sudah punya FIFA 21 di PS4, versi next-gen-nya nanti dapat langsung Anda mainkan begitu kiriman PS5 Anda datang pada tanggal 22 Januari 2021. Hal ini juga berarti Anda tidak perlu menunda membeli FIFA 21 di platform current-gen selagi masih menunggu kedatangan console next-gen.

Juga melegakan adalah fakta bahwa progres yang sudah kita catatkan pada mode VOLTA maupun FUT bisa ditransfer ke FIFA 21 versi next-gen, sehingga Anda tidak perlu lagi menguji keberuntungan Anda kembali di PS5 nanti.

Sumber: Eurogamer.

Produsen Bir Ciptakan Game Console All-in-One yang Dilengkapi Proyektor Terintegrasi

Di tengah ramainya peluncuran PlayStation 5 dan Xbox Series X, rupanya ada cukup banyak pihak lain yang ingin mencuri perhatian melalui sejumlah gimmick yang masih berbau console. Kita sudah melihat reinkarnasi modern handheld console pertama Nintendo, dan sekarang giliran produsen bir Anheuser-Busch yang juga tidak ingin kehilangan momentum.

Pemilik merek Budweiser dan Bud Light itu baru saja memperkenalkan sebuah game console yang sangat unik bernama BL6. Berkat kecanggihan 3D printing, wujudnya sengaja dibuat menyerupai kemasan six-pack bir, dengan warna biru khas merek Bud Light.

Istimewanya, console ini dapat beroperasi secara mandiri dan tidak perlu disambungkan ke TV, sebab di dalamnya sudah tertanam proyektor DLP besutan Asus yang mampu memproyeksikan gambar dalam resolusi 720p dan tingkat kecerahan maksimum 500 lumen. Kendati demikian, rupanya masih ada satu port HDMI di bagian dasarnya.

Tapi mungkin yang paling membuat geleng-geleng kepala adalah fakta bahwa BL6 juga dapat berfungsi sebagai kotak pendingin untuk dua kaleng bir. Cukup angkat penutup bergambar kepingan saljunya, lalu masukkan kaleng bir ke dalamnya dan tekan tombol pendingin yang ada pada bagian dasar console. Di sebelahnya, terdapat dua penutup lain yang menjadi rumah untuk sepasang controller wireless.

Lalu apakah BL6 benar-benar bisa dipakai untuk bermain game? Klaimnya sih begitu, sebab di dalamnya sudah ter-install enam buah game yang berbeda, yang tentu saja semuanya dirancang untuk dinikmati bersama setidaknya seorang teman: Tekken 7, Soulcalibur VI, R.B.I. Baseball 20, Broforce, serta dua judul yang disebut eksklusif, yaitu Flashlight Freeze Tag dan Six Puck.

Melengkapi semua itu adalah modul baterai rechargeable yang diyakini mampu bertahan selama sekitar dua jam pemakaian. BL6 jelas bukan untuk semua orang, dan seandainya Anda belum bisa menebak, perangkat ini tidak lebih dari sebatas aksi publisitas dari sang produsen bir.

Peluang untuk bisa mendapatkannya pun bisa dibilang nol besar, sebab saat ini BL6 sedang dilelang, dan entah bagaimana ceritanya, penawaran tertinggi saat ini ada di angka $1.000.000.000.000.000.000 (satu kuintiliun dolar) dari seseorang yang memakai nama Goku Black. Sebelumnya, penawaran tertinggi berada di $35 juta.

Sumber: The Verge.

Mending Rakit PC Daripada Beli PS5, Benarkah Begitu?

Harga resmi PlayStation 5 di Indonesia sudah dikonfirmasi oleh Sony, dan spontan langsung ramai percakapan di media sosial yang mengeluhkan bahwa harganya di sini terlalu mahal jika dibandingkan dengan harga jualnya di beberapa negara lain.

Kita ambil contoh yang paling dekat, yaitu Malaysia. Di sana, PS5 dibanderol 2.299 ringgit. Anggap saja 1 ringgit setara 3.500 rupiah (lebih tinggi daripada kurs sebenarnya saat artikel ini ditulis), berarti kita mendapat harga jual PS5 di Malaysia setara Rp8.046.500.

Seperti yang kita tahu, PS5 di Indonesia bakal dipasarkan seharga Rp8.799.000. Selisih sekitar 750 ribu rupiah itu tentu tergolong lumayan, dan cukup untuk dibelikan satu keping game PS5, macam Marvel’s Spider-Man: Miles Morales misalnya.

Melihat perbedaan harga yang cukup signifikan seperti itu, tidak sedikit pula yang menyerukan sentimen macam “mending rakit PC” di media sosial. Saya sendiri termasuk seorang gamer PC akut sejak usia empat tahun, tapi saya kurang setuju dengan argumen tersebut.

Alasannya, merakit PC dengan spesifikasi yang setara PS5 di rentang harga yang sama terbilang sulit. Supaya lebih jelas, mari kita jabarkan spesifikasi PS5 satu per satu, lalu kita cari ekuivalennya untuk PC.

CPU

AMD Ryzen 7 3700X

Sesuai informasi dari Sony sendiri, PS5 mengemas custom CPU buatan AMD yang menggunakan arsitektur Zen 2. Prosesor itu mempunyai 8-core dan 16-thread, dengan clock speed maksimum setinggi 3,5 GHz.

Prosesor untuk PC yang paling dekat dengan spesifikasi tersebut adalah AMD Ryzen 7 3700X yang sama-sama menggunakan arsitektur Zen 2 dan terdiri dari 8-core dan 16-thread, meski clock speed maksimumnya lebih tinggi di angka 4,4 GHz. Di Indonesia, prosesor itu dijual rata-rata seharga 5 jutaan rupiah.

Oke, 5 juta untuk sebuah prosesor mungkin terlalu mahal dalam konteks ini. Alternatifnya mungkin kita bisa menggantinya dengan Ryzen 5 3600 saja. Prosesor ini memang hanya dibekali 6-core dan 12-thread, akan tetapi boost clock-nya bisa menembus 4,2 GHz, jauh lebih tinggi daripada milik PS5. Harganya sendiri terpantau ada di rentang 3,3 jutaan rupiah.

GPU

AMD Radeon RX 5700 XT

Perihal kinerja grafis, Sony turut memercayakan PS5 sepenuhnya kepada AMD. Yang tertanam di dalam console next-gen tersebut adalah custom GPU dari arsitektur terbaru RDNA 2, dengan total 36 compute unit (CU) dan daya komputasi sebesar 10,3 teraflop.

Mencari ekuivalen GPU ini menurut saya adalah bagian yang tersulit, sebab GPU RDNA 2 untuk PC baru saja AMD umumkan sekitar dua pekan lalu, yakni Radeon RX 6000 Series, dan ketiganya mempunyai spesifikasi jauh di atas yang milik PS5 tawarkan.

Maka dari itu, dengan terpaksa kita harus menggunakan GPU dari generasi sebelumnya, yakni Radeon RX 5700 XT yang memiliki total 40 CU dan daya 9,75 teraflop. Di Indonesia, saat ini RX 5700 XT masih dijual di kisaran 7 jutaan rupiah – bisa lebih, bisa juga kurang, tergantung merek.

Namun yang menjadi masalah adalah, RX 5700 XT tidak mendukung fitur ray tracing sama sekali, sedangkan ray tracing merupakan salah satu cara PS5 menyuguhkan visual yang lebih next-gen daripada PS4. Kalau memang dukungan ray tracing merupakan suatu keharusan, dengan terpaksa kita harus berpaling ke kubu sebelah, yakni Nvidia, spesifiknya RTX 2060 yang merupakan GPU paling murah saat ini yang bisa menyajikan efek ray tracing.

Kalau memilih RTX 2060, itu berarti kita harus mengorbankan performa demi ray tracing, sebab kinerjanya secara keseluruhan memang lebih lemah daripada RX 5700 XT tadi. Positifnya, RTX 2060 saat ini bisa didapat dengan harga paling murah 5 juta rupiah.

SSD

SSD PCIe 4.0

Kapasitas 825 GB (667 GB usable) di PS5 sepintas terdengar sedikit, tapi yang diutamakan di sini adalah kecepatan. Di atas kertas, SSD milik PS5 memiliki kecepatan membaca sampai 5,5 GB per detik, dan itu berarti kita harus mencari ekuivalen SSD yang menggunakan teknologi PCIe 4.0, sebab SSD PCIe 3.0 terbaik pun hanya mampu menawarkan kecepatan membaca hingga 3,5 GB per detik.

SSD PCIe 4.0 untuk PC saat ini sudah tersedia dari beberapa merek, dan salah satu yang akan segera hadir di Indonesia datang dari WD, yakni WD Black SN850. Perangkat itu menawarkan kecepatan baca yang lebih superior daripada SSD milik PS5; hingga 7.000 MB/s read dan 5.300 MB/s write pada varian yang berkapasitas 1 TB.

Berhubung total kapasitas penyimpanan yang bisa digunakan di PS5 cuma 667 GB, mungkin kita juga bisa sedikit berhemat dengan memilih SSD berkapasitas 500 GB saja untuk PC, dan di sini kita harus menyiapkan dana Rp2.488.000 untuk meminang WD Black SN850 tadi.

Sejauh ini total biaya yang dibutuhkan untuk merakit PC yang selevel dengan PS5 ini sudah melampaui harga jual PS5 itu sendiri – 3,3 juta + 5 juta + 2,5 juta = 10,8 juta – tapi rupanya kita masih jauh dari kata selesai.

Motherboard

B550 motherboard

Saya tahu, memang tidak akan ada orang yang membahas mengenai motherboard PS5 secara merinci. Namun untuk bisa menampung SSD PCIe 4.0 tadi, Anda tidak boleh sembarangan dalam memilih motherboard untuk PC Anda. Salah membeli motherboard berarti sia-sia Anda membayar mahal untuk mendapatkan SSD PCIe 4.0 tadi.

Cukup disayangkan pilihan motherboard-nya sejauh ini agak terbatas, yakni antara seri B550 atau X570. Berdasarkan pantauan saya, motherboard yang mendukung teknologi PCIe 4.0 dengan harga paling murah saat ini adalah ASRock B550M-HDV, yang dibanderol di kisaran Rp1,4 jutaan di Indonesia.

PSU

600W PSU

Selain motherboard, PSU alias power supply unit mungkin juga bukan komponen yang bakal dibahas secara mendetail saat membicarakan tentang PS5. Namun kalau berdasarkan video teardown PS5 dari Austin Evans, PS5 tercatat memiliki PSU berdaya 370 W.

Tentu saja angka itu tidak bisa dijadikan acuan, sebab AMD sendiri menyarankan PSU berdaya minimal 600 W untuk GPU Radeon RX 5700 XT tadi, yang berarti Anda harus menyiapkan dana setidaknya 1 jutaan rupiah untuk mendapatkan PSU 600 W yang bisa diandalkan, alias bukan abal-abal.

Kalau GPU yang digunakan ternyata adalah RTX 2060, maka rekomendasi PSU-nya bisa yang berkapasitas 500 W, dan Anda mungkin bisa menghemat sekitar 200-400 ribuan rupiah – sekali lagi dengan asumsi memilih PSU yang setidaknya punya sertifikasi 80 Plus.

RAM

DDR4 RAM

Rincian spesifikasi PS5 menunjukkan bahwa perangkat itu dibekali memory GDDR6 berkapasitas 16 GB, dan saya menduga ini merupakan model unified antara RAM dan VRAM. Mencari ekuivalen yang sama persis di PC jelas sulit, sebab PC memang memerlukan modul RAM yang terpisah.

Untuk amannya, mungkin lebih bijak memilih setidaknya RAM berkapasitas 16 GB buat PC Anda, sebab kalau berdasarkan pengalaman pribadi, gamegame berat macam Borderlands 3 terkadang bisa melahap sampai 13 GB RAM sekaligus.

RAM untuk PC pun sangat bervariasi tergantung kecepatan sekaligus latency-nya, jadi bukan sebatas kapasitas saja. Namun kalau secara umum, RAM DDR4 2 x 8 GB dijual di kisaran harga 1 jutaan rupiah.

Kesimpulan

Harga PlayStation 5 di Indonesia

Rp8.799.000 adalah harga untuk PS5 versi standar yang dilengkapi Ultra HD Blu-ray disc drive. Berhubung optical drive sudah tidak begitu relevan dalam konteks PC, mungkin bagian ini bisa kita abaikan. Namun itu berarti yang dijadikan patokan sekarang adalah PS5 Digital Edition, yang harganya lebih terjangkau di angka Rp7.299.000.

Harga PS5 di Indonesia memang lebih mahal daripada harganya di negara lain, tapi kita juga harus ingat bahwa harga komponen-komponen PC di sini sering kali juga lebih mahal ketimbang jika dikonversikan langsung dari SRP (suggested retail price) masing-masing pabrikan yang menjualnya. Ditambah lagi, jujur masih ada banyak komponen lain yang belum masuk hitungan di sini, mulai dari casing sampai periferal seperti keyboard, mouse, headset atau speaker, dan monitor.

Kita juga tidak boleh lupa bahwa sejumlah game mewajibkan PC untuk menjalankan Windows 10, dan sistem operasi tersebut tentu juga punya harganya tersendiri. PS5 di sisi lain memakai sistem operasi khusus berbasis Linux FreeBSD, yang sendirinya punya banyak kemiripan dengan Linux.

Tanpa harus saya jumlah semuanya, saya kira Anda sudah bisa mendapat gambaran seberapa mahal biaya yang dibutuhkan untuk merakit gaming PC dengan spesifikasi setara PS5. Kendati demikian, membayar lebih mahal untuk merakit sebuah PC tentu ada manfaatnya tersendiri, dan salah satu yang paling jelas adalah bagaimana PC juga bisa kita gunakan untuk bekerja, seperti saya sendiri yang sedang mengetik artikel ini menggunakan PC yang juga saya pakai untuk bermain game.

Gambar header: Zotac.

*Koreksi: Ada pembetulan pada informasi mengenai sistem operasi yang digunakan PS5, yang semestinya bukanlah berbasis Linux, melainkan berbasis FreeBSD.

PlayStation 5 Tiba di Indonesia 22 Januari 2021

Wahai para gamer yang sudah tidak sabar menanti kehadiran PlayStation 5 di Indonesia, saya punya kabar buruk sekaligus kabar baik. Kita mulai dari kabar buruknya lebih dulu: libur akhir tahun 2020 ini terpaksa harus Anda lalui tanpa dampingan console next-gen tersebut. Ya, meskipun Sony bakal segera menjual PS5 di beberapa negara, Indonesia baru akan kebagian jatah mulai tahun depan.

Kabar baiknya, yang dimaksud tahun depan adalah Januari 2021. Berdasarkan siaran pers yang saya terima dari Sony, PlayStation 5 bakal tersedia secara resmi di tanah air pada tanggal 22 Januari 2021, dan konsumen sudah bisa melakukan pre-order sejak 18 Desember 2020.

Lalu berapa banyak tabungan yang harus Anda sisihkan agar bisa meminang console terbaru Sony ini? Rp8.799.000 untuk PS5 versi standar yang dilengkapi Ultra HD Blu-ray disc drive, atau Rp7.299.000 untuk PS5 Digital Edition yang tidak punya optical drive sama sekali.

Harga PlayStation 5 di Indonesia

1,5 juta rupiah adalah selisih harga yang cukup lumayan di antara kedua model PS5 tersebut. Sebagai gambaran, satu unit controller DualSense dihargai Rp1.269.000 kalau konsumen ingin membeli unit ekstra. Seandainya tidak ada perubahan pada versi yang dipasarkan di Indonesia, paket penjualan PS5 sendiri sudah mencakup satu unit controller DualSense.

Untuk aksesori PS5 lainnya, rincian harga resminya adalah sebagai berikut:

  • Pulse 3D Wireless Headset – Rp1.699.000
  • HD Camera – Rp999.000
  • Media Remote – Rp499.000
  • DualSense Charging Station – Rp499.000

Untuk game-nya sendiri, Sony telah menyiapkan setidaknya lima judul next-gen karya studio internalnya sendiri:

  • Astro’s Playroom (Japan Studio) – pre-installed di PS5
  • Demon’s Souls (Bluepoint Games / Japan Studio) – Rp1.029.000
  • Marvel’s Spider-Man: Miles Morales (Insomniac Games) – Rp729.000
  • Marvel’s Spider-Man: Miles Morales Ultimate Edition (Insomniac Games) – Rp1.029.000
  • Sackboy A Big Adventure (Sumo Digital / XDEV) – Rp879.000

Tak Perlu Dijual, PS4 Bisa Dipakai untuk Streaming Game PS5 dari Ruangan Lain

Kedatangan PlayStation 5 sudah di depan mata, dan yang menjadi pertanyaan sekarang adalah, mau diapakan PS4 lama maupun PS4 Pro yang Anda punyai? Menjualnya tentu bisa menjadi salah satu opsi. Namun opsi lain yang mungkin lebih menarik adalah memakainya untuk streaming game PS5.

Ya, Anda tidak salah baca. PS4 lama yang Anda miliki nantinya bisa dipakai untuk memainkan game PS5 via aplikasi PS5 Remote Play, yang akan tersedia secara otomatis di dashboard PS4. Syaratnya tentu saja Anda harus punya console PS5-nya terlebih dulu, lalu kedua perangkat juga harus terhubung ke jaringan Wi-Fi yang sama.

Tentu saja ini merupakan kabar baik bagi konsumen yang, misalnya, mempunyai TV di ruang keluarga sekaligus di kamar tidur. Saya membayangkan mereka bisa menempatkan PS5 di ruang keluarga, lalu PS4 lamanya di kamar. Jadi saat malam sudah tiba, mereka bisa melanjutkan sesi bermainnya di kamar selagi bersantai dengan memanfaatkan aplikasi Remote Play itu tadi.

Sony sendiri telah mengonfirmasi hal ini melalui laman FAQ yang sangat lengkap. Dijelaskan bahwa mereka sudah memperbarui aplikasi Remote Play agar pengguna tak hanya bisa mengakses PS5-nya dari PC atau perangkat mobile (Android atau iOS) saja, melainkan juga lewat PS4 maupun unit PS5 lain.

Aplikasi PS5 Remote Play di dashboard PS4 / VGC
Aplikasi PS5 Remote Play di dashboard PS4 / VGC

Secara teknis ini termasuk streaming, dan itu berarti resolusi maksimumnya terbatas di 1080p, bukan 4K. Khusus buat yang mengakses Remote Play via PC, mereka juga bisa menikmati game PS5 dalam format HDR, tapi tentu saja dengan catatan monitor yang dipakai memang mendukung HDR.

Laman FAQ yang sama itu juga mengonfirmasi bahwa controller DualSense tidak dapat digunakan di PS4. Lucunya, ini berarti kita bisa streaming game PS5 menggunakan PS4 dan controller DualShock 4. Padahal, Sony sendiri menegaskan bahwa controller DualShock 4 di PS5 hanya bisa digunakan untuk bermain game PS4.

Apakah ini berarti Sony secara tidak langsung memaksa konsumen PS5 untuk membeli controller DualSense ekstra mengingat paket penjualannya hanya mencakup satu controller saja? Anda boleh menganggapnya demikian, tapi toh ini bukan berita baru, sebab PS4 sendiri juga tidak bisa dioperasikan dengan controller DualShock 3 milik PS3. Dan lagi, banyak reviewer yang memuji controller DualSense sebagai salah satu keunggulan utama PS5, terlebih jika dibandingkan dengan Xbox Series X.

Terlepas dari itu, setidaknya Anda sekarang bisa mendapat gambaran lebih jelas terkait masa depan PS4. Kalau memang tidak memungkinkan untuk dijual, paling tidak console itu dapat Anda pakai untuk streaming game PS5 dari ruangan lain di rumah.

Sumber: VGC dan The Verge.

Usable Storage Milik PS5 dan Xbox Series X Jauh di Bawah yang Diiklankan

Beberapa hari menjelang dimulainya pemasaran PlayStation 5 dan Xbox Series X/S, sejumlah detail penting terkait kedua console next-gen tersebut mulai terkuak. Yang ingin saya bahas kali ini adalah, seberapa besar kapasitas penyimpanan yang dimiliki masing-masing console, sebab informasi resmi yang beredar belum mengungkap cerita lengkapnya.

Seperti yang kita tahu, PlayStation 5, baik versi standar maupun versi Digital Edition yang tidak dilengkapi optical drive, datang membawa SSD berkecepatan tinggi dengan kapasitas 825 GB. Namun pada praktiknya, kapasitas yang tersedia yang bisa kita isi dengan game jauh di bawah itu.

Bocoran dari seorang leaker ternama menunjukkan bahwa unit review PS5 yang ia terima cuma mempunyai ruang penyimpanan kosong sebesar 667 GB. Ke mana sisa 158 GB-nya? Kemungkinan besar dipakai untuk sistem operasi, serta fungsi caching guna mewujudkan semacam fitur quick resume seperti yang ditawarkan oleh Xbox Series X/S.

Opsi untuk mengekspansi storage-nya tentu tersedia, tapi tidak semudah menancapkan hard disk eksternal begitu saja seperti kasusnya pada PS4. Pasalnya, seperti yang saya katakan tadi, PS5 menggunakan SSD berkecepatan tinggi, spesifiknya yang memanfaatkan teknologi PCIe 4.0 dengan kecepatan transfer data maksimum 5,5 GB per detik.

Singkat cerita, konsumen PS5 memerlukan storage tambahan yang setidaknya sama cepatnya, dan video bongkar jeroan PS5 yang Sony unggah sendiri beberapa waktu lalu menunjukkan bahwa PS5 dilengkapi satu slot SSD M.2 NVMe. Kalau boleh menebak, ke depannya kita bakal melihat SSD M.2 NVMe dari sejumlah pabrikan yang telah mendapatkan validasi resmi dari Sony demi menjamin kompatibilitasnya dengan PS5.

Xbox Series S dan Xbox Series X

Lalu bagaimana dengan Xbox Series X? Well, kasusnya rupanya kurang lebih sama. Dari kapasitas 1 TB yang diiklankan, pengguna hanya mempunyai akses ke 802 GB kalau berdasarkan pengalaman hands-on IGN. Sisa hampir 200 GB itu pun juga dipakai untuk sistem operasi sekaligus fungsi caching, sehingga beberapa game benar-benar bisa dilanjutkan secara instan meski pengguna sempat keluar ke menu utama, atau malah sempat membuka game lain.

Xbox Series S pun juga demikian. Dari kapasitas total 512 GB, yang dapat dipakai untuk menyimpan game cuma sekitar 364 GB berdasarkan informasi yang tersebar di Reddit. Kedengarannya terlampau kecil memang, tapi perlu dicatat bahwa ukuran game untuk Series S diperkirakan 30% lebih kecil daripada game yang sama di Series X karena hanya berjalan di resolusi 1440p.

Untuk ekspansinya, baik Xbox Series X dan Series S sama-sama mengandalkan semacam cartridge khusus yang bisa dijejalkan melalui panel belakangnya. Cartridge tersebut tidak murah, dan sejauh ini baru tersedia dari Seagate dengan harga $220 untuk kapasitas 1 TB, hampir seharga Xbox Series S itu sendiri.

Xbox Series X storage expansion card

Satu hal yang cukup unik dari Xbox Series X/S adalah bagaimana pengguna nantinya punya opsi untuk menghapus hanya sejumlah porsi dari suatu game, semisal porsi single-player ketika mereka hanya mau memainkan mode multiplayer-nya saja. Syaratnya tentu saja adalah harus ada dukungan dari masing-masing developer game terlebih dulu.

Opsi seperti ini pastinya bakal sangat ideal untuk game seperti Call of Duty: Black Ops Cold War, yang menurut Activision sendiri membutuhkan lebih dari 130 GB di console next-gen. Kalau benar pengguna Xbox Series X/S bisa menghapus sejumlah porsi dari game tersebut, mereka tentu dapat menghemat banyak ruang penyimpanan dengan menghapus porsi single-player usai menamatkan campaign-nya.

Topik seputar kapasitas penyimpanan ini penting mengingat masing-masing console next-gen punya opsi ekspansi yang cenderung terbatas. Terbatas dalam artian pengguna tak bisa lagi menjalankan game yang tersimpan di hard disk eksternal secara langsung. Well, sebenarnya masih bisa tapi khusus untuk gamegame generasi sebelumnya saja, bukan yang versi next-gen yang siap disajikan dalam resolusi 4K 120 fps.

Ukuran game versi next-gen itu sendiri juga diperkirakan bakal lebih besar daripada gamegame current-gen, sebab untuk menyajikan kualitas visual yang lebih baik, tentu dibutuhkan aset grafik yang lebih kompleks dan mendetail, dan itu semua jelas memakan storage.

Via: Games Radar.

Bos Xbox: Semua Karya Xbox Game Studios Akan Tersedia di PC

November ini, perang console next-gen akan resmi dimulai dengan diluncurkannya PlayStation 5 dan Xbox Series X. Terakhir peristiwa serupa terjadi adalah di bulan November 2013, tepatnya ketika PlayStation 4 dan Xbox One juga dirilis hampir bersamaan.

Definisi “perang console” sendiri menurut saya sudah bergeser menjadi “perang game eksklusif”. Pasalnya, kalau kita lihat dari sisi teknis, PlayStation 5 dan Xbox Series X punya spesifikasi yang tidak begitu jauh berbeda, dan keduanya pun sama-sama menjanjikan kualitas grafik next-gen yang kurang lebih sama, dengan dukungan resolusi maksimum 8K atau 4K 120 fps.

Buat saya, memilih console next-gen apa yang harus saya beli sama saja dengan memilih game apa yang ingin saya mainkan. Kalau saya suka game balapan, berarti saya tinggal memilih apakah saya lebih tertarik memainkan Gran Turismo 7 (PS5) atau Forza Motorsport (Xbox Series X). Kira-kira begitu pola pertimbangan paling sederhananya.

Di kubu Sony, definisi eksklusif sendiri sangat jelas: sebagian besar game yang dibuat oleh studio internal mereka (yang berada di bawah naungan PlayStation Studios) hanya bisa dimainkan di PlayStation 5. Namun di kubu Microsoft, definisinya terbilang abu-abu, sebab seperti yang kita tahu, mayoritas game bikinan anak-anak perusahaan Xbox Game Studios dalam beberapa tahun terakhir ini juga tersedia di PC.

Microsoft xCloud (Xbox Game Pass)

Ke depannya, Phil Spencer selaku petinggi Xbox malah memastikan bahwa semua karya studio internal mereka juga akan hadir di PC. Pernyataan ini disampaikan dalam wawancaranya bersama Gamereactor, dan beliau turut mengonfirmasi bahwa ketersediaan di PC ini bukan cuma melalui Microsoft Store, melainkan juga Steam.

Bagi Microsoft, eksklusif bukan berarti mereka harus memaksa konsumen untuk membeli sebuah console Xbox. Di titik ini, Xbox sendiri bisa kita anggap sebagai sebuah ekosistem, dan kebetulan ekosistem tersebut dapat diakses dari berbagai macam perangkat; dari PC atau dari perangkat Android dengan bantuan layanan xCloud (Xbox Game Pass).

Merujuk kembali pada logika “membeli console berdasarkan katalog game eksklusifnya” saya tadi, mudah sekali muncul pertanyaan: “Mengapa saya harus membeli Xbox Series X kalau memang koleksi game-nya bakal bisa dimainkan lewat PC atau perangkat Android?”

Jawabannya adalah timing. Phil memang tidak menjelaskan secara merinci, akan tetapi beliau ada menyinggung soal timing dalam wawancaranya, dan yang saya tangkap, bisa jadi beberapa game eksklusifnya akan hadir lebih dulu di Xbox Series X sebelum akhirnya menyusul ke PC dan xCloud. Kalau ditambah dengan faktor lain seperti kepraktisan atau harga, seharusnya bakal semakin jelas mengapa masih ada orang yang mau membeli console Xbox ketimbang PC.

Via: PC Gamer.

Microsoft Resmikan Xbox Series S, Console Next-Gen Seharga $299

Apa yang dirumorkan sejak Juni lalu rupanya benar. Di samping Xbox Series X, Microsoft rupanya juga telah menyiapkan console alternatif yang lebih terjangkau. Eksistensinya akhirnya dikonfirmasi oleh Microsoft sendiri. Sesuai dugaan sebelumnya, perangkat tersebut mereka namai Xbox Series S.

Seperti yang bisa kita lihat pada gambar di atas, bentuknya yang tipis lebih mirip seri Xbox One ketimbang Series X, dan perangkat juga dapat diposisikan secara horizontal kalau melihat orientasi logo Xbox yang terpampang. Microsoft bilang Series S merupakan Xbox paling mungil yang pernah mereka buat, dengan volume hampir 60% lebih ringkas daripada Series X.

Berbeda dari Series X, Series S sama sekali tidak memiliki optical drive, yang berarti semua kontennya hanya bisa didapat secara digital saja. Performanya juga tidak seberingas Series X, akan tetapi Microsoft tetap mengategorikannya “next-gen“. Spesifiknya, Series S siap menjalankan game di resolusi 1440p 120 fps.

Beberapa fitur pelengkap, seperti dukungan DirectX Raytracing, Variable Rate Shading, dan Variable Refresh Rate, juga tersedia pada Series S. Kalau memang Anda bersikeras ingin bermain di resolusi 4K, Series S bisa mewujudkannya tapi via teknik upscaling. Di luar gaming, Series S siap dipakai untuk streaming video dengan resolusi 4K.

Terlepas dari performa grafis yang lebih inferior, Series S banyak mewarisi teknologi-teknologi baru yang diusung kakaknya. SSD yang tertanam misalnya, menggunakan interface NVMe yang sama ngebutnya, hanya saja kapasitasnya di-downgrade menjadi 512 GB ketimbang 1 TB. Loading game dipastikan jauh lebih kencang daripada sebelumnya, dan fitur Quick Resume seperti yang ditawarkan Series X pun juga bisa diwujudkan di sini.

Namun tema utama yang diangkat Series S adalah bagaimana ia bisa dijangkau oleh lebih banyak kalangan, dan itu Microsoft wujudkan dengan membanderolnya seharga $299 saja. Xbox Series X di sisi lain belum punya harga resmi, akan tetapi Windows Central melaporkan harganya dipatok $499.

Di Amerika Serikat, Microsoft bakal memasarkan Xbox Series S mulai 10 November. Series X kabarnya juga akan mulai dijual di hari yang sama.

Pengembang Playdate Pamerkan Sejumlah Game Bikinan Developer Pihak Ketiga

Mei tahun lalu, developer software kawakan Panic mengumumkan bahwa mereka sedang mengerjakan handheld console unik bernama Playdate. Playdate unik karena selain bernuansa retro, ia juga dilengkapi tuas semacam pedal sepeda yang dapat diputar, dan yang berfungsi sebagai salah satu input kontrol di samping sejumlah tombolnya.

Sejauh ini, Playdate baru bisa dinikmati oleh kalangan developer saja. Mereka dipersilakan untuk mengembangkan imajinasinya masing-masing menjadi game yang pantas dimainkan di Playdate, dan Panic sepertinya sudah tidak sabar untuk memamerkan teaser dari beberapa karya mereka.

Beberapa di antaranya tidak kalah unik dari hardware-nya itu sendiri. Salah satunya adalah sebuah game puzzle yang hanya bisa dikendalikan dengan memiring-miringkan Playdate, memanfaatkan komponen accelerometer yang terdapat di dalamnya.

Contoh lainnya, ada aplikasi kaligrafi yang memanfaatkan tuas putar Playdate untuk mengatur arah gerakan kuas, atau game balap mobil di mana pemain harus memakai tuas putarnya seandainya hendak nge-drift. Game sejenis Tetris pun semestinya juga bisa jadi lebih menarik apabila dikendalikan dengan tuas putarnya.

Demonstrasi yang lebih ekstrem turut dipamerkan oleh seorang developer yang berhasil mem-porting Doom ke Playdate, lalu memfungsikan tuas putarnya sebagai tuas pelatuk senjata chain gun yang selalu menjadi ciri khas dedengkot game FPS tersebut.

Namun tidak semua game diharuskan memakai tuas putarnya sebagai salah satu input kendali. Beberapa game ada yang tidak menggunakannya sekali pun, dan Panic tidak lupa menegaskan bahwa semua demo yang mereka pamerkan kali ini belum tentu nantinya bakal dirilis pada versi final Playdate.

Memangnya kapan versi final itu tersedia buat konsumen? Panic belum berani memberikan tanggal yang pasti, tapi mereka menjanjikan update besar dalam beberapa bulan ke depan, termasuk halnya detail program pre-order, serta judul dari 12 game yang sudah mereka siapkan untuk periode awal peluncuran Playdate.

Seperti yang sudah diberitakan sebelumnya, 12 game ini akan didistribusikan secara digital. Namun ketimbang merilis semuanya secara serentak, Panic akan mengirimnya satu per satu setiap minggu sebagai bagian dari pengalaman unik yang ditawarkan Playdate.

Seandainya tidak ada perubahan, Playdate akan dijajakan seharga $149, masih lebih terjangkau dibanding Analogue Pocket, reinkarnasi modern Game Boy yang akan dirilis tahun depan.

Sumber: Engadget.

Xbox Series X Resmi Meluncur November 2020

Resmi sudah, walaupun belum ada tanggal pastinya, Microsoft telah mengonfirmasi bahwa Xbox Series X bakal tersedia mulai bulan November. Timing-nya sesuai dengan janji awal mereka untuk menghadirkan sang console next-gen pada musim liburan 2020.

Yang belum terjawab hingga kini adalah eksistensi console next-gen alternatif yang lebih murah, yang rumornya bakal dijuluki Xbox Series S. Microsoft memang belum bicara apa-apa soal perangkat ini, akan tetapi baru-baru ini bocoran gambar yang beredar di Twitter menunjukkan sebuah controller Xbox berwarna putih, dengan label “Xbox Series X|S” tercantum pada boksnya.

Dari kubu lawan, Sony sejauh ini belum mengungkap kapan PlayStation 5 bakal mulai dipasarkan. Kemungkinan besar waktunya bakal hampir bersamaan dengan Xbox Series X, tapi yang pasti kedua perusahaan punya strategi yang agak berbeda, khususnya perihal konten.

Seperti yang sudah diberitakan sebelumnya, Xbox Series X tidak akan hadir bersama judul-judul eksklusif di hari peluncurannya. Sebagai gantinya, sekitar 50 game baru yang akan meluncur di Xbox Series X juga akan tersedia di Xbox One, dan sebagian besar mendukung fitur Smart Delivery sehingga konsumen hanya perlu membeli masing-masing judul sebanyak satu kali untuk bisa memainkannya di dua generasi console yang berbeda.

Sangat disayangkan, satu judul permainan andalan rupanya harus absen, yakni Halo Infinite. 343 Industries selaku pengembangnya mengumumkan bahwa mereka harus menunda perilisan Halo Infinite sampai tahun depan. Salah satu alasannya tentu berkaitan dengan pandemi COVID-19, akan tetapi alasan lain yang tidak dijelaskan secara gamblang semestinya berkaitan dengan kritik seputar kualitas grafik Halo Infinite yang dinilai “kurang next-gen.

Terlepas dari itu, Microsoft tetap percaya diri dengan strategi mereka yang menitikberatkan pada aspek backwards compatibility, dengan janji bahwa konsumen Xbox Series X bisa mengakses ribuan game dari total empat generasi Xbox. Bukan hanya itu, Microsoft juga sangat berkomitmen dengan model bisnis subscription; semua game baru keluaran Xbox Game Studios akan tersedia di katalog layanan Xbox Game Pass di hari pertama peluncurannya.

Pelanggan Xbox Game Pass Ultimate sendiri juga bakal mendapat fasilitas baru pada tanggal 15 September nanti, yakni cloud gaming dengan katalog berisikan lebih dari 100 game. Singkat cerita, Microsoft ke depannya bukan cuma berjualan console next-gen, melainkan akses ke ekosistem Xbox secara menyeluruh.

Update: Microsoft secara resmi telah mengonfirmasi bahwa Xbox Series X akan hadir secara resmi pada tanggal 10 November 2020 seharga $499, bersamaan dengan Xbox Series S yang lebih murah.

Sumber: Xbox.