CryptoKitties Ialah Game ala Pokemon Dengan Cryptocurrency dan Kucing Sebagai Bintangnya

Masa depan cryptocurrency  masih belum pasti, namun hadirnya bitcoin serta teknologi desentralisasi blockchain membuatnya kian populer di kalangan user. Ada banyak keunggulan yang ditawarkan oleh blockchain, dan saat ini, bertambah banyak pula cara-cara kreatif dalam penggunaannya. Salah satu penjelmaan terbarunya membuat proses trading jadi semakin menarik buat pemula.

Di akhir bulan November, studio desain Axiom Zen meluncurkan CryptoKitties, permainan ala Pokemon yang dibangun di atas jaringan blockchain  Ethereum. Di sana, Anda bisa membeli dan mengumpulkan kucing-kucing virtual, serta mengembangbiakkan mereka dengan harapan dapat menciptakan kucing baru yang memiliki atribut istimewa. Penyajiannya mungkin boleh dikatakan familier, namun tiap transaksi di sana memanfaatkan cryptocurrency.

Tiap kucing digital di CryptoKitties merupakan milik user sepenuhnya. Mereka cuma ada satu di seluruh game; tak bisa diduplikat, diambil orang lain, atau dihancurkan. Aspek paling spesial dari permainan ini ialah sistem pengembangbiakannya: saat dua kucing ‘dijodohkan’, anaknya akan betul-betul unik – termasuk dari penampilan, biografi dan karakteristiknya.

CryptoKitties 1

Sifat-sifat unik anak kucing ini merupakan hasil dari genom 256-bit kedua orang tuanya, membuahkan kurang lebih empat miliar variasi genetika berbeda. Lalu mengapa kucing? Di situsnya, Axiom Zen menjelaskan dengan canda: “Karena kucing sangat sulit dimengerti. Mereka adalah duta besar para Firaun, muncul di berbagai meme serta laman Facebook ibu Anda. Kucing tidak pernah mendiskriminasi, karena mereka membenci tiap manusia secara adil.”

Game dibekali dengan 100 ekor ‘Founder Kitties’. Ada pula kucing ‘Gen 0’ baru yang dirilis tiap 15 menit, disuguhkan di harga rata-rata dari lima ekor yang terjual plus diskon 50 persen. Harga mereka akan terus turun dalam 24 jam hingga seseorang membelinya. Pemain juga bisa menjual kucingnya via lelang. Anda dipersilakan menentukan harga awal dan akhir dengan mata uang digital ETH (ether, cryptocurrency Ethereum).

Jadi seandainya saya memilih harga awal 1 ETH dan harga akhir di 0 ETH, lalu seseorang membelinya dalam waktu 12 jam setelah lelang dimulai, ia membayar saya sebesar 0,5 ETH.

Untuk mengembangbiakkannya, Anda dapat menentukan jumlah ether agar pemain lain bisa mengawinkan kucingnya dengan peliharaan digital kita, dan selanjutnya, mereka berhak mendapatkan anaknya. Alternatifnya, Anda bisa membayarkan ether buat memasangkannya dengan kucing lain dan memperoleh anak kucingnya.

Silakan mencoba dengan mengunjungi situs CryptoKitties.

Sumber: PR Newswire. Tambahan: TechCrunch.

Pundi X Berhasil Kantongi $4 Juta di Periode Pre-Sale ICO

Pundi X salah satu perusahaan yang menyediakan solusi berupa perangkat dan sistem POS (Point of Sale) berbasis cryptocurrency baru saja menyelesaikan masa pre-ICO (Initial Coin Offering) mereka. Berlangsung hampir satu bulan, Pundi X berhasil mengumpulkan dana sebesar $4 juta. Selanjutnya Pundi X akan memulai ICO pada saat 20 November hingga 20 Desember.

Keberhasilan ini disambut baik oleh Product Manager Pundi X Indra Winarta. Ia juga berterima kasih atas kepercayaan dari para investor dan sambutan masyarakat untuk proyek Pundi X ini. Salah satu bentuk antusiasme masyarakat juga tergambar dari suksesnya acara meetup di Jakarta, Singapura, Seoul, Tokyo dan co-founder Pundi X juga didapuk menjadi pembicara di beberapa acara bertajuk Blockchain.

Indra nilai keberhasilan pre-sale ICO Pundi X mendulang kesuksesan karena konsep dari Pundi X yang menarik bagi investor. Pundi X disebut menjadi proyek pertama yang menggunakan perangkat keras (mesin POS) untuk cryptocurrency yang kebanyakan menggunakan kartu debit yang diterbitkan Visa. Pundi X juga diklaim bisa diintegrasikan dengan proyek-proyek cryptocurrency lainnya sebagai kanal distribusi sehingga potensi Pundi X untuk berkembang terbuka lebar.

“Pundi X juga memiliki berbagai macam fitur yang dapat diaktif/nonaktifkan berdasarkan regulasi yang berlaku di suatu negara, sebagai contoh regulasi di Indonesia tidak mengizinkan penggunaan cryptocurrency/mata uang lain sebagai alat tukar (hanya rupiah). Maka kami menonaktifkan fitur Berbelanja dengan Cryptocurrency dan hanya memperbolehkan konsumen untuk menjual cryptocurrency-nya terlebih dahulu (ditukar menjadi rupiah) sebelum melakukan transaksi pembelian barang,” ujar Indra menjelaskan.

Setelah masa pre-sale ICO lewat Pundi X akan fokus pada ICO yang akan berlangsung pertengahan November. Dana yang dikumpulkan pada masa pre-sale ICO merupakan 5% dari total target ICO secara keseluruhan, jadi dengan kata lain masih terdapat 95% dari total target $80 juta yang berusaha dipenuhi selama masa ICO.

Sementara untuk saat disinggung mengenai rencana ke depan Indra menjelaskan:

“Dalam waktu dekat ini, kami akan melakukan roll out perangkat Pundi X POS kami ke beberapa kota (Jakarta, Bali, Singapore, Seoul, dan Tokyo) untuk pilot testing project kami. Setelah ICO, kami akan mendistribusikan Pundi X POS di merchant-merchant di Jakarta dan Singapore (karena masyarakat di sana sangat antusias akan proyek ini).”

Memahami Kembali Perbedaan Bitcoin dan Blockchain

Bitcoin dan Blockchain menjadi bahasan dalam acara #SelasaStartup yang diadakan Selasa (31/10) kemarin. CEO Bitcoin.co.id Oscar Darmawan hadir sebagai narasumber dan membagikan mengenai Bitcoin dan blockchain. Sebuah istilah yang mulai ramai diperbincangkan namun banyak yang masih belum begitu paham mengenai pengertian masing-masing.

Oscar membuka presentasi dengan menggarisbawahi bahwa bitcoin bukan merupakan produk investasi. Bitcoin sendiri pada dasarnya merupakan cryptocurrency atau mata uang virtual yang berjalan di atas teknologi blockchain. Dengan nilai yang terus naik, bitcoin menjelma menjadi salah satu digital asset yang paling banyak diburu, tak terkecuali di Indonesia. Sementara blockchain merupakan teknologi desentralisasi yang diklaim memiliki banyak keunggulan, beberapa di antaranya meminimalkan down time dan menjaga server lebih aman.

Desentralisasi blockchain memungkinkan setiap server saling terhubung dan memiliki peran yang sama. Dengan membentuk semacam jaringan peer to peer hal ini memungkinkan pelacakan data lebih mudah dan apa bila salah satu server mendapat gangguan bisa dibackup oleh server lain dan server yang bermasalah bisa sementara dikeluarkan dari jaringan blockchain.

Bitcoin sebagai mata uang

Bitcoin dan koin-koin lainnya dikenal juga sebagai cruptocurrency atau mata uang digital. Seluruh sistem bitcoin digerakkan algoritma matematika, dinilai lebih netral. Selain itu dengan teknologi blockchain, sistem bitcoin bisa dengan mudah diaudit semua orang dan juga transparan. Inilah mengapa sistem Bitcoin dinilai lebih adil.

Dalam presentasinya Oscar juga menjelaskan Bitcoin sebagai digital asset memiliki nilai (yang sekarang bernilai cukup tinggi) karena beberapa hal. Di antaranya, tidak dipengaruhi oleh politik, supply yang terbatas karena dibatasi algoritma matematika, melibatkan harga listrik yang tidak murah (dalam proses mining), dan sebagai implementasi blockchain bitcoin tidak mudah dipalsukan atau digandakan.

Untuk perubahan nilai Oscar menjelaskan, “Perubahan nilai dari Bitcoin biasanya disebabkan oleh tiga hal, yang pertama faktor politk, yang kedua sosial budaya dan yang ketiga teknologi.”

Untuk faktor politik biasanya dipengaruhi negara-negara yang memiliki peredaran Bitcoin terbesar, seperti Jepang, Amerika, dan Korea Selatan. Sebagai contoh nilai Bitcoin yang naik cukup signifikan beberapa waktu belakangan dikarenakan Amerika Serikat mulai meregulasi dan memberikan lampu hijau untuk transaksi pembayaran menggunakan bitcoin.

Sedangkan faktor sosial budaya biasanya dipengaruhi libur panjang sehingga demand terhadap Bitcoin menjadi kurang dan nilainya bisa menjadi turun. Faktor terakhir adalah teknologi yang menyangkut sistem blockchain di dalamnya. Sistem yang terganggu akan berpengaruh kepada nilai.

Menilik Kepopuleran Bitcoin di Indonesia

Sebagai salah satu negara berkembang di dunia Indonesia tidak luput dari kepopuleran bitcoin. Salah satu buktinya adalah mulai banyak masyarakat Indonesia yang memiliki bitcoin dan tergabung dalam forum-forum pembahasan bitcoin. Founder Bitcoin.co.id Oscar Darmawan, sebuah platform jual beli Bitcoin, Ethereum dan Digital Asset lainnya memaparkan bagaimana kondisi penerimaan masyarakat Indonesia terhadap Bitcoin.

Dalam presentasinya, Oscar menyambut cukup baik peningkatan kepopuleran Bitcoin di Indonesia. Namun Oscar juga menyampaikan bahwa tidak hanya Bitcoin, kepopuleran cryptocurrency juga akan meningkat di Indonesia jika koin tersebut menunjukkan peningkatan nilai yang cukup signifikan.

“Di Indonesia tidak ada pelanggan yang loyal untuk (sebuah) cryptocurrency tapi percayalah, jika cryptocurrency Anda naik cukup cepat cryptocurrency Anda akan dapat banyak penggemar,” jelas Oscar.

Kepopuleran Bitcoin (tidak hanya di Indonesia) diramalkan CEO Satoshi School Jorg Molt akan terus berlanjut untuk lima tahun ke depan. Hal tersebut disampaikan Jorg Molt dalam presentasinya di acara dalam konferensi BlockBali 2017 yang diselenggarakan oleh Blackarrow Conferences. Namun kepopuleran Bitcoin diprediksi tidak akan diikuti oleh koin-koin lainnya. Hal ini karena banyak orang mulai melihat banyak ICO (Initial Coin Offering) sebagai scam dan lantas ditinggalkan. Sebagai cryptocurrency yang terus menguat, Jorg juga memprediksi bahwa pemerintah juga akan berusaha menghentikan laju Bitcoin.

“Anda tidak akan bisa menghentikan orang-orang menggunakan Bitcoin,” ungkap Jorg.

Tantangan bitcoin di Indonesia

Kepopuleran bitcoin di Indonesia bukan tanpa masalah. Banyak tantangan yang harus dihadapi untuk mengadopsi lebih lanjut cryptocurrency. Oscar sebagai salah satu orang yang sangat peduli dengan isu cryptocurrency di Indonesia memaparkan hal-hal yang menjadi tantangan adopsi cryptocurrency di Indonesia. Yang pertama adalah tidak ada klasifikasinya jelas untuk cryptocurrency, apakah komoditas atau mata uang.

Masalah kedua adalah scam. Masyarakat Indonesia sudah akrab dengan iming-iming cepat kaya melalui MLM (Multi Level Marketing) tidak berlisensi yang menawarkan skema ponzi yang berakhir penipuan. Hal ini bisa meningkatkan rasa skeptis masyarakat terhadap cryptocurrency.

Masalah lain yang tak kalah krusial adalah soal pemahaman mengenai cryptocurrency dan tingginya masyarakat yang belum tersentuh layanan perbankan. Dua persoalan ini tak kalah penting, karena kaitannya dengan penerimaan di masyarakat.

Bisnis cryptocurrency di Indonesia

Bisnis cryptocurrency sebenarnya memiliki potensi yang cukup luas, salah satunya untuk kemudahan pembayaran. Hanya saja aturan untuk itu di Indonesia masih belum jelas. Hal ini membuat para pebisnis masih bergerak di sektor jual-beli cryptocurrency. Seperti yang dilakukan Bitcoin.co.id dan Pundi X.

Nama terakhir bahkan membuat terobosan dengan memperkenalkan alat untuk jual beli bitcoin dan koin lain yang bisa dipasang di merchant atau gerai-gerai mini market. Dalam demonstrasinya, Founder Pundi X Zac Cheah mengenalkan sebuah alat yang bisa digunakan untuk jual beli cryptocurrency. Alat tersebut juga didesain untuk memudahkan pemilik cryptocurrency berbelanja, hanya saja lagi-lagi karena masalah regulasi hal tersebut tampak belum bisa diwujudkan.


Disclosure: DailySocial adalah media partner BlockBali 2017 yang diselenggarakan oleh Blackarrow Conferences

Menerka Masa Depan Bitcoin

Cryptocurrency tengah menjadi perbincangan hangat di beberapa negara internasional. Bitcoin sebagai cryptocurrency pertama menjelma sebagai digital currency dengan nilai tertinggi dan bahkan terus naik. Saat tulisan ini dibuat satu bitcoin atau 1 BTC jika dirupiahkan mencapai kurang lebih Rp83 juta. Nilai tersebut diperkirakan akan terus bertambah dalam beberapa tahun mendatang.

Dalam acara BlockBali yang diselenggarakan 27 Oktober 2017 kemarin oleh Blackarrow Conferences, Bitcoin menjadi salah satu tema utama. Kepopulerannya dan nilai yang terus naik menjadikan optimisme banyak orang bahwa cryptocurrency pertama di dunia ini bisa menjadi salah satu alternatif pembayaran di dunia.

Stephen DeMeulenaere, pembicara pembuka dalam konferensi BlockBali mengungkapkan teknologi blockchain, termasuk bitcoin di dalamnya, akan menjadi salah satu tren populer di dunia. Mengutip quote terkenal Mahatma Gandhi:

First they ignore you, Then they laugh at you, Then they fight you, Then you win.”

Stephen percaya pada mulanya bitcoin banyak ditolak dan mendapat respon skeptis, tapi lama kelamaan bitcoin akan membuktikan diri sebagai salah satu teknologi masa depan.

Roberto Capodieci, Blockchain Expert Nxt Foundation, dalam presentasinya menjelaskan bitcoin akan menyelesaikan banyak permasalahan yang dihadapi karena bitcoin sendiri menggunakan teknologi blockchain, teknologi yang bekerja layaknya jaringan komputer yang saling menyediakan data set. Keamanan bisa dijamin karena di dalamnya terdapat sertifikat atau digital signature yang tidak dapat dimodifikasi .

“Bank bekerja dengan orang-orang, sementara Bitcoin bekerja dengan teknologi,” ujar Roberto dalam presentasinya.

Bitcoin sebagai digital currency memiliki kelebihan bisa dengan mudah dipindahkan ke satu “dompet” ke “dompet” lain namun dengan keamanan dan transaksi yang tercatat di jaringan-jaringan yang tergabung dalam blockchain.

Bitcoin adalah bagian dari teknologi blockchain. Bitcoin merupakan perwujudan teknologi peer to peer yang terdesentralisasi. Tidak ada yang bertindak seperti bank yang menangani dan menyetujui proses transfer yang ingin dilakukan. Bitcoin dipandang sebagai salah satu masa depan karena semua diproses dengan algoritma matematika sehingga tidak ada human error dalam setiap proses transaksi.

Disimulasikan Roberto, jika kita menyimpan uang di bank dengan nominal yang tidak ditambah dalam lima tahun belakangan ini nilainya akan berkurang, bahkan habis karena dipotong biaya bulanan. Sementara jika dalam lima tahun belakangan ini menyimpan Bitcoin dengan nominal yang tidak ditambah, nilainya akan terus naik, karena dalam lima tahun belakangan nilai Bitcoin melambung naik.

Bitcoin to the moon,” demikian ungkap Roberto bersemangat saat membuka presentasinya.


Disclosure: DailySocial adalah media partner BlockBali 2017  yang diselenggarakan oleh Blackarrow Conferences

Laporan DailySocial: Cryptocurrency di Indonesia 2017

Ketika Bitcoin pertama kali diperkenalkan tahun 2009 sebagai sebuah bentuk “uang virtual” atau “cryptocurrency”, muncul berbagai kontroversi dari berbagai pihak; pemerintahan, akademisi, pebisnis, bahkan (harus diakui) pelaku kejahatan.

Dan kini, delapan tahun demikian, Bitcoin secara defacto telah beredar dan digunakan luas di seluruh dunia. Bahkan muncul berbagai cryptocurrency lainnya seperti antara lain Ethereum dan Dogecoin (iya, Dogecoin; sebuah nama yang mengacu pada meme lucu Doge). Beberapa pemerintahan telah memutuskan untuk tidak mengakui cryptocurrency sebagai alat pembayaran antara lain SEC Amerika Serikat, bank sentral RRC, dan termasuk juga Bank Indonesia. Namun bagaimana dengan konsumen Indonesia? Bagaimana pandangan konsumen saat ini terhadap cryptocurrency?

Survey dilaksanakan DailySocial.id, bekerja sama dengan JakPat Mobile Survey Platform, untuk mengukur pandangan masyarakat konsumen Indonesia terhadap Bitcoin dan terhadap cryptocurrency secara umum. Respon survei diambil dari 1024 responden yang disampel secara proporsional dari populasi pengguna smartphone se-Indonesia. Survei dilaksanakan pada tanggal 28-29 September, 2017. Beberapa temuan survei antara lain:

  • 78,71% dari responden pernah mendengar tentang Bitcoin dan/atau cryptocurrency lainnya
  • 35,99% dari responden sudah pernah menggunakan Bitcoin dan/atau cryptocurrency lainnya untuk transaksi barang dan/atau jasa
  • 84,30% responden menilai Bitcoin dan cryptocurrency lainnya berpotensi dijadikan alat/instrumen investasi
  • 12,79% responden pernah melakukan bitcoin mining dan/atau mining cryptocurrency lainnya.
  • 55,76% responden tidak mengetahui bahwa Bank Indonesia tidak mengakui Bitcoin sebagai sebuah bentuk alat pembayaran.

Untuk lebih lengkapnya, silakan unduh laporan “Cryptocurrency Indonesia Survey 2017”.

iFashion Group Hadirkan Token Berbasis Blockchain sebagai Metode Pembayaran

iFashion Group, perusahaan investasi yang bergerak di bidang fesyen dan gaya hidup berbasis di Singapura, menghadirkan MegaX yang merupakan token digital berbasis blockchain sebagai metode pembayaran di toko ritel dan online.

MegaX merupakan hasil kolaborasi antara iFashion dengan MC Payment, perusahaan penyedia pembayaran elektronik dari Singapura. Keduanya mengembangkan MegaX sejak awal tahun ini.

MegaX akan ditempatkan dalam platform Ethereum (ETH). Ethereum merupakan platform terpintar di dunia untuk menyimpan blockchain. Platform ini dipilih dengan alasan adanya tawaran keseimbangan yang efisien, antara kecepatan dan likuiditas token yang tinggi. Saat ini, mata uang untuk pengolahan Ethereum disebut Ether. Seseorang dapat membeli dan menjual Ether dalam bursa token ke mata uang utama.

“Untuk memastikan kesuksesan ritel di masa depan, perusahaan harus berani mengadopsi teknologi terbaru. Pendekatan yang fokus pada generasi millennials, baik secara online maupun offline, merupakan pilihan yang tepat dibandingkan memenuhi permintaan konsumen atau tantangan integrasi sistem,” ujar Group CEO iFashion Group Jeremy Khoo dalam keterangan resmi yang diterima DailySocial.

Token MegaX dapat langsung dibelanjakan untuk produk ritel, tujuannya mencegah spekulasi di ruang investasi yang tengah bergejolak. Pengguna dapat menggunakan token untuk membeli produk dari 1.400 brand yang berada dalam naungan iFashion. Beberapa nama di antaranya, Dressablle, Megafash, Invade, dan sebagainya.

Sementara ini, MegaX baru bisa dinikmati oleh pengguna yang berada di Singapura, untuk berbelanja di 100 ribu produk ritel yang ditawarkan toko online dan fisik. Menyusul dalam beberapa waktu mendatang untuk pengguna di Indonesia. Beberapa nama toko online lokal yang sedang digaet iFashion di antaranya Orami dan Tada Gift Card.

Mitra iFashion, MC Payment, juga turut menggaet perusahaan di Indonesia untuk menggunakan MegaX. Salah satu yang sedang dibidik adalah Lyto, perusahaan pengembang game online.

“MC Payment bangga menjadi mitra teknologi yang mendukung inisiatif terdepan iFashion. Hal ini akan menciptakan nilai tambah dari kumpulan generasi millennials, yang akan meningkatkan permintaan atas produk, seraya mendorong penggunaan MegaX,” terang Group CEO MC Payment Anthony Koh.

Penjualan MegaX sendiri baru akan dimulai pada 17 Oktober 2017 mendatang di situs resminya. Pembayaran dapat dilakukan melalui transfer bank, pembayaran SWIFT, atau dengan menukar token Ethereum. Pengguna memerlukan aplikasi dompet elektronik untuk menyimpan token MegaX. Aplikasi yang direkomendasikan adalah My Ether Wallet.

Merchant pun hanya cukup mengunduh aplikasi MegaX Wallet untuk menerima pembayaran token. Pembayaran nantinya akan dilakukan dengan menunjukkan kode QR dari ponsel merchant yang ditunjukkan ke pembeli.

Rencana jangka panjang MegaX

Ambisi besar yang ingin dicapai iFashion lewat MegaX adalah menciptakan ekosistem pembayaran yang kuat untuk ribuan brand tergabung dalam jaringan grup. Realisasi yang akan segera dilakukan adalah memperkaya fitur dompet elektronik MegaX, misalnya pengguna dapat mencari tahu merchant terdekat mana saja yang menerima pembayaran dengan token MegaX. Kemudian, fitur pencarian diskon dan kupon, melihat transaksi sebelumnya, dan transfer antar pengguna.

“Kami meyakini ribuan millennials dapat dengan cepat mengadopsi token MegaX, seiring upaya kami dalam menjaring banyak brand untuk menggunakannya juga. Dengan asumsi demikian, MegaX dapat memberikan kredibilitas terhadap metode kami dan memberi jaminan bahwa token ini layak untuk diadopsi,” pungkas Jeremy.

Pundi X Luncurkan Layanan POS untuk Cryptocurrency

Cryptocurrency tampaknya menjadi salah satu tema populer untuk pengembangan bisnis startup. Nilai Bitcoin yang terus naik menjadi daya pikat dan peluang tersendiri yang mungkin bisa dimanfaatkan oleh startup. Pundi X, salah satu startup yang berkecimpung di sektor blockchain dan cryptocurrency baru-baru ini telah meluncurkan layanan Pundi X POS.

Pundi X POS (Point on Sales) merupakan sebuah layanan yang memungkinkan pengguna membeli atau menjual cryptocurrency di merchant-merchant terdaftar. Sekaligus memberikan kesempatan bagi pengguna menggunakan cryptocurrency yang mereka miliki untuk membeli barang-barang di merchant tersebut.

Layanan Pundi X POS ini bekerja dengan satu set perangkat lengkap. Alat yang nantinya terpasang di merchant termasuk X Pass Smart Card yang digunakan pengguna dan beberapa layanan pendukung seperti Bitcoin Wallet Apps yang nantinya menampung nilai yang dimiliki pengguna. Dengan diluncurkannya Pundi X POS ini diharapkan pengguna bisa dengan mudah melakukan transaksi cryptocurrency dan membeli barang-barang yang ada di merchant.

Pundi X POS

“Target pengguna kami adalah semua orang yang menyambut dan mengerti cryptocurrency. Jika Anda bertanya mengenai target merchant, kami akan mengatakan bahwa kami akan memfasilitasi berbagai macam merchant dengan Pundi X POS di mana orang dapat membeli atau menjual cyrpto dari para merchant tersebut,” ujar CEO Pundi X Zac Cheah.

Tantangan terbesar Pundi X POS ini adalah memasyarakatkan cryptocurrency kepada masyarakat awam. Diakui Zac, saat ini masih sedikit masyarakat yang tidak memiliki cryptocurrency. Zac sendiri berambisi untuk memudahkan masyarakat membeli, menjual dan memiliki cryptocurrency.

“Kami ingin mengubahnya (jumlah kepemilikan cryptocurrency) dengan memudahkan proses membeli dan memiliki cryptocurrency semudah membeli air mineral di toko. Langkah pertama untuk adopsi yang lebih banyak adalah, kami akan membuat banyak kampanye di dunia dan di seluruh dunia untuk mengedukasi masyarakat mengenai bagaimana mudahnya memiliki Bitcoin dan cryptocurrency,” papar Zac.

Lebih lanjut Zac juga menjelaskan pihaknya akan menghabiskan tiga tahun ke depan untuk membangun jangkauan ke pusat perbelanjaan, pedagang retail, outlet, kafe, restoran dan toko-toko lainnya. Tujuannya untuk memudahkan pengguna menggunakan cryptocurrency mereka di merchant terdekat.

Selanjutnya, Indonesia akan menjadi pasar utama. Setelahnya mungkin Pundi X POS akan segera berekspansi ke Thailand, Malaysia, dan beberapa pasar Asia tenggara lainnya. Pundi X juga berencana masuk ke pasar global dengan mengimplementasikan model agen partnership.

Pasca Mendapat Pendanaan Seri B, Luno di Indonesia Tetap Fokus pada Edukasi

Luno menjadi salah satu perusahaan digital yang beroperasi di Indonesia memfasilitasi transaksi cryptocurrency bagi masyarakat. Saat ini berfokus pada layanan transaksi dan edukasi Bitcoin, mengandalkan tiga produk utama yang dimiliki, yakni Luno Wallet, Luno Exchange dan Luno Enterprise.

Kemarin Luno mengumumkan perolehan pendanaan seri B sebenar Rp119,5 miliar yang dipimpin oleh Balderton Capital. Hal ini bersamaan dengan ekspansi Luno ke 35 pasar baru di Benua Eropa.

“Pendanaan ini untuk perusahaan secara keseluruhan, namun ini juga berarti kami kini memiliki lebih banyak resources untuk edukasi, ekspansi bisnis, dan perkembangan operasional di Indonesia agar Luno menjadi tempat terbaik untuk belajar, jual, dan beli Bitcoin di Indonesia,” ujar General Manager region Asia Luno, Vijay Ayyar.

Selain membantu ekspansi, Ayyar turut menyampaikan bahwa pendanaan yang didapat Luno akan digunakan untuk mempermudah pelanggan membeli, menyimpan dan belajar tentang mata uang digital seperti Bitcoin, dengan lebih banyak cara dan di lebih banyak tempat.

Bagi pelanggan Luno di Indonesia, salah satu implikasi yang ingin disuguhkan adalah pendaftaran dan verifikasi yang lebih cepat, serta layanan dukungan pelanggan yang lebih baik, sehingga semua hal ini memberikan pengalaman mata uang digital yang lebih baik untuk pelanggan. Termasuk untuk membawa tim ahli kelas dunia untuk mendampingi di Indonesia.

Claristy, Country Analyst Luno Indonesia, menambahkan bahwa perusahaannya tidak memiliki target spesifik di Indonesia. Karena di fase awal ini sebagian besar pekerjaan masih berfokus pada edukasi pelanggan secara umum. Pihak Luno merasa ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk membantu masyarakat lebih memahami mata uang digital.

“Kami akan terus mengedukasi melalui konten dalam berbagai bentuk, bekerja sama dengan mitra kami di Indonesia, dan juga berkoordinasi dengan regulator (seperti yang telah kami lakukan di negara lain), untuk memastikan pelanggan Indonesia memiliki akses terhadap mata uang digital ini,” imbuh Claristy.

Luno cukup percaya diri bahwa Bitcoin akan menjadi hal yang signifikan ke depan di Indonesia. Dengan dampak investasi yang membaik, diyakini menjadi salah satu faktor penting untuk meningkatkan awareness masyarakat Indonesia terhadap mata uang digital ini.

“Semua orang tentunya akan mengadopsi sesuatu yang memiliki nilai dan dieskspektasi akan semakin berharga jika disimpan dalam periode jangka panjang, seperti Bitcoin,” tutup Claristy.

Application Information Will Show Up Here

Konferensi BlockBali Akan Bahas Peluang Blockchain & Cryptocurrency di Indonesia

Setelah sukses diselenggarakan di Jakarta dan Mumbai, Konferensi Blackarrow Blockchain Series (BBS) akan bersinggah di Bali (mengusung identitas BlockBali). Konferensi ini bertujuan untuk menghubungkan para pakar dan pemain teknologi Blockchain dunia dengan para pemangku bisnis di Indonesia. Topik yang disajikan akan membahas seputar peluang Blockchain & Cryptocurrency di Indonesia, juga mengeksplorasi kemungkinan Indonesia menjadi pasar terbesar ASEAN untuk area bisnis tersebut.

BlockBali akan diselenggarakan pada 27 Oktober 2017 mendatang bertempat di Trans Resort Seminyak, dan saat ini pendaftaran peserta tengah dibuka. Beberapa pemateri yang dihadirkan termasuk Jasmin Güngör (Cointed), Marco Krohn (CFO Genesis Mining), Matej Michalko (CEO DECENT), Oscar Darmawan (Founder Bitcoin Indonesia), Roberto Capodieci (Co-Founder Blockchain Zoo), dan masih banyak lagi.

Saat ini Blockchain tengah menjadi salah satu sorotan dalam tren teknologi. Potensinya yang besar digadang-gadang akan membawa transformasi dalam sistem keuangan global, termasuk untuk mendisrupsi sistem konvensional dan teknologi yang ada saat ini di berbagai sektor komersial.

Ada empat agenda utama yang akan disuguhkan dalam pagelaran ini. Pertama ialah sesi berbagi dari para pakar untuk memberikan tips dan teknis dalam skenario implementasi Blockchain. Kedua, pengunjung dapat melihat pameran yang menghadirkan ragam inovasi dan teknologi yang telah memanfaatkan Blockchain dalam sistemnya.

Ketiga, secara khusus acara ini juga ingin memberikan masukan bagi industri dengan menghadirkan studi kasus penerapan Blockchain di lingkup bisnis. Dan terakhir tentunya sesi networking para peserta untuk terciptanya berbagai kesempatan dan kolaborasi dengan teknologi tersebut. Selain para pemerhati dalam Cryptocurrency, acara ini juga akan menghadirkan para pemain di industri perbankan, finansial, regulator hingga para investor.

Untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran, kunjungi situs resmi BlockBali melalui tautan berikut: http://www.blackarrowconferences.com/blockbali.html.


Disclosure: DailySocial merupakan media partner Blackarrow Blockchain Series