TCASH Sementara Hentikan Rencana “Spin Off” dari Telkomsel

Mengusung tema #Semuabisa, TCASH berharap dibukanya kesempatan bagi pengguna operator telekomunikasi di luar Telkomsel (multioperator) untuk menggunakan layanannya bisa menambah jumlah pengguna minimal 20%. TCASH juga mengungkapkan pihaknya sementara menghentikan rencana spin off dari Telkomsel.

CEO TCASH Danu Wicaksana menegaskan, meskipun sudah bisa digunakan oleh pengguna operator lain sejak akhir Juni lalu, TCASH masih melakukan kegiatan sosialiasi dan melakukan perbaikan layanan sebelum peresmian hari ini. TCASH juga secara agresif menambah jumlah merchant untuk memberikan pilihan yang lebih beragam.

“Selama ini kami banyak mendapat pertanyaan dari merchant terkait dengan terbatasnya pengguna kepada pelanggan Telkomsel saja. Dengan dibukanya TCASH untuk semua operator, kami mendapatkan feedback yang cukup baik dari merchant-merchant baru kami,” kata Danu.

Sementara hentikan rencana spin off

Danu Wicaksana sebelumnya sempat menginformasikan rencana TCASH untuk keluar dari layanan operator induknya, yaitu Telkomsel. Rencana spin off tersebut diklaim bisa mempercepat pertumbuhan bisnis TCASH sebagai platform pembayaran multi operator. Namun, di kesempatan hari ini, Danu memastikan saat ini tidak akan keluar dari Telkomsel.

“TCASH tidak memiliki rencana untuk berdiri sendiri dan keluar dari otoritas dan legalitas Telkomsel. Demi memanfaatkan sumber daya, aset, dan data yang ada, TCASH akan terus menjadi bagian dari Telkomsel,” kata Danu.

Danu menambahkan, meskipun saat ini menghentikan rencana spin off, TCASH tetap menerapkan kultur perusahaan yang agile, seperti yang biasa diterapkan banyak startup.

Ragam fitur baru

Selain bisa digunakan untuk pembayaran transportasi Blue Bird, pembayaran di pasar tradisional, dan di Pertamina, saat ini TCASH juga sudah bisa digunakan sebagai platform pembayaran dan transaksi cash-in dan cash-out di gerai Indomaret dan Alfamart. Untuk gerai Family Mart dan Circle K, layanan yang tersedia adalah cash-in dan pembayaran.

“Ke depannya kami juga akan menambah layanan lain. Salah satu rencana yang dalam waktu dekat akan diimplementasikan adalah menyematkan aplikasi TCASH di feature phone yang saat ini masih banyak digunakan oleh masyarakat di Indonesia,” kata Danu.

Sementara itu, meskipun sudah menerapkan penggunaan QR Code untuk transaksi, belum semua merchant yang bergabung menerima pembayaran menggunakan QR Code. Penggunaan NFC dan mesin EDC yang merupakan ciri khas TCASH masih banyak diimplementasikan.

“Kalau untuk merchant nasional kebanyakan masih menggunakan EDC untuk pembayaran, namun untuk smartphone Android bisa mengaktifkan fitur NFC di smartphone mereka,” kata Danu.

Danu menambahkan tidak semua smartphone Android yang memiliki fitur tersebut. Untuk itu disarankan pengguna baru yang tidak memiliki stiker NFC, bisa melakukan pemesanan stiker tersebut melalui situs TCASH.

“Sesuai dengan misi TCASH yaitu tidak hanya ingin mengajak orang melakukan pembayaran secara non tunai, tapi TCASH juga ingin mendukung program pemerintah untuk penggunaan uang non tunai di kalangan masyarakat,” tutup Danu.

Application Information Will Show Up Here

TCASH is Officially Available for All Operators

TCASH is now officially available as an agnostic platform for all operators. From DailySocial observation, TCASH is started to open since earlier this month.

Since its introduction three years ago, TCASH has been applied the closed loop system limited to Telkomsel users. The strategy is expected to be able to help TCASH’s ambition in becoming Indonesia’s biggest e-money player in terms of total users.

“Technically it’s done [available for all operators]. Only the soft launching, there’s no announcement yet. We’ll have the official announcement earlier next month,” Danu Wicaksana, CEO of TCASH said to DailySocial, Fri (7/22).

Previously, he said, the company is targeting 40 million total users until the end of this year. About 15%-25% or 6-10 million of non-Telkomsel users are expected. Currently, TCASH has more than 24 million registered users all over Indonesia.

In terms of UI/UX, it’s no different with the TCASH app for Telkomsel users. After successful registration, users will be directed for migration from basic service to full service by filling out personal data and uploading the required document.

TCASH can be used for balance top-up, bill payment, donation, and transfer/withdrawal. The payment options are QR Code of NFC Sticker. In addition, TCASH is now available for transportation payment, including Blue Bird in Jakarta, Railink in Medan, and Trans Semarang.

In need for independency

While has already become platform for all operators, for the timee being Indosat Ooredoo has no interest for a strategic partnership with TCASH. It is due to independence issue from Telkomsel. However, the company allows its customers to register as TCASH users.

“For now, we have no interest to partner with TCASH despite the declaration as an agnostic e-money platform. We’re still observing their independence from Telkomsel Let the time decide,” Joy Wahjudi, CEO & President Director of Indosat, said, quoted from Indotelko.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

TCASH Resmi Dibuka untuk Semua Operator

TCASH kini resmi terbuka sebagai platform agnostik (bisa digunakan semua operator), sehingga semua pelanggan operator di luar Telkomsel bisa menjadi pengguna. Dari pantauan DailySocial, TCASH mulai terbuka sekitar awal bulan ini.

Sejak pertama kali diperkenalkan pada tiga tahun lalu, TCASH menganut sistem kendali tertutup (close loop) khusus untuk pelanggan Telkomsel saja. Strategi tersebut diharapkan dapat merealisasikan ambisi TCASH yang ingin menjadi pemain e-money terbesar di Indonesia menyaingi posisi GO-PAY dari GO-JEK dalam hal jumlah pengguna.

“Secara teknis sudah [terbuka untuk semua operator]. Baru soft launch saja, belum ada pengumuman apa-apa. Nanti kita ada pengumuman resmi awal bulan depan,” terang CEO TCASH Danu Wicaksana kepada DailySocial, Jumat (22/7).

Sebelumnya Danu menuturkan pihaknya menargetkan total pengguna sampai akhir tahun ini mencapai 40 juta orang. Sekitar 15%-25% atau 6-10 juta orang diharapkan datang dari pengguna non Telkomsel. Saat ini total pengguna TCASH lebih dari 24 juta pelanggan terdaftar di seluruh Indonesia.

Dari segi tampilan UI/UX, tidak berbeda sama sekali dengan aplikasi TCASH yang digunakan oleh pengguna Telkomsel. Setelah berhasil melakukan registrasi, pengguna akan diarahkan untuk migrasi dari basic service jadi full service dengan mengisi identitas diri dan mengunggah data yang dibutuhkan.

TCASH dapat digunakan untuk membeli pulsa, membayar tagihan, donasi, dan transfer/tarik dana. Metode yang bisa dipilih fitur QR Code atau melalui Sticker Tap berteknologi NFC. Selain itu, kini TCASH bisa digunakan untuk pembayaran di moda transportasi seperti taksi Blue Bird, tiket Railink di Medan dan Jakarta, serta Trans Semarang.

Butuh independensi

Kendati sudah menjadi platform agnostik, Indosat Ooredoo belum menunjukkan ketertarikan untuk tertarik melakukan kerja sama khusus dengan TCASH. Hal tersebut disebabkan isu independensi TCASH dari Telkomsel yang dinilai cukup krusial apabila Indosat ingin melakukan kerja sama eksklusif. Meskipun demikian, perseroan tetap mempersilakan pelanggannya untuk terdaftar sebagai pengguna TCASH.

“Saat ini kita belum tertarik kerja sama dengan TCASH walau mereka declare sebagai agnostic e-money. Kita mau lihat dulu independensi mereka dari Telkomsel, biarkan saja waktu nanti membawa kami bertemu,” ungkap Presiden Direktur & CEO Indosat Joy Wahjudi dikutip dari Indotelko.

TCASH to be an “Agnostic Platform” in Early June 2018

TCASH is finalizing the last stage to become an agnostic platform (available for users with any operator). The plan is to be announced in early June 2018. TCASH is planned to have 40 million total users this year.

“We want the ‘TCASH semua bisa’ (TCASH all-in-one) tagline to happen. Using any kinds of providers. The license has been issued by Bank Indonesia (BI), we’re now preparing the product, promos, and the communication,” Danu Wicaksana, TCASH’s CEO, said (5/24).

He said, the license has been issued, but the company want to make sure that TCASH is focused on consumer’s protection to be fair in case of complaints.

Therefore, after TCASH platform is officially agnostic, Grapari will be too. They can serve TCASH complaints from non-Telkomsel users. Complaints via call will also be in service.

Regarding operators, they are open for initiatives. Thus, TCASH can be the new distribution channel. They can sell something in TCASH.

In addition, TCASH will have a broader area for the company can be partnered up with local government to deliver new initiative. For example, the issues faced by Solo Government in raising garbage retribution funds worth of Rp10 thousand per months.

“They want it to be digitalized. If TCASH is limited for Telkomsel only, it’ll be hard politically. If it has been opened, they can easily collaborate with TCASH.”

Currently, TCASH has more than 24 million registered customers in all over 34 provinces in Indonesia. TCASH provides services using NFC-based Sticker Tap and e-wallet with QR Code feature to ease the daily transactions.

TCASH has added a new feature. It can be used for life insurance and donation using QR Code, after partner up with Rumah Zakat donation institution. TCASH distributes Rumah Zakat QR Code in various locations, such as billboards, Rumah Zakat branches, digital posters, and some mosques in Pekanbaru.

They also invite Blue Bird for transportation modes. TCASH platform has been planted in My Blue Bird app and available as one of the payment methods besides cash and credit card. In terms of payment, users can scan the QR code attached in the car. Previously, TCASH can also be used for Medan and Jakarta Railink, also Trans Semarang.

Pilot project for single QR code

In QR Code single implementation’s pilot project initiated by Bank Indonesia, TCASH joins the group that also includes Artajasa and BNI.

The three companies represent each financial industries. TCASH as an e-money platform, BNI as banking, and Artajasa from the switching company.

Theu will implement QR Code single implementation through the pilot project in selected merchants. The QR Code is no longer bear logo of each company, but with an eagle logo as the representation of GPN (National Payment Gateway).

Later, each merchant will have one QR Code standarization. The counting system of MDR (Merchant Discount Rate) will be looked like the one in debit card, there will be a distinction between acquirer and issuer.

For example, when there’s a transaction in merchant acquired by TCASH but users are making the transaction via PayPro, there will be revenue sharing between two companies.

“We are still processing. It will be launched after Lebaran. Therefore, before national roll-out, it needs a pilot. Don’t let the settlement ruin the backhand process.”

Before it was divided into two pilot projects, BI has formed a team consist of 11 bankings, four switching companies, and e-money companies, such as TCASH, OVO, and Go-Pay. The result is, all companies confirm on what kind of standardization to use. The details will be showed in form of PBI (Bank Indonesia’s Regulation).


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

TCASH Menuju “Platform Agnostik”di Awal Juni 2018

TCASH tengah memfinalisasi tahap akhir menuju platform agnostik (bisa digunakan oleh pelanggan semua operator). Rencananya pada awal Juni 2018 hal tersebut resmi diumumkan. Ditargetkan TCASH tahun ini bisa memiliki 40 juta total pengguna.

“Kita ingin tagline ‘TCASH semua bisa’ itu benar-benar terjadi. Pakai operator apapun bisa. Izinnya dari Bank Indonesia (BI) sudah keluar, sekarang kami persiapkan produknya, promo, dan komunikasinya,” ucap CEO TCASH Danu Wicaksana, kemarin (24/5).

Danu menuturkan, izin BI memang sudah dikeluarkan untuk TCASH, akan tetapi mereka ingin memastikan bahwa perhatian TCASH untuk perlindungan konsumen harus diperlakukan sama ketika terjadi pengaduan.

Oleh karena itu, setelah platform TCASH resmi jadi agnostik, demikian pula untuk gerai Grapari. Di sana bisa melayani pengaduan TCASH dari pengguna non Telkomsel. Aduan via telepon pun dipastikan bisa dilakukan.

Pihak operator pun, menurutnya, cukup terbuka dengan inisiatif tersebut. Pasalnya kehadiran TCASH dapat menjadi channel distribusi yang baru. Mereka bisa berjualan sesuatu lewat TCASH.

Tak hanya itu, ruang gerak TCASH akan semakin luas karena perusahaan bisa berkolaborasi dengan pemerintah daerah untuk mengeluarkan inisiasi baru. Contohnya, kesulitan yang dihadapi Pemerintah Kota Solo dalam mengumpulkan dana retribusi sampah yang besaran nominalnya Rp10 ribu per bulan.

“Mereka mau digitalkan itu. Kalau TCASH masih tertutup untuk Telkomsel saja, secara politis itu susah dilakukan. Tapi kalau sudah terbuka, mereka bisa dengan mudah berkolaborasi dengan TCASH.”

Saat ini TCASH memiliki lebih dari 24 juta pelanggan terdaftar yang tersebar di 34 provinsi di seluruh Indonesia. TCASH memberikan layanan melalui Sticker Tap berteknologi NFC dan e-wallet dengan fitur QR COde untuk mempermudah transaksi sehari-hari.

Kini TCASH menambah fitur baru. Dapat dipakai untuk membeli asuransi jiwa, dan berdonasi dengan memanfaatkan QR code berkat kerja sama dengan lembaga donasi Rumah Zakat. TCASH menyebar QR code Rumah Zakat di berbagai lokasi, seperti di papan billboard, cabang Rumah Zakat, poster digital, dan beberapa masjid di Pekanbaru.

Mereka juga menambah kehadiran di moda transportasi taksi Blue Bird. Platform TCASH telah ditanamkan dalam aplikasi My Blue Bird dan bisa dipilih sebagai salah satu metode pembayaran selain tunai. Untuk pembayarannya, pengguna bisa scan QR code di dalam taksi. Sebelumnya, TCASH juga bisa dipakai untuk pembayaran tiket Railink di Medan dan Jakarta, dan Trans Semarang.

Pilot project single QR code

Danu juga menuturkan soal keikutsertaan TCASH ke dalam pilot project implementasi single QR code yang diinisiasikan Bank Indonesia yang terbagi ke dalam dua kelompok. TCASH tergabung sebagai kelompok pertama, yang di dalamnya juga berisi Artajasa dan BNI.

Ketiganya mempresentasikan perwakilan masing-masing industri keuangan. TCASH sebagai platform e-money, BNI sebagai perbankan, dan Artajasa dari perusahaan switching.

Kelompok pertama tersebut akan lebih dahulu melakukan implementasi single QR code lewat pilot project di merchant tertentu. QR code tersebut tidak lagi berlambang masing-masing perusahaan pemilik e-money, tetapi sudah berlambang burung Garuda sebagai representasi Gerbang Pembayaran Nasional (GPN).

Nantinya di setiap merchant hanya ada satu QR code. Sistem penghitungan merchant discount rate (MDR) akan mirip dengan yang sudah berlaku di kartu debit, ada pembagian antara acquirer dengan issuer.

Contohnya ketika terjadi transaksi di merchant yang sudah diakusisi TCASH, namun pengguna menggunakan pembayaran lewat Pay Pro, bakal ada pembagian komisi antara kedua perusahaan tersebut.

“Sekarang masih kami godok prosesnya. Nanti setelah Lebaran akan diluncurkan. Jadi sebelum di-roll out secara nasional, perlu di pilot-in dulu. Jangan sampai proses settlement di belakangnya enggak beres.”

Sebelum membagi ke dalam dua kelompok pilot project, BI sudah membentuk tim perumus yang didalamnya terdiri atas 11 perbankan, empat perusahaan switching, dan perusahaan e-money seperti TCASH, OVO, dan Go-Pay. Hasil dari perumusan ini setiap perusahaan menyetujui standarisasi apa saja yang akan dipakai. Detailnya akan hadir dalam bentuk Peraturan Bank Indonesia (PBI).

Application Information Will Show Up Here

TCash Starts Shifting from NFC by Introducing Snap QR Code

Telkomsel’s e-money service TCash introduces QR Code payment feature after receiving Bank Indonesia’s approval. This feature, at the same time, indicates the shifting of company’s strategy that has been carrying NFC technology (Near Field Communication) for quite some time.

Danu Wicaksana, TCash’s CEO, said that EDC machine for NFC is considered too expensive and less efficient for the company’s business and should be distributed to merchants. The company is in need of a technology more efficient and effective to acquire more users and merchants. Hence the QR code is considered as the better payment method.

TCash has partnered with more than 5,000 merchants, 70% of which use EDC machines to capture transactions from NFC stickers embedded in user’s smartphones. The number of users has reached more than 20 million and it has processed more than 10 million monthly transactions on average.

“This year’s target is 8-10 thousand merchants to join TCash. Most of those will be for the QR Code implementation because it is the most efficient method to acquire merchants and users,” Wicaksono said, Tue (3/27).

The QR Code was first implemented in Pasar Modern Bintaro, then proceed to Pasar Mayestik by the beginning of this year. Of the two locations, TCash has been working with 300 merchants, mostly are SME players.

Furthermore, T-Cash will be massively targeting similar places in other locations along with partnerships between companies and the Jakarta Government to digitize the market using safer and easier digital payment methods.

“Therefore, if you went to Pasar Mayestik paying with TCash, now you can pay using QR Code. This is a form of our commitment to market digitization, later, we will invite small shops to join TCash merchants.”

Other than targeting retails and F&B, TCash also collaborates with transportation services. One of which is Trans Semarang for bus tickets payment with QR Code. The realization will begin next month.

TCash is claimed to be the first fintech company, along with two banks, that have acquired approval from Bank Indonesia (BI) for QR technology implementation. Until recently, QR Code standardization is yet to be available. T-ash joined as a member of the preparation and development team of standardized QR Code for fintech and banking companies in Indonesia.

Provide e-KYC for migration to full service

Along with this announcement, TCash now accommodates e-KYC service that comes with face-to-face validation through a video call. Users only have to fill in the bio, upload ID, take a selfie with the ID (KTP), and make a video call with TCash agent through the app. This service will be officially launched on April 1st, 2018.

Previously, user is required to come to Grapari and fill out documents to upgrade, then wait for at least one day before enjoying the full service.

“Users can now choose to make a video call or come to Grapari for upgrading into full service.”

By upgrading, customers can enjoy T-Cash’s main features of sharing funds (P2P), receiving, and withdrawing cash. The number of cash stored in any application must not over Rp10 million (full user) and Rp1 million for basic users.

TCash provides a variety of bill payment options for TV, internet, BPJS, PLN, PDAM, Halo postpaid, online game voucher purchase, and Telkomsel’s data and balance top-up.

There will be financial products available in the near future, including insurance, loans, and others. It will boost Tcash mission to be a one-stop service for all types of bill payments and non-cash purchases through mobile phones.

“To pamper our customers, we apply zero rates for the app usage. Means customers will be charged of zero data usage for all activities within the app. They only get charged for downloading the app. It’s free afterward,” Wicaksana said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Perlahan Beralih dari NFC, T-Cash Resmikan Snap QR Code

Layanan uang elektronik dari Telkomsel T-Cash resmikan fitur pembayaran lewat QR Code pasca memperoleh izin resmi dari Bank Indonesia. Kehadiran fitur ini sekaligus menandakan mulai beralihnya strategi perusahaan yang selama ini mengusung teknologi NFC (Near Field Communication) sebagai keunggulannya.

CEO T-Cash Danu Wicaksana menuturkan selama ini pengadaan mesin EDC untuk NFC dinilai terlalu mahal dan kurang efisien bagi bisnis perusahaan dan harus ditempatkan ke merchant. Oleh karena itu, perusahaan butuh teknologi yang dinilai lebih efisien dan ringkas agar dapat mendongkrak lebih banyak jumlah pengguna sekaligus merchant.

Sejauh ini T-Cash sudah bermitra dengan lebih dari 5 ribu merchant, 70% di antaranya menggunakan mesin EDC untuk menangkap transaksi dari stiker NFC yang disematkan di ponsel pengguna. Adapun jumlah penggunanya sudah lebih dari 20 juta pelanggan, memproses rata-rata lebih dari 10 juta transaksi bulanan.

“Tahun ini kami targetkan 8 ribu sampai 10 ribu merchant bergabung di T-Cash. Kebanyakan penambahan ini akan kami sasar untuk penggunaan QR Code karena metode ini paling efisien untuk akuisisi lebih banyak merchant dan pengguna,” terangnya, Selasa (27/3).

Implementasi QR Code pertama kali dimulai di Pasar Modern Bintaro, kemudian dilanjutkan ke Pasar Majestik yang dimulai sejak awal tahun ini. Dari dua lokasi tersebut, T-Cash telah menggandeng sekitar 300 merchant yang kebanyakan adalah pedagang UKM.

Berikutnya, T-Cash akan gencar menggaet tempat serupa di lokasi lainnya seiring kerja sama antara perusahaan dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk digitalisasi pasar dengan memanfaatkan metode pembayaran digital yang lebih aman dan praktis.

“Jadi sekarang kalau mau ke Pasar Majestik bayarnya pakai T-Cash cukup dengan QR Code saja. Ini adalah bentuk komitmen kami untuk digitalisasi pasar, ke depannya kami akan gaet toko-toko kecil untuk jadi merchant T-Cash.”

Selain menyasar sektor ritel dan FnB, T-Cash telah teken kerja sama dengan penyedia jasa transportasi. Salah satunya adalah Trans Semarang untuk pembayaran tiket bus dengan QR Code. Realisasi kerja sama ini akan dimulai pada bulan depan.

Diklaim T-Cash adalah perusahaan fintech pertama, bersama dengan dua perbankan yang sudah mengantongi restu dari Bank Indonesia untuk implementasi teknologi QR. Secara regulasi, hingga saat ini standardisasi QR Code masih digodok oleh BI sehingga belum keluar aturan resminya. Untuk itu T-Cash bergabung sebagai tim persiapan dan pengembangan QR Code terstandardisasi untuk perusahaan fintech dan perbankan di Indonesia.

Sediakan e-KYC untuk migrasi ke full service

Selain mengumumkan fitur QR Code dalam upgrade aplikasi terbaru, T-Cash kini mengakomodasi layanan e-KYC yang dilengkapi dengan video call untuk validasi tatap muka. Pengguna hanya cukup mengisi biodata, mengunggah foto KTP, dan selfie dengan KTP, kemudian video call dengan agen T-Cash via aplikasi. Layanan ini bakal meluncur secara resmi pada 1 April 2018 mendatang.

Sebelumnya untuk upgrade ke full service, pengguna diharuskan untuk datang ke Grapari dan mengisi dokumen, lalu menunggu sampai satu hari kerja sebelum menikmati layanan dengan penuh.

“Pengguna kini bisa pilih mau video call atau datang ke Grapari untuk upgrade ke full service.”

Dengan upgrade layanan, pengguna bisa menikmati fitur utama T-Cash mulai dari berbagi dana (P2P), menerima, dan menarik tunai dana. Nominal dana yang bisa disimpan dalam aplikasi pun maksimal bisa mencapai Rp10 juta dibandingkan pengguna basic hanya Rp1 juta.

Dari segi fitur, T-Cash menyediakan berbagai opsi pembayaran tagihan mulai dari TV, internet, BPJS, PLN, PDAM, dan kartu Halo, pembelian voucher game online, dan pembelian pulsa dan data Telkomsel.

Ke depannya akan ditambah produk finansial untuk asuransi, pinjaman, dan lainnya untuk mewujudkan misi T-Cash sebagai one stop service untuk semua jenis pembayaran tagihan dan pembelian non tunai di ponsel.

“Untuk semakin memanjakan pelanggan, kami memberlakukan zero rate untuk penggunaan aplikasi. Artinya pelanggan tidak perlu membayar biaya penggunaan data untuk seluruh penggunaan aplikasi ini. Pelanggan hanya perlu menggunakan data saat pertama kali mengunduh aplikasi, setelahnya tidak dipungut biaya apa pun,” pungkas Danu.

Application Information Will Show Up Here

DStour #40: Mengunjungi Kantor Layanan Uang Elektronik TCASH

Terletak di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, TCASH, layanan uang elektronik Telkomsel, memiliki kantor yang terpisah dengan induknya. Ruang kantornya didominasi warna merah dan putih, serta sarat motivational quotes dan mural untuk mendorong produktivitas. Tersedia pula mini amphitheater sebagai ruangan multifungsi.

Dipandu CEO TCASH Danu Wicaksana, berikut kunjungan DStour selengkapnya.

TCASH Kantongi Izin Bank Indonesia untuk Pembayaran Menggunakan QR Code

Setelah diluncurkan akhir tahun 2017 lalu, TCASH dengan fitur teknologi scan (pemindai) QR Code saat ini kembali memperluas kemitraan, kali ini dengan Pasar Modern Bintaro. Fitur pemindai QR Code milik TCASH, diklaim terintegrasi dengan layanan aplikasi T-Wallet, sehingga diharapkan akan semakin menambah pilihan metode transaksi TCASH.

Selaku badan yang menjadi regulator di sektor pembayaran, Bank Indonesia secara resmi telah memberikan izin kepada TCASH untuk pengoperasian SNAP QR Code di seluruh Indonesia. Hal tersebut ditegaskan oleh CEO TCASH Danu Wicaksana kepada DailySocial.

“Untuk mendapatkan izin tersebut, kami mengikuti proses standar sesuai dengan aturan yang berlaku dari Bank Indonesia.”

Sesuai dengan tujuan utama TCASH, yaitu mempermudah transaksi digital dan mendukung pelaksanaan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) di Indonesia, diharapkan kerja sama tersebut bisa merangkul lebih banyak merchant dan pengguna TCASH. Saat ini aplikasi TCASH disebutkan telah diunduh hampir tiga juta kali di platform Android maupun iOS.

“Kami menyadari jika ke depannya QR Code akan menjadi solusi utama pembayaran digital, karena kepraktisan dan kemudahan pengaplikasiannya bagi merchant. Karenanya, kami merasa senang dapat menjadi salah satu penyedia produk elektronik terdepan yang telah mendapatkan izin resmi pengembangan dan penggunaan fitur QR Code dari pemerintah,” kata Danu.

Didukung sistem pengoperasian yang aman dan mudah

Sebelum kerja sama ini diresmikan, TCASH telah melakukan sosialisasi dan edukasi kepada para merchant di pasar modern bintaro menggunakan sticker NFC. Kini, sekitar 60 pedagang kecil telah dibina dan mengadopsi TCASH sebagai metode pembayaran non-tunai, melalui teknologi QR Code.

“Hingga akhir kuartal pertama tahun 2018, kami targetkan lebih dari 10 ribu merchant TCASH sudah mengaplikasikan QR Code ini,” ujar Danu.

Untuk bisa menerapkan fitur SNAP QR Code, pengguna bisa menggunakan aplikasi TCASH Wallet (di sisi kanan atas). Hanya dengan mengklik logo QR Code dan mengarahkan kamera ke QR Code di merchant, pengguna kemudian diminta mengisi jumlah yang dibayarkan sesuai harga. Setelah proses selesai, akan ada notifikasi yang menyatakan transaksi berhasil.

“Dengan tiga strategi utama, yaitu edukasi, implementasi, dan pendampingan, kami optimis fitur SNAP QR Code ini akan mendapatkan tanggapan positif, baik dari para pedagang, maupun pelanggan TCASH yang berbelanja di pasar tersebut,” tutup Danu.

Application Information Will Show Up Here

T-CASH’s Achievement This Year And Its Transformation in 2018

T-CASH is practically known as inseparable part of Telkomsel. To guarantee all T-CASH services are available to public, T-CASH’s CEO Danu Wicaksana explained T-CASH’s achievement and future plans.

“Today we want to announce the latest information about T-CASH which in the past year has gained active users four times higher focus on two market segments, micro and lifestyle.”

Previously, Wicaksana has mentioned about T-CASH to be an agnostic service. The plan is in 2018’s first quarter, T-CASH will be available for public use.

“By this plan, we expect to be an independent mobile money service and ready to collaborate, not only with other telco operators but also corporate and government,” Wicaksana said.

By being agnostic product, T-CASH target is to gain massive new users outside of Telkomsel users.

Focus on the growth of mobile app users

Since its launching, T-CASH now has 10 million registered users, 60 million annual transactions and claims the 90% users have a good experience using T-CASH.

Of the four user interfaces T-CASH (USSD, NFC Sticker, Mobile App and Web-Check Out) owned, most users still go with USSD in using T-CASH. Mobile app users are considered insignificant.

It is now become T-CASH’s next focus to change usage perception in the form of sticker and USSD.

“We aware of all Indonesian users, not everyone has compatible smartphone to use T-CASH mobile app, it causes SMS-based USSD is still dominant. However, we eagerly need to encourage mobile app usage in the future,” said Wicaksana.

For T-CASH top up, usually called CICO (Cash-In-Cash-Out), mostly used by users are ATM, modern retail (Indomaret and merchants), Telkomsel Grapari and T-CASH Bang.

“In addition, we begins to receive lots of funding initiated by government, corporate to remittance using T-CASH,” added Wicaksana.

Provide lending to enterprises

With new concept developed over the past year, T-CASH has six framework strategies, among those are focus to airtime, offline merchant payment, online payment, online payment, remittance/P2P transfer, transport and financial services (insurance and lending). All those frameworks will be applied gradually by T-CASH as a solid framework.

“For the remittance, only T-CASH has a real-time process, money transferred to the registered banks and directly received by users,” said Wicaksana.

In terms of transportation, T-CASH plans to have partnership with Blue Bird and Transjakarta as payment service provider. As for the Financial Services segment, which currently under development, it can be used by related parties to see user’s credit scoring.

“We also have worked with BTPN, BNI and BTN in terms of funding allocation in various number to enterprises in Indonesia,” Wicaksana said.

T-CASH’s next target

Beside spinning off from Telkomsel and becoming independent, T-CASH’s next plan is to strengthen the 10 million customer base to 100-120 million in 5 years. In 2019-2020, T-CASH plans to get into scale-up stage, followed by becoming major player until 2021.

T-CASH will compete with other server-based payment service, including those initiated by telco, banking or startups. Example for latter parts are Go-Pay and DANA.

“As a server-based service, T-CASH is expected to be the number one mobile money provider in Indonesia, as well as encourage financial inclusion and cashless society in Indonesia,” Wicaksana ended.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here