Tinder is Getting Serious to Build Business in Indonesia

Tinder, a dating app, is getting serious to expand business in Indonesia. It’s discovered that the company open job vacancies for local business people. It’s said Tinder is in Indonesia as part of the global expansion. Moreover, Tinder is now providing premium subscription service.

Tinder is currently used in over 190 countries with millions of user bases. With business developer teams in each country, the company expects local support for business and user community bases. This is considered as an important step because the online dating landscape is even more challenging.

The competition for similar services in Indonesia is quite crowded. Aside from Tinder, there are also other online dating apps, such as Setipe (is now under Lunch Actually Group), Paktor (fully supported by MNC Group), Flutter Asia, and Yogrt. They’re indirectly in competition with social media. In terms of business, each company has a different approach. Paktor, for example, trying to elaborate online dating service with social entertainment platform (sending gifts, etc).

DailySocial has released a research regarding the dating app’s popularity entitled “Dating Apps in Indonesia” in 2017. There are 1019 respondents involved, 51.91% among them believed that dating apps can help to solve the matchmaking problems. The other 38.57% have heard the successful case of their close acquaintance taking advantage of the dating app. The data acquired from the research has shown public’s acceptance of the dating apps usage in general.

As for Tinder business, Indonesia’s situation is currently becoming a momentum. Demographic bonus brings Indonesia’s digital market segment and smartphone usage are dominated by millennials. Supported by the rapid penetration of internet and smartphone usage, digital services are becoming a lifestyle which inseparable from daily activity. In terms of online dating, we’re still in the awareness stage. It’s a steady development and the regulation hasn’t reached the core business.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Tinder Mulai Serius Bangun Bisnis di Indonesia

Pengembang aplikasi kencan Tinder tampak makin serius untuk mengembangkan bisnis di Indonesia. Kabar tersebut terendus pasca perusahaan mulai membuka lowongan untuk pemasar dan pengembang bisnis lokal. Dalam keterangannya, Tinder hadir di Indonesia sebagai bagian dari ekspansi yang tengah digencarkan untuk menumbuhkan bisnis. Terlebih kini Tinder juga menghadirkan layanan premium dengan fitur berbayar.

Dari data yang disajikan, saat ini aplikasi Tinder sudah digunakan di lebih dari 190 negara, dengan puluhan juta basis pengguna. Adanya tim pengembang bisnis di tiap negara, perusahaan mengharapkan dukungan lokal untuk bisnis dan basis komunitas pengguna. Langkah tersebut dinilai penting, pasalnya di lanskap online dating persaingan di tingkat lokal pun makin menantang.

Peta persaingan layanan sejenis sudah cukup ramai di Indonesia. Selain Tinder, ada beberapa aplikasi lain untuk online dating, sebut saja Setipe (kini di bawah Lunch Actually Group), Paktor (didukung penuh MNC Group), Fultter Asia, hingga Yogrt. Bahkan juga bersaing secara tidak langsung dengan platform media sosial. Dalam sudut bisnis, masing-masing juga memiliki pendekatan berbeda. Misalnya Paktor, mencoba mengelaborasi layanan biro jodoh online dengan platform social entertainment (berkirim gift dll).

Sementara itu terkait popularitas aplikasi pencari jodoh, DailySocial pernah merilis hasil riset bertajuk “Dating Apps in Indonesia” di tahun 2017. Dari 1019 responden yang terlibat dalam survei, 51,91% di antaranya percaya bahwa aplikasi kencan dapat membantu menyelesaikan permasalahan tentang perjodohan. Bahkan 38,57% di antaranya pernah mendengar keberhasilan orang terdekat dalam memanfaatkan aplikasi kencan. Data-data yang didapat dalam riset menyimpulkan penerimaan masyarakat secara umum penggunaan aplikasi kencan.

Bagi bisnis seperti Tinder, kondisi Indonesia saat ini memang menjadi sebuah momentum. Bonus demografi membawa segmen pasar digital Indonesia didominasi dengan milenial. Didukung penetrasi cepat pertumbuhan jaringan internet dan penggunaan ponsel pintar, layanan digital makin menjadi gaya hidup yang tidak bisa dipisahkan dari keseharian. Untuk online dating, kami menilai masih dalam tahap awareness. Pertumbuhannya masih alami, pun regulasi belum sampai menyentuh proses bisnis inti di dalamnya.

Application Information Will Show Up Here

Flutter Asia Akuisisi Situs Kencan Perfect Match Jakarta

Situs kencan yang dikhususkan untuk para lajang mapan Perfect Match Jakarta (PM Jakarta) resmi diakuisisi Flutter Asia. Akuisisi ini, menurut Founder PM Jakarta David Adrian, mengubah nama dan atribut situsnya menjadi Flutter Asia. Tim PM Jakarta pun diboyong ke unit bisnis Flutter Asia. Tidak ada informasi seputar nilai akuisisi tersebut.

Ini menjadi akuisisi layanan dating kedua di Indonesia setelah sebelumnya Setipe diakuisisi Lunch Actually Group. Dua akuisisi ini menjadi sinyal semakin serius layanan kencan online di pasar Indonesia.

Co-Founder Flutter Asia Gordon Enns dalam pernyataannya mengatakan akuisisi ini dilakukan bebarengan dengan tren aplikasi dating yang sedang booming saat ini di Indonesia. Hal ini akan menjadi kesempatan kepada Flutter Asia membidik pangsa pasar besar, terutama di segmentasi konsumen millennial.

Tidak seperti aplikasi dating lainnya, untuk bergabung dengan Flutter Asia, ada beberapa prasyarat yang harus diunggah pengguna untuk verifikasi, di antaranya scan KTP, SIM, Ijazah, Paspor dan Kartu Nama. Flutter Asia melakukan verifikasi detil sebagai bentuk keseriusan pengguna untuk mencari pasangan hidup.

Tim Flutter Asia juga akan melakukan verifikasi keaslian nama dan foto untuk memastikan tidak ada pihak yang merasa tertipu dengan profil yang dibuat pengguna.

“Sistem verifikasi Flutter Asia ini sebagai bentuk pengamanan kepada para penggunanya agar merasa safe berkencan dengan pengguna yang tidak memakai identitas palsu seperti yang selama ini di khawatirkan para pengguna kencan di dunia maya,” jelas Gordon.

Cara pakai Flutter Asia mirip Tinder. Jika dua pengguna memiliki kriteria cocok, akan ditampilkan foto untuk dipilih. Jika sama-sama memilih, maka dapat dilanjutkan perbincangan secara pribadi. Sebelum saling match, nama pengguna tidak akan ditampilkan kepada pengguna lain.

Fitur penyaringan pengguna juga menjadi salah satu yang diunggulkan, misalnya untuk memblokir calon pasangan di rentang pengguna tertentu atau menyaring pengguna dengan kualitas verifikasi tertentu (misal hanya yang sudah mengunggah ijazah).

“Flutter Asia ke depannya akan memberlakukan tarif bagi penggunanya, namun saat sekarang ini tarif tersebut belum diberlakukan sehingga para penggunanya dapat memanfaatkan momen ini untuk segera mengunduh. Harapan kami para pengguna yang nanti bertemu pasangan hidupnya di sini dapat merekomendasikan Flutter Asia kepada para single atau para pencari jodoh lainnya,” tutup Gordon.

Application Information Will Show Up Here

Aplikasi “Dating” Cinlok Dikemas dengan Konsep Traktiran

Salah satu kategori aplikasi atau layanan yang hadir berkat viral-nya teknologi digital di Indonesia adalah aplikasi kencan atau dating. Aplikasi ini mulai banyak bermunculan dengan berbagai konsep. Salah satu yang terbaru adalah aplikasi “Cinlok”.

Berbeda dengan aplikasi kencan yang sudah ada, Cinlok memungkinkan para pengguna mentraktir pasangan yang diajak kencan. Langkahnya sederhana, tinggal menentukan tanggal dan restoran yang diinginkan, tunggu siapa yang menawarkan diri, kemudian pilih yang cocok. Pengguna bisa kencan, sekaligus ditraktir.

Jika aplikasi kencan yang lain mempertimbangkan variabel dan beberapa hal lainnya untuk mengidentifikasi kecocokan pasangan aplikasi ini justru membuka peluang untuk siapa saja yang menerima tawaran untuk diajak kencan, makan malam bersama. Alasan yang diberikan adalah Cinlok membuka peluang pengguna langsung bertatap muka langsung dan saling berbincang di makan malam dibanding terlalu banyak menghabiskan waktu untuk chatting.

Aplikasi Cinlok bekerja dengan mewajibkan setiap penggunanya masuk menggunakan akun Facebook. Kemudian pengguna diminta untuk melengkapi foto profil dan data, untuk validitas data harus diisi. Selanjutnya pengguna bisa menawarkan atau menanggapi dating rooms yang ada. Untuk urusan data restoran, pihak Cinlok menggunakan data-data dari Zomato.

Cinlok juga menerapkan sistem koin. Pengguna bisa membeli koin untuk menikmati fitur-fitur premium yang ada di aplikasi Cinlok.

Layanan ini dikembangkan PT Magna Digital Lab sejak Februari tahun ini. Meski tergolong baru, Cinlok disebut memiliki penerimaan yang bagus dengan adanya puluhan ribu download dalam waktu satu bulan terakhir. Kondisi ini membuat Magna Digital Lab merencanakan untuk menambah model bisnis ke arah business to business.

Cinlok, melalui salah satu tim marketing mereka, Rahmi, menyebutkan bahwa target mereka adalah orang-orang yang terlalu sibuk hingga tidak ada waktu untuk mencari pasangan. Dengan konsep yang ada Cinlok hanya membantu pengguna menemukan orang yang cocok untuk kemudian diajak makan malam. Pengguna diklaim perlu mengenali pribadi pasangan kencan dengan sendirinya.

Application Information Will Show Up Here

Sukses Raih 200 Ribu Pengguna, Setipe Targetkan Sejuta Pengguna di Akhir 2015

Sejak diluncurkan pada Oktober 2013, situs biro jodoh online Setipe  saat ini berhasil menggaet 200 ribu pengguna. Sukses ini tidak membuat para pengelola Setipe merasa puas. Mereka menargetkan penggunaan layanan menembus angka satu juta orang di akhir tahun ini, termasuk dengan berusaha menggaet segmentasi pasar yang lebih spesifik, seperti biro jodoh untuk single parent dan pasangan yang religius dengan mengakomodasi ta’aruf.

Continue reading Sukses Raih 200 Ribu Pengguna, Setipe Targetkan Sejuta Pengguna di Akhir 2015

Wavoo Mungkinkan Pengguna Pilah-Pilih Jodoh Langsung Dari Ponsel

wavoo-app

Saya tak menyangka bahwa perkembangan bisnis digital Indonesia saat ini bisa semakin dipercaya untuk keperluan hajat kehidupan pribadi seseorang, contohnya adalah mulai menjamurnya platform pencarian jodoh. Mungkin banyak dari para pelaku digital yang melihat peluang cerah dalam platform ini, seperti halnya yang baru saja kami temukan yang terbaru yakni aplikasi Wavoo. Aplikasi ini katanya hanya untuk mencari teman, walau ujung-ujungnya juga untuk mencari pendamping hidup layaknya Tinder. Continue reading Wavoo Mungkinkan Pengguna Pilah-Pilih Jodoh Langsung Dari Ponsel

Setipe Co-Founder on Social Media, Self-Esteem, and Online Dating in Indonesia

Since moving back to Indonesia 4 years ago I started to mention “online dating” whenever appropriate in general conversations with friends, family and people I meet. I can say so far I’ve gotten quite a sense of why they are apprehensive to try it.

Continue reading Setipe Co-Founder on Social Media, Self-Esteem, and Online Dating in Indonesia

Dating Site Setipe Plans to Launch in June

Former Zalora executive Razi Thalib and his friend Kevin Aluwi have been secretly working on a dating site since they met back in 2011. Thalib, who currently runs digital agency Bridges and Balloons saw the lack of dating sites in Indonesia as an opportunity to come in and do something about it. The site is called Setipe and it’s aimed at people in Jakarta who want to try online dating and want to keep it private.

Continue reading Dating Site Setipe Plans to Launch in June