JD.ID Resmi Tutup Akhir Maret Ini

JD.ID mengumumkan secara resmi menutup seluruh layanannya per 31 Maret 2023. Menurut situs perusahaan perusahaan akan tetap membuka pesanan hingga 15 Februari 2023.

“Dengan berat hati, kami memberitahukan bahwa JD.ID akan berhenti menerima pesanan Anda mulai tanggal 15 Februari 2023. JD.ID dan semua layanannya akan dihentikan pada 31 Maret 2023. Untuk transaksi yang selesai sebelum tanggal penghentian layanan perusahaan akan memenuhi pesanan seperti biasa, layanan purna jual, dan dukungan akan tetap tersedia,” tulis perusahaan.

Menurut pantauan DailySocial.id, situs JD.ID dipenuhi upaya cuci gudang, menjual seluruh sisa stok yang ada dengan harga miring.

Perusahaan merinci sejumlah informasi lainnya untuk konsumen dan mitra bisnis, di antaranya:

  1. Tanggal 15 Februari 2023, batas akhir pemesanan di aplikasi JD.ID
  2. Tanggal 28 Februari 2023, pesanan terakhir diproses.
  3. Tanggal 15 Maret 2023, layanan purnajual untuk pengguna ditutup.
  4. Tanggal 22 Maret 2023, layanan purnajual terakhir diproses.
  5. Tanggal 31 Maret 2023, aplikasi JD.ID akan dihapus dari Google Play Store dan App Store. Pengguna tidak lagi dapat masuk ke aplikasi JD.ID dan semua layanan aplikasi dihentikan.

Sebelumnya, unit bisnis logistik JD.ID, JDL Express Indonesia, sudah resmi ditutup per 22 Januari 2023.

Tidak ada informasi dan konfirmasi mengenai gerai-gerai offline JD.ID yang setidaknya mencapai 9 buah di berbagai mall.

Informasi resmi ini sekaligus mengonfirmasi kabar sebelumnya yang diwartakan DailySocial.id. Persaingan bisnis yang ketat dengan pemain e-commerce lainnya jadi salah satu alasan dibalik hengkangnya JD.com.

Selain penutupan JD.ID, operasional global JD.com juga menutup JD Central Thailand per 3 Maret 2023 mendatang.

JD.ID di Indonesia

Resmi meluncur di Indonesia pada 2016, PT Jingdong Indonesia Pertama (JD.ID, perusahaan patungan JD.com dan Provident Capital) menerapkan sejumlah langkah untuk menargetkan pengguna di Indonesia, termasuk kehadiran gudang, pop up store, hingga gerai toko offline untuk produk gadget dan elektronik.

Pada 2020, JD.ID memiliki valuasi perusahaan melebihi $1 miliar dan menyandang status unicorn. Sebelumnya, pada 2019, selain mengumumkan secara resmi perolehan fase pertama pendanaan seri F, Gojek turut mengumumkan kelanjutan kemitraan strategis bersama JD.com di Indonesia. Disebutkan realisasi kerja sama tersebut dalam bentuk joint venture pada JD.id dan J-Express (JX).

Meskipun demikian, sebagai perusahaan e-commerce, JD.ID bukanlah pemain yang dominan di Indonesia. Mengutip dari data iPrice, posisi tertinggi JD.id berada di posisi keenam besar terjadi pada kuartal IV 2018. Saat itu, jumlah kunjungan situs per bulannya tembus hampir 17 juta kali. Lalu terus merosot hingga per kuartal II 2022, kunjungannya merosot di angka 2,3 juta kali, menempatkan posisinya di urutan ke-10.

Sementara berdasarkan data SimilarWeb, kunjungan situs JD.ID melorot ke angka 1,6 juta kali per Desember 2022. Terakhir layanan JD.ID berada di urutan ke-15 dari situs e-commerce yang paling dikunjungi di Indonesia.

Application Information Will Show Up Here

Daftar Startup yang Kolaps Sepanjang Paruh Kedua 2020

Pandemi yang belum berakhir menambah rentetan startup yang kolaps sepanjang semester II 2020. Meskipun demikian, pandemi bukanlah satu-satunya alasan kuat dibalik tutupnya startup ini.

Ada faktor lain yang menghantui, misalnya belum memiliki product market fit sehingga gagal mencapai bisnis yang berkelanjutan, kesalahan strategi perusahaan, atau masih banyak lagi.

Apapun itu, langkah menutup startup memiliki pertanggungjawaban yang harus diselesaikan ke investor, pegawai, dan stakeholder lainnya. DailySocial pernah menuliskan apa saja yang harus diselesaikan saat startup menutup bisnisnya.

Menurut catatan DailySocial, setidaknya ada lima startup yang menutup operasionalnya di Indonesia di paruh kedua tahun ini. Berikut ini daftarnya:

1. Sorabel

Penutupan Sorabel cukup mengejutkan, karena perusahaan sudah berada di later stage dan terakhir mengantongi pendanaan Pra Seri C pada Mei 2019 dari sejumlah investor. Kejora Ventures adalah salah satunya.

Mereka efektif tutup per 30 Juli 2020. Manajemen menyebutkan perusahaan telah melakukan usaha terbaik untuk menyelamatkan perusahaan, tapi gagal dan dengan berat hati menempuh jalur likuidasi.

Meski sudah dinyatakan tutup, Sorabel tidak benar-benar habis. Tim eks-Sorabel beralih ke startup e-logistics Swift Logistics yang kabarnya didirikan oleh para pendiri Sorabel. Swift memanfaatkan gudang eks Sorabel yang berlokasi di Cawang, Jakarta.

2. Ciayo

Ciayo, platform komik digital yang dikembangkan pengembang lokal, resmi tutup pada 30 Juli 2020. Meski alasan penutupan tidak dijelaskan, kehadiran platform sejenis dari perusahaan besar menimpulkan kompetisi yang lebih sengit, seperti LINE Webtoon atau KakaoPage.

Co-Founder Tjahjadi Handaja menyampaikan ia telah membangun Ciayo kurang lebih lima tahun hingga memiliki 160 orang karyawan. Perusahaan bermula sebagai platform social media virtual, lalu pivot menjadi aplikasi komik online dan melebarkan sayap ke game online pada 2016.

3. Blanja

Blanja resmi tutup terhitung pada 1 September 2020 setelah beroperasi selama enam tahun. Pihak Telkom, selaku induk dari Blanja, berdalih penutupan ini adalah bagian dari transformasi bisnis e-commerce di perseroan. Telkom hanya akan fokus pada bisnis e-commerce di segmen korporasi dan UMKM melalui transaksi B2B.

Positioning Blanja yang fokus pada B2B/C2C kurang menawan dibandingkan kompetitor. Menurut riset iPrice, per kuartal II 2020, posisi Blanja ada di peringkat 16.

4. Infokost

Setelah beroperasi selama 12 tahun, Infokost, startup listing properti indekos, resmi tutup pada 31 Desember 2020 mendatang. Sebelumnya, Infokost menyediakan lebih dari 20 ribu listing hunian berisi informasi lengkap, mulai dari data dan kelengkapan fasilitas di hunian, fasilitas umum seperti lokasi ATM dan minimarket, hingga peta lokasi.

Untuk aplikasi, mereka menyediakan aplikasi IbuKost untuk manajemen properti bagi pemilik atau pengelola kost. Aplikasi ini dilengkapi dengan fitur manajemen penghuni, layanan beriklan, menerima pemesanan/booking kamar, kontrol terhadap hunian dan penghuni, dan data statistik hunian.

5. Zomato Indonesia

Zomato, startup food discovery dari India, hengkang dari Indonesia (dan beberapa negara lainnya) karena ingin melakukan penyesuaian bisnis. Fitur berbayarnya, yakni Zomato Pro atau Zomato Gold, dihentikan.

Meski tim operasional dibubarkan, layanan dasar Zomato (direktori restoran) tetap bisa diakses di Indonesia, namun operasionalnya dikerjakan secara remote dari India. Di negara asalnya, perusahaan gencar dengan model bisnis sebagai jasa antar makanan.

Ketika Startup Harus Menutup Bisnis

Penutupan startup adalah proses yang tidak dapat dihindari ketika produk yang dihasilkan tidak mencapai product market fit, perusahaan tidak mampu pivot atau menghasilkan skema bisnis berkelanjutan untuk mendukung operasional, atau bahkan terjadi perpecahan di antara para pendiri.

Jika akhirnya startup harus menutup bisnis, langkah apa yang harus dilakukan untuk memberikan pertanggungjawaban terbaik ke investor, pegawai, dan stakeholder lainnya.

DailySocial mencoba mencari tahu bagaimana investor dan pendiri startup berbagi pengalaman ketika harus dihadapkan pada keputusan menutup startup.

Memahami alasan penutupan

Salah satu alasan mengapa kebanyakan pendiri startup enggan berbagi cerita tentang penutupan startup adalah rasa malu untuk mengakui kegagalan. Menurut Partner Y Combinator Aaron Harris, menutup bisnis merupakan proses yang sulit. Itu berarti mengakui secara terbuka bahwa Anda salah, tidak beruntung, atau tidak kompeten. Kebanyakan founder tidak memiliki cara yang tepat untuk memikirkan kapan waktu yang tepat menutup startup.

Founder juga tidak selalu dapat memilih untuk menutup. [..] Itu keputusan yang sulit dan menyakitkan. Itu adalah keputusan yang emosional dan berat.”

Partner Alpha JWC Ventures Erika Dianasari mengatakan, “Umumnya [penutupan] terjadi akibat kurang akurasi pencatatan data dan laporan usaha. Ketidakakuratan data bisa terjadi karena blank spot dalam proses operasional startup, competency issue, atau hal lain. Kurangnya akurasi data ini dalam kasus yang parah membuat founder tidak memiliki cukup waktu dan resources untuk membiayai operasional startup.”

Saat perusahaan dihadapkan pada situasi tidak ada pilihan lain untuk meneruskan bisnisnya, mereka harus melakukan pendekatan intensif dengan investor untuk menentukan langkah selanjutnya.

“Semua tentu saja bergantung pada bisnis, status pendanaan, layanan, produk, dan strateginya. Mungkin ada sejumlah kemungkinan yang dapat terjadi. Termasuk kemungkinan membuat startup tidak aktif untuk sementara waktu sampai situasinya membaik, penjualan aset atau kekayaan intelektual, reorganisasi, pivoting dan pengembalian dana, merger atau akuisisi kecil oleh orang lain atau hanya menghentikan operasi,” kata Executive Director Alpha Momentum Indonesia Kelvin Yim.

Dialog atau komunikasi yang terbuka penting dilakukan, demi mencari jalan yang tepat agar proses penutupan berjalan dengan baik dan hubungan antara investor dan pendiri startup tetap terjaga.

“Sebelum menjawab pertanyaan tentang penutupan, saya rasa kita harus kembali ke dasar hubungan antara investor dan pendiri startup. Di Alpha JWC Ventures hubungan kita didasarkan pada kepercayaan dan empati. Kita tahu bahwa kita semua melakukannya bersama-sama. Sebagai investor, kita tahu bahwa investasi startup [..] berisiko tinggi. Kita tidak bisa mengharapkan semua investasi berhasil. Oleh karena itu kami memilih pendekatan high touch untuk meningkatkan peluang sukses bagi para pendiri,” kata Co-Founder & Managing Partner Alpha JWC Ventures Jefrey Joe.

Pertanggungjawaban

Idealnya startup berada di posisi terbaik untuk berhenti secara elegan ketika ada perjanjian yang mencakup detail penutupan: siapa yang memiliki otoritas pengambilan keputusan, bagaimana aset didistribusikan, siapa yang dibayar, dan dalam urutan apa. Hal ini biasanya tidak terlintas di pikiran kebanyakan pendiri startup saat baru mulai merintis. Ke depannya, langkah ini wajib dilakukan sebagai antisipasi skenario terburuk.

Menurut Daniel Tumiwa yang telah menutup startup adtech Adsvokat, penting untuk menjaga hubungan baik dan selalu transparan. Tidak hanya ke investor namun juga pegawai dan rekan bisnis.

Be transparent to all employees. Sebagai pemimpin harus bisa memberikan informasi jika saldo perusahaan sudah berada pada X rupiah misalnya. Saya akan menjadi orang pertama yang memberikan informasi kepada pegawai, untuk segera mencari pekerjaan baru, dan bersiap meninggalkan perusahaan,” kata Daniel.

Sementara Benny Tjia menyebutkan dirinya dihadapkan pada pilihan yang cukup berat untuk menutup Bornevia tahun 2017 lalu. Semua upaya telah dilakukan Benny dengan melibatkan pihak terkait.

“Saya jadi percaya bahwa satu-satunya alasan mengapa seorang pendiri menutup startupnya adalah jika dia menyerah dan tidak lagi ingin mengoperasikan / menjalankan perusahaan. Dalam keadaan lain apapun, itu harus menjadi pilihan terakhir. Saya pikir akan menjadi bijaksana bagi pendiri untuk duduk bersama jajaran manajemen dan investor lainnya untuk mempertimbangkan opsi lain untuk mengoptimalkan nilai pemegang saham, seperti perubahan haluan besar, kemungkinan untuk melakukan pivoting dan alternatif strategis lainnya,” ungkap Benny yang kini menjadi Principal Indogen Capital.

Di sisi lain, Benny menambahkan, banyak pihak yang bakal terdampak dari keputusan ini, termasuk investor, pegawai, dan mitra.

“Melihat ke belakang, kami sangat berterima kasih kepada pemegang saham dan para stakeholder kami yang selalu setia dan mendukung kami selama masa-masa sulit,” kata Benny.

Penyelesaian akhir dan dukungan investor

Startup Anda kemungkinan besar memiliki berbagai jenis aset, mulai dari inventaris yang tidak terjual, hingga perabot kantor dan kekayaan intelektual (IP). Menjadi tanggung jawab para pendiri untuk mendapatkan nilai sebanyak mungkin dari beberapa kemungkinan tersebut. Menurut Erika, ada beberapa langkah yang wajib dilakukan pendiri setelah startup tutup.

Langkah pertama adalah memberikan informasi resmi ke semua stakeholder  terkait permodalan, usaha, dan operasional startup. Sampaikan seluruh informasi yang akurat mengenai posisi keuangan startup (kas, aset, kewajiban) dengan pemegang saham. Siapkan langkah-langkah selanjutnya untuk penyelesaian kewajiban-kewajiban dengan skala prioritas yang telah disepakati. Yang terakhir memberikan referensi pegawai ke startup yang masih aktif melakukan perekrutan.

“Walaupun tidak mudah, upayakan yang terbaik untuk meminimalisasi dampak kerugian dari seluruh pihak terkait berhentinya operasional,” kata Erika.

Hal senada diungkapkan Kelvin. Meskipun pertanggungjawaban beragam kondisinya, secara hukum startup harus mematuhi semua peraturan sebelum menghentikan operasi. Oleh karena itu, startup harus mengacu kembali ke perjanjian hukum yang telah ditandatangani. Jika tidak ada yang ditentukan di awal, terlepas dari hubungan dan kewajiban sosial, startup tidak memiliki kewajiban hukum setelah berhenti beroperasi.

“Hal ini sangat tergantung pada syarat pembayaran yang disepakati oleh kedua belah pihak. Jika ada [pilihan] kebutuhan untuk mengembalikan dana atau menganggap dana hangus sebagai kerugian. Juga sangat bergantung pada persyaratan yang disepakati selama putaran investasi,” kata Kelvin.

Terkait dukungan atau upaya terakhir investor untuk terus membantu startup yang mulai mengalami kerugian dan terlihat tanda-tanda untuk penutupan, menurut Kelvin, tidak ada jawaban yang tepat.

Menurutnya hal ini sangat tergantung pada situasi dan bisnis startup serta penilaian investor terhadap kondisi tersebut. Jika kedua belah pihak sepakat bisnis tidak akan dapat bertahan setelah meninjau semua aspek, maka tidak ada gunanya memberi dorongan.

“Proposisi bisnis selalu didasarkan pada faktor bisnis dan situasinya dan tidak boleh didasarkan pada emosi. Hanya setelah penilaian dan tinjauan situasi, sebagian besar investor akan memberikan reaksi dan tanggapan yang sesuai. Tetapi saya berasumsi bahwa itu adalah kewajiban startup untuk memberi tahu investor tentang situasi apa pun yang akan memengaruhi seluruh operasinya,” kata Kelvin.

Hal senada diungkapkan Jefrey. Menurutnya, dalam situasi sulit tersebut, dapat dilihat bagaimana investor memainkan peran besar dalam mempengaruhi hasil akhir.

“Di Alpha JWC Ventures misalnya, kami membantu para pendiri untuk memaksimalkan apa yang mereka miliki. Kami membantu mereka menemukan pembeli untuk aset mereka, mengidentifikasi dan menghargai aset tidak berwujud mereka, seperti merek, tim dan teknologi. Kami bahkan membantu pegawai mereka untuk dipekerjakan kembali di perusahaan lain. Kami mengetahui pasar, sehingga kami benar-benar dapat membantu mereka dan memfasilitasi diskusi lebih lanjut yang diperlukan untuk mendapatkan win-win solution,” kata Jefrey.

Pada akhirnya, investasi yang digelontorkan perusahaan modal ventura menjadi investasi berisiko paling tinggi. Jaga trust yang telah diberikan dan pertanggungjawabkan semua kemungkinan terburuk, jika pendiri startup terpaksa harus menutup bisnis.

Ajukan Opsi Likuidasi, Layanan Hooq Indonesia Masih Berjalan

Meluncur sejak tahun 2016 lalu, layanan video on-demand Hooq yang didirikan oleh Singtel, Sony Pictures Television, dan Warner Bros mengajukan opsi likuidasi dengan alasan lambatnya pertumbuhan dan persaingan yang cukup sengit terhadap pemain serupa.

Platform ini dalam beberapa bulan terakhir mulai menunjukkan pertumbuhan yang lambat dengan mulai berkurangnya beberapa konten dan channel unggulan.

Kepada DailySocial, Country Head Hooq Indonesia Guntur S. Siboro mengungkapkan, sesuai dengan keputusan yang diambil Singtel akhir pekan lalu, saat ini Singtel telah menunjuk likuidator. Jika dalam waktu dua minggu tidak ada solusi terhadap kelanjutan perusahaan di Indonesia, layanannya akan dihentikan.

Disinggung tentang kelanjutan masa depan tim lokal, Guntur menegaskan,bisnis masih berjalan seperti biasa dan enggan menyebutkan nasib pegawai selanjutnya.

“Belum ada keputusan final jadi belum ada PHK. Saat ini Hooq Indonesia masih beroperasi seperti biasa, sampai ada keputusan likuidator,” kata Guntur.

Menurut sirkulasi informasi yang diperoleh DailySocial, setidaknya 94 pegawai Hooq terdampak likuidasi ini dengan 17 pegawai di antaranya merupakan pegawai Hooq Indonesia. Detail ini mulai diinfokan secara luas untuk membantu mereka memperoleh pekerjaan baru.

Persaingan ketat di industri

Acara Hooq di Indonesia beberapa waktu lalu
Acara Hooq di Indonesia beberapa waktu lalu

Di awal kehadirannya fokus Hooq adalah menayangkan berbagai konten film dan serial TV dari Hollywood. Dalam setahun terakhir, Hooq Indonesia menghadirkan konten original, pilihan berlangganan konten freemium, dan Live TV di platform mereka.

Hooq Indonesia menjalin kemitraan dengan sejumlah rumah produksi, sehingga setiap film yang didukung akan tersedia secara eksklusif tidak lebih dari 120 hari setelah penayangan di bioskop.

Melihat opsi likuidasi yang harus diambil, bisa dibilang persaingan di industri ini sangat ketat, termasuk dengan para pemain global, seperti Netflix dan Amazon Prime Video. Selain di Indonesia, Hooq juga tersedia di Singapura, Filipina, Thailand, dan India.

Application Information Will Show Up Here

Emtek Shuts Down BBM Per May 31st 2019

Emtek officially announces BBM shutdown per May 31st, 2019. The incapability to increase active users might be the main reason. Emtek team we’ve reached has not given any information regarding the future of Emtek and Blackberry.

Partnership between Emtek and Blackberry was started in 2016 when Blackberry Limited gave up the BBM Consumer’s license to Emtek through Creative Media Works Pte. Ltd (CMW) worth $207.5 million for long term. Emtek intends to develop BBM as super app, like WeChat in China, that becomes the central of consumer’s activity for smartphone use.

Less than three years later, BBM for consumer should’ve ended.

In the official release, Emtek said, “Three years ago, we started a journey to reinvent BBM. [..] Nevertheless, tech industry has always been dynamic. We’ve tried our best, many users prefer the other platform, while new user is hard to acquire. It’s tough and we’ve got to be stronger.”

Based on 2018 financial report, Emtek loss was worth Rp2.62 trillion due to the Rp1.97 trillion cut of CMW’s goodwill. Previously, in March, BBM confirms the office shutdown in Canada and Singapore.

Introducing BBMe

Currently, users are being redirected to download BBM Enterprise (BBMe) app in Google Play. The App Store version is to be followed. It’ll be available for free in the first year, later, there will be subscription fee of US$2.49 (almost Rp35 thousand).

The concept is similar to BBM, end-to-end encrypted message with enterprise standard.

“We respect Emtek’s decision, though, unfortunately the platform didn’t work as expected. Through careful consideration, we decided that BBM active users still need a safety and trusted messaging platform,” Blackberry’s CMO, Mark Wilson said.

He ensures, the team won’t monetize user’s data, therefore, the service won’t require phone number, recommend user contact, and located user.

In terms of feature, BBMe is not as rich as Emtek’s BBM. There’s no feature for channel, enhanced group, sticker, or shop. BBMe is for those paying attention to data safety and user’s privacy. “This service requires email to register, unlike the other app,” Wilson said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Emtek Tutup Layanan BBM Per 31 Mei 2019

Emtek resmi mengumumkan penghentian operasional aplikasi BBM per 31 Mei 2019. Ketidakmampuan meningkatkan jumlah pengguna aktif disinyalir menjadi penyebab utamanya. Pihak Emtek yang kami hubungi menolak menginformasikan bagaimana klausul antara Emtek dan BlackBerry selanjutnya.

Kemitraan Emtek dan BlackBerry dimulai tahun 2016 ketika BlackBerry Limited memberikan lisensi BBM Consumer kepada Emtek melalui Creative Media Works Pte. Ltd (CMW) dengan nilai awal $207,5 juta untuk jangka panjang. Emtek ingin mendorong BBM menjadi sebuah super app, seperti WeChat di Tiongkok, yang menjadi sentral kegiatan konsumen untuk penggunaan smartphone.

Kurang dari tiga tahun kemudian, layanan BBM untuk konsumen harus diakhiri.

Dalam pernyataan resminya, Emtek menyebutkan, “Tiga tahun lalu, kami mengawali perjalanan untuk memperbaharui BBM. [..] Namun tidak dapat dipungkiri, industri teknologi begitu dinamis. Walau kami telah mengerahkan berbagai upaya, banyak pengguna memilih untuk beranjak ke platform lain, sementara pengguna baru sulit didapat. Walaupun berat, kini telah tiba waktunya untuk kami pun beranjak.”

Menurut laporan keuangan tahun 2018, Emtek mengalami rugi bersih sebesar Rp2,62 triliun akibat penghapusan goodwill CMW senilai Rp1,97 triliun. Sebelumnya, di bulan Maret, BBM memastikan penutupan kantor di Kanada dan Singapura.

Perkenalkan BBMe

Pengguna kini diarahkan untuk mengunduh aplikasi BBM Enterprise (BBMe) yang telah tersedia di Google Play. Versi App Store-nya segera menyusul. Aplikasi ini akan tersedia gratis untuk satu tahun pertama, kemudian dikenakan biaya berlangganan selama enam bulan sebesar US$2,49 (hampir Rp35 ribu).

BBMe memiliki konsep yang kurang lebih sama dengan BBM, pengiriman pesan terenkripsi secara end-to-end dengan standar enterprise.

“Meskipun kami menghormati keputusan Emtek, kami sangat menyayangkan karena platform tidak berjalan dan berkembang seperti yang kami harapkan. Setelah melalui banyak pertimbangan, kami memutuskan bahwa pengguna setia BBM harus tetap memiliki platform pengiriman pesanan yang aman dan dapat dipercaya,” kata CMO BlackBerry Mark Wilson dalam keterangan resmi.

Wilson menjamin pihaknya tidak akan memonetisasi data pengguna sehingga layanan tidak akan meminta nomor telepon, menyarankan kontak ke pengguna, dan tidak melacak lokasi pengguna.

Secara fitur, BBMe tidak sekaya BBM yang dikembangkan Emtek. Tidak ada fitur channel, enhanced group, sticker, atau shop. BBMe cenderung ditujukan kepada mereka yang peduli pada keamanan data dan privasi pengguna.

“Layanan ini hanya memerlukan alamat email untuk mendaftar, tidak seperti aplikasi lain,” terang Wilson.

Application Information Will Show Up Here

Qlapa Officially Shut Down

A local-made handicraft marketplace, Qlapa has officially shut down per Sat (3/2), through the announcement on its website and social media. The failure to develop Qlapa as a sustainable business is the main reason behind this decision.

Previously, Qlapa announces operational restructure to all customers since December, 13th, 2018. Later on, every access on website and app is terminated, so does the transaction. The information is not clear. Some says the service will be re-opened in the late December, but nothing comes up until two months later.

In the statement, Qlapa claims to distribute billions to the local craftsmen during four years operation. Qlapa is rewarded as “Hidden Gem” by Google Play and also as a the most potential startup according to Forbes Asia.

However, the management added, the trip must be ended due to Qlapa’s failure to create a profitable and sustainable business. Along with this announcement, Qlapa is pulled out from Google Play.

“We still believe in quality, story, and the likes of Indonesian handicrafts. There’s still homework to do, dreams to achieve. But, currently we have to say goodbye. Our service is unavailable per 2019. It’s a hardest decision yet must be done.”

In a different ocassion, Benny Fajarai, Qlapa’s CEO & Co-Founder confirmed, the company has settled with the sellers, customers, or its employees.

“Of course [settling all our obligation],” he added to DailySocial.

Regarding the lesson learnt for the next plan, Benny avoid to mention any further detail.

In 2017, Qlapa obtains series A funding with undisclosed value led by Aavishkaar Frobtier Funds (AFF). Other investors are involved, such as Kapan Lagi Network (KLN), Global Founders Capital (GFC), and Budi Setiadharma (angel investor).

There are also other startups with familiar concept, such as Moselo and Ku Ka. The tight competition in e-commerce industry becomes a challenge to be able to survive in Indonesia. Currently, various e-commerce websites, such as Blibli, Lazada, and Shopee has special column to market the local products.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Marketplace Qlapa Resmi Tutup Layanan

Marketplace khusus kerajinan lokal Qlapa resmi menutup layanan per Sabtu, (2/3), lewat pengumuman yang disebarluaskan di situs dan akun media sosialnya. Gagal mengembangkan Qlapa sebagai bisnis yang menguntungkan dan berkelanjutan menjadi alasan di balik keputusan ini.

Sebelumnya, pihak Qlapa mengumumkan restrukturisasi operasional kepada para pelanggannya sejak 13 Desember 2018. Sejak saat itu, semua akses dari situs maupun aplikasi ditutup. Transaksi pun tidak dapat dilakukan. Info yang diterima pelanggan pun simpang siur. Ada yang menyebut layanan kembali dibuka pada sampai akhir Desember, namun tak kunjung ada kabar sampai dua bulan kemudian.

Dalam penjelasannya, Qlapa mengklaim telah menyalurkan puluhan miliar Rupiah ke para perajin lokal selama hampir empat tahun beroperasi. Aplikasi Qlapa dianugerahi sebagai “Hidden Gem” oleh Google Play dan dianugerahi sebagai startup dengan pertumbuhan paling menjanjikan menurut majalah Forbes Asia.

Namun, sambung manajemen, perjalanan ini harus berakhir lantaran Qlapa tidak mampu menjadi bisnis yang menguntungkan dan berkesinambungan. Bersamaan dengan pengumuman ini, aplikasi Qlapa ditarik dari Google Play.

“Kami masih percaya pada kualitas, cerita, dan rasa cinta terhadap produk kerajinan tangan Indonesia. Masih ada tugas yang perlu dilakukan, ada mimpi-mimpi yang harus diwujudkan. Tapi untuk sekarang, kami harus mengucapkan selamat tinggal. Layanan kami tidak lagi tersedia mulai 2019. Sebuah keputusan yang sulit, namun harus kami ambil.”

Secara terpisah, Co-Founder dan CEO Qlapa Benny Fajarai mengonfirmasi perusahaan telah menyelesaikan seluruh kewajibannya baik kepada penjual, pelanggan, maupun karyawannya.

“Ya tentu saja [menyelesaikan semua kewajiban],” kata dia kepada DailySocial.

Saat ditanya mengenai pembelajaran yang bisa dipetik dan rencana berikutnya, Benny enggan memberikan komentarnya lebih jauh.

Pada 2017, Qlapa merengkuh pendanaan seri A dengan nilai yang tidak disebutkan dipimpin Aavishkaar Frontier Funds (AFF). Investor lain yang juga terlibat dalam pendanaan untuk Qlapa antara lain Kapan Lagi Network (KLN), Global Founders Capital (GFC), dan Budi Setiadharma (angel investor).

Startup lain yang memiliki segmen beririsan dengan Qlapa contohnya Moselo dan Ku Ka. Persaingan ketat di industri e-commerce jadi tantangan yang harus diperhatikan agar tetap bertahan di Indonesia. Saat ini berbagai situs e-commerce besar seperti Blibli, Lazada, dan Shopee memiliki kolom khusus untuk memasarkan kerajinan lokal.

Layanan Media Sosial Path Resmi Ditutup 18 Oktober Mendatang

Layanan media sosial Path resmi mengumumkan penutupan layanannya. Per tanggal 18 Oktober mendatang, Path tidak lagi bisa diakses. Sebelum tanggal tersebut, di laman About Us-nya Path menyediakan cara-cara untuk melakukan backup untuk data-data dan refund dana langganan, baik di platform iOS dan Android.

Di laman tersebut diinfokan bahwa per 1 Oktober pengguna tidak bisa lagi mengunduh aplikasi Path di iOS App Store dan Google Play. Setelah penutupan layanan tanggal 18 Oktober, layanan pelanggan Path bakal terus beroperasi hingga tanggal 15 November.

Path didirikan tahun 2010 dengan Co-Founder Dave Morin menjadi CEO-nya. Sempat populer di berbagai kawasan dan memperoleh dana sekitar $66 juta dari investor, di bulan Mei 2015 Path dijual ke pengembang platform messaging Kakao (Korea Selatan). Kakao mendirikan entitas di Singapura (Path Mobile Ptd Ltd) sebagai perusahaan induk baru dan memindahkan pusat pengembangan Path dari San Francisco ke Asia Tenggara, khususnya Indonesia. Indonesia bisa dibilang adalah pasar terbesar Path. Kakao mencoba menggunakan Path sebagai leverage untuk melakukan penetrasi ke pasar Indonesia, setelah kegagalannya dengan KakaoTalk.

Keunikan Path, dibandingkan layanan serupa, adalah eksklusivitasnya. Awalnya jumlah teman di Path dibatasi hanya 150 orang, meski kemudian jumlahnya terus diperbesar. Meskipun demikian, setelah dipindah ke Asia Tenggara, Path tidak kunjung mendapatkan model bisnis yang tepat dan jumlah penggunanya tidak menunjukkan tren yang menggembirakan. Per tulisan ini dibuat, Path sudah tidak lagi masuk di jajaran aplikasi populer di Indonesia. Path sudah diunduh lebih dari 10 juta kali di Google Play.

Di awal tahun ini kami mendapatkan informasi jika Path mengembangkan sebuah tempat/space untuk komunitas. Pun jika kita melihat ke jajaran pegawai Path saat ini, kebanyakan adalah pekerja konten kreatif, termasuk videografi. Kami belum mendapatkan konfirmasi tentang bagaimana kelanjutan bisnis perusahaan, apakah bakal pivot dengan model bisnis baru atau tidak, dan bagaimana nasib pegawainya.

Application Information Will Show Up Here

Yonder Tutup Layanan, Persiapkan Opsi Lain untuk Kembali ke Indonesia

Aplikasi streaming musik Yonder mengumumkan penghentian bisnis di Indonesia pada pekan lalu (23/3) hingga waktu yang tidak ditentukan, seiring gagalnya perpanjangan kesepakatan dengan XL Axiata dan Universal Music. Hal tersebut diungkapkan langsung VP dan Country Manager Yonder Asia Tenggara Jake Denney.

“Sayangnya, kami tidak bisa mendapatkan perpanjangan kontrak dengan XL dan Universal Musik untuk (layanan di) pasar Indonesia. Tanpa kedua kunci utama tersebut, tidak mungkin kami bisa memasukkan modal ke pasar,” ujar Denney seperti yang dikutip dari kumparan.

Pengumuman resmi Yonder lewat laman akun sosial media resmi / Yonder
Pengumuman resmi Yonder lewat laman akun sosial media resmi / Yonder

Dia mengaku periode negosiasi antara perusahaan dengan kedua perusahaan tersebut sudah berlangsung terlalu lama dan melebihi tenggat waktu yang ditetapkan. Meski menutup layanan dalam tenggat waktu yang tidak ditentukan, pihaknya berjanji akan segera kembali ke Indonesia setelah menemukan opsi lain untuk kemitraan berikutnya.

“Saya telah menghabiskan dua tahun terakhir berusaha mengembangkan solusi yang tepat bagi Indonesia. Saya tidak akan menyerah.”

Keputusan ini memberi pengaruh terhadap kerja sama Yonder dengan Axiata di sejumlah negara tempat Yonder beroperasi, termasuk Malaysia (Celcom), Bangladesh (Robi), Sri Lanka (Dialog), dan Nepal (Ncell).

Perkembangan Yonder di Indonesia

Yonder hadir di Indonesia sejak Mei 2016 berkat kemitraan secara eksklusif dengan XL Axiata. Pengguna dapat menikmati streaming gratis di jaringan XL sebagai salah satu bentuk nilai tambah kepada pelanggan.

Berkat kemitraan ini, jumlah pengguna Yonder di Indonesia terdongkrak mencapai 1,8 juta orang per Februari 2018 tersebar di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan dan Bali.

Salah satu kegiatan pemasaran yang rutin diadakan Yonder adalah berbagi tiket konser artis mancanegara, hingga menggelar kegiatan offline seperti tour dengan artis lokal di beberapa kota di Indonesia. Pendekatan lainnya adalah menjadikan Yonder sebagai platform konten musik original dari artis lokal yang khusus tersedia di Yonder.

Sejak pengumuman resmi tersebut, aplikasi Yonder sudah tidak bisa diakses di Google Play dan App Store.