[Game Playlist] Impresi Battlefield 1 Open Beta

Bagi fans, Battlefield menawarkan banyak hal yang tidak dimiliki shooter lain: perang berskala besar, grafis superior, dan tersedianya beragam kendaraan perang. Tapi buat saya, game Battlefield terbaik tetaplah Battlefield 1942, jauh sebelum seri ini beralih ke medan tempur modern. Dan itulah mengapa premis Battlefield 1 menjadi sangat menarik bagi penggemar game bertema sejarah seperti saya.

Terhitung di tanggal 31 Agustus kemarin, DICE membuka gerbang open beta bagi gamer di PS4, Xbox One serta PC (via Origin) untuk mencicipi potongan kecil dari Battlefield 1. Versi ini menyuguhkan dua mode, yaitu Conquest dan Rush, dengan medan tempur yang berlokasi di gurun Sinai, mengadu pasukan Inggris dan Turki Ottoman. Perbedaan antara kedua mode terletak pada jumlah pemain dan akses kendaraan.

Battlefield 2

Versi beta Battlefield 1 hanya mengonsumsi kurang dari 9GB penyimpanan notebook gaming MSI GS40 6QE yang saya pakai untuk menjalankannya. Opsi grafis tidak saya utak-atik kecuali field of view, dan sistem secara otomatis memilih setting medium. Secara teori, PC mampu menangani setting di atas ini, namun di game multiplayer, saya lebih menyukai frame rate tinggi.

Battlefield 30

Dan bahkan di tingkat medium saja, Battlefield 1 terlihat begitu mengagumkan, berkat kecanggihan engine Frostbite: badai pasir saat senja yang mengurangi jarak pandang, musuh yang berhamburan ketika seseorang meledakkan gas mustard, ledakan meriam kereta api Behemoth yang mengenai pasukan berkuda, hingga lintasan peluru penembak runduk yang bersembunyi di bayang-bayang bukit berbatu. Frame rate tidak pernah jatuh di bawah 60.

Battlefield 31

Rush memang cocok untuk gamer yang menginginkan aksi bertempo lebih cepat, tapi buat saya Conquest selalu menjadi mode andalan Battlefield. Di sana, medan tempur lebih sulit diprediksi karena ancaman datang dari darat dan udara, membuat Anda menebak-nebak: apakah musuh bersembunyi di balik tembok itu? Amankah ceruk ini buat bersembunyi? Dan saat Anda merasa aman, tiba-tiba tembok bangunan tempat berlindung terburai karena dihantam peluru artileri.

Battlefield 22

Battlefield 1 tidak menyajikan Commander Mode, namun di beberapa kesempatan, pemain bisa terpilih sebagai pemimpin regu. Dengan titel tersebut, Anda dapat memerintahkan anggota regu buat menyerang atau mempertahankan lokasi tertentu, tetapi tanggung jawab jadi lebih besar karena keputusan yang salah bisa berakibat kalahnya seluruh tim Anda.

Battlefield 3

Berbeda dari Battlefield 1942, pemakaian sejumlah kendaraan – contohnya tank dan pesawat terbang – tersaji sebagai pilihan di menu spawn, mungkin dimaksudkan agar momentum pertempurannya lebih cepat. Padahal hal-hal inilah (misalnya menerbang pesawat dari landasan pacu) yang membuat Battlefield 1942 mengasikkan. Saya hanya berharap, DICE tidak memangkas fitur-fitur esensial lain. Kita tidak mau game tersebut jadi sesederhana Battlefront.

Battlefield 23

Secara teknis, versi beta Battlefield 1 sudah terasa matang, meski game tidak 100 persen bersih dari bug: fitur memanjat objek terkadang rusak dan tidak akurat, serta ada glitch grafis di beberapa objek. Tentu saja kekurangan-kekurangan ini tidak sulit diberantas lewat patch kecil.

Terlepas dari waktu bermain yang singkat (saat artikel ini ditulis, Battlefield 1 open beta masih bisa dimainkan), Battlefield 1 berhasil menghadirkan suana nostalgia ala 1942. Saya sangat mengapresiasi keakuratan penampilan persenjataan dan kendaraan perang klasik, serta seragam dari masing-masing kubu. Kacaunya pertempuran di permainan juga merefleksikan keadaan sesungguhnya di masa Perang Dunia pertama.

Walaupun demikian, saya tetap tidak menyarankan Anda untuk melakukan pre-order, apapun bonus yang EA janjikan. Tunggu game dirilis, baca review, dan baru putuskan apakah Anda akan membelinya atau tidak.

Ayo nikmati galeri screenshot Battlefield 1 di bawah ini:

Battlefield 29

Battlefield 27

Battlefield 25

Battlefield 21

Battlefield 11

Battlefield 13

Battlefield 15

Battlefield 17

Battlefield 19

Battlefield 9

Battlefield 7

Battlefield 4

Battlefield 5

Battlefield 6

Battlefield 8

Battlefield 10

Battlefield 12

Battlefield 14

Battlefield 16

Battlefield 18

Battlefield 20 Battlefield 26

Battlefield 28

Game Playlist adalah artikel gaming kolaborasi MSI dengan DailySocial.

Game dimainkan dari unit notebook MSI GS40 6QE Phantom, ditenagai prosesor Intel Core i7-6700HQ, kartu grafis Nvidia GeForce GTX 970M, RAM 16GB, serta penyimpanan berbasis SSD 128GB dan HDD 1TB.

Open Beta Battlefield 1 Rencananya Akan Digelar Akhir Bulan Ini

Banyak gamer merespons positif keputusan DICE dalam mengangkat Perang Dunia pertama sebagai latar belakang permainan shooter baru mereka, Battlefield 1, saat mayoritas developer ternama memilih tema futuristis. Game ini dijadwalkan untuk meluncur di bulan Oktober, akan bersaing dengan judul-judul besar seperti Call of Duty: Infinite Warfare dan Gears of War 4.

Dan meneruskan tradisi yang terus dijalankan selama beberapa tahun ke belakang, Electronic Arts mengungkap rencana untuk menggelar tes beta terbuka di akhir bulan ini, bisa dinikmati pemain di PC, PlayStation 4, dan Xbox One. Khusus di PC, open beta Battlefield 1 disuguhkan via app Origin. Mereka yang mendaftar sebelum tanggal 21 Agustus akan memperoleh instruksi kapan dan bagaimana cara mengakses permainan.

Penyajian open beta Battlefield 1 tak jauh berbeda dari game-game EA sebelumnya. Permainan berisi sebagian konten versi retail-nya, dimaksudkan untuk menguji ketahanan server terhadap serbuan gamer, memberikan kesempatan bagi pemain buat menjajal serta mengetahui apakah PC mereka sanggup menangani permainan, dan juga sebagai metode merangsang pre-order.

Open beta Battlefield 1 akan membawa Anda ke medan tempur di gurun Sinai, di sebelah timur El-Jifar. Lokasi tersebut berisi jalan-jalan kecil desa Bir el Mazar, di bawah kaki bukit-bukit batu tempat para pilot bermanuver di dalam pesawat. Tentu saja ketinggian tidak membuat mereka aman. Selain harus bertaruh nyawa di udara dan berduel dengan pilot lain, badai pasir merupakan ancaman besar.

Di masa beta terbuka tersebut, Anda dapat menikmati dua mode permainan: Conquest Mode dan Rush Mode. Conquest adalah mode favorit pemain Battlefield, menghidangkan pertempuran berskala besar (berisi 64 pemain) serta fitur-fitur andalan game, di mana kedua tim akan saling memperebutkan titik-titik penting di peta dan mempertahankannya dari lawan.

Mode kedua ialah Rush, didesain agar ukurannya lebih kecil (maksimal 24 pemain) dan memiliki tempo lebih cepat. Satu tim ditugaskan buat menemukan serta menghancurkan tiang telegraf, dan tim lain mesti mempertahankannya. Jika tim bertahan gagal, mereka harus mundur dan melindungi tiang telegraf lain di sektor selanjutnya.

Di kedua mode, Anda bisa memanfaatkan berbagai macam peralatan dan kendaraan perang semisal kereta lapis baja, menggunakan kuda untuk menyerbu musuh, hingga memanggil arileri.

Open beta Battlefield 1 kabarnya akan dimulai tanggal 31 Agutus, tapi DICE belum menginformasikan apakah sesi beta dibuka secara bertahap atau berbarengan. Versi retail-nya sendiri dijadwalkan buat meluncur tanggal 21 Oktober 2016.

EA Umumkan Battlefield 1, Membawa Pemain Beraksi Dalam Perang Dunia Pertama

Melihat tren belakangan, fiksi ilmiah tampaknya menjadi tema favorit developer permainan action dan shooter. Seperti beberapa judul CoD sebelumnya, Infinite Warfare sepenuhnya merangkul sci-fi futuristis, dan kita tahu EA punya agenda buat meluncurkan Titanfall 2. Mungkin hal inilah yang mendorong Electronic Arts mengusung pendekatan berbeda untuk penerus seri Battlefield.

Bukannya memperkenalkan Battlefield 5 sebagai kelanjutan dari franchise FPS kebanggaannya, Electronic Arts malah mengumumkan Battlefield 1. Judulnya memang aneh, namun ia bukanlah remake dari Battlefield pertama. Permainan anyar ini mengajak Anda beraksi dalam medan tempur di Perang Dunia pertama, sebuah era yang hampir tidak pernah disenggol oleh para pengembang game.

Desainer Battlefield 1 Daniel Berlin menjelaskan bahwa pemilihan masa PD 1 bukan dimaksudkan buat sekedar menyegarkan kembali franchise Battlefield. Menurutnya, periode itu memungkinkan tim DICE menyediakan pilihan perlengkapan perang lebih banyak bagi gamer. Kali ini mereka menggarap sistem pertempuran jarak dekat lebih detail – menyajikan pedang, trench club, hingga sekop – dipadu persenjataan jarak jauh ‘tradisional’.

Layaknya di permainan Battlefield lain, Anda bisa menggunakan berbagai macam kendaraan: tank, truk lapis baja, pesawat dua baling-baling, kapal perang, sampai mengendarai kuda. Sistem destructible environment akan kembali, lebih disempurnakan di engine Frostbite versi baru, lalu senjata-senjata juga dapat dikustomisasi.

Battlefield 1 2
Flamethrower ialah salah satu senjata yang hadir di game.

Berdasarkan penuturan Berlin, mode singleplayer Battlefield 1 diramu agar lebih besar dan terbuka, menyuguhkan lebih banyak pilihan bagi Anda untuk mengalahkan lawan serta menyelesaikan misi. Di campaign, Anda mengendalikan lebih dari satu karakter. DICE bilang, latar belakang PD pertama sudah lama masuk dalam tahap pematangan konsep, dan di Battlefield 1, Anda akan menyaksikan reka ulang momen-momen bersejarah.

Mode multiplayer Battlefield 1 sendiri mendukung hingga 64 pemain, dibagi dua tim. Di sana ada sistem squad baru, memungkinkan satu grup gamer masuk (ataupun meninggalkan) match bersama-sama. Metode ini cukup penting sebab tanpa koordinasi, permainan menjadi lebih susah. Peta game terinspirasi dari lokasi sesungguhnya, contohnya Front Timur Tengah, Front Barat dan Front Itali (pegunungan Alpen).

Battlefield 1 3
Dari trailer, pertempuran udara di Battlefield 1 tampak menjanjikan.

Battlefield 1 akan memeriahkan deretan game shooter yang dilepas di tahun ini, rencananya dirilis tanggal 21 Oktober nanti di PC, Xbox One dan PlayStation 4. Game juga bisa dijajal di acara EA Play pertengahan bulan Juni 2016 besok.

Via Polygon. Sumber: Battlefield.com.

Fallout 4 Kalahkan Rise of the Tomb Raider dan The Witcher 3 di 19th DICE Awards

Penyelenggaraan DICE Awards adalah upaya yang dilakukan Academy of Interactive Arts & Sciences tiap tahun untuk menghormati judul-judul permainan terbaik beserta segala aspek di industri. Kira-kira sebulan silam, organisasi non-profit itu mengungkap tidak kurang dari 53 game istimewa dalam nominasi DICE Awards ke-19, dan baru saja para pemenangnya diumumkan.

Sebelumnya, The Witcher 3: Wild Hunt memperoleh persaingan keras dari Rise of the Tomb Raider. Karya digital Crystal Dynamics itu terlihat mendominasi daftar nominasi dengan masuk ke sembilan kategori. Meski keduanya merupakan judul terbaik di tahun lalu, The Witcher 3 boleh dibilang lebih unggul dari sisi teknis dan konten. Namun ternyata, mereka berdua bukanlah peraih gelar Game of the Year versi DICE Awards. Titel itu jatuh pada salah satu game terlaris di 2015.

Silakan simak daftar lengkap pemenangnya:.

Outstanding Achievement in Animation:
Ori and the Blind Forest

Nominasi: Assassin’s Creed Syndicate, Batman: Arkham Knight, Rise of the Tomb Raider, The Order: 1886

Outstanding Achievement in Art Direction:
Ori and the Blind Forest

Nominasi: Lara Croft Go, Rise of the Tomb Raider, The Order: 1886, Star Wars Battlefront

Outstanding Achievement in Character:
Rise of the Tomb Raider – Lara Croft

Nominasi: Assassin’s Creed Syndicate – Evie Frye, Her Story – Hannah Smith, Life is Strange – Max, The Witcher 3: Wild Hunt – Geralt of Rivia

Outstanding Achievement in Original Music Composition: Ori and the Blind Forest

Nominasi: Batman: Arkham Knight, Everybody’s Gone To The Rapture, Starcraft II: Legacy Of The Void, The Witcher 3: Wild Hunt

Outstanding Achievement in Sound Design:
Star Wars Battlefront

Nominasi: Destiny: The Taken King, Ori and the Blind Forest, Rise of the Tomb Raider, The Order: 1886

Outstanding Achievement in Story:
The Witcher 3: Wild Hunt

Nominasi: Fallout 4, Her Story, Tales from the Borderlands: A Telltale Game Series, Rise of the Tomb Raider

Outstanding Technical Achievement:
The Witcher 3: Wild Hunt

Nominasi: Just Cause 3, Rise of the Tomb Raider, Star Wars Battlefront, The Order: 1886

Action Game of the Year:
Star Wars Battlefront

Nominasi: Destiny: The Taken King, Helldivers, Just Cause 3, Splatoon

Adventure Game of the Year:
Metal Gear Solid V: The Phantom Pain

Nominasi: Batman: Arkham Knight, Life is Strange, Ori and the Blind Forest, Rise of the Tomb Raider

Family Game of the Year:
Super Mario Maker

Nominasi: Guitar Hero Live, Lego Dimensions, Rock Band 4, Tearaway Unfolded

Fighting Game of the Year:
Mortal Kombat X

Nominasi: Dead or Alive 5 Last Round, Rising Thunder

Racing Game of the Year:
Forza Motorsport 6

Nominasi: Need for Speed, Project Cars

Role-Playing/Massively Multiplayer Game of the Year:
Fallout 4

Nominasi: Bloodborne, Pillars of Eternity, The Witcher 3: Wild Hunt, Undertale

Sports Game of the Year:
Rocket League

Nominasi: FIFA 2016,Madden NFL 2016, MLB 15 The Show, NBA 2K16

Strategy/Simulation Game of the Year:
Heroes of the Storm

Nominasi: Cities: Skylines, Fallout Shelter, Grey Goo, Kerbal Space Program

D.I.C.E. Sprite Award:
Rocket League

Nominasi: Her Story, Galak-Z, Kerbal Space Program, Undertale

Handheld Game of the Year:
Helldivers

Nominasi: Earth Defense Force 2: Invaders from Planet Space, Pokemon: Super Mystery Dungeon, Yo-Kai Watch

Mobile Game of the Year:
Fallout Shelter

Nominasi: Dominations, Lara Croft Go, Pac-Man 256, The Room Three

Outstanding Achievement in Online Gameplay:
Rocket League

Nominasi: Destiny: The Taken King, Halo 5: Guardians, Hearthstone: Heroes of Warcraft, Splatoon

Outstanding Achievement in Game Design:
The Witcher 3: Wild Hunt

Nominasi: Fallout 4, Her Story, Lara Croft Go, Massive Chalice

Outstanding Achievement in Game Direction:
Fallout 4

Nominasi: Life is Strange, Rise of the Tomb Raider, The Witcher 3: Wild Hunt, Undertale

Game of the Year:
Fallout 4

Nominasi: Bloodborne, Ori and the Blind Forest, Rise of the Tomb Raider, The Witcher 3: Wild Hunt

Seremoni DICE Awards 2016 disertai penganugerahan Lifetime Achievemen Award kepada Satoru Iwata, sambil menampilkan video berisi momen-momen ceria serta kutipan kata-kata klasik darinya. Penghargaan diterima oleh presiden Nintendo Amerika Reggie Fils-Aime yang tak lupa mengucapkan terimakasih pada AIAS atas nama keluarga programmer legendaris itu.

Ada kejadian menarik lain, yaitu ketidakhadiran Konami untuk menerima trofi Adventure Game of the Year Award yang diraih Metal Gear Solid 5: The Phantom Pain – disambut oleh tawa penonton. Sang publisher diketahui keberatan melihat Hideo Kojima mendapatkan pengakuan atas permainan tersebut, dan Academy tampaknya lebih tertarik mengundang sang desainer ketimbang Konami.

Via GameSpot. Sumber: YouTube.

Resmi Diluncurkan, Apa Tanggapan Media Terhadap Star Wars: Battlefront?

Berdampingan dengan The Witcher 3, Batman: Arkham Knight dan Fallout 4, Star Wars: Battlefront merupakan salah satu judul terbesar dan yang paling dinanti di tahun ini. Kata Star Wars pada judul memastikan permainan tak hanya menarik perhatian gamer, namun juga para fans franchise sci-fi ciptaan George Lucas tersebut. Dan pada tanggal 17 November kemarin, Battlefront akhirnya dirilis.

Hype Star Wars: Battlefront kian menjadi setelah digelarnya periode open beta, dan saya yakin hal ini mendorong banyak orang buat melakukan pre-order. Tapi bagaimana jika  waktu itu Anda bisa menahan diri, belum memutuskan buat membelinya? Apakah Battlefront layak dimiliki dengan harga di kisaran US$ 70? Kabar baiknya, kita dapat menyimak rangkuman tanggapan para reviewer lewat situs agregator.

Saat artikel ini ditulis, OpenCritic telah menghimpun 33 ulasan berbeda. Rata-rata nilai berada di angka 72 persen, memperoleh skor lebih tinggi dari 45 persen game lain yang terdaftar di sana, dan direkomendasikan sekitar 32 persen kritik. AusGamers memberi game nilai tinggi, 9 dari 10, sedangkan skor terburuk adalah 60, dikeluarkan oleh Destructoid, Giant Bomb, Hardcore Gamer dan Gadgets 360.

Sejumlah media yang tak keberatan melepas nilai positif mengakui ketidaksempuraan Battlefront, dan sebetulnya cukup jauh dari sensasi yang EA ciptakan. Kabar baiknya, desain permainan mudah dinikmati hampir semua orang – tua, muda, serta kalangan casual pecinta Star Wars. Kontennya tak sulit diakses, dan Battlefront tidak menuntut proses latihan rumit seperti pada judul-judul populer lain.

Developer DICE juga patut diberi pujian karena mereka betul-betul memerhatikan detail visual, berhasil menumpahkan jagat sinematik Star Wars ke format video game. Battlefront memiliki grafis mengagumkan (berkat engine Frostbite), entah saat Anda sedang menyelamatkan diri dari gempuran AT-AT di Hoth atau bergerilya di Endor. Aspek tersebut didukung pula oleh segi audio yang begitu autentik, dari mulai suara tembakan senapan blaster, iringan musik John Williams, sampai dengungan mesin TIE Fighter.

Sayangnya seperti kekhawatiran saya ketika menjajal beta, ada kendala serius pada detail gameplay. Sejumlah media menganggap, permainan terasa sangat dangkal dan minim konten. Hanya ada sedikit opsi senjata dan pilihan planet (Hoth, Endor, Tatooine, Sullust), lalu level kustomisasinya juga terbatas, sehingga cepat terasa repetitif setelah beberapa kali menjalani match yang sama. Daily Dot bilang, Battlefront lebih mengandalkan faktor nostalgia ketimbang isi.

Buruknya lagi, setidaknya Anda harus mengeluarkan uang sekitar US$ 110 supaya bisa mencicipi seluruh konten Battlefront, ‘berkat’ agenda DLC premium EA. Sangat mahal, dan sebelum harganya mendapatkan diskon, saya tidak menyarankan Anda untuk membelinya.

Update Info Star Wars: Battlefront, Plus Infografis Tes Beta

Semoga saja penggarapan Star Wars Battlefront berjalan mulus sehingga artikel ini menjadi tulisan terakhir sampai hari perilisan permainan tersebut tiba. Anda mungkin sudah menyimak artikel impresi versi beta dari Trenologi, atau bahkan sempat mencobanya sendiri. Setelah penutupan masa uji coba, EA kembali melepas sejumlah kabar mengenai game flagship-nya itu.
Continue reading Update Info Star Wars: Battlefront, Plus Infografis Tes Beta

Impresi Star Wars: Battlefront Beta

Jika Anda mempunyai seorang teman gamer yang kebetulan menyukai Star Wars, besar kemungkinan akhir minggu lalu mereka habiskan dengan menjajal Star Wars: Battlefront Beta. EA mulai membuka gerbangnya pada tanggal 9 Oktober di Asia, dan melihat antusiasme pemain, publisher menambahkan jumlah server serta memperpanjang periode tes selama satu hari. Continue reading Impresi Star Wars: Battlefront Beta

Kabar Gembira, Versi Beta Star Wars: Battlefront Akan Dibuka Untuk Semua Orang

Sebuah berita di akhir minggu lalu membuat para penggemar shooter dan fans Star Wars bersemangat. Seorang user YouTube mengunggah rekaman tes versi alpha Star Wars: Battlefront, memperlihatkan aksi baku tembak di planet Hoth dalam mode multiplayer selama 10 menit. Sayangnya saat mengetahui hal tersebut, EA meminta video untuk segera dihapus. Continue reading Kabar Gembira, Versi Beta Star Wars: Battlefront Akan Dibuka Untuk Semua Orang

Simak Star Wars: Battlefront Dalam Bocoran Video Berdurasi 10 Menit

Trailer sinematik tidak merepresentasikan bagaimana game sesungguhnya dimainkan,” begitulah kira-kira argumen orang saat mereka disuguhkan video komersial sebuah permainan, meski kini banyak developer beralih dari pre-rendered ke in-game engine. Dan hal tersebut turut diutarakan khalayak ketika DICE memamerkan potongan adegan Star Wars: Battlefront. Continue reading Simak Star Wars: Battlefront Dalam Bocoran Video Berdurasi 10 Menit

Star Wars: Battlefront Janjikan Medan Tempur Berskala Raksasa

Star Wars: Battlefront berpotensi untuk jadi permainan terbesar dan terpenting Electronic Arts setelah lisensi Star Wars mereka pegang. Shooter adalah genre favorit banyak orang, baik gamer core maupun hardcore. Lalu Battlefront sudah tentu akan menarik perhatian para fans film original trilogy, belum lagi peluncurannya berdekatan dengan The Force Awakens. Continue reading Star Wars: Battlefront Janjikan Medan Tempur Berskala Raksasa