Payfazz dan Strategi Keagenan untuk Menyasar “Unbanked Society” di Indonesia

Payfazz merupakan sebuah layanan keuangan berbasis keagenan yang ditujukan untuk unbanked society. Saat ini telah diterbitkan dalam paltform Android, untuk merangkum berbagai jenis layanan yang dapat diakses oleh masyarakat melalui agen. Payfazz berkoordinasi dengan bank untuk membangun jaringan distribusi bank melalui para agen Payfazz yang dapat beroperasi di berbagai tempat. Dengan kata lain, para Agen Payfazz atau disebut sebagai “Agen Keuangan Nusantara” ini akan menjadi representatif bank dan Payfazz secara bersamaan.

Untuk produk yang bisa diakses saat ini berupa pembayaran Pulsa, PPOB (Payment Point Online Bank), Game Voucher, Multifinance, Kredit, dan Transfer Dana. Selain itu, Payfazz sedang mengembangkan kerja sama dengan salah satu bank terbesar di Indonesia untuk  menghadirkan layanan Lakupandai di aplikasi Payfazz. Sedangkan untuk fitur, Payfazz menyediakan sistem pencatatan transaksi, fasilitas top-up saldo, fitur Print Bluetooth untuk mencetak bukti transaksi pelanggan, hingga pinjaman modal usaha bagi agen yang membutuhkannya.

“Ide dasar pengembangan Payfazz datang dari fenomena Indonesia, berdasarkan data Bank Dunia hanya 36% masyarakat Indonesia yang mempunyai rekening bank, dan hanya 4% masyarakat Indonesia yang mengenal dan menggunakan kartu kredit. Terdapat lebih dari 170 juta masyarakat Indonesia yang pengetahuannya mengenai teknologi keuangan sangat minim,” ujar Hendra Kwik, Co-Founder & CEO Payfazz.

Dalam keterangannya, Hendra menambahkan minimnya banked-society disebabkan oleh 3 variabel faktor, yaitu (1) kurangnya literasi finansial di kalangan masyarakat Indonesia, (2) Sektor perbankan yang menganggap sebagian besar masyarakat Indonesia masih tergolong status unbankable, (3) distribusi akses ATM, KC atau KCP Bank yang belum menyeluruh ke seluruh Indonesia.

Payfazz spesifik jangkau unbanked-society / Payfazz
Payfazz spesifik jangkau unbanked-society / Payfazz

Di lain sisi, masyarakat Indonesia mengenal dan sangat akrab dengan teknologi informasi berupa smartphone dan internet. Hasil riset Payfazz menunjukkan bahwa sekitar 132,7 juta masyarakat Indonesia aktif menggunakan internet setiap harinya. Melihat peluang tersebut, Payfazz mencoba mengarahkan fungsi smartphone dan koneksi internet tersebut untuk memfasilitasi transaksi online yang sering dilakukan masyarakat Indonesia dan menjadi kebutuhan rutin mereka seperti pulsa, transaksi PPOB dan transfer uang.

Fase awal diperkuat pendanaan Y Combinator dan MDI Ventures

Untuk operasionalnya, saat ini Payfazz telah menerima dukungan pendanaan dari Y Combinator dan MDI Venture. Y Combinator merupakan inkubator dan venture capital global yang berpusat di Silicon Valley yang turut membesarkan startup yang sudah mendunia seperti Airbnb, Dropbox, Stripe dan Twitch. Sedangkan MDI Venture merupakan venture capital milik Telkom. Payfazz terhubung dengan MDI melalui inkubasi dalam program Indigo Startup Nation.

Dengan proses bisnis yang ada saat ini, Payfazz sangat yakin akan berhasil, melihat beberapa pembuktian dari startup sejenis di berbagai negara berkembang lain seperti M-Pesa di Kenya, paytm di India dan Alipay di Tiongkok. Bisnis model dinilai membawa kebaikan bagi masyarakat luas. Para Agen Keuangan Nusantara dapat menambah penghasilan dan para masyarakat unbanked menjadi teredukasi dan terbantu untuk mengakses layanan keuangan.

“Saat ini Payfazz sudah memiliki puluhan ribu Agen yang berasal dari berbagai latar belakang demografi. Agen Payfazz kebanyakan telah memiliki usaha rumahan seperti toko kelontong dan konter pulsa di pelbagai wilayah di Indonesia. Puluhan ribu Agen Keuangan Nusantara ini melayani ratusan ribu masyarakat unbanked dan memproses jutaan layanan perbankan setiap bulannya,” imbuh Hendra.

Diakui pula saat ini sudah banyak layanan sejenis, mencoba memberdayakan unbanked-society di Indonesia. Dari situ Payfazz mencoba untuk spesifik menyasar masyarakat yang masih awam terhadap layanan bank dan teknologi keuangan. Payfazz menggunakan sistem keagenan dan menitikberatkan pada masyarakat unbanked sebagai end user. Agen Payfazz berperan mengedukasi dan memfasilitasi layanan perbankan bagi para masyarakat unbanked.

Tiga pendiri asal Jambi yang berpengalaman di startup besar

Co-Founder Payfazz: Ricky, Hendra, Jefriyanto / Payfazz
Co-Founder Payfazz: Ricky, Hendra, Jefriyanto / Payfazz

Payfazz didirikan oleh 3 orang yang berasal dari Jambi dan merupakan rekan sejawat sejak kecil. Ketiganya pula memiliki pengalaman bekerja di startup yang telah membuktikan keberhasilannya dan menjadi panutan startup lokal. Pertama ialah Hendra Kwik, lulusan S1 Teknik Kimia ITB, sebelumnya ia bekerja di Kudo. Kemudian Jefriyanto Guang, lulusan S1 Ilmu Komputer Binus, ia sebelumnya bekerja di Tiket.com. Dan yang ketiga ialah Ricky Winata, lulusan S1 Ilmu Komputer Binus, ia sebelumnya pernah bekerja di Traveloka.

Di tahun ini, fokus Payfazz berupaya membenahi fitur-fitur yang sudah ada untuk meningkatkan kualitas produk dan pelayanan. Selain itu, Payfazz juga menargetkan untuk memperluas jaringan Agen Keuangan Nusantara demi menjangkau lebih banyak unbanked-society di seluruh Indonesia. Dengan semakin banyak Agen Payfazz, pihaknya berharap semakin banyak unbanked society yang terbantu untuk mengakses layanan perbankan seperti pembayaran, pulsa, PPOB, transfer dana dan kredit/pinjaman dengan mudah.

Hasil bimbingan inkubator Indigo

DailySocial juga menghubungi Ery Punta Hendraswara, Managing Director Indigo Creative Nation, yang juga menjadi mentor Payfazz. Tentang Payfazz, Ery berpendapat, “Gerakan digital untuk kemajuan bangsa tidak dapat ditawar, termasuk melakukan transaksi elektronik. Payfazz menjadi salah satu solusi yang efektif untuk mengakomodasi kebutuhan transaksi elektronik bagi seluruh masyarakat khususnya unbanked society.”

“Selain melayani solusi keagenan yang dapat melayani transaksi elektronik yang efisien bagi seluruh masyarakat, Payfazz dapat mengembangkan solusi keuangan yang lebih luas lagi terutama melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk perbankan, operator telekomunikasi, koperasi, bahkan perusahaan-perusahaan untuk mengelola investasi masyarakat, seperti investasi reksadana,” lanjut Ery.

Dalam program inkubatornya, Payfazz mendapatkan bimbingan baik mentoring intensif hingga pendanaan untuk tumbuh lebih besar lagi melalui program akselerasi startup, serta channeling kepada pasar yang relevan melalui kanal-kanal pemasaran di Telkom yang telah berkembang. Channeling ini lah yang kemudian menjadi percepatan bagi Payfazz untuk tumbuh dan memberikan sumbangsih lebih banyak terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat Indonesia.

Application Information Will Show Up Here

Kioson Rambah Sektor Fintech, Hadirkan Layanan “Lending” untuk Mitra UMKM

Startup penyedia sistem digital payment enabler Kioson mengumumkan perluasan bisnisnya ke ranah fintech. Memanfaatkan tren peer-to-peer lending (p2p lending) yang mulai dinikmati masyarakat, Kioson mulai menawarkan layanan khusus pinjaman modal usaha untuk mitranya. Fokus Kioson menyajikan layanan ini ialah penyediaan modal, menambah produk dan layanan di aplikasi Kioson, dan menambah jaringan kemitraan di seluruh Indonesia.

Layanan pinjaman modal usaha ini hanya berlaku untuk mitra Kioson dengan plafon hingga 7 juta rupiah, berupa saldo Kioson. Saat diluncurkan awal Juli 2017, tercatat 1.000 mitra sudah mengajukan pinjaman dan 70%-nya sudah disetujui. Dengan adanya layanan P2P ini diharapkan semakin melengkapi Kioson dalam penyediaan instrumen keuangan. Sebelumnya Kioson sudah membuka layanan branchless banking, penjualan produk asuransi dan agen referensi multi-finance.

[Baca juga: Kioson Fasilitasi UMKM Lakukan Pendekatan Digital]

“Sebagai perusahaan aplikasi yang menunjang kebutuhan pemilik usaha kecil dalam meningkatkan penjualan toko/kios mereka, fitur pinjaman modal usaha ini dapat mendorong perputaran biaya sebagai modal usaha di aplikasi Kioson. Bermodalkan kepercayaan serta pemilik usaha yang berkelanjutan, kami yakin bahwa Mitra Kioson dapat memanfaatkan layanan ini untuk mengembangkan usahanya,” sambut CEO Kioson Jasin Halim.

Di sisi lain, saat ini semakin banyak aplikasi yang merambah ke layanan industri fintech, dari mulai crowdfunding, investasi, tabungan, pinjaman cepat, installment dan lain-lain. Hampir semua perusahaan fintech menawarkan produk pinjaman, khususnya p2p perantara bagi pinjam-meminjam dana.

“Kami menargetkan 500 hingga 1000 mitra setiap bulannya untuk dapat memanfaatkan layanan ini. Dari pantauan kami beberapa mitra Kioson menggunakan modal tambahan untuk jasa transfer dana yang juga menjadi salah satu produk unggulan Kioson, kategori e-commerce dan bill payment,” imbuh Jasin.

[Baca juga: Optimis dengan Peluang Besar O2O, Kioson Terus Lakukan Ekspansi Pasar]

Sebelumnya Kioson menghadirkan sebuah skema sistem O2O (Online-to-Offline) untuk memfasilitasi UMKM (seperti warung kelontong atau kios) untuk memiliki sebuah layanan yang mampu digunakan dalam membantu masyarakat melakukan berbagai pembayaran digital. Dari keterangan yang kami terima, saat ini Kioson sudah bekerja di 430 kota di seluruh wilayah Jawa dan Sumatera. Sekurangnya sudah ada 15 ribu mitra Kioson yang melayani sekitar 2 juta pelanggan.

“Kioson kini sudah menjadi kendaraan untuk inklusi keuangan dengan beragamnya layanan dan produk perbankan dan asuransi dari perusahaan/institusi keuangan ternama. Dengan basis mitra kami dan konsumennya yang memang berada di kota lapis kedua, kami optimis bahwa dapat menjembatani kesenjangan digital sekaligus membuka akses inklusi keuangan,” tutup Jasin.

Application Information Will Show Up Here

Investasi Tencent di GO-JEK Mencapai Lebih dari 2 Triliun Rupiah

Sebuah sumber yang dirilis oleh Reuters kembali menegaskan investasi Tencent terhadap startup ride-hailing lokal terbesar GO-JEK. Sumber tersebut menyebutkan bahwa perusahaan internet asal Tiongkok tersebut memberikan suntikan investasi antara US$100 juta – US$150 juta (atau senilai lebih dari Rp2 triliun).

Kabar investasi ini sebenarnya sudah beredar sejak bulan Februari lalu. Setelah sebelumnya Tencent bersuara tengah berminat untuk berinvestasi mengembangkan GO-PAY. Di sisi lain investasi ini memang diperlukan oleh perusahaan rintisan Nadiem Makarim tersebut. Hadirnya Ant Financial dalam joint venture bersama EMTEK untuk mengelola Alipay (dari Alibaba) menghadirkan persaingan baru di lanskap digital payment berbasis layanan.

Penetrasi kuat dilakukan para pemain di bidang teknologi finansial di Indonesia bukan tanpa landasan. Walaupun jika dilihat dari penetrasi kartu kredit atau persentase un-bankable society masih terbilang belum unggul, namun literasi digital yang tinggi menjadi potensi untuk keterbukaan akan penerimaan solusi alternatif. GO-PAY sendiri menjadi salah satu yang tengah membuktikannya, dengan improvisasi yang cukup signifikan akhir-akhir ini.

Bersama dengan GO-JEK bukan pertama kalinya bagi Tencent untuk membuat debut di Indonesia, karena sebelumnya pernah membuat joint venture bersama raksasa media lokal MNC saat membawa aplikasi messenger WeChat. Di sisi lain, pengalaman investasi di bidang ride hailing Tencent juga sudah terpupuk sebelumnya, karena Tencent juga masuk di salah satu jajaran investor Didi Chuxing dan Lyft.

Memilih Antara Investasi Bitcoin, Emas, dan Saham

Artikel ini adalah bagian dari seri edukasi Bitcoin oleh Luno (sebelumnya BitX) Indonesia.

Di artikel pertama kami, kami menuliskan mengenai tiga karakteristik Bitcoin agar Anda lebih memahami Bitcoin. Salah satu karakteristik yang disebutkan adalah Bitcoin yang mirip seperti emas digital. Emas, di sisi lain, adalah bentuk investasi yang sangat populer di kalangan khalayak luas. Karena karakteristik yang sama seperti emas, Bitcoin kini juga dipandang sebagai suatu bentuk investasi. Banyak orang mulai membandingkan investasi Bitcoin vs instrumen investasi lainnya, dan tidak sedikit yang mulai menyisihkan sebagian uangnya untuk membeli sedikit Bitcoin untuk disimpan sebagai investasi.

Artikel ini akan membahas berbagai bentuk investasi yang ada saat ini, dan mengapa Bitcoin menjadi salah satu investasi yang dipilih oleh para investor. Di akhir artikel, kami juga akan menghitung return atau keuntungan yang Anda dapatkan jika Anda berinvestasi di saham, emas, atau Bitcoin dengan jumlah yang sama.

Investasi Emas

Gambar 2

Nilai emas pada dasarnya tidak turun dan akan cenderung semakin berharga setiap tahunnya. Hal ini dikarenakan dengan emas memiliki sifat limited atau terbatas. Jumlah emas di dunia yang langka dan tidak mudah untuk dikeruk, menjadikan nilai emas tetap berharga. Kompas.com menyebut emas sebagai pilihan investasi untuk mempertahankan nilai aset, terutama menghadapi risiko inflasi. Barang yang bisa didapatkan dari nilai 1 gram emas pada saat ini tak akan jauh berbeda dengan yang bakal didapat di masa mendatang. Emas dipandang sebagai medium yang baik sebagai pelindung kekayaan.

Investasi Saham

Gambar 3

Emas adalah pilihan investasi jika Anda ingin mempertahankan nilai aset, namun saham adalah pilihan investasi yang baik jika tujuan investasi Anda adalah untuk mendapatkan keuntungan dari dana yang Anda keluarkan. Dilansir dari Kompas.com, pertumbuhan IHSG berada di angka 15.45% pada tahun 2016 lalu. Pertumbuhan ini dinilai sebagai terbaik ke-5 di dunia. Meskipun begitu, kinerja tiap saham yang Anda pilih berbeda-beda. Anda mungkin membeli saham dengan kinerja yang lebih tinggi dari rata-rata IHSG, atau mungkin juga lebih rendah.

Investasi Bitcoin

Gambar 4

Bitcoin adalah teknologi baru yang dipandang akan merevolusi dunia keuangan. Walaupun Bitcoin awalnya dipandang sebagai teknologi untuk pembayaran, banyak orang telah menggunakan Bitcoin sebagai instrumen investasi karena harganya yang fluktuatif. Harga Bitcoin di awal 2016 hanya berkisar antara Rp 5.500.000, namun saat penulisan artikel ini, harga Bitcoin di Luno Indonesia mencapai Rp 35.700.000.

Ketika emas dipandang sebagai ‘pelindung kekayaan’ dan saham sebagai ‘penambah kekayaan’, Bitcoin dipandang sebagai kombinasi antara kedua jenis instrumen tersebut. Contohnya pada saat kejadian demonetisasi di India dan pemilihan Trump sebagai presiden AS, investor berbondong-bondong menyimpan dan melindungi uang mereka dalam bentuk Bitcoin. Sebagai penambah kekayaan, banyaknya traders di Bitcoin Exchange (bursa Bitcoin) adalah bukti nyata bahwa Bitcoin dijadikan instrumen untuk mendapatkan keuntungan.

Bitcoin biasanya dijadikan pilihan investasi untuk diversifikasi portfolio investasi seseorang karena kinerja Bitcoin biasanya tidak linear dengan investasi lainnya. Anda dapat melihat data dari ARK Invest di bawah ini.

Gambar 5 - ARK Invest

Lalu, bagaimana dengan perbandingan keuntungan dari investasi emas, saham, dan Bitcoin?

Sepanjang tahun 2016, harga emas telah meningkat sebesar 9%. Jika Anda membeli emas menggunakan Rp. 10.000.000,- yang Anda miliki, Anda akan mendapatkan Rp. 10.900.000,- jika Anda menjual emas Anda di akhir tahun 2016.

Sementara itu, jika Anda menggunakan uang dengan jumlah yang sama di saham, Anda kira-kira akan mendapatkan Rp. 11.532.000,- (kenaikan 15.32%) jika Anda menjual saham di akhir tahun 2016. Namun Anda harus mencatat, pertumbuhan IHSG akan berbeda dengan masing-masing saham yang Anda beli. Mungkin saja saham Anda termasuk ke saham dengan performa paling baik (hingga mencapai lebih dari 100%), atau mungkin saja saham yang Anda beli memiliki performa yang lebih rendah dari IHSG.

Pada awal 2016 lalu, harga Bitcoin dibuka di harga sekitar Rp 5.500.000,-. Jika Anda membeli Bitcoin pada awal 2016 sebanyak Rp 10.000.000,-, maka Anda akan mendapatkan 1,818 Bitcoin (10.000.000 dibagi 5.500.000). Di penghujung 2016, Bitcoin ditutup dengan harga Rp 12.900.000,- per Bitcoin sehingga jika Anda menjual 1,818 Bitcoin Anda, Anda akan mendapatkan Rp 23.454.000,- (1.818*12.900.000). Artinya, Anda mendapatkan keuntungan lebih dari 134.5%.

Instrumen Modal Peningkatan Hasil Akhir
Emas 10.000.000 9% 10.900.000
Saham 10.000.000 15.32% 11.532.000
Bitcoin 10.000.000 134.5% 23.454.000

Ketidakpastian dan fluktuasi harga Bitcoin menjadi poin menarik tersendiri untuk para investor. Walaupun harga Bitcoin dapat turun dengan tajam, harga juga dapat melambung tinggi walaupun tren tiap tahun Bitcoin selama ini cenderung positif. Tidak ada yang dapat mengetahui dengan pasti apakah kinerja Bitcoin akan semakin positif setiap tahunnya, atau malah menurun drastis di suatu saat nanti.

Bitcoin mengikuti prinsip investasi high risk high return ini. Semakin besar risiko atau ketidakpastian suatu aset, maka kemungkinan return yang didapatkan juga semakin besar. Inilah mengapa, Bitcoin dipandang sebagai suatu instrumen investasi yang berbeda dari aset investasi lainnya, sehingga investor membeli sedikit Bitcoin sebagai pelindung kekayaan dan juga penambah kekayaan.

Intinya, prinsip investasi yang harus dicatat adalah jangan pernah memasukkan semua uang Anda hanya untuk satu jenis investasi. Walaupun satu investasi terlihat lebih baik dan menggiurkan, Anda sebaiknya tidak memasukkan semua uang dan harta benda Anda hanya ke satu aset investasi tersebut. Sisihkan beberapa porsi uang Anda untuk investasi-investasi lainnya. Ingat, pilihan ada di tangan Anda masing-masing.


Disclaimer: Tulisan ini hanya bersifat informatif, sehingga segala pilihan investasi yang diambil setelah membaca tulisan ini berada di luar tanggung jawab penulis.

Jika Anda tertarik untuk investasi Bitcoin, Anda dapat membaca artikel tiga cara mudah beli Bitcoin. Namun, pastikan Anda telah membaca dan memahami risiko Bitcoin sebelum melakukan investasi tersebut.

Disclosure: Sebelumnya dikenal dengan nama BitX, Luno adalah platform jual, beli, kirim, terima, dan simpan Bitcoin di Indonesia. Luno tersedia di website, iOS, dan Android.

Ketahui Risiko Ini Sebelum Membeli Bitcoin

Artikel ini adalah bagian dari seri edukasi Bitcoin oleh Luno (sebelumnya BitX) Indonesia.

Dalam seri edukasi Bitcoin sebelumnya, kami telah menjelaskan mengenai apa itu Bitcoin dan berbagai cara untuk mendapatkan Bitcoin. Anda juga dapat membaca mengenai strategi mudah investasi Bitcoin. Pembahasan kali ini akan mencakup risiko yang meliputi teknologi baru ini, Bitcoin.

Bitcoin adalah teknologi yang menarik dan juga merupakan bentuk uang baru yang merevolusi dunia keuangan saat ini. Akan tetapi, hal ini tidak berarti Bitcoin terlepas dari risiko-risiko yang meliputinya.

Risiko Bitcoin yang sama seperti risiko menyimpan uang

Perlu diingat bahwa sebenarnya Bitcoin masih memiliki beberapa sifat dan aturan yang sama seperti uang pada umumnya. Contohnya, tetap ada risiko kehilangan ketika Anda menyimpan uang. Seperti yang kita tahu, kita harus berhati-hati dalam menyimpan uang. Jangan pernah menyimpan uang tunai Anda di bawah bantal atau di sembarang tempat karena rentan dicuri.

Selain itu, jangan terlalu mudah mempercayakan uang Anda ke orang asing yang tidak dikenal, dan senantiasa mencari tempat yang kredibel untuk menyimpan uang Anda. Semua hal tersebut berlaku juga ketika Anda menyimpan Bitcoin. Jika Anda tidak mengaktifkan otentikasi dua faktor dan menggunakan password yang kuat untuk akun dompet Bitcoin Anda, Anda akan lebih rentan terhadap hacker yang berpotensi mencuri Bitcoin Anda.

[Baca: Memastikan Keamanan Bitcoin Anda]

Fluktuasi harga yang ekstrim

Bitcoin juga memiliki risiko unik lainnya: Bitcoin adalah teknologi baru, dan walaupun Bitcoin sangat aman dan solid, selalu ada kemungkinan terjadinya kegagalan pada teknologi ini. Walaupun harga Bitcoin kini cenderung stabil dibandingkan awal perkembangan Bitcoin, penting untuk dicatat bahwa Anda tidak disarankan untuk memasukkan ‘semua telur Anda di satu keranjang’. Artinya, jangan pernah menghabiskan semua harta Anda hanya untuk Bitcoin.

Nilai Bitcoin bersifat lebih fluktuatif (nilai Bitcoin bisa naik dan turun dalam tempat atau waktu yang pendek) dibandingkan mata uang lainnya, dan harga Bitcoin dipastikan akan mengalami banyak momen-momen naik turun di masa yang akan datang.

Setelah kirim Bitcoin, transaksi tidak dapat dibatalkan

Ingat bahwa transaksi Bitcoin mirip seperti uang tunai di mana transaksi tidak dapat dibatalkan – jadi jika Anda mengirimkan Bitcoin ke orang atau alamat yang salah, maka transaksi tidak dapat dibalikkan ke Anda. Selain itu, jika dompet Bitcoin Anda diretas dan seseorang mencuri Bitcoin Anda dan mengirimkannya ke dompet Bitcoin lain, sangat sulit dan bahkan tidak mungkin untuk mengambilnya kembali.

Bitcoin juga tidak dilindungi oleh entitas apapun, sehingga jika Anda kehilangan Bitcoin Anda, maka penyedia layanan atau ‘jaringan Bitcoin’ tidak dapat mengganti kerugian Anda. Itulah mengapa Anda harus menggunakan produk dan penyedia layanan yang terpercaya untuk membantu Anda, sama seperti ketika Anda memilih bank untuk menjaga uang Anda dengan aman. Selain itu, pastikan Anda mengirim Bitcoin hanya kepada penerima yang tepat.

Masa depan Bitcoin

Terakhir, nilai Bitcoin ditentukan oleh sejumlah orang atau bisnis yang menerima Bitcoin. Jika Bitcoin berkembang, hal ini akan berbuah manis untuk Bitcoin, namun jika semakin sedikit orang menggunakan Bitcoin, maka hal ini akan memberikan dampak negatif pada harga dan penggunaan Bitcoin itu sendiri.

Kesimpulannya, Bitcoin adalah suatu potensi besar yang sangat menarik untuk mengubah dunia, namun pastikan Anda mengerti risiko yang ada seiring dengan itu, dan lakukan langkah-langkah pencegahan ketika Anda melakukan transaksi Bitcoin.

Sebelumnya dikenal dengan nama BitX, Luno adalah platform jual, beli, kirim, terima, dan simpan Bitcoin di Indonesia. Luno tersedia di website, iOS, dan Android.

Tren Penggunaan Platform Pembayaran Digital di Kalangan Millennial

Sebelumnya kami menuliskan analisis terkait hasil riset penetrasi dan tren startup fintech yang akan semakin menggeliat di tahun ini. Di lain sisi, tren baru “cashless society” mulai menjadi perhatian masyarakat, khususnya di kalangan millenials sebagai kelompok paling produktif, konsumtif, sekaligus menjadi unjung tombak dari digital adopter. Dua hal tersebut menjadi sebuah korelasi, antara kemapanan bisnis dan terbentuknya calon konsumen layanan finansial digital.

Fintech akan membawa sebuah perubahan pola dalam transaksi keuangan, dari cara konvensional menuju cara digital. Kebiasaan masyarakat untuk menggunakan digital cash menjadi awal yang baik dalam adopsi fintech. Berbicara seputar adopsi digital cash di kalangan millennial Indonesia, hasil survei yang dilakukan JakPat terhadap 689 sampel dari seluruh wilayah Indonesia mengemukakan bahwa 63% dari responden saat ini sudah menggenggam platform pembayaran digital.

Dari beberapa platform yang digunakan, layanan e-money berada di urutan pertama, dengan persentase 44%, disusul layanan Flazz, T-Cash, Go-Pay, Rekening Ponsel dan LINE Pay. Dari peruntukannya, layanan pembayaran digital banyak digunakan untuk tujuan spesifik. Mayoritas menggunakan untuk pembayaran transportasi dan belanja online. Kebutuhan harian lain seperti untuk membayar pintu masuk tol, parkir, hingga isi ulang pulsa turut mematangkan niat para pengguna untuk memanfaatkan layanan pembayaran digital.

Layanan digital cash terpopuler di kalangan millennials / JakPat
Layanan digital cash terpopuler di kalangan millennials / JakPat

Sebelumnya dalam riset DailySocial tentang masa depan digital payment di Indonesia juga telah ditunjukkan beberapa indikasi yang meyakinkan pengguna akan beralih ke layanan modern tersebut. Sebanyak 52,49% dari 1028 responden survei menyatakan bahwa siap untuk beralih ke layanan pembayaran digital di waktu mendatang. Bagi mereka yang menjadi pertimbangan terbesar adalah kemudahan dalam penggunaan, dan keyakinan akan sistem keamanan yang kini ditawarkan oleh penyedia layanan.

Hasil tersebut tak jauh berbeda dengan temuan JakPat di awal tahun 2017 ini, persentase yang hampir mirip juga didapatkan terkait dengan keinginan masyarakat untuk memiliki layanan pembayaran digital. Alasannya pun juga sama, demi kemudahan dan banyaknya promo yang kini ditawarkan melalui sistem pembayaran digital. Dari perencanaan responden, paling banyak ingin menggunakan e-money, disusul layanan pembayaran digital ala T-Cash.

Ekspektasi masyarakat terhadap layanan pembayaran digital

Di balik kemudahan yang diberikan, ada hal lain yang menguatkan minat masyarakat untuk mengadopsi layanan pembayaran digital. Masih dari hasil survei JakPat, sebanyak 80% responden antusias dengan adanya promo yang dihadirkan oleh penyedia layanan pembayaran digital. Promo yang diharapkan berupa diskon, insentif produk, undian hadiah dan bonus top-up.

Dari sisi penggunaan pun mengharapkan akan lebih banyak lagi layanan yang menerima pembayaran digital. Sementara saat ini pembayaran masih terbatas untuk beberapa merchant dan layanan khusus, ke depan berbagai tempat seperti kantin, stasiun, toko baju, hingga toko obat menerima pembayaran digital tersebut.

Minat pengguna menggunakan lebih dari satu layanan pembayaran digital / JakPat
Minat pengguna menggunakan lebih dari satu layanan pembayaran digital / JakPat

Fakta menarik lainnya terkait dengan kepemilikan layanan pembayaran digital. Sebanyak 32% dari responden mengaku sudah cukup dengan layanan yang kini digunakan, sehingga enggan untuk mencoba layanan lain. Selain itu karena pengguna merasa masih jarang menemui tempat atau layanan yang menerima pembayaran dengan layanan digital tersebut.

Ini sekaligus menjadi PR bagi para pebisnis yang berkepentingan di dalamnya, selain mematangkan sistem yang dimiliki, juga harus segera melakukan ekspansi dari sisi jangkauan penerima pembayaran.

Pengusung TrueMoney Jalin Kemitraan dengan Ant Financial, Targetkan Pasar Asia Tenggara

Ant Financial Group perusahaan digital payment pengusung Alipay hari ini umumkan cetak biru global untuk inklusi keuangan digital bebarengan dengan kerja sama strategis dengan Ascend Money yang berbasis di Thailand. Nama Ascend Money mungkin jarang didengar, di Indonesia TrueMoney Witami adalah perusahaan yang diusung oleh grup tersebut. Bergabungnya dua pemain digital finance global tersebut memiliki visi untuk mempercepat pertumbuhan mobile lifestyle dan digital financial pltform di Asia Tenggara.

Ant Financial dan Ascend Money akan bermanuver pada penumbuhan sistem pembayaran, baik online ataupun offline, memanfaatkan tren bertumbuhnya ekosistem e-commerce di kawasan Asia Tenggara. Menariknya keduanya memiliki pengalaman yang tidak diragukan lagi. Alipay menjadi salah satu yang melandasi sistem pembayaran raksasa e-commerce Alibaba yang mengakomodir lebih dari 450 juta pengguna. Sedangkan kiprah Ascend Money di Asia Tenggara saat ini juga mulai memuncak.

Apakah ini menjadi strategi Alibaba bawa sistem pembayaran digital ke Indonesia?

Kekuatan Ant Financial seringkali ditunjukkan pada kapabilitas teknologi yang dimiliki, mencakup digital payment, big data analytics, risk control management dan cloud computing (Alibaba Cloud). Kemitraannya bersama Ascend Money bukan kali ini saja, sebelumnya keduanya telah menanamkan investasi $680 juta di startup pengembang mobile payments dan commerce platform asal India, Paytm.

Di Indonesia sendiri layanan TrueMoney tengah menunjukkan taringnya. Baru-baru ini pihaknya mengumumkan rencana ekspansinya ke beberapa negara di seputaran Indonesia. Potensi yang besar untuk pasar uang elektronik di Indonesia juga tengah memberikan banyak dampak di sektor digital-commerce. Artinya menjadi “lahan hijau” bagi kedua perusahaan besar tersebut, Ant Financial dan Ascend Money, untuk menggarap potensi tersebut.

Alibaba sendiri menjadi salah satu kiblat perkembangan e-commerce di tanah air. Sempat santer diberitakan bahwa pemerintah berencana menunjuk pendiri Alibaba Jack Ma sebagai penasihat ekonomi pemerintah, khususnya untuk urusan e-commerce. Kepercayaan tersebut tentu saja bisa menjadi sebuah pintu masuk berbagai layanan Alibaba untuk masuk.

“Imajinasi, inovasi dan informasi merupakan kunci untuk mewujudkan visi Ant Financial untuk mempromosikan akses yang sama ke layanan keuangan pada platform global […] Pasar pembayaran (digital) di Asia Tenggara memiliki potensi yang belum banyak dimanfaatkan dan kami berdedikasi untuk memberikan kontribusi,” sambut CEO Ant Financial Eric Jing.

Sejak tahun 2014, Alipay telah menjalin kerja sama dengan beberapa pemain e-commerce di luar Tiongkok. Per tahun 2016 tercatat lebih dari 80 ribu merchant di 70 negara telah memanfaatkan layanan tersebut. Di Asia Tenggara, layanan Alipay telah singgah di Thailand, Singapura, Malaysia, dan Vietnam. Kuartal ketiga tahun ini pihaknya menerangkan adanya kenaikan hingga empat kali lipat dibanding tahun lalu.

Startup Fintech Asal Makassar DavestPay Coba Hadirkan Layanan Online Payment B2C (UPDATED)

PT Hensel Davest Indonesia didirikan pada tahun 2009. Bermula sebagai usaha pengisian pulsa elektrik, kini berkembang ke transaksi multi-biller yang menyasar segmen B2C (Business to Customer). Melihat tingginya permintaan masyarakat akan sebuah aplikasi pembayaran secara online, maka pada Desember 2015 DavestPay diluncurkan sebagai solusi pembayaran tagihan dan pembelian online untuk semua orang. Seperti apa aplikasi DavestPay ini dan seperti apa model bisnisnya? Berikut wawancara DailySocial dengan Pangerang Andrian selaku Digital Marketing & O2 Merchant Manager PT Hensel Davest Indonesia, perusahaan yang membawahi DavestPay.

Latar belakang dan tujuan membuat DavestPay

“DavestPay didirikan ketika kami merasakan bagaimana selama ini masyarakat harus datang ke loket yang letaknya jauh dari tempat tinggal, mengantri berjam-jam, bahkan untuk menghindari antrian ramai, tidak jarang mereka harus datang pagi sekali. Berapa banyak waktu dan tenaga yang terbuang hanya untuk membayar tagihan,” ujar Andrian.

DavestPay memiliki ragam fitur pembayaran dalam satu aplikasi, seperti pembayaran listrik (prepaid, post-paid, non-taglis), iuran BPJS, tagihan PDAM, tagihan telepon, tagihan internet, TV berlangganan, pembayaran cicilan kendaraan, pembelian pulsa, tiket pesawat, voucher hotel, hingga voucher game. Ke depan mereka juga akan memiliki fitur transfer serta peminjaman uang.

Sistem kerja dan keunggulan aplikasi DavestPay

Semua transaksi pembayaran di DavestPay dilakukan secara online. Para merchant mengisi saldo deposit yang kemudian bisa digunakan untuk bertransaksi. Dengan cara ini, setiap merchant bisa membuka usaha loket pembayaran sendiri. Keunggulan aplikasi DavestPay dibanding pesaing sejenis adalah ragam produk yang jauh lebih lengkap dengan harga yang lebih murah dibanding kompetitor. Serta aplikasi yang berjalan multi-platform, mobile dan web. Sejauh ini sudah beberapa merchart yang bergabung, seperti PLN, Telkom, BPJS, semua operator pulsa, semua maskapai penerbangan domestik, serta beberapa hotel di tanah air.

“Total agen DavestPay sendiri sekarang sudah berjumlah 10,000 agen tersebar di seluruh kota besar di Indonesia,” Andrian menjelaskan.

Keuntungan yang didapat merchant adalah akses ke harga produk paling murah. Sedangkan kemudahan yang didapat konsumen dengan adanya aplikasi ini, yang mana mereka dapat melakukan segala jenis pembayaran tagihan langsung dari smartphone dan dengan harga murah yang tidak ditemui oleh aplikasi sejenis.

Mengenai model bisnis yang diterapkan, Andrian menyebutkan, saat ini, DavestPaymemiliki model bisnis transactional fee serta penerapan biaya registrasi untuk menjadi merchant. Namun, di luar itu, merchant juga bisa menggunakan aplikasi ini dengan cara download gratis, tetapi harga produk sama dengan harga jual normal pada umumnya.

Saat ini pengisian deposit saldo DavestPay dilakukan dengan cara transfer ke rekening bank nasional yang bekerja sama dengan mereka. Pembagian keuntungan merchant mendapat keuntungan dari komisi langsung pada setiap transaksi.

Andrian mengatakan, berhubung DavestPay masih sangat baru, kurangnya awareness masih menjadi kendala terbesar. Tetapi saat ini, tim Hensel Davest Indonesia sudah menyiapkan sejumlah strategi seperti kampanye digital marketing dan brand activation di beberapa kota besar di Indonesia.

Application Information Will Show Up Here

Perumnas Gandeng Anak Perusahaan Kresna Jajaki Solusi Pembayaran Digital

Metode pembayaran digital adalah salah satu sektor yang banyak dieksplorasi oleh beberapa pihak demi kenyamanan penggunanya. Semakin beragam dan mudah metode pembayaran bisa berdampak pada loyalitas dan ketepatan pembayaran tagihan pengguna. Perumnas baru-baru ini menjalin kerja sama dengan PT Digital Artha Media (DAM), salah satu anak perusahaan dari PT Kresna Graha Investama Tbk (KREN) dalam hal solusi pembayaran digital. Kerja sama ini nantinya akan memungkinkan para penghuni rumah susun atau rusunawa untuk bisa membayar tagihan sewa, maintenance, air dan listrik bulanan, dan jaminan deposito sewa secara digital.

Dalam kerja sama DAM dan Perumnas, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), yang juga pemegang saham DAM akan berperan aktif dalam penyediaan dukungan penuh dari sisi infrastruktur, termasuk jangkauan dan jaringan fisik maupun elektronik.

Dijelaskan Chief Strategy Officer DAM Jahja Suryandy saat ini pihaknya telah mengembangkan sebuah platform Merchant Transfer Payment (MTP) untuk perumnas. Platform inilah nantinya yang akan menjadi cara alternatif untuk mempermudah transaksi pembayaran rusunawa.

“Berkat MTP para penghuni rusunawa dapat membayar tagihan sewa, maintenance, air dan listrik bulanan, serta jaminan deposito sewa mereka, ke semuanya dapat dilakukan dengan cara transfer dari bank mana pun, hanya dengan menggunakan nomor mobile phone yang berperan sebagai nomor rekening tujuan,” ujarnya seperti dilansir dari Indotelko.

Sementara itu Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia Perumnas Hakiki Sudrajat menjelaskan bahwa dengan adanya kerja sama ini pihak Perumnas akan mendapat keuntungan karena platform MTP dapat mengatasi berbagai masalah administrasi yang sering ditimbulkan oleh metode pembayaran tunai terutama dalam hal melakukan rekonsiliasi dan verifikasi pembayaran.

Untuk informasi Perumnas bukan satu-satunya pihak yang menggandeng DAM dalam hal pembayaran digital. Dari penuturan DAM Indra Surayawan Sinar Mas Land adalah pihak lain yang juga menggandeng DAM dalam hal teknologi elektronik.

“Dalam pengembangan e-commerce atau e-Cash, kami sudah melakukan kerja sama dengan Sinar Mas Land dan Perumnas. Untuk yang Sinar Mas Land itu akan direalisasikan bulan Juli, dan Perumnas pada bulan Agustusnya. Ini baru awal, setelah ini bakal ada lagi puluhan perusahaan yang bakal bekerja sama dengan kami,” ujar Indra.

Indosat Ooredoo Resmikan Dompetku+ dan Perluas Kerja Sama dengan MatahariMall

Indosat Ooredoo meresmikan inovasi layanan pembayaran digital teranyarnya Dompetku+, sebuah layanan pembayaran yang menggunakan email sebagai identitas akun. Berbagai transakasi keuangan dapat dilakukan dengan Dompetku+, mulai dari transfer uang, tarik tunai, hingga untuk pembayaran di layanan e-commerce. Pemanfaatan email sebagai identitas akun membuat Dompetku+ dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat tanpa tergantung dengan operator telekomunikasi tertentu.

Di kesempatan yang sama, Indosat Ooredoo juga meresmikan bergabungnya layanan e-commerce MatahariMall sebagai merchant resmi Dompetku+. Beberapa penawaran pun turut disematkan dalam persemian awal kerja sama ini. Sebelumnya beberapa merchant juga sudah bergabung, di antaranya Cipika, foodpanda, elevenia, dan wellcommshop.

Dompetku+ menggunakan mode notifikasi yang akan selalu dikirimkan ke pengguna ketika ada aktivitas penggunaan akun. Untuk mekanisme pembayaran dengan kartu kredit sistem juga telah dilengkapi dengan verifikasi keamanan 3 Domain Secure (3DS).

Untuk menikmati Dompetku+, pelanggan cukup melakukan registrasi secara online, kemudian melakukan aktiviasi akun. Di rekanan toko online Dompetku+, di bagian pembayaran kini juga telah tersemat opsi pembayaran dengan metode ini.

Pelanggan dapat memilih 2 cara mekanisme pembayaran dalam melakukan transaksi di Dompetku+, yaitu menggunakan saldo Dompetku+ atau menggunakan kartu kredit yang telah didaftarkan pada akun Dompetku+. Pengisian saldo Dompetku+ dapat dilakukan di Alfamart seluruh Indonesia, transfer melalui jaringan ATM Bersama dan melalui aplikasi mobile dari bank dengan jaringan ATM Bersama.

Sebelumnya layanan pembayaran digital Dompetku juga didesain dalam sebuah layanan keuangan mikro berbasis mobile bernama Dompetku Nusantara. Dompetku Nusantara adalah layanan laku pandai dan keuangan mikro berbasis mobile dari Indosat yang bertujuan untuk memberikan kemudahaan akses layanan finansial kepada masyarakat, terutama unbanked people.

Pada tahun 2020 mendatang, studi Indosat Ooredoo mengatakan bahwa akan ada 87 persen dair total pengguna perangkat mobile yang menggunakan perangkatnya untuk melakukan belanja online. Kendati hingga sampai saat ini mekanisme transfer manual masih banyak menjadi pilihan, namun diyakini ke depan model pembayaran digital akan makin dipilih, karena risio dan kemudahan yang ditawarkan lebih menjamin.

Hal ini pun turut menjadi kesempatan bagi para pengembang untuk berinovasi dalam sistem pembayaran digital. Sebagai informasi tambahan, bagi pengembang lokal yang tertarik untuk mendalami seputar sistem pembayaran digital, dalam waktu dekat DailySocial akan mengadakan serangkaian acara terkait dengan inovasi tersebut.