Induk ESL dan DreamHack Laporkan Kerugian 212 Miliar; Lebarkan Sayap dengan Investasi Agresif

Modern Times Group (MTG), induk dari dua perusahaan esports terbesar dunia, ESL dan DreamHack, baru saja mempublikasikan laporan keuangan kuartal pertama mereka. Dalam laporan lengkapnya, MTG berhasil mencatat penjualan bersih sebesar US$120 juta, naik 9,4% dari US$110 juta yang mereka peroleh di kuartal yang sama di tahun 2020. Mayoritas dari penjualan bersih tersebut datang dari divisi gaming mereka, yang menghasilkan US$91,1 Juta atau 75,9% dari total penjualan bersih keseluruhan MTG. Sedangkan dari divisi esports sendiri berkontribusi jumlah sisanya, yaitu US$29 juta dari total US$120 juta tersebut.

“Hasil kuartal pertama (kami) cukup bercampur aduk. Hal ini merefleksikan dampak pandemi terhadap dua divisi kami. Meskipun divisi gaming memiliki hasil yang memuaskan dengan naiknya user engagement berkat perluasan portofolio kami di berbagai title, dampak yang dialami divisi esports masih berlanjut karena tertundanya acara esports dengan kehadiran penonton.

Maria Redin menyatakan tidak akan ada live esports event yang digelar di sisa tahun ini Image Credit: MTG

Visibilitas jangka pendek kami tetap rendah berkaca pada perubahan jadwal yang telah kami lakukan. Dampaknya, mitra kami melakukan pengambilan keputusan yang lebih lama dari biasanya, dan berakhir pada tertundanya penandatanganan kontrak-kontrak besar di kuartal pertama ini. Hal tersebut tercermin dari penghasilan sebelum bunga dan pajak (EBITDA) kami. Walaupun begitu, kontrak-kontrak tersebut telah mencapai kata sepakat di kuartal kedua tahun ini.” Sebut Maria Redin selaku Presiden dan CEO dari Modern Times Group.

Apa yang disampaikan oleh Maria berkaitan dengan pembaruan kontrak ESL bersama Intel yang diperpanjang hingga tiga tahun ke depan. Dengan kesepakatan yang bernilai US$100 juta ini, industri esports secara tidak langsung mendapat napas tambahan untuk tetap berjalan seperti semestinya.

Di kuartal pertama tahun ini, ESL telah berhasil menjalankan tiga pagelaran besar tanpa penonton, mulai dari IEM Katowice 2021 di title CS:GO, serta dua gelaran di title Dota 2, yaitu ESL One CIS serta Dream League EU. Selain itu, ESL kembali mendapatkan perpanjangan kontrak dengan Blizzard Entertainment untuk mengoperasikan ekosistem esports Heartstone.

Induk ESL, MTG, belakangan ini juga rajin berinvestasi di beberapa perusahaan B2C, produk-produk esports berbasis mobile, dan di ranah mainstream. Salah satu pengumuman besar di kuartal pertama 2021 adalah DreamHack yang akan menjadi penyelenggara Olympic Virtual Series, inisiatif komite Olimpiade untuk memasukkan esports ke dalam Olimpiade.

Dalam laporannya, MTG juga melakukan investasi dalam rangka perluasan jangkauan mereka di beberapa negara yang tidak disebutkan secara spesifik. Selain di ranah esports, MTG melalui anak perusahaan venture capital-nya menggelontorkan uang sebesar US$1,9 juta untuk investasi ke pengembang game bernama Meta Games.

Jika ditotal, Modern Times Group melaporkan kerugian bersih sebesar US$14,7 juta di periode ini. Angka ini bertambah dibandingkan periode yang sama di tahun lalu, dengan kerugian sebesar US$11,4 juta.

Free Fire World Series Bakal Kembali Diadakan, Mantan Pemain EVOS Kini Masuk ke Manajemen

Dalam satu minggu terakhir, muncul berbagai berita menarik di industri esports. EVOS baru saja menunjuk mantan pemainnya sebagai Business Development Lead di Singapura. Sementara itu, Garena telah mengungkap kalender pertandingan dari Free Fire untuk tahun 2021.

EVOS Tunjuk Mantan Pemainnya Sebagai Business Development Lead

Minggu lalu, EVOS Esports menunjuk mantan pemainnya, Stefan Chong — yang juga dikenal sebagai EVOS.Soul — sebagai Business Development Lead di Singapura. Dengan ini, Stefan akan bertanggung jawab atas pengembangan bisnis di negara itu. Selain itu, dia juga akan memimpin EVOS di Singapura dalam menjalin hubungan dengan para brand, badan pemerintah, dan publisher, menurut laporan The Esports Observer.

Stefan Chong alias EVOS.Soul kini akan bekerja sebagai bagian dari tim manajemen.
Stefan Chong alias EVOS.Soul kini akan bekerja sebagai bagian dari tim manajemen.

Garena Ungkap Free Fire World Series Bakal Kembali di 2021

Garena mengungkap jadwal kompetisi esports dari Free Fire sepanjang 2021. Mereka menyebutkan, Free Fire World Series (FFWS) akan kembali diadakan. Pada 2020, FFWS harus dibatalkan akibat pandemi COVID-19 dan diganti dengan Free Fire Continental Series. Pada tahun ini, Garena akan mengadakan dua World Series. FFWS pertama akan diadakan pada 24 April-1 Mei 2021 di Asia, menurut laporan The Esports Observer. Sementara FFWS kedua akan diadakan pada November. Namun, masih belum diketahui lokasi dari turnamen itu.

Castrol Dukung Turnamen Honor of Kings dari Tencent

Castrol, merek oli mesin, mengumumkan bahwa mereka telah menandatangani kontrak dengan Tencent. Dengan ini, mereka akan menjadi salah satu sponsor dari King Pro League (KPL), salah satu kompetisi Honor of Kings terbesar di Tiongkok. Sayangnya, tidak diketahui berapa nilai dari sponsorship ini, seperti yang disebutkan oleh The Esports Observer. Selain Castrol, Tencent mengumumkan, PUMA juga akan menjadi rekan apparel eksklusif dari KPL.

DOTA: Dragon’s Blood akan Terdiri dari 24 Episode

Robert Meyer Burnett, animatic editor dari DOTA: Dragon’s Blood, membahas tentang proyek yang tengah dia kerjakan di channel YouTube miliknya. Di sana, Burnett mengungkap bahwa dia sedang mengerjakan episode ke-24 dari DOTA: Dragon’s Blood. Season pertama dari animasi itu akan tayang di Netflix pada 25 Maret 2021.

Season pertama Dragon’s Blood akan terdiri dari delapan episode. Saat ini, masih belum diketahui apakah seri animasi itu akan memiliki lebih dari satu season. Hanya saja, menurut informasi dari Burnett, cerita tentang Davion sang Dragon Knight akan memiliki tiga season. Setiap season akan terdiri dari delapan episode, lapor VP Esports.

NHL Gandeng DreamHack Sports Games untuk Adakan Kompetisi Esports

NHL menggandeng DreamHack Sports Games untuk menyelenggarakan kompetisi-kompetisi esports dari NHL Gaming World Championship, baik turnamen offline maupun online. Kerja sama antara dua perusahaan ini akan berlangsung selama lebih dari satu tahun. Selain bertanggung jawab atas penyelenggaraan turnamen dan live stream, DreamHack Sports Games juga akan membantu NHL untuk mencari sponsor-sponsor baru, lapor The Esports Observer.

Sumber header: Dot Esports

Bagaimana Liga Sepak Bola Menginspirasi ESL

ESL merayakan ulang tahunnya yang ke-20 belum lama ini. Co-CEO dan Co-founder ESL, Ralf Reichert mengungkap bagaimana ESL mengadopsi sistem liga sepak bola ke kompetisi esports pada awal mereka berdiri. Sementara Co-CEO ESL, Craig Levine bercerita tentang dampak pandemi pada operasi ESL selama 2020.

 

Sekilas Sejarah ESL

ESL (Electronic Sports League) berdiri pada 2000. Sebelum itu, mereka dikenal dengan nama Deutsche Clanliga, yang didirikan pada 1997. Dalam acara perayaan ulang tahun ESL yang ke-20, Ralf Reichert dan Alexander Müller menjelaskan tentang awal mula ESL. Müller merupakan pendiri dari SK Gaming, organisasi esports asal Jerman. Dia pernah bekerja di ESL sebelum memutuskan untuk mengundurkan diri 15 tahun lalu dan fokus mengembangkan SK Gaming.

Reichert dan Müller punya satu kesamaan: keduanya sama-sama mencintai olahraga tradisional. Jadi, tidak heran jika pada awalnya, format turnamen esports yang digelar oleh ESL didasarkan pada liga sepak bola.

Turnamen ESL pada awalnya mengacu pada liga sepak bola. | Sumber: Deposit Photos
Turnamen ESL pada awalnya mengacu pada liga sepak bola. | Sumber: Deposit Photos

“Kami selalu menonton liga olahraga terbesar di dunia, tidak hanya Bundesliga atau Champions League,” kata Müller, seperti dikutip dari Sports Business. “Kami mencari hal-hal yang kami anggap menarik di olahraga tradisional dan mencoba mengimplementasikannya ke esports. Meskipun saya sudah lama mengundurkan diri dari ESL, Anda bisa melihat DNA itu sampai saat ini.”

ESL Pro Series menjadi liga esports major pertama dari ESL. Kompetisi tersebut merupakan liga lokal Jerman. ESL kemudian membawa format ini ke negara-negara Eropa lain, seperti Prancis, Italia, Spanyol, Polandia, dan negara-negara Baltik. Sayangnya, liga lokal itu tidak bertahan lama.

“Sekarang, kami tahu bahwa model kompetisi esports terbaik adalah gabungan antara liga sepak bola dan turnamen tenis,” kata Reichert. “Tapi ketika itu, kami tidak tahu akan hal ini. Kami membuat banyak kesalahan.”

 

Dukungan dari Intel

Sekarang, sudah banyak merek non-endemik yang menjadi sponsor esports. Namun, tren ini baru muncul pada tahun 2010-an. Sebelum itu, kebanyakan sponsor esports merupakan perusahaan endemik, seperti Intel. Mengingat jumlah sponsor terbatas, jadi tidak heran jika para pelaku industri esports berusaha keras untuk memenangkan hati sponsor. Bagi ESL, hal ini berarti mereka harus menawarkan sesuatu yang unik pada Intel.

“Kami tidak meminta Intel untuk menjadi sponsor kami. Kami berkata pada mereka, ‘Ayo, sama-sama, kita buat sesuatu untuk mengubah dunia. Mari kita bawa subkultur ini ke panggung terbesar dunia,'” kata Reichert. “Sekarang, sponsorship dengan tujuan yang spesifik adalah hal yang biasa. Sementara kami telah melakukan itu sejak 15-20 tahun lalu.”

Intel adalah salah satu sponsor terpenting ESL. Mereka telah menjadi sponsor dari Intel Extreme Masters sejak 2007. Tak hanya itu, kerja sama dengan Intel juga memungkinkan ESL untuk menyelenggarakan liga lokal serta turnamen global.

Intel Extreme Masters jadi pertandingan global mengadu tim-tim terbaik.
Intel Extreme Masters jadi pertandingan global mengadu tim-tim terbaik.

Berbeda dengan ESL Pro Series, cakupan Intel Extreme Masters tidak dibatasi pada satu negara. ESL membuat IEM dengan tujuan untuk menjadikannya sebagai kompetisi paling bergengsi di Eropa. Memang, Reichert mengungkap, konsep IEM didasarkan pada Champions League, yaitu mengadu tim-tim lokal ke tingkat yang lebih tinggi.

Lebih lanjut Müller menjelaskan, dengan mengadu tim-tim esports terbaik di IEM, ESL berharap mereka akan bisa menyajikan konten esports yang disukai banyak orang. Champions League bukanlah satu-satunya kompetisi olahraga tradisional yang menginsipirasi ESL. Faktanya, Intel Friday Night Game juga didasarkan pada acara olahraga tradisional lain, yaitu Monday Night Football dari NFL, kompetisi american football.

Dalam menyelenggarakan IEM dan Friday Night Game, ESL bekerja sama erat dengan tim marketing Intel. Reichert berkata, “Intel mendorong kami. Mereka adalah rekan kami. Mereka tidak hanya memberikan uang dan menyerahkan semuanya pada kami. Mereka selalu ingin tahu bagaimana kami bisa membuat acara yang lebih besar, menemukan konsep yang unik, dan bagaimana kami akan bisa menyajikan semua ini ke banyak orang.”

 

Dampak Pandemi untuk ESL

Pandemi virus corona pada 2020 memengaruhi segala sektor, termasuk competitive gaming. Bagi esports, pandemi layaknya pisau bermata dua. Di satu sisi, viewership turnamen esports naik. Di sisi lain, ada banyak turnamen esports offline yang harus ditunda atau bahkan dibatalkan. Namun, Co-CEO ESL, Craig Levine optimistis, pandemi justru akan membuat mereka lebih kuat.

“Kami melihat pandemi sebagai sebuah kesempatan,” kata Levine, menurut laporan Sports Pro Media. “Pada tahun ini, kami membuktikan bahwa kami bisa menyesuaikan bisnis kami, dari penyelenggaraan turnamen esports offline menjadi  kompetisi offline dengan siaran secara remote. Baik jumlah penonton maupun tim peserta dalam turnamen kami naik drastis. Hal ini menjadi bukti akan popularitas esports dan game. Tak hanya itu, hal ini juga menunjukkan bahwa industri esports bisa menyesuaikan diri dengan cepat.”

ESL dan DreamHack resmi merger pada tahun ini. | Sumber: Win.gg
ESL dan DreamHack resmi merger pada tahun ini. | Sumber: Win.gg

Levine menjelaskan, di masa depan, ESL berencana untuk mempercepat virtualisasi dari proses penyelenggaraan turnamen esports. “Sebagai perusahaan internasional, kami dapat mendukung orang-orang berbakat dari seluruh dunia,” ujarnya. “Kami tengah mempertimbangkan cara untuk membuat konten yang lebih baik dari ESL Pro Tour. Kami juga ingin mendorong agar semakin banyak pihak yang berpartisipasi di platform B2C kami.”

Levine mengaku, tahun 2020 bukanlah masa yang mudah. Ada banyak perubahan yang ESL lakukan sepanjang 2020. Salah satu perubahan terbesar yang dialami ESL pada tahun ini adalah merger dengan DreamHack. Baik ESL dan DreamHack merupakan perusahaan di bawah Modern Times Group (MTG), perusahaan asal Swedia. Setelah merger, ESL dan DreamHack menjadi satu entitas, yaitu ESL Gaming. Meskpun begitu, baik ESL dan DreamHack masih akan beroperasi mandiri sesuai dengan keahlian mereka masing-masing. ESL akan bertanggung jawab atas kompetisi esports, sementara DreamHack akan fokus pada kegiatan dan festival esports.

Namun, sebelum pandemi sekalipun, ESL sudah mulai mengalami masalah. Pada Desember 2019, mereka memutuskan untuk memusatkan operasi mereka di Eropa ke kantor Jerman dan Polandia. Hal itu berarti, mereka akan menutup kantor mereka di Prancis dan Spanyol. Tak hanya itu, perusahaan induk ESL, MTG, mengungkap bahwa mereka juga masih mengalami kerugian pada Q1 dan Q2 2020.

Malaysia Punya Fasilitas Esports Baru, SS Lazio Ikut Bertanding di eFootball PES

Minggu lalu, ada beberapa kejadian menarik di industri esports. Salah satunya adalah pembukaan fasilitas esports seluas 65 ribu kaki di Kuala Lumpur Malaysia. Selain itu, SS Lazio juga mengumumkan bahwa mereka akan ikut bertanding dalam eFootball PES.

SS Lazio akan Ikuti eFootball PES

SS Lazio bakal ikut bertanding dalam eFootball PES dari Konami. Dengan ini, Konami akan mendapatkan hak untuk menggunakan nama dan lambang dari SS Lazio, serta para pemain legendaris dari klub asal Italia tersebut. President, Konami Digital Entertainment B.V., Naoki Morita percaya, melalui kerja sama ini, Konami akan bisa menjangkau lebih banyak fans sepak bola, menurut laporan Esports Insider. Sebelum ini, Konami menggandeng Federasi Sepak bola Italia, memungkinkan developer Jepang itu untuk menampilkan federasi tersebut dalam game mereka.

EBN Esports City Dibuka di Malaysia

Esports Business Network (EBN), organisasi esports asal Asia Tenggara, mengumumkan peresmian EBM Esports City di Kuala Lumpur, Malaysia pada minggu lalu. Esports City itu merupakan fasilitas seluas 65 ribu kaki yang akan digunakan untuk menyelenggarakan berbagai turnamen dan kegiatan esports. Dengan dibangunnya fasilitas ini, diharapkan ekosistem esports di Malaysia dan Asia Tenggara akan bisa berkembang.

EBN Esports City juga akan jadi markas dari Orange Esports.
EBN Esports City juga akan jadi markas dari Orange Esports.

Terletak di lantai paling atas dari Quill City Mall, EBN Esports City dilengkapi dengan teknologi untuk mengadakan turnamen dan konferensi esports. Di sini, Anda akan menemukan EB Esports Arena, Orange Esports Club, EBN Headquarters, kafe internet, dan tiga studio yang bisa digunakan untuk melakukan siaran live, lapor Esports Insider.

Fnatic Dapat GBP2 Juta dari Crowdfunding

Fnatic berhasil mendapatkan GBP2 juta (sekitar Rp37,9 miliar) dari kampanye crowdfunding yang mereka lakukan di Crowdcube. Pada awalnya, mereka hanya menargetkan untuk mendapatkan GBP1 juta (sekitar Rp19 miliar). Pendanaan ini diikuti oleh lebih dari 4.000 orang. Dana yang Fnatic dapatkan dari kampanye ini akan digunakan untuk mengembangkan merek mereka di dunia. Selain itu, mereka juga akan menggunakan investasi itu untuk membuat tim esports yang kuat, lapor GamesIndustry.

Di Ulang Tahune ke-26, DreamHack Lakukan Rebranding

Dalam DreamHack Day, penyelenggara turnamen esports dan festival gaming, DreamHack mengungkap bahwa mereka akan mengubah identitas brand mereka. Untuk itu, mereka bekerja sama dengan brand agency, Superunion. Dalam DreamHack Day, DreamHack juga merayakan ulang tahun mereka yang ke-26. Pada awalnya, DreamHack tidak lebih dari turnamen esports LAN. Sekarang, perusahaan asal Swedia itu telah beroperasi di berbagai negara di dunia, lapor Esports Insider.

Logo baru DreamHack.
Logo baru DreamHack.

Metafy Dapat Investasi Sebesar US$3 Juta

Platform pelatihan game, Metafy, mengumumkan bahwa mereka telah mendapatkan kucuran dana sebesar US$3 juta (sekitar Rp42,5 miliar). Ronde pendanaan tahap awal ini dipimpin oleh Forerunner Ventures. Beberapa investor lain yang ikut serta dalam ronde investasi ini antara lain Tekton Ventures, M25, beberapa eksekutif Facebook dan Microsoft, serta pendiri dari Tempo Storm dan Tribe Gaming, menurut laporan Esports Observer.

Metafy, yang didirikan oleh Josh Fabian dan Thomas McNiven pada Agustus 2020, mengungkap bahwa mereka akan menggunakan investasi ini untuk mengembangkan produk mereka. Tujuan mereka adalah untuk “memudahkan transisi dari pemain hebat menjadi guru hebat.”

ESL dan DreamHack Umumkan Merger, Bentuk ESL Gaming

ESL dan DreamHack mengumumkan merger atau penggabungan atas dua perusahaan, dan menciptakan perusahaan baru bernama ESL Gaming. Walau penggabungan ini adalah berita baru, namun ESL dan DreamHack sebenarnya sudah berada di bawah satu perusahaan induk yang sama sejak tahun 2015 lalu, yaitu Modern Times Group (MTG).

Mengutip GamesIndustry.biz, ESL Gaming nantinya akan dipimpin oleh co-CEO ESL yaitu Craig Levine dan Ralf Reichert, serta DreamHack co-CEO yaitu Marcus Lindmark. “Melalui kolaborasi dan kooperasi yang maksimal, serta penyatuan terhadap individu paling visioner dan kreatif di industri game, bersama-sama kami akan terus memajukan inovasi di dalam lingkup ini (gaming) lewat produk-produk dan event yang luar biasa.” ucap Levine.

Sumber: DreamHack Official
Sumber: DreamHack Official

“Untuk para partner, akan ada lebih banyak kesempatan untuk bekerja sama dengan kami, melalui berbagai aktivitas yang kini jangkauannya jadi lebih lebar, melintasi berbagai level dan aspek di ranah gaming serta esports. Bagi para fans kami, merger ini berarti kami akan menawarkan salah satu portfolio event esports dan gaming yang paling ekspansif.”

Kerja sama antara ESL dengan DreamHack memang terbilang sudah cukup intensif, terutama paling terlihat di skena CS:GO internasional. Salah satu contohnya ada pada 23 September 2020 kemarin, ketika ESL dan DreamHack mengumumkan jadwal rangkaian turnamen CS:GO untuk tahun 2021, pasca DreamHack memutuskan untuk tunda semua jadwal turnamen di tahun 2020.

Lebih lanjut soal proses merger, perwakilan ESL Gaming mengatakan kepada GamesIndustry.biz bahwa akan ada pengurangan jumlah pegawai. “Sayangnya, akan ada sedikit perubahan personil, baik dari segi jumlah ataupun area kerja. Namun demikian, perubahan ini bukanlah hasil dari proses merger tersebut, namun merupakan hasil dari restrukturisasi organisasi yang kami lakukan untuk mencapai model operasional yang teroptimasi.”

Sumber: ESL Official
Sumber: ESL Official

Perwakilan ESL lalu melanjutkan penjelasannya, “Sayangnya, melihat situasi pandemi global serta tantangan yang ada di dalamnya, banyak bisnis terpaksa menghadapi keputusan-keputusan sulit, termasuk juga ESL Gaming. Pengurangan jumlah pegawai ini bukan suatu hal yang kami anggap sepele. Kami menganggap para staf seperti keluarga sendiri, dan kami akan melakukan sebisa kami untuk menyokong siapapun yang terdampak selama transisi ini.”

Dengan proses merger yang dilakukan, yang jadi tanda tanya mungkin adalah nasib branding event DreamHack nantinya. Apakah akan tetap ada event esports CS:GO dengan nama DreamHack? Atau akan ada proses rebranding atas semua gelaran-gelaran besar yang pernah dilakukan oleh DreamHack?

ESL Umumkan Jadwal Turnamen CS:GO untuk Tahun 2021

Pandemi COVID-19 memaksa penyelengggara turnamen ESL untuk menunda berbagai turnamen esports yang hendak mereka adakan pada tahun ini, termasuk Intel Grand Slam. Faktanya, beberapa waktu lalu, ESL dan DreamHack mengumumkan bahwa mereka kaan menunda semua turnamen esports tahun ini ke 2021.

Sekarang, ESL dan DreamHack membuat pengumuman terkait jadwal turnamen Counter-Strike: Global Offensive pada 2021. Melalui Twitter, mereka juga memberikan penjelasan soal perubahan yang akan mereka implementasikan pada turnamen esports yang diselenggarakan di tahun depan.

Inilah jadwal turnamen CS:GO yang akan diadakan oleh ESL dan DreamHack pada 2021.

  • Intel Extreme Masters Katowice: 16-28 Februari, 2021
  • ESL Pro League S13: 10 Maret – 18 April, 2021
  • DreamHack Masters: 3-13, Juni 2021
  • ESL One Cologne powered by Intel: 6-18 Juli, 2021
  • Intel Extreme Masters Melbourne: 17-22 Agustus, 2021*
  • ESL Pro League S14: 1 September– 10 Oktober, 2021
  • Intel Extreme Masters: 14-24 Oktober,2021
  • Intel Extreme Masters: 2-12 Desember, 2021

Satu hal yang harus diingat, ESL bisa sewaktu-waktu mengubah tanggal dari semua turnamen mereka. Selain itu, jadwal dari Intel Extreme Masters Melbourne juga masih bersifat sementara. Pasalnya, waktu penyelenggaraan turnamen tersebut harus menyesuaikan jadwal istirahat para pemain profesional.

jadwal turnamen CS:GO 2021
ESL juga mengubah format pada turnamen buatan mereka. | Sumber: Win.gg

Pada 2021, ESL Pro Tour akan diawali dengan Intel Extreme Masters Katowice, yang akan diadakan pada Februari. ESL berencana untuk mengadakan turnamen tersebut secara offline. Untuk itu, mereka bahkan telah membangun studio khusus yang sudah memenuhi protokol kesehatan COVID-19. ESL mengklaim, studio tersebut telah menggunakan teknologi tercanggih untuk memberikan pengalaman terbaik, baik untuk para pemain profesional maupun penonton di seluruh dunia.

Selain jadwal turnamen CS:GO untuk 2021, ESL juga membahas tentang format baru yang akan mereka gunakan di ESL Pro Tour. Biasanya, setiap turnamen akan diselenggarakan selama 1 minggu. Namun, pada tahun depan, turnamen akan dilangsungkan selama 2 minggu. Harapannya, hal ini akan mengurangi waktu yang dihabiskan oleh para tim profesional di perjalanan. Memang, salah satu keluhan yang biasa dilontarkan oleh para pemain profesional CS:GO adalah lamanya waktu yang mereka habiskan untuk perjalanan.

Hanya saja, durasi turnamen ESL yang lebih lama berarti para tim esports profesional juga harus menghabiskan waktu lebih banyak untuk ikut serta ikut serta dalam kompetisi ESl. Hal ini dapat menyulitkan mereka untuk mengikuti turnamen CS:GO yang diadakan oleh penyelenggara lain, seperti Flashpoint dan BLAST.

Sumber: The Esports Observer, Win.gg

DreamHack Tunda Semua Turnamen Esports ke 2021

Penyelenggara kompetisi esports DreamHack mengumumkan bahwa mereka akan menunda semua festival esports yang tersisa pada tahun ini ke tahun depan karena pandemi virus corona.

“Tujuan DreamHack menyelenggarakan turnamen esports di berbagai kota di seluruh dunia adalah untuk memberikan pengalaman yang menyenangkan dengan mengumpulkan komunitas gamer,” kata Co-CEO DreamHack, Marcus Lindmark, dikutip dari PCGAMER. “Sebelum ini, kami tidak pernah menunda kegiatan kami. Namun, sekarang memang waktu yang tidak biasa. Dan keselamatan dari pengunjung dan staf kami adalah prioritas kami.”

Ada lima kegiatan esports yang DreamHack tunda. Kelima acara tersebut antara lain:

  • DreamHack Rotterdam — yang seharusnya diadakan pada 16-18 Oktober 2020
  • DreamHack Hyderabad — yang seharusnya diadakan pada 31 Oktober-1 November 2020
  • DreamHack Atlanta — yang seharusnya diadakan pada 13-15 November 2020
  • DreamHack Winter — yang seharusnya diadakan pada 27-29 November 2020
  • DreamHack Madrid — yang seharusnya diadakan pada 11-13 Desember 2020

Untungnya, DreamHack masih akan mengadakan turnamen esports secara online. Salah satunya adalah DreamHack Open Summer, turnamen Counter-Strike: Global Offensive yang diadakan di empat kawasan, yaitu Asia, Amerika Utara, Eropa, dan Oceania. Secara total, turnamen tersebut menawarkan hadiah sebesar US$300 ribu.

DreamHack Open Summer dimulai pada Juni untuk kawasan Amerika Utara, Eropa, dan Oceania. Kini, turnamen di tiga kawasan itu telah memasuki tahap kedua. Namun, untuk kawasan Asia, turnamen CS:GO itu baru memasuki tahap pertama.

Selain turnamen untuk CS:GO tersebut, DreamHack juga akan mengadakan turnamen Fortnite. Kompetisi bertajuk DreamHack Open Featuring Fortnite itu akan diadakan untuk kawasan Eropa, Amerika Utara Timur, dan Amerika Utara Barat. Kompetisi itu akan diadakan setiap bulan sampai Januari 2021. Per bulan, turnamen tersebut menawarkan hadiah sebesar US$250 ribu. Secara keseluruhan, DreamHack Open Featuring Fortnite menawarkan hadiah sebesar US$1,75 juta.

Beberapa bulan belakangan, DreamHack memang terpaksa menunda berbagai acara mereka, seperti DreamHack Dallas, DreamHack Summer, dan DreamHack Montreal. Namun, hal itu tidak menghentikan mereka dari memperpanjang kerja sama dengan rekan lama mereka atau menjalin kerja sama baru. Misalnya, pada April 2020, DreamHack bekerja sama dengan Riot Games untuk mengadakan Northern League of Legends Championship secara online. DreamHack juga memperpanjang kerja sama mereka dengan CORSAIR hingga akhir 2020.

Perusahaan Induk ESL Umumkan Laporan Keuangan untuk Q2 2020, Masih Merugi

Modern Times Group (MTG), induk perusahaan dari ESL dan DreamHack, baru saja mengumumkan laporan keuangan Q2 2020 mereka. Dalam laporan itu, mereka menyebutkan bahwa pemasukan mereka dalam tiga bulan terakhir mencapai 1,1 miliar krona (sekitar Rp1,8 triliun), sama seperti pemasukan MTG pada Q2 2019.

Sementara itu, pengeluaran MTG sepanjang Q2 2020 mencapai 992 juta krona (sekitar Rp1,65 triliun), turun 4 persen jika dibandingkan dengan tahun lalu. Dengan begitu, MTG masih mengalami kerugian sebesar 19 juta krona (sekitar Rp31,6 miliar). Jika dibandingkan dengan kerugian yang dialami oleh MTG pada tahun lalu, mencapai 38 juta krona (sekitar Rp63,2 miliar), kerugian mereka pada pada kuartal ini mengalami penurunan.

Sama seperti Q1 2020, keuangan MTG pada Q2 2020 masih terdampak oleh pandemi virus corona, yang memaksa banyak penyelenggara turnamen esports untuk menunda atau membatalkan turnamen yang hendak mereka adakan. Intel Grand Slam merupakan salah satu acara esports yang harus ditangguhkan karena virus corona. Sebagian penyelenggara terpaksa harus mengadakan turnamen secara online.

laporan keuangan MTG Q2 2020
Intel Extreme Masters Chicago 2018. | Sumber: Intel Extreme Masters

Meskipun begitu, dua perusahaan anak MTG, ESL dan DreamHack, berhasil menjalin beberapa kerja sama baru sepanjang Q2 2020. Mereka berhasil menjadikan Twitch sebagai rekan. Sementara di Tiongkok, ESL dan DreamHack punya kerja sama dengan HUYA. ESL dan DreamHack juga berkolaborasi dengan Epic Games untuk membuat sekumpulan turnamen yang menyertakan Fortnite. Mereka juga bekerja sama dengan developer Psyonix untuk membuat turnamen Rocket League Championship Series Season X.

“Kami berhasil membuat scene esports menjadi semakin profesional dengan mengajak lebih banyak perusahaan untuk menjadi sponsor turnamen kami, walau sekarang adalah masa-masa sulit,” kata Presiden dan CEO MTG, Jørgen Madsen Lindemann, menurut laporan The Esports Observer. “Fokus kami adalah untuk menyelenggarakan turnamen esports secara online, agar minat akan industri esports tidak surut.”

Lebih lanjut dia menjelaskan, keuangan perusahaan pada semester pertama 2020 lebih baik dari perkirakan. Menurutnya, salah satu penyebabnya adalah perjanjian kerja sama dengan rekan media seperti Twitch. Alasan lainnya adalah karena mereka mendapatkan pemasukan lebih dari menyediakan jasa layanan esports. “Faktor yang tidak kalah penting adalah kemampuan kami untuk menekan biaya pengeluaran,” ujarnya.

Pada semester dua 2020, MTG memperkirakan, pemasukan divisi esports akan mengalami penurunan 30-40 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019. Pasalnya, mereka menduga, turnamen esports offline masih akan sulit untuk diselenggarakan akibat pandemi virus corona. Sebagai antisipasi dari pemasukan yang lebih kecil, MTG akan menekan pengeluaran tetap dari ESL dan DreamHack. Dari penghematan itu, mereka memperkirakan, mereka akan bisa menghemat hingga 325 juta krona (sekitar Rp540,3 miliar).

Sumber header: Emerging Europe

HUYA Dapatkan Hak Siar Turnamen ESL dan DreamHack

ESL dan DreamHack, dua Tournament Organizer dari Modern Times Group, umumkan kerja sama mereka dengan platform live streaming asal Tiongkok, HUYA. Kerja sama ini terjalin dalam bentuk kesepakatan penayangan yang berlangsung selama satu tahun. Ini berarti turnamen CS:GO Pro Tour dan turnamen Dota 2 ternama akan ditayangkan secara eksklusif di HUYA untuk khalayak di Tiongkok, lengkap dengan tayangan berbahasa Tiongkok.

Beberapa turnamen yang akan tayang di HUYA untuk khalayak Tiongkok sendiri termasuk, ESL Pro Tour, ESL One Tournament, Intel Extreme Masters. Selain itu, HUYA juga akan memiliki hak untuk menayangkan DreamHack CS:GO dan DreamHack Dota 2, yang didapatkan melalui sebuah kesepakatan sub-licensing.

Sumber: Twitter @IEM
Intel Extreme Masters, turnamen kasta satu dunia di dalam ekosistem CS:GO. Sumber: Twitter @IEM

Ini bukan pertama kalinya HUYA mendapatkan kesepakatan penayangan turnamen esports. Mengutip Dot Esports, HUYA juga memegang hak penayangan eksklusif dari tiga liga besar skena League of Legends, yaitu: LCK (Liga Korea), LCS (Liga Amerika Utara), dan LEC (Liga Eropa).

Masih dari Dot Esports, sebelumnya Modern Times Group juga dikabarkan pernah bernegosiasi dengan HUYA, dan meminta perusahaan streaming asal Tiongkok untuk berinvestasi kepada ESL. Namun demikian negosiasi tidak berakhir dengan baik, yang berakhir dengan MTG memutus kontrak kerja sama dengan HUYA, yang diumumkan pada Januari 2020 kemarin.

“Kami tetap percaya bahwa kerja sama antara HUYA dengan MTG ini memiliki potensi yang besar bagi industri esports secara global. Namun, kedua belah pihak melihat pemutusan negosiasi menjadi satu-satunya jalan untuk bisa tetap bergerak maju. Walau demikian, ekspansi ke dalam pasar esports Tiongkok tetap menjadi prioritas untuk MTG, dan kami tidak sabar untuk mengambil kesempatan tersebut dalam waktu dekat.” Ujar Jorgen Madsen Lindemann, CEO dan President of MTG pada pengumuman tersebut.

https://twitter.com/ESLCS/status/1286315135657631759

Pertandingan terdekat yang akan ditayangkan oleh HUYA adalah ESL One Cologne 2020. Pada 5 Mei 2020 lalu, ESL sempat memutuskan untuk memindahkan penyelenggaraan turnamen ini ke dalam keadaan tertutup, karena menghadapi situasi pandemi COVID-19 yang semakin mengkhawatirkan. Format turnamen kini diubah lagi menjadi format online, yang membagi pertandingan ke dalam beberapa divisi, yaitu Eropa, Amerika Utara, Oseania, dan Asia.

ESL mengumumkan tim yang tergabung dalam divisi tersebut lewat twit yang mereka posting kemarin. Dot esports mengatakan bahwa sampai saat ini baru TYLOO yang mengkonfirmasi akan mengikuti turnamen tersebut, walaupun dalam pengumuman ESL menyertakan Vici Gaming, Invictus Gaming, dan Beyond Esports.

Induk Perusahaan ESL dan DreamHack Rugi Rp200 Miliar di Q1 2020

Modern Times Group (MTG), perusahaan induk dari ESL dan DreamHack, baru saja mengumumkan laporan keuangan untuk Q1 2020. Dalam 1 kuartal, pemasukan mereka mencapai 924 juta krona (sekitar Rp1,4 miliar), turun 2 persen jika dibandingkan dengan pemasukan pada Q1 2019, yang mencapai 940 juta krona (sekitar Rp1,43 triliun). Sementara itu, total biaya operasi perusahaan mencapai 993 juta krona (sekitar Rp1,51 triliun), naik 1 persen dari biaya operasi pada Q1 2019. Jadi, MTG mengalami kerugian sebesar 132 juta krona (sekitar Rp200 miliar). Angka ini tidak jauh berbeda dari kerugian yang MTG alami pada Q1 2019.

Dalam 3 bulan pertama dari 2020, banyak bisnis yang mengalami gangguan akibat pandemik virus corona. Pada awal April 2020, MTG menginformasikan para investornya bahwa bisnis mereka mungkin akan terkena dampak dari virus corona. Ketika itu, mereka memperkirakan, bisnis divisi esports akan mengalami penurunan sekiatr 35-45 persen. Namun, MTG tidak berpangku tangan. President dan CEO MTG, Jørgen Madsen Lindemann mengatakan bahwa mereka telah menyiapkan strategi untuk menyesuaikan diri di tengah pandemik.

“Kami akan menjalankan rencana dalam tiga fase untuk mengatasi pandemik. Tiga fokus kami adalah memastikan keberlangsungan bisnis, efisiensi operasi, dan mengambil kesempatan bisnis yang ada,” ujar Lindemann pada The Esports Observer.

IEM Katowice akhirnya harus digelar tanpa penonton.
IEM Katowice akhirnya harus digelar tanpa penonton.

Lindemann juga optimistis akan keuangan perusahaan. Memang, meskipun divisi esports mengalami masalah karena karantina dan larangan penyelenggaraan turnamen offline, MTG masih memiliki divisi bisnis gaming. Sepanjang Q1 2020, bisnis gaming MTG memberikan performa yang stabil. Malahan, pada akhir Q1 2020, game-game MTG mendapatkan pemain baru. MTG juga meningkatkan kegiatan marketing divisi gaming.

Divisi esports MTG mengalami gangguan sepanjang Q1 2020. Karena corona, ada sejumlah turnamen esports yang harus ditunda atau bahkan dibatalkan. Misalnya, Intel Extreme Katowice 2020 harus diadakan tanpa penonton. Meskipun begitu, 3 bulan pertama 2020 adalah masa yang sibuk bagi MTG. Mereka menandatangani beberapa kontrak baru.

Salah satunya dengan Activision Blizzard. Dengan perjanjian ini, ESL akan bertanggung jawab atas turnamen StarCraft II dan Warcraft III: Reforged. Selain itu, mereka juga menjalin kerja sama dengan PUBG Mobile untuk mengadakan PUBG Mobile World League (PMWL). Mereka memang batal untuk bekerja sama dengan Huya, platform streaming asal Tiongkok. Namun, ini itdak menghentikan niat mereka untuk memasuki negara dengan populasi terbesar tersebut.