Semua True Wireless Earphone yang Dirilis di CES 2020

Tanpa harus terkejut, event teknologi sebesar CES pasti dibanjiri dengan beragam perangkat audio baru. CES tahun ini pun tidak luput dari serbuan beragam headphone dan earphone, dari yang murah sampai dengan yang mahal.

Sebagian besar dari produk-produk baru yang diumumkan adalah true wireless earphone, sesuai dengan tren terkini yang dimulai oleh Apple AirPods. Berikut adalahsh ringkasan dari semua true wireless earphone yang diluncurkan di CES 2020.

Shure Aonic 215

Shure Aonic 215

Sedikit terlambat memang, akan tetapi salah satu pemain lama di industri audio ini akhirnya punya true wireless earphone. Melihat namanya, tidak salah apabila Anda berpikiran bahwa perangkat ini mengambil earphone termurah Shure, SE215, sebagai basisnya.

Kenyataannya memang demikian, dan tentu saja kabelnya telah digantikan oleh pengait telinga. Modul baterai yang tertanam di ujung pengait telinga itu siap menyuplai daya yang cukup hingga 8 jam pemakaian, sedangkan charging case-nya siap mengisi penuh baterainya sampai tiga kali.

Spesifikasi lengkapnya belum disebutkan, namun saya menduga jeroannya identik dengan Shure SE215, dengan tambahan chip Bluetooth 5.0. Aonic 215 hanya dibekali noise cancelling pasif dari eartip silikonnya, akan tetapi ia mengemas Environment Mode yang adjustable sehingga pengguna dapat mempersilakan suara dari luar masuk. Shure Aonic 215 akan dijual pada musim semi mendatang seharga $279.

Harman Kardon Fly TWS

Harman Kardon Fly TWS

Untuk pertama kalinya setelah enam tahun, Harman Kardon merilis seri headphone dan earphone baru. Dari tiga perangkat di seri ini, tentu saja salah satunya merupakan true wireless earphone.

FLY TWS mengemas fitur-fitur yang sudah dianggap standar di kategori ini: kontrol sentuh, dukungan voice assistant, ketahanan terhadap cipratan air (IPX5), dan fitur untuk membiarkan suara dari luar jadi terdengar yang mereka sebut dengan istilah TalkThru.

Baterainya cukup untuk lima jam pemakaian, atau total 15 jam jika digabungkan dengan charging case-nya. Memang bukan yang paling istimewa, akan tetapi harganya cukup terjangkau di angka $150. Sayang pemasarannya masih harus menunggu sampai musim dingin nanti.

JBL Live 300TWS dan Tune 220TWS

JBL Live 300TWS / JBL
JBL Live 300TWS / JBL

Masih satu keluarga besar dengan Harman Kardon Fly TWS, JBL Live 300TWS mengemas gaya desain yang serupa, lengkap dengan sertifikasi IPX5, sekaligus fitur TalkThru yang sama. Meski begitu, ia sedikit lebih unggul di sektor baterai: tahan sampai 6 jam pemakaian, atau total 20 jam bersama charging case-nya. Charging case-nya ini dapat diisi penuh dalam waktu satu jam saja via sambungan USB-C.

Tune 220TWS di sisi lain mengandalkan desain ala AirPods dengan tangkai yang memanjang. Faktor yang ia unggulkan adalah driver sebesar 12,5 mm, akan tetapi baterainya cuma bisa bertahan selama tiga jam pemakaian, meski untungnya charging case-nya siap menyuplai 16 jam daya ekstra.

JBL Tune 220TWS / JBL
JBL Tune 220TWS / JBL

Sedikit berbeda di antara keduanya adalah dukungan voice assistant. Live 300TWS mengemas Alexa dan Google Assistant terintegrasi, sedangkan Tune 220TWS hanya bisa menyambungkan asisten bawaan smartphone. Live 300TWS dan Tune 220TWS bakal dipasarkan mulai musim semi mendatang, masing-masing seharga $150 dan $100.

Audio-Technica ATH-ANC300TW

Audio-Technica ATH-ANC300TW

ATH-ANC300TW bukanlah true wireless earphone pertama dari sang perusahaan Jepang, akan tetapi ia merupakan yang pertama mengemas active noise cancelling (ANC), lengkap beserta mode ‘transparan’ untuk membiarkan suara luar masuk. Agresivitas fitur ANC-nya dapat diatur berkat tiga pilihan preset yang tersedia di aplikasi pendampingnya.

Secara teknis, perangkat ini mengemas driver 5,8 mm, akan tetapi yang lebih menarik adalah fitur TrueWireless Stereo Plus rancangan Qualcomm yang diusungnya. Berkat fitur ini, audio dapat diteruskan ke kedua unit earpiece sekaligus, bukan ke salah satu saja yang bertindak sebagai perantara seperti pada umumnya.

Audio-Technica mengklaim fitur ini bisa membantu menurunkan latency sekaligus meningkatkan daya tahan baterai. Dengan fitur ANC yang terus menyala, ATH-ANC300TW bisa beroperasi hingga 4,5 jam nonstop, sedangkan charging case-nya siap menyuplai 13,5 jam daya ekstra. Perangkat ini bakal dijual mulai bulan Mei seharga $249.

Jabra Elite Active 75t

Jabra Elite Active 75t

Jabra Elite Active 65t selama ini banyak disebut sebagai salah satu alternatif terbaik AirPods, dan Jabra sekarang sudah punya sekuelnya. Fisiknya diklaim 22 persen lebih ringkas dari pendahulunya, akan tetapi daya tahan baterainya justru meningkat hingga 89 persen (sampai 7,5 jam dalam sekali charge, atau total 28 jam jika digabungkan dengan daya milik charging case-nya).

Juga ikut disempurnakan adalah ketahanan airnya, naik sedikit dari IP56 menjadi IP57. Mode transparan, atau HearThrough kalau dalam kamus Jabra, tentunya sudah tersedia, tapi yang lebih menarik adalah, konsumen dapat menggunakan satu earpiece Elite Active 75t saja jika perlu. Perangkat ini akan dijual mulai Februari seharga $199.

Klipsch T10

Klipsch T10

Total ada empat true wireless earphone yang Klipsch pamerkan di panggung CES 2020, akan tetapi yang paling mencuri perhatian adalah Klipsch T10. Bentuknya, terutama ketika disandingkan bersama charging case-nya yang begitu tipis, tampak sangat tidak umum sekaligus keren.

Juga tidak umum adalah spesifikasinya, yang mengandalkan driver jenis balanced armature ketimbang dynamic. Terlepas dari fisiknya yang begitu ringkas, T10 disebut bisa beroperasi selama 6 jam pemakaian. Sayang Klipsch tidak menyebutkan berapa jam daya ekstra yang bisa disediakan charging case-nya.

Fakta menarik lainnya adalah, T10 mengemas microcomputer yang menjalankan sistem BragiOS – ya, Bragi sang pelopor segmen true wireless itu. Klipsch bilang ini memungkinkan T10 untuk dioperasikan dengan beragam gesture; tidak harus menggunakan tangan, tapi juga kepala, atau bisa juga dengan perintah suara.

Namun yang lebih mencengangkan justru adalah harganya: $649 saat dipasarkan mulai musim gugur nanti.

Technics EAH-AZ70W

Technics EAH-AZ70W

Sub-brand Panasonic yang dikenal lewat sederet perlengkapan DJ-nya ini merilis true wireless earphone berpenampilan minimalis tapi kaya fitur, termasuk halnya active noise cancelling. Lebih lanjut, konektivitas Bluetooth-nya juga dijamin stabil berkat sistem transmisi sinyal yang terpisah antara earpiece kiri dan kanan.

Rangka tahan air dengan sertifikasi IPX4-nya mengemas driver 10 mm, lengkap beserta panel sentuh untuk mengaktifkan Ambient Sound Mode, lagi-lagi nama lain untuk mode transparan. Dalam sekali pengisian, baterainya bisa tahan sampai 6 jam pemakaian (dengan ANC menyala), sedangkan charging case-nya siap menyuplai 18 jam daya ekstra. Perangkat akan dijual mulai Juni seharga $249.

JLab Go Air

JLab Go Air

Tanpa perlu basa-basi, nilai jual utama perangkat ini adalah harganya. JLab Go Air dihargai cuma $29 saat mulai dipasarkan pada bulan Maret nanti. Istimewanya, harga yang begitu terjangkau bukan berarti ia miskin fitur, meski memang mustahil mendapatkan ANC di rentang harga semurah ini.

Go Air yang ditenagai driver 8 mm ini dapat digunakan secara terpisah jika perlu, tidak harus melulu sepasang. Fisiknya yang tahan air dengan sertifikasi IPX4 diyakini 20 persen lebih kecil ketimbang true wireless earphone JLab sebelumnya, akan tetapi baterainya masih bisa bertahan sampai 5 jam pemakaian (20 jam jika digabung dengan charging case-nya). Charging case-nya pun cukup spesial karena dilengkapi kabel terintegrasi.

1More True Wireless ANC

1More True Wireless ANC

Sesuai namanya, active noise cancling merupakan salah satu nilai jual utama dari perangkat ini. Kendati demikian, 1More masih menyimpan kejutan yang lain, yakni dua macam driver yang tertanam di masing-masing earpiece; satu berjenis dynamic seperti biasa, dan satu lagi balanced armature, dengan kualitas suara yang memenuhi sertifikasi dari THX.

Dalam satu kali pengisian, 1More True Wireless ANC dapat digunakan sampai 5 jam pemakaian (6 jam kalau ANC-nya dimatikan), sedangkan charging case-nya siap memberikan 16 jam daya ekstra. Layaknya AirPods generasi kedua, charging case-nya ini bisa diisi ulang menggunakan Qi wireless charging pad.

Perangkat ini akan terkesan lebih menarik lagi setelah mengetahui harganya, yang amat bersaing di angka $200.

Nuheara IQbuds2 Max

Nuheara IQbuds2 Max

Dideskripsikan sebagai perangkat hearables, daya tarik utama perangkat ini adalah teknologi bernama EarID, yang memungkinkannya untuk mengevaluasi kemampuan pendengaran pengguna lalu mengoptimalkan karakter suara yang dihasilkannya. Kinerja reproduksi suaranya sendiri ditunjang oleh driver berdiameter 9,2 mm.

ANC turut menjadi penawaran IQbuds2 Max, lengkap dengan mode transparan yang dapat diaktifkan kapan saja diperlukan. Daya tahan baterainya sendiri diklaim mencapai angka 20 jam, tapi itu tentu ditotal bersama charging case-nya. Nuheara akan menjualnya mulai bulan Maret seharga $399.

Realme Perkenalkan True Wireless Stereo Pertamanya, Buds Air: Bakal Ramaikan Pasar AIoT di Indonesia

Selama ini, realme dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai merek smartphone yang memiliki harga terjangkau. Akan tetapi, ternyata realme memiliki rencana berbeda, di mana mereka ingin memasarkan perangkat selain smartphone. Realme pun berencana untuk mengeluarkan perangkat AIoT (AI dan IoT) dan menjualnya di pasar Indonesia.

realme Buds Air - Palson Yi

Perangkat AIoT yang bakal dijual oleh realme di Indonesia dimulai dari audio. Realme berencana untuk meluncurkan sebuah earphone True Wireless Stereo pertama mereka yang pada tanggal 7 Januari 2020 diluncurkan di Tiongkok. Nama dari TWS tersebut adalah realme Buds Air.

Dailysocial pun diundang pada acara yang diadakan pada Brizola Resto pada tanggal 6 Januari 2020 yang lalu. Realme memang menunjukkan keseriusannya untuk memasukkan perangkat AIoT ke Indonesia. Dan realme Buds Air menjadi yang pertama. Buds Air dianggap sebagai IoT karena kemampuannya mengendalikan Google Assistant pada perangkat smartphone sehingga bisa mendapatkan informasi dan menjalankan aplikasi via suara.

realme Buds Air

Fitur yang ada pada realme Buds Air adalah super low latency. Dengan fitur ini, pengguna bisa memakai Buds Air untuk bermain game karena suaranya tidak akan telat. Biasanya TWS akan memiliki delay yang cukup tinggi sehingga adegan pada game dan suara selalu tidak sinkron.

Realme Buds Air dilengkapi dengan teknologi dual mikrofon ENC (Environment Noise Cancelling) untuk membuat suara akan tetap jelas terdengar bahkan di lingkungan yang bising selama panggilan. Untuk mengisi daya realme Buds Air, case-nya dapat mengisi dengan wireless charging pad 10W atau melalui pengisi daya USB-C.

realme Buds Air - wireless charging

Realme Buds Air menggunakan driver suara 12 mm yang cukup besar. Hal ini membuatnya memiliki suara yang cukup baik pada kanal low, mid, dan high. Selain itu, TWS ini juga menggunakan tempat yang cukup ringkas dan ringan. Realme Buds Air hadir dalam tiga warna, yaitu kuning, hitam dan putih. Rencananya TWS ini akan diluncurkan pada tanggal 15 Januari 2020.

realme Buds Air - Wireless Charging Pad

Dailysocial juga memiliki rencana untuk menghadirkan review dari realme Buds Air. Oleh karena itu, tunggu saja kehadiran artikelnya.

[Review] Huawei Freebuds 3: TWS Noise Cancelling, Cocok untuk Musik dan Gaming

Tren mendengarkan musik dengan perangkat nirkabel memang meningkat akhir-akhir ini. Para produsen pun berlomba-lomba untuk mengeluarkan perangkat audio bluetooth mulai dari yang memiliki kabel hingga benar-benar tanpa kabel atau yang dikenal dengan True Wireless Stereo (TWS). Salah satu yang sedang gencar untuk mengeluarkan perangkat audio tersebut adalah Huawei.

Huawei Freebuds 3

Setelah sebelumnya saya menguji wireless earphone mereka yang bernama Huawei Freelace, kali ini Huawei kembali mengirimkan kepada kami TWS terbaru mereka. Nama dari TWS tersebut adalah Huawei FreeBuds 3. Dan bentuknya pun mengingatkan saya akan Airpods buatan Apple.

Huawei Freebuds 3 sendiri memiliki spesifikasi sebagai berikut

Bobot 4,5 gram per earbuds, 48 gram case
Chipset Hisilicon Kirin A1
Versi Bluetooth 5.1
Ukuran Driver ⌀14.2 mm dynamic
Dimensi 41.5 x 20.4 x 17.8 mm (earbud), ⌀60.9 x 21.8 mm (case)
Kapasitas Baterai 30 mAh (per earbud), 420 mah (case)

Huawei sangat mengedepankan feature Active Noise Cancelling pada TWS ini. Selain itu, Huawei juga mengklaim bahwa Freebuds 3 memiliki latensi yang sangat kecil sehingga cocok digunakan untuk bermain game. Oleh karena itu, simak saja pengujian saya di bawah ini.

Unboxing

Seperti inilah isi dari paket penjualan Huawei Freebuds 3

 

Desain

Saat pertama kali melihat desain dari earbuds-nya, tentu saja saya langsung teringat dengan TWS buatan Apple. Walaupun begitu, keduanya tidak mirip 100% seperti yang dilakukan vendor-vendor lainnya. Bahannya pun masih sama, terbuat dari plastik yang cukup kokoh. Perangkat yang saya dapatkan memiliki warna putih.

Huawei Freebuds 3 - Tombol

Pada setiap earbuds nya terdapat dua buah sensor dan sebuah speaker. Pada ujung bagian atas dari batangnya, terdapat sensor sentuh yang bisa diubah fungsinya. Secara default, klik dua kali pada earbuds sebelah kiri akan mengaktifkan noise cancelling.

Pada charging case-nya sendiri, terdapat baterai yang cukup besar yang bisa mengisi baterai pada earbuds-nya secara cepat. Pada bagian belakangnya terdapat konektor untuk melakukan wireless charging, yang sering disangka orang merupakan bagian depan yang dapat dibuka pada perangkat ini. Di sisi sebelah kanannya, terdapat sebuah tombol pairing yang cukup kasat mata. Charging case ini sendiri menggunakan USB-C untuk diisi baterainya.

Huawei Freebuds 3 - USB -C

TWS ini dapat diatur penggunaannya dengan memakai aplikasi buatan Huawei. Aplikasi yang dinamakan Huawei AI Life ini bisa mengetahui isi baterai dari setiap earbuds dan juga charging case-nya. Noise Cancelling nya juga bisa diatur jika memang masih terdengar suara dari luar. Fungsi klik ganda pada setiap earbuds juga bisa diatur pada aplikasi ini.

Pengalaman menggunakan

Sebenarnya, TWS dengan model seperti ini akan sangat tergantung dengan bentuk lubang kuping semua orang. Jika memang pas, maka penggunanya akan dapat menikmati semua feature dan suara yang baik dari Freebuds 3 ini. Sayangnya, saya mungkin salah satu orang yang bentuk kupingnya tidak pas menggunakan TWS dengan model ini.

Huawei Freebuds 3 - Budds

Saat diletakkan di kuping, setiap kali pula earbuds-nya tergeser sedikit keluar sehingga lubang kuping tidak tertutup dengan benar. Hasilnya? Bass akan menjadi lebih rendah, noise cancelling akan sangat berkurang fungsinya, dan juga was-was akan jatuh. Untungnya, Huawei mendesain dengan baik sehingga walaupun saya melakukan “head bang“, earbuds-nya tidak jatuh dari kuping saya.

Pengujian kali ini saya menggunakan file-file Ogg Vorbis dengan bitrate 320 Kbps. Walaupun belum merupakan lossless compression, namun suaranya sudah cukup sulit dibedakan dengan FLAC.

Saat Huawei Freebuds 3 ada pada posisi yang benar, suaranya memang sangat baik. Bass yang ada terasa “nendang”, mid juga terdengar dengan tajam, serta high yang tidak cempreng, namun dapat terdengar dengan baik. Namun, Freebuds 3 memiliki masalah dari kebanyakan TWS yang ada diluar sana, yaitu staging yang kecil sehingga suara terdengar sedikit tercampur.

Saya juga mencoba menggunakan Freebuds 3 untuk bermain CS:GO, yang membutuhkan ketepatan dan kecepatan suara. Uniknya, Freebuds 3 tidak memiliki lag saat digunakan untuk bermain, tidak seperti kebanyakan earphone bluetooth yang ada di pasaran. Hal yang sama juga terjadi pada setiap game yang saya mainkan.

Saya dapat menggunakan kedua earbuds ini sampai dengan empat jam. Pengisian baterai pada earbuds yang dilakukan ternyata hanya membutuhkan kurang dari 20 menit untuk penuh. Tentunya, hal ini akan membuat kita dapat mendengarkan musik sampai hampir seharian.

Untuk pengisian baterai tanpa kabel, saya berhasil melakukannya dengan memakai reverse charging pada perangkat Huawei dan Samsung. Sayangnya, beberapa powerbank yang memiliki kemampuan wireless charging gagal mengisi Freebuds 3. Padahal, semua perangkat smartphone bisa saya isi baterainya tanpa kabel dengan menggunakan powerbank tersebut.

Verdict

Dengan maraknya tren penggunaan TWS di Indonesia, tentu saja pasar audio terbuka lebar untuk disusupi. Hal ini pula yang dilakukan Huawei, mengingat mereka sedang marak masuk ke dalam pasar audio. Salah satu perangkat yang mereka andalkan di Indonesia adalah Huawei Freebuds 3.

Suara yang ditawarkan oleh Huawei pada Freebuds 3 memang sangat baik. Dari kanal low hingga high dapat dikeluarkan dengan baik. Dengan catatan, kuping Anda pas dengan bentuk dari Freebuds 3. Feature yang ditawarkan juga cukup baik seperti hadirnya noise cancelling.

Huawei juga membuka lebar penggunaan TWS untuk para gamers. Hal ini dibuktikan dengan minimnya latensi yang membuat suara menjadi tidak lagging saat dipakai bermain. Tentunya, hal ini akan membuat para penggemar FPS game tidak akan telat menembak saat mendengar langkah musuhnya.

Dengan desain yang premium, tentu saja membuat Huawei Freebuds 3 dijual dengan harga yang tinggi pula. Huawei Freebuds 3 dijual dengan harga Rp. 2.299.000 di toko-toko yang bekerja sama dengan Huawei.

Sparks

  • Latensi rendah!
  • Bass yang cukup nendang
  • Noise Cancelling
  • Vokal yang clear
  • Mendukung wireless charging
  • Cocok untuk digunakan bermain

Slacks

  • Harga cukup tinggi
  • Pairing cepat hanya untuk perangkat Huawei
  • Tidak semua perangkat wireless charging didukung

Razer Hammerhead True Wireless Janjikan Audio yang Selalu Sinkron Selama Sesi Gaming Berlangsung

Praktis adalah nilai jual utama yang ditawarkan sebuah earphone wireless. Namun absennya kabel sering kali berujung pada ketidakcocokannya dipakai untuk sesi gaming. Pasalnya, audio yang tersaji kerap tidak sinkron dengan apa yang tampil di layar.

Problem inilah yang hendak dijegal oleh Razer lewat Hammerhead True Wireless. Perangkat ini hadir membawa konektivitas Bluetooth 5.0 yang telah dimodifikasi. Dipadukan dengan fitur bernama Gaming Mode, Hammerhead True Wireless sanggup menyuguhkan latency sekecil 60 milidetik, sehingga audio tidak akan terdengar terlambat dari apa yang tampak di layar.

Bukan cuma untuk bermain game, Gaming Mode juga bakal sangat berguna ketika pengguna sedang menonton film. Singkat cerita, latency yang tergolong sangat minim ini akan selalu memastikan audio berjalan secara sinkron dengan video.

Razer Hammerhead True Wireless

Secara desain, Hammerhead True Wireless punya banyak kemiripan dengan AirPods versi standar – kebetulan Apple juga baru saja merilis AirPods Pro yang mengusung desain anyar – namun ia sedikit lebih unggul karena telah mengantongi sertifikasi ketahanan air IPX4. Di dalamnya bernaung driver 13 mm dengan respon frekuensi 20 – 20.000 Hz.

Seperti halnya AirPods, pengoperasiannya juga mengandalkan kontrol sentuh di sisi luar masing-masing unit, dan ia juga dapat dipakai untuk memanggil voice assistant di ponsel. Yang agak mengecewakan, baterainya rupanya tidak seawet AirPods.

Razer Hammerhead True Wireless

Dalam sekali pengisian, Hammerhead True Wireless cuma bisa bertahan selama 3 jam pemakaian, dan charging case-nya hanya mampu menyuplai 12 jam daya ekstra. Bandingkan dengan AirPods yang bisa tahan sampai 5 jam, dan charging case-nya bisa menyimpan daya dua kali lebih besar.

Kabar baiknya, Razer Hammerhead True Wireless punya banderol yang cukup terjangkau di angka $100. Fitur-fitur yang ditawarkannya memang tergolong standar, namun tetap saja ia cukup unik berkat kehadiran Gaming Mode itu tadi.

Sumber: Razer.

AirPods Pro Hadir Mengusung Desain yang Lebih Nyaman dan Active Noise Cancellation

Apple diam-diam meluncurkan true wireless earphone baru. Dinamai AirPods Pro, sebenarnya tidak ada sesuatu yang terkesan profesional darinya, akan tetapi ia menawarkan sejumlah keunggulan yang tidak bisa kita dapat dari AirPods versi standar.

Keunggulan yang pertama adalah terkait desainnya. Seperti yang bisa kita lihat, masing-masing unitnya dilengkapi eartip silikon. Selain membantu menyempurnakan isolasi suara secara pasif, kehadiran eartip silikon ini juga memastikan perangkat tidak mudah terlepas dari telinga – salah satu ‘penyakit’ yang menjangkiti versi standarnya.

‘Tangkai’ yang menjulur ke luar juga tidak sepanjang versi biasanya, membuatnya kelihatan lebih low profile saat sedang digunakan. Apple mengklaim AirPods Pro telah mengantongi sertifikasi IPX4, yang berarti ia tetap bisa beroperasi dengan baik meski terguyur keringat atau dipakai saat hujan gerimis.

Apple AirPods Pro

Keunggulan lain yang absen dari versi standarnya adalah active noise cancellation (ANC), yang akan mengeliminasi suara luar secara lebih efektif berkat keterlibatan sepasang mikrofon di masing-masing unitnya. Agar tidak membuahkan sensasi seperti berada di ruang hampa udara, Apple turut menyematkan ventilasi udara kecil (garis hitam di sisi luar perangkat) pada AirPods Pro.

Fitur ANC ini bisa diaktifkan atau dinonaktifkan dengan mudah kapan saja pengguna mau, baik melalui Control Center di iPhone/iPad atau dengan menjepit dan menekan tangkainya yang pressure sensitive. Pengguna bahkan bisa memilih mode “Transparency”, yang justru akan menyelipkan sejumlah suara dari luar sehingga mereka tetap bisa mendengar suara dari sekitarnya – berguna semisal pengguna sedang menunggu pengumuman atau sejenisnya.

Apple AirPods Pro

Selebihnya, AirPods Pro tetap mempertahankan segala kelebihan versi standarnya, mulai dari proses pairing yang amat simpel, dukungan fitur “Hey Siri”, sampai daya tahan baterai hingga 5 jam pemakaian (4,5 jam kalau fitur ANC-nya aktif). Charging case-nya pun juga bisa menyuplai lebih dari 24 jam daya baterai ekstra meski bentuknya agak sedikit berbeda.

AirPods Pro saat ini sudah dipasarkan di lebih dari 25 negara. Di Amerika Serikat, harganya dipatok $249, atau $50 lebih mahal daripada AirPods versi standar yang datang bersama wireless charging case.

Sumber: Apple.

Master & Dynamic Luncurkan Dua True Wireless Earphone Baru, MW07 Plus dan MW07 Go

Master & Dynamic menjalani debut perdananya di segmen true wireless earphone tahun lalu. Tahun ini, produsen yang dikenal terobsesi dengan material-material premium tersebut hadir dengan dua true wireless earphone sekaligus: MW07 Plus dan MW07 Go.

MW07 Plus merupakan penerus langsung earphone yang mereka rilis tahun lalu. Desainnya sama persis, masih dengan case berbentuk kotak membusur yang terbuat dari bahan asetat, demikian pula charging case-nya yang masih mengandalkan konstruksi stainless steel. Kalau dari segi estetika, perangkat ini memang tidak perlu banyak dibenahi.

Yang perlu diperbaiki adalah kinerjanya, spesifiknya daya tahan baterai MW07 yang tergolong sangat singkat: cuma 3,5 jam dalam sekali pengisian, dan charging case-nya pun hanya mampu menyuplai daya ekstra yang setara dengan 10,5 jam pemakaian. Di aspek inilah MW07 Plus hadir membawa penyempurnaan yang signifikan.

Master & Dynamic MW07 Plus

Dibantu oleh konektivitas Bluetooth 5.0 (sebelumnya cuma Bluetooth 4.2), MW07 Plus diklaim sanggup beroperasi selama 10 jam nonstop, sedangkan charging case-nya dirancang untuk mengisi penuh perangkat sampai tiga kali, yang berarti total daya tahannya mencapai angka 40 jam. Waktu pengisiannya pun amat cepat, cuma 15 menit untuk mencapai kapasitas 50%, atau 40 menit dari 0 – 100%.

Soal kualitas suara, MW07 Plus masih mengandalkan driver Beryllium berdiameter 10 mm yang sama, akan tetapi masing-masing earpiece-nya kini turut dilengkapi sepasang noise reduction mic demi menangkap suara pengguna secara lebih jernih. Sama seperti sebelumnya, masing-masing earpiece MW07 Plus juga dapat dioperasikan secara mandiri.

Active noise-cancellation juga termasuk salah satu fitur unggulan MW07 Plus. Sebaliknya, ada fitur Ambient Listening Mode yang dirancang supaya pengguna bisa lebih awas dan peka terhadap kondisi di sekitarnya.

Master & Dynamic MW07 Go
Master & Dynamic MW07 Go / Master & Dynamic

Untuk MW07 Go, earphone ini dirancang buat kebutuhan yang berbeda, spesifiknya buat konsumen yang rutin berolahraga. Gaya desainnya memang sama, akan tetapi bahan case-nya berbeda, kali ini merupakan material thermoplastic komposit yang amat ringan. Secara keseluruhan, MW07 Go 15% lebih kecil dan lebih ringan dari MW07 orisinal, dan ia telah mengantongi sertifikasi ketahanan air IPX6 (MW07 Plus cuma IPX5).

Juga lebih kecil dan lebih ringan adalah charging case-nya, yang permukaannya dilapis bahan fabric ketimbang stainless steel. Berhubung lebih ringkas, suplai daya tahan baterainya juga lebih terbatas – cuma 12 jam – namun untungnya MW07 Go sendiri masih bisa digunakan selama 10 jam nonstop sebelum perlu diisi ulang.

Master & Dynamic MW07 Go

Selebihnya, MW07 Go punya banyak kemiripan dengan MW07 Plus, mulai dari driver Beryllium dan noise reduction mic-nya, sampai ke konektivitas dan dukungan terhadap voice assistant-nya.

Master & Dynamic saat ini telah memasarkan MW07 Plus seharga $299, sedangkan MW07 Go dibanderol $199. Masing-masing tersedia dalam empat pilihan warna yang berbeda. Khusus MW07 Plus, corak pada casing-nya bisa berbeda dari satu unit dengan yang lainnya, sama kasusnya seperti MW07 orisinal.


Sumber: Master & Dynamic 1, 2.

Google Pixel Buds Versi Baru Akhirnya Adopsi Tren True Wireless Earphone

Bersamaan dengan Pixel 4 dan Pixel 4 XL, Google turut mengungkap versi baru dari earphone wireless-nya, Pixel Buds. Berbeda dari yang dirilis tahun lalu, Pixel Buds kini telah mengadopsi rancangan true wireless dan tidak lagi ‘dinodai’ oleh seuntai pun kabel.

Secara fisik, desainnya sebenarnya masih cukup mirip dengan generasi pertamanya; bulat dan pipih di sisi luar, kemudian ada earpiece yang menonjol di sisi dalam. Yang sedikit berbeda adalah posisi earpiece yang agak turun ke bawah, dan Google juga telah membalut masing-masing ujungnya dengan eartip berbahan silikon.

Juga berbeda adalah semacam tangkai kecil yang menjulang ke atas yang berfungsi untuk menstabilkan posisi perangkat selagi terpasang di telinga. Di sisi bawah masing-masing earpiece, Google sengaja menempatkan sejenis ventilasi kecil agar pengguna masih bisa mendengar suara dari luar meskipun lirih, dengan harapan mereka tetap sadar akan apa saja yang terjadi di sekitarnya.

Google Pixel Buds

Di balik setiap unit earpiece-nya, tertanam driver berdiameter 12 mm serta sepasang mikrofon dengan teknologi noise cancelling. Google juga bilang bahwa Pixel Buds telah dilengkapi voice accelerometer, yang bertugas mendeteksi ucapan pengguna melalui getaran pada tulang rahangnya, sehingga pada akhirnya suara pengguna masih bisa terdengar jelas meski ada suara angin yang menderu, semisal ketika sedang berlari atau bersepeda.

Di samping mengandalkan bantuan Google Assistant, Pixel Buds juga dapat dioperasikan via panel sentuh pada sisi luar masing-masing earpiece-nya. Fitur auto on/off juga tersedia, yang berarti ia bisa memegang kendali sendiri dengan mendeteksi apakah ia sedang terpasang di telinga atau tidak.

Yang cukup mengejutkan, Google mengklaim Pixel Buds punya jarak sambungan Bluetooth yang jauh. Sejauh tiga ruangan yang berbeda kalau indoor, atau malah sejauh satu lapangan sepak bola kalau outdoor. Juga menarik adalah kemampuannya untuk mengatur volume dengan sendirinya berdasarkan ramai-tidaknya kondisi di sekitar.

Google Pixel Buds

Dalam satu kali pengisian, Pixel Buds diyakini mampu beroperasi selama 5 jam nonstop, sedangkan charging case-nya siap menyuplai daya ekstra yang setara dengan 19 jam pemakaian (total 24 jam). Bentuk charging case-nya yang seperti telur ini berbeda dari sebelumnya, dan ia kini dapat di-charge secara wireless, serta diklaim tahan cipratan air seperti Pixel Buds itu sendiri.

Berbeda dari Pixel 4, Google Pixel Buds baru akan dijual mulai tahun depan. Di Amerika Serikat, harganya dipatok $179, sedangkan pilihan warnanya ada empat – tiga di antaranya sama persis dengan warna Pixel 4.

Sumber: Google.

Jabra Elite 75t Siap Tandingi AirPods dengan Desain yang Ringkas dan Daya Tahan Baterai 7,5 Jam

Apple merilis AirPods generasi kedua bulan Maret lalu, jadi tidak mengherankan apabila pabrikan lain ikut menyusul dengan penawarannya masing-masing. Tidak terkecuali Jabra, yang baru saja memperkenalkan true wireless earphone anyar di ajang IFA 2019.

Dijuluki Elite 75t, ia merupakan penerus langsung dari Elite 65t yang diluncurkan pada awal tahun kemarin. Perubahan yang diusung memang tergolong sedikit, namun tetap cukup signifikan dalam menyempurnakan Elite 65t, yang selama ini kebetulan kerap direkomendasikan banyak reviewer sebagai alternatif terhadap AirPods.

Jabra Elite 75t

Dibanding pendahulunya, ada sedikit revisi pada desain Elite 75t. Bentuknya secara umum masih mirip, akan tetapi dimensinya diklaim menyusut hingga 20 persen, sehingga Jabra yakin Elite 75t semestinya bisa lebih nyaman di lebih banyak variasi bentuk telinga.

Meski ukurannya lebih ringkas, Elite 75t masih mengemas unit driver yang sama persis seperti Elite 65t. Ini berarti kualitas suaranya tidak berubah, atau malah bisa jadi lebih baik karena ia lebih pas di telinga berkat rancangan barunya.

Ruang yang tersedia lebih sempit, tapi ukuran driver-nya tidak berubah. Konsekuensinya, Jabra harus mengatur ulang penempatan antena Bluetooth di dalam Elite 75t. Kendati demikian, mereka mengklaim ini tak akan berpengaruh terlalu banyak terhadap stabilitas koneksi.

Jabra Elite 75t

Namun yang sangat menarik, Elite 75t justru menjanjikan daya tahan baterai yang lebih lama terlepas dari ukurannya yang lebih kecil. Dalam sekali pengisian, ia bisa beroperasi sampai 7,5 jam (Elite 65t cuma 5 jam), sedangkan charging case-nya siap menyuplai daya ekstra yang setara dengan 20,5 jam pemakaian.

Bentuk charging case-nya masih mirip seperti milik Elite 65t, akan tetapi port-nya telah diganti dengan USB-C. Lubang untuk menempatkan earphone-nya sekarang juga telah dibekali magnet untuk mencegah perangkat terjatuh apabila konsumen membuka case-nya dengan tenaga yang berlebihan.

Jabra Elite 75t kabarnya bakal mulai dipasarkan pada pertengahan bulan Oktober nanti seharga $199. Awal tahun depan, Jabra rencananya juga bakal merilis varian baru Elite 75t yang charging case-nya kompatibel dengan wireless charger (satu fitur AirPods generasi kedua yang saat ini belum ada di penawaran terbaru Jabra).

Sumber: The Verge.

 

True Wireless Earphone Terbaru Audio-Technica Punya Daya Tahan Baterai Total 45 Jam

Audio-Technica resmi menjalani debut perdananya di segmen true wireless earphone pada ajang IFA tahun lalu. Tahun ini, mereka kembali memanfaatkan event tahunan di Jerman tersebut untuk menyingkap penawaran terbarunya di ranah true wireless.

Lagi-lagi ada dua produk sekaligus yang diumumkan. Yang pertama adalah ATH-CKS5TW, yang masing-masing unitnya dilengkapi driver 10 mm dan tombol pengoperasian fisik. Dibanding penawaran tahun lalu, desain eartip-nya telah disempurnakan agar lebih bisa mencengkeram telinga sekaligus menyajikan isolasi suara yang cukup.

Audio-Technica ATH-CKS5TW

Namun letak keistimewaannya ada pada daya tahan baterainya. Dalam sekali pengisian, ATH-CKS5TW diyakini mampu beroperasi sampai 15 jam nonstop. Charging case-nya malah lebih fantastis lagi, siap menyuplai tenaga ekstra sampai 30 jam, yang berarti total daya tahan baterainya mencapai angka 45 jam.

Sayangnya keunggulan di sektor baterai ini harus mengorbankan satu fitur yang mungkin dinilai penting untuk sebagian konsumen, yakni dukungan atas Siri maupun Google Assistant. Ya, kalau dukungan atas asisten virtual yang Anda cari, silakan coret perangkat ini dari wish list Anda.

Audio-Technica ATK-CK3TW / Audio-Technica
Audio-Technica ATK-CK3TW / Audio-Technica

Alternatifnya, ada earphone yang kedua, yaitu ATH-CK3TW. Unit driver yang diusungnya memang lebih kecil di angka 5,8 mm, dan ia mengandalkan kontrol sentuh ketimbang tombol fisik. Kendati demikian, dukungan atas Siri dan Google Assistant selalu tersedia bagi yang membutuhkannya.

Itulah mengapa daya tahan baterainya tergolong standar: 6 jam per charge, dengan tambahan 24 jam lagi dari charging case-nya. Meski kesannya biasa-biasa saja, angka-angka ini rupanya masih lebih baik ketimbang dua true wireless earphone yang Audio-Technica rilis tahun lalu.

Audio-Technica ATK-CK3TW

Baik ATH-CKS5TW maupun ATH-CK3TW sama-sama memiliki bodi yang tahan terhadap cipratan air dengan sertifikasi IPX2. Keduanya sama-sama mengandalkan konektivitas Bluetooth 5.0, dan masing-masing charging case-nya juga sudah memanfaatkan sambungan USB-C.

Yang cukup istimewa adalah fitur Auto Power On/Off milik keduanya. Jadi ketika earphone dikeluarkan dari charging case-nya, mereka bakal langsung menyala dengan sendirinya dan langsung tersambung ke ponsel (yang sebelumnya sudah di-pair terlebih dulu). Lalu ketika perangkat kembali ditempatkan ke charging case, mereka juga bakal mematikan dirinya sendiri.

Audio-Technica berencana memasarkan ATH-CKS5TW mulai bulan September ini juga seharga $149, sedangkan ATH-CKS3TW yang dihargai $99 baru akan menyusul di bulan November. Harganya ini jauh lebih terjangkau daripada dua true wireless earphone pertama Audio-Technica.

Sumber: Audio-Technica.

[Review] Huawei Freelace: Bluetooth Earphone USB-C dengan Bass Besar

Beberapa waktu yang lalu saya sempat dihubungi oleh salah seorang PR dari Huawei. Dia mengatakan akan mengirimkan satu produk Huawei untuk di-review. Saya pun bertanya, smartphone apa lagi yang akan diluncurkan produsen asal Tiongkok ini. Ternyata, produk tersebut bukanlah smartphone.

Huawei memang sudah memiliki banyak earphone yang dijual di pasar Indonesia. Akan tetapi, baru kali ini mereka sepertinya serius dalam memasarkan produk earphone, apalagi yang memiliki konektivitas bluetooth, seperti Huawei FreeLace. Huawei Freelace merupakan sebuah earphone nirkabel yang memiliki model neckband yang dikalungkan ke leher saat digunakan.

Huawei Freelace

Penamaan ini pun sudah menandakan bahwa bentuk dari earphone ini akan digantungkan di leher. “Free” berarti bahwa perangkat ini bebas dari kabel yang langsung menancap pada sumber musik. “Lace” berarti kalung (dari necklace) yang memang menjadi aksesoris tambahan setiap penggunanya.

Huawei ingin menjual perangkat yang satu ini untuk mereka yang muda dan gemar mendengarkan musik. Sayangnya, earphone yang satu ini hanya bisa digunakan feature-nya secara lengkap saat dihubungkan dengan smartphone Huawei saja. HiPair yang dimiliki earphone ini hanya bisa digunakan pada OS Andorid dengan EMUI 9.1.

Spesifikasi dari earphone ini adalah sebagai berikut

Berat 27 gram
Jangkauan Maksimal 10 meter
Versi Bluetooth 5.0
Ukuran Driver ø9.2mm
Frequency response 20 – 20,000 Hz
Sensitivitas 98 dB
Rating IP57
Kapasitas Baterai 120 mAh

Unboxing

Seperti inilah isi dari paket penjualan Huawei Freelace.

Huawei Freelace - Paket Penjualan

Di dalamnya dapat ditemukan perlengkapan seperti berikut

Desain

Huawei Freelace menggunakan bahan berjenis karet pada kabelnya. Karet yang digunakan juga memiliki finishing yang cukup lembut sehingga membuatnya cukup nyaman saat tersentuh dengan kulit bagian belakang leher yang biasanya sensitif. Karet kalungnya sendiri juga lentur dan lembut sehingga membuat para penggunanya tidak perlu takut mematahkannya secara tidak sengaja.

Huawei Freelace - Buttons

Pada sisi kanan dan kiri kabel tersebut terdapat dua bongkah besi metal. Yang bagian kiri berisikan baterai lithium sebesar 120 mAh yang dapat diisi dengan cepat dengan teknologi 3C yang dapat mengisi 3x lebih cepat. Pada bagian kanan merupakan bagian kontrol yang memiliki empat buah tombol: daya, volume naik, volume turun, dan tombol serbaguna.

Bagian kanan tersebut juga membawa konektor USB-C. Tinggal cabut saja antara bagian kontrol dengan kabel earphone sebelah kanan. Uniknya, jika Anda memiliki smartphone dengan port USB-C, maka Huawei Freelace dapat diisi baterainya di mana saja. Huawei mengklaim bahwa empat menit melakukan charge dapat membuat baterainya bertahan selama lima jam.

Huawei Freelance - USB-C

Pada bagian belakang kedua earpiece terdapat magnet yang dapat menarik cukup kuat. Pada saat kedua earpiece tertempel, akan membuat musik yang sedang dimainkan akan terhenti serta memutuskan hubungan bluetooth-nya. Hal ini tentu saja sangat membantu jika kita tidak ingin repot mematikan musik dengan mengeluarkan smartphone dari kantung.

Pengalaman Menggunakan

Saat pertama membuka paket penjualannya, saya langsung melakukan pairing bluetooth ke salah satu smartphone, yang sayangnya bukan merek Huawei. Hal ini membuat saya tidak bisa mencoba fitur HiPair yang tinggal menancapkan Freelace ke smartphone dan langsung terhubung melalui bluetooth. Namun, pairing bluetooth-nya juga sangat mudah, seperti kebanyakan perangkat: tekan tombol daya selama 3-5 detik.

Oleh karena keterbatasan waktu, kali ini saya menggunakan Spotify yang diset ke kualitas Very High. Seharusnya, pada pilihan ini Spotify akan memainkan musik yang dikonversikan ke Ogg Vorbis 320 Kbps yang sulit dibedakan dengan FLAC/WAV. Jadi, kualitasnya cukup untuk menguji suara yang keluar.

Huawei Freelace - Charge

Saat memasukkan earbud ke dalam lubang kuping, hal pertama yang terasa adalah suara dari luar cukup terisolasi. Hal itu cukup terlihat di mana earbud nya terdesain miring agar pas masuk ke lubang kuping. Jadi, Freelace cukup berguna pada saat Anda berada di tempat yang cukup berisik.

Saat memainkan musik, hal pertama yang terdengar adalah suara bass yang cukup dominan. Hal ini tentu sangat menarik untuk mereka yang suka mendengarkan musik dengan profile bass yang “menendang”. Pada beberapa lagu, malah high dan mid-nya seperti tertelan oleh bass.

Huawei Freelace - Auf

Volume yang dikeluarkan oleh Huawei Freelace memang sangat keras dikelasnya. Saking kerasnya, membuat suara yang dihasilkan dari file musik MP3 menjadi pecah. Oleh karena itu, cukup disarankan untuk mendengarkan musik pada tingkat 70-80% saja.

Baterai menjadi pembahasan yang cukup menarik pada Freelace. Huawei menjanjikan pemakaian 18 jam non-stop pada earphone ini. Saya pun sudah menggunakan hampir tiga hari dengan pemakaian yang cukup lama dan belum harus melakukan charge. Baterai pun dapat diisi langsung dengan menancapkan ke smartphone yang saya gunakan yang kebetulan menggunakan port USB-C.

Verdict

Dengan bermunculannya earphone dengan model nirkabel, membuat persaingan pada pasar ini terus memanas. Hal itu membuat Huawei meluncurkan Freelace yang didesain khusus untuk mereka yang stylish.

Desain dari Huawei Freelance yang menghadirkan USB-C memang harus diapresiasi karena sangat memudahkan dalam mengisi baterai. Selain itu, earbud yang menutupi lubang kuping juga tidak memerlukan teknologi tambahan noise cancellation. Bahan karet juga sangat berguna agar tidak mudah lapuk akibat keringat.

Suara yang dihasilkan juga cukup baik untuk sebuah perangkat musik nirkabel. Yang pasti, beberapa orang tidak akan memerlukan equalizer tambahan untuk meningkatkan kualitas dan volume suaranya. Hanya saja, bagi Anda yang kurang suka dengan earphone yang memiliki bass berlebih, mungkin tidak akan suka dengan Freelace.

Huawei Freelace dijual dengan harga Rp. 999.000 dan saat ini sudah tersedia untuk pasar Indonesia. Dengan harga tersebut, membuat alternatif pilihan dalam membeli earphone nirkabel menjadi lebih banyak. Namun, dengan harga tersebut, Anda bisa mendengarkan musik dengan lebih lama dan melakukan pengisian baterai dengan lebih mudah.

Sparks

  • Daya tahan baterai cukup lama
  • Bass yang “nendang”
  • Earbuds yang cukup nyaman
  • IP57 water resistant
  • USB-C
  • Pilihan ukuran earbuds yang banyak

Slacks

  • HiPair hanya untuk perangkat Huawei/Honor
  • Tidak mendukung codec APTX dari Qualcomm