eFishery Siap Ekspansi, Perkuat Kemampuan Produk

Setelah mematangkan debutnya di Indonesia, produk Internet of Things (IoT) untuk penjadwalan pakan ikan eFishery tengah bersiap melakukan percontohan implementasi di Thailand dan Bangladesh. Rencana tersebut digalakkan  Cybreed (startup pengembang produk eFishery) bekerja sama dengan Winrock International, USAID, dan Universitas Kasetsart Thailand.

Dengan algortima yang dikembangkan, eFishery memungkinkan pemilik kolam air tawar untuk memiliki sistem pakan otomatis. Sistem ini memungkinkan penguasa akuakultur untuk meningkatkan efisiensi pakan. Sebagai startup, eFishery pernah mendapatkan pendanaan pra-seri A dari Aqua-Spark dari Belanda dan Ideosource pada akhir tahun 2015.

Terkait rencana perluasan pangsa pasar ini, CEO eFishery Gibran Huzaifah kepada DailySocial mengatakan:

“Ya, betul [tentang rencana ekspansi]. Ini tahap awal untuk validasi produk kami dengan kebutuhan customer di negara lain sekaligus memulai kerja sama dengan local partner di sana. Sejauh ini baru di dua negara itu (Thailand dan Bangladesh). Tapi sekarang sedang diskusi dengan calon local partner di beberapa negara di Asia Tenggara.”

Pengembangan terkini produk eFishery

Untuk saat ini, sistem eFishery mengerjakan tugas secara otomatis untuk menjadwalkan pemberian pakan ikan. Menurut Gibran, penggunaan sistem ini mampu memberikan efisiensi sampai 24 persen. Hal ini dinilai akan sangat membantu, karena umumnya bagi pemilik kolam kebutuhan untuk pakan menghabiskan 60-70 persen budget dari total biaya produksi.

“Respon petani bervariasi, ada yang resisten karena ini teknologi baru, tapi banyak juga yang mau mengadopsi. Tapi sejauh ini positif kok. Untuk monetisasi, bisnis model kami ya monetize sejak hari pertama,” imbuh Gibran menjelaskan perkembangan bisnis eFishery sampai saat ini.

Saat ini eFishery masih terus menyempurnakan sistemnya. Salah satunya akan menghadirkan pendeteksi kekenyangan ikan. Deteksi tersebut didasarkan pada riak air di kolam menggunakan akselerometer. Asumsi lapar atau kenyangnya ikan bisa dideteksi melalui perilaku.

Yang juga ingin terus ditekankan ialah soal pemanfaatan data. eFishery berharap dapat memberikan data yang reliable kepada para petani ikan, sehingga bisa diprediksikan berbagai kemungkinan untuk hasil panen yang lebih optimal.

eFishery Targetkan 10 Ribu Pengguna Lima Tahun Ke Depan

Pasca mendapatkan pendanaan Pra-Seri A dari Aqua-Spark dan Ideosource akhir tahun 2015 silam, Startup Internet of Things (IoT) eFishery makin menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Sejak awal hingga kini eFishery mengklaim telah mengalami peningkatan jumlah pengguna hingga 3 kali lipat, demikian juga dengan perkembangan inovasi dan produk yang ada.

Salah satu teknologi terkini yang saat ini telah diterapkan kepada semua pengguna eFishery adalah peer-to-peer Wi-Fi. Pengiriman data dari setiap unit pengguna dikirimkan ke eFishery menggunakan koneksi Wi-Fi.

“Pendanaan yang telah didapatkan akhir tahun lalu diantaranya kami gunakan untuk mengembangkan inovasi peer-to-peer Wi-Fi. Dengan mengubah sistem pengiriman data melalui SMS, kini pengguna bisa memanfaatkan Wi-Fi yang tentunya bisa memangkas pengeluaran yang ada,” kata CEO eFishery Gibran Huzaifah kepada DailySocial.

Teknologi yang sebelumnya telah diterapkan memang terbilang mudah dan gampang untuk dilakukan oleh pengguna. Kekurangan dari sistem pengiriman SMS tersebut menghabiskan uang lebih banyak dari pihak pengguna, karena kebanyakan pengguna memiliki lebih dari satu kolam, sehingga pengguna harus membayar kuota kepada operator per unitnya.

“Awalnya memang perlu penyesuaian dan edukasi kepada pengguna namun dari sisi interface inovasi ini memudahkan user untuk mengirimkan data,” kata Gibran.`

Jawa Barat dan Lampung menjadi sumber pengguna terbanyak eFishery

Selama ini tim eFishery secara aktif melakukan rangkaian kegiatan pertemuan langsung kepada petani ikan, komunitas serta semua penyedia pangan di seluruh wilayah Indonesia. Kegiatan tersebut terbukti efektif untuk menyebarkan produk eFishery dan mengakuisisi lebih banyak pengguna. Hal menarik yang dicatat eFishery adalah selama satu tahun terakhir ini adalah kebanyakan peminat dari produk eFishery berasal dari wilayah Jawa Barat dan Lampung.

“Dari sisi market size kami mendapatkan banyak pengguna baru yang berasal dari Jawa Barat dan Lampung, mekipun saat ini eFishery telah tersebar di seluruh Indonesia,” kata Gibran.

Untuk menambah jumlah pengguna dan melebarkan kegiatan promosi, eFishery kerap mendapatkan penawaran kerja sama dari instansi pemerintah, perusahaan swasta, hingga NGO. Kesempatan ini disambut baik oleh Gibran dan tim demi menambah jumlah pengguna dan memperluas layanan dan produk yang ada.

“Selama kegiatan tersebut membantu peternak ikan mengadopsi teknologi eFishery lebih cepat, tentunya akan menjadi hal yang positif bagi kami di eFishery,” kata Gibran.

Hingga akhir tahun 2016 eFishery menargetkan 1000 pengguna yang telah mengadopsi teknologi eFishery.

“Untuk 5 tahun ke depan diharapkan ada 10 ribu peternak ikan yang telah menggunakan eFishery di seluruh Indonesia,” kata Gibran.

Berencana mendapatkan pendanaan akhir tahun 2016

Meskipun tidak secara agresif melakukan penggalangan dana, saat ini eFishery kerap mendaptkan penawaran dari investor lokal dan asing untuk investasi. Gibran pun tidak menampik jika ada penawaran yang datang kepadanya terkait dengan pendanaan eFishery.

“Saat ini sudah ada beberapa investor asal India, Singapura dan Amerika Serikat yang tertarik untuk memberikan pendanaan kepada eFishery, begitu juga dengan investor lain yang terbilang ‘telat’ memberikan pendanaan pada akhir tahun 2015 lalu, namun demikian masih dalam tahap pembicaraan belum final,” kata Gibran.

Tidak menutup kemungkinan akhir tahun 2016 nanti eFishery akan mengantongi pendanaan kembali dari investor, jika memang sudah menemukan nilai yang tepat dan investor yang sesuai.

Skalabilitas produk dan bisnis

Saat ini fokus utama bisnis eFishery masih di sektor perikanan dengan mengedepankan hardware sebagai entry point, eFishery berharap bisa memberikan layanan tambahan kepada pengguna dengan mengandalkan data yang telah dikumpulkan dan dianalisis.

“Fokus utama kami saat ini adalah bagaimana nantinya data yang telah terkumpulkan bisa kami analisa dan berikan kepada stakeholder terkait untuk kemudian bisa masuk dan membantu mengembangkan ekosistem yang ada,” kata Gibran.

Setelah bisnis ini telah terbukti berhasil untuk mengembangkan ekosistem dengan IoT solution, tidak menutup kemungkinan nantinya eFishery bisa menyediakan layanan di sektor lain yang berkaitan dengan perikanan, pertanian dan pangan.

Lima Kesalahan yang Wajib Dihindari Saat Mengembangkan Startup IoT

Hingga tahun 2016 di Indonesia masih belum banyak startup layanan Internet of Things (IoT) yang berhasil menerapkan teknologi dan sistem yang digunakan untuk konsumen. Hanya beberapa startup saja yang bertahan dan terbilang sukses memberikan layanan IoT kepada target pasar yang di incar, salah satunya adalah eFishery. Komunitas pecinta IoT, terutama dari kalangan mahasiswa, mulai mengembangkan produk IoT dalam skala terbatas, namun tidak mudah untuk bisa menghasilkan produk yang baik dan tentunya menjalankan bisnis yang bertahan di sektor IoT.

Co-founder FundaMine Yash Kotak adalah salah satu contoh penggiat yang mengembangkan startup IoT dan gagal untuk mempertahankannya. Dalam tulisannya, Yash mengungkapkan lima kegagalan yang wajib dihindari oleh calon pelaku startup di sektor IoT.

Tidak memiliki pengetahuan dan latar belakang yang luas

Salah satu keberhasilan yang telah diraih Gibran Huzaifah dan eFishery adalah latar belakang yang kuat dan mendalam dari sang pendiri terhadap sektor perikanan. Dengan pengetahuan dan wawasan yang dimiliki, Gibran dapat mengembangkan produk yang dibutuhkan dan terbukti mampu membantu para peternak ikan mengembangkan usahanya. Hal ini wajib dimiliki oleh Anda, calon pelaku startup yang berniat untuk menjajaki sektor IoT. Pastikan Anda memiliki informasi, pengalaman dan pengetahuan yang lebih sebelum akhirnya mengembangkan produk, karena tanpa hal penting tersebut akan menjadi sulit mengembangkan produk IoT yang baik.

Yash Kotak mengatakan:

“Work on something where you are either an expert or a top user. If not, become an expert/top user.”

Tidak melakukan uji kelayakan dan validasi ide

Hal ini berlaku untuk semua layanan startup yaitu validasi dan uji kelayakan ide, namun menjadi hal yang krusial bagi Anda calon pelaku startup IoT. Pastikan Anda telah menargetkan pasar yang tepat, melakukan validasi ide kepada pasar yang diincar sebelum mengembangkan produk. Dengan demikian ketika akhirnya produk telah selesai dibuat, dengan mudah bisa dijual kepada pasar yang membutuhkan dan bersedia untuk mebeli produk Anda.

Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan membuat daftar lengkap berupa asumsi produk, asumsi pasar dan asumsi kompetitor dari produk yang dibuat. Dengan demikian Anda bisa melihat dengan jelas hal-hal yang merugikan dan menguntungkan untuk perusahaan.

Menghabiskan dana untuk pivoting

Keraguan dan ketidakpastian akan ide yang dimiliki pasti akan melanda Anda calon pelaku startup IoT. Hal tersebut terjadi karena kurang pengetahuan dan tidak adanya data yang mendukung terkait dengan produk yang Anda kembangkan. Pivoting pun menjadi cara yang paling mudah dan pilihan yang terbaik untuk dilakukan.

Jika saat ini Anda masih belum yakin dengan produk yang ada atau gagal mengembangkan sistem dan teknologi yang sejak awal dipilih, baiknya tidak perlu tergesa-gesa untuk merubah ide dengan cara pivoting. Coba ulangi dari awal dan koreksi kesalahan yang ada, hal ini paling tidak bisa membantu Anda menyimpan dana untuk hal-hal yang lebih penting.

Yash Kotak menegaskan:

“Build a culture of transparency in your company. Encourage dissent among cofounders and deal with it objectively.”

Mencoba untuk membuat produk untuk semua

Kesalahan lain yang kerap dilakukan oleh pelaku IoT adalah mencoba untuk menghadirkan kemudahan layanan produk dan teknologi untuk semua orang. Idealnya adalah pilih satu produk ayau layanan yang ingin Anda kembangkan. eFishery mencoba untuk membantu para peternak ikan dengan produk andalannya, cobalah untuk membuat satu saja produk yang Anda kuasai dan dipastikan bisa memberikan solusi kepada target pasar yang Anda incar.

Hindari mencoba untuk menjadi yang terbaik dan terdepan dengan terlalu banyak layanan dan pilihan yang pada akhirnya akan menyulitkan Anda mengembangkan produk dan menjalankan proses skalabilitas.

Yash Kotak mengungkapkan:

“As a startup, you are constrained in resources. So it is always better to identify and solve one problem very well instead of solving n problems in a so-so way.”

Tidak memperhatikan produksi hardware

Membuat sebuah prototipe merupakan cara awal yang paling mudah dilakukan oleh startup, namun yang menjadi kendala terbesar adalah bagaimana Anda mampu membuat desain produk yang baik, pembuatan, pengiriman, hingga pemasaran dan penjualan yang tepat.

Yang juga perlu diperhatikan adalah validasi produk hardware membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan software. Hal ini akan berhubungan dengan proses pencarian dana kepada investor, karena pada umumnya pihak investor akan menanyakan perihal traksi awal pada startup IoT yang terbilang memiliki risiko yang lebih besar dibandingkan startup lainnya.

Idealnya coba cari tahu apakah memungkinkan untuk Anda membeli atau mendapatkan hardware dari negara lain seperti Tiongkok, manfaatkan peluang yang ada untuk memudahkan Anda menjalankan bisnis.

Yash Kotak menambahkan:

“Understand what you are getting into if you are starting a hardware company and plan accordingly. Get experienced people on your team.

DScussion #58: eFishery dan Pertumbuhan Startup IoT di Indonesia

Tren Internet of Things (IoT) di Indonesia masih terbilang baru dan masih terpusat di komunitas-komunitas pecinta teknologi. Meskipun demikian, segmen ini memiliki potensi besar untuk berkembang menjadi startup yang menawarkan solusi bagi berbagai permasalahan negeri ini. Dalam DScussion kali ini, CEO eFishery Gibran Huzaifah berbagi cerita mengapa ia meluncurkan solusi IoT eFishery di sektor perikanan.

Gibran mengatakan tantangan terbesar eFishery saat ini adalah meyakinkan user bahwa eFishery dapat meningkatkan nilai jual petani ikan. Ingin tahu kelanjutan ceritanya? Simak perbincangan kami dengan Gibran berikut ini.

Daftar Inisiatif Pengembangan Produk Internet of Things di Indonesia

Tren Internet of Things (IoT) secara perlahan makin diminati oleh pengembang di Indonesia untuk mengusung berbagai jenis layanan. Mulai dari perusahaan (khususnya Telco) hingga pengembang di universitas mulai merumuskan berbagai ide penerapan teknologi IoT dalam berbagai kebutuhan. Beberapa produk bahkan saat ini sudah siap pakai dan diujikan.

Berikut ini adalah daftar inisiatif pengembangan produk IoT di Indonesia yang mulai meramaikan pangsa pasar teknologi dan bisnis.

Cubeacon

Produk teknologi yang diusung Cubeacon memudahkan para pedagang untuk dapat memantau aktivitas para pelanggan mereka melalui smartphone. Dengan perangkat tersebut, para pedagang dapat memantau pergerakan dari para pelanggan mereka melalui aplikasi yang terpasang pada smartphone sang pelanggan.

Cubeacon dikembangkan di Surabaya dan di Jepang
Cubeacon dikembangkan di Surabaya dan di Jepang

Perangkat Cubeacon tersebut memiliki bentuk menyerupai sebuah kubus kecil dan memanfaatkan konektivitas bluetooth untuk dapat tersambung dengan beragam perangkat elektronik. Setiap satu paket pembelian produk Cubeacon ini berisi tiga buah Beacon dan sebuah baterai terpisah.

Application Information Will Show Up Here

 

DycodeX

DycodeX merupakan inisiatif berupa anak perusahaan dari pengembang software kenamaan asal Bandung DyCode untuk menyambut tren positif IoT di Indonesia. Menurut CEO DyCode dan DycodeX Andri Yadi langkah ini merupakan momen terbaik untuk mulai mengikuti arus tren IoT yang kini mulai hangat diperbincangkan. Diakui ekosistem itu sendiri masih muda, berdasarkan pengalaman mobile app bubble beberapa tahun silam DyCode justru ingin kembali menjadi pionir kali ini.

Layanan photo editing dan cetak bernama “Jepret” yang dimiliki DyCode akhirnya bermigrasi ke DycCodeX dengan nama Allegra. Intinya Allegra merupakan penyempurnaan dari segi kenyamanan dan mobilitas yang lebih baik dari keseluruhan layanan Jepret. Tak hanya itu, sejak peresmian DycodeX pada bulan April lalu mereka berhasil membangun tiga prototipe produk lainnya, seperti project name Button, Gallon dan Lamp.

eFishery

eFishery adalah alat pemberi pakan ikan otomatis. Alat ini tidak hanya mengotomatisasi pemberian pakan secara terjadwal dengan dosis yang tepat, tetapi juga mencatat setiap pemberian pakan secara real-time. Pengguna dapat mengakses data pemberian pakan kapan pun dan di mana pun . Tidak ada lagi masalah over-feeding, pemberian pakan ikan yang tidak teratur atau pakan yang diselewengkan. Secara spesifik, eFishery berusaha membantu peternak ikan dan udang, karena biasanya pemberian makan ikan menguasai antara 50 hingga 80 persen biaya operasi peternakan ikan.

Pemanfaatan eFishery di salah satu kolam peternakan ikan
Pemanfaatan eFishery di salah satu kolam peternakan ikan

eFishery juga dikenal sebagai startup yang sering memenangkan berbagai kompetisi startup tingkat global.  Model bisnis eFishery adalah menjual alat pemberi pakan pintar kepada peternak dan distributor. Lebih jauh, seperti halnya konsultan, mereka juga mendapatkan penghasilan dari biaya langganan pemakaian piranti lunak untuk memonitor dan menganalisis aktivitas pemberian pakan ikan secara real time di smartphone atau tablet tiap bulannya. Mereka mengklaim secara rata-rata optimasi yang dilakukan mengurangi jumlah makanan yang digunakan hingga sebesar 21 persen.

eMagic

eMagic (Enhance Managed IoT Connectivity), sebuah solusi M2M (Machine-to-Machine) besutan Indosat Ooredoo. Sistem ini dirancang untuk memudahkan pelanggan dalam menghubungkan dan mengelola perangkat dengan layanan full managed. Layanan full managed sendiri memungkinkan pengguna tidak direpotkan dengan aktivitas instalasi, operasi dan pemeliharaan. Biaya lebih efisien dan perangkat dapat beroperasi optimal menjadikan pelanggan dapat lebih fokus pada bisnis.

eMagic dapat diterapkan pada berbagai industri seperti ATM, EDC pada perbankan, gateway untuk sensor pada perusahaan oil and gas, broadcasting, ritel dengan live streaming, advertising dan small branches office, dan industri lain yang membutuhkan komunikasi data yang handal dan aman.

Fox Logger

Fox Logger GPS merupakan sebuah platform yang berfungsi sebagai sistem manajemen transportasi yang memungkinkan pengguna memantau aktivitas kendaraan. Pantauan tersebut meliputi jarak tempuh setiap harinya, lokasi parkir, cepat laju kendaraan, lama kendaraan menyala, pemakaian bahan bakar hingga mendeteksi keberadaan kendaraan berdasarkan letak geografis tertentu.

Dikembangkan oleh startup pimpinan Alamsyah Cheung, solusi yang ditawarkan merupakan sesuatu yang dibutuhkan para pengusaha di bidang logistik. Dengan Fox Logger GPS Technology mereka bisa dengan mudah memantau armada mereka hanya menggunakan gawai atau komputer. Di awal peluncurannya,  Fox Logger berhasil menjalin kerja sama dengan Pemprov DKI. Sistemnya berhasil menjawab kebutuhan Pemprov DKI atas alat monitoring truk sampah yang dimiliki Jakarta.

Application Information Will Show Up Here

 

Konekthing

Berdiri pada tahun 2012, startup yang bermarkas di Depok ini memiliki impian agar manusia tidak hanya mampu terhubung antar sesamanya saja, tetapi juga terhubung kepada seluruh benda di sekitarnya. Menurut mereka membangun konektivitas berarti turut membangun jembatan ke teknologi masa depan yang mampu mempermudah manusia melakukan segala aktivitasnya. Sejumlah produk yang dihasilkan oleh Konekthing, dana beberapa terkait dengan teknologi IoT adalah Xlogistik, Edu Tablet, Xchat, Xnething SmartHome, dan Xpajak.

Konekthing juga menyediakan application programming interface (API) yang disediakan untuk para pengembang aplikasi Android pihak ketiga yang ingin memanfaatkannya untuk menerapkan konsep rumah pintar. Teknologi yang dikembangkan ialah Wireless Sensor Network yang mengizinkan pengguna untuk memantau dan mengatur suatu area tertentu yang telah memiliki sensor jaringan agar mendapatkan atau membuat suatu kondisi di area tersebut.

Parkirin

Parkirin mengkombinasikan konsep aplikasi,  IoT, dan penggunaan mobile payment Tcash di sektor transportasi. Saat ini Parkirin sudah diuji coba di Kuningan City dan menyusul di fX akhir Mei 2016. Ide pengembangan Parkirin hadir karena Telkomsel (penggagas Parkirin) ingin mengembangkan konsep IoT di Indonesia. Menurut penilaiannya, saat ini yang siap dengan solusi IoT dan potensi bisnisnya besar adalah sektor transportasi. Oleh karena itu Telkomsel mencoba menginkubasi layanan ini.

Secara umum, cara kerja Parkirin adalah konsumen menggunakan aplikasi Parkirin, saat ini baru tersedia di Google Play dan iOS, untuk mengecek fasilitas gedung, promo merchant, dan ketersediaan tempat parkir. Khusus untuk reservasi tempat parkir dan pembayarannya saat ini baru bisa dilakukan oleh pelanggan Telkomsel, meskipun tidak menutup kemungkinan bakal dibuka untuk umum. Pelanggan Telkomsel bisa melanjutkan proses hingga reservasi dan pembayaran menggunakan Tcash.

Application Information Will Show Up Here

 

Qlue

Salah satu cita-cita startup pengembang layanan yang menghubungkan antara pemerintah dengan masyarakat yaitu ingin berinovasi mengembangkan produk smart city berbasis IoT, khususnya untuk diterapkan di wilayah perkotaan. Disampaikan oleh CEO Qlue Rama Raditya, bahwa saat ini sudah mulai terdesain beberapa inisiatif IoT untuk smart city, misalnya pengembangan traffic lamp yang terhubung ke sebuah command center, kotak sampah pintar, dan juga air polution detector. Berbagai otomatisasi ini dinilai akan menjadi makin “viral” ketika smart city menjadi sebuah kebutuhan di perkotaan.

Siramin

Di Yogyakarta sekumpulan mahasiswa UGM mengimplementasikan konsep otomatis ke dalam perangkat penyiraman. Mengusung teknologi dan konsep IoT, layanan yang diberi nama Siramin ini bisa menggerakkan alat penyiraman dengan kontrol menggunakan aplikasi mobile, baik Windows Phone, Android, maupun via website.

Siramin yang dikembangkan pada pertengahan tahun 2015 silam ini awalnya dirancang untuk bisa mengendalikan alat penyiraman menggunakan layanan pesan singkat atau sms. Namun seiring dengan perkembangan teknologi akhirnya tim Siramin mengembangkannya sehingga saat ini perangkat penyiraman bisa dikontrol melalui perangkat mobile maupun situs.

T-Bike

T-Bike merupakan salah satu solusi M2M (machine to machine) besutan Telkomsel yang dapat dipasangkan pada sepeda motor. T-Bike sendiri dikenal sebagai sebuah layanan yang dilengkapi dengan beberapa fitur unggulan seperti Find My Bike, Tracking, Engine On/Off, dan juga Geo Fence.Find My Bike, salah satu fitur yang ada dalam layanan T-BIKE ini memungkinkan pengguna untuk melakukan pencarian lokasi sepeda motor, sedangkan fitur tracking dirancang untuk memungkinkan melacak lokasi kendaraan lengkap dengan alamat dan titik koordinat.

Dua fitur unggulan lainnya yakni Engine On/Off dan Geo Fence didesain untuk memberikan keamanan ekstra. Geo Fence misalnya, bekerja untuk memberikan peringatan batas aman kecepatan maksimum pada saat berkendara. Selain beberapa fitur unggulan di atas, T-Bike juga diklaim memiliki kelebihan dari segi pemasangannya yang cepat. Bahkan atas performanya ini T-Bike diganjar beberapa penghargaan dari beberapa lembaga seperti, MURI, Motor Plus, dan Forwot (Forum Wartawan Otomotif).

YuBox

YuBox merupakan sebuah solusi terintegrasi berbasis Wi-Fi dari XL Axiata yang bisa menjadi media penyebaran berbagai jenis informasi, seperti iklan, konten aplikasi, video atau musik. YuBox bekerja dengan memanfaatkan jaringan data XL dan platform aplikasi yang terhubung dengan perangkat WiFi Router. Saat YuBox diaktifkan di lokasi yang telah ditetapkan, pengguna mobile dapat mengakses browser atau Internet secara otomatis tanpa memerlukan proses otentikasi. Selanjutnya landing page, konten berita, promo dan hiburan lainnya dapat diakses oleh pengguna secara online maupun offline.

Bukalapak dan eFishery Lolos Seleksi Ketat Endeavor Entrepreneur International Selection Panel

Setelah melalui seleksi yang cukup ketat selama kurun waktu 6-12 bulan dilakukan oleh Endeavor Indonesia yang fokus kepada pengembangan high impact entrepreneurship, akhirnya terpilih wirausahawan muda asal Indonesia yang terbukti telah berhasil menciptakan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Empat wirausahawan tersebut adalah Achmad Zaky dan Fajrin Rasyid dari Bukalapak, Gibran Huzaifah dari Cybreed, serta Aaron Fishman dari East Bali Cashews.

Para wirausahawan tersebut telah berhasil lolos seleksi International Selection Panel (ISP) Endeavor ke-63 di Dubai dan secara resmi menjadi Endeavor Entrepreneur. Sejumlah nama besar dalam network Endeavor antara lain pimpinan tertinggi di perusahaan sekelas LinkedIn, Omidyar (yang didirikan oleh pemilik eBay), Amazon.com, Microsoft, Google dan masih banyak lagi.

“Lolosnya Zaky dan Fajrin, serta Gibran sangat membanggakan. Dengan menjadi Endeavor Entrepreneur, mereka mendapatkan exposure ke mentor, network, talent, learning events, serta bisa bertemu investor dan Endeavor Entrepreneur lain dari seluruh dunia,” ujar Managing Director Endeavor Indonesia Sati Rasuanto.

[Baca juga: Masuki Usia Keenam, Bukalapak Ingin Rangkul Dua Juta UKM]

Selama tiga hari para pemimpin bisnis global dari Network Endeavor telah melakukan proses wawancara kepada para kandidat melalui tahap akhir ISP. Salah satu alasan terpilihnya empat wirausaha asal Indonesia tersebut adalah kemampuan mereka membangun usaha serta memberikan inspirasi kepada entrepreneur muda lainnya.

Prestasi Bukalapak dan eFishery

Selama ini eksistensi dan prestasi yang telah diberikan oleh Bukalapak memang sudah tidak diragukan lagi. Marketplace yang dibangun untuk membantu lebih banyak peluang bisnis kepada UMKM berhasil menjadi high impact enterprise di Indonesia. Bukalapak sendiri mengklaim pada tahun 2015 sekitar 500 ribu UMKM bergabung dengan Bukalapak dengan pendapatan rata-rata per UKM mencapai Rp 5 juta per bulan dan pertumbuhan dua kali lipat tiap tahunnya.

[Baca juga: Di Atas Kertas, eFishery Layak Disebut Startup Ideal, Tetapi Masih Banyak yang Harus Dibuktikan]

“Sejak didirikan enam tahun lalu, pertumbuhan kami konsisten dan eksponensial. Kami berambisi untuk membantu memberdayakan UKM di seluruh Indonesia dengan memanfaatkan aplikasi jual-beli berbasis internet. Melalui aplikasi Bukalapak kami berharap dapat membantu menyediakan akses ke pasar yang lebih luas dan meningkatkan pendapatan mereka,” kata CEO Bukalapak Achmad Zaky.

Sementara itu kontribusi yang telah diberikan oleh Cybreed melalui teknologi eFishery juga telah terbukti membantu sektor agrikultur dan pangan menjadi lebih efisien. Dengan menghadirkan produk yang berfungsi sebagai alat pemberi pakan ikan dengan sensor yang dapat dikontrol melalui smartphone. Dengan 40% populasi Indonesia bergantung pada agrikultur, bisnis yang didirikan oleh Gibran Huzaifah berpotensi memberikan dampak besar.

eFishery Announced Pre-Series A Investment from Aqua-Spark and Ideosource

Internet of Things (IoT)-based startup eFishery closed an undisclosed Pre-Series A funding from Holland-based Aqua-Spark and Ideosource. The funding will go to team expansion, enhance software platform, and national-scale distribution. Continue reading eFishery Announced Pre-Series A Investment from Aqua-Spark and Ideosource

eFishery Umumkan Perolehan Pendanaan Pra-Seri A dari Aqua-Spark dan Ideosource

eFishery sebagai solusi akuakultur memiliki potensi menjadi pemain global / eFishery

Startup Internet of Things (IoT) eFishery mengumumkan perolehan pendanaan Pra-Seri A dengan jumlah yang tidak disebutkan dari Aqua-Spark Belanda dan Ideosource. Pendanaan yang diperoleh akan dimanfaatkan untuk mengembangkan tim, membuat sistem piranti lunak yang lebih baik, dan meningkatkan distribusi ke skala nasional.

Continue reading eFishery Umumkan Perolehan Pendanaan Pra-Seri A dari Aqua-Spark dan Ideosource

eFishery Klarifikasi Pemberitaan Kompetisi Global Entrepreneurship Summit 2015

Alat pemberi makan ikan otomatis eFishery / eFishery

Startup pemberi makan ikan otomatis eFishery menyampaikan klarifikasi terhadap pemberitaan media Kenya Mediamax tentang keikusertaan startup ini dalam Global Entrepreneurship Summit (GES) 2015 yang berlangsung di Nairobi, Kenya. Mereka menyebutkan bahwa startup-nya bukanlah pemenang kompetisi yang diadakan dalam ajang tersebut dan hanya menjadi bagian peserta sesi pitching.

Continue reading eFishery Klarifikasi Pemberitaan Kompetisi Global Entrepreneurship Summit 2015

Echelon Indonesia 2015 Roadshow Will Be Held in Jakarta and Bandung

Facilitating decision makers of Indonesian startup and tech ecosystem to meet, we, DailySocial, proudly present Echelon Indonesia 2015, which is themed “Smashing Indonesia’s Growth Barriers” and would be held next April. Through this major event, we expect to show off the local potential entities to the world. Prior to the main event, Echelon team will hold a couple of roadshows in Jakarta and Bandung, which is going to be held this coming March 4 and 5, 2015, for free to let people having a peek of Echelon Indonesia 2015. Continue reading Echelon Indonesia 2015 Roadshow Will Be Held in Jakarta and Bandung