Happy Testing Menangkan Kompetisi Startup Weekend Jakarta 2016

Happy Testing terpilih menjadi juara pertama dalam kompetisi Startup Weekend Jakarta 2016. Selain Happy Testing, juga terpilih tiga startup lainnya yaitu Artology (juara kedua), CS Hourly (juara ketiga), dan Echoducation (juara favorit).

Acara yang diinisiasikan KIBAR diadakan di Conclave, Jakarta Selatan pada tanggal 2-4 September 2016. Dihadiri oleh 60 peserta dan belasan mentor yang berasal dari praktisi dan pelaku ekosistem startup di Indonesia. Di antaranya, Alamanda Shantika (VP of Product Go-Jek), Ivan Chen (CEO Antarupa), Mario Nicolas (Product Manager Path), Pantu Truhandito (Client Solution Manager Facebook), Raditya Pramana (Investment Manager Venturra Capital), dan Thomas Diong (Chief Product & Data Officer Sale Stock).

Saat sesi mentoring, Alamanda menuturkan dalam membangun startup hal terpenting adalah memvalidasi ide, bagaimana ide bisa bekerja di lapangan. “Bagaimana respons masyarakat terhadap ide kita. Jika memang ada sambutan baik, saatnya tugas para founder untuk menciptakan aplikasi yang bisa menjalankan flow secara otomatis,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima DailySocial, Selasa (6/9).

Selama 54 jam, peserta Startup Weekend Jakarta menjalani berbagai pelatihan dan konsultasi dengan mentor seputar product development, validasi ide, business model, strategi marketing, hingga pengembangan prototipe produk.

Di hari pertama, peserta membentuk 12 untuk melakukan pitching final pada hari terakhir. Ide dan prototipe produk dipresentasikan di hadapan dewan juri, terdiri dari Budi Setyarso (Redaktur Pelaksana Tempo), Herbet Ang (President Director Acer Indonesia), Jaka Susanta (Senior Business Expert Telkomsel), Prami Rachmiadi (CMO Online, Emtek & KMK), dan Shinto Nugroho (Head of Public Policy and Government Relations Google).

Kompetisi ini adalah sebuah program selama akhir pekan di mana pengusaha dan calon pengusaha dapat mengetahui kelayakan ide startup mereka. Umumnya, setengah dari peserta sudah memiliki latar belakang teknis atau desain dan setengah lainnya berlatar belakang bisnis.

Pada hari Jumat, peserta mempresentasikan ide masing-masing dan membentuk tim. Esok harinya hingga Minggu, tim yang sudah terbentuk fokus pada pengembangan user, validasi ide, mempraktikkan metodologi LEAN Startup, dan membangun prototipe produk. Kemudian pada Minggu malam, semua tim mendemokan produk di hadapan para juri, sekaligus mendapatkan masukan dari mereka.

Untuk mengetahui lebih jauh mengenai para pemenang, berikut ringkasannya:

Happy Testing, merupakan platform yang menjembatani perusahaan dengan konsumen untuk menguji aplikasi dan mendapat feedback secara instan.

Artology, merupakan marketplace yang mempertemukan pelukis dan pembeli dengan mudah. Pembeli bisa mencari pelukis sesuai dengan kualifikasi dan kriteria.

CS Hourly, merupakan penyedia talent poll ke perusahaan yang membutuhkan tenaga costumer service pada jam-jam tertentu.

Echoducation, merupakan platform penghubung orang tua dan murid dengan institusi pendidikan formal dan informal, agar orang tua bisa menapatkan lembaga pendidikan yang tepat untuk buah hati.

Ini Dia Para Pemenang Facebook Indonesia Developer Challenge 2016

Ajang kompetisi Facebook Indonesia Developer Challenge 2016 (FBHacks 2016) yang merupakan hasil kerja sama antara Facebook dan DailySocial telah berakhir pada hari Minggu kemarin (4/9). Kompetisi yang digelar selama dua hari ini telah menemukan tiga pemenang utama, mereka adalah tim SSS, SmartFAQ, dan Hamsterman. Sedangkan tim iwal dengan ide Code for Girl menjadi pemenang untuk kategori Hack for Her.

Kompetisi yang berlangsung selama dua hari (4-5 September 2016) di Hotel Harris, Jakarta adalah acara puncak dari rangkaian acara Facebook Indonesia Developer Challenge 2016. Sebelumnya, Facebook juga telah menggelar rangkaian Developer Meetup di Yogyakarta, Surabaya, Jakarta, dan Bandung, untuk memberikan insight seputar tools pengembangan platform Facebook yang bisa diintegrasikan dalam ide yang didaftarkan untuk mengikuti kompetisi kepada para developer lokal.

[Baca juga: Ini Daftar Ide Terpilih yang Berhak Mengikuti Facebook Indonesia Developer Challenge 2016]

Setidaknya, ada total 123 ide terdaftar yang masuk untuk mengikuti kompetisi FBHacks 2016 ini. Setelah dilakukan penyaringan, hanya ada 28 ide terpilih yang diikutsertakan untuk mengikuti kompetisi selama dua hari di Hotel Harris.

Ke-28 tim yang mengikuti kompetisi tersebut kemudian disaring kembali di tahap penjurian pertama oleh dewan juri. Hasilnya, terpilihlah delapan finalis yang berhak untuk maju dan mempresentasikan ide mereka di hadapan dewan juri. Mereka adalah tim SSS, Monolog, Estella, Casablanca, BotFather, Winaafi, iwal, dan Hamsterman.

Anggota dewan juri untuk event ini adalah Batista Harahap (Coral), Leontinus Alpha Edison (Tokopedia), Amudi Sebastian (Facebook), Aulia Amalia (Wego), dan Andrias Ekoyuono (Ideosource).

[Baca juga: Tingginya Antusiasme Peserta “Facebook Indonesia Developer Challenge 2016” Hari Pertama]

Dari delapan tim tersebut, dewan juri kemudian mengumumkan tiga pemenang kompetisi FBHacks 2016 dan satu tim yang berhasil menyabet pemenang untuk kategori Hack for Her. Berikut adalah daftar singkatnya:

  • Juara pertama ditempati oleh tim SSS dengan ide Linda dan  berhak atas hadiah sebesar Rp 25 juta + FBStart Package. Linda memungkinkan para wanita untuk mendapatkan informasi yang lebih baik dan informasi dalam aplikasi Linda akan disesuaikan dengan pengguna mereka, baik itu artikel berita, beasiswa, ataupun informasi seperti pelatihan-pelatihan yang ada di dekat lokasi penggunanya.
  • Juara kedua ditempati oleh tim Monolog dengan ide SmartFAQ dan berhak atas hadiah sebesar Rp 15 juta + FBStart Package. Smart FAQ adalah solusi yang memanfaatkan messenger bot Facebook untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar dari pengguna layanan yang sering diajukan.
  • Juara ketiga ditempati oleh Hamsterman dengan ide Hamsterman dan berhak atas hadiah sebesar Rp 10 juta + FBStart Package. Hamsterman sendiri pada dasarnya adalah aplikasi yang memanfaatkan messenger bot FB dan memungkinkan setiap orang untuk membuat dan menerbitkan visual novel hanya dengan sebuah akun Facebook.
  • Juara untuk kategori Hack for Her direbut oleh tim iwal dengan ide Code for Girl dan berhak atas hadiah sebesar Rp 15 juta + FBStart Package. Code for Girl pada dasarnya adalah aplikasi yang ditujukan untuk perempuan agar lebih memahami tentang computational thinking and programming yang memanfaatkan messenger bot Facebook.

Sonny Lazuardi Hermawan dari tim SSS mengatakan, “Linda ini dapat memberikan rekomendasi [artikel] sesuai dengan profile dan ketertarikan pengguna. Jadi, wanita satu akan mendapatkan informasi yang berbeda dari informasi yang saya dapatkan. […] Dan dari awal kami sudah sepakat, kami akan open source-kan Linda karena kami pikir ini pasti akan sangat dibutuhkan. Bukan hanya untuk wanita-wanita di desa tetapi juga buat kita yang saat ini sudah sangat banyak dihujani oleh informasi.”

Dalam sambutannya di hari pertama kompetisi Facebook Indonesia Developer Challenge 2016, Head of Product Partnership Facebook Alice Wei menyampaikan bahwa Facebook memiliki komitmen yang tinggi untuk keberlanjutan kompetisi ini di tahun-tahun berikutnya. Dia juga berharap setelah kompetisi ini berakhir akan ada banyak masukan yang bisa didapat oleh Facebook dan kompetisi bisa memberi dampak yang lebih jauh untuk kegiatan masyarakat Indonesia.

idEA Gelar Kamis Commerce dengan Tema “Case Studies: Marketing Strategy/Spending”

Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) secara bulanan menggelar acara diskusi untuk pelaku dan penggiat e-commerce dengan format baru “sharing dan interaksi” untuk mendiskusikan berbagai topik menarik yang berhubungan dengan industri e-commerce di Tanah Air. Kali ini, tema yang diangkat adalah “Case Studies: Marketing Strategy/Spending” akan diselenggarakan pada 8 September 2016, bertempat di De Leila Resto & Lounge, FX Mall, Sudirman, Jakarta mulai dari jam 16.00 WIB sampai 19.30 WIB.

Narasumber yang dihadirkan untuk sesi kali ini adalah Edward Kilian (Chief Marketing OLX), Gaery Undarsa (Co-Founder dan Managing Director Tiket), Oci Ambrosia (Brand Manager Bukalapak), dan dimoderatori Ignatius Untung (Country Manager Rumah123).

Ada sejumlah topik yang bakal dibahas, mulai dari background tentang model content marketing dan marketing spending, bagaimana agar content marketing tepat sasaran menjangkau target audience yang diinginkan, dan cara pengukurannya.

Aulia E Marinto, Ketua Umum idEA, mengatakan belajar dan terus belajar untuk semua kalangan pelaku e-commerce akan menjadi salah satu fokus bidang edukasi dengan program Belajar E-Commerce bersama idEA. Kamis Commerce merupakan salah satu bagian program tersebut.

“Harapan saya kepada pelaku e-commerce dan industri terkait agar berkenan turut berpartisipasi dalam saling berbagi cerita, pengalaman, kasus, tips, dan lainnya untuk memajukan e-commerce Indonesia dan menjadikan Indonesia sebagai New Digital Energy of Asia,” ujar Aulia.

Kamis Commerce terbatas hanya untuk 100 orang. Anggota idEA tidak dikenakan biaya dan hanya bisa diwakili dua orang per kartu anggota, sementara non member idEA/umum dikenakan biaya masuk 100 ribu per orang.

Khusus untuk pembaca DailySocial, tersedia 25 tiket gratis yang bisa Anda peroleh. Cukup masukkan kode anggota “DailySocial” saat masuk ke halaman registrasi. Informasi lebih lanjut dan pendaftaran bisa diakses melalui situs Kamis Commerce.

Tingginya Antusiasme Peserta “Facebook Indonesia Developer Challenge 2016” Hari Pertama

Hari ini, Sabtu (3/9) kompetisi “Facebook Indonesia Developer Challenge” hasil kerja sama antara Facebook dengan DailySocial resmi digelar. Kompetisi ini digelas selama dua hari, mulai dari hari ini hingga esok hari.

Kegiatan di hari pertama, sebelum hackathon dimulai peserta mendapat penjelasan detil mengenai teknis kompetisi hingga pengenalan mentor. Kemudian, ada opening ceremony yang diwakili oleh Alice Wei, Head of Product Partnership Facebook. Esok hari adalah sesi penjurian dan pengumuman pemenang.

Alice Wei menjelaskan semangat Facebook menjadi pihak penyelenggara kompetisi ini, ingin membuka peluang sebesar-besarnya untuk para developer lokal. Dengan tools yang disediakan Facebook diharapkan bisa membantu peserta memecahkan permasalahan sosial yang terjadi di lingkungan sekitarnya.

Alice Wei menyampaikan sambutan dalam opening ceremony / DailySocial
Alice Wei menyampaikan sambutan dalam opening ceremony / DailySocial

[Baca juga: Ini Daftar Ide Terpilih yang Berhak Mengikuti Facebook Indonesia Developer Challenge 2016]

Terlebih, bagi Facebook, Indonesia merupakan pangsa pasar terbesar yang belum sepenuhnya bisa terhubung dengan internet. “Maka dari itu, kami ingin memberikan andil kepada Indonesia dengan memberikan kesempatan kepada para developer untuk membuat sesuatu yang bisa menghubungkan seluruh daerah dengan memakai tools dari Facebook,” ujarnya disela-sela acara Facebook Indonesia Developer Challenge, Sabtu (3/9).

Wei menambahkan, Facebook melihat antusiasme peserta sangat tinggi. Hal ini terlihat dari kemauan mereka untuk belajar dan memiliki tingkat keingintahuan yang tinggi dalam mempelajari hal-hal baru. Dia berharap kompetisi ini akan membuat para developer lokal jadi lebih aware dengan berbagai tools yang dimiliki Facebook bisa membantu memecahkan solusi yang ada.

“Kami memiliki ekspektasi akan banyak solusi baik diciptakan dari kompetisi ini. Sebab, developer di Indonesia sangat bertalenta, haus akan ilmu baru, dan memiliki keinginan yang tinggi dalam menyelesaikan suatu permasalahan.”

Salah satu peserta Facebook Hackathon 2016 sedang berdiskusi / DailySocial
Salah satu peserta Facebook Hackathon 2016 sedang berdiskusi / DailySocial

Wei mengungkapkan, Facebook memiliki komitmen yang tinggi untuk keberlanjutan kompetisi ini di tahun-tahun berikutnya. Dia berharap setelah kompetisi ini berakhir, banyak masukan yang bisa didapat untuk Facebook. Agar ke depannya, kompetisi bisa lebih jauh memberi dampak untuk kegiatan masyarakat Indonesia.

Seperti diketahu, dalam kompetisi ini Facebook mendapat masukan 123 ide. Namun, yang berhasil lolos sebanyak 28 ide untuk disubmisikan ke dalam sebuah aplikasi. Ide tersebut juga harus diintegrasikan setidaknya dua dari Facebook Developer tools.

DailySocial berkesempatan untuk mewawancarai tiga tim peserta. Berikut rangkumannya:

Hamsterman (Bandung)

Tim asal Bandung ini terdiri dari tiga orang, Stefio Kurniadi, Debora Halim, dan Ryan Ignatius. Hamsterman adalah aplikasi virtual novel dalam bentuk Messenger bot. Konsep awalnya, pengguna Facebook bisa membaca novel secara online dengan berbagai ending sesuai yang diinginkan. Hal ini otomatis membuat penulis harus memiliki ide cerita yang default, namun memiliki berbagai ending sesuai keinginan pembaca.

“Kreasi menulis jadi tidak terbatas, karena penulis bisa explore ide cerita. Sehingga cerita yang sudah umum pun, bisa diubah jadi lebih menarik,” ujar Debora.

Nantinya, saat pembaca sudah mengaktifkan Messenger bot Hamsterman akan mendapat list novel yang bisa dibaca dan memilihnya berdasarkan kategori yang diinginkan. Hadirnya Hamsterman, diharapkan dapat memberikan solusi pengurangan aplikasi novel online dalam smartphone.

Stefio menambahkan, hadirnya Facebook sebagai penyelenggara dalam kompetisi ini sangat membantu tim dalam memvalidasikan ide jauh lebih dalam. Sebab tantangan terbesar saat mengimplementasikannya, adalah meracik ide hingga end-to-end.

“Sebenarnya secara teknologi pengembangan virtual novel tidak jadi sulit, sebab sudah ada tools dari Facebook. Hanya saja saat meracik ide itu yang tersulit.”

Edcomm (Education Communicator), Bandung

Edcomm adalah aplikasi yang berusaha memberi solusi terhadap permasalahan yang kerap terjadi antara sekolah dengan orang tua murid. Akhir-akhir ini banyak kesalahpahaman yang terjadi antara guru dengan orang tua, misalnya tindakan anarkis orang tua ke guru, atau sebaliknya.

Kejadian ini rutin menimpa banyak pihak dan banyak diantaranya yang saling menyalahkan satu sama lain. Untuk itu, Sandi Adrian, Deden Nugraha, dan Tigin Habibie mencoba untuk memberikan solusi berupa aplikasi pemantau kegiatan siswa lewat smartphone.

Para mentor yang hadir memberikan pengarahan kepada peserta / DailySocial
Para mentor yang hadir memberikan pengarahan kepada peserta / DailySocial

Tools dari Facebook yang dipergunakan adalah Login Facebook dan Quote Plugin. Ada tiga sasaran pengguna Educomm, sekolah (guru), siswa, dan orang tua. Masing-masing pengguna memiliki fitur yang berbeda-beda ketika menggunakan aplikasi tersebut.

Untuk sekolah, dapat menginput data absensi siswa dan kegiatan sekolah. Orang tua dapat mengisi absensi bila anaknya izin karena sakit. Sedangkan murid hanya bisa menjadi viewer. Solusi ini diharapkan bisa menekan biaya untuk sekolah yang selama ini menggunakan absen sidik jari murid dan orang tua bisa mendapatkan notifikasi SMS.

“Absen sidik jari yang sudah dilakukan beberapa sekolah swasta itu sebenarnya cukup mahal karena sekolah harus mengeluarkan biaya per SMS-nya sebesar 400 Rupiah. Coba hitung bila siswanya makin banyak, tentu saja biayanya akan lebih besar per hari-nya. Dengan adanya aplikasi Educomm bisa menekan biaya pengeluaran sekolah karena orang tua bisa memantau secara real time lewat aplikasi,” ujar Sandi.

Menurut Sandi, dengan adanya kompetisi ini bisa menjadi ajang untuk memvalidasi ide dan mendapat banyak masukan dari mentor. Dia pun bisa langsung bertanya kepada pihak Facebook. Dia berharap ide awalnya ini dikemudian hari bisa menjadi sebuah startup usaha baru. Sebab pada awalnya Educomm saat ini masih berbentuk mobile web, belum berbentuk aplikasi yang sudah bisa diunduh dari Play Store.

LunaFood (Jakarta)

LunaFood berbentuk Messenger bot yang dapat menghubungkan orang-orang yang ingin berbagi makanan. Konsep ini diinisiasi oleh Aldi Sefrinaldi dan Fazar Mochamad Fazar mahasiswa lulusan Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia (UI), Depok.

LunaFood bisa menjadi ajang untuk orang-orang saling berbagi makanan, entah untuk temannya atau orang yang belum dikenal. Dari sana, nantinya bisa tercipta bisnis jualan makanan yang bisa dilakukan. Dengan radius 1 km, semua transaksi bisa terjadi.

Menurut Aldi, ide awal menciptakan LunaFood baru terungkap saat Facebook mengumumkan kompetisi. Meski dadakan, namun dengan berbagai fasilitas yang diberikan Facebook turut membantu tim LunaFood dalam merealisasikannya.

“Inspirasi awalnya karena melihat kondisi anak kos-kosan dengan gaya hidup berdasarkan budget-nya yang pas-pasan. Kemudian, tercipta ide untuk membuat sebuah messenger yang bisa membantu mereka. Sebenarnya semua orang yang ingin sharing masakan atau membelinya adalah konsumen tujuan kami, tidak hanya untuk kalangan mahasiswa saja,” terang Aldi.

B Dash Camp 2016 Buka Kesempatan Startup Indonesia Dapatkan Pendanaan dan Kemitraan Strategis

Venture capital asal Jepang B Dash Ventures tahun ini kembali mengadakan pagelaran dua tahunannya B Dash Camp 2016. Acara ini diadakan untuk mempertemukan para eksekutif senior di industri teknologi dengan para pendiri startup di tahap awal. Acara ini terbuka bagi siapa saja, termasuk pelaku startup di Indonesia. Jika tertarik, pendaftaran masih akan dibuka hingga tanggal 5 September 2016.

Acara ini sendiri akan diadakan pada 17 – 18 Oktober 2016, bertempat di Royton Sapporo Jepang. Konferensi ini memfokuskan pada pendanaan startup di tahap awal, umumnya pendanaan yang akan diberikan berupa seed, early atau later stage funding. B Dash akan memilih startup yang dianggap memiliki potensi untuk menjadi “next generation tech-company”.

Terdapat dua agenda utama dalam rangkaian B Dash Camp 2016, yakni Pitch Arena dan Fundraising, Partnerships & Awards. Pitch Arena menjadi bagian utama dari acara ini, yakni kompetisi bagi startup yang sedang mencari pendanaan, mengumumkan peluncuran produk baru atau sedang mencari kemitraan strategis.

Sedangkan Fundraising, Partnerships & Awards dikhususkan bagi para peserta (startup) yang telah meraih pendanaan atau kemitraan dari Pitch Arena, pemenang akan berkesempatan melakukan pitching di depan undangan khusus (eksekutif level CXO) dan mendapatkan hadiah dari B Dash Camp.

Startup yang tertarik untuk mengikuti rangkaian acara ini, segera mendaftar melalui laman resmi B Dash Camp 2016 yang dapat diakses di sini.


Disclosure: B Dash Ventures adalah salah satu investor DailySocial

Meningkatkan Kualitas SDM di Bidang Teknologi Informasi Agar TNI AD Tetap Jaya di Darat

Sembunyi di balik semak-semak dan pepohonan, menggunakan coret-coretan di wajah, dan melakukan baku tembak dengan musuh negara di medan pertempuran. Agaknya, gambaran itu menjadi hal umum yang ada di benak masyarakat mengenai TNI Angkatan Darat (AD). Harus diakui, sejak awal pelatihan militer, TNI AD memang membentuk para prajurit untuk melaksanakan pertempuran konvensional. Sebelum era digital seperti sekarang ini, ancaman militer masih bersifat tradisional.

Nyatanya, bentuk ancaman terhadap kedaulatan negara semakin berkembang dari hari ke hari. Jika sebelumnya bertarung dengan senjata api, kini ancaman yang bersifat non-tradisional mulai menunjukkan batang hidungnya.

Perkembangan ancaman terhadap kedaulatan negara, baik yang bersifat tradisional maupun non tradisional, saat ini semakin dinamis. Ada yang dilakukan oleh state actor, tapi tak jarang juga ada peran non-state actor. Yang pasti, mereka melakukannya dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan, termasuk di dalamnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi.

Merujuk pada UU No. 34 tahun 2004 tentang TNI, disebutkan bahwa TNI bertugas menjaga kedaulatan negara dari ancaman dan gangguan melalui operasi militer perang (OMP) dan operasi militer selain perang (OMSP). Dalam melaksanakan tugasnya, saat ini TNI AD menghadapi ancaman yang semakin kompleks, yang merupakan gabungan dari ancaman tradisional dan non tradisional, atau biasa disebut ancaman hibrida.

Implementasi Teknologi untuk Mengimbangi Perkembangan Ancaman

Perlahan tapi pasti, ancaman-ancaman siber mulai terdengar gaungnya di dunia pertahanan internasional, yang hampir menyamai serangan konvensional. TNI AD, sebagai garda terdepan dalam menjaga keutuhan Republik Indonesia, merasa terpanggil untuk melakukan penyesuaian diri agar lebih melek terhadap dunia teknologi informasi dan komunikasi.

Untuk mencapai tujuannya, state actor dan non state actor sudah memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media dan didukung dengan peralatan dan persenjataan teknologi tinggi. TNI AD dengan sigap segera memenuhi kebutuhan alat utama sistem persenjataan (alutsista) berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang memiliki spesifikasi teknologi tinggi pula untuk mengimbangi perkembangan ancaman, baik saat ini maupun yang akan datang.

Sejauh ini TNI AD secara bertahap sudah mengimplementasikan teknologi melalui peremajaan peralatan dan alutsistanya berbasis komputerisasi. Mekanisme kerja sehari hari di satuan jajaran TNI AD sudah menggunakan sistem informasi melalui pembangunan aplikasi untuk mempermudah dan mempercepat tugas serta dapat memberikan data yang lebih akurat.

Sebagai contoh termutakhir, TNI telah memaksimalkan teknologi informasi menggunakan pesawat tanpa awak (drone) untuk menghadapi kasus terorisme di Poso. Kala itu, prajurit berhasil mendapatkan data-data tentang keberadaan makhluk hidup melalui sistem informasi yang ditangkap dan diolah oleh drone, sehingga mereka lebih mudah dalam mencari target.

Menyikapi tantangan di Era Digital

Tantangan TNI AD yang perlu mendapat perhatian serius sebenarnya selain peremajaan peralatan dan alutsista berbasis komputerisasi, namun tidak kalah pentingnya yaitu pengembangan SDM prajurit dalam menghadapi era digital.

Perubahan teknologi itu bisa terjadi dalam hitungan bulan. Di sisi lain, prajurit TNI AD siap pakai dalam bidang TI perlu dilatih secara intensif kurang lebih di atas tiga tahun. Nah, antara pengembangan SDM yang perlu waktu hingga tiga sampai empat tahun ini tidak sebanding dengan perubahan teknologi yang dalam satu tahun bisa terjadi hingga dua kali.

Pengadaan alutsista berbasis komputerisasi dapat terealisasi selama anggaran tersedia, sedangkan ketersediaan SDM yang kompeten di era digital perlu waktu cukup lama. Ada tahapan proses yang perlu dilalui untuk menghasilkan SDM prajurit yang kompeten di bidang TI.

Pernah dengar ungkapan “man behind the gun”? Istilah ini sangat tepat dalam menyikapi kemajuan TI. Dengan kata lain, alutsista berbasis komputerisasi maupun sistem informasi akan berfungsi dengan baik bila manusia yang mengawakinya paham betul dengan teknologi informasi.

Menyikapi hal ini, TNI AD telah melakukan terobosan-terobosan melalui pelatihan, kursus dan pendidikan TI secara terus menerus. Pihak TNI AD juga sudah melakukan kerja sama dengan Universitas Gunadarma berkaitan penyediaan dosen TI.

Dalam waktu dekat akan dilangsungkan perlombaan hackathon yang berkaitan dengan sistem informasi kemiliteran. Ini adalah salah satu terobosan TNI AD untuk menyikapi keterbukaan informasi dan akses digital. TNI AD memanggil generasi muda bangsa yang ahli di bidang TI untuk memberikan sumbangsih pemikirannya untuk membangun TNI AD yang kokoh dan kuat sebagai wujud kecintaannya terhadap TNI dan NKRI.

TNI punya semboyan “Bersama rakyat TNI kuat”. Inilah salah satu implementasi TNI AD terhadap semboyan tersebut. TNI AD menyikapi tantangan digital ini dengan mengundang masyarakat sipil untuk bahu-membahu menjaga negara dari segala bahaya, dan ancaman baik yang bersifat tradisional maupun non tradisional.

Perkembangan teknologi adalah sesuatu yang harus diterima. Semua pihak tidak bisa menghindar apalagi bersikap resisten. Hal tersebut justru akan merugikan baik secara pribadi maupun organisasi. Perkembangan teknologi tentu memiliki dampak positif dan negatif. TNI AD telah menyiapkan prajuritnya sebagai generasi penerus calon pemimpin TNI di masa depan untuk dapat mengembangkan dampak positif dan meminimalisasi dampak negatif perkembangan teknologi agar TNI AD tetap jaya di darat.


Disclosure: Artikel tamu ini ditulis oleh Brigadir Jenderal Nugraha Gumilar, Kepala Dinas Informasi dan Pengolahan Data (Kadisfolahtad) TNI Angkatan Darat.

Artikel ini adalah hasil kerja sama DailySocial dan TNI Angkatan Darat sebagai artikel awal kegiatan Hackathon Cipta Yudha Kartika Eka Paksi TNI AD.

Pendaftaran Hackathon “Facebook Indonesia Developer Challenge” Ditutup Hari Ini

Facebook bekerja sama dengan DailySocial akan menyelenggarakan kompetisi Hackathon “Facebook Indonesia Developer Challenge”. Hari ini, 26 Agustus 2016 pukul 23.59, pendaftaran kompetisi yang akan dihelat di Hotel Harris Tebet tersebut akan ditutup.

DailySocial sebagai pihak penyelenggara “Facebook Indonesia Developer Challenge” telah menggelar meetup di empat kota (Yogyakarta, Surabaya, Jakarta, dan Bandung). Kini Facebook menanti para developer handal yang akan membuat aplikasi mobile atau website yang terintegrasi dengan platform products milik Facebook, antara lain Facebook Login, Account Kit, Save Plugin, Quote Plugin, dan App Invites.

Para peserta nantinya akan diminta untuk memilih setidaknya dua di antara platform products yang telah disebutkan tadi atau mereka juga diperbolehkan membuat Messenger bot.

Menariknya Hackathon ini punya satu tantangan yang dinamakan “Hacks for Her”, sebuah tantangan menciptakan mobile apps dan website khusus untuk para perempuan. Tujuannya agar kesenjangan gender di dunia TI bisa direduksi.

Untuk kompetisi Hackathon “Facebook Indonesia Developer Challenge”, Facebook menyediakan hadiah uang tunai senilai total 65 juta Rupiah dan FBStart Package senilai USD 80.000 untuk masing-masing pemenang. Hadiah uang tunainya terdiri atas 25 juta Rupiah untuk juara pertama, 15 juta Rupiah untuk juara kedua, 10 juta Rupiah untuk juara ketiga, dan hadiah khusus 15 juta Rupiah untuk pemenang tantangan “Hacks for Her”.

Tertarik untuk mendapatkan hadiah-hadiahnya? Ayo tunjukkan bahwa Anda adalah developer kelas dunia di Hackathon “Facebook Indonesia Developer Challenge”! Jangan lupa, kesempatan pendaftaran kurang dari 24 jam lho! Segera daftarkan ide kreatif Anda beserta tim di sini!

Digital Financial Services Indonesia 2016 Memberi Pemahaman Menyeluruh tentang Tren Fintech Indonesia

Teknologi finansial (atau lebih dikenal sebagai fintech) terus mendapatkan kepopuleran sepanjang tahun ini, terutama dengan adopsi masyarakat yang semakin luas dan dukungan regulator yang melihat fintech bisa menjangkau kaum yang belum terjangkau layanan perbankan (atau umum kini disebut finansial inklusif). Dengan penetrasi telekomunikasi (dan smartphone) yang lebih luas dibanding perbankan, wajar jika masa depan finansial inklusif berada di tangan pemanfaatan teknologi.

Untuk membantu Anda memahami perkembangan teknologi digital, khususnya di bidang finansial, dan ke mana arah trennya, Anda bisa mengikuti konferensi Digital Financial Services Indonesia 2016 yang bakal diadakan 8-9 November mendatang di Jakarta.

Para pembicara yang akan membagikan insight-nya antara lain Country Business Head Twitter Indonesia Roy Simangunsong, CEO Dimo Pay Brata Rafly, Managing Director – Head of Digital Bank DBS Olivier Crispin, dan Managing Director Head of Transaction Banking Standard Chartered Bank Michael Sugirin.

Tersedia potongan harga khusus untuk peserta yang mendaftar sebelum 9 September 2016. Untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran, kunjungi situs Digital Financial Services Indonesia 2016.


Disclosure: DailySocial adalah media partner Digital Financial Services Indonesia 2016

Indonesia Fintech Festival and Conference 2016, Wadah Memajukan Potensi Industri Keuangan dan Teknologi

Melihat potensi pasar financial technology (fintech) di Indonesia yang begitu kuat, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Kamar Dagang Indonesia menginisiasi sebuah dukungan terhadap industri tersebut di Tanah Air lewat sebuah gelaran bernama Indonesia Fintech Festival and Conference 2016. Acara ini akan menjadi wadah yang kolektif menjembatani para stakeholder industri; dari mulai regulator, institusi keuangan, investor, startup, inkubator, asosiasi industri, sampai akademisi.

Dengan populasi lebih dari 250 juta jiwa, kelas menengah Indonesia terus berkembang dan hal ini sejalan dengan banyaknya komponen masyarakat yang masih belum tersentuh produk perbankan (unbanked).

Di negara berkembang seperti Indonesia, fintech dapat membantu menyejahterakan masyarakat dengan memberikan data yang akan mengubah ekonomi informal menjadi bankable,” ujar Donald Wihardja, Wakil Ketua AMVESINDO (Asosiasi Pemodal Ventura dan Startup Indonesia), memandang fenomena tersebut.

Padahal, lanjut Donald, Indonesia punya potensi permintaan pendanaan hingga Rp 1.600 triliun, tapi hanya Rp 600 triliun yang mampu disediakan oleh bank dan institusi perbankan.

Menyikapi angka sebesar itu, para pelaku industri fintech optimis akan ada simbiosis mutualisme antara lembaga keuangan dan perusahaan teknologi di masa depan.

“Saat ini fintech sudah membantu bank membuka saluran baru distribusi produk keuangan‎, mempermudah proses akuisisi nasabah dan merchant, dan membantu efisiensi operasional serta mengelola risiko,” tutur Niki Santo Luhur, Ketua Umum Asosiasi Fintech Indonesia.

Karena itulah, Indonesia Fintech Festival and Conference 2016, yang akan diselenggarakan pada 29-30 Agustus 2016 di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD, dibagi ke dalam empat ragam acara, yakni startup competitionstartup mentoringspeed dating, dan conference.

Lewat startup competitionstartup fintech diberi kesempatan untuk melakukan pitching di hadapan para juri terpilih. Tujuannya agar para pelaku industri tersebut dapat langsung mempresentesikan bisnisnya kepada investor dan pihak-pihak terkait..

Ada juga startup mentoring, salah satu sub-event yang memfasilitasi mahasiswa dan calon startup founder untuk menggali ilmu langsung dari para pakar fintech baik dalam dan luar negeri.

Indonesia Fintech Festival and Conference 2016 juga mempersilakan para pelaku industri untuk memperoleh ‘kuliah’ singkat dengan para pakar lewat ajang speed dating. Diharapkan para entrepreneur muda bisa menyerap ide-ide segar dari perihal latar belakang penjualan sampai urusan pemodal.

Writing Competition juga menjadi bagian dari Indonesia Fintech Festival 2016. Bertema “Financial and Technology“, writing competition membuka peluang bagi semua orang untuk menyampaikan idenya mengenai industri keuangan dan teknologi dengan total hadiah sebesar Rp 25 juta.

Di hari terakhir, Indonesia Fintech Festival 2016 melangsungkan conference dengan pembicara Darmin Nasution (Menteri Koordinator Bidang Perekonomian), Rudiantara (Menteri Komunikasi & Informatika), Jerry Ng (BTPN), Armand Hartono (BCA), Kartika Wirjoatmodjo (Bank Mandiri), Phillia Wibowo (McKinsey Indonesia), Nadiem Makarim (Go-Jek), William Tanuwijaya (Tokopedia), Donald Wihardja (Convergence Ventures), Willson Cuaca (East Ventures), dan puluhan praktisi lainnya.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai startup competitionstartup mentoringspeed dating, dan conference dari Indonesia Fintech Festival 2016, kunjungi www.fintechfest.id.


Disclosure: DailySocial adalah salah satu anggota komite Indonesia Fintech Festival 2016

Start-FWD, Ajang Seru Bertema Social Entrepreneurship yang Akan Digelar di Universitas Atma Jaya

Kolaborasi antara Unika Atma Jaya dan DailySocial menghadirkan acara seru dengan tema Social Entrepreneurship. Acara ini akan menghadirkan berbagai pembicara yang bisa memberikan pengetahuan seputar kewirausahaan secara umum serta secara khusus tentang kewirausahaan sosial.

Kondisi jumlah kewirausahaan sosial di Indonesia yang jumlahnya masih tertinggal dibanding negara lain menjadi salah satu landasan untuk hadirnya acara ini. Start-FWD diharapkan bisa memicu terciptanya ekosistem startup, terutama yang bertema kewirausahaan sosial yang lebih baik.

Kewirausahaan sosial menjadi bagian penting dari ekosistem startup, salah satunya adalah karena dampak yang diberikan layanannya yang bisa memberikan manfaat atas perubahaan sosial ke arah yang lebih baik. Startup dengan bidang seperti pendidikan dan kesehatan bisa memberi dampak positif bagi masyarakat luas lewat produk aplikasi, layanan web atau program-program mereka.

Acara Start-FWD ini dihadirkan untuk membuka peluang bagi para peserta acara untuk menjadi agen perubahan dan terinspirasi, selain itu bisa mendapatkan informasi langsung dari praktisi tentang bagaimana mendirikan dan menjalankan startup dan menjadi wirausahawan/wati sosial yang lebih baik.

Acara ini juga diharapkan bisa memberikan ajang networking bagi para peserta dengan para pelaku startup dan pihak yang ikut berperan atas berkembangnya ekosistem startup di bidang teknologi.

Beberapa pembicara yang akan hadir antara lain: Rama Raditya dari Qlue, Rosdiana Sijabat, Ph. D dari Atma Jaya, serta berbagai diskusi panel yang akan dihadiri oleh para pelaku startup mulai dari Calvin Kizana (PicMix), Arief Aziz (Change.org), Razi Thalib (Setipe), dan Marshall Pribadi (PrivyGate).

Acara sendiri akan digelar tanggal 8 September 2016 bertempat di auditorium Atma Jaya – gedung Yustinus Lantai 14, Jl. Jenderal Sudirman No. 51 Jakarta. Acara akan dimulai dari pukul 13.00 sampai pukul 17.00, gratis!