Cara Efektif Menjalankan Bisnis Jadi Lebih Baik

Menjalankan bisnis selalu punya cerita masing-masing. Proses jatuh bangun yang dilewati selalu menghasilkan sebuah tips yang bisa diulangi untuk kejadian selanjutnya atau dibagikan untuk membantu bisnis lain yang mengalami permasalahan serupa.

Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan untuk lebih baik dalam menjalankan bisnis.

Berpikir layaknya remaja

Bisa dibilang usia remaja adalah jenjang pertama manusia paham mengenai masalah. Di usia ini manusia mulai belajar mencari solusi dari permasalahan tersebut dari beberapa sumber. Semangat ini bisa ditiru dan terapkan dalam pengelolaan bisnis. Selalu penasaran dalam mencari hal-hal baru salah satu semangat muda yang bisa diterapkan.

Selain itu usia remaja adalah usia paling aktif dalam menjalin pertemanan. Mereka butuh untuk saling terhubung satu sama lain untuk tahu apa yang terjadi dan dipikirkan masing-masing. Dalam perusahaan semangat ini penting untuk meningkatkan interaksi dengan pengguna. Membaur dan berkomunikasi layaknya dua orang yang saling membutuhkan sangat penting. Hal ini bisa dipelajari dari bagaimana pola remaja berinteraksi.

Secara keseluruhan berpikir layaknya remaja bisa membantu bisnis untuk lebih bisa beradaptasi dengan perubahan. Selain itu berpikir layaknya remaja juga bisa membantu bisnis memahami para remaja, salah satu pasar potensial untuk bisnis digital.

Learning by doing

Menjalankan bisnis harus selalu dibarengi dengan proses belajar. Jatuh bangun dalam proses harus dijadikan catatan dan pengalaman untuk mengatasi masalah-masalah di kemudian hari. Pengalaman akan melatih insting dan prediksi yang sangat membantu dalam mengambil keputusan-keputusan krusial.

Sebagai pemimpin, pengalaman dalam menjalankan bisnis juga menjadi modal kuat untuk menajamkan intuisi dan kepekaan terhadap permasalahan dan peluang.

Customer-centric dimulai dari employee-centric

Menjadi tugas utama setiap bisnis untuk memahami kebutuhan pelanggan mereka. Jauh sebelum itu, sebelum bergerak untuk bisa memahami setiap kebutuhan dan keinginan pelanggan setiap bisnis harus dibangun dari tim yang di dalamnya. Memperhatikan kebutuhan dan ide-ide yang dituangkan oleh setiap tim.

Memberikan kesempatan setiap anggota tim untuk bertanya tentang apa yang mereka khawatirkan, memberikan mereka kesempatan untuk mengkritik dan memberikan masukan, dan membantu mereka bangkit ketika mendapatkan masalah adalah beberapa hal sederhana yang bisa dilakukan untuk memulai bisnis yang baik dari tim.

Tips Menjalankan Layanan Mobile Commerce

Industri e-commerce di Indonesia perlahan mulai mengerucut ke beberapa pemain. Tak sedikit nama-nama startup di sektor e-commerce gulung tikar. Kemungkinan besar mereka gagal bersaing. Salah satu inovasi untuk memanfaatkan tren belanja online adalah model bisnis mobile commerce. Berbelanja melalui aplikasi mobile, sesuatu yang melonjak beriringan semakin canggihnya teknologi perangkat mobile dan makin banyak pengguna.

Berikut beberapa tips untuk bisnis yang mencoba masuk dalam segmen mobile commerce.

Cari pasarnya, sebelum memasarkan

Ini mungkin anjuran paling sering didengar dan paling banyak diberikan. Tetapi karena posisinya sebagai salah satu hal mendasar tips ini tidak bisa dihilangkan. Salah satu komponen kunci dari mobile commerce adalah menemukan pasar. Sebagai negara dengan industri digital yang digadang-gadang sebagai yang terbesar di Asia Tenggara mungkin tidak susah menemukan para pengguna perangkat mobile yang gemar berbelanja, masalah selanjutnya adalah seperti apa konsep dan nilai yang ditawarkan.

Taruhlah sebuah bisnis mobile commerce datang dari layanan e-commerce yang ingin menjangkau lebih banyak pengguna dan memudahkan mereka dengan fitur dari aplikasi mobile. Tanpa sesuatu yang berbeda, tanpa penawaran yang menguntungkan, tentu hal ini sebuah risiko.

Salah satu cara paling sederhana adalah dengan mencari tahu apa yang diinginkan pengguna saat memakai aplikasi mobile commerce. Cashback, diskon, dan penawaran lainnya bisa dicoba. Yang paling penting, cari tahu siapa pasarnya dan apa yang mereka inginkan.

Diawali kebutuhan dan berkembang dari masukan

Memulai layanan bisnis mobile commerce juga harus mendengarkan apa yang diinginkan pengguna, baik dari feedback atau pun data-data yang didapat. Misalnya permintaan tampilan yang lebih baik, performa yang lebih baik, hingga optimasi memori agar aplikasi tidak menjadi pengganggu ketika dijalankan.

Aplikasi yang buruk, baik dari segi tampilan atau performa, sangat mungkin menjadi alasan utama pengguna menghapusnya. Menghindari hal demikian, optimasi membangun aplikasi mobile harus diperhatikan dari awal.

Pemasaran yang optimal

Untuk bisa menyukseskan sebuah layanan mobile commerce, pemasaran yang tepat menjadi salah satu hal kunci. Beberapa alternatif bisa dilakukan untuk membantu meningkatkan brand awareness dan jumlah unduhan. Media sosial dan konten kreatif bisa digunakan, baik itu konten video atau artikel. Selanjutnya juga bisa bekerja sama dengan dengan influencer untuk mengenalkan aplikasi kepada khalayak umum.

Lima Cara Tepat Membuat Investor Menyukai Startup Anda

Saat ini ide bisnis yang menarik dan berpotensi untuk berkembang belum cukup untuk dijadikan alasan yang tepat bagi investor menyalurkan dananya ke startup. Diperlukan strategi dan pendekatan yang baik agar startup Anda bisa mendapatkan pendanaan dari investor yang diincar.

Artikel berikut ini akan membahas 5 hal yang wajib dilakukan oleh pemilik startup, saat bersiap untuk melakukan penggalangan dana kepada investor, belajar dari seorang entrepreneur yang saat ini telah menjadi seorang investor.

Minta nasihat dan masukan dari investor

Jika saat ini Anda belum berkenalan dengan cukup banyak investor dan belum memiliki undangan untuk pitching, awali kegiatan tersebut dengan networking dan mintalah nasihat kepada mereka investor. Sampaikan produk atau layanan yang Anda miliki, tawarkan ide tersebut kepada investor. Jika investor mulai tertarik dengan startup Anda, undangan untuk pitching pun akan tiba. Manfaatkan kegiatan seminar, eksibisi dan konferensi untuk melakukan networking kepada investor.

Buat desain pitch deck yang menarik

Bukan hanya sarat dengan informasi yang lengkap, namun pitch deck yang menarik baiknya juga dilengkapi dengan gambar atau tampilan yang bisa langsung dimengerti oleh investor. Manfaatkan waktu satu jam presentasi Anda dengan pitch deck yang singkat namun langsung ke tujuan atau ide yang ingin disampaikan.

Awali presentasi dengan memaparkan masalah yang ada

Agar pitch deck Anda terlihat menarik dan memiliki potensi, awali presentasi Anda dengan menyampaikan masalah yang ada saat ini di sekitar dan dikeluhkan oleh orang banyak. Menjadi hal yang penting dan wajib dicermati oleh investor, ketika Anda pemilik startup bisa membuat produk yang relevan dengan kebutuhan sehari-hari dan masih belum ada saat ini untuk orang banyak.

Hindari mempromosikan fitur, teknologi terkini serta target pasar diawal pitch deck, namun coba sajikan kendala dan masalah yang dihadapi setiap harinya oleh orang, dan bagaimana startup Anda bisa menjawab permasalahan tersebut.

Kuasai sesi tanya jawab

Usai menyampaikan presentasi, biasanya pemilik startup diberikan kesempatan untuk menjawab semua pertanyaan dari investor. Apakah itu terkait dengan jumlah tim saat ini, apa target dari startup Anda, hingga rencana monetisasi. Siapkan jawaban yang singkat dan tepat untuk semua pertanyaan yang diajukan oleh investor saat sesi tanya jawab berlangsung. Jika Anda ragu atau tidak bisa memberikan jawaban yang tepat, bisa mengurangi penilaian investor kepada Anda.

Jujur saat meyampaikan informasi

Jika saat ini Anda telah memiliki layanan atau produk yang diyakini bakal berhasil, namun belum bisa menentukan model bisnis, target pasar atau rencana monetisasi, sampaikan dengan jujur saat pitching berlangsung. Jangan memberikan janji atau gambaran yang terkesan fantastis namun faktanya tidak bakal bisa diterapkan.

Yang perlu diingat adalah investor telah memiliki pengalaman cukup dan lebih banyak dari Anda. Jangan sepelekan mereka dengan presentasi yang tidak masuk akal.

Lima Kesalahan Millennial saat Mengatur Finansial di Dunia Startup

Membangun perusahaan startup itu bukan perkara mudah. Hanya sebagian kecil startup yang didirikan tiap tahunnya bisa bertahan maksimal lima tahun. Sedikit pula jumlah startup yang dirintis oleh anak muda. Pengusaha yang sudah banyak makan asam garam cenderung lebih mudah mengelola manajemen startup daripada anak muda, terutama kalangan millennial.

Meski demikian, ada beberapa keuntungan yang bisa didapat kalangan milenial ketika mereka merintis startup, misalnya, ide yang lebih kaya, bersemangat, dan sangat inovatif. Ketiga contoh tersebut adalah beberapa faktor yang dibutuhkan dalam membangun perusahaan yang sukses. Hanya saja, millennial perlu pahami bahwa sekitar 24% startup gagal berdiri karena kehabisan uang.

Artikel ini akan membahas lebih jauh mengenai kesalahan millenial dalam mengatur finansial di dunia startup. Tujuannya agar startup Anda tidak menjadi korban berikutnya. Berikut detilnya:

1. Kelola manajemen yang buruk

Uang tunai yang masuk dan keluar dari catatan kas perusahaan perlu dikelola dengan sangat baik, terutama sejak perusahaan baru berdiri. Menurut hasil riset, sebanyak 82% bisnis gagal karena tidak memperhatikan arus kas. Hal ini terjadi di kalangan milenial yang tidak paham dengan dunia manajemen finansial.

Untuk menghindari kesalahan, Anda hanya perlu memperhatikan apa yang terjadi dengan keuangan perusahaan. Lihat dari mana asal semua pendapatan dan bagaimana habisnya. Kemudian siapkan sistem sederhana akuntasi seperti Excel untuk melacak semuanya.

Jika tidak melakukan ini, Anda menutup diri terhadap isu-isu seperti asal margin keuntungan, tidak ada catatan yang diperlukan untuk mendapatkan investor, bahkan potensi pencurian tanpa disadari.

2. Penggalangan dana terlalu banyak dan cepat

Bagi perusahaan startup, sangat mudah menghabiskan waktu untuk merencanakan bagaimana mengumpulkan uang dari investor dan perusahaan modal ventura. Banyak pengusaha muda menganggap jumlah kebutuhan dana yang dinaikkan setiap penggalangan dana adalah ukuran dari kesuksesan. Pola pikir demikian sangat berbahaya dan berdampak buruk bagi bisnis.

Menghabiskan waktu demi menggalang dana segar secara lambat laun akan mengalihkan fokus Anda pada tugas penting lainnya. Misalnya, menyiapkan strategi bisnis yang solid, merencanakan rencana pemasaran secara menyeluruh, dan lainnya.

Pola pikir yang seharusnya Anda tanamkan adalah dengan perencanaan yang tepat, maka bisnis akan menghasilkan uang. Jika bisnis sudah menghasilkan uang, Anda bisa menjalankan startup tanpa kontrol yang maksimal. Hal ini tentunya jauh lebih berharga daripada mendapat uang tunai di saku celana Anda saat perusahaan baru berdiri.

3. Mengontrol terlalu banyak isu

Sangat umum bagi pengusaha startup usia muda yang mencoba untuk mengendalikan semua hal dalam perusahaannya. Sebab, mereka merasa satu-satunya orang yang mengetahui produk, layanan, dan rencana bisnis perusahaan secara luar dan dalam.

Maka dari itu, solusi yang bisa dilakukan adalah memberikan kepercayaan kepada orang yang lebih ahli dari kapasitas kemampuan Anda. Misal, meminta saran dan masukan mengenai strategi keuangan dari seorang akuntan, perencana keuangan, atau pelaku tetangga yang paham dengan finansial. Langkah ini untuk meminimalisir potensi kesalahan keputusan keuangan yang tidak disarankan bagi startup Anda.

4. Salah rekrut orang

Penting untuk merekrut tim yang akan menjadi tulang punggung perusahaan Anda. Namun salah rekrut orang justru hanya akan menghabiskan uang Anda untuk membayar gaji mereka, sekaligus merusak perusahaan. Untuk itu, Anda harus sadar siapa yang Anda rekrut, apa saja aset dan kewajiban yang mereka bawa.

Terlalu banyak biaya yang harus dikeluarkan ketika Anda salah merekrut orang. Investasi yang Anda tuangkan untuk mereka akan jadi sia-sia ketika mereka tidak bisa menghasilkan apa yang perusahaan butuhkan.

Dengan adanya risiko ini, jangan pernah Anda tergoda untuk merekrut orang yang rela di gaji murah dan mempekerjakan konsultan yang palsu.

5. Menghabiskan uang di tempat yang salah

Milenial itu adalah generasi yang idealis. Secara negatif hal ini akan berdampak buruk bagi perusahaan, misalnya terlalu banyak menghabiskan uang untuk mengembangkan produk atau layana baru. Akibatnya dana untuk pemasaran jadi tidak cukup, hasilnya jadi kurang maksimal dengan ekspektasi.

Jika Anda menghabiskan uang dan waktu untuk menyempurnakan prototipe tanpa keluar lapangan untuk menjualnya, Anda akan kehilangan kesempatan untuk bertemu calon pelanggan, pengguna, dan akuisisi. Tujuannya menciptakan interaksi dan mempelajari apa yang sebenarnya orang-orang inginkan.

Tiga Pelajaran dari Penutupan Layanan E-Commerce Cipika

Layanan e-commerce besutan Indosat Ooredoo, Cipika, mengumumkan penutupan layanannya 1 Juni mendatang. Ada yang menganggap hal ini sebagai lampu kuning dan menjadi sinyal kehati-hatian, ada yang menganggap hal ini sebagai bagian dinamika kompetisi sehat industri e-commerce di tanah air.

Apapun itu, kami mengidentifikasi tiga pelajaran penting yang bisa kami petik dari penutupan layanan yang hadir sejak tahun 2014 ini. Mereka adalah:

Struktur yang tidak mendukung

Berbeda dengan Blanja dan elevenia, dua anak perusahaan Telkomsel dan XL Axiata yang menyasar sektor yang sama, Cipika bukanlah perusahaan tersendiri. Cipika dibangun sebagai suatu unit bisnis di bawah Indosat Ooredoo Digital.

Struktur seperti ini menyulitkan Cipika untuk bergerak, mengambil keputusan, akuisisi mitra, mengatur budget, dan hal-hal lain yang lebih mudah dilakukan sebagai suatu entitas terpisah. Seorang Kepala Divisi tidak mudah mengatur semuanya sendirian, jika dibandingkan seorang CEO yang memiliki jajaran C-level dan VP di bawahnya.

Indosat Ooredoo melakukan spin off terhadap layanan pembayaran (PayPro) dan layanan mobile advertising (IMX), tapi sudah terlambat untuk Cipika.

Branding yang tidak tepat

Meski sudah hampir 3 tahun berdiri, tidak banyak kalangan masyarakat umum yang mengenal Cipika sebagai sebuah brand layanan e-commerce. Nama Cipika hampir tidak pernah muncul di berbagai survei soal top of mind layanan e-commerce di Indonesia atau peringkatnya selalu jauh di bawah dibanding layanan serupa.

Untuk kalangan early adopter, Cipika memiliki arahan yang terus berubah. Awalnya Cipika ingin menyasar pasar kuliner dan kerajinan tradisional, kemudian beralih ke penjualan produk gadget dan travel, yang terakhir menyasar konten digital, termasuk permainan dan buku digital.

Tahun ini mereka masih berupaya pivot ke arah penjualan grosir, tapi rencana tersebut tidak terlaksana tuntas.

Penting untuk memiliki keunikan, tetapi sebaiknya ciri khas tersebut tidak hilang seiring dengan evolusi layanan.

Untuk bertahan membutuhkan biaya (dan kepercayaan)

Lupakan Lazada, Tokopedia, atau Bukalapak yang sudah beberapa kali mendapatkan pendanaan dari investor. Meskipun sama-sama didukung perusahaan telekomunikasi besar, jika dibandingkan dengan Blanja atau elevenia, Cipika terkesan tidak mendapatkan dukungan dana cukup untuk bersaing dan tetap relevan.

Meskipun kita tidak tahu persis berapa dana yang disuntikkan oleh perusahaan untuk Cipika, Blanja dan elevenia mendapatkan kepercayaan diri ketika mengumumkan perolehan dana ratusan miliar Rupiah dari induk perusahaannya demi memastikan bisnisnya di sektor ini adalah prioritas. Cipika, di sisi lain, sayangnya tidak menyiratkan hal ini.

Sekali lagi ini bukan cuma soal uang, tetapi bukti keyakinan bahwa bisnis bakal tetap bertahan dan menjadi prioritas. Jika investor atau induk perusahaannya kurang percaya diri terhadap kelangsungan bisnisnya, hal ini akan berimbas pada kepercayaan konsumen.

Mengembangkan Strategi Pemasaran untuk Bisnis

Pemasaran adalah hal penting bagi setiap bisnis di mana pun posisinya berada, baik di awal maupun yang sudah mapan atau yang berkelanjutan. Pemasaran selain membantu bisnis menjangkau para penggunanya juga berfungsi sebagai salah satu cara untuk membangun sebuah brand, termasuk mengkomunikasikan dan menyampaikan nilai-nilai yang dibawa produk ke para pelanggannya.

Berikut beberapa catatan untuk bisa tetap mengoptimalkan pemasaran di mana pun posisi bisnis berada.

Yang utama, mengenali pelanggan

Yang pertama dan paling utama dari strategi pemasaran dan mengembangkan bisnis adalah bagaimana mengenali pelanggan. Semua produk atau layanan tidak mungkin bisa sama, segmen pengguna mereka pasti bervariasi, mulai dari usia, lokasi, budaya, selera, hingga nilai yang ditawarkan pasti mengandung unsur pembeda. Tugas dari bisnis untuk mengoptimalkan pemasaran adalah mengenali target pengguna mereka dengan baik.

Ketika merancang sebuah strategi penasaran, sebelum menentukan kanal dan gimmick lain dalam proses pemasaran pertama dan yang utama adalah menentukan siapa yang menjadi target. Seperti lokasi, usia, dan hobi pengguna harus dipetakan. Selanjutnya cari tahu bagaimana menjangkau mereka, di situ nantinya keputusan kanal pemasaran paling efektif.

Kustomisasi rencana

Pemasaran adalah tentang bagaimana menarik perhatian di keramaian. Mencuri perhatian dengan hal-hal pembeda dari apa yang dilakukan oleh pesaing. Dengan demikian nilai-nilai yang ingin disampaikan dan penawaran-penawaran yang ingin ditunjukkan bisa tepat sasaran.

Untuk bisa memaksimalkan pemasaran ada baiknya untuk membuat beberapa jenis rencana. Mengetahui kanal favorit target pelanggan misalnya. Jika terdapat lebih dari satu kanal yang potensial untuk menjangkau pelanggan usahakan manfaatkan semuanya. Jika bentuk kampanye dirasa monoton, bisa dibuat beberapa variasi. Manfaatkan konten pemasaran, kerja sama, dan hal lain yang bisa menunjang kegiatan promosi.

Berkelanjutan

Pemasaran bukan sebuah hal yang bisa dilakukan sekali dua kali dalam proses menjalankan bisnis. Perlu proses yang berlanjut untuk mengokohkan posisi produk dalam pasar. Biasanya salah satu yang terpengaruh dari proses pemasaran yang berlanjut adalah harga. Harga yang harus dibayarkan oleh bisnis dan harga yang harus dibayarkan oleh pengguna.

Di sisi lain pemasaran tidak bisa berbuat banyak tanpa kualitas dan produk yang solutif. Jadi jauh sebelum merencanakan untuk menyusun strategi pemasaran yang berkelanjutan perlu dipastikan kualitas produk yang terbaik dan bisa memecahkan solusi, sesuai dengan ekspektasi yang diharapkan.

Lima Cara Membuat Merek Lebih Mudah Dikenal

Citra merek seringkali menjadi acuan dasar bagi suatu perusahaan saat membangun hubungan emosional jangka panjang dengan konsumen loyalnya. Proses pembentukan citra merek pun butuh waktu yang panjang. Pasalnya, perlu cara dalam menjangkau calon konsumen dengan langkah yang paling efektif.

Artikel ini akan membahas lebih jauh langkah-langkah sederhana yang perlu Anda lakukan dalam mengembangkan pemahaman yang lebih baik, mengenai apa yang diinginkan konsumen dan bagaimana melampaui harapan mereka.

1. Fokus pada pengisahan cerita, bukan pada fitur produk

Tanpa cerita yang bagus, produk Anda tidak akan memiliki nilah inheren atau emosional bagi pelanggan. Terkadang, manusia itu lebih cepat memberi respons saat diberi cerita. Bila suatu merek memberi kesan mendalam bagi konsumen, maka hal tersebut akan berdampak pada perilaku belanja konsumen.

Dilaporkan oleh Psychology Today di 2013, ketika mereka mengevaluasi beberapa merek, disimpulkan bahwa konsumen menggunakan emosi perasaan dan pengalaman pribadi saat berbelanja, daripada informasi mengenai merek, fitur, dan faktanya.

Untuk membentuk suatu cerita yang baik, perlu di dukung oleh produk unggulan. Materi iklan yang sangat kreatif pun tidak dapat mengubah persepsi produk yang buruk.

2. Selalu menjadi diri sendiri

Agar suatu merek bisa bertahan lama, pesan yang perlu Anda sampaikan harus sesuai dengan posisi Anda sebagai perusahaan. Jangan selalu terpaku pada apa yang sedang menjadi tren pada saat itu. Sebagai gantinya, fokuskan pada pemecahan masalah untuk konsumen Anda.

Beberapa contoh merek yang terdengar tidak keren, namun memiliki citra yang kuat di antaranya software akuntansi Freshbooks, perusahaan alat rumah tangga General Electric, dan perusahaan tisu toilet Charmin.

Fokuslah pada apa yang bisa Anda lakukan, beri layanan terbaik, dan tawarkan pengalaman otentik bagi konsumen Anda.

3. Beri nilai tambah agar makin disukai konsumen

Ketika membentuk citra merek, sebaiknya konten yang Anda buat harus fokus pada hal yang dapat membangun hubungan dan membantu konsumen membuat keputusan yang tepat dan matang. Dengan begitu, ketika mereka memilih produk Anda itu karena produk Anda yang paling sesuai sesuai dengan kebutuhan. Hal ini akan berdampak pada hubungan yang lebih kuat dan tahan lama.

Tidak semua konten yang Anda buat harus mengenai produk atau menghasilkan penjualan secara langsung. Anda perlu pahami perjalanan pengalaman konsumen Anda dan konten mana yang sesuai. Dengan strategi yang matang, Anda dapat mengembangkan pengalaman merek yang konsisten di semua saluran pemasaran, tentunya ini penting untuk pertumbuhan jangka panjang.

Jika Anda dapat memasarkan strategi pemasaran konten, berarti Anda telah menemukan cara yang hemat dalam rangka meningkatkan branding merek Anda.

4. Ambil sudut pandang konsumen sentris

Fokuslah pada jaringan yang relevan dengan target konsumen Anda dan mulailah lebih sosialis. Tidak peduli seberapa besar atau kecilnya perusahaan Anda, ditemukan bahwa sekitar 67% konsumen di Amerika Serikat berharap dapat menghubungi merek Anda secara sosial.

Pelayanan pelanggan yang baik secara sosial sangat berkaitan dengan pertumbuhan bisnis. Sebuah laporan dari Aberdeen Group, bisnis dengan layanan pelanggan sosial mengalami pertumbuhan sekitar 7,5% dari tahun ke tahun. Dibandingkan dengan yang tidak menerapkan layanan sosial sekitar 2,9%.

Merek seperti Zappos telah membangun seluruh citra dan reputasi mereknya lewat strategi layanan sosial, hasilnya cukup luar biasa. Mereka mengerti bahwa pelanggan loyal 10 kali lebih berharga daripada pembeli pertama.

5. Buat jalur offline

Begitu banyak cara branding dengan jalur online, membuat perusahaan melupakan pentingnya menggabungkan pengalaman online dan offline. Untuk itu, sebaiknya Anda perlu datangi acara konferensi, temui orang-orang lokal di industri Anda, dan jadilah pembicara di depan umum. Ketiga kegiatan itu adalah cara terbaik untuk melacak visibilitas merek Anda dengan cepat.

Seperti yang dilakukan Jess Ekstrom, seorang CEO dan pembicara profesional, 90% pendapatannya berasal dari koneksi yang dibuat dari acara konferensi.

8 Strategi Pemasaran Produk untuk Generasi Z

Penjual yang baik adalah mereka yang mampu menyesuaikan diri dengan konsumennya. Mereka paham apa konsumen inginkan, kapan konsumen menginginkannya, dan bagaimana menyampaikannya.

Untuk mengetahui seluruh hal tersebut, perlu pemahaman tingkat tinggi dengan melakukan berbagai studi. Seperti yang dilakukan oleh banyak brand besar pada akhir-akhir ini, mereka mulai beralih ke generasi Z sekadar untuk mendapatkan nasehat dan masukan.

Dua pemasar dari generasi Z tersohor seperti Connor Blakley (17) dan Deep Patel (18) disebut telah menjadi kontributor untuk perusahaan sekelas Fortune 500 selama bertahun-tahun. Keduanya mengerti bagaimana cara generasi Z berpikir dan bagaimana melibatkan membangun hubungan yang langgeng dengan orang-orang dari generasi tersebut.

Artikel ini akan membahas lebih jauh strategi promosi seperti apa saja yang perlu dilakukan untuk menyasar generasi Z sebagai konsumen Anda, berikut rangkumannya:

1. Kolaborasi dengan social influencer

Pertumbuhan orang-orang dari generasi Z itu dibantu karena kehadiran smartphone yang selalu ada dalam genggaman mereka. Karena itulah, mereka dapat menjalin hubungan yang sangat baik dengan para influencer di seluruh platform seperti YouTube, Snapchat, dan Instagram.

Pasalnya, para social influencer berhubungan cukup intens dengan para pengikutnya, menciptakan timbulnya hubungan emosional.

Perlu diketahui, social influencer kini dikategorikan sebagai sebuah profesi baru. Banyak brand yang mulai melirik orang-orang yang menekuni profesi tersebut dalam rangka mempromosikan produknya.

2. Jangan mengandalkan situs

Generasi Z itu tidak akan mencari tahu produk Anda lewat mesin pencari Google untuk berselancar di situs Anda. Mereka lebih menyukai berselancar di media sosial.

Perilaku ini mengindikasikan bahwa untuk meraih perhatian dari generasi Z, produk Anda perlu menemukan sebuah saluran di mana konsumen tersebut pergunakan. Kemungkinan besar, saluran informasi tersebut akan berada di tempat lain, di luar situs.

3. Kedepankan unsur visual

Perbedaan besar antara generasi Z dengan generasi sebelumnya adalah rentang perhatian yang lebih pendek. Artinya pemasar dan produk perlu membangun konten yang bisa dicerna konsumen dengan mudah dan cepat.

Visual berformat gif adalah adalah alat yang bagus untuk suatu produk dalam menyampaikan pesan mereka secara ringkat dan meninggalkan kesan yang kuat. Gif itu dapat mengemas kesan yang kuat dan dapat dikirim ke berbagai platform media untuk menemukan audiens mereka. Selain gif, format lainnya yang bisa digunakan adalah klip video berdurasi singkat.

4. Ikuti tren media sosial terbaru

Perilaku generasi Z yang dinamis, maka brand harus senantiasa menyesuaikan strategi dengan tren yang berlaku. Akan tetapi, pada dasarnya generasi Z itu menyukai merek yang dapat melibatkan mereka, memberikan pengalaman yang dapat dikaitkan dan dipersonalisasi lewat media sosial. Kemudian, merek yang menghargai kesetiaan mereka dan menjaga kepatuhan di semua saluran.

5. Tetap mengutamakan kualitas

Meski generasi Z menyukai keringkasan, mereka tetap mencari kualitas. Tak hanya itu, mereka juga sadar dengan biaya dan bakal menghargainya saat melihatnya. Sebab pada akhirnya, generasi Z akan selalu berpihak pada produk dan konten yang berkualitas tinggi daripada sesuatu yang dianggap keren saja.

6. Gabungkan antara unsur offline dan online

Bagi generasi Z, tidak pemisah antara dunia offline dan online. Mereka beranggapan bahwa mereka hanya perlu berinteraksi dan membentuk hubungan secara pribadi dengan orang-orang yang mereka temui di dunia online.

Fenomena ini tidak terjadi pada orang saja, tapi juga brand dan perusahaan. Perusahaan akan selalu berusaha menjadi yang terdepan ketika berbicara membangun koneksi online yang kuat dengan pelanggan mereka. Tujuannya agar perusahaan bisa memahami keinginan dan kebutuhan pelanggan dengan sebaik-baiknya.

7. Kenali pemicu daya beli

Menurut sebuah studi yang dilakukan Penn Schoen Berland, hampir setengah dari generasi Z mengatakan bahwa biaya adalah faktor penentu sebelum melakukan pembelian. Faktor kedua adalah apakah produk tersebut membantu mereka dalam mencapai tujuan tertentu. Kedua hal ini adalah penyimpangan penting dari standar pemasaran tradisional.

Generasi Z adalah pelanggan yang tangguh, namun akan sangat berharga jika Anda dapat meyakinkan mereka bahwa produk atau layanan Anda memiliki harga yang layak dan bernilai tinggi. Jika Anda dapat menyelesaikan tugas ini, Anda bisa mendapat pelanggan generasi Z dalam jangka panjang.

8. Tetap konsisten

Konsistensi adalah hal terpenting ketika Anda berinteraksi dengan konsumen dari generasi Z. Mereka tangguh dan keras kepala. Mereka juga tergolong pengingat yang baik atas seluruh interaksi yang telah mereka lakukan dengan berbagai brand dan perusahaan.

Bisa dikatakan hal ini baik dan buruk. Generasi Z akan memberi Anda hadiah jika produk Anda itu berharga. Namun mereka tidak akan pernah melupakan interaksi yang buruk, baik secara langsung atau online. Menciptakan interaksi yang berkualitas dan konsisten dengan generasi Z adalah hal penting untuk masuk ke kelompok konsumen yang sangat memberi berpengaruh saat ini.

Pendekatan dalam Membangun dan Mengembangkan Produk Startup

Membangun dan mengembangkan sebuah produk memiliki cara dan pendekatan masing-masing. Sebuah produk bisa saja lahir dari pengelaman pribadi pendirinya atau dari pengalaman orang lain yang kemudian ditransformasikan menjadi sebuah ide  dan dieksekusi. Siklus pengembangannya bermacam-macam. Demikian juga dengan pengembangan ide menjadi sebuah produk.

Berikut beberapa pendekatan yang bisa dipakai untuk menemukan ide terbaik dan dieksekusi untuk bisa menghasilkan produk yang sesuai.

Membaca situasi

Kebanyakan orang tidak langsung mengungkapkan masalah yang mereka hadapi. Jika ingin mendapatkan masalah dan menghadirkan solusinya berusaha untuk lebih peka dalam membaca situasi dan masalah. Membaurlah dengan teman, keluarga, atau target pasar yang ingin disasar. Pahami apa yang mereka butuhkan dan inginkan. Jalin komunikasi dan hadirlah di posisi mereka agar bisa merasakan pengalaman langsung.

Ringkas dan validasi

Jika sudah menemukan gambara besar mengenai solusi yang ingin ditawarkan usahakan segera buat validasi. Untuk proses validasi ini, usahakan sediakan versi minimum dari gambaran besar yang didapat. Ini semacam meringkas ide besar menjadi sebuah ide yang lebih sederhana untuk bisa dipastikan bisa diterima pasar atau tidak.

Lemparkan versi beta ke pasaran

Selanjutnya untuk bisa mencari tahu minat terhadap solusi atau produk yang ditawarkan cek ombak bisa dilakukan dengan menghadirkan versi beta ke pasaran. Jika tidak ada yang tertarik pastikan segera mengubah haluan untuk mencari produk yang lebih diterima. Jika mendapat sambutan positif, pastikan untuk meminta umpan balik untuk mendapatkan sudut pandang pasar yang bisa jadi pertimbangan pengembangan selanjutnya.

Evaluasi

Evaluasi adalah bahan pokok untuk menjadikan sebuah produk lebih baik. Terlepas dari itu evaluasi juga dilakukan untuk menentukan apakah produk bisa menghasilkan dari segi pengalaman atau pun finansial bagi bisnis. Produk pada umumnya diputuskan untuk dilanjutkan pengerjaannya jika mendapatkan penerimaan yang bagus dari pasar. Selain mengembangkan produk yang harus dilanjutkan adalah bagaimana menghasilkan pundi-pundi rupiah dari produk tersebut.

Strategi Optimasi di Toko Aplikasi untuk Perbesar Jumlah Unduhan

Sebuah produk aplikasi yang bagus saja tidak menjamin membawa bisnis startup melaju kencang, jika tidak diimbangi dengan strategi distribusi yang baik. Kondisi ini kerap kali terjadi, lantaran terlalu fokus dengan proses pengembangan produk dan terlalu percaya diri bahwa produk yang dihasilkan bagus sehingga pengguna akan datang dengan sendirinya. Nyatanya startup membutuhkan effort lebih untuk memperkenalkan karyanya kepada pengguna.

Mendapatkan pengguna memang menjadi tantangan seorang manajer produk pasca peluncuran produk aplikasi. Dari pengalaman beberapa startup pengembang aplikasi, sebanyak 90 persen unduhan berasal dari penelusuran di mobile marketplace. Salah satu solusi yang dapat dilakukan ialah membagi imbang fokus pengembangan dan distribusi produk. Beberapa startup yang memiliki sumber daya lebih dapat membuat tim khusus.

Faktanya 90 persen aplikasi gagal bukan karena produknya tidak bagus, melainkan strategi distribusi yang kurang efektif.

Dalam tulisannya, Chandan Mishra, seorang pemasar digital yang menggunakan strategi Growth Hacking, menuliskan beberapa praktik terbaik untuk mencapai jutaan unduhan pada aplikasi yang dikembangkannya. Menariknya Chandan tidak memilih kanal pemasaran untuk memperluas kanal distribusi, misalnya iklan premium atau media sosial. Yang dilakukan ialah memahami seluk-beluk App Store Optimization.

Optimasi aplikasi di mobile marketplace

Optimasi aplikasi di mobile marketplace tidak bisa terjadi secara instan. Ada proses eksperimen ekstensif yang harus dilakukan. Setiap aplikasi memiliki ragam nilai yang unik, mulai dari karakteristik aplikasi, calon pengguna hingga proses bisnis yang ditawarkan. Dari sini didapat sebuah kata kunci, yakni melakukan percobaan secara terus-menerus hingga mencapai titik optimal dan mempertahankannya.

Setelah memahami kunci pertama, ada hal selanjutnya yang perlu dicamkan, yakni kecepatan dalam melakukan eksekusi. Jika banyak pendiri startup sukses mengatakan: “jika harus gagal, maka segeralah gagal supaya segera beralih ke percobaan berikutnya”, rasanya bukan hanya berlaku untuk eksekusi proses bisnis, namun termasuk proses distribusi aplikasi. Jadi kunci penting kedua ialah tentang seberapa cepat manajer produk bereksperimen dalam proses optimasi aplikasi di kanal mobile marketplace.

Membahas secara teknis, untuk melakukan optimasi aplikasi di mobile marketplace ada beberapa hal yang harus dilakukan. Pertama adalah mengetahui bagaimana cara pengguna mencari aplikasi, lalu apa yang mereka cari, dalam hal ini misal aplikasi yang disajikan adalah aplikasi keuangan. Umumnya pengguna melakukan pencarian dengan kata kunci apa dan sebagainya. Menggeneralisasi aplikasi bukan cara yang tepat untuk optimasi. Fokus pada segmentasi pasar akan memberikan dampak pertumbuhan yang lebih cepat.

Memiliki deskripsi dan penyajian yang sesuai

Kedua, pada saat melakukan publikasi perhatikan deskripsi dan gambar yang ditampilkan. Deskripsi harus memiliki porsi yang tepat, terlalu panjang tidak efektif bagi pengguna, terlalu pendek akan berdampak buruk pada crawling di sistem pencarian. Namun dari praktik terbaik beberapa pengembang sukses, tiga baris pertama dalam deskripsi harus sudah mampu memberikan gambaran luas tentang aplikasi kepada pengguna. Deskripsi ini juga harus membubuhkan kata kunci yang tepat, kadang pencarian juga dilakukan pengguna melalui mesin pencari.

Sebanyak 40 persen pengguna mobile sering kali mencari secara “random” aplikasi di marketplace. Mereka secara tidak sengaja akan menemukan aplikasii, walaupun kadang hanya mencoba sesaat lalu menghapusnya. Setidaknya jika aplikasi sudah sampai di titik ini sudah mencapai optimasi yang baik pada mobile marketplace. Di sini kualitas aplikasi akan diuji. Jika aplikasi tersebut bagus dan sesuai kebutuhan pengguna, maka akan dilanjutkan, bahkan direkomendasikan. Pun demikian sebaliknya

Faktor lain yang turut mempengaruhi adalah seputar estetika gambar yang disajikan sebagai gambaran umum dari aplikasi. Beberapa pengembang menilai ini lebih krusial untuk diprioritaskan ketimbang ikon aplikasi. Gambar yang ditampilkan harus berisi pesan yang menyiratkan tujuan aplikasi.

Seberapa berpengaruh rating dan tinjauan pengguna?

Semakin banyak aplikasi diunduh akan membawa aplikasi tersebut merangkak naik ke prioritas mobile marketplace. Jumlah unduhan dikatakan sebagai satu-satunya faktor terpenting untuk mendapatkan peringkat yang lebih tinggi dalam kategori aplikasi. Meskipun demikian, komentar positif terhadap aplikasi juga akan membantu.

Kendati tidak berpengaruh signifikan pada pergerakan peringkat aplikasi, tinjauan pengguna dalam rating dapat mematikan. Jika jumlah bintang kurang dari 4, maka orang akan ragu dengan aplikasi tersebut. Mempertahankan kepuasan pelanggan di sini menjadi kunci. Ulasan sama pentingnya dengan penilaian. Jika aplikasi itu baru, ia akan sangat bergantung pada ulasan untuk pertumbuhan.

Dapat disimpulkan bahwa optimasi aplikasi di marketplace melibatkan banyak komponen, baik komponen aplikasi secara teknis, komponen penyajian, komponen estetika, dan komponen penilaian dari pengguna. Mengkombinasikan penguatan empat hal tersebut adalah faktor yang paling penting untuk retensi aplikasi dan merupakan faktor kunci dalam unduhan aplikasi. Di sini pengembang benar-benar harus melakukan berbagai cara, karena tidak ada rumusan baku untuk setiap aplikasi yang berbeda.