Alasan Pentingnya Follow Up dalam Dunia Bisnis dan Partnership!

Follow up adalah sebuah istilah yang biasa digunakan untuk menindaklanjuti sesuatu atau untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan terbaru. Follow up biasanya digunakan dalam sebuah kegiatan yang berkaitan dengan dua orang atau lebih, dimana salah satunya membutuhkan informasi terbaru dari orang lain. 

Follow up berarti segala sesuatu yang berkaitan dengan masalah atau kejadian dan membutuhkan sebuah tanggapan. Untuk mengetahui pengertian dan pentingnya follow up, simak penjelasannya berikut ini!

Pengertian Follow Up

Follow up diartikan dalam banyak wujud tindakan yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti mengirim email, mendapatkan informasi terbaru, meminta laporan terbaru dan lain sebagainya. Pada intinya follow up berarti segala sesuatu yang membutuhkan tindak lanjut dalam upaya memberikan feedback atau mendapatkan feedback. 

Istilah follow up sering digunakan dalam bisnis maupun kegiatan partnership, yaitu kegiatan kerja sama yang berhubungan dengan orang lain. Berikut ini penjelasan selengkapnya mengenai pentingnya follow up dalam bisnis dan partnership.

Alasan Pentingnya Follow Up dalam Bisnis

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa follow up berarti segala sesuatu yang membutuhkan tindak lanjut. Dalam dunia bisnis, follow up digunakan sebagai istilah kata untuk mengetahui progress atau perkembangan dalam sebuah bisnis. Follow up dalam bisnis juga diartikan sebagai segala hal yang berkaitan dengan masalah konsumen atau pelanggan, sehingga suatu bisnis yang berjalan dapat mencari cara untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Melalui follow up maka sebuah bisnis dapat berjalan dengan lebih cepat dengan manajemen yang terstruktur. Berikut ini beberapa alasan akan pentingnya follow up dalam bisnis:

  • Membentuk manajemen yang terstruktur

Follow up dalam bisnis penting dilakukan karena dapat membentuk manajemen perusahaan yang lebih terstruktur. Follow up dalam bisnis biasa digunakan untuk mengetahui perkembangan yang secara signifikan di dalam bisnis, hal ini juga berfungsi untuk memonitor bagaimana situasi dan kondisi bisnis berlangsung. Dengan follow up sebuah bisnis dapat menciptakan manajemen yang lebih terstruktur, hal ini karena setiap target dan permasalahan yang terjadi berusaha untuk segera diselesaikan.

  • Meningkatkan penjualan

Follow up dalam bisnis juga dapat membantu meningkatkan penjualan, hal ini berkaitan dengan intensitas kecepatan atau tanggapan yang dapat diberikan perusahaan terhadap suatu permasalahan. Suatu bisnis akan dianggap sigap oleh para pelanggan jika memanfaatkan follow up dalam bisnis dengan baik.

  • Peluang mendapatkan pelanggan tinggi

Follow up juga penting dalam bisnis karena meningkatkan peluang mendapatkan pelanggan lebih tinggi. Hal ini berkaitan dengan respons atau tanggapan yang diberikan suatu bisnis atau perusahaan jika terjadi suatu masalah. Salah satu contoh pada bisnis makanan terdapat seorang pelanggan yang memberikan keluhan mengenai produk yang sampai di rumahnya telah basi, melalui penggunaan follow up maka pebisnis diharuskan segera mencari solusi atas permasalahan tersebut. 

Salah satu solusi yang bisa muncul dari aktivitas follow up ini, maka pertama pebisnis dapat memberikan tanggapan mengenai keluhan tersebut dan berjanji untuk meningkatkan kualitas layanan, selanjutnya pebisnis juga bisa memberikan kompensasi berupa pengiriman produk baru atau pengembalian dana.

  • Meningkatkan kualitas pelayanan

Melalui follow up sebuah bisnis akan lebih memiliki lebih banyak peluang untuk meningkatkan kualitas layanan yang diberikan kepada pelanggan. Istilah follow up digunakan untuk melakukan tindak lanjut terhadap suatu hal, sehingga masalah atau informasi yang dibutuhkan akan segera didapatkan dan terselesaikan. 

Alasan Pentingnya Follow Up dalam Partnership

Follow up tidak hanya digunakan dalam lingkup bisnis, tetapi juga bisa digunakan dalam bidang partnership. Hal ini karena di dalam partnership terdapat dua pihak atau lebih yang saling bekerja sama mencapai kesepakatan tertentu, untuk mencapai kesepakatan tersebut maka diperlukan koordinasi yang baik dari kedua pihak.

Koordinasi ini bisa dilakukan dengan melakukan follow up sebagai contoh, saat dua pihak yang terlibat dalam partnership ingin mencapai kesepakatan dan tujuan yang ingin diraih maka mereka harus memberikan informasi dan konfirmasi sejelas mungkin. Hal ini bertujuan agar setiap pihak tidak merasa adanya informasi yang rancu atau informasi yang keliru, melalui follow up maka setiap pihak berhak untuk menanyakan update atau progress dari masing-masing pihak dalam rangka mencapai tujuan bersama. Berikut ini alasan pentingnya follow up dalam partnership.

  • Menjaga hubungan komunikasi

Follow up penting dilakukan dalam partnership karena sebagai salah satu sarana untuk menjaga hubungan komunikasi kedua pihak. Jalinan komunikasi dalam partnership perlu dilakukan dalam rangka menghindari terjadinya miscommunication, maupun kesalahan penyampaian informasi antara dua pihak. Hal ini juga untuk mengurangi terjadinya kesalahan dalam perencanaan yang telah disusun.

  • Mendapatkan informasi terbaru

Dalam partnership melakukan follow up adalah hal yang wajib dan harus dilakukan, hal ini untuk mengetahui informasi terbaru dari pihak partner. Terjalinnya partnership pasti karena adanya kerja sama dalam mencapai suatu hal, untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan proses dan koordinasi yang baik kedua pihak untuk saling menjalankan tugas dan kewajibannya. Follow up dalam hal ini juga berfungsi untuk bisa memantau kinerja dari partner tersebut.

  • Terdapat progress untuk mencapai tujuan

Follow up juga penting dalam partnership karena dapat meningkatkan progress sehingga kerjasama yang dilakukan mampu untuk mencapai tujuan yang telah disepakati. Setiap masalah atau kendala yang terjadi perlu diketahui oleh masing-masing pihak, follow up digunakan sebagai sarana update dan pengingat atas tugas dan tanggung jawab masing-masing pihak.

Nah, itu dia penjelasan seputar pentingnya follow up dalam bisnis dan partnership. Istilah follow up digunakan dengan tujuan menindaklanjuti terhadap suatu kejadian atau masalah dengan cepat. Semoga informasi artikel ini dapat bermanfaat!

TapFeedback Provides Digital Platform for Customer Satisfaction Survey

It is a good thing when business gets feedback from its users. Aside from measuring customer satisfaction, the data can be used as a bridge to the next innovation. TapFeedback comes with a solution for businesses to manage feedback from users with online survey methods.

The platform was initiated by Ditto Priyawardhana, also the founder and Managing Director of CX-Go, a consulting company for market research. The idea comes from their past problems, most businesses are still using conventional ways to collect feedback.

“[…] we’ve seen a problem in some restaurants, they collect customer feedback using the physical form. We identified pain points in this process and looked for simpler and more efficient method, there you go, Tapfeedback,” he added.

Tapfeedback has some features ready to facilitate business to manage surveys, including templates for the design. There are two kinds of forms, the on-site and by-mail. The on-site form is to collect feedback with direct interaction, while the by-mail form is used to collect feedback.

In the dashboard, Tapfeedback provides report and analytics that is expected to facilitate users in collecting data from surveys.

“Users can see the survey results of each individual and directly responding to increase engagement. Tapfeedback also offer real-time analytics and report from surveys, therefore, users don’t have to input data and sort manually using Excel,” Priyawardhana said.

Launching by the end of the year, sure to be well-received

Tapfeedback is currently at the early stage. They still on private beta version. However, the founder aims to launch by the end of the year. He has plans for Indonesian people to receive this product well.

“In order to gain users, we use direct marketing strategy and through social media. Currently, we’re focusing on direct marketing to cimmunicate with restaurant owners or other service industry companies,” he said.

Despite its new model, he believes in Tapfeedback business. He expect in the next one or two year, this company can be top of mind for customer feedback platform targeting businesses and to grow into survey platform for any kind of objectives.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

TapFeedback Sediakan Platform Digital untuk Survei Kepuasan Pelanggan

Bagi bisnis mendapat umpan balik dari pengguna merupakan salah satu hal yang bermanfaat. Selain bisa mengukur kadar kepuasan pengguna, data-data tersebut juga bisa menjadi pintu inovasi selanjutnya. TapFeedback hadir dengan menawarkan solusi bagi bisnis untuk mengelola umpan balik dari para penggunanya dengan metode survei online.

TapFeedback diprakarsai oleh Ditto Priyawardhana, yang juga merupakan founder dan Managing Director CX-Go, perusahaan konsultan untuk market research. Ide awal TapFeedback didapatkan dari permasalahan yang mereka temui, kebanyakan bisnis masih menggunakan cara konvensional untuk mengumpulkan umpan balik dari penggunanya.

“[…] kami melihat sebuah problem yang ada di restoran-restoran, mereka mendapatkan customer feedback dengan menggunakan formulir fisik. Kami mengidentifikasi pain points yang ada dari proses ini dan kami mencoba mencari metode yang lebih simpel dan efisien, sehingga lahirlah Tapfeedback,” terang Ditto.

Tapfeedback memiliki beberapa fitur yang disiapkan untuk memudahkan bisnis dalam pengelolaan survei, termasuk memanfaatkan template untuk dsain formulir. Ada dua format formulir yang disediakan , yakni “on-site” dan “by-mail”. Format on-site diperuntukkan bagi usaha yang mengumpulkan umpan balik pelanggan melalui interaksi secara langsung, sedangkan “by-mail” digunakan untuk survei dengan cara mengirimkan ke email pelanggan.

Di dasbor Tapfeedback juga menyediakan menu laporan dan analisis, diharapkan bisa memudahkan pengguna dalam mengumpulkan data-data yang didapat dari survei.

“Pengguna bisa melihat hasil survei tiap individual dan dapat merespons langsung untuk meningkatkan engagement. Tapfeedback menyediakan analisis dan laporan hasil survei secara real-time sehingga pengguna tidak perlu lagi repot untuk memasukkan data dan mengolah secara manual di Excel,” terang Ditto.

Meluncur akhir tahun, optimis bisa terima masyarakat

Tapfeedback saat ini masih benar-benar dalam tahap awal. Mereka masih berada dalam fase private beta. Kendati demikian, meluncurkan produknya di kuartal ke empat tahun adalah cita-cita Ditto. Ia juga sudah menyiapkan serangkaian strategi untuk bisa dapat diterima pengguna di Indonesia.

“Untuk menjangkau pengguna, strategi yang digunakan adalah direct marketing dan melalui media sosial. Saat ini kami lebih fokus pada direct marketing langsung berkomunikasi ke pemilik restoran atau perusahaan service industry lainnya,” imbuh Ditto.

Meski tergolong baru, Ditto cukup optimis dengan pengembangan TapFeedback. Ia bahkan berharap dalam satu-dua tahun mendatang perusahaannya menjadi top of mind untuk platform customer feedback bagi bisnis dan bisa berkembang menjadi platform survei yang bisa digunakan untuk tujuan apa pun.

Pemimpin dan Bagaimana Seharusnya Memberikan Umpan Balik

Sebagai seorang pemimpin tidak hanya memiliki tanggung jawab untuk merawat tim dan membawanya dalam tingkat produktivitas yang diharapkan tetapi juga mampu mengembangkan anggota tim. Dalam hal ini pemimpin harus bisa menjadi guru atau pelatih yang membimbing setiap anggota tim menemukan jalan mereka untuk berkembang, lebih baik dari waktu ke waktu. Menjadi guru atau pelatih yang baik adalah salah satu jalan menjadi pemimpin yang lebih baik, dan semua itu bisa diawali dari memberikan umpan balik yang berguna bagi setiap anggota.

Pemimpin adalah seorang guru bagi setiap anggota tim untuk mengembangkan keahlian masing-masing. Menjadi sangat penting cara pemimpin menilai, mengkritik atau memberikan masukan kepada anggota. Jika terdapat kekeliruan atau tidak sesuai dengan kepribadian anggota alih-alih termotivasi anggota bisa jadi enggan dan merasa kecil sehingga bisa menghambat produktivitas.

Berikut beberapa hal yang layak diperhatikan jika ingin memberikan kritikan, masukan atau umpan balik kepada anggota tim.

Keterbukaan

Dalam teori komunikasi keterbukaan memegang peran penting dalam hubungan di dalam tim, pun demikian dalam memberikan kritik atau saran kepada tim. Jangan terlalu sering memberikan motivasi-motivasi yang bisa mengurangi poin kritik pada kalimat-kalimat yang digunakan saat rapat atau evaluasi. Cari momen yang tepat dan sampaikan kritik dengan cara-cara yang tepat.

Contohnya, bisa gunakan kalimat “Bolehkah saya menyampaikan penilaian atau pengamatan yang mungkin kurang Anda sukai?” atau “Apakah ini saat yang tepat untuk membahas hasil pekerjaan Anda?”. Sebagai seorang pemimpin tentu mempunyai wewenang untuk menegur kapan pun, namun untuk menjadi pemimpin yang lebih baik, mencari momen yang tepat dan menyampaikan secara langsung bisa dicoba.

Spesifik

Salah satu jenis umpan balik yang sensitif adalah kritik. Dalam memberikan kritikan bisa dicoba dengan menyampaikan hal yang spesifik. Misalnya, “Saya kurang suka dengan laporan bulanan yang dibuat tempo hari, apakah ada masalah?”. Kemudian sampaikan kritik secara pribadi, sehingga bisa menggambarkan tujuan kita, memperbaiki bukan untuk mempermalukan.

Kejelasan

Terkadang, ada anggapan ketika pemimpin memberikan kritik atau umpan balik adalah tanda-tanda seorang anggota tim tidak dipertahankan. Untuk menghindari anggapan seperti ini, dan membantu anggota tim keluar dari permasalahan dan performa yang kurang sesuai sampaikan umpan balik dengan alasan yang jelas. Misalnya dengan menyampaikan alasan bahwa ada target yang dikejar dan mau tidak mau harus berubah lebih baik lagi, atau alasan lain misalnya umpan balik diberikan bersamaan dengan kesempatan untuk mengembangkan diri dengan mengikuti pelatihan atau semacamnya.

Mengupayakan Umpan Balik untuk Memahami Pengguna

Salah satu pekerjaan rumah yang paling penting setelah bisnis memperkenalkan produk atau layanannya ke masyarakat umum adalah mendapatkan masukkan atau umpan balik dari setiap pengguna. Selain untuk memahami kebutuhan konsumen dan mempertahankan menjadi pelanggan setia, umpan balik juga ditujukan untuk mengetahui pola apa yang sebenarnya yang dicari dari produk kita.

Usaha-usaha seperti itu membutuhkan banyak strategi dan langkah perulangan untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.

Peduli umpan balik apapun

Langkah pertama untuk bisa mengambil manfaat dari umpan balik tersebut adalah tidak membeda-bedakan ukuran umpan balik. Dalam hal ini kuantitas yang dihasilkan. Besar atau kecil itu adalah suara dari pelanggan. Itu artinya merupakan data yang bisa dipelajari untuk memahami mereka. Terkadang karena rasio atau ukurannya yang kecil, sering kali hal ini diabaikan dalam proses evaluasi atau pengambilan keputusan. Meremehkan sesuatu yang sebenarnya besar.

Satu hal yang perlu dihindari adalah penggunaan emosi dan bias dalam setiap pengelolaan umpan balik. Seperti halnya komentar dan lainnya, umpan balik juga belum tentu semua seperti yang diharapkan. Untuk itu penting untuk menempatkan filter bias dan emosi dalam setiap penilaian dan analisis.

Data kuantitatif dan kualitatif

Untuk mendapatkan data umpan balik yang baik dan bermanfaat usahakan untuk bisa mendapatkan data berdasarkan kualitatif dan kuantitatif. Keduanya akan memiliki peran masing-masing dalam analisis selanjutnya. Salah satu cara untuk bisa mendapatkan keduanya adalah dengan membuat open-ended survey, menandai keyword di setiap komentar, dan hitung kuantitas keyword tersebut. Hal tersebut bisa mengubah komentar kualitatif menjadi numeric data set untuk dijadikan analisis.

Dari semua usaha untuk mendapatkan umpan balik yang berkualitas, kuncinya ada di bagaimana memperlakukan pengguna. Menghargai mereka dan bisa mendorong mereka memberikan penilaian yang objektif tentang apa yang mereka rasakan. Umpan balik pengguna ini erat kaitannya dengan kebahagiaan pengguna. Indikasi menerima dan menolak apa yang ada di produk bisa terbaca di umpan balik ini. Sebuah jalan lain untuk lebih memahami pengguna.

Strategi Mendapatkan Umpan Balik Konsumen Melalui Email

Konsumen adalah raja, raja berhak menentukan, konsumen itu menentukan. Silogisme tersebut terkesan sangat klasik, namun masih sangat relevan jika dihubungkan dengan proses bisnis sampai era digital saat ini. Konsumen masih tetap menjadi prioritas, dalam capaian target dan tujuan bisnis. Secara sederhana hal tersebut membawakan sebuah simpulan bahwa bisnis yang ideal harus mampu memberikan solusi atas kebutuhan konsumen melalui produk/layanan yang dikembangkan. Lalu pertanyaannya bagaimana untuk mencapai titik ideal tersebut? Jawabannya dengan mengikuti apa yang diinginkan oleh konsumen.

Untuk mengetahui apa yang diinginkan konsumen, umpan balik menjadi agenda krusial yang harus dilakukan dalam riset bisnis. Ada beragam cara, mulai dari pendekatan langsung ataupun tidak langsung. Salah satu yang efektif digunakan saat ini menggunakan email survei pelanggan, dikemas dalam newsletter periodik. Perlu strategi yang pas untuk mendapatkan value maksimal, karena faktanya sebagian besar (96 persen) pelanggan umumnya tidak menyampaikan apa yang mereka keluhkan. Menjadi kontradiksi, sementara bisnis memerlukan poin-poin tersebut untuk pembenahan.

Umpan balik yang dikirim pun nyatanya tak semulus apa yang ditargetkan, persentasenya sangat sedikit (1,1 persen) dari total pelanggan yang mau melengkapi sebuah survei secara lengkap dan lugas. Sehingga diperlukan kejelian dalam penerapannya. Salah satunya dengan membuat umpan balik menjadi menarik dan efisien untuk menemukan hasil, yakni dengan melakukan improvisasi konten pertanyaan dan timing dalam penyampaian.

Tentukan tujuan rinci dalam mendesain pertanyaan

Pertanyaan survei yang baik tidak boleh berbelit dan multi-tafsir, terlebih saat mengharapkan “keikhlasan” konsumen dalam mengisikan. Buatlah pertanyaan tersebut sesimpel mungkin, namun menjawab pertanyaan besar yang dibutuhkan bisnis. Berikut ini beberapa contoh pertanyaan yang cocok diterapkan dalam survei umpan balik sebuah bisnis dengan tujuannya yang spesifik:

(1) Dari mana Anda mendengar tentang produk/layanan kami?

Tujuannya jelas, untuk membantu bisnis menemukan kanal paling efektif dalam pemasaran. Banyak bisnis digital yang menyepelekan hal ini, dengan dalih mereka dapat menemukan tautan referral dari analytic tools yang ditanamkan dalam website. Namun alat analisis tersebut hanya memberikan informasi website terakhir yang mereka kunjungi sebelum beranjak. Kirimkan pertanyaan ini melalui email bersamaan dengan sapaan selamat datang yang didapat setelah pengguna mendaftarkan diri ke layanan tersebut, atau bisa juga dilakukan dua sampai tiga hari setelah mereka berhasil melakukan pendaftaran.

(2) Apa yang ingin Anda capai dengan produk/layanan kami?

Jawaban pertanyaan ini akan membimbing bisnis untuk memberikan prioritas pada pengembangan fitur produk, termasuk membantu bisnis dalam mendapatkan konten pemasaran terbaik. Sama dengan pertanyaan sebelumnya, pertanyaan ini cocok disampaikan di awal ketika pengguna baru selesai melakukan pendaftaran.

(3) Apa tantangan terbesar yang sedang Anda hadapi?

Ini lebih baik ketimbang pertanyaan tentang fitur apa yang mereka inginkan. Karena pada umumnya konsumen tidak bisa membayangkan dengan baik fitur tersebut sebelum mereka mencobanya. Dengan mengetahui permasalahan terbesar mereka, personalisasi dalam pemasaran akan mudah didefinisikan. Memberikan penawaran yang paling tepat untuk kebutuhan konsumen tersebut. Email ini juga cocok dikirimkan di awal kunjungan konsumen.

(4) Mengapa Anda memutuskan untuk tidak membeli/berlangganan?

Penting untuk diketahui alasan mereka tidak membeli atau berlangganan. Hal ini untuk memberikan informasi, apakah di luar sana ada produk lain yang lebih menarik, fiturnya kurang lengkap atau harga terlalu mahal. Dengan informasi ini bisnis dapat melakukan pembenahan untuk memenangkan pelanggan di masa mendatang. Pertanyaan ini bisa dikirimkan 30 – 90 hari setelah masa berlangganan gratis (trial) telah berakhir.

(5) Apa yang akan Anda lewatkan jika tidak menggunakan layanan kami?

Informasi dari pertanyaan ini membantu bisnis menemukan fitur paling dicari di dalam produk/layanan yang disajikan. Tujuannya pada penekanan saat melakukan penawaran produk. Email ini bisa dikirimkan saat pengguna tengah menikmati produk atau layanan, terlebih saat mereka mulai melakukan upgrade atau pembaruan akun yang dilanggan.

(6) Apakah Anda akan merekomendasikan produk/layanan ini kepada kolega?

Pertanyaan ini memiliki tujuan untuk membuat persentase kepuasan pelanggan. Sekaligus untuk mendorong pelanggan mempromosikan produk/layanan atas kepuasannya. Kirimkan email ini secara periodik, setiap tahun atau kuartal di masa berlangganan.

Enam Cara Tepat Mengelola Umpan Balik Pelanggan

Feedback atau umpan balik dalam kegiatan pemasaran merupakan hal yang paling akurat untuk mengukur sejauh mana kemampuan sebuah produk bekerja dengan baik dan tentunya diterima oleh target pengguna. Untuk ke depannya umpan balik tersebut bisa dijadikan bekal untuk menambah fitur baru, mengoreksi kesalahan hingga memperluas target pasar, jika diterapkan dengan baik. Artikel berikut ini akan membantu Anda pemilik startup mengelola umpan balik secara tepat.

Meningkatkan layanan dan produk

Dengarkan dengan baik keinginan dan kritikan dari pelanggan setia Anda, dengan demikian produk dan layanan yang nantinya diciptakan bisa diterima dan digunakan oleh pelanggan. Umpan balik pelanggan juga bisa digunakan sebagai bekal yang ampuh untuk mengembangkan bisnis dan menentukan ke mana arah inovasi perusahaan.

Mengukur kepuasan pelanggan

Umpan balik lainnya yang bisa dilancarkan yaitu dengan memberikan survei kepada pelanggan. Sematkan juga pilihan rating dari masing-masing fitur yang dimiliki, untuk melihat seberapa besar kepuasan pelanggan terhadap fitur yang dihadirkan. Manfaatkan tools survei yang ada secara online dan email hingga cara konvensional lainnya seperti menelepon langsung pelanggan Anda.

Kritikan untuk membuat produk yang baik

Saat ini ketika kompetisi makin sengit dan startup Anda harus bersaing mendapatkan pengguna yang sama dengan pemain lainnya, umpan balik bisa menjadi solusi terbaik untuk menciptakan pengalaman atau user experience terbaik untuk target pasar Anda. Untuk mewujudkan hal tersebut, Anda harus melontarkan pertanyaan kepada pelanggan hal apa yang mereka inginkan untuk menciptakan produk yang lebih personal dan tentunya konsisten. Jika produk Anda bisa menghadirkan pengalaman lebih baik dari kompetitor, bisa dipastikan pelanggan akan semakin loyal dengan produk dari startup Anda dan enggan untuk berpaling.

Mempertahankan pelanggan (customer retention)

Umpan balik dari pelanggan merupakan cara berkomunikasi langsung antara Anda pemilik startup dan pelanggan. Bagaimana selanjutnya Anda mengolah umpan balik tersebut akan berpengaruh kepada loyalitas dari pelanggan Anda. Pelanggan yang puas adalah pelanggan yang akan loyal dengan produk Anda, untuk itu berikanlah survei secara berkala dan coba berikan jawaban yang sesuai dan tentunya diinginkan oleh pelanggan. Tutup celah baru untuk pelanggan Anda mulai bereksplorasi ke layanan lainnya, ketika umpan balik mereka dihiraukan oleh Anda.

Menghadirkan data yang bisa digunakan untuk mengembangkan bisnis

Bisnis yang baik adalah yang dijalankan berdasarkan data bukan intuisi, untuk itu pastikan data yang masuk adalah akurat dan benar agar bisa diimplementasikan untuk meningkatkan produk dari umpan balik pelanggan. Dari data ini nantinya juga akan terlihat layanan baru seperti apa yang diinginkan dan fitur apa yang kurang diminati dan pada akhirnya bisa dihapus dari produk Anda.

Dapat digunakan untuk mengidentifikasi customer advocate

Customer advocate adalah pelanggan yang telah menggunakan produk Anda dan bersedia untuk menceritakan dari informasi mulut ke mulut (word of mouth) kepada calon pelanggan lainnya secara suka rela. Dari umpan balik tersebut coba cermati dengan baik siapa saja customer advocate yang berpotensi dan bisa Anda dekati untuk melancarkan kegiatan promosi. Terapkan proses ini dengan tepat, agar bisa melancarkan kegiatan pemasaran berdasarkan umpan balik dan tentunya memangkas biaya akuisisi pelanggan.

3 Poin Penting Yang Harus Dilakukan Di Awal Pertumbuhan Startup

Salah satu kunci kesuksesan sebuah startup adalah menciptakan produk yang disukai dan digunakan oleh masyarakat secara rutin. Sebelum Anda memiliki produk yang tepat dan dapat bekerja dengan baik, sebaiknya tunda dulu untuk melakukan penggalangan dana, menambah jumlah pegawai dan hal-hal terkait lainnya.

Dalam tips DailySocial berikut ini, yang berdasarkan pengalaman founder Crazy Egg dan KISSmetrics Hiten Shah, akan disampaikan poin-poin penting yang bisa dilakukan oleh Anda pendiri startup yang hingga kini masih belum menemukan formula yang tepat untuk menciptakan produk yang berkualitas dan disukai oleh konsumen.

Pendanaan sendiri dan product-market fit

Saat mulai membangun startup pertamanya Crazy Egg, Shah memilih untuk mengeluarkan modal pribadi untuk pendanaan operasional startup miliknya. Selain itu Shah juga secara fokus mencoba untuk membuat produk yang berguna dan tentunya dibutuhkan oleh masyarakat. Dibutuhkan waktu selama 6 bulan penuh hingga akhirnya Crazy Egg menemukan product-market fit yang tepat dan bisa berfungsi dengan baik. Tentunya akan menjadi hal yang sulit untuk menemukan product-market fit yang tepat ketika Anda harus berkompetisi dengan pemain lain yang mungkin memiliki model bisnis yang serupa. Penting untuk menemukan product-market fit di awal proses membangun startup, agar bisnis Anda dapat berjalan stabil dalam jangka panjang.

Hiten Shah mengatakan:

“Pelajaran penting yang kami alami saat membangun perusahaan adalah pentingnya untuk fokus kepada product market fit sebelum masuk ke fase pertumbuhan. Ketika waktunya telah tepat penggalangan dana hingga meningkatkan pertumbuhan bisnis akan terjadi secara sendirinya pada waktu yang tepat.”

Disiplin dan perbaikan

Kunci kesuksesan lain yang perlu selalu diciptakan adalah inovasi dan ide-ide kreatif. Untuk dapat menghasilkan produk yang baik dibutuhkan disiplin yang tinggi dan banyaknya perbaikan, terutama dengan makin sengitnya persaingan dan semakin “demanding”-nya konsumen saat ini.

Segera luncurkan produk Anda

Ketika semua proses telah Anda lalui dan terlihat menunjukkan arah yang positif, segera luncurkan produk Anda kepada pasar yang dibidik. Di lain pihak, upayakan untuk tetap fokus kepada feedback dan masukan dari para konsumen. Pastikan Anda dan tim selalu siap menangkap semua kesalahan dan segera melakukan perbaikan, terutama terkait masalah dan kendala yang kerap dihadapi oleh konsumen.

Ini Dia Dexmo, Sarung Tangan Eksoskeleton Untuk ‘Menyentuh’ Dunia Virtual

Dengan semakin matangnya teknologi di device virtual reality mendekati peluncuran versi retailnya, banyak pihak juga bergegas menyiapkan solusi input kontrol intuitif. Sejauh ini baru motion control-lah yang mampu memberikan pengalaman navigasi paling interaktif. Sayangnya hingga sekarang pengguna tidak bisa merasakan seperti apa sentuhan objek di dunia virtual. Continue reading Ini Dia Dexmo, Sarung Tangan Eksoskeleton Untuk ‘Menyentuh’ Dunia Virtual