Dukung Startup World Cup 2018, Fenox VC Gelar “Road Show” ke 8 Kota Indonesia

Kompetisi pitching global kedua Fenox VC yaitu Startup World Cup 2018 (SWC 2018), secara resmi diluncurkan. Kompetisi yang secara rutin digelar oleh Fenox VC sebelumnya telah menghasilkan Ahlijasa yang menjadi pemenang regional di tahun sebelumnya.

Kepada media, SEA Regional Manager Fenox VC Retno Dewati mengungkapkan kegiatan tahun ini sebagian besar serupa dengan kegiatan tahun sebelumnya. Namun untuk menggali talenta baru dari luar kota dan bukan hanya Jakarta, Fenox VC didukung Bekraf akan melancarkan kegiatan road show ke 8 kota, yaitu Bandung, Medan, Yogyakarta, Surabaya, Balikpapan, Bali, Makassar dan Batam. Kegiatan road show ini akan dimulai pada tanggal 16 Juli hingga 12 Agustus mendatang.

“Kami melihat kegiatan road show ke beberapa kota di Indonesia, bisa membantu para entrepreneur di daerah untuk bekenalan dengan Fenox VC sekaligus mendapatkan mentoring dan pengajaran dari Fenox VC didukung oleh Bekraf,” kata Retno.

Bertambahnya jumlah peserta dan partner strategis

Selain mendapatkan hadiah senilai 1 juta dolar dalam bentuk investasi, startup yang beruntung juga akan dibantu oleh Fenox VC, dalam hal scaling, meningkatkan bisnis hingga bertemu langsung dengan strategic partner dari Fenox VC.

“Saat ini masih belum banyak startup di Indonesia yang memasuki tahap lanjutan, dan masih terhambat dalam tahap seed.  Dengan alasan itu kami dari Fenox VC ingin memberikan nilai tambah kepada para peserta dan tentunya pemenang pada nantinya,” kata Executive Director 2018 Startup World Cup Chris Abshire.

Kompetisi 2018 Startup World Cup nantinya akan melipatgandakan jangkauan dan jumlah pelaku usaha dari Asia, Afrika dan Amerika. Dibandingkan tahun sebelumnya, kompetisi nantinya akan diikuti oleh 30 daerah yang berpartisipasi. Jumlah tersebut bertambah dua kali lipat dari tahun sebelumnya.

“Kami percaya bahwa semangat kewirausahaan dan ekosistem sedang berkembang. Dengan dukungan, arahan dan kesempatan yang Fenox VC tawarkan, diharapkan bisa meningkatkan ekosistem startup secara signifikan,” kata Chris.

Investasi dan dukungan Fenox VC untuk Indonesia

Sejak investasi pertamanya pada tahun 2014, Fenox telah menginvestasikan lebih dari 25 perusahaan di seluruh Asia Tenggara dengan 70% berasal dari Indonesia. Salah satu investasi oleh Fenox adalah program akselerator di Indonesia.

“Kami telah melakukan 12 investasi dari dua gelombang akselerator dan sekarang membuka gelombang ketiga untuk menemukan 6-10 perusahaan lain untuk diinvestasikan dan mendapat pelatihan intensif oleh Fenox. Kami berharap setidaknya bisa mencapai 10 kesepakatan tahun ini,” kata Retno.

Fenox VC Kembali Adakan Startup World Cup 2018

Fenox VC kembali akan menyelenggarakan kompetisi pitching global keduanya dalam rangkaian Startup World Cup 2018 (SWC 2018). Ajang kompetisi ini membawa misi untuk mencari startup terbaik dari seluruh dunia dan menawarkan hadiah senilai 1 juta dolar dalam bentuk investasi.

Acara ini melanjutkan dari presentasi yang ditoreh dari sesi pertama Startup World Cup 2017. Ribuan startup dari seluruh penjuru dunia berpartisipasi hingga terpilih 15 finalis mewakili masing-masing regional. Tahun 2017 startup dari Jepang bernama UniFa berhasil menjadi pemenang.

Dari sisi cakupan startup, menurut Retno Dewati selaku SEA Regional Manager Fenox VC, SWC 2018 masih sama dengan tahun sebelumnya, tidak ada batasan khusus terkait bidang startup. Semua tech-startup dapat mengikuti kompetisi dan untuk regional Indonesia, kompetisi ini dibuka untuk startup dari seluruh Asia Tenggara.

“Di tahun 2017 kami menerima ribuan aplikasi dari seluruh regional. Untuk bidangnya tidak ada yang mendominasi. Semuanya rata, mulai dari On-Demand, SaaS, Internet of Things, Robotics, dll. Indonesia sendiri merupakan regional event dengan jumlah peserta yang hadir terbanyak yaitu sekitar 1500 peserta,” ujar Retno menjelaskan highlight SWC 2017.

Bagi SWC, Indonesia menjadi regional yang sangat penting. Hal ini senada dengan torehan hasil yang luar biasa dalam edisi pertama SWC 2017. Ahlijasa yang menjadi pemenang dari regional Indonesia berhasil meraih posisi ketiga di ajang final di San Francisco pada bulan Maret lalu.

“Startup Indonesia juga sangat bergairah dalam mengikuti kompetisi ini. Terbukti dari sekitar 700 aplikasi yang masuk dari seluruh Asia Tenggara, 85% berasal dari Indonesia,” lanjut Retno.

Bagi startup yang tertarik untuk  mengikuti ajang kompetisi SWC 2018, saat ini pendaftaran sudah dibuka. Startup dapat mendaftarkan diri melalui laman resmi SWC 2018 di http://www.startupworldcup.io.

“Tidak hanya terkait hadiah satu juta dolar investasi saja, tetapi dengan SWC startup mampu menunjukkan produk mereka secara global di hadapan para dewan juri yang merupakan top-tier investor dan founder, serta media exposure yang tentunya akan membawa banyak manfaat untuk startup tersebut,” pungkas Retno.

Sebagai informasi tambahan, bahwa debut Fenox VC di Indonesia akhir-akhir ini cukup signifikan. Salah satu kerja sama strategis dilakukan bersama Bekraf, termasuk sebagai rekanan dan sponsor untuk kegiatan SWC tahun ini dan tahun sebelumnya.

Selain SWC, di Indonesia juga digelar rangkaian acara GnB Accelerator oleh Fenox VC, yakni sebuah proses inkubasi startup untuk mematangkan produknya hingga siap dipresentasikan kepada investor.

Bekraf Perlebar Panggung Skala Global untuk Startup Luar Jakarta

Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menunjukkan komitmennya untuk memberi panggung kepada startup di luar Jakarta lewat kompetisi taraf internasional. Dengan diberikannya akses tersebut, diharapkan startup lokal dapat memperlebar potensi yang dimilikinya lewat kemitraan dari luar negeri atau mendapat pendanaan segar dari investor.

Ada sejumlah kompetisi startup internasional yang secara spesifik dilirik oleh Bekraf, yakni Startup Istanbul dan Startup World Cup. Bekraf memberi fasilitas untuk kedua kompetisi tersebut supaya dapat dihadiri oleh startup dari berbagai daerah, tak hanya dari Jakarta.

Menurut Deputi Akses Permodalan Bekraf Fadjar Hutomo, yang terpenting dari suatu kompetisi bukanlah masalah menang atau tidaknya suatu startup dari kompetisi, melainkan pengalaman yang didapat. Lewat kompetisi internasional, startup dapat “berjualan” dengan membuka hubungan baru dengan rekan atau investor.

“Bekraf ingin membentuk platform yang memudahkan para talenta lokal ke radar internasional. Sebab berbicara mengenai sumber dana, di Indonesia masih kurang sumbernya. Selain itu, keikutsertaan kami termasuk dalam rangka menunjukkan pada investor asing bahwa berinvestasi startup Indonesia sangat prospektif,” katanya, Kamis (13/4).

Bekraf berkomitmen untuk bergerilya lebih jauh mencari potensi startup lokal dari luar Jakarta agar dapat dibawa ke kancah internasional. Salah satu partner Bekraf adalah Fenox VC, yang merupakan penyelenggara kompetisi Startup World Cup (SWC).

Menurut Fadjar, saat mencari kandidat peserta untuk SWC 2017 pihaknya hanya memiliki waktu enam hari untuk mengelilingi enam kota. Dengan waktu yang cukup singkat tersebut, pihaknya tidak bisa mendalami lebih jauh potensi startup lokal.

“Untuk menjaring kandidat startup SWC 2018, kami ingin lebih intensif lagi menjaring talentanya.”

SEA Regional Manager Fenox VC Retno Dewati mengamini ucapan Fadjar. Dia mengatakan pihaknya akan terus mengadakan SWC menjadi acara tahunan. Kompetisi ini akan membuka kesempatan bagi startup untuk saling belajar dari satu sama lain, mendapat kenalan baru, dan merasakan kompetisi di tingkat internasional.

“Fenox akan berkomitmen terus mengadakan SWC tiap tahun. Awal mula kami adakan SWC karena sebagai perusahaan global, kami merasa perlu membuat platform untuk menjembatani startup dengan investor atau pelaku lainnya, agar dapat belajar satu sama lain,” kata Retno.

Ahlijasa sebagai pemenang ke-3 SWC 2017

Sekedar informasi, perhelatan ajang SWC 2017 telah berakhir pada 24 Maret 2017 di San Francisco. Dari ajang tersebut, Ahlijasa terpilih sebagai pemenang ke-3 menyingkirkan 12 startup lainnya dari berbagai negara. Juara 1 ditempati startup dari Jepang, sementara juara 2 diraih startup dari Inggris.

“Kemenangan Ahlijasa cukup menggembirakan. Meski mereka adalah startup laundry, Ahlijasa mampu membuktikan bahwa solusi yang diberikan startup itu memang seharusnya dibangun dari permasalahan. Malah, model bisnis Ahlijasa dikatakan bisa diterapkan untuk negara lain,” terang Fadjar.

Founder Ahlijasa Jay Jayawijayaningtyas menambahkan, “Startup Indonesia sangat penting untuk bisa tampil di level global bertemu dengan startup dari berbagai negara. Pengaruh SWC bagi Indonesia yaitu membuka mata dunia tentang potensi Indonesia sehingga investor tertarik berinvestasi di Indonesia.”

Application Information Will Show Up Here

Bekraf Kirim Ahlijasa dan Lima Startup Lainnya ke Ajang Startup World Cup 2017

Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) siap mengirimkan satu startup sebagai delegasi Indonesia untuk bersaing di Grand Final Startup World Cup (SWC) 2017 dan lima startup lainnya untuk menghadiri konferensi SWC 2017.

SWC diadakan oleh Fenox Venture Capital, merupakan acara kompetisi sekaligus konferensi internasional yang mempertemukan startup, venture capital, pengusaha, sekaligus CEO teknologi global di Silicon Valley, Amerika Serikat pada 24 Maret 2017.

Ahlijasa adalah finalis Indonesia yang berkompetisi di Grand Final SWC 2017, bersama dengan 15 startup lainnya dari 12 negara di antaranya Afrika Selatan, Amerika Serikat, Australia, Chili, dan lainnya. Ahlijasa terplih menjadi finalis setelah menjuarai kompetisi SWC Indonesia yang telah diselenggarakan pada 23 Agustus 2016.

Lima startup lainnya, yakni Talenta, Qlue, Paprika, Azzam Trade, dan Ojesy untuk menghadiri konferensi SWC 2017. Keenam startup tersebut akan tiba di San Francisco pada 19 Maret 2017, kemudian mengunjungi beberapa perusahaan teknologi global, di antaranya Plug and Play Tech Center, Microsoft, Google, Apple, Facebook, dan Amazon.

Selama acara, mereka berkesempatan mengikuti diskusi yang dihadiri oleh Steve Wozniak (Co-Founder Apple), Daymond John (Shark Tank dan Founder & CEO FUBU), Alexis Ohanian (General Partner Initialized Capital), Phil Libin (Co-Founder Evernote), dan lainnya.

Jadi ajang pembelajaran sekaligus buka peluang investasi

Deputi Akses Permodalan Bekraf Fadjar Hutomo menjelaskan ajang ini menjadi langkah startup Indonesia untuk belajar langsung dari para pemimpin perusahaan teknologi skala global untuk dapat diimplementasikan ke bisnis masing-masing. Mereka juga dapat membuka peluang koneksi dengan berbagai pelaku, entah untuk mencari mentor, berkolaborasi bisnis, atau membuka potensi penggalangan dana.

“Enam startup Indonesia ini berpeluang terjaring pada komunitas startup internasional. Mereka berkesempatan belajar dari ahli industri dunia, bertemu dengan lebih dari 200 investor global, lebih dari 300 eksekutif perusahaan besar, serta menjalin network dengan lebih dari 500 startup global,” kata Fadjar, Kamis (2/3).

SWC, lanjut Fadjar, adalah salah satu dari tiga pokok fokus kegiatan Bekraf sepanjang tahun lalu hingga kini. Bekraf ingin memperbanyak pertemuan antara startup lokal dengan para pemain dari kancah global dan dalam negeri, sebagai upaya membuka peluang kerja sama dan investasi.

Wakil Kepala Bekraf Ricky J Pesik menambahkan, bagi Bekraf acara seperti SWC menjadi upaya untuk berjualan demi membuka peluang investasi. Startup digital memiliki nilai bisnis dengan taksiran valuasi yang berkali-kali lebih besar daripada bisnis konvensional, padahal awalnya hanya berupa ide.

Hal ini terjadi karena startup menjual user based dan proyeksi nilai yang bisa mereka dapatkan lewat investasi yang didapat dari investor. Apalagi dengan user based di Indonesia sebagai salah satu negara berpopulasi terbesar di dunia, menjadikan Indonesia sangat seksi untuk dijadikan lahan bisnis.

“Bagi kami [Bekraf] dengan mengirimkan startup ke luar, mereka bisa jadi duta investasi karena menjual potensi startup Indonesia dengan user based-nya yang sangat besar. Kami ingin dorong startup sebagai pendorong investasi dari luar masuk ke sini, jadi tidak hanya dorong investor bangun pabrik saja. Makanya kami expose mereka ke investor global,” ucap Ricky.

Founder Ahlijasa Jay Jayawijayaningtyas mengatakan pihaknya percaya diri bisa memenangkan kompetisi ini. Pasalnya, Ahlijasa adalah startup on-demand dengan mengedepankan layanan jasa. On-demand merupakan segmen bisnis yang diperlukan dan membutuhkan oleh banyak orang dalam kehidupan sehari-hari.

We are pretty confident akan memenangkan kompetisi ini, sebab bisnis kami adalah on-demand service yang dapat membantu banyak hajat hidup banyak orang. Sama halnya dengan Uber yang juga merupakan startup on-demand. Berangkat dari segmen yang sama, kini Uber telah menjelma jadi perusahaan global yang telah membantu banyak orang,” ucap Jay.

Pencapaian GnB Accelerator Batch 2 dengan Keragaman Jenis Startup

Setelah sebelumnya menyukseskan batch pertamanya di pertengahan tahun 2016, GnB Accelerator kembali mengumumkan tujuh startup yang berhasil lolos untuk mengikuti agenda akselerasi batch kedua. Kepada DailySocial, SEA Regional Manager Fenox Venture Capital Jeff Quigley sebagai inisiator program akselerasi tersebut mengatakan bahwa yang menjadi pembeda signifikan di batch kedua ini ialah jenis startup yang makin beragam.

Dibanding batch pertama yang mayoritas berupa layanan on-demand, batch kedua menghadirkan startup dengan beragam model bisnis untuk menjawab berbagai permasalahan di tanah air. Mulai dari SaaS, on-demand platform, marketplace, IoT, on-board entertainment platform, direct marketing platform hingga big data analytics.

Tujuh startup yang terpilih untuk program akselerasi ini meliputi Bukapintu, Fitnesia, HaloHola, Paprika, PesanLab, PopLegal, dan TeleCTG. Jeff turut menceritakan beberapa hal yang menjadi kriteria utama dalam perekrutan di batch kedua. Di antaranya startup yang hendak mendaftar harus memastikan dirinya telah berbadan hukum.

GnB Accelerator juga tidak menerima startup yang baru di tahap pencetusan ide. Harus sudah ada produk yang berwujud. Bahkan Jeff mengatakan jika perlu mereka sudah mampu mendefinisikan MVP atau minimal mengeluarkan versi beta.

“Fokus utama dari GnB Accelerator ialah membantu para startup terpilih untuk menemukan product market fit. Selama program ini, kami mengundang mentor dari ekosistem startup untuk berbagi wawasan tentang beragam topik, mulai dari membahas bagaimana melakukan perekrutan hingga strategi ekspansi,” ujar Jeff.

Selain itu Fenox Venture Capital juga berusaha untuk memanfaatkan jaringan bisnisnya di kancah regional dan global untuk membantu setiap startup mampu menjalin kemitraan bisnis dan pengalaman dana di babak berikutnya.

“Kami ingin setiap startup yang lulus dari program ini siap untuk melakukan scale-up dan memberikan dampak di ekosistem startup. Sebagai VC, kami memiliki prioritas untuk memastikan setiap startup memenuhi kriteria untuk penggalangan dana di tahap berikutnya,” lanjut Jeff.

Untuk kegiatan GnB Accelerator tahap ketiga, laman registrasi kini telah dibuka hingga tanggal 30 April mendatang. Di batch ketiga ini kriterianya yang ditekankan pun masih sama, selama startup tersebut di bidang teknologi telah memiliki produk yang matang serta perizinan legal, maka GnB bisa menjadi tempat untuk meningkatkan kematangan startup.

Program GnB Accelerator sendiri merupakan program akselerasi kerja sama antara Fenox VC dan Infocom Corporation. Program yang berjalan selama tiga bulan ini menawarkan mentorship, support, training hingga funding. Selama mengikuti program tersebut, setiap startup peserta akan mendapat investasi sebesar $50 ribu (sekitar Rp666 juta), fasilitas co-working space, serta bimbingan dari para mentor.

“Kami sangat optimis melihat antusias anak muda Indonesia dalam membangun bisnis startup mereka. Startup yang mereka bangun benar-benar menjadi solusi untuk menjawab berbagai permasalahan yang beragam, khususnya di ibukota. Dengan jaringan global yang kita miliki di lingkungan investor dan perusahaan multinasional, kami yakin mampu menjadikan ketujuh startup tersebut sebagai game changer di Asia Tenggara” ujar Program Manager GnB Accelerator Kentaro Hashimoto.

Ahlijasa Jadi Pemenang Regional Startup World Cup Indonesia 2016

Fenox Venture Capital dan Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (BEKRAF) memilih Ahlijasa sebagai pemenang regional dalam kontes Startup World Cup (SWC) Indonesia, semalam (23/8). Ahlijasa akan menjadi wakil Indonesia sekaligus Asia Tenggara untuk maju dalam kompetisi SWC babak akhir di Silicon Valley pada Maret 2017.

Di sana, Ahlijasa akan bertarung dengan startup dari berbagai negara seperti India, Cina, Jepang, Taiwan, Israel, Australia, Inggris, Republik Ceko, Luxembourg, Afrika Selatan, Amerika Selatan (Chili), dan Amerika Utara. Dalam kesempatan ini, sekaligus membuat Ahlijasa berkesempatan untuk memenangkan hadiah utama beruap uang sebesar $1 juta atau sekitar 13 miliar Rupiah berbentuk investasi dan hadiah lainnya.

Semalam, Ahlijasa merupakan kontestan terakhir yang melakukan presentasi di hadapan ratusan penonton dan lima juri terpilih. Mereka adalah Ricky Pesik (Wakil Kepala BEKRAF), Khailee Ng (Managing Partner 500 Startups), Kevin Aluwi (Co-Founder dan CFO Go-Jek), Patrick Walujo (Co-Founder dan Managing Partner Northstar Group), dan Leon Hermann (Associate Global Founders Capital).

Sebelumnya ada sembilan startup terpilih lainnya yang melakukan presentasi. Mereka adalah Taralite (layanan pinjam uang online), Kashmi (alat pembayaran virtual asal Singapura), Talenta (platform pengelola human resource berbasis cloud), Klikdaily (aplikasi penyedia kebutuhan rumah tangga), U-Hop (layanan booking shuttle online asal Filipina), Prosehat (aplikasi kesehatan tanya dokter dan apotek online), Qlue (aplikasi berbasis media sosial), Recomn (startup jasa on demand asal Malaysia), dan Kioson (platform e-commerce O2O untuk kios).

Ahlijasa merupakan aplikasi on-demand untuk jasa laundry yang berdiri sejak awal tahun 2017 yang didirikan oleh Jay Jayawijayaningtyas dan Dimas Wijaya. Sementara ini, Ahlijasa baru bisa melayani pelanggan yang berlokasi di Jakarta, Tangerang Selatan, Bekasi dan Depok. Secara rerata, kebanyakan pengguna Ahlijasa adalah penghuni kos dan apartemen.

[Baca juga: Ahlijasa Umumkan Perolehan Pendanaan dan Kehadiran Aplikasi untuk Android]

Jay menerangkan adanya kesempatan ke Silicon Valley membuat pihaknya harus gencar dalam memperbaiki seluruh operasional perusahaan, mulai dari menambah karyawan, pengembangan aplikasi untuk iOS, memperbaiki sistem penjaminan barang, dan memperluas layanan ke seluruh cakupan daerah Jabodetabek.

“Sistem pelayanan kami masih kurang karena belum bisa bekerja 24 jam secara penuh. Sekarang masih bekerja sesuai slot saja karena pengemudinya baru puluhan. Maka dari itu kami belum bisa melayani seluruh wilayah Jabodetabek. Kami perlu perbaiki seluruh operasional agar nantinya bisa lebih matang dan siap saat berkompetisi di Silicon Valley tahun depan,” ujarnya.

Pemenang Startup Wild Card

Selain Ahlijasa, ada tiga startup asal Indonesia lainnya yang terpilih untuk ikut diboyong Fenox VC dan BEKRAF ke Silicon Valley. Mereka adalah Ojesy (Ojek Syariah, Surabaya), Azzam Trade (partner dagang online untuk grosir pakaian muslim, Bandung), dan Paprika (platform cashback online, Medan).

Ketiga startup tersebut terpilih setelah melewati pitching di hadapan empat juri yang terdiri dari Arya Ariotedjo (Founding Partner Grupara Inc.), Fadjar Hutomo (Deputi II Bidang Akses Permodalan BEKRAF), Jeff Quigley (SEA Regional Manager Fenox VC), dan Anton Soeharyo (CEO Touchten).

Di Silicon Valley, ketiga startup tersebut akan menjadi partisipan untuk meramaikan booth perwakilan Indonesia. Mereka bisa mendapat kesempatan untuk bertemu calon investor dan pitching bisnis.

Dayang Melati, CEO dan Co-Founder Azzam Trade, mengatakan dalam kesempatan tersebut pihaknya akan memanfaatkan sebaik mungkin untuk mendapatkan mitra dagang dari berbagai negara. “Saat ini mitra dagang kami di luar negeri belum banyak. Dengan adanya kesempatan berharga ini kami akan memperbanyak jumlah mitra dagang dari berbagai negara mulai dari supplier, partner hingga re-seller agar Azzam Trade dapat menjangkau seluruh dunia,” terang dia.

Sementara itu, Reza Amir, CEO Ojesy, mengatakan kesempatan ini menjadi peluang bagi Ojesy untuk mendapatkan pendanaan baru dari calon investor yang bisa ditemuinya. Hal ini sekaligus menjadi langkah Ojesy untuk ekspansi demi meraih target 9 juta wanita calon pengguna Ojesy ke depannya.

“Dari riset yang kami kumpulkan, secara potensial ada 9 juta wanita yang butuh perlindungan dari tindak kejahatan lalu lintas di 22 kota besar di Indonesia. Angka itu adalah target kami. Dengan adanya kesempatan di Silicon Valley, kami berharap bisa mendapatkan bantuan dari investor untuk mengakselerasi target tersebut,” pungkasnya.

Application Information Will Show Up Here

Fenox Venture Capital Adakan Kompetisi Startup World Cup

Banyak cara untuk startup berkembang dan kemudian dikenal masyarakat. Salah satunya dengan memenangkan kompetisi dan memanfaatkan keuntungan sebagai pemenang. Salah satu kompetisi startup kelas internasional yang terdekat adalah Startup World Cup. Kompetisi yang digagas oleh perusahaan pemodalan Fenox Venture Capital (Fenox VC) ini akan digelar regional di 11 negara yang berbeda meliputi Indonesia, Jepang, India, Taiwan, Tingkok, Israel, Australia, Jerman, Chili dan Amerika Serikat (Boston dan Silicon Valley).

Setelah memenangkan kompetisi di regional masing-masing pemenang kembali akan berkompetisi pada grand final yang akan diselenggarakan di Sillicon Valley, Amerika Serikat. Selain mendapat keuntungan terhubung dengan ekosistem startup di dunia hadiah sebesar Rp 14 miliar juga berhak didapatkan startup terbaik.

Pendaftaran sudah dibuka sejak 21 Juni 2016 kemarin. Setelah melalui proses seleksi 10 startup terbaik akan diundang untuk pitching pada Startup World Cup Indonesia 2016 di hadapan para juri dan berhak berkompetisi untuk mewakili Asia Tengara pada Grand Final World Cup 2017.

Para pemenang regional selanjutnya akan diterbangkan ke Silicon Valley untuk mengikuti program akselerasi, menghadiri konferensi global dan melakukan pitching di hadapan juri dan investor internasional untuk menentukan yang terbaik. Adapun yang berperan sebagai dewan juri adalah Eric Feng dari Kleiner Perkins Caufield & Byers​, David Cohen dariTechstars​, dan Kevin Hale dari Y Combinator​.

Chirman Startup World Cup yang juga CEO Fenox VC Anis Uzzaman menuturkan:

“Seiring dengan aktifnya kami berinvestasi secara global, kami merasa harus ikut andil dalam memajukan ekosistem startup dunia. Oleh karena itu, kami mengadakan Startup World Cup yang menyatukan entrepreneur dari Asia, Eropa, Australia, dan Amerika Serikat. Acara ini merupakan sebuah kesempatan emas bagi entrepreneur terutama dari Asia untuk mendapatkan pengalaman di panggung tingkat dunia, menjalin relasi dengan investor ternama dan membangun startup di Silicon Valley.”

Luncurkan GnB Accelerator, Fenox VC dan Infocom Terapkan Mentoring Ala Silicon Valley

Besarnya populasi serta tingginya penetrasi startup digital menjadikan Indonesia sebagai wilayah yang banyak disasar oleh venture capital (VC) dan investor spesialis teknologi. Bukan sekedar menginvestasikan modal, beberapa di antaranya bersemangat untuk singgah, karena Indonesia juga merupakan pasar yang dinilai dinamis, antusias dan terbilang siap untuk menerima layanan, teknologi serta informasi yang ada.

Makin banyaknya startup yang menjadi ‘trigger’ menjadikan  para VC, investor dan lainnya bersemangat membantu supaya bisa lebih berkembang dan eksis secara global.

Salah satu VC yang tertarik untuk memberikan kontribusi lebih kepada dunia startup di Indonesia adalah Fenox VC. Perusahaan modal ventura dari Silicon Valley Amerika Serikat tersebut berniat membangun program akselerator untuk startup Indonesia dengan nama GnB Accelerator, bekerja sama dengan Infocom Corporation, perusahaan Teknologi Informasi terkemuka di Jepang.

“Kerja sama ini kami satukan dalam nama baru yaitu GnB Accelerator, sebuah program yang mempertemukan pelaku startup dengan mentor asal Silicon Valley, Jepang dan Indonesia untuk memberikan pelajaran serta pelatihan kepada startup Indonesia agar mampu tampil secara global,” kata General Partner dan CEO Fenox VC Anis Uzzaman kepada media dalam acara peresmian GnB hari ini di Jakarta.

Turut hadir dalam acara tersebut Kepala dari Program GnB Accelerator Kentaro Hashimoto, yang akan berbagi wawasan serta pengalaman berskala internasional bersama dengan Fenox VC dalam investasi tahap awal (seed funding) bersama jaringan bisnis Infocom Corporation.

“Infokom berharap bisa meluncurkan ragam perusahaan dan pengusaha lebih banyak lagi dari Indonesia. Kami juga berharap dapat mengajak lebih banyak startup untuk mengikuti program akselerator dan pada akhirnya dapat mengakuisisi perusahaan yang terbukti  sukses,” kata Kentaro.

Program akselerator ini akan berjalan selama 12 minggu, batch pertama  6 startup saja yang berhak mengikuti program akselerator. Selanjutnya untuk batch kedua dipilih 10 startup terbaik yang berhak mengikuti program akselerator GnB. Pendaftaran untuk batch pertama telah dilakukan bulan April – Juni 2015, sementara untuk batch kedua pada bulan Oktober – Desember 2015.

Dalam kesempatan tersebut Anis juga menyebutkan informasi terkini mengenai pendaftaran untuk startup yang ingin mengikuti batch terbaru yang akan dibuka mulai bulan April – Juni 2016. Peserta yang tertarik untuk bergabung bisa melihat website GnB.

“Program ini secara resmi akan digelar dua kali dalam satu tahun dan startup yang telah diterima mengikuti program akselerator GnB akan mendapatkan seed funding sebesar $ 50 ribu,” kata Anis.

Selain seed funding, nantinya startup yang berhak mengikuti program akselerator akan mendapatkan ruang kantor, akses kepada jaringan profesional Fenox VC dan Infocom Corporation yang luas, di antaranya mentor, penasihat, partnership dengan perusahaan terkemuka dan investor tambahan.

“GnB Accelerator akan menjadi sebuah perubahan yang signifikan di Asia Tenggara. Kami akan memiliki tim lokal yang berasal dari Silicon Valley dan Jepang untuk bekerja sama dengan para karyawan lokal,” kata Anis.

Anis mengklaim pendekatan global dan multinasional ini sebelumnya belum pernah dilakukan, dan diharapkan kehadiran GnB merupakan tempat yang tepat untuk mendukung usaha startup di Asia Tenggara khususnya Indonesia.

Terkait dengan rencana pemerintah untuk menciptakan 200 entrepreneur berkualitas tahun 2016 ini, Anis mengatakan peluncuran GnB Accelerator belum menjadi bagian dari program pemerintah tersebut. Namun jika pemerintah Indonesia menawarkan dan adanya kesepakatan antara kedua belah pihak, bisa jadi GnB akan turut membantu pemerintah mewujudkan rencana tersebut.

Mengadopsi gaya mentoring Silicon Valley

GnB Accelerator, Fenox VC dan Infocom Corporation bersama-sama akan mendampingi dan mendukung entrepreneur lokal membangun bisnis dalam industri yang beragam seperti mobile, internet konsumen, SaaS, cloud dan layanan kesehatan berbasis IT.

Dengan menghadirkan mentor asal Silicon Valley dan pelaku startup serta VC di Indonesia, secara intensif startup yang berhak mengikuti program akselerator akan mendapatkan rangkaian pelatihan, pembelajaran, konsultasi dengan gaya mentoring seperti yang diterapkan di Silicon Valley.

Para mentor lokal yang nantinya akan membantu setiap batch program akselerator di antaranya adalah Wilson Cuaca dari East Ventures, Kevin Mintaraga dari Bridestory, Diajeng Lestari dari HijUp dan Joshua Kevin dari Talenta.

Sementara untuk mentor asal Silicon Valley yang akan memberikan mentoring di antaranya Vivek Ladsariya, Jeff Quigley, Chris Abshire dan Ken Kurita, semua mentor tersebut berasal dari Fenox VC.

“Nantinya startup terbaik yang mengikuti program akselerator akan diberi dukungan secara menyeluruh usai mengikuti program, melancarkan bisnis hingga startup diakuisisi atau IPO,” kata Anis.

Kegiatan menarik yang digelar oleh GnB sebagai bagian dari program akselerator adalah Demo Day. Berlangsung di Jakarta, para pelaku startup berkesempatan untuk bertemu langsung dengan VC ternama.

“Selain itu kami juga berusaha untuk membawa venture capital terbaik dari seluruh dunia agar berinvestasi di Indonesia sebagai bagian dari program akselerator GnB,” tuntas Anis.

Fenox VC Tantang Anak Muda Indonesia Bangun Startup Lewat Kompetisi Startuppedia

Ekosistem startup di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia, tengah menunjukan pertumbuhan yang menggairahkan dalam beberapa tahun belakangan. Banyak ide yang telah lahir, tapi banyak pula yang tak berhasil lepas landas karena kehilangan arah. Fenox Ventures Capital coba memfasilitasi hal ini lewat ajang kompetisi Startuppedia ASEAN Challenge. Sebuah kompetisi yang menantang anak-anak muda di ASEAN, termasuk Indonesia, untuk melepaskan ide-ide kreatif sebagai pengusaha muda.

Startuppedia ASEAN Challenge adalah kompetisi unik dari Fenox VC yang ditujukan bagi para anak-anak muda di ASEAN untuk berani melepaskan kreativitas dan ide-ide terobosan sebagai seorang pengusaha muda. Fenox VC menjanjikan hadiah sebesar $50.000 bagi tim yang berhasil keluar sebagai pemenang dalam bentuk ekuitas. Selain itu masih ada program mentoring yang akan diberikan.

Lewat kompetisi Startuppedia ini Fenox VC ingin mencari startup yang berbasiskan layanan inovatif, membawa nilai unik untuk pelanggan, dan dapat melayani kebutuhan di dunia nyata.

Startuppedia ASEAN Challenge

Pendaftaran kompetisi Startuppedia ASEAN Challenge telah dibuka sejak 20 Januari 2016 silam dan akan ditutup pada 15 Februari 2016. Setelah itu akan akan diadakan proses penilaian kembali untuk memilih 30 startup terbaik. Yang menarik adalah, dari 30 startup yang terpilih tersebut akan melakukan pitch  secara virtual lewat video conference call dan diseleksi lagi untuk mendapatkan 10 yang terbaik.

Bagi peserta yang berasal di luar daerah Jabodetabek, dari negara-negara ASEAN, atau di luar Indonesia, validasi startup akan dilakukan secara online.

Kompetisi ini terbuka bagi semua mahasiswa segala jurusan dan universitas di ASEAN, juga bagi mereka yang telah lulus dalam jangka waktu dua tahun maksimal. Semua warga ASEAN yang belajar di luar negeri juga berhak untuk mengikuti kompetisi ini.

Peserta dapat mendaftarkan timnya yang terdiri dari minimal dua orang dan maksimal lima orang. Fenox VC juga tak memberikan batasan untuk komposisi tim yang mendaftar. Jadi, mahasiswa yang berasal dari jurusan berbeda, tingkat yang berbeda, bahkan yang berasal dari universitas berbeda dapat bergabung dalam satu tim.

Untuk mendaftar sebagai peserta dan juga informasi lebih jauh, Anda dapat mengunjungi tautan berikut.

Talenta Peroleh Pendanaan Baru dari Fenox Venture Capital

Talenta memperoleh pendanaan baru dan siap berekspansi soal jumlah pegawai dan model bisnis / DailySocial

Platform manajemen sumberdaya manusia Talenta telah memperoleh pendanaan baru yang tidak disebutkan jumlahnya, dengan investo utama Fenox Venture Capital. Investor awal Talenta East Ventures juga berpartisipasi di putaran pendanaan kali ini. Dana yang diperoleh akan digunakan untuk menambah pegawai baru, terutama di bidang penjualan dan pemasaran. Hingga kini, 1500 pegawai dari berbagai perusahaan klien telah memanfaatkan Talenta dan perusahaan berencana untuk berekspansi ke model bisnis berbasis transaksi.

Continue reading Talenta Peroleh Pendanaan Baru dari Fenox Venture Capital