Bocoran Tampilan FIFA 22 Muncul di Internet

Sat ini kita telah memasuki masa tengah tahun 2021, beberapa game yang punya jadwal rutin tahunan mulai bersiap untuk seri lanjutan. Sudah menjadi rutin, bahwa beberapa game sport akan dirilis mendekati akhir tahun, salah satunya adalah seri game FIFA.

Saat ini, yang tersedia di pasaran adalah seri FIFA 21 yang dirilis akhir tahun 2020, dengan konten yang relate sama musim pertandingan tahun 2020-2021. Kini mendekati akhir musim pertandingan baik liga atau antara negara maka versi terbaru dari game FIFA akan disiapkan untuk seri selanjutnya.

Dari informasi yang beredar, EA sendiri, sebagai pengembang akan menampilkan tampilan FIFA 22 secara resmi di ajang EA Play Live pada bulan Juli, namun bocoran dari tampilan game ini telah muncul ke publik.

Sebagai salah satu pemain rutin FIFA 21 yang sebagian besar waktu bermain game habis untuk mengumpulkan pemain terbaik (versi saya sendiri) di mode FUT, bocoran ini memberikan sedikit rasa penasaran sekaligus was-was. Apakah FIFA 22 akan tampil lebih seru dari FIFA 21?

Salah satu sumber yang menampilan cukup banyak bocoran tampilan adalah akun FUT Mentor, kebetulan saya follow akun ini via Instagram. Namun penjelasan yang agak lebih lengkap tentang bocoran ini bisa ditonton juga di Youtube di bawah. Info bocoran berdasarkan info yang muncul di akun Twitter @kinglangpard.

Dari beberapa bocoran yang muncul yang paling kentara adalah penggunaan warna yang, lagi-lagi, cukup ngejreng. Yaitu hijau terang. Warna ngejreng ini sebenarnya sudah cukup muncul di FIFA 21 dengan nuansa warna ungu terang. Beberapa tampilan lain juga memberikan gambaran tampilan FIFA 22 untuk perangkat PS5 dengan layout menu awal saat masuk game serta ikon kontroler PS5 ketika memilih side saat akan bertanding.

Tampilan bagian menu utama juga muncul bocorannya dengan penekanan menu pada Volta Football. Logo team juga desain bocorannya muncul yang bagi saya terasa terlalu polos malah mengingatkan pada tampilan PES.

Untuk gameplay sendiri, bocorannya akan ada beberapa penyesuaian seperti passing lalu defending (switch player between defender).

Waktu peluncuran FIFA 21, saya kebetulan mendapatkan akses agak lebih cepat dari ketersediaan di market. Saya cukup intens bermain FIFA (lagi) sejak FIFA 20 tengah musim, setelah sebelumnya cukup intens di beberapa seri FIFA sebelum FIFA 19. Perubahan dari FIFA 20 ke FIFA 21 bagi saya cukup menyegarkan, baik musik tampilan menu dan elemen lain. Meski tidak besar tapi perubahannya membuat saya cukup menikmati game ini.

Kalau dari sisi gameplay, karena saya baru fokus di FUT satu setengah tahun ke belakang, sebelumnya lebih fokus bermain bersama teman offline menggunakan klub, salah satu yang saya apresiasi adalah perubahan crossing dan header yang di FIFA 21 kembali bisa jadi andalan untuk pemain-pemain yang memang punya header dan umpan crossing yang baik. Mengingatkan saya pada FC Bayern Munich yang saya mainkan dengan hampir 80% crossing menggunakan Robben atau Ribery pada masanya.

Nah, apakah ada elemen gameplay baru di FIFA 22? Tentu saja saya berharap ada, namun yang lebih penting sih sebenarnya EA bisa menghilangkan lebih banyak bug-bug mengganggu yang sering muncul saat permainan, dan bisa menyeimbangkan lagi kontrol dan AI. Sehingga lebih terasa lagi elemen simulator game sepakbola di seri selanjutnya.

Rumor ini tentu saja bisa jadi akan sekali berubah saat EA nanti merilis resmi FIFA 22, namun karena bocoran ini didapatkan dari akses play test/beta, ada kemungkinan perubahannya tidak akan terlalu signifikan. Dan semoga saja bocoran ini juga bukan sekedar photoshop tetapi memang benar dari aktual game. Kita tunggu info-info terkait game FIFA 22 selanjutnya.

Gambar header: Fifaultimateteam.it.

Turnamen FIFA eWorld Cup 2021 Akhirnya Diumumkan

Turnamen esport paling bergengsi untuk FIFA akhirnya kembali diadakan setelah tahun kemarin sempat absen karena pandemi. Kompetisi ini merupakan puncak dari EA Sports’ FIFA 21 Global Series.

Dilansir dari FIFA, FIFA eWorld Cup 2021 nantinya akan diadakan pada 6-9 Agustus 2021 mendatang di London, Inggris dan diikuti oleh 32 pemain FIFA terbaik dari seluruh dunia yang akan bertanding untuk memperebutkan hadiah total sebesar $500.000 atau sekitar Rp7,1 miliar.

Ke-32 pemain ini akan dibagi ke dalam 4 grup yang masing-masing akan berisi 8 pemain untuk masuk ke babak kualifikasi. Dari sini para pemain di setiap grup akan memperebutkan posisi 4 besar di klasemen grupnya masing-masing.

Image credit: EA

Setelahnya, 16 pemain yang berhasil melewati babak kualifikasi akan memasuki babak play-off yang akan menggunakan sistem eliminasi tunggal.

Yang unik, meskipun para peserta menyelesaikan musim kualifikasinya di konsol yang berbeda-beda, namun pada turnamen utama FIFA eWorld Cup tahun ini para pemain akan menggunakan sistem cross-console yang akan menguji para pemain untuk bermain di kedua konsol, yaitu di PlayStation (1x) dan Xbox (1x).

Sistem 2-legged ini nantinya akan menentukan pemenang pertandingannya lewat agregat dari kedua permainan di dua konsol tadi lewat bracket eliminasi tunggal.

Image credit: Getty Images

Juara pertama dari turnamen FIFA eWorld Cup 2021 ini akan mendapatkan hadiah sebesar US$250.000 atau sekitar Rp3,5 miliar, yang berarti separuh dari total hadiah utama dari turnamen bergengsi ini.

Sekarang para pemain di seluruh dunia tengah bersiap untuk mengikuti babak kualifikasi yang diadakan lewat EA Sports’ FIFA 21 Global Series Play-off di masing-masing region.

Sedangkan FIFA sendiri dilaporkan kini tengah terus memonitor situasi pandemi dunia terutama di London yang akan menjadi tempat pelaksanaan turnamen utama beberapa bulan lagi.

Buat yang masih belum familiar dengan skena esports FIFA, FIFA eWorld Cup berbeda dengan FIFA eNation. Peserta FIFA eWorld Cup adalah individu ataupun dari tim/klub esports. Sedangkan peserta FIFA eNation adalah perwakilan negara. Menariknya, Indonesia sudah dipastikan akan mengirimkan perwakilan untuk acara utama FIFA eNation berkat prestasi timnas kita di kualifikasi tingkat Asia yang meraih posisi runner-up.

OPPO Sponsori MPL Filipina, BBC Bakal Siarkan Turnamen FIFA 21 Eropa

Ada beberapa kabar menarik di dunia esports pada minggu lalu, baik di tingkat nasional, regional, ataupun internasional. Di tingkat global, Facebook Gaming mengumumkan bahwa mereka akan kerja sama dengan komunitas untuk mengadakan kompetisi esports online. Sementara itu, level lokal, klub sepak bola Dewa United mengumumkan bahwa mereka akan punya divisi esports dan menyelenggarakan turnamen esports untuk penyandang disabilitas.

OPPO Jadi Sponsor dari MPL Filipina

OPPO memasuki dunia esports pada 2019 dengan mensponsori turnamen League of Legends. Sekarang, mereka turut mendukung scene mobile esports. Minggu lalu, mereka mengumumkan bahwa mereka akan menjadi sponsor resmi dari Mobile Legends: Bang Bang Professional League di Filipina. Selain itu, mereka juga mendukung 2021 League of Legends: Wild Rift SEA Icon Series, khusus untuk turnamen di Filipina. Dengan menjadi sponsor dari turnamen Mobile Legends dan Wild Rift, OPPO berencana untuk mengukuhkan posisi mereka di dunia esports dan gaming di Filipina.

Gaming adalah salah satu hiburan utama bagi konsumen muda di Filipina. Sebanyak 74% dari netizen Filipina bermain mobile game,” kata Raymond Xia, OPPO Philippines Marketing Director, seperti dikutip dari Inquirer. “OPPO berkomitmen untuk mendukung industri esports dengan menyediakan platform gaming dan smartphone terbaik, baik untuk gamer profesional dan amatir.”

BBC Bakal Siarkan Kompetisi FIFA 21

BBC mengumumkan kerja sama mereka dengan EA Esports. Dengan ini, BBC akan menyiarkan FIFA 21 Global Series European Regional Qualifiers di semua platform mereka. Kompetisi European Regional Qualifiers dan Playoffs tak hanya akan disiarkan di BBC iPlayer, tapi juga aplikasi dan situs BBC Sport.

BBC akan tampilkan konten turnamen FIFA 21 Eropa.
BBC akan tampilkan konten turnamen FIFA 21 Eropa.

BBC iPlayer akan menampilkan siaran langsung dari setiap pertandingan. Setiap harinya, mereka akan menyiarkan konten esports FIFA selama hingga 8 jam. Meskipun begitu, kompetisi FIFA 21 itu juga akan tetap disiarkan di channel YouTube dan Twitch dari EA SPORTS FIFA, lapor Esports Insider.

Klub Sepak Bola Dewa United Punya Divisi Esports

Martapura FC resmi mengganti namanya menjadi Dewa United. Klub sepak bola yang berlaga di Liga 2 itu juga mengungkap, mereka akan aktif di dunia esports. Mereka memperkenalkan divisi esports mereka, yang dinamai Dewa United Esports, pada 18 Februari 2021.

Tak hanya itu, Dewa United juga akan menyelenggarakan turnamen Battle of Gods. Untuk itu, mereka mengajak komunitas disabilitas untuk bekerja sama. Untuk mensosialisasikan turnamen esports ini, mereka telah mengunjung beberapa komunitas disabilitas, seperti Yayasan Pembina Anak Cacat (YPAC), SLB Tunas Bangsa, dan YKDW Karawaci, menurut laporan Antara.

Facebook Gaming Bakal Kerja Sama dengan Komunitas

Facebook Gaming mengumumkan, mereka akan bekerja sama dengan komunitas seperti Real Time Strategies dan Community Gaming New York untuk menyelenggarakan lebih dari 90 kompetisi esports online. Kompetisi itu akan bisa diikuti oleh masyarakat umum. Setiap kompetisi menawarkan total hadiah sebesar US$1 ribu. Total hadiah ini dianggap cukup besar untuk menarik gamer amatir, tapi tidak cukup besar sehingga membuat para gamer profesional tertarik untuk ikut, menurut VentureBeat.

Facebook Gaming akan bekerja sama dengan komunitas untuk adakan turnamen esports bagi gamer amatir.
Facebook Gaming akan bekerja sama dengan komunitas untuk adakan turnamen esports bagi gamer amatir.

T1 dan Nike Perkenalkan Koleksi Pakaian Baru

T1 Entertainment & Sports bekerja sama dengan Nike untuk merilis koleksi pakaian T1 x Nike Spring 2021. Koleksi pakaian ini terdiri dari jersey, jaket, celana, dan kaos dari T1. T1 mengklaim, koleksi pakaian mereka tidak hanya nyaman untuk dikenakan tapi juga tahan lama. Sementara itu, Nike menyebutkan, mereka ingin membuat pakaian yang nyaman untuk para atlet, baik atlet olahraga tradisional maupun esports.Harapannya, para atlet akan bisa fokus untuk meningkatkan performa mereka, lapor Inven Global.

Tips dan Trik FIFA 21: Cara Efektif Kembangkan Skuat FUT 21

Setelah rilis pada 6 Oktober 2020 lalu, FIFA 21 terbilang mendapat penerimaan yang cukup baik. Mengutip dari statista.com, penjualan bulan pertama FIFA 21 berhasil mencapai angka 1,5 juta kopi. Penjualan tersebut merupakan peningkatan yang cukup besar dibanding FIFA 20 yang menjual 1,2 juta copy pada penjualan bulan pertamanya. Apakah Anda termasuk salah satu yang turut terhanyut dalam hype perilisan FIFA 21? Apakah Anda sedang keasyikan membangun skuat Anda di dalam mode permainan FIFA Ultimate Team saat ini?

Apabila jawabannya adalah iya, mungkin ada saja momen ketika Anda merasa stuck karena skuat Anda yang begitu-begitu saja. Jangan khawatir, proses membangun skuat memang cenderung terasa lebih lambat apabila Anda tergolong sebagai free player. Tetapi lambat bukan berati tidak bisa menjadi lebih efektif. Lalu apa yang perlu dilakukan agar segala usaha untuk mengembangkan skuat FUT 21 jadi lebih efektif? Kebetulan pemain profesional FIFA 21 dari RAJA Esports, Pugu Mujahid Mantang, berkesempatan membagikan sedikit tips seputar hal tersebut. Berikut 5 tips cara efektif kembangkan skuat FUT 21.

Jangan Lewatkan Seasonal Objectives

Seasonal Objectives mungkin bisa dibilang sebagai salah satu kegiatan yang penting dilakukan apabila Anda ingin dapat mengembangkan skuat FUT 21 tanpa harus mengeluarkan uang untuk membeli FIFA Coins. Sebagai gantinya, Anda cukup meluangkan waktu saja untuk melakukan tugas-tugas yang diberikan di dalam game. Pugu menjelaskan bahwa salah satu tujuan penting melakuan Seasonal Objectives adalah untuk mendapatkan pemain. Apabila Anda beruntung, Anda bahkan bisa mendapatkan pemain yang bagus tanpa mengeluarkan FIFA Coins sepeser pun.

Tugas-tugas yang ada di dalam Seasonal Objectives terbilang cukup beragam, mulai dari mengatur formasi, mengatur chemistry pemain, sampai memenangkan permainan atau memenangkan permainan secara co-op. Seasonal Objectives biasanya berjalan selama sekitar satu bulan. Tidak usah terlalu terburu-buru mengejar misi yang sulit, cukup kejar yang paling realistis saja dengan kondisi skuat Anda saat ini. NepentheZ yang merupakan salah satu konten kreator FIFA 21 juga membagikan sedikit tips dan trik dalam melakukan Seasonal Objectives dalam salah satu videonya. Anda bisa dengarkan penjelasan lebih lengkapnya dari NephenteZ di video yang saya cantumkan di atas paragraf ini.

Kumpulkan Pemain Untradeable Dengan Rating Tinggi Untuk Ditukar di Squad Building Challenge

Ada kalanya momen tidak beruntung terjadi dalam proses pembuatan skuat FUT 21 impian Anda. Salah satunya mungkin adalah ketika Anda mendapatkan pemain-pemain yang tergolong Untradeable setelah membuka sebuah Packs. Walaupun demikian, pemain Untradeable sendiri sebenarnya tidak bisa dibilang sepenuhnya tidak berguna. Pugu sendiri mengatakan bahwa Anda bisa mendapat pemain bagus tanpa mengeluarkan sepeser FIFA Coins apabila Anda memiliki satu set pemain yang bisa ditukar di Squad Building Challenge.

Dalam Squad Building Challenge, Anda diminta untuk mengumpulkan sekelompok pemain dengan kategori terentu untuk ditukarkan dengan Player Packs. Salah satu contoh kategori SBC adalah mengumpulkan skuat inti dari klub sepak bola tertentu, Birmingham City misalnya. Apabila Anda sudah berhasil mengoleksi pemain-pemain Birminham City dan memenuhi kriteria yang dibutuhkan oleh SBC tersebut, maka Anda bisa menukarkan koleksi pemain tersebut (termasuk pemain Untradeable) dengan Player Packs yang lebih baik dan tentunya yang bisa di trade.

Rajin Main Weekend League dan Usahakan Untuk Memenangkan Pertandingannya

Weekend League juga terbilang jadi hal wajib untuk Anda lakukan apabila Anda tidak mau mengeluarkan sepeser uang pun untuk membeli FIFA Coins. Pugu mengatakan bahwa apabila rekor kemenangan Weekend League Anda cukup bagus, maka Anda akan mendapatkan hadiah yang bagus beserta FIFA Coins yang lebih banyak. Saya juga sempat berbincang sedikit dengan Kenny Prasetyo. Dalam hal Weekend League, Kenny menambahkan pentingnya untuk secara konsisten terus bermain agar FIFA Coins yang didapatkan terus meningkat.

Walau demikian, Anda mungkin bisa menganggap kemenangan sebagai bonus saja apabila mengikuti Weekend League di masa awal Anda membangun skuat. Kenapa begitu? Karena kemungkinan Anda untuk menang bisa jadi lebih kecil apabila bertemu dengan skuat lawan yang lebih sempurna. Walau begitu, Anda tetap harus bermain dengan semaksimal mungkin. Beberapa tips dari FIFA 20 mungkin masih bisa Anda lakukan agar permainan Anda jadi lebih baik di FIFA 21. Namun Anda juga perlu ingat bahwa ada beberapa pembaruan dalam mekanik permainan FIFA 21, salah satunya adalah kehadiran mekanik bernama Agile Dribbling.

Jangan Lupakan Juga Division Rivals

Mirip seperti Weekend League, tujuan memainkan Division Rivals adalah untuk mendapatkan hadiah dan FIFA Coins di akhir musim nantinya. Apabila Anda tergolong pemain yang baru terjun ke ranah FUT 21, Division Rivals ini ibarat seperti ranked match jika dibandingkan dengan MOBA ataupun game kompetitif lainnya. Anda bisa mendapat sampai dengan 50.000 FIFA Coins apabila Anda berhasil mencapai rank tertinggi di Division Rivals.

Tapi kembali lagi kepada petuah saya sebelumnya, jangan terlalu berharap bisa “push-rank” dalam memainkan mode pemain vs pemain ini. Fokuslah kepada proses belajar untuk bermain lebih baik lagi. Karena seperti yang saya bilang sebelumnya, Ada kalanya Anda harus pasrah dengan keadaan apabila lawan yang Anda hadapi ternyata punya skuat yang lebih kuat dan sempurna dibanding dengan skuat milik Anda.

Lakukan Trading Pemain Demi Mendapatkan Keuntungan yang Maksimal

Poin terakhir mungkin terbilang sebagai tips untuk pemain FUT 21 tingkat lanjut. Kenapa demikian? Karena Anda akan butuh beberapa waktu memainkan FUT 21 untuk dapat lebih memahami bagaimana sistem ekonomi bekerja di dalam pasar pemain FUT 21. Kalau Anda sudah mulai paham polanya Anda mungkin bisa saja mendapatkan untung yang besar dengan menggunakan metode yang satu ini. Trading bisa dilakukan dengan beberapa metode. Anda mungkin bisa sesederhana membeli pemain untuk menjualnya di lain waktu. Tapi selain itu, Anda juga bisa membeli beberapa pemain murah guna melengkapi SBC dan berharap mendapat pemain yang lebih mahal nantinya.

FIFA 21 Versi Console Next-Gen Hadirkan Sederet Upgrade yang Sangat Menarik

Industri game saat ini sedang berada dalam masa transisi. Kehadiran PlayStation 5 dan Xbox Series X menuntut sejumlah developer untuk memikirkan bagaimana cara untuk memaksimalkan kapabilitas masing-masing console next-gen, sehingga pada akhirnya mereka dapat menyajikan pengalaman bermain yang lebih baik lagi.

Berkat dukungan backwards compatibility yang ditawarkan masing-masing console, developer sebenarnya tidak perlu melakukan apa-apa agar permainannya dapat dinikmati di PS5 maupun Xbox Series X. Di saat yang sama, mereka juga punya opsi untuk memperbarui game-nya agar bisa lebih impresif lagi ketika dimainkan di console next-gen.

FIFA 21 adalah salah satu contoh dari opsi yang kedua ini. Game tersebut memang sudah tersedia di PS4, Xbox One maupun PC, dan secara keseluruhan sudah terkesan fresh dari segi desain maupun gameplay. Pun begitu, versi next-gen FIFA 21 yang dijadwalkan hadir pada tanggal 4 Desember mendatang menjanjikan penyempurnaan yang lebih banyak lagi.

FIFA 21 next-gen

Kita mulai dari yang paling simpel, yakni perkara waktu loading. Di PS5 dan Xbox Series X, waktu loading FIFA 21 jelas akan berlangsung jauh lebih singkat berkat penggunaan SSD NVMe pada masing-masing console. Kalau menurut EA sendiri, dari menu utama ke pertandingan hanya butuh beberapa detik saja.

Selanjutnya adalah perihal visual atau grafis. Selain bisa berjalan pada resolusi 4K 60 fps, FIFA 21 versi next-gen juga mampu menyajikan tekstur yang lebih realistis – termasuk halnya pada pemain – berkat penerapan teknik deferred rendering dan runtime lighting. Berdasarkan laporan Eurogamer yang melihat langsung demonstrasinya, kita bahkan bisa melihat secara jelas setiap helai rambut pada sejumlah pemain top.

Sebagian dari upgrade visual ini memang tidak akan terlalu kelihatan selama pertandingan berlangsung, tapi sangat kentara ketika replay diputar. Contoh spesifik lainnya adalah bagaimana otot kaki Paul Pogba tampak jauh lebih realistis pada FIFA 21 versi next-gen ketimbang current-gen.

Animasi juga mendapat perhatian ekstra pada FIFA 21 versi next-gen. EA bilang bahwa mereka telah menambahkan sejumlah animasi pada pemain saat sedang tidak membawa bola. Beberapa contohnya mencakup animasi membenarkan posisi ban kapten, mengepaskan pelindung lutut, maupun animasi menunjuk ke suatu titik seakan memberi sinyal ke kawannya untuk mengoper bola.

Menariknya, penyempurnaan animasi ini terkadang juga bisa berdampak pada kemulusan gameplay. Satu contoh adalah animasi saat pemain menerima umpan lambung menggunakan dadanya, yang terasa lebih responsif di FIFA 21 versi next-gen karena bolanya bersentuhan dengan sang pemain lebih banyak dari biasanya.

Aspek-aspek sinematik pada FIFA 21 versi next-gen juga dibuat lebih dramatis, baik dari segi visual maupun audio. Contoh yang paling mudah adalah ketika gol terjadi di menit-menit terakhir, di mana ekspresi tim pemenang terlihat lebih gereget dan terkadang manajernya bisa lompat masuk ke lapangan, tidak ketinggalan juga komentator yang terdengar lebih bersemangat.

PC tidak kebagian upgrade next-gen

FIFA 21 next-gen

Kalau kita akumulasikan penyempurnaan-penyempurnaan tadi, FIFA 21 semestinya bakal terkesan jauh lebih fresh lagi di console next-gen. Saya juga belum menyinggung soal fitur yang spesifik untuk tiap console, seperti misalnya di PS5, di mana tombol trigger pada controller DualSense bakal terasa semakin berat seiring menurunnya stamina pemain.

Satu hal yang mungkin bakal sangat disayangkan oleh penggemar FIFA 21 adalah absennya fitur cross-gen play, yang berarti pemain FIFA 21 di PS5 hanya dapat berjumpa dengan pemain lain yang juga menggunakan PS5, dan pemain PS4 juga hanya bisa bertanding bersama atau melawan pemain PS4 lainnya.

Juga mungkin bakal terdengar mengecewakan adalah keputusan EA untuk tidak menghadirkan sederet upgrade next-gen ini ke FIFA 21 versi PC, dengan alasan supaya tuntutan spesifikasi minimumnya tidak jadi ketinggian. Dengan kata lain, cara terbaik untuk menikmati FIFA 21 nantinya hanyalah dengan membeli PS5 atau Xbox Series X.

Kabar baiknya, EA tidak menarik biaya tambahan apabila Anda sudah terlanjur membeli FIFA 21 di platform current-gen. Jadi kalau Anda sudah punya FIFA 21 di PS4, versi next-gen-nya nanti dapat langsung Anda mainkan begitu kiriman PS5 Anda datang pada tanggal 22 Januari 2021. Hal ini juga berarti Anda tidak perlu menunda membeli FIFA 21 di platform current-gen selagi masih menunggu kedatangan console next-gen.

Juga melegakan adalah fakta bahwa progres yang sudah kita catatkan pada mode VOLTA maupun FUT bisa ditransfer ke FIFA 21 versi next-gen, sehingga Anda tidak perlu lagi menguji keberuntungan Anda kembali di PS5 nanti.

Sumber: Eurogamer.

Daftar 10 Tayangan Esports Terpopuler Bulan Oktober 2020

Situasi pandemi menciptakan tantangan tersendiri bagi ekosistem esports selama tahun 2020. Namun demikian ekosistem esports terbilang tetap tumbuh dengan cukup cepat hingga bulan November ini. Berhubung kita sudah berada di pertengahan bulan November, mari kita sedikit melihat ke belakang untuk menakar perkembangan industri esports sampai saat ini. Kali ini, tim redaksi Hybrid mengutip daftar turnamen esports terpopuler bulan Oktober 2020 dari Esports Charts sebagai referensi. Apa saja yang ada di dalamnya? Berikut daftarnya.

 

10. FIFA 21 Challenge

FIFA 21 rilis pada tanggal 6 Oktober 2020 lalu. Untuk menyambut perilisan tersebut, EA Sports mengadakan sebuah turnamen bertajuk FIFA 21 Challenge. Turnamen yang diadakan pada tanggal 29 Oktober 2020 ini mempertemukan para atlit sepak bola dengan pemain profesional FIFA 21 di dalam satu panggung kompetisi. Kompetisi ini menampilkan defender andal Liverpool yaitu Trent Alexander-Arnold dan juga sosok pemain esports FIFA 21 seperti Gravesen.

Dengan memanfaatkan pesona bintang sepak bola dan bintang esports, FIFA 21 Challenge pun berhasil bertengger di posisi ke-9 dari 10 turnamen esports terpopuler di bulan Oktober 2020. FIFA 21 Challenge mencatatkan 328.008 peak viewers dengan average viewers sejumlah 260.302. FIFA 21 Challenge mencatatkan total konsumsi konten selama 1.019.513 total watch hours dari 4 jam durasi penayangan konten.

Dari catatan watch hours kita bisa melihat bagaimana para penggemar sepak bola sepertinya benar-benar menyimak acara ini. Pertandingan FIFA 21 Challenge memang berjalan dengan sangat sengit. Contohnya seperti skor seri 3 sama yang dihasilkan dalam pertandingan puncak saat Tekkz bertemu dengan Gravesen. Setelah pertarungan yang sengit tersebut, Tekkz dan Trent Alexader-Arnold pada akhirnya keluar sebagai juara dengan skor tim 8-4.

 

9. Liga Brasileira de Free Fire 2020 Series A

Lagi-lagi turnamen Free Fire kembali masuk ke dalam daftar. Kali ini di peringkat ke-8 Liga Brasileira de Free Fire LBFF yang merupakan liga kasta utama Free Fire di Brazil. Seperti kebanyakan liga esports, LBFF memiliki babak Regular Season dan Playoff atau Finals. Babak Regular Season diadakan mulai dari 22 Agustus sampai 18 Oktober 2020, sementara babak Finals diadakan pada 31 Oktober sampai 1 November 2020. 18 tim Free Fire terbaik di Brazil bertarung untuk merebut total hadiah sebesar 100.000 real Brazil (sekitar Rp265 juta).

Turnamen ini berhasil mencatatkan 372.891 peak viewers dengan average viewers sebanyak 194.579 orang. Dari 60 jam total durasi penayangan, LBFF berhasil mencatatkan 11.593.612 total watch hours. Negara Amerika Latin terutama Brazil, memang terkenal sebagai negara dengan penonton esports yang sangat antusias. Bukti atas pernyataan tersebut mungkin bisa dilihat dari contoh kasus LOUD Esports asal Brazil yang berhasil menjadi organisasi esports pertama dengan 1 miliar views di YouTube. Kasus lain mungkin bisa kita lihat juga dari keputusan BOOM Esports memilih negara Brazil sebagai usaha ekspansi bisnis dan menembus dunia kompetitif CS:GO internasional.

Pertandingan hari terakhir adalah pertandingan dengan jumlah penonton terbanyak dari keseluruhan pertandingan karena persaingan ketat yang harus dihadapi SS Esports untuk bisa menjadi juara.

 

8. PUBG Mobile Pro League SEA – Fall Split 2020

Setelah serbuan turnamen-turnamen Free Fire barulah kita menemukan turnamen esports PUBG Mobile di peringkat ke-7 dari daftar. Turnamen PUBG Mobile yang masuk ke dalam daftar ini adalah PMPL SEA – Fall 2020. Kompetisi yang jadi momen bagi Bigetron RA untuk melengkapi pialanya ini berjalan mulai dari 23 hingga 25 Oktober 2020. PMPL SEA – Fall 2020 mempertandingkan tim terbaik dari 5 negara di Asia Tenggara (Thailand, Vietnam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura) dengan US$150.000 (sekitar Rp2,1 miliar) sebagai total hadiah untuk diperebutkan.

Sampai saat ini, Asia Tenggara terbilang masih merupakan salah satu pasar terbesar bagi game dan tayangan esports PUBG Mobile. PMPL SEA – Fall 2020 berhasil mencatatkan 490.874 peak viewers dengan average viewers sebanyak 179.933 orang. Dari 18 jam total durasi tayangan konten, PMPL SEA – Fall 2020 berhasil mengumpulkan 3.223.799 total watch hours. Jumlah total watch hours PMPL SEA memang terbilang kalah cukup jauh jika dibandingkan dengan LBFF. Namun hal tersebut cukup wajar mengingat Esports Charts menghitung total watch hours LBFF sejak dari babak liga.

PMPL SEA – Fall 2020 sendiri menampilkan antar peserta yang begitu ketat. Apalagi ditambah dengan dinamika performa tim primadona Indonesia yaitu Bigetron RA pada hari pertama dan kedua turnamen. Alhasil, pertandingan hari ke-3 pada ronde ke-15 pun menjadi tayangan turnamen yang paling banyak menyedot perhatian penonton berkat sajian pertandingan kompetitif yang ditambah dengan kemenangan dramatis dari Bigetron RA.

 

7. BLAST Premier Series 2020 Fall – Group Stage

Setelah jajaran tayangan esports mobile games, esports pc games baru masuk ke dalam daftar di peringkat ke-6. Tayangan esports pc games yang masuk ke dalam daftar ini adalah BLAST Premier 2020 Fall Series – Group Stage yang merupakan tayangan esports Counter-Strike: Global Offensive. Kebanyakan turnamen esports diubah menjadi format online selama masa pandemi, tak terkecuali BLAST Premier Series 2020 Fall. Turnamen tersebut dibagi menjadi dua divisi kompetisi online yaitu divisi Amerika dan Eropa. Peratndingan yang masuk dalam daftar ini adalah pertandingan divisi Eropa yang diselenggarakan mulai dari 26 Oktober hingga 4 November 2020 dengan US$150.000 (sekitar Rp2,1 miliar) sebagai total hadiah.

BLAST Premier Series sedikit banyak membuktikan masih tingginya minat para gamers menonton tayangan esports CS:GO, terutama untuk negara-negara kawasan barat (Amerika dan Eropa).  BLAST Premier Series mencatatkan 512.971 peak viewers dengan average viewers sebanyak 190.662 orang. Dari 70 jam total durasi tayangan, BLAST Premier Series berhasil mencatatkan total konsumsi konten mencapai 13.346.309 total watch hours.

Salah satu pertandingan yang paling diminati adalah pertarungan antara Astralis melawan MiBR. Pertandingan tersebut bisa dibilang sebagai salah satu pertandingan tersengit sepanjang turnamen ini. Astralis sampai harus menjalani overtime untung memenangkan game pertama. MiBR membalas di game kedua, itu pun dengan skor 16-13. Baru pada akhirnya Astralis menang dengan meyakinkan di game ketiga dengan skor 16-5 di map Inferno. Karena pertandingan yang sengit, tidak heran kalau Astralis vs MiBR jadi tayangan yang berhasil mencetak peak viewers di dalam turnamen ini.

 

6. Liga NFA Season 4

Lagi-lagi tayangan Free Fire yang masuk ke dalam daftar. Kini giliran Liga NFA Season 4 yang masuk ke dalam peringkat ke-6 dari daftar 10 tayangan esports terpopuler bulan Oktober 2020. Satu fakta menariknya adalah Liga NFA yang ternyata bukanlah turnamen resmi pihak pertama seperti LBFF. Turnamen diselenggarakan sejak Juli dengan gelaran puncak pada tanggal 4 Oktober 2020. Turnamen memperebutkan 40.000 real Brazil (sekitar Rp105 juta).

Tayangan berhasil mencatatkan 558.414 peak viewers dengan average viewers sebesar 109.697 orang. Dari 101 total durasi tayangan, Liga NFA Season 4 berhasil mencatatkan total konsumsi konten hingga 11.115.865 total watch hours. Liga NFA juga jadi bukti lain dari tingginya antusiasme penggemar game di Brazil terhadap tayangan esports Free Fire. Apalagi juga mengingat status dari liga NFA yang bukan merupakan liga kasta utama, namun masih disaksikan oleh banyak orang.

 

5. ESL Pro League Season 12  – Europe

CS:GO kembali muncul pada peringkat 5 dari daftar ini. Tayangan esports tersebut adalah ESL Pro League Season 12 – Europe.  ESL Pro League Season 12 – Europe diselenggarakan sejak bulan September dengan puncaknya diselenggarakan pada bulan Oktober 2020. Diselenggarakan secara online, kompetisi tersebut mempertandingkan 16 tim asal Eropa dengan memperebutkan total hadiah sebesar US$450.000 (sekitar Rp6,4 miliar).

Seperti BLAST Premier, ESL Pro League Season 12 juga terbilang jadi bukti lain atas tingginya minat gamers negara kawasan barat terhadap esports CS:GO. Kompetisi tersebut mencatatkan 568.406 peak viewers dengan 121.244 average viewers. Dari total 226 jam total durasi tayangan, ESL Pro League Season 12 mencatatkan konsumsi konten hingga 27.411.211 total watch hours. Total watch hours yang tinggi bisa jadi disebabkan karena Esports Charts mencatat data watch hours sejak dari babak liga.

Pertandingan Astralis lagi-lagi menjadi tayangan yang paling banyak ditonton oleh khalayak. Kali ini giliran pertandingan Grand Final yang mempertemukan Astralis dengan Natus Vincere. Seperti pada kompetisi BLAST Premier, Astralis lagi-lagi harus bertarung sengit di babak final dari gelaran ESL Pro League Season 12. Astralis baru bisa memperoleh kemenangan setelah bertanding 5 game dengan satu kali overtime di game ke-4 saat melawan NAVI.

 

4. MPL PH Season 6

Mobile Legends bisa dibilang jadi satu-satunya tayangan esports dari game bergenre MOBA yang masuk ke dalam daftar 10 tayangan esports terpopuler bulan Oktober 2020. Peringkat ke-4 diisi oleh MPL Philippines Season 6. MPL PH Season 6 dibagi menjadi dua babak, Regular Season pada bulan September dan Playoff pada bulan Oktober. Kompetisi tersebut mempertandingkan 10 tim dan memperebutkan total hadiah sebesar US$120.000 (sekitar Rp1,7 miliar).

Selain Indonesia, Filipina terbilang jadi pasar besar lain bagi game ataupun tayangan esports MLBB. MPL PH mencatatkan 765.915 peak viewers dengan 132.893 average viewers. Dari 159 jam total durasi tayangan, MPL PH Season 6 mencatat angka konsumsi konten hingga 21.118.776 total watch hours. Fakta menariknya adalah, pertandingan MPL PH Season 6 yang berhasil mencatatkan jumlah peak viewers justru pertandingan yang terbilang tidak segitu istimewa.

Pertandingan tersebut adalah pertemuan antara Bren Esports dengan NXP.Solid. Pertemuan tersebut terbilang kurang istimewa karena pertandingan tersebut bukanlah pertandingan Grand Final dan Bren Esports berhasil menang 3-0 dari seri best-of 5. Terlepas dari itu, Bren Esports sendiri memang bisa dibilang sebagai tim kuat Filipina yang jadi panutan dari banyak penonton tayangan esports MLBB. Hal tersebut bisa jadi alasan untuk menjawab kenapa pertandingan tersebut jadi yang paling banyak ditonton.

 

3. Free Fire League 2020 Clausura

Free Fire League 2020 – Clausura yang sempat menjadi buah bibir ternyata berada di peringkat ke-3 dari daftar ini. Turnamen ini terbagi menjadi dua fase, Group Stage yang diselenggarakan pada Agustus hingga Oktober dan Season Finals yang diselenggarakan pada 7 November 2020 kemarin. Babak Group Stage diikuti oleh 24 tim sementara Season Finals diikuti oleh 12 tim dengan memperebutkan total hadiah sebesar US$46.500 (sekitar Rp667 juta).

Merupakan liga kasta utama bagi skena kompetitif Free Fire di Amerika Latin, FF League 2020 Clausura mencatatkan 1.257.058 peak viewers dengan 113.211 average viewers. Dari total 55 jam durasi tayangan, FF League 2020 Clausura mencatatkan konsumsi konten selama 6.217.122 total watch hours. Fakta menariknya adalah, tayangan yang paling banyak ditonton dari turnamen ini adalah pada ronde 1 di pertandingan final. Padahal persaingan poin antar tim tebilang sangat ketat bahkan sampai akhir pertandingan sekalipun.

 

2. MPL ID Season 6

Walaupun genre MOBA tidak banyak mengisi daftar ini, namun MPL Indonesia berhasil menjadi raja dan mengemban tahta sebagai tayangan esports mobile terpopuler bulan Oktober 2020. MPL ID terbagi ke dalam dua babak, Regular Season yang diselenggarakan sejak Agustus dan Playoff yang diselenggarakan bulan Oktober 2020. MPL ID menggunakan model liga franchise dengan 8 tim peserta yang memperebutkan total hadiah sebesar US$300.000 (sekitar Rp4,2 miliar).

Sebelumnya MPL ID Season 6 sempat menciptakan catatan jumlah penonton yang mengejutkan, bahkan hampir mendekati jumlah penonton babak grup League of Legends World Championship 2020. MPL ID Season 6 mencatatkan 2.848.970 peak viewers dengan 378.529 average viewers. Dari total 179 jam durasi tayangan, MPL ID Season 6 mencatatkan konsumsi konten hingga 67.567.331 total watch hour.

Pertandingan final antara RRQ melawan Alter Ego menjadi tayangan yang paling banyak ditonton. Ada beberapa faktor yang membuat tayangan tersebut jadi banyak disaksikan menurut analisis kecil-kecilan saya. Pertama adalah karena fanbase RRQ di skena MLBB yang cukup besar (kalau tidak bisa dibilang paling besar). Kedua adalah karena pertandingan final tersebut yang memang sangat sengit. Alter Ego bahkan hampir menjuarai turnamen tersebut. Walau demikian RRQ terbukti lebih tangguh secara mental sehingga mereka berhasil keluar sebagai juara.

1. League of Legends World Championship 2020

Bulan Oktober juga terbilang menjadi hari raya bagi para pecinta esports League of Legends karena gelaran World Championship 2020. Kompetisi tersebut diselenggarakan sejak bulan September 2020 dengan babak final digelar pada tanggal 31 Oktober 2020 kemarin. Sebagai salah satu helatan esports terbesar dunia, tidak heran jika Worlds 2020 berhasil mencatatkan angka viewership yang begitu megah.

Worlds 2020 berhasil mencatatkan 3.882.252 peak viewers dengan 1.113.702 average viewers. Dari 126 jam total durasi tayangan, Worlds 2020 mencatatkan konsumsi konten selama 139.862.355 total watch hours. Pertandingan babak Grand Final antara Damwon Gaming melawan Suning Gaming memang patut menjadi tayangan yang paling banyak ditonton.

Damwon Gaming harus melalui pertarungan yang sulit untuk bisa mendapatkan kemenangan dengan skor 3-1 di babak Grand Final Worlds 2020. Terlebih, Grand Final tahun ini juga dianggap sebagai momen kembalinya keseruan final Worlds, setelah pertandingan final dua tahun sebelumnya yang cenderung dianggap berjalan one-sided.

Microsoft tak Bakal Buat Game Bethesda Eksklusif Xbox, Ajax Rilis Aplikasi Akademi Gaming

Dalam satu minggu terakhir, ada beberapa kejadian menarik dalam industri gaming. Salah satunya, Bos Xbox menjelaskan bahwa Microsoft tak berencana untuk membuat game-game Bethesda menjadi eksklusif Xbox. Selain itu, InnoGames, developer asal Jerman, juga mengumumkan kerja samanya dengan merek kosmetik, MAC.

Ajax Luncurkan Aplikasi Ajax Gaming Academy

Klub sepak bola asal Belanda, Ajax, meluncurkan Ajax Gaming Academy. Aplikasi mobile tersebut dibuat dengan tujuan untuk membantu para pemain FIFA yang ingin berkompetisi dalam turnamen game sepak bola itu. Melalui aplikasi ini, para pemain akan bisa bertanding untuk memenangkan hadiah eksklusif. dari Ajax Tak hanya itu, aplikasi tersebut juga dilengkapi dengan tutorial terkait FIFA 21.

Ajax tidak sendiri dalam meluncurkan aplikasi tersebut. Mereka menggandeng perusahaan TV kabel Belanda, Ziggo, perusahaan sportswear adidas, dan perusahaan teknologi Azerion. Selain itu, Goal juga menjadi rekan media Ajax. Mereka akan membantu Ajax untuk mempromosikan aplikasi ini secara global.

Ajax meluncurkan aplikasi Ajax Gaming Academy di iOS dan Android.
Ajax meluncurkan aplikasi Ajax Gaming Academy di iOS dan Android.

“Bersama dengan Ziggo, kami akan mengadakan Ziggo eBattle untuk para fans kami setiap minggunya. Di sini, para peserta akan bisa memenangkan berbagai hadiah unik,” kata Menno Geelen, Commercial Director, Ajax, menurut laporan Esports Insider. “Kami juga akan menyediakan tutorial FIFA 21 yang bisa digunakan oleh para pengguna aplikasi untuk meningkatkan performa permainan mereka.”

Bos Xbox: Microsoft tak Ingin Buat Game Bethesda Jadi Eksklusif Xbox

Microsoft mengakuisisi ZeniMax, perusahaan induk Bethesda, pada bulan lalu. Hal ini berarti, mereka bisa membuat sejumlah franchise milik Bethesda, seperti The Elder Scrolls, Doom, dan Fallout, menjadi eksklusif untuk Xbox. Namun, tampaknya Microsoft tak berencana untuk melakukan hal itu.

Dalam wawancara dengan Kotaku, Head of Xbox, Phil Spencer mengungkap, tujuan Microsoft mengakuisisi Bethesda bukanlah untuk membuat franchise buatan mereka tidak bisa dimainkan oleh gamer dari platform lain. “Kami tidak pernah menyebutkan bahwa kami ingin membatasi jumlah orang yang bisa memainkan game-game Bethesda. Kami justru ingin agar jumlah orang yang memainkan game-game tersebut bertambah,” ujarnya, lapor GamesIndustry.

Pada saat yang sama, Spencer mengungkap, Microsoft tetap bisa mendapatkan untung dari akuisisi Bethesda meskipun mereka hanya menjual game-game Bethesda di Xbox, PC, dan platform yang mendukung Game Pass.

FaZe Clan Buat Turnamen Among Us dengan Sistem Poin

FaZe Clan mengadakan turnamen Among Us In-Vent-ational pada 15 Oktober 2020. Kompetisi tersebut disiarkan di Twitch. Mengingat gameplay Among Us tidak mendukung permainan kompetitif, maka FaZe Clan menciptakan sistem poin untuk menentukan pemenang dari turnamen ini.

Dalam Among Us, para pemain akan terbagi ke dua kubu: Crewmates dan Impostors. Setiap tim Crewmates menang, maka semua pemain yang menjadi kru akan mendapatkan empat poin. Sementara jika Impostors menang, maka mereka akan mendapatkan lima poin. Poin untuk Impostors lebih besar karena menang sebagai Impostor lebih sulit daripada sebagai kru. Selain itu, setiap seorang Impostor membunuh seorang kru, dia akan mendapatkan satu poin. Sementara setiap tim Crewmates berhasil menemukan seorang Impostors dalam pemungutan suara, maka semua kru akan mendapatkan dua poin.

Semua pemain dalam tim akan mendapatkan poin ketika timnya menang, bahkan jika dia telah mati. Namun, pemain yang terbunuh lebih dulu tetap akan dirugikan. Pasalnya, sebagai kru, mereka tidak bisa mendapatkan poin dari pemungutan suara. Sementara sebagai Impostor, mereka juga tidak bisa membunuh pemain lain untuk mendapatkan ekstra poin.

Menurut PC Gamer, pertandingan Among Us ini terkadang berjalan membosankan karena para kru biasanya berkumpul bersama, sehingga para Impostor akan kesulitan untuk bertindak. Meskipun begitu, sesekali, para pemain profesional menunjukkan keahliannya. Contohnya, ketika menjadi Impostor, Jellypeanut berhasil memisahkan diri untuk membunuh seorang kru dan kembali ke kelompok Crewmates dengan cepat sehingga dia tidak dicurigai.

VENN Dapat Investasi Sebesar US$26 Juta

Dua bulan setelah startup streaming VENN meluncurkan produknya, mereka mengumumkan bahwa mereka mendapatkan pendanaan seri A sebesar US$26 juta. Ronde pendanaan kali ini dipimpin oleh perusahaan media Nexstar Media Group. Berkat investasi ini, Nexstar dapat menunjuk satu anggota dewan direktur dari VENN.

BITKRAFT, yang ikut serta dalam pendanaan tahan awal dari VENN, juga ikut serta dalam ronde pendanaan untuk VENN kali ini. Beberapa investor lain yang ikut serta dalam pendanaan seri A ini antara lain Eldridge Industries, WISE Ventures, Alumni Ventures Group, dan Josh Kroenke, Vice Chairman dari Kroenke Sports and Entertainment.

“Sektor gaming dan esports kini tengah berkembang pesat. Melalui investasi kami ke VENN, kami ingin mendistribuskan konten dari VENN di platform siaran kami dengan tujuan menjangkau para penonton muda,” ujar President, COO, dan CFO dari Nexstar, Tom Carter, seperti dikutip dari Variety.

VENN merupakan singkatan dari Video Game Entertainment & News Network. Perusahaan ini didirikan oleh Ben Kusin dan Ariel Horn. Mereka ingin membuat channel televisi yang khusus menampilkan konten esports dan gaming. Pasalnya, selama ini, kebanyakan konten gaming dan esports hanya disiarkan di platform digital seperti YouTube dan Twitch.

InnoGames Kolaborasi dengan MAC Cosmetics untuk Sambut Halloween

Developer asal Jerman, InnoGames, bekerja sama dengan MAC Cosmetics untuk menampilkan makeup art ke game buatan mereka, Elvenar. Kali ini adalah pertama kalinya InnoGames memasukkan sebuah merek ke dalam game mereka. Melalui kerja sama ini, para pemain Elvenar akan bisa menggunakan makeup virtual pada karakter mereka. Kerja sama antara InnoGames dan MAC akan dimulai pada 22 Oktober sampai 11 November 2020. Selama periode ini, para pemain Elvenar juga akan bisa melihat gaya makeup yang terinspirasi dari game tersebut.

Contoh makeup yang terinspirasi dari Elvenar.
Contoh makeup yang terinspirasi dari Elvenar. | Sumber: GamesBeat

Chief Product Officer InnoGames, Christian Reshöft mengungkap, mereka ingin agar para pemain Elvenar merasa nyaman untuk mengekspresikan dirinya di dunia virtual. Salah satu caranya dengan menggunakan makeup pada karakter merkea. Melalui kerja sama dengan MAC, para pemain Elvenar akan bisa menggunakan makeup pada karakter mereka sesuai dengan keinginan mereka. Baik InnoGames dan MAC mengungkap, kolaborasi mereka ditujukan untuk mendorong inklusivitas di industri game.

“InnoGames dan MAC Cosmetics terus berusaha untuk membuat industri game dan kecantikan menjadi semakin inklusif. Kami juga memiliki prinsip yang sama terkait keberagaman, inklusivitas, dan kreativitas,” ujar Funda Yakin, Director of Media and Market Development, InnoGames pada GamesBeat. “Baik InnoGames maupun MAC tengah menyiapkan kegiatan untuk menyambut Halloween. Jadi, kami memutuskan untuk berkolaborasi.”

Impresi Awal FIFA 21, Fresh Baik di Desain atau di Pengalaman Bermain

Hybrid mendapatkan akses lebih cepat untuk seri game sejuta umat, FIFA dari EA atau Electronic Arts. Sayangnya, meski sudah mendapatkan game ini untuk dicoba sejak Jumat (selesain di unduh), kami baru bisa mempublikasikan impresi awal ini tanggal 6 Oktober, sesuai NDA yang harus kami patuhi. Lalu seperti apa pengalaman bermain awal di FIFA 21? Berikut artikelnya.

Sebagai catatan awal untuk pembuka, saya sendiri cukup lama bermain seri game olahraga baik yang dari EA atau dari Konami sejak awal WE (Winning Eleven). Namun ketika FIFA hadir dengan kerjasama dengan klub bola yang menghadirkan nama tim dan pemain yang lebih real, saya dengan berat hati harus meninggalkan WE dan bermain FIFA.

Sempat beralih ke PES lagi ketika FIFA 19 cukup menyebalkan untuk dimainkan, dan akhirnya di seri FIFA 20 saya kembali bermain FIFA, sampai akhirnya cukup keranjingan FUT dan penasaran untuk bermain FUT lagi di seri FIFA 21.

Dari sisi skill, terus terang saya hanya masuk ke kategori pemain kasual yang bertanding secara kompetitif dengan teman-teman komunitas atau kantor. Sebelumnya tidak pernah mencoba FUT karena takut dompet jebol, meski akhirnya mencobanya di FIFA 20 dan ternyata kantong masih aman karena kalau tekun sebenarnya tidak perlu juga untuk mengeluarkan uang berlebih.

Untuk platform, baik FIFA 20 dan sekarang FIFA 21 saya coba mainkan di PS4.

FIFA 21

 

Kenangan FIFA 20

Satu hal yang saya ingat dari FIFA 20 adalah, ini permainan, sulitnya bukan main. Bayangkan Anda sebagai pemain asli dan pintar menggocek layaknya bermain sepak bola beneran. Hampir semua tombol yang ada di stik PS harus Anda kuasai untuk bisa melakukan gerakan sempurna. Lalu, seperti halnya game Fighting, ada banyak kombo tombol yang harus diingat, dan terakhir, defense di game ini sulitnya sampe bikin monitor pengen dibanting.

Untuk FUT dua hal yang cukup menyebalkan dalam menyiapkan pemain adalah stamina dan fitness cards, karena selain harus memikirkan kontrak selain chemistry dan rating, pemain juga harus memikirkan stamina mereka, dan kadang keluar koin untuk beli jika tidak punya. Untungnya FIFA 21 sudah tidak ada lagi, dan kini kita sebagai player bisa fokus untuk memilih pemain terbaik, dengan chemistry dan rating tertinggi dan fokus berlatih agar bisa menang. Atau Anda juga bisa fokus untuk mendapatkan ‘hadiah’ di SBC (Squad Building Challenge).

Kenangan yang lain adalah lebih ke mekanis atau detail saat bermain game. Salah satunya adalah collision system, yang terasa kurang real, dan akhirnya diperbaiki di seri FIFA selanjutnya.

Yang lebih fresh di FIFA 21

Kalau melihat situs resmi dan juga informasi di artikel Hybrid sebelumnya, beberapa hal yang ditonjolkan EA untuk seri baru ini antara lain adalah kreativitas yang berhubungan dengan dribbling, berbagai fitur baru untuk VOLTA, lalu fitur-fitur tambahan untuk mode karir dan tentu saja peremajaan dari sisi desain dan lagu.

Tentu saja waktu beberapa hari tidak memungkinkan untuk mengeksplor secara detail semua fitur atau elemen gameplay dari FIFA 21, untuk itu artikel ini disematkan judul impresi awal. Sebenarnya mungkin saja bisa run through career mode secara mendalam, tapi saya harus merelakan Squad Building di awal dari mode FUT, dan saya lebih memilih untuk mulai menyusun tim di FUT alih-laih Career Mode. Tetapi sebagai impresi awal, dua mode yang cukup banyak dipromosikan EA, yaitu Career Mode dan Volta juga saya coba cicipi.

Untuk secara general beberapa catatan atas pengalaman penggunaan awal di game ini yang bisa saya catat adalah a very fresh new look dari sisi UI dan UX. Untuk desain, menu dan beberapa hal lain yang masuk dalam tampilan, game ini cukup memberikan penyegaran dari seri sebelumnya.

Awalnya saya agak ragu dengan desain cover yang muncul lebih dulu, karena terasa terlalu edgy, tetapi setelah masuk ke dalam game-nya, EA cukup menarik memberikan sentuhan desain modern pada franchise populer sepakbola ini. Flow akses menu juga beberapa ada yang diubah.

Misalnya saja untuk menu FUT, sekarang Anda bisa akses squad langsung dengan hanya menekan ke bawah stick L. Menu kustomisasi stadium juga dibuat lebih detail seperti mengganti warna, suara ketika menang sampai dengan elemen lain seperti badge atau hiasan stadion lain (tifo) yang memang sudah ada di game seri sebelumnya. Akses stadium juga bisa dilakukan dengan cepat di menu FUT utama dengan menekan stick L ke atas.

 

Secara desain, overall saya merasakan aura yang cukup segar dengan beberapa akses menu yang berbeda. Elemen-elemen desain juga hadir dengan menarik dan cukup pas. Warna dominan biru-ungu agak gelap juga cukup oke, meski ini bisa jadi masalah selera.

Elemen non gameplay lain yang cukup menarik dibahas adalah tentang soundtrack atau lagu. Saya ingat ketika bermain FIFA seri 2013 (iya selama itu), ketika menjelajah menu ada satu lagu yang sangat pas di telinga saya dan membuat saya akhirnya mencoba mencari band yang memainkannya dan akhirnya memasukan di playlist kesukaan.

Soundtrack di game kadang memang tidak terlalu diperhatikan. Apalagi mereka yang mencari tujuan hanya untuk bermain, misalnya setup di kantor atau mungkin di rental. Tetapi jika Anda memainkan game ini secara intens, misalnya menjelajah Career Mode atau mengatur pemain di FUT, maka lagu menjadi bagian penting karena akan menemani Anda selama berjam-jam. FIFA 21 menurut saya memberikan kombinasi yang cukup pas untuk daftar lagunya. Ini memang balik lagi ke masalah selera, tetapi kombinasi antara elemen desain, lagi serta kemudahan interaksi (UX) menjadi penting untuk game yang akan dimainkan selama setahun penuh, untuk genre olahraga, seperti FIFA 21.

Game Physics

Beralih dari sisi estetis, kita masuk ke pengalaman bermain, dribbling, shooting, defense dan crossing – heading. Seperti halnya di sisi desain, saya sendiri mendapatkan pengalaman yang bisa dirangkum dalam satu kata, yaitu fresh. Game physics yang didapatkan terasa ada yang baru, jika digabungkan dengan desain, lagi dan overall game, FIFA 21 bisa dibilang cukup terasa membawa kebaruan dari seri sebelumnya. Setidaknya itu pengalaman yang didapatkan pada impresi awal saya.

FIFA 21

FIFA akan tetap menjadi game sulit, terutama untuk seri 20 ke atas, defense dan dribbling ada dua dari sekian banyak yang harus Anda melatih untuk bisa bermain secara baik, khususnya online, lebih khususnya FUT, bertanding dengan orang lain. Di FIFA 21, dua unsur ini tetap harus dilatih secara serius.

Pengalaman bermain singkat, saya malah merasa defense di FIFA 21 semakin sulit. Gerakan pemain lebih lincah sebenarnya ketika bertahan, misalnya ketika Anda menekan R1 sambil menggerakan pemain belakang. Tetapi hal ini mengakibatkan penyerang laman jadi lebih mudah menipu pemain belakang kita jika kita tidak hati-hati menggerakan pemain belakang. Pelajaran singkat yang saya dapatkan setelah bermain FUT online beberapa jam, Anda harus secara presisi (hati-hati dan pelan-pelan) ketika menggerakan pemain belakang. DI FIFA 20 pun sebenarnya demikian, tetapi gerakan di FIFA 21 terasa lebih fluid, jadi kemungkinan Anda salah langkah ketika menjaga pemain depan lawan akan semakin besar.

Kalau diharuskan untuk merangkum, saya akan menuliskan pengalaman bermain awal ini sebagai berikut: pembaruan engine yang digunakan di FIFA 21 secara overall cukup terasa, setidaknya ada fresh feeling dari seri sebelumnya. Lalu untuk gerakan pemain juga terasa lebih lincah dan ini mendukung Agile Dribbling yang jadi salah satu fitur unggulan. Reflek pemain juga semakin baik, salah satu contoh yang sering saya dapatkan dalam permainan adalah ketika pemain belakang lawan melakukan sliding ke pemain saya, maka reflek meloncat untuk menghindar semakin lincah. Atau pantulan bola ketika pemain belakang memotong arah passing juga terasa lebih real.

FIFA 21

Dari sisi dribbling, sejujurnya yang saya lakukan adalah mengecek satu persatu update yang EA umumkan di situs mereka untuk FIFA 21, dan mencoba membandingkan dengan pengalaman sebelumnya yang saya rasakan di FIFA 20. Cukup banyak update-nya dan sebenarnya tidak semua skill bisa saya coba untuk dibandingkan pengalamannya, tetapi beberapa yang jadi unggulan sempat saya coba. Diantaranya adalah Agile Dribbling, Positioning Personality, Creative Runs, Natural Collision System, dan Fundamentals of Football.

Salah satu yang mungkin jadi perhatian adalah Agile Dribbling. Dribbling di FIFA, setidaknya di seri sebelumnya menjadi salah satu kegiatan yang sering sekali dilakukan pemain, terutama pemain Pro. Jika Anda melihat replay atau siaran pertandingan resmi profesional, maka dribbling menjadi salah satu hal yang akan sering sekali dilakukan oleh player terutama untuk menciptakan peluang ketika berada di kotak penalti. Di FIFA 21, dribbling menjadi lebih lincah dan lebih menyesuaikan versi asli dari pemain sepakbola. Saya menggambarkannya semacam game simulator sepakbola. Dengan Agile Dribbling Anda bisa berkreasi layaknya bermain bola sungguhan, membayangkan Anda yang membawa bola tersebut, disesuaikan dengan pemain yang Anda mainkan, maka skill Anda bisa jadi tak terbatas. Anda bisa dengan mudah memindahkan bola dari kaki kiri ke kanan untuk menipu pemain belakang sebelum melakukan gerakan akselerasi. Kadang-kadang fitur ini di-abuse dengan menggunakan stick L berulang kali, bisa sampai 2 atau 3 kali (meski ini beresiko untuk bola direbut), dan jika pemain dalam game-nya mendukung, Anda bisa menggocek dengan lincah.

Positioning Personality, Natural Collision System, dan Fundamentals of Football berhubungan dengan tambahan teknis dalam game yang dilakukan EA untuk memberikan pengalaman yang lebih real dalam bermain. Beberapa diantaranya akan tergantung dari skill dalam kartu pemain tertentu, semakin tinggi untuk skill tertentu akan semakin baik. Misalnya pengaturan posisi, pemain yang satu tentunya akan berbeda dengan yang skill-nya lebih rendah.

Salah satu yang saya cukup notice ketika bermain adalah Natural Collision System, seperti yang saya singgung di bagian atas artikel. Dalam pengalaman mencoba, saya merasakan bahwa efek yang ditimbulkan saat genting dimana terjadi kemelut di depan gawang, pantulan bola akan lebih real. Memberikan peluang tidak terduga yang menambah seru permainan. Layaknya permainan bola sungguhan, momen keberuntungan pantulan bola dari kaki pemain belakang terkadang menentukan apakah kemelut bisa menjadi gol atau tidak.

FIFA 21

Untuk Fundamentals of Football yang paling saya rasa adalah heading. Satu hal yang paling membuat frustasi di FIFA 20 adalah crossing dan heading. Rasanya fitur ini seperti di-nerf habis-habisan oleh EA sehingga sulit sekali untuk membuat variasi penyerangan dari samping, crossing dan menciptakan gol. Nah, pengalaman yang saya dapatkan saat bermain singkat, baik ketika saya melakukan serangan dari samping lalu crossing, maupun lawan bermain saya. Proses menciptakan gol relatif lebih dimungkinkan di FIFA 21 alih-alih di FIFA 20. Beberapa kali saya dibobol dengan kombinasi serangan sayap, crossing dan sundulan, dan saya pun beberapa kali melakukan hal yang sama ke gawang lawan. Kalau di rilisnya sih EA menyebutkan bahwa memang ada peningkatan yang dilakukan untuk heading, peluang untuk efektivitasnya semakin meningkat. EA juga menambahkan pengaturan manual heading jika Anda tertantang untuk lebih merasakan efek game simulasi sepakbola di FIFA 21.

Saya pribadi, karena memang tidak jago gocek-gocekan, lebih memperhatikan fitur Creative Runs. Cukup menggunakannya dengan sering saat menyerang di FIFA 20 (aktualisasinya mirip fitur one-two kalau dulu di WE), sekarang ada peningkatan yang dilakukan EA. Kita bisa mengatur arah orang kedua sesuai kebutuhan, Anda bisa memilih membiarkan player lari ke arah sesuai AI atau mengaturnya sesuai keinginan. Misalnya setelah passing lari ke arah agak ke kanan, atau lari mendekat teman yang Anda passing. Gunakan stick kanan dengan metode flick untuk mengarahkan arah pemain. Ada beberapa skenario lain yang bisa Anda lakukan dengan fitur ini, pastikan membaca penjelasan EA atau menonton tips FIFA 21 yang sudah mulai ramai di YouTube dan mencobanya sendiri.

Dengan segala keterbatasan waktu untuk mencoba, saya sarankan untuk membaca lebih lengkap penjelasan EA akan fitur-fitur baru di FIFA 21 sebelum Anda mempraktekannya. Link bisa diakses dari sini.

Beberapa notes tambahan tentang gameplay atau pengalaman saat bertanding (saya mencoba secara lebih lama di fitur FUT dengan tim awal saya yg seadanya, rating 79-80 dan chemistry 90-an sampai 100).

Directed Runs bisa digunakan secara detail untuk mengatur posisi pemain atau menipu defense player lawan. Namun tentu saja butuh latihan. Penjelasan EA, Anda bisa melakukan sampai dengan 5 pemain sekaligus. Skill dewa menanti Anda untuk latihan. 😀

Beberapa pengaturan untuk gameplay termasuk Agile Dribbling bisa Anda sesuaikan, jangan lupa untuk mengecek satu persatu sesuai kebutuhan permainan Anda di menu Controller Setting.

Untuk fitur Drag Back, terjadi penyesuaian. Pastikan Anda mencoba-coba dulu untuk membiasakan dengan yang terbaru. Pengalaman saya, cukup kesulitan untuk menciptakan peluang dengan move ini. Sudah terbiasa di FIFA 20, cukup mudah ketika momen pas dan player yang pas untuk menciptakan gol di depan gawang. R1 + left stick untuk mengecoh pemain belakang, tetapi di FIFA 21 agak sulit. Tergantung pemain, ada yang lambat ada yang cepat, sesuai skill move rating-nya.

FIFA 21

VOLTA dan Career Mode

Jujur, seperti halnya beberapa pemain yang fokus di FUT atau permainan friendly match bersama teman kantor, saya jarang sekali menyentuh Career Mode apalagi VOLTA. Namun saya tahu mereka yang menyukai genre simulasi olahraga mungkin akan memilih Career Mode, karena bisa menyusun pemain dari awal. Nah, EA mengakomodir para pengguna FIFA di versi terbaru mereka dengan lebih lagi.

Di Career Mode ada beberapa tambahan cukup signifikan seperti Interactive Match Sim yang memungkinkan Anda menonton pertandingan secara simulasi, tetapi ketika dibutuhkan, Anda bisa jump in untuk melakukan pengaturan. Untuk genre simulasi, peningkatan ini sepertinya akan jadi peningkatan favorit, karena menjadikan hasil akhir lebih seru dan pengalaman simulasi menjadi lebih real.

Pengaturan untuk pengembangan pemain juga diperbaharui untuk menjadikan pemain impian Anda sesuai dengan gaya permainan tim. Peningkatan AI dalam hal defense, ini bisa menjadikan pertandingan lebih seru karena AI-nya semakin pintar membaca data permainan. Dan highlight yang terakhir adalah opsi baru untuk transfer pemain. Meminjam pemain dengan opsi untuk membelinya adalah fitur lain yang bisa jadi favorit penggemar Career Mode. Lebih lengkap bisa Anda baca di sini.

Sedangkan untuk VOLTA, yang berhubungan dengan skill, Anda juga bisa menikmati peningkatan secara keseluruhan yang dilakukan EA, seperti layaknya pada pertandingan biasa. VOLTA, yang lebih ke streetball kalau di basket, maka skill dan style terkadang jadi yang utama bukan hanya kemenangan. Anda bisa berkreasi dengan lebih gila lagi di FIFA 21.

Ada pula VOLTA Squad yang memungkinkan pemain FIFA 21 untuk melihat komunitas atau suad VOLTA di seluruh dunia. Untuk style sendiri, EA menyediakan berbagai kustomisasi termasuk dengan apparel yang bekerja sama resmi seperti Adidas. salah satu fitur lain yang menjadi highlight adalah Featured Battles. Ini mirip Squad Battles di FUT. Anda bisa juga bermain dengan squad pemain terkenal seperti MBappe atau ICONS, dan membuka peluang merekrut pemain yang ada di squad para bintang ini. Lebih lengkap bisa dibaca di sini.

Well, harus dikasih catatan memang ini bukan lah tulisan lengkap untuk membahas semua update yang ada di FIFA 21. Sebagai game tahunan (yang Anda ganti dengan versi baru setiap tahun) ada banyak unsur yang memang harus dibahas dan membutuhkan jam main yang cukup lama juga. Tetapi semoga bisa merangkum beberapa hal penting yang ada di game FIFA 21. Termasuk juta link tambahan untuk info lebih lengkap.

Ulasan Career Mode dan VOLTA juga memang tidak lengkap, jujur, selama sebagai yang sudah terlanjur kecantol dengan FUT, saya lebih memilih mencoba menu-menu yang ada di mode ini, termasuk pengalaman bermain langsung baik di Squad Battle atau online di Division Rivals (sebenarnya berharap dari cards menyelesaikan ‘objective’ atau didapat setelah selesai Squad Battle yang bagus karena main lebih awal, tapi sampai sekarang belum dapet juga. :D). Sebagai penutup saya sematkan beberapa informasi tambahan seperti beberapa soundtrack yang cukup menyenangkan di FIFA 21 dan beberapa channel Youtube yang sering saya tonton untuk bahan belajar meningkatkan skill.

Jangan lupa cek halaman resmi untuk membeli game, atau cek PS dan Steam Anda. Terima kasih EA untuk akses lebih awal atas game. Semoga FUT saya tahun ini lebih bagus dari tahun kemarin. 😀

Informasi tambahan

Beberapa lagu yang cukup menyenangkan untuk menemani bermain:

O70 Shake – Morrow

Celeste – Stop This Flame

La Priest – Beginning

Larry Pink Human – Might Delete Later

Tame Impala – Is It True

Dua Lipa – Love is Religion

Beberapa channel video yang saya ikuti:

Kenny dan Huggins Tinggalkan RAJA Esports Jelang Perilisan FIFA 21

Jelang perilisan FIFA 21 tanggal 9 Oktober 2020 mendatang, berita mengejutkan datang dari RAJA Esports, salah satu organisasi esports yang memang fokus di kancah kompetisi FIFA Ultimate Team. Lewat sebuah video dan postingan di page Facebook resmi RAJA Esports, diumumkan bahwa Kenny Prasetyo dan Huginn tidak lagi bersama RAJA Esports untuk musim kompetisi FIFA 21 mendatang.

“Untuk RAJA Esports, gue mengucapkan terima kasih karena telah memberikan kesempatan, terutama untuk bos-bosnya RAJA Esports yang sudah baik banget di masa-masa gue sulit. Gue appreciate banget karena pihak RAJA Esports telah memberikan gue kesempatan, walaupun ketika itu gue sedang berada di masa sulit.” Ucap Huginn menyampaikan salam perpisahan di video yang diterbitkan oleh RAJA Esports tanggal 30 September 2020 lalu.

“Gue juga terima kasih banget buat RAJA Esports telah percaya sama gue selama satu tahun belakangan. Sorry juga karena belum bisa membawa nama RAJA Esports menjadi juara dunia FIFA. Semoga nantinya, entah Pugu atau pemain lain yang hadir menggantikan kami di RAJA Esports, bisa membawa mimpi tim untuk menjadi juara dunia FIFA.” Kenny Prasetyo turut menambahkan salam perpisahan dari dirinya.

Kenny Prasetyo bisa dibilang sebagai salah satu pemain yang bersinar setelah kepindahannya ke RAJA Esports. Oktober 2019 lalu, Kenny berhasil mendapatkan prestasinya dalam kompetisi FUT Champions Cup Stage 1. Pada pertandingan tingkat Asia, ia bertanding sengit, bahkan gol kemenangan baru dapat dicetak di menit 90. Terlepas dari itu, Kenny berhasil mewakili Indonesia, dan berangkat ke Romania untuk pertandingan FUT Champions Cup 1, walau hasilnya kurang memuaskan di laga puncak pertandingan tersebut..

Sementara itu Huginn terakhir kali bertanding bersama RAJA Esports dalam gelaran Indonesia Gaming League 2020. Pada babak grup Huginn berhasil lolos dari grup B dengan catatan menang-seri-kalah 3-2-1. Masuk ke babak Playoff, sayangnya Huginn terhenti lebih awal, sehingga ia harus puas hanya mendapat peringkat 7 di gelaran Indonesia Gaming League FIFA 20 Kick Off.

Tanpa Kenny dan Huginn, maka Pugu akan sendiri saja membela nama RAJA Esports untuk sementara waktu. Jelang musim kompetitif FIFA 21 yang akan mengalami perombakan sistem kompetisi, kira-kira siapa pemain esports FIFA nasional yang cocok untuk menemani RAJA.Pugu nantinya?

EA Sports Rombak FIFA 21 Global Series, Fokus ke Elemen Hiburan

EA Sports memutuskan untuk merombak struktur dari FIFA 21 Global Series. Di tengah pandemi virus corona, sulit bagi EA Sports untuk menyelenggarakan turnamen offline. Karena itu, mereka akan mengadakan turnamen secara online. Untuk memastikan pertandingan dapat berjalan dengan lancar, EA Sports membagi turnamen FIFA 21 ke dalam 6 sirkuit berdasarkan kawasan.

Enam kawasan itu adalah Amerika Selatan, Amerika Utara, Asia Barat, Asia Timur, Eropa, dan Oceania. Secara total, EA Sports akan mengadakan lebih dari 30 turnamen online. Puluhan kompetisi ini akan mulai diadakan pada November 2020. Dari turnamen-turnamen ini, EA Sports akan memilih pemain-pemain FIFA 21 terbaik untuk maju ke FIFA eWorld Cup.

“Keadaan tengah tidak menentu di dunia. Dan kami mencoba untuk beradaptasi pada situasi yang tidak pasti ini,” kata Brent Koning, Group Director and FIFA Commissioner, EA Sports, menurut laporan Goal. “Prioritas kami adalah untuk mengganti model turnamen berbasis event menjadi model berbasis cloud. Untuk itu, kami harus menggunakan model sirkuit berdasarkan kawasan. Hal ini memungkinkan kami untuk menjamin integritas dari turnamen kami.”

FIFA 21 Global Series
Jadwal FIFA 21 Global Series dan kegiatan sebelum turnamen tersebut. | Sumber: Goal

Sebelum mengadakan jajaran turnamen FIFA 21 profesional pada November 2020, EA Sports juga akan mengadakan berbagai kegiatan pramusim pada Oktober 2020. Acara pramusim ini akan dibuka oleh Twitch Rivals Preseason Invitational, yang diadakan pada 3-5 Oktober 2020. Di sini, para pesepak bola profesional akan bergabung dalam FIFA Ultimate Team. Salah satu atlet sepak bola yang ikut serta dalam kompetisi tersebut adalah penyerang utama Manchester City, Sergio Agüero, lapor Esports Insider.

Setelah itu, EA akan mengadakan eLaLiga All-Star pada 6 Oktober 2020. Kompetisi ini akan mengadu para pemain FIFA profesional di liga Spanyol. Sementara pada 8 Oktober 2020, EA Sports akan mengadakan YouTube Gaming Creators Cup, yang mempertemukan para influencer dengan kreator konten dalam pertandingan FIFA 21. Acara terakhir adalha FIFA 21 Challenge, yang akan diselenggarakan pada 29 Oktober 2020. Dalam turnamen tersebut, para pesepak bola profesional harus melawan pemain FIFA profesional.

“Salah satu perubahan terbesar tahun ini adalah kami memutuskan untuk fokus pada elemen hiburan,” kata Koning. “Stay and Play Cup membuktikan bahwa masyarakat tidak hanya ingin melihat pertandingan antara para pemain FIFA terbaik di dunia, tapi juga laga antara para pesepak bola terbaik dunia, influencer, dan selebritas favorit mereka. Jadi, kami mengadakan 2 acara baru: Twitch Rival Preseason Invitational dan YouTube Gaming Creators Cup. Keduanya akan diadakan sebelum penyelenggaraan FIFA 21 Global Series.”