Aplikasi Pear Sports Maksimalkan Peran Samsung Gear S2 Sebagai Teman Beraktivitas Fisik

Tidak bisa dipungkiri, Samsung Gear S2 merupakan salah satu smartwatch dengan desain dan spesifikasi terbaik saat ini. Namun terlepas dari itu, tidak sedikit konsumen yang meragukan kekayaan ekosistem aplikasinya. Maklum, Gear S2 bukannya menjalankan Android Wear, melainkan Tizen OS yang masih tergolong baru.

Namun kalau melihat keunggulan yang ditawarkan, utamanya adalah pengoperasian menggunakan bezel memutarnya, anggapan tersebut bisa dipastikan akan berubah secara perlahan. Sejumlah pengembang aplikasi ternama sudah menanggapi kehadiran Gear S2 dengan serius, dan yang terbaru adalah Pear Sports.

Pear Sports sudah cukup lama mengembangkan aplikasi fitness dengan fokus pada pengalaman audio interaktif dan panduan berlatih yang bisa dipersonalisasi. Fitur-fitur tersebut kini sudah bisa dinikmati oleh pengguna Gear S2, meski pengguna masih diwajibkan untuk menyambungkan smartwatch ke smartphone-nya masing-masing guna mengaktifkan semua fiturnya.

Aplikasi Pear Sports untuk Gear S2 akan menampilkan berbagai data metrik yang dikumpulkan selama beraktivitas, yang dapat dinavigasikan menggunakan bezel memutar Gear S2. Pengguna juga bisa mengukur intensitas latihannya berkat integrasi aplikasi dengan fungsi heart-rate monitoring milik Gear S2.

Pear Sports turut menyediakan sederet program berlatih yang dirancang dan dikurasi oleh instruktur-instruktur fitness ternama maupun atlet Olimpiade. Fitur ini membutuhkan biaya berlangganan, akan tetapi pengguna Gear S2 bisa mendapatkan bonus akses gratis selama tiga bulan.

Buat pengguna Gear S2 yang ingin berfokus pada kebugaran tubuhnya, Anda bisa mengunduh aplikasi Pear Sports langsung dari Samsung Galaxy Apps store atau Gear Apps store.

Sumber: Wareable.

[Review] Activity Tracker Runtastic Moment Elite

Dibandingkan nama-nama seperti Fitbit dan Jawbone, Runtastic mungkin merupakan brand kesekian yang Anda pertimbangkan saat mencari activity tracker. Tapi sejak diperkenalkan, Runtastic pelan-pelan memupuk reputasi dengan app, hardware, serta layanan analisis data. Setelah merilis Orbit, produsen asal Austria ini mengusung konsep baru dalam produk terbarunya.

Di akhir triwulan ketiga 2015, Runtastic resmi menyingkap Moment, wearable device kedua mereka. Keluarga Moment terdiri atas tiga model, yaitu Basic, Classic serta Elite. Dan saya diberi kesempatan buat menguji model terakhir itu. Berdasarkan deskripsi tim desainernya, Moment Elite diperuntukkan bagi konsumen yang peduli terhadap fashion.

Berwujud arloji analog, Moment menyimpan teknologi Orbit di dalam. Ia dapat memonitor aktivitas kita; menghitung langkah, jarak, jumlah kalori yang terbakar, dan lama waktu tidur. Runtastic turut menjanjikan desain atraktif serta nyaman dikenakan.

Artikel ulasan ini sengaja dibuat untuk mengulik apakah klaim tersebut benar adanya, atau masih banyak hal yang perlu Runtastic perbaiki.

Bundle

Bundel Moment Elite cukup sederhana. Selain unit fitness tracker, terdapat buku petunjuk, obeng, dan empat baut ekstra. Runstastic menyediakan panduan untuk mengganti baterai coin-cell-nya, sanggup bertahan selama enam bulan.

Runtastic Moment Elite 23

Runtastic Moment Elite 22

Runtastic Moment Elite 21

Starting up

Untuk mulai menggunakan Moment Elite, Anda perlu mengunduh aplikasi Runtastic Me di smartphone dan jangan lupa mengaktifkan Bluetooth. Runtastic telah menciptakan banyak app di Android dan iOS, tetapi untuk setup, Moment membutuhkan Runtastic Me. Langkah-langkah di sana cukup jelas, dan saya memutuskan buat log-in via Facebook. Ketika proses sinkronisasi berlangsung, Anda diminta menekan tombol selama tiga detik.

Runtastic Moment Elite 01

Ketika tracker dan smartphone tersambung, jarum jam serta menit secara otomatis segera bergerak menyesuaikan dengan waktu di handset.

Design

Bagi saya, Runtastic Moment Elite adalah fitness tracker untuk konsumen yang belum bisa berpisah dengan jam tangan tradisional. Segala aspek (positif dan negatif) sebuah arloji ada semua di sana. Penampilannya ‘adaptif’, orang lain tak akan mengira Anda sedang menggunakan wearable. Rancangannya tidak terlalu mewah buat dipakai sehari-hari, namun cukup elok saat Anda membawanya ke acara-acara resmi.

Runtastic Moment Elite 07

Runtastic Moment Elite 13

Moment Elite didominasi warna hitam, pada tubuh maupun strap. Saya menyukai perpaduan kesan simpel dan sporty-nya. Produsen mengombinasikan case stainless steel, kaca mineral anti-baret dan strap kain berlapis kulit di sisi dalam. Bagian free loop/ring mengsung material kain serupa, sayangnya serat-serta di sana terlihat berbulu dan terurai. Akan lebih rapi (dan lebih kuat) seandainya ia diganti kulit.

Runtastic Moment Elite 15

Runtastic Moment Elite 10

Runtastic Moment Elite 09

Tak seperti smartband/activity tracker bertubuh karet, Moment Elite terasa berat dan besar. Case baja anti-karatnya mempunyai diameter 46mm dan berketebalan hampir 15mm di area tertinggi. Dengan memanfaatkan timbangan saku, bobot Moment Elite mendekati 80-gram (79,6g). Jangan khawatir buat memakainya saat mandi atau berenang di kolam, Moment tahan air hingga kedalaman 100-meter.

Runtastic Moment Elite 17

Runtastic Moment Elite 11

Runtastic Moment Elite 16

Terdapat angka-angka dan lingkaran petunjuk di dial utama. Di sisi teratas, ada tulisan MI dan KM berwarna merah. Saat Anda memulai aktivitas di app (Runstastic Pro, dibahas lebih rinci di segmen aplikasi) jarum akan berputar untuk menunjukkan jarak. Dial lebih kecil dengan sebuah jarum berada di bawah, menunjukkan angka 0 sampai 100. Ia adalah indikator target harian Anda. Agar memudahkan kita melihatnya, semua jarum dibekali lapisan glow in the dark.

Runtastic Moment Elite 06

Runtastic Moment Elite 25

Comfortable?

Sayang sekali, penampilan menyerupai penunjuk waktu timeless berdampak pada faktor kenyamanan fitness tracker. Anda mungkin bisa mentolerir berat dan ukuran Moment Elite, namun saya melihat masalah pada strap. Bagian terdekat dari engsel sangat tebal, dan sangat sulit tertekuk secara alami. Asumsi saya, ia lebih pas dikenakan oleh orang-orang berpergelangan tangan besar. Di tangan kecil saya, Moment Elite selalu timpang ke satu sisi.

Runtastic Moment Elite 19

Awalnya saya kira strap akan melemas jika Moment Elite dipakai terus-menerus, tapi hingga sekarang ia masih saja kaku.

Runtastic Moment Elite 12

Faktor ini perlu diperhatikan jika Runtastic ingin pengguna memakai Moment tiap saat. Dan bukan cuma tak nyaman dan keras sewaktu dikenakan tidur (opini diperkuat keluhan istri), device seringkali mengganggu aktivitas kerja, apalagi saya harus mengetik seharian. Akhirnya, saya terpaksa menggeletakkannya di atas meja.

Functionality

Walaupun mempunyai fitur-fitur yang telah disebutkan sebelumnya, Moment Elite masih beberapa level di bawah smartwatch. Ia hanya berperan sebagai activity tracker, tidak menyalurkan notifikasi dari smartphone. Jantung dari kapabilitas Moment terletak pada accelerometer build-in. Ia melacak gerakan berdasarkan gerakan tangan, namun tanpa GPS, Moment lebih mengandalkan perhitungan matematis.

(EDIT: Setelah dicek lebih jauh, fitur notifikasi tersembunyi di menu Wearable dan harus mendapatkan persetujuan akses dari pemilik handset. Missed call, WhatsApp dan Line bisa bekerja; namun beberapa notifikasi memang tidak muncul, contohnya Facebook Messenger dan SMS.)

Runtastic Moment Elite 02

Cuma ada satu tombol fisik pada tracker, umumnya Anda gunakan saat ingin tidur serta bangun. Metodenya manual, sekedar berbaring tetap terhitung tidur; padahal Fitbit, Jawbone dan Misfit sudah beralih ke sistem deteksi otomatis. Hampir seluruh fungsinya diakses dengan menggunakan app Runtastic Me: dari mulai setting berat dan tinggi badan, sampai menyetel silent alarm buat membangunkan atau mengingatkan Anda untuk bergerak (disertai LED merah di area angka 9).

Runtastic Moment Elite 14

Proses sinkronisasi data (download serta kalkulasi) dari Moment Elite ke handset berjalan sedikit lambat. Kadang kala, saya harus menutup app dan mematikan Bluetooth agar aplikasi segera me-refresh info.

Application

Runtastic Me adalah basis dari Moment Elite. Interface-nya sederhana dan mudah dimengerti oleh mereka yang belum pernah sekalipun mengoperasikannya. Di sana Anda dapat langsung melihat jumlah langkah, durasi aktivitas, total pembakaran kalori, jarak tempuh dan lama waktu tidur. Aplikasi juga bisa tersambung ke Apple Health dan Google Fit, jadi data tetap tercatat seandainya Anda lupa membawa Moment.

Runtastic Moment Elite 24

Di sisi aplikasi, keluhan terbesar saya tujukan pada Premium Membership. Di versi gratisnya, fitur-fitur terbaik app Runtastic terkunci; misalnya advanced goals, analisis, dan penyimpanan data tak terbatas. Untuk membukanya, Anda harus mengeluarkan uang sebesar Rp 120 ribu per bulan atau paket Rp 600 ribu selama setahun. Padahal activity tracker lain menyuguhkan fungsi serupa tanpa menuntut biaya tambahan.

Ingat fitur ‘memulai aktivitas’ yang saya sampaikan sebelumnya? Ia cuma bisa diakses dengan memanfaatkan app Runtastic Pro (dijual Rp 50 ribu). Penyajian ini, ditambah lagi Premium Membership Runtastic Me memang membingungkan.

Verdict

Agar bisa unggul di ranah kompetisi activity tracker, Runtastic perlu menyempurnakan banyak hal dalam Moment Elite. Idealnya, produk seelok ini harus didukung teknologi baru tanpa mengorbankan faktor kenyamanan. Meskipun kita boleh bilang penampilan dan desain merupakan masalah selera, namun kendala utamanya ialah app serta fungsi yang terasa tersegmentasi.

Terlepas dari itu saya melihat bahwa Moment ditargetkan pada jenis konsumen baru; bukan para pelari atau atlet kawakan, melainkan mereka yang ingin lebih aktif dan hidup sehat, tapi tetap tampil gaya ketika berolahraga. Singkat kata, Moment Elite ialah arloji berfitur activity tracker, bukan kombinasi seimbang antara keduanya.

Tentu saja, tak seperti fitness tracker ‘standar’, Runtastic Moment Elite bukanlah device yang murah. Sudah tersedia di Indonesia, Moment Elite dijajakan di kisaran harga Rp 2,9 juta.

Runtastic Moment Elite 05

Garmin Rilis Dua Perangkat Wearable Anyar, Vivofit 3 dan Vivoactive HR

Kemeriahan event Mobile World Congress 2016 di Barcelona dimanfaatkan Garmin untuk memperkenalkan dua perangkat wearable terbarunya: Garmin Vivofit 3 dan Garmin Vivoactive HR. Keduanya merupakan suksesor yang membawa sejumlah peningkatan, baik dari segi fitur maupun estetika.

Garmin Vivofit 3

Garmin Vivofit 3

Sejak generasi pertamanya, Vivofit secara spesifik ditujukan buat konsumen yang sekadar memerlukan fitness tracker sederhana yang bisa diandalkan setiap harinya. Vivofit 3 masih mempertahankan esensi tersebut, namun desainnya kini telah diperbarui sehingga tampak lebih fashionable.

Layarnya kini mengecil, tapi tidak masalah karena pengguna sekarang bisa mengganti strap-nya dengan gaya yang bermacam-macam. Semua fitur tracking-nya masih tersedia, mulai dari memonitor jumlah langkah kaki, kalori yang terbakar dan fitur sleep tracking secara otomatis.

Namun perubahan yang paling menonjol adalah kehadiran fitur bernama Move IQ. Fitur ini pada dasarnya memungkinkan Vivofit 3 untuk mengenali berbagai macam aktivitas fisik, termasuk berlari, bersepeda atau berenang, lalu memulai proses tracking dengan sendirinya. Kedengarannya tidak asing? Ya, cara kerjanya memang mirip seperti fitur SmartTrack milik Fitbit.

Atribut penting pendahulunya turut dipertahankan oleh Vivofit 3, yakni daya tahan baterai selama satu tahun penuh. Ia mengemas baterai kancing standar seperti yang biasa dipakai oleh jam tangan, jadi Anda tak perlu dipusingkan dengan charging sama sekali.

Vivofit 3 akan dipasarkan mulai kuartal kedua tahun ini seharga $100. Garmin juga akan menawarkan bundle berisi dua strap ekstra karya desainer ternama seharga $40. Contohnya bisa Anda lihat sendiri pada gambar di atas.

Garmin Vivoactive HR

Garmin Vivoactive HR

Selain Vivofit 3, Garmin turut memperkenalkan suksesor dari smartwatch Vivoactive. Didapuk Vivoactive HR, desainnya kini jauh lebih modis daripada pendahulunya. Layarnya masih menggunakan panel sentuh berwarna yang selalu menyala, serta dapat dibaca dengan mudah meski berada di bawah terik matahari.

Penambahan label “HR” menandakan bahwa smartwatch ini sekarang punya kemampuan memonitor laju jantung pengguna secara konstan. Garmin memakai teknologi rancangannya sendiri, sama seperti yang tersematkan dalam Garmin Forerunner 235. Tidak ketinggalan pula kehadiran barometric altimeter yang memungkinkannya untuk memonitor tingkat elevasi.

Smartwatch ini masih ditenagai oleh software Garmin Connect IQ yang memberikan kebebasan bagi pengguna untuk mengunduh aplikasi maupun watch face ekstra dengan mudah. Bersamaan dengan itu, hadir pula fitur Move IQ seperti yang dimiliki Vivofit 3 tadi.

Soal daya tahan baterai, Garmin mengklaim Vivoactive HR bisa bertahan selama 8 hari meski digunakan untuk memonitor aktivitas maupun laju jantung secara terus-menerus. Hanya saja kalau pengguna turut mengaktifkan fungsi GPS, daya tahan baterainnya akan menurun drastis menjadi 13 jam saja.

Sama seperti Vivofit 3, Vivoactive HR bakal meluncur ke pasaran mulai kuartal kedua tahun ini seharga $250. Konsumen juga bisa membeli strap ekstra dalam berbagai pilihan warna, masing-masing dihargai $30.

Sumber: Garmin 1, 2 via Wareable 1, 2.

Fitbit Lebur Fungsi dan Estetika Lewat Tracker Baru, Fitbit Alta

Selama berkiprah, Fitbit bisa dikatakan lebih mementingkan fungsi ketimbang estetika. Lini activity tracker-nya ditujukan buat konsumen dengan kebutuhan yang berbeda-beda. Ada Flex yang merupakan tracker standar untuk keperluan sehari-hari, ada Charge HR yang mengemas sensor laju jantung untuk pengguna yang lebih aktif, dan ada pula Surge yang dilengkapi fitur tracking paling komplet.

Namun dari semua itu belum ada yang punya desain begitu wah, termasuk halnya smartwatch perdana Fitbit, yaitu Blaze. Kalau selama ini estetika merupakan faktor yang menghalangi Anda membeli salah satu produk Fitbit, masalah itu akan segera diatasi oleh tracker paling gres bernama Fitbit Alta.

Fitbit dengan tegas menjelaskan bahwa Alta dirancang dengan titik berat pada aspek fashion. Ia secara khusus diciptakan untuk menjadi pelengkap busana Anda, sekaligus di saat yang sama memonitor kebugaran tubuh Anda setiap harinya.

Melihat fisiknya, kita tidak perlu terkejut. Bagian inti tracker dikemas dalam case stainless steel – Fitbit bahkan juga bakal menawarkannya dalam warna emas. Case bermaterial premium ini turut didampingi oleh deretan strap yang terbuat dari bahan premium pula, mencakup kulit asli dan stainless steel yang dipoles.

Fitbit Alta

Dari segi fitur, Alta pada dasarnya sangat mirip dengan Fitbit Charge (non-HR). Ia dapat memonitor aktivitas maupun pola tidur secara otomatis. Ia bahkan juga dilengkapi fitur SmartTrack, dimana tracker dapat mengenali jenis olahraga tertentu yang tengah dijalani penggunanya secara otomatis.

Sama seperti activity tracker pada umumnya, Alta juga akan mengingatkan pengguna agar tidak terlalu lama bermalas-malasan di atas kursi. Karena ditujukan buat konsumen secara luas, Alta tak dibekali sensor laju jantung maupun GPS. Hal ini pun membawa dampak positif pada daya tahan baterainya, dimana ia bisa beroperasi hingga lima hari dalam satu kali charge.

Alta hadir bersama sebuah layar sentuh OLED monokrom. Pengguna bisa memanfaatkannya untuk menjadi penunjuk waktu, dimana tampilannya bisa diatur dalam mode portrait ataupun landscape. Layar ini juga berfungsi untuk menampilkan notifikasi yang masuk ke smartphone pengguna.

Soal harga, Fitbit Alta dibanderol $130, sudah termasuk satu strap standar yang terbuat dari karet. Konsumen bisa membeli strap lain secara terpisah: yang berbahan kulit dihargai $60, sedangkan yang terbuat dari stainless steel dipatok $100. Jadwal rilis internasionalnya akan dimulai pada bulan April mendatang. Nantinya, Fitbit juga berencana menghadirkan aksesori garapan brand fashion ternama Tory Burch untuk Alta.

Sumber: Fitbit.

ReimaGO Adalah Pakaian Berkemampuan Activity Tracking untuk Anak-Anak

Di saat kita sedang rajin-rajinnya berolahraga karena baru saja membeli fitness tracker, anak-anak malah terkesan kecanduan game yang terdapat pada smartphone baru hasil kado ulang tahunnya. Tentunya tidak ada orang tua yang sengaja menginginkan skenario macam ini terus berlangsung, dan kini brand fashion anak-anak asal Finlandia, Reima, punya solusinya.

Didapuk ReimaGO, ini merupakan perpaduan tiga produk sekaligus: pakaian, tracker dan aplikasi mobile. Ketika dikombinasikan menjadi satu, Reima yakin bahwa anak-anak yang menggunakannya bakal mendapati win-win situation, dimana mereka dapat terus aktif secara fisik selagi mendapatkan kesenangan bermain game di perangkat mobile.

Tracker yang dipakai ReimaGO bukan sembarang tracker. Sensor ini memanfaatkan teknologi Movesense rancangan Suunto, yang sudah sangat berpengalaman dalam memonitor aktivitas outdoor semacam ini. Tidak seperti fitness tracker buat orang dewasa, ReimaGO bukannya memonitor laju jantung atau pembakaran kalori, melainkan durasi sekaligus intensitas dari aktivitas fisik sang anak sepanjang hari.

Cara kerja tracker ini amatlah sederhana. Ia tinggal diselipkan ke dalam kantung pakaian. Sebenarnya bisa pakaian apa saja, tapi Reima telah mendesain pakaian khusus dimana kantungnya telah dijejali konektor dan diposisikan di dekat dada sehingga tracker bisa bekerja secara optimal dan akurat, memonitor pergerakan sang anak di manapun dan kapan saja ia berada.

ReimaGO

Selanjutnya data yang dikumpulkan akan diteruskan menuju aplikasi pendamping ReimaGO di perangkat iOS. Lewat aplikasi ini, anak-anak bisa memonitor progress-nya dalam beraktivitas hingga akhirnya mencapai target yang dituju dan memenangkan hadiah.

Sebagai orang tua, tentunya Anda yang bertanggung jawab atas hadiah tersebut, dan Anda juga punya aplikasi tersendiri untuk memonitor dan menentukan gol maupun hadiah yang bakal diterima sang anak.

ReimaGO rencananya akan mulai dipasarkan pada musim gugur tahun ini. Belum ada informasi soal harga maupun varian produk yang hendak ditawarkan. Kemungkinan besar Reima akan menjualnya dalam bentuk bundle bersama pakaian tertentu seperti jaket atau tracker-nya saja secara terpisah.

Sumber: Wareable dan Reima.

Withings Luncurkan Fitness Tracker Baru dan Termometer Pintar

Perusahaan asal Perancis, Withings, tak mau ketinggalan dari para pesaingnya dalam meramaikan panggung CES 2016 dengan sederet fitness tracker baru. Di sana, mereka langsung memperkenalkan dua produk baru sekaligus; satu merupakan fitness tracker berharga terjangkau, sedangkan satunya adalah sebuah termometer pintar.

Fitness tracker anyar itu mereka beri nama Withings Go. Wujudnya begitu minimalis. Ia tak memiliki tombol sama sekali, sedangkan layarnya sendiri memanfaatkan teknologi e-ink yang amat irit daya. Pada layar ini, progress pengguna akan ditampilkan berupa garis-garis yang akan memenuhi layar ketika target harian telah tercapai.

Go dapat dipakai untuk memonitor berbagai aktivitas: jalan kaki, berlari, berenang sampai mendengkur di atas kasur. Karena tak ada tombol apa-apa untuk ditekan, yang perlu pengguna lakukan hanyalah memakainya, dan Go akan mulai memonitor secara otomatis saat aktivitas dimulai. Data-datanya kemudian akan diteruskan menuju aplikasi Withings Health Mate di smartphone.

Withings Go

Cara memakai Go pun bervariasi. Pengguna bisa menjepitkannya ke saku celana atau ikat pinggang. Go juga bisa dikenakan seperti sebuah jam tangan dengan memanfaatkan casing pelindung yang berbeda. Konsep ini sangat mirip seperti yang ditawarkan perangkat sekelas dari brand lain, yakni Jawbone UP Move dan Misfit Flash.

Secara keseluruhan, Withings Go terdengar amat menarik buat yang tengah mengincar sebuah fitness tracker serba bisa tapi berharga terjangkau. Go dihargai $70 saja, dan akan dipasarkan mulai kuartal pertama tahun ini juga. Oh ya, ia juga tahan air hingga kedalaman 50 meter, dan baterai kancingnya bisa bertahan sampai 8 bulan sebelum perlu diganti baru.

Withings Thermo

Withings Thermo

Saya yakin Anda sudah penasaran dengan yang dimaksud termometer pintar. Namanya Withings Thermo, dan sepertinya ia merupakan termometer paling canggih yang tersedia untuk umum saat ini. Cara menggunakannya pun jauh lebih mudah daripada termometer tradisional.

Untuk memakainya, pengguna hanya perlu menempelkan Thermo ke pelipis, tekan tombolnya, lalu tunggu selama dua detik. Thermo dibekali 16 sensor inframerah yang akan melakukan sebanyak 4.000 pengukuran pada pembuluh arteri, mencari titik terpanas, lalu menampilkan berapa suhunya secara akurat. Sekali lagi, semuanya berlangsung dalam waktu dua detik saja.

Keunikan Thermo tak berhenti sampai di situ saja. Ia juga mengemas koneksi Wi-Fi dan Bluetooth, memungkinkannya untuk meneruskan data menuju aplikasi di smartphone. Di situ Anda dapat memantau analisis sederhana terkait fluktuasi suhu tubuh setiap harinya, yang bisa saja dikaitkan dengan gejala penyakit tertentu yang tiba-tiba muncul.

Lebih lanjut, data ini juga bisa dikombinasikan dengan data yang dikumpulkan perangkat kesehatan lain besutan Withings, yang pada akhirnya dapat memberikan gambaran secara menyeluruh tentang kesehatan penggunanya.

Withings Thermo dibanderol seharga $100, dan juga akan dipasarkan mulai kuartal pertama tahun 2016. Ia ditenagai oleh sepasang baterai AAA sehingga Anda tak perlu repot-repot mengisi ulang baterainya setiap malam.

Sumber: Wareable dan TechCrunch.

Fitbit Perkenalkan Smartwatch Perdananya, Fitbit Blaze

Sebagai salah satu brand yang amat dominan di dunia wearable, Fitbit sejauh ini punya lini produk yang cukup bervariasi. Produk-produknya yang populer mencakup Fitbit Flex, Charge, Charge HR maupun Surge. Tapi keempat perangkat itu hanyalah sebuah gelang, sehingga otomatis konsumen yang menginginkan smartwatch kemungkinan tak akan melirik Fitbit sama sekali.

Untuk itulah Fitbit datang meramaikan event CES 2016 di kota Las Vegas. Di situ mereka memperkenalkan smartwatch perdananya, Fitbit Blaze. Dilihat dari sudut manapun, Blaze memang tampak seperti jam tangan, tapi tentu saja dengan sejumlah fitur pintar ala smartwatch sekaligus fungsi fitness tracking yang lengkap yang membuat nama Fitbit melambung hingga seperti sekarang.

Desain Blaze agak sedikit kaku kalau dibandingkan smartwatch lain. Rangka stainless steel membungkus layar sentuhnya, dan ia secara total memiliki tiga tombol di bagian sisinya. Blaze tahan air, tapi sekedar cipratan air hujan saja, bukan untuk dipakai selagi mandi atau malah saat berenang.

Fitbit Blaze

Sebagai sebuah smartwatch, fiturnya masih kalah lengkap jika dibandingkan dengan smartwatch Android Wear. Utamanya adalah tidak adanya app store untuk mengunduh aplikasi pihak ketiga, serta absennya dukungan perintah suara. Kendati demikian, Blaze masih bisa meneruskan notifikasi panggilan telepon, pesan teks maupun entry kalender, dan ia juga bisa dipakai untuk mengontrol musik pada smartphone.

Tidak mengejutkan dari Fitbit, yang membuat Blaze istimewa justru adalah fungsi fitness tracking-nya. Mulai dari yang super simpel seperti memonitor jumlah langkah kaki atau pola tidur, sampai yang lebih kompleks seperti aktivitas berlari dan bersepeda. Blaze juga punya sensor laju jantung dan GPS, memungkinkan pengguna untuk memantau rute, kecepatan maupun durasi selagi beraktivitas.

Terlepas dari itu, cukup menarik untuk melihat Fitbit yang akhirnya ikut menembus pasar smartwatch. Blaze dijajakan seharga $200 saja, menjadikannya alternatif yang lebih terjangkau dari smartwatch Android Wear atau malah Apple Watch.

Sumber: Gizmag.

UA Healthbox Ialah Bundle Perangkat Fitness Garapan HTC dan Under Armour

Sekitar dua bulan yang lalu, beredar kabar bahwa jadwal rilis HTC Grip harus ditunda sampai awal tahun ini. Alasannya pada saat itu adalah, HTC bakal menempatkan Grip sebagai bagian dari “ekosistem digital terintegrasi” yang dikembangkan bersama brand produk fitness Under Armour.

Semuanya terjawab sekarang. Bertempat di ajang CES 2016, keduanya dengan semangat mengungkap UA Healthbox. UA Healthbox pada dasarnya merupakan sistem perangkat fitness terkoneksi yang terdiri dari tiga perangkat terpisah: UA Band, UA Heart Rate dan UA Scale. Yup, inilah “ekosistem digital terintegrasi” yang dimaksud tadi.

Maksud kata integrasi di sini adalah ketiga perangkat dapat berkomunikasi satu sama lain guna memberikan wawasan lengkap terkait kesehatan penggunanya. Semua itu dimungkinkan berkat aplikasi UA Record (Android dan iOS) yang mengemban tugas sinkronisasi sekaligus evaluasi data yang dikumpulkan oleh masing-masing perangkat.

UA Band

Lalu di manakah HTC Grip? Mengapa perangkat tersebut tak jadi nongol di sini? Well, sepertinya kedua pihak telah melakukan rebranding perangkat tersebut menjadi UA Band. Meski sedikit berbeda, kalau Anda perhatikan wujud UA Band ini banyak mengambil inspirasi dari HTC Grip, yang tentunya telah disempurnakan untuk memberikan tingkat kenyamanan yang lebih baik.

UA Band mengemas layar PMOLED 1,36 inci, layar ini dapat terus menyala sehingga pengguna dapat terus memonitor progress-nya saat tengah berlatih tanpa harus menekan tombol apa-apa. UA Band juga tangguh, ia siap Anda ajak mencebur ke air hingga kedalaman 20 meter.

UA Heart Rate

Selain memonitor aktivitas fisik dan pola tidur, UA Band sebenarnya juga sanggup membaca laju jantung pengguna. Namun kalau mencari data yang lebih akurat, di sinilah UA Heart Rate memegang peran. Perangkat ini pada dasarnya merupakan sebuah strap yang Anda lingkarkan di dada. UA Heart Rate juga tahan air, tapi cuma sekedar cipratan saja dan tidak disarankan digunakan saat berenang.

Tak cuma menghitung berapa denyut per menit, UA Heart Rate juga bisa mengalkulasikan seberapa intensif penggunanya berlatih. Data jumlah kalori yang terbakar yang dikumpulkan juga lebih akurat ketimbang hanya menggunakan UA Band saja.

UA Scale

Perangkat yang terakhir adalah UA Scale. Scale sejatinya tidak jauh berbeda dari timbangan pintar berbasis Wi-Fi pada umumnya. Ia tak cuma bisa menghitung bobot, tapi juga persentase lemak tubuh. Timbangan ini bisa menyimpan data milik delapan pengguna yang berbeda sekaligus, lalu meneruskannya ke aplikasi UA Record sehingga pengguna bisa mendapat gambaran yang lebih luas terkait kebugaran tubuhnya secara menyeluruh.

Terkait ketersediaannya, baik HTC maupun Under Armour awalnya akan memasarkan UA Healthbox ke pasar Amerika Serikat terlebih dahulu, barulah negara-negara lain akan menyusul ke depannya. Banderol harga yang ditetapkan adalah $400, sekali lagi mencakup tiga perangkat yang sudah disebutkan di atas.

Sumber: HTC via Popular Science.

Fitbit Rilis Fitur Baru, Bisa Memulai Tracking Secara Otomatis

Di kancah wearable, nama Fitbit populer bukan cuma karena hardware yang mereka ciptakan berkualitas, tetapi juga karena mereka kerap menghadirkan fitur-fitur baru yang pengaruhnya sangat signifikan via software, membuat pengguna merasa seakan-akan mempunyai fitness tracker anyar.

Hal tersebut bakal segera dirasakan oleh pengguna Fitbit Charge HR dan Fitbit Surge. Pasalnya, kedua perangkat tersebut baru saja kedatangan fitur SmartTrack. Apa fungsinya? Memulai tracking dan merekam semua data secara otomatis.

Yup, kedua fitness tracker ini sekarang bisa tahu dengan sendirinya ketika Anda selesai beraktivitas, lalu mengidentifikasi jenis aktivitasnya dan meneruskan data-data yang dikumpulkan ke aplikasi pendampingnya. Semuanya berjalan secara otomatis tanpa campur tangan dari Anda.

Fitur SmartTrack ini hanya bisa mengenali aktivitas yang melibatkan pergerakan secara terus-menerus, seperti misalnya berjalan, berlari, bersepeda maupun olahraga macam basket, sepak bola, tenis sampai dengan senam Zumba. Pengguna bisa mengatur durasi tracking yang ingin dilakukan. Jadi kalau lebih dari itu, perangkat tak akan merekam data.

Fitbit SmartTrack

Di saat yang sama, Fitbit turut mengirimkan update untuk teknologi PurePulse milik Charge HR dan Surge. Berkat update ini, kinerja tracking laju jantung kedua perangkat saat berada dalam Exercise Mode diklaim semakin sempurna ketimbang sebelumnya.

Lalu bagaimana dengan pengguna perangkat Fitbit lainnya? Tenang, Anda juga kebagian jatah fitur baru kok. Pengguna kini dapat menetapkan target mingguan dengan jumlah hari yang spesifik. Jadi semisal dalam seminggu Anda mau bermalas-masalan selama 2 hari di akhir pekan, tetapkan target untuk 5 hari saja.

Sumber: Fitbit Blog.

Withings Activite Steel Adalah Activity Tracker dalam Wujud Arloji Analog yang Menawan

Sebagus apapun desain sebuah smartwatch, semua orang pasti membandingkannya dengan jam tangan tradisional. Maka dari itu, sejumlah pabrikan pun mengambil pendekatan yang berbeda. Mereka memilih untuk merancang sebuah arloji yang dilengkapi sejumlah fitur pintar, bukan sebuah perangkat pintar yang punya wujud menyerupai arloji.

Salah satu perusahaan yang mengamini pendekatan tersebut adalah Withings. Pabrikan asal Perancis ini sempat memukau publik tahun lalu dengan Activité, sebuah arloji mewah buatan Swiss yang dibekali kemampuan activity tracking dan sleep tracking, yang dibanderol seharga $450. Kemudian di awal tahun ini, Withings kembali dengan Activité Pop yang berfungsi sama persis, tapi materialnya tidak begitu mewah dan dipatok seharga $150.

Kini, mereka kembali menawarkan alternatif lain dengan Withings Activité Steel. Perangkat ini duduk tepat di tengah-tengah Activité dan Activité Pop. Meski tidak dibuat di Swiss seperti kakak sulungnya, Activité Steel masih menawarkan aura mewah berkat penggunaan material stainless steel pada case-nya. Namun untuk memangkas harga, strap-nya terbuat dari silikon ketimbang kulit asli.

Withings Activité Steel

Fitur yang ditawarkan tidak berubah sedikit pun. Anda tetap mendapat sebuah arloji analog dengan fitur activity tracking dan sleep tracking otomatis. Otomatis maksudnya Anda tak perlu menekan tombol apa-apa untuk memulai fungsi tracking-nya. Dan di pagi hari, Activité Steel akan merangkap peran sebagai sebuah alarm pintar, menyesuaikan pola dan tingkat getaran dengan fase tidur Anda.

Selain menghitung jumlah langkah kaki dan kalori yang terbakar, Activité Steel juga akan memonitor kegiatan berenang Anda – juga akan aktif secara otomatis ketika Anda mencebur ke air. Anda pun tak perlu khawatir dengan keadaannya, karena Activité Steel dirancang supaya tahan air hingga kedalaman 50 meter.

Withings Activité Steel

Selesai memonitor, Anda bisa meneruskan seluruh data yang dikumpulkannya ke perangkat Android atau iOS via Bluetooth 4.0. Pada bagian wajahnya, terdapat sebuah dial kecil yang menunjuk angka mulai dari 0 – 100. Dial ini berfungsi untuk menunjukkan sudah berapa persen target Anda tercapai pada hari itu.

Hal lain yang tak kalah menarik untuk diperhatikan adalah, Anda tak perlu mengisi ulang baterai Activité Steel setiap malam; ia ditenagai oleh baterai kancing standar, yang diklaim bisa bertahan selama 8 bulan sebelum akhirnya perlu diganti baru.

Activité Steel saat ini sudah tersedia secara eksklusif melalui situs resmi Withings. Harga yang ditetapkan adalah $170, dan cuma ada satu varian warna saja yang ditawarkan, yaitu hitam.

Sumber: SlashGear.