Final Fantasy XIV Pecahkan Rekor Jumlah Peak Gamers, Farming Simulator 22 Ciptakan Rekor Penjualan Baru

Minggu lalu, Final Fantasy XIV berhasil memecahkan rekor jumlah peak gamers. Sementara itu, Farming Simulator 22 juga berhasil mencetak rekor baru, yaitu dalam hal penjualan. Niantic baru saja mengakuisisi platform social gaming Lowkey dan Sony dikabarkan akan mengubah layanan yang ditawarkan pada PlayStation Plus di tahun depan.

Final Fantasy XIV Pecahkan Rekor Jumlah Peak Gamers

Walau telah berumur hampir 10 tahun, Final Fantasy XIV tetap populer. Faktanya, game itu baru saja memecahkan rekor baru untuk jumlah pemain aktif di Steam. Setelah expansion Endwalker diluncurkan, jumlah pemain aktif FFXIV mencapai lebih dari 95 ribu orang. Menurut laporan Kotaku, sebelum ini, rekor jumlah pemain terbanyak FFXIV adalah 67 ribu orang. Angka itu dicapai pada Juli 2021. Selain memecahkan rekor jumlah pemain, FFXIV juga berhasil menggandakan jumlah pemain aktif mereka di Steam, seperti yang disebutkan oleh PCGamesN. Pada Juni 2021, jumlah pemain aktif dari game MMO itu hanyalah sekitar 41 ribu orang.

Grafik pemain Final Fantasy XIV. | SteamDB

Peluncuran expansion baru memang jadi salah satu alasan mengapa FFXIV menjadi semakin populer. Namun, beberapa tahun belakangan, jumlah pemain game MMO itu memang terus bertambah. Faktor lain yang membuat jumlah pemain game tersebut meningkat adalah kasus yang menimpa Activision Blizzard. Karena skandal budaya pelecehan seksual di perusahaan itu, banyak gamers dan streamers yang memutuskan untuk berhenti memainkan World of Warcraft dalam beberapa bulan belakangan.

Niantic Akuisisi Lowkey, Platform Social Gaming

Niantic telah mengakuisisi Lowkey, platform social gaming. Dengan akuisisi ini, sebagian besar tim Lowkey akan menjadi bagian dari Niantic. Sementara Lowkey adalah situs media sosial untuk mengedit dan membagikan video, khususnya video gameplay.

“Lowkey merupakan pemimpin di bidang social gaming. Dengan bantuan mereka, kami akan bisa menerapkan berbagai fitur sosial di game-game buatan Niantic,” kata Head of Product, Niantic, Ivan Zhou, dikutip dari GamesIndustry. “Niantic dan Lowkey punya visi yang sama, yaitu untuk membangun komunitas berdasarkan pengalaman bermain bersama. Kami juga ingin menyediakan cara baru bagi pemain untuk saling terhubung dengan satu sama lain.”

Terjual 1,5 Juta Unit Dalam Seminggu, Farming Simulator 22 Pecahkan Rekor

Farming Simulator 22 diluncurkan untuk PC, Mac, konsol, dan Stadia pada 22 November 2021. Dalam satu minggu sejak dirilis, game itu telah terjual sebanyak 1,5 juta unit. Angka ini menjadi rekor penjualan terbanyak untuk seri Farming Simulator. Menurut SteamDB, game tersebut bahkan sempat mengalahkan Battlefield 2042 di Steam dalam hal jumlah pemain. Jumlah peak players dari Farming Sim 22 sempat mencapai 93,8 ribu orang, sementara Battlefield 2042 hanya 53 ribu orang.

Keberadaan Farming Simulator 22 sukses memperluas audiens dari franchise tersebut. Tak hanya itu, keberadaan fitur cross-platform multiplayer juga memungkinkan pemain PC, konsol current-gen dan last-gen untuk bermain bersama. Satu hal menarik lain tentang Farming Sim 22 adalah game itu merupakan game pertama yang Giants Software rilis sendiri, menurut laporan GamesIndustry.

Sony Dikabarkan akan Merombak Layanan PlayStation Plus

Di tahun depan, Sony berencana untuk mengubah penawaran dari PlayStation Plus, menurut laporan dari Bloomberg. Disebutkan, Sony akan tetap menggunakan merek PlayStation Plus. Namun, mereka akan menggabungkan layanan dari PlayStation Plus dengan PlayStation Now. Melalui layanan itu, Sony akan menyediakan katalog game dari semua platform yang pernah mereka buat, kecuali Vita, menurut laporan GamesIndustry.

Dikabarkan, PlayStation Plus yang baru akan memiliki tiga tier. Tier paling dasar dengan biaya paling murah hanya akan menawarkan segala sesuatu yang sudah tersedia di Plus sekarang. Jadi, gamers akan bisa memainkan game secara online dan mendapatkan akses ke game-game tertentu setiap bulannya. Tier kedua akan menawarkan sejumlah game PS4 dan PS5 yang bisa diunduh. Sementara tier yang paling tinggi dengan harga yang paling mahal akan memberikan akses ke on-demand streaming  dan berbagai game dan dari tiga generasi PS pertama serta PSP.

Versi VR dari Cities: Skylines Bakal Dirilis Pada 2022

Minggu lalu, Fast Travel Games mengumumkan keberadaan Cities: VR, versi virtual reality dari game Cities: Skylines. Cities: VR akan diluncurkan pada musim semi 2022 untuk Meta Quest 2 alias Oculus Quest 2. Cities: Skylines sendiri dirilis untuk PC pada 2015. Game itu sukses meraih popularitas di kalangan fans SimCity, yang kecewa dengan versi terbaru dari franchise tersebut. Setelah itu, Cities: Skylines diluncurkan untuk PlayStation 4, Xbox One, dan Nintendo Switch.

Genre city-building punya potensi besar di pasar VR. Dan kami tidak sabar untuk mengembangkan IP ini,” kata Creative Director, Fast Travel Games, Erik Odeldahl, lapor VentureBeat. “Kami menghabiskan banyak waktu, riset, dan energi untuk membawa Cities: Skylines ke VR dan memastikan bahwa game itu tetap menarik bagi pemain baru dan menawarkan tantangan baru bagi pemain lama.”

Update Terbaru Stardew Valley Jadikan Game-nya Lebih Future Proof dan Semakin Mod-Friendly

Modding memegang peranan yang sangat penting dalam dunia PC gaming. Tidak jarang, modding memungkinkan game yang sudah bagus untuk disempurnakan lebih jauh lagi. Dalam beberapa kasus, modding bahkan bisa membantu memperpanjang ‘umur’ game. Tidak percaya? Lihat saja Skyrim, yang belum lama ini dirilis ulang oleh Bethesda dengan menyertakan segudang konten bikinan komunitas modder-nya.

Stardew Valley merupakan contoh lain game yang mod-friendly, meski memang jumlah mod-nya belum selevel game-game bikinan Bethesda. Mulai dari mod simpel yang menyisipkan elemen UI ekstra, sampai yang benar-benar menambahkan segudang konten baru untuk dimainkan, Stardew Valley punya semuanya.

Kreator Stardew Valley, Eric “ConcernedApe” Barone, mendukung penuh komunitas modding dari game bikinannya tersebut. Hal itu ia buktikan lewat patch terbaru untuk Stardew Valley (versi 1.5.5), yang membawa pembaruan amat substansial terkait modding.

Utamanya, patch anyar ini memindahkan Stardew Valley dari framework XNA ke MonoGame. Meski keduanya sama-sama merupakan framework untuk mengembangkan game, XNA sudah berhenti dikembangkan sejak 2013, sementara MonoGame merupakan proyek open-source yang masih terus aktif dikembangkan.

Menurut Eric, tujuan dari migrasi framework ini tidak lain supaya Stardew Valley bisa lebih future-proof, sekaligus untuk meningkatkan batasan RAM yang dapat diakses oleh mod menjadi lebih dari 4 GB. Dengan kata lain, modder Stardew Valley punya fleksibilitas ekstra dalam berkreasi pasca update terbaru ini.

Mod seperti Stardew Valley Expanded menghadirkan segudang konten baru yang membuat game-nya jadi terasa baru / FlashShifter

Di samping pembaruan dari sisi arsitektur game, patch 1.5.5 turut menghadirkan sejumlah pembaruan QoL (quality of life) seperti kemampuan untuk membeli kembali barang yang tidak sengaja terjual, serta beberapa bug fix. Patch note lengkapnya dapat Anda baca sendiri di blog resmi Stardew Valley.

Belum puas sampai di situ saja, Eric juga tengah menyiapkan patch versi 1.5.6 yang bakal semakin memudahkan pekerjaan para modder. Untuk mewujudkannya, Eric bahkan memutuskan untuk bekerja sama langsung dengan PathosChild, pencipta SMAPI yang merupakan tool esensial untuk sebagian besar mod di Stardew Valley.

Update versi 1.5.6 kabarnya juga akan menghadirkan sejumlah konten baru, tapi tidak akan sampai sesignifikan patch 1.5 yang dirilis tahun lalu — cukup wajar mengingat Eric sedang sibuk mengerjakan game baru. Selagi menunggu, tidak ada salahnya kita bermain-main dulu dengan sejumlah mod esensial untuk Stardew Valley.

Via: Rock Paper Shotgun.

LoL Wild Rift Terpilih Sebagai Game iPhone Terbaik 2021

Menjelang penutupan tahun, Apple kembali mengumumkan para pemenang ajang App Store Award. Berbeda dari yang dilakukan Google pada Google Play’s Best of 2021, Apple tidak memisahkan daftar aplikasi dan game terbaik berdasarkan tiap-tiap negara, melainkan hanya satu daftar saja berdasarkan hasil penilaian tim editorial globalnya.

Untuk kategori game iPhone terbaik 2021, titel juaranya dipegang oleh League of Legends: Wild Rift. Ya, tahun ini rupanya adalah tahunnya MOBA, sebab seperti yang sudah diberitakan sebelumnya, gelar game Android terbaik untuk tahun ini jatuh pada Pokémon Unite (versi Amerika Serikat). Meski sudah tidak bisa dibilang baru lagi, nyatanya LoL Wild Rift memang baru meluncur di kawasan Amerika pada tahun 2021 ini.

Sementara untuk gelar game iPad terbaik 2021, pemenangnya adalah Marvel Future Revolution. MMORPG keluaran Netmarble ini memiliki kualitas grafik yang cukup menakjubkan untuk ukuran game mobile, dan itu sangat ideal untuk mendemonstrasikan performa hardware iPad Pro yang fenomenal. Di tablet termahal Apple tersebut, Marvel Future Revolution bahkan bisa berjalan di 120 fps.

Beralih ke game Apple Arcade terbaik 2021, jawaranya adalah Fantasian. Buat yang tidak tahu, Fantasian merupakan RPG baru karya Hironobu Sakaguchi, yang tidak lain merupakan pencipta franchise Final Fantasy. Selain mengandalkan iringan musik gubahan Nobuo Uematsu (komposer yang juga langganan mengisi musik di seri Final Fantasy), Fantasian juga banyak dipuji karena grafiknya yang unik, dengan setting dunia yang semuanya merupakan diorama buatan tangan.

Selain game iPhone dan iPad, Apple tidak lupa memberi penghargaan buat game Apple TV terbaik dan game Mac terbaik, yang masing-masing dimenangkan oleh Space Marshals 3 dan Myst. Space Marshals 3 dengan sistem tactical combat-nya sangat cocok dimainkan di layar besar, sementara Myst merupakan game petualangan keluaran tahun 1993 yang kini telah di-remake untuk platform virtual reality sekaligus diadaptasikan ke platform gaming modern.

Daftar lengkap pemenang App Store Awards 2021, termasuk untuk aplikasi-aplikasi non-gaming, dapat Anda lihat langsung di tautan ini.

Sumber: Apple.

EA Ingin Ciptakan “Battlefield Universe” dengan Beberapa Proyek yang Saling Terhubung Satu Sama Lain

Peluncuran Battlefield 2042 baru-baru ini diwarnai oleh banyak problem. Namun hal itu tidak mencegah EA memiliki rencana besar untuknya. Bagaimanapun juga, Battlefield sudah menjadi salah satu franchise andalan EA semenjak mereka mengakuisisi DICE di tahun 2006.

Berdasarkan laporan dari GameSpot, EA tengah sibuk menyiapkan rencana untuk menciptakan sebuah “Battlefield universe“. Rencana spesifiknya seperti apa masih belum diketahui, tapi yang pasti bakal melibatkan lebih dari satu proyek dari berbagai studio sekaligus, dan yang semuanya saling terhubung satu sama lain.

Guna mengeksekusi wacana tersebut, EA pun menunjuk Vince Zampella, co-founder sekaligus CEO Respawn Entertainment (studio yang membuat Titanfall dan Apex Legends), untuk mengawasi pengembangan franchise Battlefield secara umum. Ripple Effect, studio yang bertanggung jawab atas mode Portal di Battlefield 2042, kabarnya juga bakal mengerjakan sebuah “experience baru” di universe Battlefield 2042.

Tidak cukup sampai di situ saja, EA juga tengah menyiapkan sebuah studio baru di kota Seattle yang akan dikepalai oleh Marcus Lehto, co-creator franchise Halo sekaligus pencipta karakter Master Chief. Lehto bergabung dengan EA pada bulan Oktober lalu setelah sempat menjalankan studionya sendiri, V1 Interactive, selama sekitar lima tahun.

Studio baru yang belum bernama ini kabarnya bakal berkolaborasi dengan DICE dan Ripple Effect untuk memperluas narasi dan pengembangan karakter di seri Battlefield. Apakah ini berarti ke depannya Battlefield 2042 bakal kedatangan single-player campaign? Mungkin saja, tapi tidak menutup kemungkinan juga Lehto dan timnya bakal mengerjakan game Battlefield baru.

Asumsinya, sosok seberpengalaman Lehto tidak mungkin cuma dipercaya mengembangkan konten pelengkap semata. Byron Beede, eks veteran Activision yang belum lama ini direkrut oleh EA, mengatakan bahwa apa yang dikerjakan studio baru di bawah kepemimpinan Lehto itu bakal menjadi fondasi atas semua hal yang berhubungan dengan narasi di universe Battlefield.

Dalam kesempatan yang sama, general manager DICE, Oskar Gabrielson, memutuskan untuk hengkang, dan posisinya kini digantikan oleh mantan studio director Ubisoft Annecy, Rebecka Coutaz. Sepintas ini mungkin terdengar sebagai buntut dari banyaknya permasalahan yang dialami Battlefield 2042, tapi kalau memang demikian, semestinya bakal ada jeda sebelum EA menunjuk penggantinya.

Battlefield 2042 boleh memberikan impresi awal yang buruk, akan tetapi statusnya sebagai sebuah live service game berarti EA dapat terus menyempurnakannya seiring berjalannya waktu. Dan ternyata rencana mereka bukan sebatas membenahi saja, melainkan juga mengembangkan franchise-nya lebih luas lagi.

Sumber: GameSpot.

Apakah Game Bisa Jadi Bumbu Manis Hubungan Romantis?

Bagi sebagian gamers, game bukan hanya media hiburan, tapi merupakan cara untuk bersosialisasi dengan teman dan keluarga. Selama pandemi, banyak orang yang menggunakan game sebagai tempat untuk berkumpul bersama teman dan keluarga. Namun, tren ini sebenarnya tidak hanya terjadi selama pandemi. Sebagai contoh, bagi gamers Korea Selatan dan Tiongkok, bermain game memang merupakan kegiatan sosial.

Namun, segala sesuatu yang berlebihan memang bisa memberikan dampak buruk. Termasuk bermain game. Jika seseorang terlalu fokus pada game sampai melupakan kewajibannya yang lain, hal ini bisa berdampak pada kehidupannya, termasuk dalam hubungannya dengan pasangan. Berdasarkan Divorce-Online, Fortnite menjadi alasan di balik 5% pengajuan cerai di Inggris pada 2018. Di tahun itu, ada lebih dari 4,6 ribu pengajuan cerai. Jadi, sekitar 200 pengajuan cerai menjadikan Fortnite sebagai alasan di balik permohonan cerai.

Terkait fenomena ini, juru bicara Divorce-Online mengatakan, kecanduan — mulai dari media sosial, judi, alkohol, sampai narkoba — memang jadi salah satu alasan di balik perceraian. Seiring dengan berkembangnya tkenologi, muncul hal-hal baru yang menyebabkan orang-orang menjadi kecanduan, termasuk pornografi online dan game.

Apa Dampak Game ke Hubungan Romantis?

Secara umum, salah satu hal yang sering dikeluhkan oleh kekasih para gamers adalah gamers menghabiskan banyak waktunya untuk bermain game. Alhasil, game terasa seperti orang ketiga yang menghancurkan hubungan seorang gamer dengan kekasihnya. Menurut The Relationship between video game use and couple attachment behaviors in committed romantic relationship, 75% pasangan dari para gamers memang mengaku bahwa mereka ingin, para gamers menaruh lebih banyak perhatian untuk pernikahan mereka.

Untuk menulis jurnal itu, penulis Jamie McClellan Smith mengadakan studi pada 349 pasangan gamers yang sudah menikah. Umur rata-rata responden adalah 33 tahun dengan rata-rata umur pernikahan 7 tahun. Dari semua pasangan yang menjadi responden dari studi itu, sebanyak 217 pasangan merupakan pasangan gamers. Artinya, baik suami maupun istri memang bermain game, walau lama waktu bermain game keduanya berbeda. Pada 73% dari pasangan gamers, suami menjadi gamer yang menghabiskan waktu lebih banyak untuk bermain game. Sementara itu, pada 132 pasangan, hanya salah satu orang yang bermain game.  Kemungkinan suami menjadi pihak yang bermain game adalah 84%.

Fortnite sempat menjadi salah satu alasan ratusan pasangan suami-istri mengajukan cerai.

Pada pasangan gamer dengan non-gamer, masalah yang biasa terjadi adalah sang non-gamer berharap agar sang gamer lebih fokus pada hubungan keduanya. Tak hanya pada pasangan gamer dan non-gamer, konflik dan perasaan tidak puas juga muncul pada pasangan sesama gamers. Namun, seperti yang disebutkan oleh TIME, game bukan satu-satunya kegiatan yang bisa memicu konflik antar pasangan. Ada banyak kegiatan lain yang berpotensi mengganggu waktu antara pasangan.

Menariknya, game tidak melulu menimbulkan konflik antara pasangan. Ketika pasangan suami-istri mau menghabiskan waktu untuk bermain game bersama, hal ini justru bisa mempererat hubungan mereka. Berdasarkan studi di atas, sebanyak 76% pasangan suami-istri gamers mengatakan, bermain game bersama meningkatkan kepuasan mereka akan pernikahan mereka. Satu hal yang harus diingat, ketika bermain bersama, baik sang suami ataupun sang istri harus sama-sama puas dengan peran yang mereka ambil saat bermain.

Menariknya, pasangan yang bermain di tim yang sama justru menunjukkan kepuasan yang lebih rendah. Tampaknya, hal ini terjadi karena terkadang, walau sama-sama gamers, sang suami dan sang istri punya kemampuan yang berbeda. Alhasil, pihak yang punya kemampuan lebih baik akan merasa frustasi dengan pasangannya.

Pasangan yang bermain di tim yang berbeda justru mengaku lebih puas dengan pernikahan mereka.

“Pada pasangan yang bermain game bersama, tapi merasa kurang puas pada pernikahan mereka, mereka tetap mengalami masalah yang dialami oleh pasangan suami-istri lain,” kata Neil Lundberg, salah satu peneliti di Brigham Young, dikutip dari TIME. “Contohnya, walau pasangan suami-istri bermain bersama, tapi jika mereka berdebat tentang game dan mengganggu kebiasaan mereka sebelum tidur, mereka akan tetap merasa tidak puas dengan pernikahan mereka.” Satu hal yang pasti, ungkap Lundberg, studi ini menjadi validasi bahwa hobi bermain game memang punya dampak pada rumah tangga para gamers.

Masalah Dalam Hubungan Romantis yang Mungkin Muncul Karena Game

Banyak kekasih dari gamers — biasanya perempuan — yang merasa benci atau marah ketika pasangan mereka bermain game. Menurut Dr. Mark Burton, salah satu alasan mengapa hal ini terjadi adalah karena ketika kekasih mereka bermain game, mereka tidak bisa menghabiskan waktu bersama dengan mereka. Sementara itu, Licensed Clinical Social Worker, Julie Hanks mengatakan, alasan mengapa seseorang tidak suka kekasihnya bermain game adalah karena mereka khawatir, kekasih mereka lebih mementingkan game daripada mereka.

“Bermain game sering membuat pasangan Anda kesal. Namun, mereka marah bukan karena mereka ingin mengendalikan Anda atau mengatur kegiatan Anda di waktu senggang. Mereka marah karena mereka merasa tidak bisa memahami Anda dan mereka ingin menghabiskan lebih banyak waktu bersama Anda,” kata Hanks, seperti dikutip dari Game Rant. Namun, dia mengungkap, kekesalan sang kekasih biasanya diungkapkan dalam bentuk protes atau kritik, seperti hinaan pada game yang dimainkan sang gamer.

Dr. Steven Jones menambahkan, ketika seorang gamer menghabiskan banyak waktunya untuk bemain game, hal ini justru bisa membuat kekasihnya mempertanyakan perannya di dalam kehidupan sang gamer. Lebih lanjut, dia menjelaskan, game adalah media hiburan yang sangat immersive. Jadi, ketika sedang bermain game, para gamers cenderung terlihat hanya peduli dengan game yang sedang mereka mainkan. Dan hal ini bisa membuat kekasih para gamers merasa, game yang dimainkan sang gamer lebih penting dari dirinya.

 

Ketika salah satu pasangan suami-istri tidak hanya suka bermain game, tapi sudah kecanduan, masalah yang mungkin muncul pun menjadi lebih besar. Satu hal yang harus diingat, kecanduan — terlepas dari objek kecanduan itu sendiri — memang akan selalu menyebabkan masalah pada pecandu, termasuk dalam rumah tangga. Seseorang yang kecanduan bermain game akan mengalami masalah dengan pasannya. Namun, begitu juga dengan orang-orang yang kecanduan media sosial atau judi atau alkohol.

Masalah apa saja yang mungkin muncul di rumah tangga ketika seseorang kecanduan bermain game? Jurnal Gamer Widow: Phenomenological Study of Spouses of Online Video Game Addicts mencoba menjawab pertanyaan itu dengan membahas pengalaman 10 istri yang suaminya dianggap mengidap game addiction. Para suami dari responden menghabiskan waktu selama 30-60 jam dalam seminggu untuk bermain game. Setiap minggu, rata-rata waktu yang mereka habiskan untuk bermain game adalah 40,8 jam atau hampir 6 jam setiap hari. Baik responden maupun para suami dari studi ini ada di rentang umur 24-50 tahun. Umur rata-rata responden adalah 35,5 tahun, sementara umur rata-rata para suami adalah 36,3 tahun.

Jurnal itu membahas tentang bagaimana kecanduan game akan memberikan dampak pada para pecandu (dalam kasus ini para suami), istri mereka, serta hubungan pernikahan mereka. Salah satu perubahan yang terjadi pada diri sang pecandu game adalah mereka cenderung mengisolasi diri mereka sendiri. Jadi, mereka hanya berinteraksi dengan orang-orang yang juga bermain game yang mereka mainkan. Sebanyak 9 dari 10 responden mengatakan, suami mereka berhenti bersosialisasi sama sekali. Mereka bahkan tidak lagi mengikuti kegiatan keluarga, kecuali jika sang istri memaksa.

Perubahan lain yang terjadi pada diri sang pecandu adalah mereka cenderung lebih mudah marah, bahkan ketika mereka sedang tidak bermain game. Tak hanya itu, mereka juga biasanya memiliki masalah dengan kesehatan fisik. Mereka juga cenderung menjadi lebih defensif ketika kebiasaan gaming mereka dipertanyakan

Perubahan pada diri suami yang kecanduan game membuat sikap para istri berubah. Salah satu perubahan yang terjadi adalah peningkatan stres. Hal ini terjadi karena sang istri akan terus merasa marah atau sedih melihat perilaku sang suami. Semua responden mengaku bahwa mereka merasa marah karena perilaku suami mereka. Namun, hanya 6 dari 10 responden yang mengatakan bahwa mereka merasa frustasi.

Ketika suami menghabiskan hampir 6 jam untuk bermain game setiap harinya, hal ini akan mengubah dinamika tanggung jawab suami-istri dalam pernikahan. Seorang responden menyebutkan, dia harus mengurus semua tugas rumah tangga karena suaminya terlalu sibuk bermain game. Tak hanya itu, dia juga bertanggung jawab atas anak bayi mereka. Sementara itu, seorang responden lain mengatakan, mereka harus menjadi pempimpin dari anak-anak mereka karena suaminya lepas tangan.

Orang yang kecanduan game cenderung tidak bersosialisasi dengan orang di luar game. | Sumber: Research Gate

Masalah lain yang mungkin muncul ketika salah satu pasangan suami-istri mengalami kecanduan game adalah hilangnya keintiman antara suami-istri, baik keintiman fisik maupun emosional. Hal ini tidak aneh. Karena, jika salah satu pasangan — dalam kasus ini, suami — menghabiskan banyak waktunya untuk bermain game, dia tidak lagi punya waktu yang bisa dihabiskan bersama istrinya. Namun, hilangnya keintiman antara suami-istri juga bisa terjadi karena perasaan marah yang istri rasakan.

Seorang responden mengaku, dia selalu merasa marah dan frustasi akan perilaku suaminya, yang membuatnya menolak keintiman bersama suaminya. Karena, dia menganggap, jika dia bersikap seperti biasa, hal itu akan menjadi validasi bagi kebiasaan buruk suaminya.

Kabar baiknya, kekasih dan game sebenarnya bukan dua hal yang saling bertentangan. Seorang gamer tetap bisa bermain game tanpa harus mengorbankan hubungan romantisnya. Faktanya, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya konflik dengan pasangan karena game.

Salah satu masalah yang mungkin muncul karena game adalah pasangan merasa dinomorduakan, menganggap bahwa bagi para gamers, game adalah prioritas nomor satu. Untuk menghilangkan prasangka ini, Burton menyarankan para gamers untuk menghabiskan waktu bersama pasangan mereka sebelum bermain game. Dengan begitu, pasangan akan bisa mengerti bahwa mereka tetap menjadi prioritas utama.

“Membuat batasan waktu bermain game yang realistis dan mematuhi batasan tersebut membuktikan pada pasangan Anda bahwa Anda peduli dengan apa yang dia khawatirkan dan bahwa dia bisa mempercayai Anda, serta Anda menunjukkan bahwa dia penting untuk Anda,” kata Hanks. “Hal ini akan membuat pasangan merasa aman secara emosional.”

Hal lain yang bisa gamers lakukan untuk menjaga hubungan dengan pasangan adalah dengan mendengarkan keluhan mereka. Hanks berkata, terkadang, seseorang hanya perlu didengarkan. Mendengarkan keluhan pasangan akan membuatnya merasa bahwa Anda memperhatikannya, dan hal ini bisa membuatnya menoleransi kebiasaan Anda bermain game.

“Kebanyakan perempuan tidak peduli jika Anda punya hobi lain di luar hubungan romantis. Biasanya, mereka justru suka dengan orang yang memang punya hobi,” kata Jones. “Tapi, jika Anda terlalu fokus pada kegiatan itu sampai Anda tidak mempedulikan kekasih Anda, dia akan marah dan membenci kegiatan yang Anda lakukan.”

Selain itu, gamers juga bisa menjelaskan pada pasangan mereka tentang alasan mereka bermain game. Hanks berkata, game memang salah satu bentuk hiburan. Namun terkadang, seseorang bermain game karena alasan lain. Dia bercerita, dia pernah mendapatkan klien sepasang kekasih — Jim dan Nancy — yang sering bertengkar karena game. Jim tumbuh besar di keluarga yang kurang akur, sehingga dia tidak bisa merasakan masa kecil yang menyenangkan. Ketika dia sudah dewasa, dia bermain game karena dia ingin menciptakan perasaan bebas dan bahagia yang tidak pernah dia rasakan ketika dia masih kecil. Setelah Jim menjelaskan hal ini pada kekasihnya, Nancy punya toleransi lebih akan hobi Jim untuk bermain game.

Terakhir, hal yang bisa dilakukan untuk mencegah konflik dengan pasangan karena game adalah menghabiskan lebih banyak waktu bersama dengan pasangan. Gamers juga bisa mengajak pasangan mereka untuk bermain game bersama. Sebagai gantinya, gamers juga bisa mencoba melakukan hobi yang disukai pasangan.

Dampak Game ke Hubungan Orang Tua dan Anak

Hobi bermain game tidak hanya mempengaruhi hubungan antara suami dan istri, tapi juga orang tua dan anak. Jurnal Social relationship of gamers and their parents membahas tentang bagaimana hobi bermain game anak mempengaruhi hubungan mereka dengan orang tua. Untuk itu, para penulis mewawancarai 90 murid SD dan SMP di Singapura. Berdasarkan wawancara tersebut, setengah responden mengatakan bahwa bermain game tidak mengganggu waktu yang mereka habiskan bersama dengan keluarga.

Sementara jumlah responden yang mengatakan bahwa bermain game mengganggu waktu mereka dengan keluarga tidak banyak. Biasanya, hobi bermain game akan mengganggu waktu anak dengan keluarga jika sang anak memang bermain game dalam waktu lama. Anak yang sering bermain game dalam waktu lama biasanya juga lebih memprioritaskan game daripada kegiatan bersama keluarga. Dan ketika sang anak menghabiskan waktu bersama keluarga — misalnya saat belanja bersama — mereka cenderung kurang fokus pada kegiatan tersebut.

Bermain game bisa menjadi cara orang tua mengawasi konten dari game yang dimainkan anak.

Namun, sebagian besar responden mengatakan bahwa bermain game tidak mengganggu waktu mereka bersama keluarga. Secara umum, ada tiga alasan mengapa responden tetap bisa menghabiskan waktu bersama keluarga walau mereka juga bermain game. Pertama, sang anak memang tidak menghabiskan banyak waktu untuk bermain game. Kedua, anak punya waktu bermain game yang berbeda dengan waktu bersama keluarga. Dan ketiga, sang anak bermain game bersama dengan orang tua. Jadi, waktu yang dihabiskan untuk bermain game tetaplah waktu bersama keluarga.

Alasan mengapa waktu bermain game anak dan waktu bersama keluarga tidak bertabrakan adalah karena sang anak biasanya bermain saat orang tuanya sedang bekerja atau sedang sibuk dengan pekerjaan rumah. Hal ini berarti, anak bermain game untuk mengisi waktu luang atau menghilangkan rasa bosan. Membuat jadwal juga bisa mencegah waktu bersama keluarga bertabrakan dengan waktu bermain game anak. Dengan begitu, sang anak tetap bisa bermain tanpa terganggu, dan pada saat yang sama, dia tetap bisa menghabiskan waktu bersama keluarga.

Sementara itu, jurnal Strengthtening parent-child relationship through co-playing video games menunjukkan bahwa ketika orang tua bermain game bersama anak, hal ini bisa memperkuat hubungan antara keduanya. Berdasarkan data dari Nielsen pada 2008, 81% orang tua yang merupakan gamers juga bermain bersama anak mereka. Sementara data dari Ipsos MORI menyebutkan, biasanya, sesi bermain orang tua dan anak biasanya berlangsung selama sekitar 30-60 menit.

Ada beberapa alasan mengapa orang tua bermain game bersama anak mereka. Dari sudut pandang orang tua, salah satu alasan mengapa mereka mau bermain game bersama dengan anak adalah karena mereka percaya, game bisa meningkatkan kemampuan kognitif anak. Selain itu, bermain game bersama bisa menjadi cara bagi orang tua untuk mengawasi konten game yang dimainkan oleh anak mereka. Terakhir, bermain game menjadi cara bagi orang tua untuk menghabiskan waktu bersama dengna anak mereka.

Sementara bagi sang anak, ada dua alasan mengapa mereka mau bermain bersama orang tuanya. Pertama, karena mereka merasa bermain game bersama orang dewasa lebih menyenangkan. Kedua, anak bisa menghabiskan waktu bersama orang tua dengan bermain game bersama. Menariknya, bagi anak yang tidak bermain game bersama orang tua, alasan utama merea tidak melakukan hal itu adalah karena mereka menganggap, bermain bersama orang tua justru membuat game menjadi kurang menyenangkan.

Salah satu alasan anak mau bermain bersama orang tua adalah karena mereka merasa bermain game menjadi lebih menyenangkan.

Bermain game bersama juga bisa menjadi salah satu cara orang tua untuk mengatur kebiasaan gaming anak. Masing-masing orang tua biasanya punya cara mediasi sendiri-sendiri. Sebagian orang tua lebih memilih untuk melakukan mediasi aktif dan membuka diskusi tentang dampak positif dan negatif dari bermain game. Sebagian orang tua lainnya lebih memilih membatasi waktu bermain anak. Terakhir, ada orang tua yang lebih memilih untuk bermain bersama untuk melindungi anak dari dampak negatif yang mungkin muncul dari bermain game.

Ketika orang tua memutuskan untuk bermain bersama anak, baik pihak orang tua maupun sang anak mengaku bahwa mereka menjadi merasa lebih dekat dengan satu sama lain. Dampak dari bermain bersama lebih besar pada anak perempuan, khususnya ketika mereka bermain game yang sesuai dengan umur mereka bersama dengan orang tua. Sebuah jurnal juga menyebutkan, ketika orang tua bermain bersama anak, hal ini menunjukkan bahwa kedua pihak punya ketertarikan yang sama. Pada akhirnya, minat yang sama antara orang tua dan anak bisa memperkuat hubungan antara keduanya.

Penutup

Sejujurnya, saya bukan ahli tentang hubungan romantis, apalagi pernikahan. Sedikit yang saya tahu, komunikasi punya peran penting dalam menjaga kelanggengan hubungan, baik dalam fase pacaran atau setelah menikah. Selain itu, penting bagi sepasang kekasih untuk menghabiskan waktu bersama. Seiring dengan semakin majunya teknologi internet, semakin banyak game online yang muncul. Dan bermain game bersama bisa jadi salah satu kegiatan yang dilakukan oleh pasangan. Berdasarkan studi, pasangan gamers bisa menjadi lebih dekat ketika mereka bermain bersama.

Namun, jika gamers menghabiskan terlalu banyak waktu untuk bermain game, hal ini bisa memberikan dampak buruk pada hubungan mereka. Hanya saja, masalah ini juga bisa disebabkan oleh kegiatan lain selain gaming. Ketika seseorang memprioritaskan sebuah kegiatan daripada kekasihnya, hal ini tentunya akan menimbulkan konflik. Sebagai contoh, ada banyak orang yang hobi menonton bola. Dan tidak ada yang salah dengan itu. Masalah muncul ketika fans sepak bola melampiaskan kekesalannya — karena tim favoritnya kalah misalnya — ke orang-orang di sekitarnya, termasuk pasangannya.

Sumber header: Pexels

Game City Building Townscaper Kini Dapat Dimainkan Secara Gratis Lewat Browser

Townscaper merupakan salah satu mutiara terpendam yang saya temukan di Steam beberapa bulan lalu, dan yang hingga kini masih menjadi andalan saya di kala penat melanda. Game ini merupakan sebuah city building sederhana dengan grafik low poly yang tidak memiliki narasi maupun tujuan; cuma sebatas sandbox untuk bermain-main dan menumpahkan kreativitas.

Kecintaan saya terhadap game ini semakin menguat setelah melihat sifat dermawan pengembangnya, Oskar Stålberg. Lewat Twitter, Oskar mengumumkan bahwa Townscaper kini dapat dimainkan secara cuma-cuma langsung melalui browser komputer.

Versi web-nya ini memang cuma sebatas demo, tapi saat saya coba, pengalaman yang saya dapat benar-benar identik seperti ketika memainkan versi penuhnya di Steam. Yang berbeda hanyalah luas area yang dapat dibangun; pada versi web-nya ini, kita hanya bisa membangun di atas area yang lebih kecil ketimbang di versi penuhnya.

Cara bermain Townscaper luar biasa mudah: klik kiri untuk membangun, klik kanan untuk menghapus. Sudah itu saja, namun berkat teknik procedural generation yang diterapkan, variasi bangunan yang bisa diciptakan di game ini benar-benar sangat beragam, dan tidak jarang saya menghabiskan waktu berjam-jam memainkannya selagi mendengarkan playlist favorit di Spotify. Seiring bermain, perlahan Anda juga pasti mulai hapal dengan pola-pola tertentu untuk menciptakan model bangunan yang spesifik.

Menurut saya pribadi, game ini bahkan lebih mudah dimainkan ketimbang menyusun balok-balok Lego. Bahkan anak saya yang masih berusia tiga tahun (dan yang baru saja bisa mengoperasikan mouse) pun mampu menciptakan kreasi-kreasi yang menarik di Townscaper. Kalau mau lebih santai, versi Steam-nya yang dapat dibeli seharga Rp48.999 juga mendukung pengoperasian via gamepad.

Selain di PC, Townscaper juga tersedia di Nintendo Switch, dan belum lama ini port versi Android sekaligus iOS-nya pun juga telah dirilis. Buat yang penasaran, sekarang Anda bisa mencobanya dulu di browser sebelum membeli. Percayalah, Anda bakal berterima kasih pada saya sudah meluangkan waktu sejenak untuk menjajalnya.

Via: Destructoid.

Titanfall Resmi Ditarik dari Peredaran, Namun Server-nya Masih Akan Tetap Aktif

Game FPS multiplayer Titanfall resmi ditarik dari peredaran mulai hari ini. Lewat Twitter, Respawn Entertainment selaku pengembangnya turut menjelaskan bahwa game Titanfall yang pertama ini juga akan dicabut dari berbagai layanan subscription pada tanggal 1 Maret 2022. Kendati demikian, Respawn memastikan bahwa server Titanfall masih akan terus aktif buat para penggemar loyalnya.

Respawn memang tidak mengelaborasi alasan di balik keputusannya menyetop penjualan Titanfall orisinal, namun besar kemungkinan ini berkaitan dengan serangan DDoS yang rutin diterima server Titanfall selama dua tahun terakhir (dan yang sampai menjalar ke Apex Legends), sehingga game-nya sering kali jadi tidak dapat dimainkan sama sekali.

Problemnya pun terus berkelanjutan karena Respawn hanya bisa mengalokasikan 1-2 orang untuk menangani Titanfall orisinal. “Kalau game-nya tidak bisa dimainkan, lalu kenapa masih dijual?” Kira-kira begitulah keluhan yang dilontarkan fans loyal Titanfall selama ini, dan tampaknya EA selaku publisher-nya pun akhirnya sudah tobat.

Tentu saja kita juga tidak boleh lupa akan fakta bahwa Titanfall sudah cukup berumur. Game ini pertama dirilis di bulan Maret 2014, dan dalam kurun waktu tujuh tahun pasca peluncurannya, Titanfall sudah menerima satu sekuel beserta dua game spin-off (salah satunya Apex Legends itu tadi).

Jumlah pemainnya yang masih aktif juga sudah tersisa sangat sedikit. Berdasarkan data dari SteamDB, jumlah terbanyak pemain yang online secara bersamaan dalam 24 jam terakhir cuma 9 orang (pastinya lebih banyak kalau ditambah pemain yang online via Origin, tapi semestinya tidak akan signifikan).

Di titik ini, tidak berlebihan jika kita menganggap bahwa masa hidup Titanfall sudah tamat. Namun para penggemarnya tidak perlu bersedih, sebab mereka masih punya Titanfall 2. Sekuelnya itu memang juga tidak luput dari serangan DDoS yang sama, tapi setidaknya ia masih punya single-player campaign yang fenomenal, satu elemen krusial yang absen pada Titanfall orisinal.

Bagaimana dengan Titanfall 3? Sebaiknya jangan terlalu berharap banyak, mengingat mayoritas tim Respawn masih akan terus berfokus ke Apex Legends, yang sendirinya merupakan salah satu anak emas EA dengan pemasukan yang luar biasa.

Sumber: IGN.

Menjajal Game Rocket League Sideswipe, Sudah Tersedia untuk Perangkat Android & iOS

Pernah bermain Rocket League sebelumnya? Game yang menyatukan sepak bola dan mobil-mobilan akrobatik (soccar) bertenaga roket ini dirilis pertama kali oleh Psyonix pada tahun 2015.

Pengembangnya (Psyonix) diakusisi oleh Epic Games pada 2019. Rocket League kemudian menjadi game free-to-play di 2020 dan bisa dimainkan secara gratis di semua platform, baik PC dan beberapa konsol seperti PS4, Xbox One, dan Nintendo Switch.

Kini Psyonix Studios telah mengumumkan bahwa versi mobile-nya yakni Rocket League Sideswipe telah tersedia di seluruh dunia. Baik untuk smartphone Android yang bisa diunduh lewat Google Play Store dan iOS alias iPhone di Apple App Store.

Game ini berukuran sekitar 700MB-1GB tergantung pada platform dan spesifikasi perangkat, serta tersedia secara gratis. Tentu saja, saya juga amat penasaran dan menginstal Rocket League Sideswipe di OPPO Reno6 dengan ukuran file 876MB. Perangkat ini mendukung kualitas preset grafis tinggi dengan maksimal frame rate 60 fps.

Setelah masuk ke dalam game, selain bisa dimainkan secara online multiplayer dengan login menggunakan akun Epic Games, Rocket League Sideswipe ternyata juga bisa dijalankan secara offline. Biar lebih seru, saya memilih bermain secara online.

Saat pertama kali masuk, kita harus melewati proses training terlebih dahulu yakni tutorial menggunakan kontrol sentuhnya. Ya, kontrol permainannya telah disesuaikan agar optimal dimainkan pada layar smartphone yang relatif kecil.

Mulai dari joystick virtual di sebelah kiri yang bisa digerakkan ke kanan kiri atau atas bawah, tombol boost untuk mendorong, dan tombol jumping untuk melompat. Gameplay Rocket League Sideswipe menggunakan konsep dasar yang sama dengan versi original-nya, intinya menggiring bola dengan mobil dan mencetak angka ke gawang lawan.

Perbedaannya besarnya adalah Rocket League Sideswipe dimainkan dalam bidang 2D (tetapi dengan elemen 3D), bukan stadion tiga dimensi yang penuh dengan gerakan 360 derajat seperti versi original-nya. Jadi, Anda hanya perlu mengendalikan mobil Anda di dua sumbu.

Selain itu, boost mobil beregenrasi secara otomatis dan tidak perlu mencari recharging pad. Anda bisa mulai bermain dalam match kompetitif, tersedia duel 1v1, doubles 2v2 atau mode sepak bola standar, dan Hoops 2v2 dengan gaya bola basket.

Permaianan tim dibatasi maksimal dua orang per sisi, sistem akan secara otomatis melakukan pencocokan dan menemukan player untuk bermain satu tim dengan Anda. Biar tidak penasaran, silahkan langsung mencobanya sendiri. Rocket League Sideswipe cukup menyenangkan untuk dimainkan berkat kombinasi kontrol sederhana, tetapi pastikan Anda memiliki koneksi internet yang stabil untuk menikmati keseruan mode multiplayer-nya.

Sumber: GSMArena

Tepati Janji, Rockstar Mulai Perbaiki Sederet Problem di GTA Trilogy Definitive Edition

Grand Theft Auto: The Trilogy – The Definitive Edition yang dirilis pada 11 November 2021 kemarin benar-benar dilanda segudang masalah. Saking parahnya, Rockstar sampai memutuskan untuk meminta maaf secara terbuka, dan mereka berjanji untuk memperbaiki versi remastered dari tiga game legendaris tersebut secara bertahap.

Kabar baiknya, janji tersebut sudah mulai ditepati oleh Rockstar. Mereka baru saja merilis update anyar (versi 1.03) untuk GTA Trilogy Definitive Edition yang membenahi banyak problem sekaligus; dari yang paling mengganggu seperti efek hujan yang super-jelek dan bermasalah, sampai yang sepele seperti typo pada beberapa objek yang memiliki teks di dalam game.

Versi 1.03 ini juga mengembalikan efek kabut yang tampak di kejauhan. Seperti diketahui, salah satu penyempurnaan visual yang ditawarkan versi remastered ini adalah peningkatan draw distance sehingga pemain bisa melihat lebih banyak di kejauhan. Masalahnya, hal ini justru membuat dunia di dalam ketiga game jadi terasa begitu kecil (karena bagian ujungnya bisa kelihatan dengan jelas dari kejauhan).

Tampilan kabut di kejauhan pada GTA: San Andreas pasca update versi 1.03 / Sumber: GTA Forums

Pada versi orisinalnya di PlayStation 2, efek kabut ini diterapkan demi mengakali keterbatasan performa hardware terkait draw distance, tapi di saat yang sama itu juga memberikan efek artistik yang membuat dunia di dalam game jadi terasa masif.

Salah satu keluhan terbesar lain dari para pemain GTA Trilogy Definitive Edition adalah terkait penampilan sejumlah karakter yang jadi sangat berbeda dari versi aslinya. Rockstar diam-diam rupanya mendengarkan masukan-masukan semacam itu, terbukti dari kembalinya penampilan asli seorang karakter minor di GTA: San Andreas bernama Old Reece. Saat versi remastered-nya pertama dirilis, wajah karakter tersebut tampak jauh berbeda dari yang ada di versi aslinya.

Update versi 1.03 untuk GTA Trilogy Definitive Edition juga mengembalikan penampilan karakter Old Reece sesuai versi orisinalnya / Sumber: Twitter

Tak hanya problem yang terlihat secara kasatmata, Rockstar rupanya juga memperbaiki isu-isu lain yang mungkin tidak begitu mengganggu buat para pemain yang baru pertama kali menikmati trilogi GTA ini, seperti misalnya perkara sound effect saat mengakses menu.

Saat pertama diluncurkan, ketiga game dari GTA Trilogy Definitive Edition menggunakan sound effect yang sama yang diambil dari GTA: San Andreas. Berkat update baru ini, tiap game kini telah dilengkapi sound effect-nya masing-masing seperti versi orisinalnya. Sepele, tapi krusial bagi mereka yang sempat menikmati versi aslinya dua dekade silam.

PR yang harus dikerjakan Rockstar memang masih banyak, dan kondisi GTA Trilogy Definitive Edition pasca update versi 1.03 pun masih jauh dari apa yang diharapkan banyak penggemarnya. Kendati demikian, ini tetap merupakan awal yang baik sekaligus menunjukkan komitmen Rockstar dalam menepati janjinya.

Saya sendiri masih akan terus menunggu sampai game-nya benar-benar dalam kondisi ‘sehat’ sebelum membelinya, sama halnya seperti saya menunggu expansion pack Cyberpunk 2077 sebelum memainkannya kembali. Kalau ingin tahu daftar lengkap problem yang diperbaiki di versi 1.03 ini, silakan langsung berkunjung ke laman support Rockstar.

Sumber: Game Informer dan IGN.

App Annie: Hypercasual Games Masih Populer di Q3 2021

Tahun lalu, game jadi salah satu industri yang justru tumbuh selama pandemi COVID-19. Sekarang, pandemi COVID-19 sudah mulai teratasi, memunculkan dugaan bahwa pertumbuhan industri game akan melambat. Namun, menurut analisa dari App Annie, total belanja para gamers di 2021 akan tetap naik. Pada 2020, total belanja dari mobile gamers mencapai US$100 miliar. Di tahun ini, angka itu diperkirakan akan naik 20%, menjadi US$120 miliar.

Sementara itu, pada Q3 2021, total downloads dari mobile game mencapai 14,3 miliar games. Hypercasual games memberikan kontribusi sebesar 3,6 miliar downloads. Kepada VentureBeat, Lexi Sydow, Head of Insights, App Annie, mengatakan, tren hypercasual gamesgame-game yang bisa dimainkan dalam waktu satu menit atau bahkan kurang — masih belum akan mati.

Genre Terpopuler Sepanjang Q3 2021

Menurut laporan App Annie, Runner Action merupakan sub-genre yang paling banyak diunduh dalam kategori action game. Total downloads dari Subway Surfers hampir mencapai dua miliar downloads, sementara total donwloads dari Temple Run hampir mencapai satu miliar downloads. Dari segi spending, 4X March-Battle Strategy adalah sub-genre dengan total belanja paling besar. Secara global, total belanja dari game-game dengan sub-genre tersebut mencapai US$2,4 miliar.

Sementara itu, M3-Meta Match menjadi sub-genre yang paling banyak diunduh dalam kategori match-3 games. Di kategori casino games, slots games merupakan sub-genre paling populer. Total spending para pemain slot games mencapai US$1,4 miliar. Sementara di kategori balapan, competitive racing adalah sub-genre dengan total belanja gamers paling besar.

Sydow mengungkap, kunci untuk membuat mobile game yang populer adalah fokus pada monetisasi serta engagement dan retensi pemain. Salah satu fitur yang mendorong pemain untuk membeli item dalam game adalah purchase bundles. Fitur lainnya yang bisa mendorong pemain untuk merogoh kocek mereka adalah fitur piggy bank.

Fitur piggy bank memungkinkan pemain untuk mengumpulkan mata uang dalam game dengan memainkan game seperti biasa. Mata uang yang terkumpul akan tersimpan dalam bagian khusus, yaitu piggy bank. Nantinya, pemain akan bisa mengklaim mata uang yang tersimpan dalam piggy bank. Biasanya, fitur piggy banks digunakan oleh game-game kasual atau game kasino, menurut laporan Game Refinery.

Sementara itu, fitur Task System dan Rewards bisa mendorong pemain untuk membuka game beberapa kali dalam sehari, yang akhirnya dapat meningkatkan tingkat engagement para pemain. Terakhir, untuk membuat pemain terus memainkan sebuah mobile game, developer bisa menggunakan fitur Collection Mechanics dan membuat Foreshadowed Content.

Popularitas Hypercasual Game 

Pada Q3 2021, sekitar 33% dari total downloads mobile game berasal dari hypercasual games. Di kuartal itu, secara total, hypercasual games diunduh sebanyak 3,6 miliar kali, hampir 2 kali lipat dari total downloads hypercasual games pada periode yang sama pada tahun lalu. Salah satu hypercasual games yang paling banyak diunduh pada Q3 2021 adalah Count Masters.

Bukti lain dari popularitas hypercasual games adalah dari 10 mobile game publishers dengan downloads paling banyak pada Q3 2021, 8 di antaranya merupakan publishers dari hypercasual games. Sementara dari segi total spending, 3 dari 10 publishers dengan total belanja terbesar merupakan publishers dari game match-3.

Genre dan sub-genre yang populer selama Q3 2021. | Sumber: App Annie

Hypercasual games cenderung mendominasi daftar game dengan downloads terbanyak dari kuartal ke kuartal,” kata Sydow pada GamesBeat. “Namun, kami juga melihat beberapa game non-hypercasual yang tak kalah populer, seperti PUBG Mobile dan Roblox, serta My Talking Angela, simulasi binatang peliharaan baru. Dan hal ini menarik. Mungkin, hypercasual game menjadi game pertama yang orang-orang pertama kali mainkan sebelum mereka mencoba memainkan game-game yang lain.”

Selain hypercasual game dan match-3 game, Runner Action menjadi jenis game lain yang juga banyak diunduh selama Q3 2021. Sementara itu, dari segi total belanja para gamers, 4X March-Battle Strategy merupakan genre dengan total belanja terbesar pada Q3 2021. Selama 3 bulan, total belanja gamers dari genre tersebut mencapai US$2,4 miliar. Di dunia, Rise of Kingdoms adalah game 4X March-Battle Strategy dengan total belanja terbesar. Namun, Evony masih unggul dalam hal total downloads dan jumlah pengguna aktif.

Perubahan Regulasi Pemerintah Tiongkok

Pada September 2021, pemerintah Tiongkok memperketat regulasi terkait peluncuran game baru. Dengan adanya regulasi itu, proses persetujuan peluncuran mobile game baru akan menjadi lebih lambat. Tak hanya itu, pemerintah Tiongkok juga membatasi waktu bermain gamers di bawah umur, menjadi hanya tiga jam dalam seminggu. Sydow memperkirakan, keputusan pemerintah Tiongkok akan mempengaruhi industri mobile game di masa depan.

“Kami melihat indikasi bahwa regulasi game baru dari Tiongkok mulai diterapkan, hal ini akan memperlambat pertumbuhan industri mobile game di negara itu,” kata Sydow. “Namun, kami melihat bahwa tingkat adopsi mobile game di luar Tiongkok naik begitu pesat. Hal ini menyeimbangkan penurunan yang terjadi karena pengetatan regulasi game di Tiongkok.”

Tiongkok batasi waktu bermain gamers di bawah umur. | Sumber: Pexels

Pada Q3 2021, total belanja para mobile gamers mengalami kenaikan. Selain itu, pemasukan dari iklan di industri mobile game juga naik. Sydow menyebutkan, pandemi COVID-19 membuat mobile game dimainkan oleh banyak orang. Hal ini jadi salah satu faktor di balik akselerasi pertumbuhan industri mobile game.

“Tahun ini, kita masih melihat dampak dari pandemi, yaitu orang-orang memainkan lebih banyak game,” ujar Sydow. “Ada indikasi bahwa orang-orang pertama kali mencoba untuk bermain mobile game dengan memainkan game ber-genre hypercasual, puzzle, atau match-3. Kemudian, mereka akan mencoba untuk memainkan lebih banyak game lain.”

Sumber header: Microsoft