Produsen Gaming Gear Mad Catz Dinyatakan Bangkrut

Didirikan di tahun 1989, Mad Catz ialah perusahaan spesialis penyediaan produk hiburan asal Amerika. Salah satu kreasi mereka mungkin terdengar tak asing di telinga gamer veteran: GameShark – cartridge cheat untuk console dan komputer. Di akhir 2000-an, Mad Catz telah menjadi brand kepercayaan gamer profesional, terutama di komunitas Street Fighter.

Di bulan Agustus 2015, Mad Catz sempat mengumumkan kolaborasinya bersama Cloud Imperium Games untuk menggarap perangkat simulasi pendukung permainan Star Citizen, di bawah brand Saitek, pertama kali diungkap di acara Gamescom. Namun setahun setelahnya, Saitek sendiri malah dibeli oleh Logitech senilai US$ 13 juta. Keputusan tersebut membuat banyak orang berspekulasi bahwa Mad Catz sedang berada dalam masalah serius.

Dan di penghujung Maret 2017, produsen yang bermarkaskan di San Diego itu mengabarkan bahwa mereka sudah berhenti beroperasi dan mengajukan pemberitahuan kebangkrutan Chapter 7, di mana ‘Mad Catz memulai proses pembekuan aset perusahaan’. CEO Karen McGinnis, para direktur, serta jajaran manajemen mengundurkan diri tepat tanggal 30 Maret kemarin.

Jajaran direksi Mad Catz setuju untuk menyatakan kebangkrutan karena mereka tidak melihat alternatif strategis lain. Mereka tidak bisa menjual perusahaan, lalu para pemodal tidak mau meningkatkan pinjaman.

“Dengan sangat disesalkan dan terlepas dari upaya kami secara aktif mencari jalan keluar – termasuk meminta bantuan lewat pinjaman dari bank dan investor, serta usaha menjual aset hingga seluruh perusahaan – Mad Catz tidak dapat menemukan solusi memuaskan,” tutur sang CEO via Games Industry. “Jajaran direksi dan manajemen sangat menghargai upaya para karyawan demi mendukung bisnis, terutama di momen-momen saat Mad Catz menghadapi masalah keuangan. Perusahaan juga ingin mengucapkan terima kasih kepada para vendor dan penyedia jasa yang sudah membantu kami di masa-masa sulit ini.”

Kira-kira dua tahun silam, Mad Catz sempat menyingkap program kerja sama dengan Harmonix buat memublikasikan Rock Band 4. Sang produsen periferal mendukung game lewat penyediaan unit controller, penjualan, promosi, serta membantu proses distribusi. Sayang sekali, penjualannya lebih rendah dari ekspektasi. Tak lama, chairman, CEO, serta senior vice president mundur dari jabatannya. Esoknya, Mad Catz mengungkap rencana untuk menyusun ulang struktur perusahaan dan merumahkan 37 persen stafnya.

Terhitung di tanggal 27 Maret 2017 kemarin, Mad Catz Interactive dikeluarkan dari daftar New York Stock Exchange.

Ingin Tunjukkan Supremasinya di Ranah Gaming, Corsair Hadirkan Bermacam-Macam Perangkat High-End

Awalnya hanya dikenal oleh kalangan antusias sebagai produsen memori high-end, nama Corsair Components mulai melambung sejak mereka melangkah ke ranah penyediaan gaming gear. Di Indonesia, kepopularitasan Corsair naik hampir bersamaan dengan brand lain, meskipun konsumen lokal masih lebih mengenal rival-rivalnya – Razer dan Logitech misalnya.

Corsair Press Tour 2017 2

Demi mendongkrak awareness khalayak, Corsair memutuskan untuk ‘mengukuhkan’ keberadaannya secara lebih resmi dengan melangsungkan Press Tour 2017. Acara ini pertama kali dilakukan di Indonesia, dan kabarnya, merupakan pembuka sekaligus benchmark Press Tour selanjutnya yang akan dilangsungkan di negara-negara Asia Tenggara lain seperti Malaysia dan Thailand.

Corsair Press Tour 2017 7

Corsair Press Tour 2017 11

Di sana, Corsair mengundang para gamer dan media untuk menyimak presentasi produk dan demonstrasi live, serta mencoba langsung perangkat-perangkat high-end racikan mereka. Press Tour 2017 juga menandai kehadiran produk-produk tersebut di tanah air. Tidak tanggung-tanggung, Corsair membawa tiga case baru, keyboard mekanik K95 RGB Platinum dan K55 RGB, mouse Harpoon RGB dan Scimitar Pro RGB, sepasang power supply, serta sebuah PC barebone mungil. Banyak di antara mereka yang baru diluncurkan di CES 2017.

Corsair Press Tour 2017 13

Corsair Press Tour 2017 3

 

Casing

Tiga casing PC baru dari Corsair terdiri dari Crystal Series 570X RGB, 460XRGB, dan Carbide Series 270X. Sebagai bagian dari keluarga Crsytal, 570X dan 460X dibekali kaca anti-gores, mempersilakan kita memamerkan jeroan canggih di dalamnya, lalu dukungan pencahayaan RGB di sana menyempurnakan aspek penampilan rig kebanggaan Anda. Baik 570X dan 460X sudah didesain agar pengelolaan kabel jadi lebih mudah – memastikan komponen-komponennya menonjol dengan kabel-kabel yang ‘tersembunyi’.

Corsair Press Tour 2017 17

Corsair Press Tour 2017 18

Carbide Series 270X turut mengusung fitur manajemen kabel serupa, namun di sana Corsair menitikberatkan desain ramping dengan penampilan eksterior minimalis. Tentu saja ruang di dalamnya sangat lapang. Casing sanggup memuat beberapa buah kipas 120mm, juga memungkinkan Anda meng-upgrade pendingan hingga membubuhkan sistem water-cooling (radiator 360mm di depan dan 240mm di atap).

Corsair Press Tour 2017 20

 

Power supply

Di Press Tour 2017, Corsair mengumumkan ketersediaan power supply seri HX dan TX-M. Mereka berdua dipersenjatai kapasitor asli buatan Jepang. HX menyuguhkan efisiensi kelas Platinum 80 Plus hingga 94 persen, dipadu sistem kabel modular sehingga tidak lagi ada masalah kabel kusut, serta ditunjang oleh kipas raksasa 135mm dengan fitur Zero RPM yang memungkinkannya bekerja sangat hening.

Corsair Press Tour 2017 4

Corsair Press Tour 2017 6

TX-M sendiri menghidangkan tingkat efisiensi Gold 80 Plus, mampu bekerja dengan suhu maksimal hanya 50 derajat Celcius.

Corsair Press Tour 2017 5

Corsair Press Tour 2017 12

 

Mouse

Ada dua mouse yang Corsair perkenalkan secara resmi di Press Tour 2017, masing-masing disiapkan untuk memperkuat lini berbeda. Harpoon RGB adalah gaming mouse terjangkau yang menyimpan performa tinggi. Tubuhnya dirancang agar mengikuti kontur tangan ditambah side grip karet sehingga nyaman dan mantap ketika dipakai; dan dilengkapi sensor optik 6.000DPI. Corsair mengandalkan switch Omron, kabarnya sanggup membaca 20 juta kali klik.

Corsair Press Tour 2017 14

Satu mouse lagi diramu sebagai jagoan Corsair di level top-end, dan Anda mungkin sudah pernah mendengarnya. Ia adalah Scimitar Pro RGB, mouse spesialis permainan MOBA dan MMO dengan 16.000DPI, yang ternyata juga sangat fleksibel dalam menangani genre lain. Di artikel review DailySocial, saya mengungkapkan kekaguman terhadap aspek fleksibilitas, kenyamanan serta kinerja.

Corsair Press Tour 2017 23

 

Keyboard

Positioning dua keyboard anyar Corsair hampir serupa varian mouse tadi. K55 RGB merupakan keyboard gaming berpencahayaan LED kelas menengah yang didukung fitur macro. Tombol-tombol di sana dapat diprogram lewat Corsair Utility Engine, kemudian periferal ini juga memudahkan Anda mengakses fungsi multimedia (navigasi lagu dan mengatur volume) serta sudah ditopang kapabilitas anti-ghosting.

Corsair Press Tour 2017 15

Corsair Press Tour 2017 16

Jika membutuhkan papan ketik yang lebih canggih lagi, tentu saja Anda bisa berpaling ke keyboard mekanik Corsair K95 RGB Platinum. Di sana Anda dimanjakan oleh komponen-komponen terbaik: switch Cherry MX Brown RGB empuk dengan key travel yang rendah, ditanam dalam kerangka aluminium berpermukaan anodized. Di area kiri K95, Anda dapat menemukan tombol macro tambahan, lalu profile kustomisasinya disimpan di memori on-board 8MB sehingga Anda bisa me-load-nya di PC berbeda.

Corsair Press Tour 2017 19

 

Bulldog 2.0

Tak cuma fokus memuaskan para gamer dan kalangan antusias, Corsair juga punya solusi bagi Anda yang membutuhkan sistem hiburan di ruang keluarga. Sang produsen telah menyiapkan penerus dari PC small-form factor Bulldog, dinamai Bulldog 2.0. Masih mengusung rancangan minimalis yang futuristis, device ini diotaki prosesor Intel Core generasi ke-7, menyimpan motherboard MSI Z270 mini-ITX, power supply Corsair SF600 SFX, dan pendingin berbasis cairan beserta dua kipas 92mm.

Corsair Press Tour 2017 10

 

Harga?

Corsair Press Tour 2017 di Jakarta kemarin menandai tersedianya produk-produk yang mereka presentasikan di atas, masing-masing telah didukung garansi resmi selama dua tahun. Namun dalam berlembar-lembar press release, saya tidak menemukan satupun informasi mengenai harga. Corsair hanya bilang, “Untuk harga terbaru, silakan hubungi tim penjualan atau perwakilan Humas Corsair.”

Corsair Press Tour 2017 1

Corsair Press Tour 2017 9

Keyboard Mekanik Logitech G Pro Diramu Secara Cermat Untuk Para Atlet eSport

Di bulan Agustus silam, perusahaan spesialis periferal Logitech memperkenalkan G Pro, mouse gaming favorit pemain CS:GO Tyler ‘Skadoodle’ Latham yang mengusung aspek-aspek terbaik dari G100s dan G303. Tapi kehadirannya belum terasa lengkap tanpa dukungan papan ketik, dan belakangan Logitech memang sedang sibuk menggodok keyboard gaming baru.

Dan pada tanggal 7 Maret 2017 kemarin, Logitech mengumumkan anggota baru keluarga G Pro, kali ini sebuah keyboard mekanik yang dipersenjatai switch Romer-G buatan sang produsen sendiri. Seperti varian mouse-nya, papan ketik G Pro tersebut merupakan hasil kolaborasi antara Logitech dengan para gamer profesional. Kerja sama itu dilakukan demi memastikan device betul-betul memenuhi kebutuhan konsumen.

Logitech G Pro Mechanical Keyboard

Logitech G Pro Mechanical Gaming Keyboard adalah papan ketik tenkeyless dengan desain yang menitikberatkan aspek portabilitas. Absennya tombol numpad membuat ukuran keyboard jadi lebih kecil sehingga ia mudah dibawa-bawa, serta memberikan ruang lebih banyak untuk mouse, sangat cocok buat menemani para gamer dalam turnamen. Keyboard ini mempunyai dimensi 153×34,3×14,19mm dan bobot 980-gram.

Logitech G Pro Mechanical Keyboard 1

Mendukung faktor mobilitas tersebut, keyboard juga memiliki kabel USB yang bisa dilepas. Fitur ini juga meminimalisir peluang kerusakan kabel dan connector akibat tak sengaja tertarik dan terkocok ketika keyboard sedang disimpan dalam tas. Menyempurnaan sisi daya tahannya, Logitech memperkuat tubuh keyboard dengan pelat baja di belakang.

Logitech G Pro Mechanical Keyboard 3

Switch mekanik Romer-G yang menjadi jantung dari kapabilitas keyboard G Pro dijanjikan mampu menyuguhkan keakuratan, kecepatan serta responsitivitas tinggi. Dengan titik ‘actuation‘ pendek di 1,5-milimeter, switch ini dapat membaca input 25 persen lebih cepat dibanding garapan kompetitor, sengaja difokuskan untuk mendongkrak performa gaming. Dan Anda tidak perlu mencemaskan ketangguhannya, tuts di keyboad G Pro bisa menerima input hingga 70 juta kali.

Logitech G Pro Mechanical Keyboard 5

Papan ketik Logitech G Pro juga dibekali pencahayaan RGB dan ditunjang oleh lebih dari 300 profile di Logitech Gaming Software. Artinya, keyboard ini mampu mengenali ratusan game dan bisa menyesuaikan setting dengan judul tersebut. Via aplikasi yang sama, Anda juga dipersilakan mengustomisasi warna LED (ada pilihan 16,8 juta warna) serta mengakses fitur Custom Game Mod – dapat dipakai untuk menonaktifkan tombol Windows dan lain-lain.

Mengingat keyboard Logitech G Pro dirancang untuk para ‘gamer serius’, harganya memang tidak murah. Gaming gear ini dibanderol di kisaran US$ 130, kabarnya akan tersedia di bulan Maret 2017.

Sumber: Logitech.

Razer BlackWidow Chroma V2 Hadir dengan Desain Baru dan Switch Baru Pula

Sejak diluncurkan pertama kali di tahun 2010, Razer BlackWidow telah menjadi salah satu gaming keyboard terpopuler sejagat raya. Tahun demi tahun Razer terus menyempurnakannya, mempercantik desainnya sekaligus menambahkan fitur canggih macam sistem pencahayaan Chroma.

Di tahun 2017 ini, mereka sudah siap dengan BlackWidow Chroma V2. CEO Razer, Min-Liang Tan, mengklaim bahwa BlackWidow Chroma V2 merupakan keyboard mekanik terbaik yang pernah timnya buat, meneruskan tradisi versi orisinilnya yang berfokus pada aspek kenyamanan dan durabilitas.

Dari segi desain, BlackWidow V2 tampak lebih elegan sekaligus premium dari versi sebelumnya, meski perbedaannya tidak terlalu mencolok. Lima tombol macro di sebelah kiri masih ada, begitu juga dengan sistem backlighting yang bisa menyala dalam 16,8 juta warna dan menawarkan beragam efek.

Razer BlackWidow Chroma V2 tanpa palm rest terpasang / Razer
Razer BlackWidow Chroma V2 tanpa palm rest terpasang / Razer

Perubahan terbesar yang dibawa V2 adalah kehadiran switch mekanikal baru, yakni Yellow switch. Dibanding Green dan Orange switch yang versi sebelumnya tawarkan, Yellow switch bersifat linear dan lebih senyap, selagi masih mengedepankan ketahanan hingga 80 juta kali klik.

Razer menyebut Yellow switch ini dirancang spesifik untuk mereka yang gemar bermain game FPS atau MOBA, dimana tombol bisa ditekan lebih cepat daripada ketika menggunakan switch yang lain – penting mengingat pemain FPS dan MOBA bisa menekan tombol tertentu selama ribuan kali dalam satu sesi gaming.

Estetika, fungsionalitas, Razer tentunya juga tidak lupa dengan aspek ergonomi. Setiap konsumen BlackWidow Chroma V2 akan mendapatkan sebuah palm rest magnetik yang dapat dilepas-pasang dengan mudah. Dari gambarnya saja, kelihatan kalau palm rest ini cukup empuk dan bisa membuat sesi gaming yang panjang tetap nyaman.

Razer BlackWidow Chroma V2 saat ini sudah dipasarkan seharga $170, sama persis seperti iterasi sebelumnya.

Sumber: Razer.

Pasar Hardware Gaming di PC Tembus Angka US$ 30 Miliar

Banyak orang meremehkan segmen DIY, bahkan beberapa firma riset hanya fokus pada penjualan dan pengapalan PC buat mengukur pangsa pasarnya, dan melaporkan bahwa angkanya terus menyusut. Faktanya, ranah do-it-yourself merupakan jantung dari kegiatan gaming di PC, dan berdasarkan penyelidikan Jon Peddie Research, angkanya baru saja menyentuh rekor baru.

Perusahaan riset asal Kalifornia itu belum lama mengumumkan berita menggembirakan bagi semua gamer PC. Untuk pertama kalinya, pasar komponen gaming komputer mencapai nilai US$ 30 miliar di tahun 2016 – termasuk upgrade hardware, aksesori, hingga periferal. Kenaikan tersebut kabarnya lebih cepat dua tahun dari prediksi, sebelumnya US$ 30 miliar diperkirakan baru akan diperoleh di tahun 2018.

Menurut JPR, faktor pendorong melesatnya peningkatan ini adalah besarnya budaya gaming dan populasi gamer, serta minimnya perlawanan dari console – dengan konsumen di Asia Pasifik sebagai ujung tombaknya. Negara-negara di kawasan lain tentu saja menunjukkan pertumbuhan, dan menariknya, penjualan hardware high-end di Amerika Utara dan Eropa Barat lebih tinggi dari Asia Pasifik, meski kenaikannya lebih rendah (masing-masing 5,78% dan 6,63% versus 9,61%).

JPR 1

Ted Pollak selaku senior game industry analyst JPR menjelaskan ada banyak faktor penyebab semakin banyak orang merangkul PC gaming. Pertama, penyajian desktop kian populer karena pengguna dapat melihat detail lebih tinggi walaupun permainan cuma dijalankan di resolusi HD ataupun full-HD. Kedua, skema kontrol keyboard dan mouse lagi-lagi terbukti lebih superior, salah satu buktinya adalah judul-judul eSport mayoritas dimainkan di PC.

Sebagai tambahan, para desainer produk telah menyediakan ribuan opsi untuk user dalam melakukan kustomisasi PC di sisi fungsi serta estetika. Contohnya: setup multi-monitor, kartu-kartu grafis berperforma monster, berbagai pilihan notebook gaming dari mulai perangkat super-tipis hingga desktop replacement; belum lagi pernak-pernik seperti liquid cooling, sistem lighting, SSD, mouse gaming, keyboard mekanik, sampai aksesori Xbox yang kompatibel.

JPR juga melihat bahwa AMD dan Nvidia makin memerhatikan konsumen-konsumen entry-level, dan mulai menyediakan produk-produk kartu grafis di rentang harga US$ 120, seperti GTX 1050 dan Radeon RX 460. CPU Ryzen juga sangat menarik karena AMD mempunyai agenda untuk menyediakannya di perangkat kelas paling dasar, mid-range, sampai high-end. Bahkan GPU integrated di CPU Intel pelan-pelan mulai menyaingi console.

Seperti yang bisa Anda lihat, dominasi PC sulit dibendung. Dari pada menunda-nundanya, ayo bergabung bersama ‘master race‘ sekarang.

Sajikan Kecanggihan Dalam Desain Simpel, Logitech Singkap Mouse Gaming G203 Prodigy

Gaming seringkali mengancam isi dompet, tapi gamer tetap tak boleh berkompromi dalam memilih aksesori. Logitech sudah lama jadi tempat berpaling karena produk mereka dipercaya menawarkan titik temu antara harga dan performa. Untuk mouse baru mereka, perusahaan asal Swiss itu menitikberatkan faktor kenyamanan serta keleluasaan kustomisasi.

Ingin kembali menegaskan bahwa performa tinggi tak harus selalu menuntut banyak uang, Logitech memulai manuvernya di tahun 2017 dengan memperkenalkan mouse gaming G203 Prodigy, anggota baru dari lini G Prodigy. Melihat keseluruhan paketnya, sang produsen tampak mencoba menawarkan kelengkapan fitur dalam penyajian simpel yang jadi favorit gamer.

G203 Prodigy mewariskan arahan desain mouse gaming populer G100S, dengan rancangan ambidextrous dan layout yang sama-sama sederhana. Tentu saja tim desainer membubuhkan beragam pembaruan, baik pada aspek ketahanan, kinerja, serta memodifikasinya agar lebih nyaman. Terdapat tombol switch DPI di dekat scroll wheel, lalu Logitech menambahkan dua tombol lagi di sisi kiri mouse.

Logitech memastikan G203 Prodigy dapat meregistrasi 1.000 laporan per detik ke PC, delapan kali lebih cepat dari mouse standar. Dengan begini, input kendali berupa gerakan ataupun klik segera direspons secara instan, dan Anda tidak merasakan keterlambatan sedikit pun di layar. Tak hanya itu, Logitech juga meramu kedua tombol utama agar empuk, responsif dan menjaga sensasinya tetap konsisten.

Mouse gaming ini memanfaatkan sensor optik jenis baru dengan rentang DPI dari 200 sampai 6.000. Sensor tersebut diklaim sangat akurat dalam melacak gerakan, didesain di Amerika dan diproduksi di Swiss demi ‘menyuguhkan kendali yang lebih baik’, menyulap mouse jadi ekstensi dari tangan Anda. Meskipun G203 Prodigy ditawarkan di harga bersahabat, Logitech menjamin tidak ada kompromi pada build quality. Tiap unitnya lulus uji coba intensif di laboratorium R&D mereka.

Produk ini bisa segera digunakan begitu ia dikeluarkan dari bungkus tanpa proses instalasi. Alternatifnya, pengguna dapat melakukan konfigurasi dengan Logitech Gaming Software, di mana Anda bisa memilih warna dan menentukan level kecerahan LED (ada 16,8 juta warna) serta mengustomisasi fungsi seluruh tombolnya. Buat mengubah DPI, kita tinggal menekan sebuah tombol, dan pilihan itu disimpan dalam memori onboard sehingga setup tidak berubah walaupun G203 Prodigy disambungkan ke PC berbeda.

Mouse gaming Logitech G203 Prodigy kabarnya akan mulai dipasarkan di bulan Januari 2017 ini, dijajakan di harga US$ 50.

Sumber: Logitech.

Gaming Headset Logitech G533 Padukan Performa Kelas Audiophile dan Konektivitas Wireless

Gaming headset identik dengan suara surround dan mikrofon yang jernih. Akan tetapi faktor kenyamanan sebenarnya tidak boleh dilupakan, dan salah satu caranya adalah dengan memangkas kabel dan menyematkan konektivitas wireless. Ketika semua itu dipadukan, terciptalah gaming headset yang ideal, seperti garapan terbaru Logitech berikut ini.

Logitech G533 namanya, dan ia tengah dipamerkan di hadapan pengunjung CES 2017. Desainnya tipikal gaming headset, dengan earcup berukuran besar yang akan membungkus daun telinga secara menyeluruh.

Aspek ergonomi sangat diperhatikan oleh Logitech. Selain memiliki bobot yang ringan di angka 350 gram, bantalan dengan permukaan jaring-jaring dimaksudkan supaya telinga tidak panas meski digunakan dalam sesi yang panjang.

Bobot ringan, earcup besar dan bantalan jaring-jaring memastikan headset tetap nyaman digunakan dalam waktu yang lama / Logitech
Bobot ringan, earcup besar dan bantalan jaring-jaring memastikan headset tetap nyaman digunakan dalam waktu yang lama / Logitech

Headset dibekali dengan driver yang diklaim punya kinerja setara headphone kelas audiophile; suara di frekuensi tinggi dan rendah dapat direproduksi secara jernih dan minim distorsi. Teknologi surround 7.1 DTS Headphone X memastikan sesi gaming yang optimal, dimana pemain bisa mendengarkan suara sesuai arah asalnya, dengan volume yang menyesuaikan jaraknya – semakin dekat musuh berada, semakin keras suara derap kakinya.

Ketujuh channel audio ini bisa diatur volumenya secara terpisah, memberikan kustomisasi yang kian lengkap bagi para pengguna. Terkait konektivitas, G533 diklaim sanggup beroperasi dari jarak sejauh 15 meter dan dipastikan tidak ada jeda sedikitpun antara audio dan game maupun film.

Lipat mic-nya ke atas, maka audio keluar akan otomatis di-mute / Logitech
Lipat mic-nya ke atas, maka audio keluar akan otomatis di-mute / Logitech

Mikrofon milik G533 dapat dilipat ke atas ketika tidak digunakan, dan saat dalam posisi ini, output audio akan otomatis di-mute. Kenop volume beserta tombol kontrol terletak di earcup sebelah kiri. Menariknya, tombol ini bisa diprogram untuk berbagai fungsi, semisal untuk mute manual atau untuk play/pause.

Terakhir, atribut unggulan Logitech G533 adalah daya tahan baterainya, yang diyakini mencapai waktu 15 jam dalam satu kali charge. Headset ini rencananya akan segera dipasarkan bulan ini juga seharga $150.

Sumber: VentureBeat dan Logitech.

Perusahaan Gaming Gear Razer Mengakuisisi THX, Apa Motivasi Mereka?

Mereka yang gemar menikmati film layar lebar sudah pasti tidak asing dengan THX. Perusahaan Amerika ini merupakan spesialis audio, terkenal berkat pengembangan standar reproduksi audio/video hi-fi untuk bioskop, home theater, console sampai speaker. Tapi George Lucas mungkin tak pernah membayangkan THX akan jadi bagian dari perusahaan gaming gear ternama.

Betul sekali, THX dan Star Wars punya hubungan erat. THX yang saat ini kita kenal didirikan di tahun 2002 sebagai spin-off dari Lucasfilm. Namanya sendiri ada sejak tahun 1983, waktu itu dimanfaatkan untuk memastikan soundtrack Return of the Jedi tersaji sempurna. Dan di awal minggu ini, muncul sebuah berita mengejutkan. Mayoritas aset dan kekayaan intelektual THX kabarnya telah jadi milik Razer.

Sejauh ini belum diketahui seberapa besar uang yang dikeluarkan oleh Razer, namun beralihnya kepemilikan aset membuka probabilitas baru pemanfaatan sistem ‘quality assurance‘ THX. Secara tertulis CEO Min-Liang Tan menuturkan bahwa Razer mempunyai visi untuk menyajikan inovasi di berbagai level hiburan. Visi tersebut juga menjadi kebanggaan THX sejak didirikan. Akuisisi ini memungkinkan Razer menjaga kepemiminan mereka di ranah gaming gear serta segmen hiburan secara umum.

Kabar gembirannya, tim THX akan bekerja secara normal sebagai entitas independen dengan tim management-nya sendiri bersama para partner. Dari penjelasan mereka, Razer membeli THX tepat saat perkembangan bisnisnya menunjukkan kenaikan. Dalam beberapa bulan ke belakang, THX diketahui tengah memperluas program sertifikasi ke jenis hiburan live dan konser-konser musik.

Misi THX sendiri tidak berubah, yaitu menyediakan pengalaman hiburan berkualitas baik di bioskop, rumah atau on-the-go. Namun dengan kesempatan ini, THX percaya diri mereka dapat menggapai kategori-kategori baru, dibantu Razer dalam upaya mengoptimalkan mutu audio visual di semua segmen.

“Memastikan tiap orang memperoleh hiburan bermutu tetap menjadi fokus utama kami, terlepas dari apapun medium yang mereka gunakan,” tutur CEO THX Ty Ahmad-Taylor di press release. “Bersama Razer, kami bisa memperkuat lini bisnis utama sembari memenuhi kebutuhan konsumen yang terus berubah.”

Saat ditanya oleh Venture Beat mengenai apa alasan Razer membeli THX, Tan bilang bahwa ia adalah penggemar berat THX. Brand ini menawarkan program sertifikasi audio video terbaik di kelasnya, didukung oleh teknisi-teknisi berbakat; lalu kekayaan intelektual dan teknologi THX juga relevan bagi konsumen utama Razer.

Dan Anda harus ingat, Razer bukan hanya fokus pada penyediaan gaming gear semata. Mereka juga merupakan salah satu ujung tombak dan penggagas proyek Open Source Virtual Reality (OSVR), jadi jangan kaget jika teknologi THX turut diterapkan ke ranah VR…

Gamdias Perkenalkan Lineup Gaming Gear High-End Dengan LED RGB 16,8 Juta Warna

Naik daunnya gaming bisa jadi sedikit membingungkan bagi mereka yang baru mulai menapaki hobi ini. Para pemula dibombardir begitu banyak pilihan gear serta hardware, dan mayoritas produk dikemas dalam penampilan menarik, meski desain belum tentu mewakilkan mutu. Jika nama-nama terpercaya masih sedikit di luar jangkauan dana, Anda tentu dapat melirik sejumlah brand baru.

Gamdias bisa jadi salah satu alternatif teroptimal. Didirikan di tahun 2012, perusahaan asal Taiwan itu fokus pada penyediaan periferal spesialis gaming, umumnya menawarkan produk terjangkau berkualitas tinggi. Dan mengikuti tren penggunaan LED yang kian populer di kalangan produsen gaming gear belakangan ini, Gamdias juga turut memperkenalkan deretan mouse, keyboard dan headset berpencahayaan RGB.

Mouse Zeus P1 & Zeus E1

Gamdias Zeus M1

Diklaim sebagai mouse dengan dua level pencahayaan RGB customizable pertama di dunia, Zeus P1 merupakan mouse flagship Gamdias. Device menyuguhkan Anda keleluasaan bermain-main dengan 16,8 juta warna, dibekali delapan buah tombol programmable – diposisikan secara strategis agar mudah dijangkau jari. Proses kustomisasi dapat dilakukan via software Hera. Tentu saja Gamdias tidak melupakan performanya: mereka menyematkan switch super-responsif, sensor optik 12.000dpi, dan dukungan fitur kalibrasi jenis permukaan.

Zeus E1 sendiri ialah pilihan lebih ekonomis, sama-sama mempunyai LED multi-color double level, menyimpan sensor optik 3.200dpi.

Keyboard Hermes P1, Hermes M1 & Hermes E1

Gamdias Hermes P1

Tiga keyboard mekanik anyar ini dibangun berdasarkan arahan sebelumnya, namun turut dipadu penyempurnaan dan fitur-fitur baru: pencahayaan backlight RGB 16,8 juta warna (serta penambahan controller internal) dengan empat level kecerahan, desain kedap air, dan mendapatkan upgrade pada keycap serta wrist rest detachable. Hermes P1, M1 dan E1 tetap mengusung material premium dan konstruksi aluminium. Seperti Zeus, semua proses kustomisasi dapat dilakukan mudah melalui software Hera.

Headphone Hebe M1 & Hebe E1

Gamdias Hebe M1

Kehadiran keyboard dan mouse belum terasa lengkap tanpa headphone. Hebe M1 dan E1 mempunyai desain unik dengan arahan menyerupai SteelSeries Siberia V2. Mereka berdua menyajikan pencahayaan RGB ‘breathing‘, memiliki rancangan earcup raksasa buat menyimpan unit driver HD berukuran besar (M1: 10mm, E1: 40mm). Headphone juga dibekali mic fleksibel unidirectional serta smart remote controller.

Di situs resmi Gamdias, status dari ketujuh produk di atas masih coming soon. Sang produsen berjanji akan menyingkap spesifikasi lebih rinci serta informasi mengenai harga di bulan Oktober 2016 ini.

Razer Siap Melepas Dua Headphone Kraken Baru

Mengusung nama monster laut, ada tiga aspek yang jadi fokus penyajian headphone Razer Kraken: dibuat agar nyaman dikenakan, menggunakan earcup foldable sehingga ringkas, serta dibekali driver neodymium berukuran besar demi menyuguhkan audio bertenaga. Dan di bulan September ini, Razer siap melepas dua ‘ekor’ Kraken baru untuk memperkuat lineup produknya.

Lewat situs mereka, sang spesialis gaming gear Amerika itu memperkenalkan Kraken 7.1 V2 dan Kraken Pro V2. Keduanya kembali menjanjikan kenyamanan pemakaian dan daya tahan tinggi seperti varian terdahulu, namun Razer tak lupa membubuhkan beragam penyempurnaan – baik pada desain maupun performa penyajian suara. Dan tak hanya mendukung user PC dan Mac, headphone juga diracik agar kompatibel ke console PlayStation 4 dan Xbox One.

Razer Kraken 7.1 V2 1

Dari perspektif penampilan, Razer Kraken 7.1 V2 dan Kraken Pro V2 mempunyai wujud hampir identik. Berdasarkan info spesifikasi dan gambar yang ditampilkan sang produsen, perbedaan paling mencolok adalah kehadiran sistem lighting Chroma pada logo Razer khusus di varian 7.1 V2.

Razer Kraken Pro V2 1

Kedua headphone memanfaatkan headband ber-frame bauxite aluminium unibody, dimaksudkan untuk mengurangi bobotnya. Bantalan dibuat lebih besar, lebih empuk, dan lebih efektif dalam menyegel suara dan memblokir bunyi-bunyian eksternal. Menariknya lagi, Razer mulai memerhatikan para gamer berkacamata: bantalan tersebut memiliki ‘special inmold channels‘, fungsinya ialah mengurangi tekanan di kepala akibat memakai kacamata.

Razer Kraken 7.1 V2 2

Kedua headphone memperoleh upgrade driver, kali ini berukuran 50-milimeter (Kraken Pro biasa ditenagai driver 40mm), diklaim telah diramu agar menyajikan keseimbangan terbaik antara kapabilitas output audio game serta fungsi komunikasi. Artinya, suara derap kaki lawan yang berusaha menyergap Anda terdengar sama jelasnya dengan jeritan minta bantuan dari rekan satu tim.

Razer Kraken Pro V2

Mengulik lebih jauh, tentu saja ada perbedaan signifikan antara Kraken 7.1 V2 dan Pro V2. Seperti namanya, Kraken 7.1 V2 ditopang audio surround virtual di channel 7.1, dengan satu syarat: Anda harus menginstal software Razer Synapse, cuma tersedia di PC dan Mac. Kraken 7.1 V2 tersambung via USB dan didukung teknologi active noise cancellation; sedangkan Pro V2 dibekali connector 3,5-milimeter, jenis audio stereo, dan sistem noise cancelling pasif. Razer menyematkan mic BOOM unidirectional ECM di kedua produk, mampu merespons suara dari 100Hz sampai 10kHz.

Razer Kraken Pro V2 sudah bisa Anda pesan sekarang, dibanderol seharga US$ 80, lalu Kraken 7.1 V2 sendiri dijajakan di harga US$ 100. Kedua produk akan mulai tersedia di bulan Oktober.

Sumber: RazerZone.