Razer Blade Pro 17 Unggulkan Layar 300 Hz atau 4K 120 Hz

Laptop 17 inci adalah spesies langka yang kerap diperlakukan sebagai pengganti komputer desktop. Tidak banyak pabrikan yang memproduksinya belakangan ini, akan tetapi beberapa yang eksis sudah pasti tidak mau berkompromi. Salah satunya adalah generasi terbaru Razer Blade Pro 17 berikut ini.

Menyusul Blade Stealth 13 dan Blade 15 edisi 2020 yang sudah hadir lebih dulu, Blade Pro 17 datang membawa penyegaran spesifikasi. Semua variannya kini mengemas prosesor terbaru Intel Core i7-10875H (Comet Lake), sedangkan GPU-nya bisa dipilih antara Nvidia RTX 2070 atau RTX 2080 Super.

Dibandingkan dengan laptop 17 inci lain, semisal Dell XPS 17 yang juga masih sangat gres, Blade Pro 17 unggul soal performa grafik, tapi kalah soal CPU. Itu dikarenakan Dell XPS 17 dapat dikonfigurasikan dengan prosesor Intel Core i9-10885H pada varian termahalnya.

Razer Blade Pro 17

Secara default, Blade Pro 17 mengemas RAM 16 GB, tapi konsumen bisa menambahkan sampai 64 GB jika perlu. Perihal storage, perangkat bisa menampung dua SSD tipe PCIe NVMe dengan kapasitas masing-masing 2 TB, memberikan total ruang penyimpanan sebesar 4 TB. Semua ini dikemas dalam rangka aluminium dengan tebal nyaris 2 cm dan bobot 2,75 kg.

Tidak kalah istimewa adalah layar 17,3 incinya. Ada dua varian yang ditawarkan: 1080p 300 Hz, atau 4K 120 Hz touchscreen. Bukan, tujuan yang hendak dicapai di sini bukanlah menyajikan pengalaman gaming dalam resolusi 4K 120 fps, sebab RTX 2080 Ti pun masih kesulitan melakukannya.

Varian dengan layar 4K ini jelas lebih ditujukan bagi para kreator konten, dan refresh rate 120 Hz tentunya bisa membantu mereka dalam kegiatan seperti menyunting video. Sayangnya, Razer tidak menyertakan dukungan atas teknologi variable refresh rate (Nvidia G-Sync maupun AMD FreeSync) di sini.

Razer Blade Pro 17

Blade Pro 17 juga tidak mengecewakan soal konektivitas. Selain Wi-Fi 6 dan Bluetooth 5, ia turut dibekali port Ethernet, HDMI 2.0b, tiga port USB-A, dua port USB-C (salah satunya Thunderbolt 3), dan UHS-III SD card reader. Di saat darurat, Blade Pro 17 dapat di-charge menggunakan charger USB-C 20V.

Di Amerika Serikat, Razer Blade Pro 17 bakal dipasarkan dengan harga mulai $2.600. Sebagai perbandingan, Dell XPS 17 rencananya akan dijual dengan banderol mulai $1.500, meski memang spesifikasi Blade Pro 17 lebih superior pada varian termurahnya, dan Anda tak akan mendapat layar dengan refresh rate tinggi jika memilih penawaran Dell.

Sumber: Razer.

Razer Blade Stealth 13 Kini Hadir dengan GPU GTX 1650 Ti dan Layar 120 Hz

September lalu, Razer menyematkan upgrade terbesar pada ultrabook-nya, Blade Stealth 13. Mereka menanamkan GPU Nvidia GeForce GTX 1650 pada perangkat bertubuh tipis itu, mendongkrak performa gaming-nya secara sangat drastis.

Tahun ini, Blade Stealth 13 kembali menerima penyegaran yang tak kalah signifikan. GPU yang menjadi pilihan kali ini lebih bertenaga lagi, yakni GeForce GTX 1650 Ti. Prosesornya pun juga demikian; meski sepintas terdengar sama – Intel Core i7-1065G7 – yang dipakai kali ini adalah varian yang memiliki TDP 25 W, yang dapat mempertahankan kecepatan maksimumnya lebih lama ketimbang varian yang dipakai sebelumnya (15 W).

Melengkapi spesifikasinya adalah RAM LPDDR4X berkapasitas 16 GB, serta SSD tipe PCIe NVMe 512 GB. Baterainya mempunyai kapasitas 53,1 Wh, dan Razer tak lupa membekali Blade Stealth dengan teknologi Nvidia Optimus, yang memungkinkan perangkat untuk menggunakan GPU bawaan prosesor (yang lebih irit daya) saat tidak sedang dipakai bermain game.

Razer Blade Stealth 13

Layar 13,3 incinya juga ikut menerima pembaruan. Konsumen dapat memilih antara panel 1080p dengan refresh rate 120 Hz, atau touchscreen beresolusi 4K. Kedua jenis panel sama-sama mendukung 100% spektrum warna sRGB.

Satu hal yang saya suka adalah, bezel atasnya masih menyisakan ruang untuk sebuah webcam beresolusi 720p, serta yang dilengkapi sensor infra-merah dan kompatibel dengan Windows Hello. Kalau boleh jujur, saya lebih memilih bezel yang sedikit tebal seperti ini (4,9 mm), tapi posisi webcam-nya tetap ideal, alias bukan di bawah.

Razer Blade Stealth 13

Semua ini dikemas dalam sasis aluminium yang tebalnya cuma sekitar 15,3 cm dan bobotnya kurang dari 1,5 kg. Istimewanya, Razer masih bisa membenamkan empat buah speaker plus sebuah amplifier, dan perangkat juga masih mengemas sepasang port USB standar sekaligus sepasang port USB-C (salah satunya Thunderbolt 3).

Di Amerika Serikat, Razer Blade Stealth 13 generasi terbaru ini sudah dijual seharga $1.800, atau $2.000 untuk varian yang mengemas layar 4K. Harganya sama persis seperti model sebelumnya yang dirilis belum setahun lalu.

Sumber: Razer.

Laptop Gaming Origin EON15-X Ditenagai Prosesor 12 Core Kelas Desktop

AMD Ryzen 9 3900X merupakan prosesor desktop yang istimewa dan sangat cepat. Tidak mengherankan kalau kita mengorek sedikit soal teknisnya, yang terdiri dari 12 core dan 24 thread, tidak ketinggalan juga arsitektur Zen 2 yang memang lebih mumpuni sekaligus lebih efisien.

Sekarang bayangkan prosesor sekelas itu di laptop. Apakah mungkin? Tidak kalau dengan TDP setinggi 105 W, sebab itu akan terasa terlampau panas untuk sebuah laptop. Alternatif yang lebih masuk akal adalah Ryzen 9 3900, yang sama-sama dibekali 12 core dan 24 thread, tapi dengan TDP dan clock speed yang lebih rendah.

Itulah yang dilakukan Origin PC, produsen custom PC asal AS. Mereka membenamkan prosesor 12 core tersebut ke laptop gaming terbarunya, EON15-X, lalu menggandengkannya dengan GPU Nvidia GeForce RTX 2070 Max-Q dan RAM DDR4 32 GB. Hasilnya adalah perangkat setebal 3 cm dan seberat 2,7 kg yang performanya melampaui PC saya yang cuma ditenagai prosesor 6 core.

Origin EON15-X

Sayangnya performa berlebihan itu tidak diimbangi dengan panel layar yang berlebihan pula. Di saat laptop gaming lain menawarkan layar dengan refresh rate 240 Hz atau bahkan 300 Hz, Origin EON15-X cuma dibekali layar IPS 15,6 inci dengan resolusi 1080p dan refresh rate 144 Hz.

Juga disayangkan sebenarnya adalah GPU-nya, terutama karena Nvidia baru saja meluncurkan varian RTX 2070 Super dan 2080 Super buat laptop. Urusan baterai, EON15-X datang bersama modul berkapasitas 62 Wh yang diestimasikan cukup untuk menemani 2 jam sesi gaming dalam sekali charge.

Lalu berapa harga laptop gaming dengan performa sekelas workstation ini? Di situsnya, konfigurasi termahal Origin EON15-X dihargai sekitar $3.750, mencakup SSD tipe NVMe PCIe berkapasitas 2 TB, plus satu lagi SSD berkapasitas 4 TB (total 6 TB).

Sumber: PC Gamer.

Razer Blade 15 Versi Anyar Andalkan Prosesor 8-Core Terbaru Intel dan GPU RTX 2080 Super

Razer Blade terus mengukuhkan statusnya sebagai MacBook-nya para gamer. Hal ini kembali dibuktikan lewat generasi terbaru Razer Blade 15, yang hadir membawa prosesor generasi ke-10 Intel dan GPU Nvidia RTX Super.

Spesifiknya, Blade 15 mengemas prosesor Intel Core i7-10875H yang berinti delapan dan memiliki kecepatan maksimum 5,1 GHz pada varian termahalnya. GPU yang digunakan adalah GeForce RTX 2080 Super tipe Max-Q yang ditujukan untuk laptop berbodi tipis, dan yang performanya diklaim 25% lebih kencang ketimbang model non-Super.

Setipis apa memangnya? 17,8 mm, dengan bobot sekitar 2,2 kg. Melengkapi spesifikasinya adalah RAM 16 GB dan SSD tipe NVMe PCIe berkapasitas 1 TB. Baterainya punya kapasitas 80 Wh, dan dapat di-charge via USB-C ketika sedang tidak dipakai bermain game.

Razer Blade 15

Layar 15,6 incinya hadir dalam dua varian yang berbeda: touchscreen OLED beresolusi 4K yang mendukung 100% spektrum warna DCI-P3, atau LCD beresolusi 1080p yang dilengkapi refresh rate setinggi 300 Hz. Bezel-nya sama tipisnya (4,9 mm) pada kedua varian.

Versi baru Blade 15 ini juga membawa perubahan yang sepele namun sebenarnya cukup penting, yaitu penyempurnaan layout keyboard. Pada versi-versi Blade sebelumnya, Razer selalu menempatkan tombol panah atas di antara tombol “?” dan “Shift”. Di versi terbarunya, Blade 15 sudah memakai layout yang lebih standar dengan tombol panah atas dan panah bawah yang terbagi dua.

Razer Blade 15

Satu hal yang Blade 15 miliki tapi absen bahkan pada MacBook Pro 16 adalah SD card reader, lebih tepatnya yang mendukung model UHS-III. Selebihnya, konektivitasnya mencakup port HDMI, sepasang port USB-C (salah satunya merupakan port Thunderbolt 3), dan sepasang port USB biasa.

Generasi terbaru Razer Blade 15 kabarnya bakal dipasarkan mulai bulan Mei. Razer belum merincikan harga untuk varian termahalnya, tapi mereka mematok $1.600 untuk varian termurahnya yang mengemas prosesor 6-core i7-10750H, GPU GTX 1660 Ti, SSD 256 GB, layar 144 Hz, dan baterai yang lebih kecil (65 Wh).

Sumber: Razer.

Asus Luncurkan ROG Zephyrus Duo 15, Laptop Gaming Berlayar Ganda dengan Spesifikasi Beringas

Awal April ini ditandai dengan dua pengumuman penting di industri laptop: Intel meluncurkan prosesor laptop generasi ke-10, lalu Nvidia meluncurkan seri GPU RTX Super untuk laptop. Bersamanya tentu datang sederet laptop anyar dari banyak pabrikan, dan salah satu yang sangat mencuri perhatian datang dari Asus.

Namanya ROG Zephyrus Duo 15, dan seperti yang sudah bisa ditebak, ia merupakan sepupu dari ZenBook Duo yang ditujukan untuk kalangan kreator konten. Konsep laptop dua layar itu akhirnya Asus bawa juga ke ranah gaming, dan tentunya mereka sudah mengoptimalkannya untuk keperluan gaming.

Asus ROG Zephyrus Duo 15

Perbedaan yang paling mencolok adalah, layar kedua milik Zephyrus Duo diposisikan agak miring (13°) sehingga lebih mudah dilihat dan disentuh. Posisi layar yang miring ini rupanya juga menyediakan ventilasi ekstra untuk komponen-komponen di dalam, sehingga perangkat dipastikan tetap berperforma maksimal tanpa risiko kepanasan.

Namun yang mungkin jadi pertanyaan adalah, untuk apa layar kedua itu? Dalam konteks berkreasi fungsinya mungkin sudah cukup jelas, tapi bagaimana dalam konteks gaming? Di sini Asus mencoba menjelaskan dengan mencontohkan kolaborasinya bersama Techland, developer di balik game Dying Light 2.

Pada game tersebut, tampilan co-op chat akan dipindahkan ke layar kedua Zephyrus Duo, dan pemain juga bisa memanfaatkan layar keduanya ini untuk mengganti quest yang aktif maupun barang-barang di inventory.

Untuk gamegame yang lebih mainstream seperti CS:GO, Dota 2, League of Legends atau Fornite, layar kedua ini dapat dipakai untuk menampilkan statistik secara real-time, atau rekomendasi build yang cocok.

Asus ROG Zephyrus Duo 15

Merujuk kembali pada pengumuman terbaru Intel dan Nvidia, Zephyrus Duo bisa dikategorikan monster perihal performa. Varian termahalnya hadir membawa prosesor Intel Comet Lake i9-10980HK yang memiliki clock speed maksimum 5,3 GHz, tidak ketinggalan juga GPU GeForce RTX 2080 Super yang performanya dua kali lipat GTX 1080.

Melengkapi spesifikasinya adalah RAM 32 GB dan SSD tipe NVMe PCIe berkapasitas 2 TB. Zephyrus Duo hadir dalam dua varian layar: 4K dengan dukungan 100% spektrum warna Adobe RGB, atau 1080p tapi dengan refresh rate 300 Hz. Dua-duanya sama-sama berukuran 15,6 inci dan bukan touchscreen.

Mengapa tidak ada touchscreen? Karena layar keduanya sudah dibekali panel sentuh. Layar keduanya ini punya bentang diagonal 14 inci, dan resolusinya cukup tinggi di angka 3840 x 1100 pixel.

Asus ROG Zephyrus Duo 15

Guna mengimbangi performanya yang beringas, Zephyrus Duo ditenagai baterai berkapasitas 90 Wh. Saat sedang tidak bermain game, perangkat bisa diisi ulang menggunakan charger USB-C dengan output maksimum 65 W.

Semua itu dikemas dalam sasis yang termasuk ringkas di kategori laptop gaming. Tebalnya tidak lebih dari 20,9 mm, dan bobotnya juga hanya sekitar 2,4 kg. Asus ROG Zephyrus Duo 15 rencananya akan dipasarkan mulai bulan Mei. Harganya dilaporkan berkisar $3.700 untuk varian termahalnya. Di bawahnya, ada varian Core i7-10875H dan RTX 2070 Super yang dibanderol seharga $3.000.

Sumber: Asus dan The Verge.

AMD Ungkap Prosesor Ryzen 9 4900H dan 4900HS untuk Laptop

Mendesain prosesor laptop itu lebih sulit ketimbang prosesor desktop. Alasannya sederhana; ruang fisik yang tersedia di balik sasis laptop tidak banyak, dan produsen seperti AMD atau Intel juga harus menyeimbangkan aspek performa dan efisiensi daya, meski keduanya sebenarnya bertolak belakang.

Itulah mengapa prosesor laptop umumnya dibagi lagi menjadi dua kategori: low-power dan high-power. Di kategori high-power, AMD baru saja memperkenalkan dua prosesor anyar, yaitu Ryzen 9 4900H dan 4900HS, dua model paling top dari seri Ryzen generasi keempat yang didedikasikan untuk laptop gaming.

Secara teknis, Ryzen 9 4900H dan 4900HS sama-sama mengemas 8-core dan 16-thread yang memanfaatkan arsitektur Zen 2. Perbedaannya cuma terdapat di clock speed dan TDP (thermal design power) masing-masing: 4900H dengan clock speed 3,3 GHz (base) – 4,4 GHz (boost) dan TDP 45 W, sedangkan 4900HS dengan clock speed 3 GHz (base) – 4,3 GHz (boost) dan TDP 35 W.

AMD Ryzen 9 4900HS

“S” pada 4900HS sebenarnya mengacu pada kata “Slim”, dan ini mengindikasikan kecocokannya terhadap laptop gaming berbodi tipis macam Asus ROG Zephyrus G14. Diumumkan pada event CES lalu, Zephyrus G14 memiliki dimensi yang tergolong ringkas untuk ukuran laptop gaming, dengan tebal 17,9 mm dan bobot sekitar 1,6 kg.

Pada kenyataannya, tidak sembarang laptop bisa menggunakan prosesor HS ini, sebab AMD sudah menetapkan kriteria-kriteria khusus, seperti misalnya tebal bodi di bawah 20 mm dan daya tahan baterai hingga 10 jam pemutaran video. Sejauh ini yang sudah memenuhi syarat adalah Zephyrus G14 itu tadi, dan di situ prosesornya akan ditandemkan dengan GPU GeForce RTX 2060 Max-Q.

AMD Ryzen 4000 H-Series

Dibandingkan dengan Ryzen 7 4800H dan 4800HS, duo Ryzen 9 ini unggul dalam hal GPU terintegrasi. Selain lebih kencang – 1750 MHz dibandingkan 1600 MHz pada Ryzen 7 – jumlah compute unit-nya juga satu inti lebih banyak. GPU terintegrasi mungkin kurang begitu berarti dalam konteks laptop gaming (yang sebagian besar dibekali GPU terpisah), dan akan lebih signifikan perannya di segmen niche macam laptop untuk kreator konten.

Untuk kebutuhan komputasi secara umum, duo Ryzen 9 ini juga jagoan. Berdasarkan pengujian internal AMD, Ryzen 9 4900HS dengan TDP 35 W unggul banyak dibanding Intel Core i9-9880H yang memiliki TDP 45 W. Untuk rendering di Blender, AMD mencatatkan performa 56% lebih cepat, demikian pula transcoding video di Handbrake, yang tercatat 23% lebih kencang.

Buat saya pribadi, Ryzen 9 4900H dan 4900HS akan terdengar lebih menarik di segmen laptop non-gaming ketimbang di laptop gaming, sebab GPU terintegrasinya jauh lebih superior ketimbang yang terdapat pada prosesor Intel yang sekelas. Untuk laptop gaming, saya kira kehadiran GPU terpisah jauh lebih penting ketimbang memilih prosesor AMD atau Intel.

Sumber: 1, 2, 3.

Apple Bakal Buat Gaming Mac?

Gamer biasanya menggunakan PC berbasis Windows. Tak heran, mengingat selama ini, gamer memang bukan target pasar Apple. Jika dibandingkan dengan game Windows, jumlah game untuk Mac jauh lebih sedikit. Jika ingin memainkan game AAA, pengguna Mac harus menunggu hingga versi Mac dari game tersebut diluncurkan. Karena itulah, biasanya pengguna Mac harus menunggu lebih lama untuk bisa memainkan game terbaru. Seolah itu tidak cukup buruk, sistem operasi terbaru dari Apple, MacOS Catalina, tak lagi mendukung aplikasi 32-bit. Itu artinya, semua game 32-bit yang telah dibuat untuk Mac tak lagi bisa dimainkan.

Feral Interactive, salah satu perusahaan yang membuat versi Mac dari game PC, mengatakan bahwa mereka akan mempertimbangkan untuk membuat versi 64-bit dari sejumlah game mereka. “Proses ini memakan tenaga yang tidak sedikit,” kata juru bicara Feral Interactive pada Digital Trends. “Tidak semua game akan kami update.” Jika game 32-bit dari Mac tidak diubah menjadi 64-bit, berarti game itu tidak lagi bisa dimainkan pada Mac dengan OS terbaru.

Apple Arcade.
Apple Arcade.

Tahun ini, Apple mulai tertarik untuk masuk ke industri gaming dengan meluncurkan Apple Arcade, layanan berlangganan game. Dengan berlangganan Apple Arcade, Anda akan bisa mengakses sejumlah game dan memainkan game itu di berbagai perangkat buatan Apple, mulai dari iPhone, iPad, MacBook, sampai Apple TV.

Minggu ini, muncul kabar bahwa Apple akan meluncurkan Mac PC yang ditujukan khusus untuk pelaku esports, menurut Patently Apple. Dengan spesifikasi ultra high end, gaming Mac tersebut diperkirakan akan dihargai US$5.000 (sekitar Rp70 juta). Sebagai perbandingan, untuk merakit “gaming PC ekstrem”, PC Gamer memperkirakan bahwa Anda memerlukan US$3.000 (sekitar Rp42 juta), sementara PC high end memerlukan biaya sekitar US$2.000 (sekitar Rp28 juta). Walau harga dari gaming Mac ini hampir dua kali lipat dari gaming PC untuk Windows, Patently Apple percaya, akan ada orang yang tertarik dengan gaming Mac buatan Apple.

Menurut narasumber yang bekerja di perusahaan pemasok untuk Apple, perusahaan asal California itu bukan membuat gaming PC, tapi gaming laptop. Satu hal yang pasti, untuk mendesain dan membuat gaming Mac ini, Apple menggandeng semua rekan mereka, termasuk pabrik perakitan Quanta, penyuplai chip TSMC, pembuat power supply Delta dan Lite-On, pabrik kabel Liangwei, dan perusahaan rekan lainnya. IB Times melaporkan, perangkat gaming buatan Apple ini akan dipamerkan dalam Worldwide Developers’ Conference (WWDC) yang diadakan pada Juni 2020.

Sumber header: Pixabay

Razer Blade 15 Advanced Unggulkan Keyboard dengan Switch Optis yang Lebih Presisi dan Responsif

Obsesi untuk menciptakan suatu gadget yang amat tipis sering kali berujung pada konsekuensi yang cukup fatal. Lihat saja MacBook Pro, yang dalam beberapa tahun terakhir ini selalu dikeluhkan oleh konsumen terkait keyboard-nya yang kerap bermasalah semenjak Apple memutuskan untuk mengganti jenis switch-nya dengan yang baru dan yang lebih tipis.

Bukan hanya itu, feel mengetiknya pun sangat berbeda dibandingkan dengan MacBook Pro generasi sebelumnya (pra-TouchBar). Kenyamanan yang ditawarkan suatu keyboard memang merupakan topik yang subjektif, tapi sebagian besar konsumen lebih suka dengan keyboard yang menawarkan key travel yang cukup dalam.

Bagi Razer, laptop berbodi tipis bukanlah alasan untuk tidak menyuguhkan pengalaman mengetik yang memuaskan. Sikap itu mereka tunjukkan lewat laptop terbaru mereka, varian anyar Razer Blade 15 Advanced yang datang mengusung switch keyboard tipe optis.

Razer Blade 15 Advanced (Late 2019)

Cara kerja switch optis sebelumnya sudah pernah saya jelaskan ketika teknologi tersebut diperkenalkan pertama kali lewat keyboard Razer Huntsman. Sederhananya, switch optis punya karakter yang lebih responsif dan presisi ketimbang switch mekanis. Kendati demikian, Razer bilang keyboard milik Blade 15 Advanced terbaru ini masih bisa memberikan sensasi taktil yang tak kalah memuaskan dari keyboard mekanis.

Namun yang terpenting, key travel-nya cukup dalam, bahkan separuh lebih dalam daripada sebelumnya. Di saat yang sama, tingkat aktuasinya cukup pendek di angka 1 mm, yang berarti pengguna tidak perlu menekan tombol terlalu keras supaya input-nya bisa terbaca. Ini sangat berguna untuk sesi gaming dengan aksi-aksi cepat.

Razer Blade 15 Advanced (Late 2019)

Itu semua dikemas dalam bodi yang tebalnya tidak lebih dari 18 mm, dan spesifikasinya pun tergolong sangat mumpuni, dengan prosesor 6-core Intel Core i7-9750H, GPU Nvidia GeForce RTX 2070, RAM 16 GB DDR4, dan SSD berkapasitas 512 GB.

Layar 15,6 incinya yang diapit oleh bezel amat tipis juga istimewa. Resolusinya memang cuma 1080p, tapi refresh rate-nya 240 Hz, memantapkan posisinya sebagai laptop yang diprioritaskan untuk gaming. Perangkat ini juga tidak pelit konektivitas terlepas dari rangkanya yang tipis; selain port HDMI dan Mini DisplayPort, ada juga dua port USB-C (satunya Thunderbolt 3) dan dua port USB-A.

Razer Blade 15 Advanced dengan keyboard optis ini sekarang sudah dipasarkan seharga $2.649. Razer juga berniat menghadirkan keyboard yang sama pada varian-varian lain Blade, tapi itu baru akan dijalankan tahun depan.

Sumber: Razer.

Asus ROG Zephyrus S GX701 Bakal Jadi Gaming Laptop Pertama dengan Layar 300 Hz

Baru beberapa bulan yang lalu, Asus meluncurkan deretan gaming laptop dengan layar 240 Hz. Sekarang, Asus sudah mengumumkan rencananya untuk merilis gaming laptop dengan layar 300 Hz dalam waktu dekat.

Gaming laptop dengan refresh rate layar yang ekstrem sejatinya sudah menjadi senjata andalan Asus sejak lama. Mereka adalah yang pertama merilis laptop dengan layar IPS 120 Hz di tahun 2016, demikian pula untuk laptop berlayar 144 Hz, hingga akhirnya mereka mencatatkan rekor terbaru lewat laptop berlayar 240 Hz di event Computex kemarin.

Seakan tidak pernah puas, ajang IFA 2019 di Jerman mereka pakai untuk mendemonstrasikan sejumlah prototipe gaming laptop dengan layar 300 Hz. Asus bukan sekadar ingin menyombongkan diri, tapi mereka juga bilang bahwa dengan refresh rate 300 Hz, layar siap menampilkan frame baru setiap 3,3 milidetik, dan ini nyaris sama cepatnya dengan waktu respon pixel di angka 3 milidetik.

Deretan prototipe laptop ROG dengan layar 300 Hz yang dipamerkan di IFA 2019 / Asus
Deretan prototipe laptop ROG dengan layar 300 Hz yang dipamerkan di IFA 2019 / Asus

Singkat cerita, layar 300 Hz ini siap menyajikan sesi gaming yang lebih mulus lagi ketika disandingkan dengan kartu grafis yang superior, dan kombinasi ini diyakini bakal sangat bermanfaat bagi para atlet esport profesional. Kabar baiknya, kombinasi ini juga sudah bisa dinikmati oleh konsumen mulai Oktober mendatang dalam wujud Asus ROG Zephyrus S GX701.

Laptop tersebut bakal menjadi versi produksi pertama yang mengusung layar 300 Hz, sebelum akhirnya disusul oleh model-model lainnya tahun depan. Bukan cuma cepat, layar ini rupanya juga diklaim telah lulus sertifikasi dari Pantone, yang berarti ia juga bakal menarik perhatian para desainer yang sangat sensitif terhadap akurasi warna, dan yang kebetulan juga merupakan seorang hardcore gamer sejati.

Sebagai pasangan yang ideal, GPU Nvidia GeForce RTX 2080 yang siap menghasilkan fps (frame per second) amat tinggi pun tak lupa Asus sematkan. Spesifikasi lengkapnya baru akan diungkap saat peluncuran resminya nanti, tapi setidaknya kita sudah punya gambaran bahwa Asus tak segan membekalinya dengan komponen-komponen premium.

Sumber: Asus.

Generasi Terbaru Razer Blade Stealth Akhirnya Pantas Disebut Sebagai Gaming Ultrabook

Sejak generasi pertamanya diungkap tiga tahun lalu, Razer Blade Stealth selalu dikategorikan sebagai ultrabook ketimbang gaming laptop. Itu dikarenakan Blade Stealth selalu bergantung pada GPU eksternal, dan varian yang dibekali kartu grafis dedicated baru muncul menjelang akhir tahun kemarin.

Tahun ini situasinya berbeda. Untuk pertama kalinya, Razer dengan bangga menyebut generasi terbaru Blade Stealth sebagai gaming ultrabook, dan itu semua berkat GPU Nvidia GeForce GTX 1650 yang tersematkan pada sasis tipisnya. Ya, meski makin berotot, tebal Blade Stealth edisi teranyar ini masih di kisaran 210 mm, dan bobotnya pun tak lebih dari 1,5 kg.

Razer Blade Stealth 13 (Late 2019)

Menemani kartu grafis tersebut adalah prosesor Intel generasi kesepuluh (Ice Lake), spesifiknya Core i7-1065G7 yang berinti empat, tidak ketinggalan juga RAM LPDDR4 16 GB beserta storage tipe PCIe M.2 512 GB. Layarnya sendiri merupakan panel 13,3 inci yang diapit oleh bezel amat tipis, dengan pilihan resolusi 1080p atau 4K (touchscreen).

Perihal konektivitas, Blade Stealth tergolong cukup murah hati. Selain sepasang port USB 3.1 (Type-A), terdapat pula sepasang port USB-C yang salah satunya merupakan port Thunderbolt 3. Wi-Fi 6 dan Bluetooth 5.0 turut menjadi penawaran standar pada semua varian Blade Stealth generasi terbaru ini.

Razer Blade Stealth 13 (Late 2019)

Fitur-fitur pelengkapnya meliputi webcam 720p yang kompatibel dengan Windows Hello, serta empat buah speaker yang mendukung Dolby Atmos. Razer juga bakal menawarkan Blade Stealth varian Mercury White yang tidak dilengkapi kartu grafis dedicated dan hanya mengandalkan GPU bawaan prosesor (Intel Iris), sekaligus yang kapasitas penyimpanannya dipangkas separuh menjadi 256 GB.

Varian Mercury White itu adalah yang paling terjangkau di $1.500, sedangkan dua varian lainnya dibanderol $1.800 (1080p) dan $2.000 (4K). Tiga konfigurasi Razer Blade Stealth 13 ini rencananya bakal dipasarkan mulai akhir bulan September mendatang.

Sumber: Razer.