Duo Laptop Gaming Terbaru HP, Omen 16 dan Victus 16, Resmi Hadir di Indonesia

Mei lalu, HP memperkenalkan seri laptop gaming baru bernama Victus. Empat bulan berselang, perangkat tersebut sudah resmi mendarat di Indonesia, bersamaan dengan anggota terbaru dari lini Omen, yaitu Omen 16.

Meski ditujukan untuk segmen pasar yang berbeda — Victus untuk kelas menengah, Omen di atasnya — kedua laptop ini sebenarnya punya sejumlah kemiripan. Yang paling utama, layarnya sama-sama berukuran 16 inci, dengan resolusi 1080p dan refresh rate 144 Hz.

Omen by HP 16 / HP

Laptop dengan layar 16 inci memang cukup ngetren belakangan ini. Sepintas mungkin terkesan nanggung, tapi ukuran ini justru bisa jadi solusi bagi yang merasa 15 inci terlalu kecil untuk mengakomodasi hasrat bermainnya, sementara 17 inci kelewat bongsor dan agak sulit dibawa-bawa. Daripada bingung, ambil saja di tengahnya.

Kemiripan yang selanjutnya adalah, kedua perangkat juga sama-sama hadir dalam versi Intel (11th Gen H-Series) dan AMD (Ryzen 5000 H-Series). Itu berarti ada varian yang dibekali port Thunderbolt 4 (Intel), ada pula yang harus puas dengan port USB-C standar (AMD). Jadi kalau Thunderbolt 4 merupakan suatu keharusan, pilih varian yang mengemas prosesor Intel.

Juga identik adalah kapasitas RAM dan penyimpanannya. Baik Victus 16 maupun Omen 16 sama-sama mengusung RAM 16 GB (dual-channel, upgradeable) dan SSD NVMe PCIe Gen 4 berkapasitas 512 GB. Kalau butuh lebih, pengguna bisa menyelipkan SSD NVMe lain, tapi slot tambahannya ini cuma mendukung versi PCIe Gen 3.

Satu hal lagi yang perlu dicatat, yang dibekali SSD NVMe PCIe Gen 4 cuma versi Intel saja, sebab versi mobile dari Ryzen 5000 Series memang belum mendukung PCIe Gen 4, berbeda dari versi desktop-nya.

Victus by HP 16 / HP

Untuk GPU-nya, varian termahal Victus 16 ditenagai oleh Nvidia GeForce RTX 3060, sementara varian termahal Omen 16 mengemas RTX 3070. Kedua perangkat sama-sama mendukung fitur undervolting via software Omen Gaming Hub, akan tetapi sistem pendingin Omen 16 lebih superior, dengan bilah kipas 2,5x lebih tipis dan jumlah 2x lebih banyak.

Omen 16 juga lebih unggul soal baterai berkat kapasitas yang lebih besar; 83 Wh dibanding 70 Wh milik Victus 16. Untuk bermain game, baterai Omen 16 bisa tahan sampai sekitar 2 jam menurut perwakilan HP Indonesia, tapi ini bisa bervariasi tergantung game-nya, dan tentu saja performa terbaiknya baru bisa didapat saat laptop dicolok ke listrik. Perwakilan HP juga bilang tidak ada perbedaan daya tahan baterai antara versi Intel dan AMD.

Victus by HP 16 / HP

Di Indonesia, HP Victus 16 dan HP Omen 16 saat ini sudah bisa dibeli melalui official store HP di Tokopedia. Untuk harganya, Victus 16 dibanderol mulai Rp18.999.000, sementara Omen 16 mulai Rp24.999.000. HP tidak menyertakan terlalu banyak bonus, tapi setidaknya harga tersebut sudah termasuk software Office Home & Student 2019.

Laptop Gaming Lenovo Legion 2021 Hadir dengan Intel Core H-Series Generasi Ke-11 & Layar 165Hz

Lewat acara peluncuran yang digelar secara virtual bertajuk “Unleash Ultimate Performance“,  Lenovo Indonesia telah meluncurkan empat laptop gaming terbarunya, meliputi Legion 7i, Legion 5i Pro yang hadir dengan warna stingray white (limited edition), Legion 5i, dan IdeaPad Gaming 3i. Mereka sudah ditenagai oleh prosesor Intel Core H-series generasi ke-11 dengan chip grafis hingga NVIDIA GeForce RTX 3080 TGP 165 Watt.

Laptop Legion terbaru tahun ini didukung Lenovo Legion AI Engine yang merupakan kombinasi cerdas dari hardware, software, firmware, dan driver. Semuanya bekerja sama untuk membantu overclock kinerja laptop dengan berbagi Thermal Design Power (TDP) antara CPU dan GPU untuk mengelola kebutuhan game kelas berat dengan lebih baik.

Pasar PC gaming di Indonesia telah berkembang pesat selama beberapa tahun terakhir ini bahkan dengan peningkatan lebih dari dua kali lipat sejak 2018. Dengan meningkatnya permintaan akan performa tinggi di sebuah PC gaming, Lenovo Legion mampu tumbuh lebih dari 3 kali lipat menurut data GfK pada H1 2021 jika dibandingkan dengan H1 2020. Pertumbuhan ini tidak membuat kami berhenti untuk berinovasi dan menyediakan smarter technology for all untuk masyarakat Indonesia,” ujar Santi Nainggolan, Consumer Lead Lenovo Indonesia.

Lenovo Legion 5i Pro

Mulai dari Legion 5i Pro, laptop gaming berlayar IPS 16 inci yang ditopang resolusi QHD (2560×1600 piksel) ini menawarkan refresh rate 165Hz dan response time 3ms. Harganya mulai dari Rp28.199.000 dan hadir dengan warna putih atau disebut stingray white. Serta, sudah dilengkapi dengan Microsoft Office Home & Student 2019, 3 tahun Legion Ultimate Support, dan Accidental Damage Protection.

Laptop Legion ini masuk dalam kategori laptop powerful dan ditenagai prosesor Intel Core i7-11800H dengan chip grafis hingga NVIDIA GeForce RTX 3070 TGP 140 Watt Prosesor tersebut membawa peningkatan performa yang sangat signifikan, punya konfigurasi hingga 8 core dan 16 thread dengan frekuensi turbo hingga 5,0 GHz. Juga mendukung 20 jalur PCIe Gen 4.0 yang memberikan akses langsung ke CPU, Intel Killer WiFi 6/6E (Gig+), dan port Thunderbolt 4.

Legion 5i Pro juga dilengkapi dengan termal Coldfront 3.0 baru yang meningkatkan aliran udara hingga 18 persen dibandingkan generasi sebelumnya. Untuk membuang udara panas dengan lebih baik, Coldfront 3.0 memiliki sistem copper heat sink hingga 82 persen lebih banyak area kipas termal dan membuat lebih banyak lubang di bagian bawah laptop dan bahkan di bawah keyboard untuk menjaga perangkat tetap dingin.

Fitur lainnya termasuk keyboard Legion TrueStrike dengan fitur pilihan backlit RGB. Serta, speaker Harman yang dioptimalkan dengan Nahimic Audio oleh SteelSeries yang menyuguhkan surround sound 7.1 saat dikombinasikan dengan headset atau speaker eksternal.

Lenovo Legion 5i

Beralih ke Legion 5i, mesin gaming ini dibanderol mulai dari Rp22.699.000 dan dilengkapi Microsoft Office Home & Student 2019, 3 tahun garansi Legion Ultimate Support, dan Accidental Damage Protection. Legion 5i juga ditenagai prosesor Intel Core i7-11800H, namun dengan dukungan chip grafis hingga NVIDIA GeForce RTX 3060 TGP 130 Watt.

Laptop yang hadir dalam warna phantom blue ini memiliki desain yang stylish tak seperti laptop gaming pada umumnya. Sebab selain para gamer, Lenovo juga mengincar para content creator yang membutuhkan laptop dengan performa powerful. Seperti versi Pro-nya, layarnya juga mendukung refresh rate tinggi 165Hz tetapi dalam ukuran 15,6 inci dengan resolusi FHD. Didukung termal Coldfront 3.0, Legion AI Engine, dan Nahimic Audio.

Lenovo Legion 7i (Segera Hadir)

Legion 7i adalah model paling premium dari laptop Legion yang akan segera hadir di tahun ini. Ia mengusung layar IPS 16 inci dengan resolusi QHD (2560×1600 piksel) dalam rasio aspek 16:10 yang memperluas tampilan 11% lebih besar. Juga didukung refresh rate 165Hz, kecerahan 500 nits, color gamut 100% sRGB, sertifikasi VESA DisplayHDR 400, Dolby Vision, dan NVIDIA G-SYNC.

Selain itu, Legion 7i memanfaatkan machine learning melalui Legion AI Engine, ditenagai oleh Intel Core i7-11800H dan chip grafis hingga NVIDIA GeForce RTX 3080 TGP 165 Watt, RAM 32GB, dan media penyimpanan SSD 1TB. Fitur-fitur tersebut juga dikombinasikan dengan Legion Coldfront 3.0, baterai 80Whr, Wi-Fi 6 Killer AX1650, dan Nahimic Audio.

Lenovo IdeaPad Gaming 3i (Segera Hadir)

Bila laptop Legion belum masuk budget, Lenovo memiliki IdeaPad Gaming 3i yang harganya lebih terjangkau dan generasi terbarunya ini membawa banyak peningkatan. Seperti Legion 7i, Termasuk dari segi prosesor yang kini ditenagai hingga Intel Core i7-11370H, dengan chip grafis hingga NVIDIA GeForce RTX 3050Ti TGP 90 Watt.

Dari segi layar, IdeaPad Gaming 3i mengusung layar IPS 15,6 inci FHD dengan refresh rate 165Hz, kecerahan 300 nits, anti-glare, dan color gamut 100% sRGB. Keyboard-nya dilengkapi backlit 4-Zone RGB LED atau white backlit, key travel 1,5 mm, dan 100% N-key rollover yang untuk kontrol cepat nan akurat.

IdeaPad Gaming 3i akan segera hadir di Indonesia dengan warna shadow black. Pengguna bisa mendapatkan IdeaPad Gaming 3i dengan Microsoft Office Home & Student 2019, 2 tahun Premium Care, dan Accidental Damage Protection. Bagi yang masih penasaran dengan IdeaPad Gaming 3i dan tiga laptop Legion, Anda bisa menonton acara peluncurannya di atas.

[Review] AMD Ryzen 7 5800H: Prosesor Mobile untuk Bermain Game di Laptop Tipis

Semenjak kemunculan arsitektur Zen, AMD menjadi pemimpin kecepatan pada pasar prosesor x86. Hal itu pun berlanjut hingga generasi ke 3 yang ada saat ini, yaitu Zen 3. AMD pun juga membawa arsitektur baru ini ke laptop-laptop gaming yang sebelumnya tidak pernah terjadi sebelum arsitektur Zen muncul. Kali ini, saya merasakan prosesor AMD Ryzen 7 5800H.

Ryzen 7 5800H yang datang ke rumah saya terbungkus pada laptop ASUS Zephyrus Duo. Terus terang, saya lebih tertarik untuk membahas prosesor yang digunakan dibandingkan dengan desain yang ada pada ASUS Zephyrus Duo. Sudah lama saya tidak bertemu dengan prosesor AMD, apalagi generasi ke 3-nya ini. Apalagi, prosesor yang satu ini sudah memiliki sebuah kartu grafis terintegrasi.

Prosesor yang memiliki nama Cezanne ini memiliki spesifikasi sebagai berikut

Ryzen 7 5800H
Arsitektur Cezanne
Core / Thread 8 / 16
TDP 45W
Clock 3.2 GHz
Turbo Boost 4.4 GHz
L3 Cache 16 MB
Kecepatan RAM DDR4 3200 MHz / LPDDR4 4266 MHz
Clock iGP / Core 2000 MHz / 8 core
Socket FP6
Pabrikasi 7nm

Prosesor AMD yang satu ini sudah menggunakan proses pabrikasi 7nm. Tentunya ini menjadi sebuah keunggulan tersendiri di mana pesaing utamanya yang masih kesulitan untuk menggunakan pabrikasi tersebut. AMD pun mengambil keunggulan ini untuk meningkatkan efisiensinya dan membuat prosesor ini lebih kencang dibandingkan dengan generasi sebelumnya.

Pada sisi grafis, AMD memasangkan AMD Radeon Graphics dengan 8 GPU core. Grafis terintegrasi ini lebih sering dikenal dengan nama AMD Vega 8, yang memiliki teknologi yang sama dengan yang digunakan pada seri-seri sebelumnya. Pada AMD Ryzen 7 5800H, clock dari IGP ini ditingkatkan menjadi 2 GHz. Hal ini tentu saja membuatnya menjadi lebih kencang jika dibandingkan dengan versi terdahulu.

Berikut adalah hasil CPU-Z dari AMD Ryzen 7 5800H

Arsitektur

Desain dari Zen 3 tentu saja berbeda dengan Zen 2. Selain itu, Zen 3 untuk desktop, Vermeer, juga berbeda dengan Zen 3 untuk laptop, yaitu Cezanne. Cezanne memiliki desain monolithic, yang berarti bahwa ada beberapa komponen yang terintegrasi ke dalam satu cip saja. Hal itu berarti CPU CCD (core complex design), kontroler IO, kontroler memori, dan tentunya grafis terintegrasi.

Pada Zen 2 mobile atau Renoir, sebuah CCX (core complex) akan terdiri dari 4 inti prosesorSelanjutnya, sebuah CCX pada Zen 2 hanya akan memiliki L3 cache hingga 8 MB. Jadi, pada Zen 2, sebuah prosesor yang memiliki L3 cache sebesar 16 MB akan membutuhkan 2 CCX yang aktif di sana.

Pada Zen 3, AMD mengubah lagi arsitekturnya. Sebuah CCX akan memiliki total 8 inti prosesor. AMD juga membuat 8 inti prosesor itu memiliki sebuah shared L3 sebesar 16 MB. Hal ini juga bakal meningkatkan latensi yang dibutuhkan oleh masing-masing inti prosesor tersebut. Dengan tambahan total 4MB pada L2 cache-nya, membuat Ryzen 7 5800H memiliki total cache 20 MB.

AMD juga meningkatkan kinerja instruction per clock-nya dengan cukup signifikan. Pada saat peluncurannya, AMD mengklaim bahwa mereka bisa meningkatkan performanya hingga 19%. Dan walau masih menggunakan proses pabrikasi 7nm, AMD juga berhasil meningkatkan clock-nya dibandingkan Renoir. Hal tersebut juga berlaku pada clock boost-nya.

Pada Cezanne, AMD membuat prosesornya unlocked. Hal ini berarti bahwa perangkat laptop yang memiliki prosesor ini bisa ditingkatkan lagi kinerjanya lebih tinggi. Tentunya, hal tersebut bisa dilakukan dengan meningkatkan multiplier dari prosesor tersebut.

Pada sisi grafisnya, AMD Ryzen 7 5800H masih menggunakan Radeon Vega yang sama dengan Renoir. Walaupun begitu, AMD juga meningkatkan kemampuannya pada sisi clock-nya. AMD juga meningkatkan efisiensi daya sehingga pada clock grafis yang tinggi, daya yang digunakan akan lebih rendah dari generasi sebelumnya.

AMD Ryzen seri H tentunya akan ditemukan pada laptop-laptop yang ditujukan untuk bermain game. Akan tetapi berbeda dengan seri HX, prosesor seri H seperti Ryzen 7 5800H akan dipasarkan untuk laptop-laptop dengan dimensi yang tipis. TDP-nya juga dipasang pada level di bawah seri HX sehingga kemampuannya untuk di-overclock juga lebih rendah.

ASUS ROG Zephyrus Duo GX551QM

Tidak pas rasanya jika saya tidak membahas sedikit mengenai laptop yang menggunakan AMD Ryzen 7 5800H. Perangkat yang satu ini masuk dalam kelas Republic of Gaming, yang merupakan lini gaming dari ASUS. Dengan menyandang nama tersebut, ASUS sudah memastikan bahwa laptop ini bisa dengan lancar digunakan untuk bermain game AAA. Selain itu, spesifikasinya juga bakal bisa digunakan untuk membuat konten.

Laptop ASUS RoG Zephyrus Duo GX551 memiliki dua buah layar. Layar utamanya menggunakan jenis IPS yang memiliki resolusi 1920×1080. Layar kedua diberi nama Screenpad Plus oleh ASUS dan memiliki dimensi 14,1 inci. Layar yang dapat dioperasikan dengan menyentuhnya ini memiliki resolusi yang tinggi pula, yaitu 1920 x 550 piksel. Layar ini akan terangkat dengan sendirinya saat laptop ini dibuka dan membentuk sudut 13 derajat.

Sayangnya, dengan hadirnya ScreenPad Plus, membuat keyboard yang ada harus sedikit turun ke bawah. Hal tersebut menyebabkan hilangnya bagian palm rest yang selalu ada pada setiap laptop. ASUS memang menyediakan bantalan palm rest secara terpisah, namun hal tersebut membuat pengguna harus menyediakan ruang ekstra pada mejanya agar mengetik menjadi lebih nyaman. ASUS juga menaruh touchpad pada sebelah kanan dari keyboard-nya.

Terus terang, saya cukup merasa tidak nyaman bermain dan mengetik artikel dengan menggunakan ASUS Zephyrus Duo. Hal tersebut bukan karena tombol keyboard-nya yang memang sangat responsif serta memiliki dimensi yang pas di tangan saya. Akan tetapi posisi palm rest yang membuat tangan saya sering sakit saat menguji dengan laptop gaming ini. Akan tetapi, saat mencoba melakukan editing video, hal tersebut menjadi lebih menyenangkan berkat ScreenPad Plus-nya.

Pada ASUS Zephyrus Duo, terdapat dua grafis di sana. Yang pertama adalah AMD Radeon Graphics dan yang kedua adalah NVIDIA GeForce RTX 3060. Tentu saja, pada pengujian kali ini saya tidak menggunakan discrete graphics-nya. Semua pengujian menggunakan Radeon Vega 8 sebagai grafisnya.

Pengujian

Untuk mengetahui seberapa kencang prosesor AMD Ryzen 7 5800H, tentu saja harus dilakukan beberapa pengujian. Oleh karena AMD Ryzen 7 5800H menggunakan integrated graphics, pengujian pun dilakukan pada sisi prosesor serta IGP-nya. Saya tidak melakukan pengujian pada NVIDIA GeForce RTX 3060 dengan melakukan setting grafis pada Windows 10 pada power saving.

Pengujian saya lakukan dengan membagi menjadi dua bagian, yaitu sintetis dan gaming. Berikut adalah hasil pengujian benchmark sintetis dari perhitungan pada sisi prosesornya

Selanjutnya, pengujian dilakukan untuk melihat seberapa baik kinerja dari grafis terintegrasinya. Berikut adalah hasil benchmark-nya

Berikutnya adalah pengujian pada game. Saya menggunakan beberapa game seperti Red Dead Redemption 2, Dirt, Borderlands 3, dan Rise of the Tomb Raider. Saya menggunakan resolusi 1680×1050 pada semua pengujian dan menggunakan profile yang berbeda, dari low hingga high pada Dirt. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui batas dari Radeon Vega 8 yang dimiliki oleh Ryzen 7 5800H.

Berikut adalah hasil benchmark-nya.

Verdict

Saat ini, laptop gaming tidak lagi didominasi oleh satu merek prosesor saja. AMD saat ini sudah kembali masuk ke pasar prosesor mobile untuk berbagai lini. Tahun 2021 ini, AMD kembali memasukkan prosesor seri 5000nya ke dalam beberapa laptop gaming. Salah satunya adalah ASUS ROG Zephyrus Duo.

Pada laptop ini, kinerja AMD Ryzen 7 5800H memang hampir tidak ada bedanya dengan kecepatan prosesor yang terpasang pada dekstop. Saat digunakan untuk bermain game, kinerjanya tidak perlu lagi dipertanyakan. Apalagi saat digunakan untuk melakukan rendering video, Ryzen 7 5800H sangat cocok untuk melakukan pekerjaan tersebut.

Grafis terintegrasi yang ada pada prosesor ini juga memiliki kinerja yang cukup baik. Dengan daya yang rendah, tentu saja akan bisa menghemat baterai lebih baik dibandingkan dengan discrete graphics seperti GeForce RTX 3060 yang ada pada ASUS ROG Zephyrus Duo tersebut. Jika Anda menggunakan prosesor dengan grafis terintegrasi yang sama, yaitu Radeon Vega 8, tentu saja sudah bisa bermain game tanpa lag pada setting tertentu.

Prosesor Ryzen 7 5800H saat ini tersedia pada laptop dengan harga yang cukup tinggi, yaitu 15 hingga 30 jutaan. Walaupun memiliki harga yang tinggi, Ryzen 7 5800H akan menjamin pekerjaan serta game Anda menjadi lancar, apalagi ditambah dengan discrete graphics. Laptop dengan prosesor ini tentu saja bisa menjadi alternatif pilihan untuk bermain game dan membuat konten dengan cepat.

Sparks

  • Kinerja kencang dengan arsitektur yang baru
  • Kinerja IGP yang mumpuni untuk bermain game
  • Menggunakan proses pabrikasi 7 nm yang efisien
  • 8 cores dan 16 threads pada sebuah laptop
  • TDP 45 watt untuk laptop gaming

Slacks

  • Hanya hadir pada laptop dengan harga yang tinggi
  • Tanpa dukungan PCIe Gen 4
  • Tanpa dukungan Thunderbolt terbaru

BenQ MOBIUZ EX2710S: Pilihan Terbaik Monitor Gaming 165Hz

Ada banyak monitor untuk gaming yang tersedia di pasar untuk dipilih bagi pada penikmat gadget. Namun, tidak banyak yang memiliki fitur-fitur untuk menolong penggunanya untuk berhasil dalam sebuah game. Untungnya, BenQ memiliki banyak pilihan untuk monitor yang seperti itu. Salah satunya adalah BenQ MOBIUZ EX2710S Gaming Monitor.

Dengan MOBIUZ EX2710S, BenQ menawarkan pengalaman bermain game untuk gamer enthusiast. Monitor yang satu ini menawarkan refresh rate hingga 165 Hz. Hal tersebut berbeda dengan saudaranya yang memiliki nama sama, namun tanpa akhiran “S”, yaitu EX2710 yang memiliki refresh rate hingga 144 Hz saja. Panelnya sendiri sudah menggunakan IPS.

BenQ MOBIUZ EX2710S datang pula dengan Motion Picture Response Time (MPRT) 1 ms. Selain itu, teknologi HDRi juga mampir pada layar yang satu ini untuk mengoptimalkan gambar untuk meningkatkan warna, kontras, dan detail. Layar  ini juga sudah mendukung standar dari AMD, yaitu Freesync Premium yang menawarkan latensi rendah.

Tidak hanya tampilan saja yang ditawarkan pada BenQ MOBIUZ EX2710S, layar ini juga memiliki speaker. Speakernya sendiri sudah menggunakan treVolo, yaitu lini speaker buatan BenQ dengan daya 2,5 watt sebanyak dua buah. BenQ juga sudah menanamkan chip DSP untuk menambah depth, clarity, definition, presence, dan pencitraan bidang stereo.

BenQ MOBIUZ EX2710S sendiri memiliki spesifikasi sebagai berikut:

Dimensi layar 27″
Rasio 16:9
Resolusi 1920×1080
Tipe panel IPS
Dimensi 539.6 x 614.1 x 216.7 mm
Berat total 6,2 KG
Port 2x HDMI 2.0 / Display Port 1.2 / audio jack‎‎‎
Response Time 1 ms MPRT
Kontras 1000:1
Speaker 2x 2,5 watt
Daya 55 watt

Tentunya, BenQ juga tidak ketinggalan untuk menyematkan teknologi eye care. Teknologi ini sendiri bakal membuat mata para penggunanya tidak lelah jika memakainya seharian. Monitor ini juga sudah bisa diatur tinggi rendahnya sehingga pengguna tidak akan sakit punggung akibat posisi kepalanya yang selalu terlalu ke atas atau ke bawah.

Unboxing

Selain monitor dan kakinya, inilah yang bisa didapatkan pada paket penjualan dari BenQ MOBIUZ EX2710S

Desain

BenQ MOBIUZ EX2710S datang dengan panel layar In-Plane Switching atau IPS. Monitor ini menawarkan response time yang cepat, yaitu 1 ms MPRT. MPRT (Moving Picture Response Time) berhubungan dengan berapa lama piksel tetap terlihat di layar. Semakin lama piksel tetap terlihat, semakin membuat blur atau trail gambar bergerak yang dihasilkan dari sebuah adegan.

Layarnya sendiri juga sudah mendukung refresh rate 165 Hz yang sejajar dengan dapat menampilkan 165 fps tanpa tearing. EX2710S ternyata juga sudah mendukung FreeSync Premium, yaitu standar tampilan gaming dari AMD.

Height Adjustable Monitor ini memang bisa diatur ketinggiannya sehingga pas dengan sudut pandang para penggunanya. Hal ini tentu saja membuat leher dan punggung menjadi tidak pegal. Monitor ini juga bisa diatur untuk “menengok” ke kanan mau pun ke kiri, sehingga posisinya bisa dengan nyaman untuk diatur.

Pada bagian belakang dari monitor ini sudah terdapat beberapa port, yaitu dua buah HDMI 2.0, sebuah Display Port 1.2, serta audio 3,5 mm. Selain itu, pada bagian kanannya terdapat beberapa tombol yang meliputi tombol menu, daya, serta sebuah tombol navigasi 4 arah. Pada bagian bawah terdapat sebuah sensor cahaya untuk mengendalikan fitur Brightness Intelligence secara otomatis. Speaker juga diposisikan pada bagian bawah dari layar monitor ini.

Berbicara mengenai tombol navigasi 4 arah, pada BenQ MOBIUZ EX2710S tentu sudah terdapat On Screen Display yang terdiri dari menu dan juga QuickOSD. Pada QuickOSD sendiri, pengguna dapat mengatur dan beralih ke pengaturan game yang sering digunakan dengan cepat. Dan Anda juga dapat mengatur setting layar ini langsung pada menunya.

HDRi

Saat ini, mungkin kebutuhan akan visual terhadap sebuah konten sudah merupakan keharusan. Bagian gambar dari sebuah gambar, video, mau pun game juga akan lebih baik berkat teknologi ini. HDR (High Dynamic Range) sendiri akan mengangkat bagian yang gelap menjadi lebih terlihat serta membuat warnanya tetap terjaga. Hal inilah yang ingin dipecahkan oleh BenQ.

BenQ telah mengembangkan teknologi miliknya sendiri untuk memenuhi kebutuhan ini, yaitu HDRi. Dengan demikian, pengguna bisa mendapatkan pengalaman visual yang lebih mendalam dengan detail yang jelas dan realistis dalam pemandangan gelap dengan mempertahankan kejernihan di layar. Fitur HDRi juga dapat meningkatkan konten SDR (Standard Dynamic Range) dengan fitur HDR yang diemulasi agar sangat mirip dengan HDR aslinya. BenQ membagi fitur ini untuk game dan cinema.

Pada Game HDRi, akan meningkatkan detail gambar seperti pada detail gelap serta menyeimbangkan tingkat kecerahan. Pada sebuah game, hasilnya akan lebih terlihat pada saat sedang berada di ruang gelap yang ditembus dengan seberkas sinar matahari. Sedangkan untuk Cinema HDRi, warna dan kontras akan ditingkatkan sehingga warna yang tersaturasi akan lebih baik, terutama pada warna kulit. Hal ini juga akan berpengaruh pada gambar yang tingkat kecerahan serta kontras yang tinggi.

Anda bisa melihat perbandingan atau perbedaan hasil antara yang menggunakan HDR dengan yang menggunakan HDRi pada dua foto berikut ini. 

Contoh perbandingan HDR dan HDRi Game:

Contoh perbandingan HDR dan HDRi Cinema:

treVolo

Mungkin bagi mereka yang belum menggunakan BenQ masih asing dengan treVolo. TreVolo sendiri merupakan merek BenQ yang memproduksi perangkat-perangkat audio. EX2710S dilengkapi dengan speaker 2.5W, yang dirancang dan dikalibrasi oleh treVolo. Hal tersebut menghasilkan suara akustik penuh dengan lima pengaturan suara dan mode suara preset secara maksimal.

Dengan menggunakan BenQ MOBIUZ EX2710S, pengguna tidak lagi membutuhkan sebuah speaker tambahan. Namun, jika pengguna ingin menggunakan headphone saat bermain, langsung saja tancapkan pada port audio 3,5 mm di bagian belakang monitor ini.

Menonton dan bermain: Layar enak dipandang dan tidak lelah

Masa pandemi COVID menyebabkan semua orang harus bekerja dan sekolah di rumah. Walaupun PPKM sudah diturunkan level-nya, namun sebagian besar, termasuk saya, masih cukup ngeri untuk pergi keluar rumah. Bermain game dan menonton video merupakan salah satu cara saya dan anak-anak untuk menghilangkan kebosanan di rumah. Dan menggunakan layar dengan dimensi 27 inci memang cukup pas untuk kedua kebutuhan tersebut.

Saat BenQ MOBIUZ EX2710S datang ke rumah saya sekitar dua minggu yang lalu, langsung saya buka dan rakit. Karena ini monitor yang diarahkan untuk bermain game, tentu saja saya tidak sabar untuk bermain game favorit saya dengan monitor dari BenQ Ini. 

Saya pun melakukan pengujian dengan menggunakan beberapa judul game. Game pertama yang saya mainkan adalah Valorant. Pengalaman yang didapatkan tentu saja sangat jauh berbeda ketika menggunakan game ini di 165 fps. Hasilnya memang sangat berbeda jika dibandingkan dengan monitor 60 Hz yang saya gunakan sampai saat ini.

 

Dengan menggunakan HDRi Game, kecerahannya memang tidak setinggi HDRi Cinema. Akan tetapi, HDRi Game akan menjamin bahwa kita bisa melihat musuh pada tempat-tempat gelap. Hal ini cukup membantu saya saat bermain game action adventure seperti Shadow of The Tomb Raider. Hal tersebut juga berlaku pada saat bermain CS:GO di beberapa map.

Selain untuk teman bermain di PC, monitor BenQ MOBIUZ EX2710S juga akan cocok untuk gaming dengan perangkat lain, misalnya console generasi lanjut seperti PS5 dan Xbox terbaru.

Saya juga mencoba monitor ini untuk menonton beberapa video dari layanan streaming berbayar. Tentunya, saya ingin mencoba menggunakan HDRi dari BenQ dengan profile HDRi Cinema. Ternyata memang setiap video yang saya tonton menjadi lebih cerah dan tajam.

Semua video dengan tone gelap bisa saya lihat dengan lebih baik. Beberapa film superhero juga dapat saya tonton dengan lebih baik jika dibandingkan dengan HDR biasa. Pada monitor ini juga sudah ada HDR biasa yang warnanya sedikit lebih warm dibandingkan dengan HDRi. Tingkat ketajamannya pun juga berbeda.

Saat HDRi saya aktifkan, menu Eye Care pada OSD BenQ MOBIUZ EX2710S pun juga aktif. Hal ini berarti Brightness Intelligence pada layar ini juga bisa diaktifkan. Dan benar saja, menonton beberapa video tidak membuat mata saya lelah. Hal ini bahkan berlanjut hingga malam hari.

Menonton video dengan genre action juga sangat menyenangkan pada layar ini. Tidak ada lagi yang namanya ghosting atau blur saat adegan-adegan dengan kecepatan tinggi. Saya mencoba menonton film Batman v Superman pada adegan melawan Doomsday menjadi lebih nyaman karena memang tajam.

Berbicara mengenai film Zack Snyder yang satu ini, tentu tidak asing lagi dengan scene dark yang menyelimuti filmnya. Jika HDRi Cinema tidak mengangkat kecerahannya, BenQ sudah menyediakan fitur Light Tuner yang bisa mengangkat kecerahannya. Saya menggunakan Light Tuner sampai nomor 6 untuk meningkatkan kecerahannya. Dan film tersebut akan bisa dilihat dengan bagus.

Untuk mencoba refresh rate dari monitor ini, tentu saja Test Ufo masih menjadi salah satu benchmark yang saya unggulkan. Benchmark gratis ini bisa menampilkan refresh rate asli dari sebuah monitor. Dan benar saja, monitor ini langsung terdeteksi sebagai 165 Hz.

Saya juga mencoba menggunakan suara dari speaker yang ada. Saya menggunakan monitor yang satu ini didalam ruangan sekitar 4×3, sehingga suara yang dihasilkan memang sudah cukup untuk bermain dan menonton video. Walaupun begitu, suaranya memang akan terdengar lebih kecil jika digunakan pada ruang keluarga yang cukup terbuka.

Menggunakan tombol navigasi dari BenQ MOBIUZ EX2710S juga memudahkan saya dalam memilih pada menu OSD. Saat menyentuhnya, jari saya gerakkan ke arah yang sesuai dengan option yang ingin saya pilih. Untuk memilihnya, saya tinggal menekan tombol navigasi tersebut di tengah. BenQ sepertinya memang sudah memikirkan untuk navigasi OSD yang nyaman.

Terakhir, tentu saja monitor ini saya gunakan untuk menulis artikel. Sebagai informasi saja, artikel ini saya tulis dengan memakai BenQ MOBIUZ EX2710S sebagai layarnya. Memang sangat nyaman untuk mengetik sebuah artikel pada layar 27 inci dengan fitur kenyamanan mata yang dimiliki oleh BenQ. Biasanya saya harus mengistirahatkan mata sejenak saat menulis, namun sepertinya tidak berlaku untuk BenQ MOBIUZ EX2710S.

Tentunya, Anda harus mencobanya sendiri untuk menggunakan monitor BenQ MOBIUZ EX2710S. Pengalaman tersebut memang akan lebih baik jika langsung melihat dan merasakannya sendiri.

Verdict

Dengan banyaknya monitor gaming yang dijual di Indonesia, tentu membuat susah untuk memilih yang mana yang mau dibeli. Pastikan bahwa monitor tersebut memiliki fitur-fitur yang mampu membuat mata nyaman saat memandangnya. Tentunya, BenQ memiliki banyak solusi monitor yang bisa membuat penggunanya tidak lelah saat melihat layarnya seharian. Salah satunya adalah BenQ MOBIUZ EX2710S.

BenQ MOBIUZ EX2710S memiliki fitur kenyamanan untuk bermain serta menonton video. Dengan fitur HDRi, kualitas gambar yang ditampilkan akan menjadi semakin baik. Untuk bermain game, monitor ini sudah mendukung refresh rate 165 Hz serta mendukung AMD Freesync Premium. Tidak lupa, response time pada BenQ MOBIUZ EX2710S yang sudah 1 ms MPRT.

Selain menampilkan gambar yang baik, monitor ini juga memiliki speaker yang bagus pula. Dengan dua speaker dari treVolo membuat kita bisa mendengarkan suara dari sebuah konten dengan baik. Monitor ini juga sudah memiliki 2 HDMI 2.0 serta sebuah Display Port 1.2. Dan tentunya, monitor ini juga sudah menggunakan Height Adjustable Stand yang bisa membuat posisinya lebih fleksibel.

BenQ menjual MOBIUZ EX2710S pada harga Rp. 6.565.000. Tentunya harga ini tergolong terjangkau untuk sebuah monitor gaming dengan fitur melimpah. Monitor ini cocok untuk para gamer yang memiliki budget terbatas namun tidak ingin melihat tearing saat bermain game. BenQ juga memberikan 3 tahun garansi untuk panel, service, dan spare part.

Informasi Produk: BenQ MOBIUZ EX2710S

Link pembelian:  Tokopedia

Rangkuman keunggulan monitor BenQ MOBIUZ EX2710S

  • Layar yang nyaman untuk dipandang
  • Refresh Rate hingga 165 Hz
  • Mendukung AMD Freesync Premium
  • Menu OSD yang nyaman dan mudah untuk dinavigasi
  • Speaker dengan suara yang bagus dari treVolo
  • Teknologi HDRi yang membantu meningkatkan kualitas gambar untuk game dan video
  • Posisi layar yang adjustable

Disclosure: Artikel ini didukung oleh BenQ. 

 

MNC: Bisnis Esports dan Gaming Akan Menjadi Katalis Bagi Pertumbuhan MNC

Pandemi mengakselerasi pertumbuhan industri esports dan gaming. Baik secara global maupun lokal, industri esports dan gaming memang sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda akan mengalami penurunan. Buat raksasa media sekelas MNC, ini merupakan alasan utama untuk semakin menggenjot bisnis mereka di bidang esports dan gaming.

Direktur Utama MNC, Noersing, belum lama ini memaparkan langkah-langkah yang bakal MNC ambil untuk memperkuat bisnis esports dan gaming-nya ke depannya.

“Pendapatan gaming di Indonesia juga diperkirakan akan melebihi $2 miliar tahun ini, dan akan tumbuh di range 25% – 35% untuk dua sampai tiga tahun ke depan. Dan Indonesia akan menjadi potensi gaming terbesar di Asia Tenggara,” tuturnya dalam acara Public Expose Live 2021 yang dihelat pada tanggal 7 September kemarin.

Menurutnya, bisnis esports dan gaming akan menjadi salah satu katalis bagi pertumbuhan MNC ke depannya. Sebagai informasi, MNC Group memang sudah punya unit bisnis bernama Esports Star Indonesia (ESI) sejak tahun 2019 lalu. Sebagian dari kita mungkin mengenal ESI sebagai ajang pencarian bakat esports, namun ESI sebenarnya sudah punya banyak agenda lain di luar bidang talent search.

Agenda yang paling dekat adalah merilis game pertamanya yang berjudul Rapid Fire. Game mirip PUBGM dan Free Fire ini merupakan hasil garapan studio asal Korea Selatan bernama LightningVR.co. Ltd. (LVR), dan ESI sudah mengamankan hak publikasinya untuk pasar Indonesia sejak bulan Juni lalu. Menurut Noersing, Rapid Fire siap meluncur secara resmi pada akhir September atau awal Oktober 2021.

Oktober nanti, MNC juga akan menayangkan Esports Star Indonesia Season 2, dan ESI pun siap menangani manajemen tim-tim esports baru yang terbentuk dari acara tersebut. Perihal penyelenggaraan kompetisi esports, kita tahu bahwa Free Fire Master League Season 4 sudah dimulai, dan itu pun merupakan hasil kolaborasi ESI bersama Garena sejak tahun lalu.

Terakhir, ESI juga berperan sebagai games aggregator untuk platform RCTI+. Dalam presentasinya, Noersing sempat menyampaikan bahwa jumlah pengguna aktif bulanan RCTI+ sudah menembus angka 50 juta pada akhir Agustus lalu, dan salah satu faktor penggerak utamanya adalah konten gaming sekaligus esports.

Via: Investor Daily.

Netflix Mulai Uji Konten Game di Aplikasi Android-nya

Juli lalu, Netflix secara resmi mengumumkan niatannya untuk menyisipkan game ke katalog kontennya. Netflix rupanya tidak butuh waktu lama untuk mengeksekusi rencana tersebut. Baru sebulan berselang, mereka rupanya sudah siap menguji konten gaming-nya bersama publik.

Sejauh ini pengujiannya baru dilangsungkan di Polandia. Para pelanggan Netflix di sana sekarang sudah bisa menjajal dua game di perangkat Android-nya, yakni “Stranger Things: 1984” dan “Stranger Things 3”. Dalam beberapa bulan ke depan, pengujiannya akan meluas ke negara-negara lain, dan juga bakal mencakup platform iOS.

Semua ini sejalan dengan yang diberitakan bulan lalu, bahwa Netflix akan memulai di platform mobile terlebih dulu, dan game-nya dibuat berdasarkan sejumlah franchise Netflix yang sudah ada. Stranger Things sendiri memang merupakan salah satu franchise serial milik Netflix yang paling populer, dan season keempatnya sudah dijadwalkan hadir tahun depan.

Netflix tidak lupa menegaskan kembali bahwa deretan game-nya ini dapat dinikmati tanpa biaya tambahan. Pelanggan juga tidak akan menjumpai iklan maupun in-app purchase di dalam game-nya. Semua sudah termasuk dalam biaya berlangganan Netflix seperti biasanya.

Yang menarik, kalau film-film di Netflix kita stream dari cloud, rupanya konten game-nya tidak demikian. Jadi ketika mengklik “Install Game” di aplikasi Netflix, pelanggan akan dialihkan ke Google Play Store untuk mengunduh game-nya. Cara ini lebih mirip yang diterapkan Apple Arcade dan Google Play Pass ketimbang Stadia atau Xbox Cloud Gaming.

Kita sebenarnya bisa saja langsung mengunduh game-nya dari Google Play Store, tapi saat hendak bermain, kita perlu login menggunakan akun Netflix masing-masing. Sejauh ini belum ada informasi apakah ke depannya Netflix bakal beralih ke metode streaming sepenuhnya, atau malah seterusnya menggunakan metode seperti ini.

Seandainya beralih ke metode streaming ala Stadia, Netflix tentu harus memikirkan pengalaman yang bakal didapat oleh para pelanggannya yang menggunakan perangkat iOS. Pasalnya, Apple memang hanya mengizinkan platform cloud gaming untuk beroperasi menggunakan web app ketimbang native app di iOS.

Sumber: Engadget.

Panasonic SoundSlayer WIGSS Adalah Wearable Speaker untuk Gamer yang Benci Headset

Juli lalu, Sony meluncurkan speaker unik yang dapat dikenakan seperti kalung. Sony melihat form factor semacam itu sebagai alternatif yang lebih nyaman dari TWS untuk WFH. Lain halnya buat Panasonic. Bagi mereka, bentuk speaker wearable seperti ini juga cocok untuk mendampingi sesi gaming.

Ketimbang sekadar berteori, Panasonic ingin langsung membuktikannya lewat perangkat bernama SoundSlayer Wearable Immersive Gaming Speaker System. Namanya tentu terlalu panjang untuk disebut berulang kali, jadi lebih baik kita singkat saja menjadi SoundSlayer WIGSS. Supaya lebih tepat sasaran, Panasonic mengumumkannya bertepatan dengan perhelatan ajang Gamescom 2021.

Untuk ukuran periferal gaming, desain SoundSlayer WIGSS terbilang cukup simpel. Sebagian besar sisi atasnya dihuni oleh grille speaker, sementara sisi bawahnya mengemas empat tonjolan berlapis karet yang akan bersandar langsung pada pundak dan dada pengguna. Bobotnya berada di kisaran 244 gram.

Desain seperti ini memungkinkan perangkat untuk menyalurkan suara langsung ke arah telinga. Lalu karena tidak ada satu pun bagian dari perangkat yang menjepit kepala ataupun menyumbat telinga, pengguna semestinya bakal tetap merasa nyaman meski sudah mengenakannya selama berjam-jam. Buat yang benci menggunakan headset, perangkat semacam ini semestinya cocok buat Anda.

Di dalamnya, pengguna bisa menemukan empat buah full-range driver dengan dukungan suara surround, lengkap beserta sepasang mikrofon berteknologi noise dan echo-cancelling. Karakter suara yang dihasilkan dapat diubah-ubah berdasarkan tiga mode yang berbeda: RPG, FPS, dan Voice.

Sesuai namanya, mode RPG dirancang untuk mengoptimalkan audio saat sedang bermain game di genre ini. Prioritas mode RPG adalah memberikan kesan yang lebih nyata dan lebih intens. Mode FPS di sisi lain bakal menyajikan penempatan suara yang akurat, membantu pemain mendeteksi lokasi musuh dengan memperhatikan asal derap langkah kaki maupun bunyi tembakan.

Sementara itu, mode Voice tentunya ideal untuk game yang mempunyai banyak dialog lisan. Panasonic juga tidak lupa menyematkan mode Music dan Cinema, sehingga perangkat tetap bisa jadi pilihan untuk menikmati konten yang bukan game.

Satu hal yang paling membedakan speaker wearable milik Sony dan Panasonic ini adalah konektivitasnya. SoundSlayer WIGSS bukan perangkat nirkabel. Ia perlu dihubungkan via kabel, baik itu kabel audio standar 3,5 mm maupun kabel USB-A.

Panasonic SoundSlayer WIGSS (SC-GN01) sejauh ini belum punya banderol harga resmi, akan tetapi pemasarannya sudah dijadwalkan berlangsung mulai Oktober 2021.

Sumber: Panasonic.

Pengalaman Bermain Game di OPPO Reno6, Genshin Impact Rata Kanan

Sebelum pandemi terjadi, popularitas game mobile kompetitif dan industri eSports tengah mengalami perkembangan. Salah satu pendongkraknya ialah game bergenre MOBA dan battle royale seperti Mobile Legends: Bang Bang dan PUBG Mobile. Saya masih ingat betul betapa antusias dan meriahnya saat nonton bareng grand final turnamen MPL season 1 di Mall Taman Anggrek.

Memasuki masa pandemi covid-19, aktivitas bermain game mobile pun meningkat pesat. Tak hanya untuk menghabiskan waktu luang di rumah sebagai alternatif hiburan, ada juga yang mengejar impian menjadi pemain eSport atau menjadi content creator.

Nah untuk memenuhi kebutuhan gaming, tentunya dibutuhkan smartphone yang tepat. Selain memiliki desain yang stylish dan kamera canggih, OPPO Reno6 juga digadang-gadang merupakan perangkat ideal untuk bermain game. Apa alasannya, mari bahas sambil saya main beberapa judul game.

Genshin Impact di OPPO Reno6

Saya mulai dari segi hardware, dapur pacu Reno6 ini mengandalkan chipset premium dari Qualcomm, Snapdragon 7 Series yakni Snapdragon 720G Mobile Platform. Dari sini saja sudah tergambar jelas performa dari Reno6, hampir semua game yang ada di Play Store dapat berjalan dengan baik.

SoC ini dibangun pada proses fabrikasi 8nm, dengan AI Engine generasi ke-5, dan didukung sejumlah fitur Snapdragon Elite Gaming. Memiliki octa-core Kryo 465 hingga 2,3GHz dan GPU Adreno 618. Serta, didukung RAM 8GB dan penyimpanan internal 128GB.

Untuk membuktikan performanya, saya mengujinya dengan Genshin Impact. Di Reno6, game action RPG Open World yang dikembangkan oleh miHoYo ini berukuran 11,3GB dan saya tak segan mengubah pengaturan grafisnya ke kualitas tertinggi (highest). Hasilnya visual game ini tampil sangat memukau di panel AMOLED 6,4 inci beresolusi FHD+.

Menurut sistem Genshin Impact, beban perangkat dengan konfigurasi rata kanan tersebut dinilai ‘terlalu berat’ di Reno6, yang mana berpotensi menimbulkan panas berlebih dan konsumsi dayanya lebih besar. Namun dari pengalaman yang saya rasakan, di frame rate 30fps gameplay masih berjalan cukup mulus tetapi agak tersendat bila memilih frame rate 60fps. Solusinya harus turunkan kualitas grafisnya dari tertinggi ke tinggi saja.

Saya tak perlu khawatir baterai cepat habis, karena beterai berkapasitas 4.310 mAh pada Reno6 didukung pengisian daya cepat 50W dan dapat diisi hingga 100% dalam 45 menit saja. Selain itu, berkat faktor bentuk ringkas dengan ketebalan hanya 7,8mm dan bobot ringan 173 gram, bermain game dalam jangka waktu yang lama tidak membuat tangan cepat pegal.

Game Kompetitif di OPPO Reno6

Berbeda dengan game open world yang bisa dimainkan dengan santai, game kompetitif membutuhkan kecepatan dan ketepatan. Saat ini, kita memang tidak kekurangan judul game kompetitif yang bisa dimainkan di smartphone, dua genre yang populer ialah MOBA seperti Mobile Legends: Bang Bang, Arena of Valor, Vainglory, League of Legends, dan sebagainya. Sementara, untuk game battle ada PUBG Mobile, Free Fire, Fortnite, Call of Duty: Mobile, dan lainnya.

Untuk game MOBA, saya memainkan Mobile Legends pada Reno6 dan itu pun hanya beberapa match, rasanya sudah terlalu lemah untuk melakukan push solo rank. Saya hanya memastikan bahwa Reno6 memang optimal untuk bermain Mobile Legends dan kualitas grafisnya juga mendukung sampai ultra.

Pada game kompetitif, layar dengan refresh rate tinggi 90Hz dan touch sampling rate 180Hz pada Reno6 sangat berperan penting untuk meningkatkan peluang mendominasi permainan. Di mana kita bisa melihat berbagai efek dan gerakan cepat dengan baik, serta dapat melepas skill lebih tepat.

Selain itu, serangkaian fitur gaming-nya juga membantu kita mengerahkan segalanya. Pada Game Space, kita bisa memilih mode performa ‘pro gamer‘ untuk mengeluarkan potensi penuh kekuatan Reno6. Kemudian ada game focus mode yang akan memblokir semua notifikasi. Fitur dapat diakses melalui Game Assistant, dengan cara usap bagian tepi kiri layar pada permainan. Mode ini akan meminimalisasi notifikasi termasuk panggilan, navigasi gesture, alarm, Game Assistant, dan bahkan petunjuk volume di layar.

Beralih ke game battle royale, PUBG Mobile masih menjadi game favorit yang rutin saya mainkan setiap minggu. Di Reno6, kualitas grafisnya mendukung sampai HD dan frame rate high atau bisa pakai konfigurasi grafis balance dengan frame rate ultra.

Tak seperti game MOBA yang menuntut kita mengeluarkan upaya terbaik dari awal, di game battle royale PUBG Mobile terutama mode classic, pertempurannya tidak terlalu intens di awal. Di Reno6 ada fitur Bullet Screen Message, di mana kita bisa membalas chat sambil looting tanpa harus meninggalkan permainan. Aplikasi yang didukung meliputi WhatsApp, Telegram, LINE, Messenger, dan SMS.

Kesimpulannya tiga game populer yang mewakili tiga genre yang berbeda dapat berjalan dengan baik di OPPO Reno6. Rangkaian fitur gaming-nya menjadikannya perangkat yang ideal untuk gaming, baik yang bermain untuk merintis masuk di dunia eSport atau yang sekedar bermain game untuk hiburan. Sebagai pengingat, OPPO Reno6 sendiri merupakan smartphone kelas menengah yang dibanderol tidak terlampau mahal yakni Rp5.199.000. Bila budget Anda lebih dari itu, Reno6 5G Series yang terdiri dari Reno6 5G dan Reno6 Pro 5G juga bisa menjadi alternatif lain yang lebih mahal dan powerful.

 

Corsair HS80 RGB Wireless Hadirkan Dukungan Spatial Audio Baik di PC Maupun PS5

Seberapa immersive suatu sesi gaming tidak melulu bergantung pada kualitas visual yang tersaji. Tidak jarang, audio turut memegang peranan yang tak kalah penting, dan pendapat ini semakin diperkuat oleh pesatnya perkembangan teknologi spatial audio, atau yang juga dikenal dengan istilah 3D audio.

Salah satu headset gaming terbaru dengan fokus pada spatial audio datang dari Corsair. Perangkat bernama Corsair HS80 RGB Wireless ini tidak hanya datang membawa dukungan Dolby Atmos, tapi juga sepenuhnya kompatibel dengan teknologi Tempest 3D AudioTech milik PlayStation 5.

HS80 hadir bersama dongle USB yang mendukung teknologi Slipstream Wireless, dan pengguna bebas menyambungkannya ke PC, PS5, maupun PS4. Kalau Anda punya keyboard dan mouse Corsair yang juga mendukung teknologi tersebut, keduanya pun bisa disambungkan dengan menggunakan satu dongle USB yang sama. Jadi total ada tiga periferal yang dapat terhubung secara nirkabel via satu unit receiver.

Alternatifnya, jika pengguna menginginkan kualitas audio yang lebih baik lagi, mereka dapat menyambungkan HS80 ke PC via kabel USB, dan dalam posisi tersebut, perangkat jadi bisa mengolah file audio dengan resolusi maksimum 24-bit/96 kHz. HS80 mengemas driver berdiameter 50 mm, dan secara teknis respon frekuensinya berada di kisaran 20 – 30.000 Hz.

Secara desain, HS80 kelihatan mengadopsi bahasa desain yang cukup mirip seperti seri Corsair Void, tapi dengan tampilan keseluruhan yang lebih kalem dan elegan, apalagi berkat penggunaan bahan aluminium. Juga berbeda adalah bentuk headband-nya yang mengandalkan karet elastis yang menggantung demi mengurangi beban pada kepala pengguna. Aspek kenyamanannya kian disempurnakan oleh bantalan telinga memory foam yang dibalut bahan kain yang breathable.

Di bagian belakang earcup sebelah kiri, pengguna dapat menemukan tombol power sekaligus kenop untuk mengatur volume. Bagaimana dengan tombol mute mikrofon? Well, lipat saja mic-nya ke atas untuk mute, lalu kembali turunkan untuk unmute. Pada bagian ujung mic, terdapat indikator LED yang akan menyala hijau saat unmute, merah saat mute.

Dalam sekali pengecasan, Corsair mengklaim baterai milik HS80 mampu bertahan sampai 20 jam pemakaian. Di Amerika Serikat, Corsair HS80 RGB Wireless saat ini telah dipasarkan dengan banderol resmi $150.

Sumber: Corsair.

 

ASUS Juga Umumkan ROG Zephyrus S17, Laptop Gaming Premium dengan Chip Grafis NVIDIA GeForce RTX 3080

Bersama Zephyrus M16, pada acara ROG BORN CHAMPIONS: Unleash the Legend Inside (12/08/2021) kemarin, ASUS ROG juga memperkenalkan laptop gaming premiumnya yaitu Zephyrus S17. Ia juga sudah ditenagai oleh prosesor Intel Core H-series generasi ke-11 Tiger Lake hingga Intel Core i9-11900H yang dapat menghadirkan daya performa hingga 90W.

Chip grafis yang dibawanya bahkan lebih powerful yaitu hingga NVIDIA GeForce RTX 3080 dengan daya performa hingga 140W menggunakan teknologi Dynamic Boost. Didukung teknologi ROG Intelligent Cooling, performa powerful dapat dihadirkan secara konstan untuk menagani kegiatan gaming dan content creation.

Mekanisme Keyboard Khusus

Bila pendahulunya punya desain unik di mana keyboard berada pada area palm rest, desain ROG Zephyrus S17 model 2021 balik lagi seperti kebanyakan laptop yang ada. Nah yang unik di sini ialah bagian keyboard di laptop gaming 17 inci ini terangkat dan membentuk sudut 5 derajat saat digunakan.

Keyboard-nya sendiri menggunakan optical mechanical yang menghadirkan akurasi input dan respon tinggi, serta lebih tahan banting dengan tingkat durabilitas hingga 100 juta kali tekan untuk setiap tombolnya. Lengkap dengan fitur scroll controller Multiwheel yang dapat dikonfigurasikan secara khusus membuat berbagai fungsi dalam aplikasi dan game dapat diakses dengan cepat.

ROG Zephyrus S17 sendiri merupakan laptop gaming ROG pertama yang hadir dengan mekanisme keyboard khusus, sehingga dapat membuka rongga udara ekstra sekaligus meningkatkan kenyamanan penggunaan. Mekanisme unik bernama AAS Plus ini dapat meningkatkan aliran udara pada sistem pendingin hingga 25%.

Selain itu, teknologi ROG Intelligent Cooling juga membuat sistem pendingin ROG Zephyrus S17 semakin baik. Ia dibekali kipas Arc Flow terbaru dengan struktur khusus, tak hanya mampu meningkatkan aliran udara tetapi juga menurunkan tingkat kebisingan. Kipas tersebut juga akan berhenti secara otomatis jika CPU dan GPU berada pada suhu di bawah 50 derajat Celcius, sehingga dapat bekerja secara senyap sepenuhnya.

Agar lebih optimal, ROG Zephyrus S17 menggunakan liquid metal sebagai thermal compound di CPU-nya yang dapat menekan suhu CPU hingga 10 derajat Celcius lebih rendah dari thermal paste tradisional. Enam heatpipe yang dirancang khusus bekerja untuk menghantarkan panas dari komponen-komponen penting seperti CPU, GPU, VRAM, dan VRM ke heatsink. Di bagian heatsink, partikel dan debu akan dibuang melalui terowongan khusus menggunakan sistem self-cleaning cooling.

ROG Zephyrus S17 merupakan laptop gaming premium terbaru yang dilengkapi dengan modul optical mechanical keyboard yang dapat terangkat saat digunakan. Bagian keyboard yang terangkat tersebut membuat ROG Zephyrus S17 memiliki rongga udara ekstra untuk performa pendinginan terbaik. Ditambah dengan desainnya yang ringkas, ROG Zephyrus S17 bisa dikatakan sebagai salah satu laptop paling powerful dan portabel yang ada saat ini, ” ujar Jimmy lin, ASUS Regional Director Southeast Asia.

Layar 17,3 Inci WQHD dengan Refresh Rate 165Hz

ROG Zephyrus S17 hadir dengan bodi berbahan magnesium-aluminium yang dibalut warna Off Black yang tahan terhadap bekas sidik jari. Bagian belakang bodinya yang menggunakan lapisan semi-transparan membuat laptop gaming ini tidak hanya elegan tetapi unik.

Suguhan panel IPS-level berukuran besar 17,3 inci beresolusi WQHD (2560×1440 piksel) dengan bezel tipis 5,65mm, siap memanjakan para gamer sekaligus para content creator. Layar tersebut punya refresh rate 165Hz dan response time 3ms, didukung teknologi NVIDIA G-Sync dan intelligent shift yang memungkinkan G-Sync dapat dimatikan saat laptop dalam kondisi menggunakan chip grafis terintegrasi untuk menghemat baterai.

Layarnya juga telah mengantongi sertifikasi PANTONE Validated Display untuk akurasi warna tinggi dan dapat menampilkan warna dengan tingkat reproduksi hingga 100% pada color space DCI-P3. Juga sudah mendukung teknologi Dolby Vision untuk menampilkan visual lebih baik pada konten yang mendukung format Dolby Vision dan sudah banyak digunakan oleh penyedia layanan video streaming seperti Netflix dan Disney+.

Meski bezel layarnya tipis, ROG Zephyrus S17 juga dibekali dengan sebuah webcam yang menggabungkan teknologi 2DNR dan 3DNR sehingga objek di depan kamera dapat selalu terlihat jelas meski dalam kondisi minim cahaya. Sebagai tambahan, ia dilengkapi pembaca sidik jari dengan sistem caching yang menyatu pada tombol power dan terintegrasi dengan Windows Hello.

Ditenagai Prosesor Hingga Intel Core i9-11900H

ROG Zephyrus S17 tersedia dalam dua konfigurasi, mulai dari prosesor Intel Core i7-11800H yang dibanderol Rp40.999.000 dengan chip grafis NVIDIA GeForce RTX 3060, 2x8GB DDR4 3200MHz RAM (dual channel), dan penyimpanan 1TB M.2 NVMe PCIe 4.0 SSD. Varian tertingginya dijual Rp65.999.000 dengan prosesor Intel Core i9-11900H, NVIDIA GeForce RTX 3080, 2x16GB DDR4 3200MHz RAM (dual channel), dan penyimpanan 2TB M.2 NVMe PCIe 4.0 SSD.

Ia dibekali dengan tiga slot PCIe SSD yang didukung teknologi HyperDrive Ultimate RAID array yang mampu menghadirkan kecepatan baca pada sistem penyimpanan hingga 10,5GBps. Juga sudah mendukung penggunaan NVMe PCIe 4.0 SSD yang memiliki kecepatan dua kali lebih kencang dari SSD PCIe 3.0.

Prosesor Intel Core i9-11900H sendiri berjalan pada clockspeed hingga 4,9GHz dengan konfigurasi 8 core dan 16 thread. Laptop gaming ini dapat menjalankan prosesor tersebut dengan daya hingga 50W secara terus menerus. Kombinasinya dengan NVIDIA GeForce RTX 3080 yang dapat berjalan pada clock speed 1545MHz dan daya 115W melalui ROG Boost, membuatnya tampil sebagai mesin gaming yang powerful. Sementara, fitur Dynamic Boost mampu memberikan daya tambahan hingga 25W untuk GPU ketika CPU sedang tidak pada kondisi full-load.

Sebagai informasi, GeForce RTX 3080 dibangun berdasarkan arsitektur Ampere yang mengkombinasikan fitur streaming multiprocessor terbaru dengan 2nd Gen RT Core dan 3rd Gen Tensor Core untuk mendukung fitur real-time ray tracing dan dibekali dengan teknologi AI terkini. Dukungan teknologi NVIDIA Reflex dapat mengurangi latency dalam game multiplayer tertentu dan fitur NVIDIA Broadcast untuk mendukung aktivitas game streaming.