Kesupermarket Kini Jadi GetMyStore, Garap Layanan “Online Grocery” untuk Segmen Menengah ke Atas

Lama tak berkabar, PT Supra Kreatif Mandiri, pemegang brand layanan online grocery Kesupermarket mengumumkan rebranding menjadi GetMyStore (GET) per 9 November 2020. Lewat identitas baru, GET akan perluas cakupan bisnis tidak hanya B2C, tapi juga B2B dan marketplace.

Perusahaan patungan dari PT Supra Boga Lestari Tbk dan PT Kresna Graha Investama Tbk ini, juga mengangkat Andrew You sebagai CEO.

Dalam wawancara bersama DailySocial, Andrew mengatakan akan membawa GET sebagai pemain online grocery terdepan yang spesifik bermain di segmen menengah ke atas.

“Sekarang ada banyak pemain e-grocery di Indonesia, tapi kebanyakan bermain di mass market. Kami spesifik melayani pembeli menengah ke atas yang populasinya ada sekitar 25% di Indonesia dengan concern produk premium yang berkualitas,” terangnya.

Memanfaatkan jaringan dari induk, pemilik jaringan Ranch Market dan Farmers Market, GET melebarkan sayapnya bisnisnya. Saat ini, Supra Boga mengoperasikan 52 gerai Ranch Market dan Farmers Market yang tersebar di Jabodetabek, Cikarang, Surabaya, Malang, Semarang, Balikpapan, Samarinda, Pekanbaru, Dumai, dan Ambon.

Seluruh gerai ini dapat melayani konsumen yang berada di kota tersebut dan sekitarnya, bekerja sama dengan kurir logistik pihak ketiga. Terdapat dua jenis layanan pengiriman yang disediakan GET, yakni pengiriman instan untuk pelanggan yang melakukan pembelian produk segar dan pengiriman reguler. Metode pembayaran juga dipermudah dengan kehadiran Gopay, virtual account, dan kartu kredit.

Online grocery adalah salah satu industri yang tumbuh di tengah pandemi, Andrew memandang dampak tersebut juga dirasakan oleh perusahaan. Meski \tidak bersedia membagi data lebih lanjut, ia menggambarkan terjadi tren kenaikan konsumsi buah-buahan dan sayuran segar untuk meningkatkan imun mereka. Adapun rata-rata belanja mereka tercatat di atas Rp300 ribu untuk sekali belanja.

“Konsumen middle class itu mencari produk premium dan eksklusif yang sulit ditemukan di tempat lain. Kami memberikan layanan premium untuk mereka, misalnya menaruh petugas khusus di tiap toko agar pengiriman bisa dilakukan dengan instan.”

Perluas segmen

Andrew melanjutkan, saat ini perusahaan tengah mempersiapkan segmen baru yang segera diresmikan pada kuartal III mendatang, yakni platform B2B dan marketplace. Perusahaan sangat optimis masuk ke segmen ini karena masih ada peluang-peluang yang belum bisa diselesaikan oleh pemain yang ada sekarang.

Ia mencontohkan, segmen B2B menarik karena dalam proses supply chain masih dihuni oleh pihak ketiga yang merugikan pebisnis. Dengan proses digital, akan jauh lebih transparan dan produk yang didapat juga jauh lebih berkualitas berkat jaminan Ranch Market.

Bahkan nantinya, perusahaan akan menyediakan layanan produk private label untuk kategori food, non-food, dan perlengkapan dan aksesori umum. Jaminan mutu dan keamanan pangan produk dijaga betul-betul untuk memenuhi rantai pasok produk private label ini.

Sementara itu, marketplace juga menarik untuk diseriusi karena GET sadar betul bahwa SKU yang ada di dalam jaringan Ranch Market tidak selengkap yang ada di pasar. Kesempatan tersebut akhirnya menginisiasi untuk menjaring lebih banyak penyuplai terkurasi ikut berjualan dan melayani konsumen GET.

Produk-produk yang dicari, mulai dari produk makanan impor, suplemen kesehatan, makanan sehat, bahan dapur organik, dan sebagainya. “Secara model bisnis kami ingin lebih banyak penjual berkualitas yang bisa bergabung, meski mereka belum berbentuk brand besar. Untuk mengurasi, kita punya benchmark sebagai standar prosedurnya.”

Sama seperti bisnis B2C, nantinya platform marketplace ini juga akan bermain ke segmen menengah ke atas karena sama-sama menyasar pengguna aplikasi GET. “Penting bagi kami untuk membangun platform yang memiliki positioning penting di pasar karena e-grocery saat ini sudah kompetitif. Kami cukup jelas di sini, bermain di middle up class dan ke depannya akan ada banyak orang Indonesia yang naik kelas ke segmen tersebut,” tutupnya.

Application Information Will Show Up Here

Resmi “Rebranding”, Aplikasi Gojek Kini Bisa Digunakan di Vietnam

Aplikasi Gojek akhirnya mendarat ke Vietnam, menyusul pengumuman penggunaan brand tunggal Gojek untuk operasional di luar Indonesia. Dalam waktu dekat, Thailand (GET) akan menyusul.

Dalam keterangan resmi perusahaan yang dikutip dari media setempat, disebutkan para pengguna di seluruh kawasan Vietnam dapat menggunakan aplikasi Gojek untuk memanfaatkan layanan transportasi GoBike, logistik GoSend, dan pesan antar makanan GoFood.

Saat ini Gojek Vietnam memiliki 150 ribu mitra pengemudi dan 80 ribu merchant di Hanoi dan Ho Chi Minh City.

General Director of Gojek Vietnam Phung Tuan Duc mengumumkan sejumlah peningkatan fitur, seperti tampilan utama yang lebih simpel, opsi buat pengguna untuk menyematkan hidangan favoritnya di GoFood, berbagi gambar dengan pengemudi, dan dukungan pesanan lebih dari satu di seluruh layanan. Seluruh fitur tersebut sudah bisa dirasakan sepenuhnya oleh Gojek Indonesia.

“Hari ini menandai momen penting dalam perjalanan Gojek, dan dalam komitmen jangka panjang kami ke Vietnam. Kami terus melihat potensi besar untuk pertumbuhan dan dampak buat negara ini, kami bangga dan bersemangat untuk memperkenalkan pengalaman super-app Gojek untuk pengguna,” ucap Co-CEO Gojek Kevin Aluwi.

Milestone ini tidak hanya untuk pengguna Gojek Vietnam saja, tapi juga tiga negara di mana perusahaan beroperasi, yakni Thailand, Singapura, dan Indonesia. Dengan aplikasi tunggal, pengguna yang melancong ke salah satu negara tersebut tidak perlu mengunduh aplikasi lain saat ingin bepergian. Pengalaman tersebut sudah dijalankan oleh Grab.

Perkembangan bisnis di regional

Dalam wawancara bersama DailySocial sebelumnya, manajemen Gojek menerangkan model bisnis GEt, GoViet, dan Gojek cenderung bisa beradaptasi dengan kondisi selama pandemi. Beberapa layanan justru memberikan dampak baik di masyarakat. Layanan pesan-antar makanan dan dompet digital juga sudah digulirkan Gojek di mancanegara, seperti GET Food di Thailand atau Go Food di Vietnam.

“Karena orang-orang lebih sering tinggal di rumah dan melakukan pemesanan lebih banyak selama beberapa bulan terakhir, kami melihat ketahanan berkelanjutan dalam bisnis perdagangan online (pengiriman makanan dan paket), pembayaran non-tunai, dan konten digital. Konsumen makin tertarik pada kebiasaan digital ini, bahkan sebelum Covid-19. Kini layanan online seperti itu benar-benar menjadi kebutuhan sehari-hari.”

Sama seperti di Indonesia, mitra Gojek di luar negeri juga terus berkembang. Tak hanya sebatas pengemudi. Di sana mereka juga merangkul pedagang untuk meramaikan loka pasar yang sediakan di aplikasi. Pandemi justru dilihat sebagai kesempatan untuk lebih giat membawa pedagang masuk ke platformnya demi membuat bisnis tetap berjalan. Berbagai program dijalankan untuk mendorong digitalisasi tersebut, termasuk sistem pembayaran digital.

“Kami juga melakukan penyesuaian dan memperkenalkan layanan baru, seperti GET Pay di Thailand untuk pengiriman makanan, pengiriman tanpa kontak langsung, [dan] untuk memastikan kebutuhan konsumen dipenuhi dengan aman.”

Sejauh ini Gojek baru mengaplikasikan layanan pembayaran digital di Thailand (GetPay). Rencana peluasan layanan fintech Gojek juga sudah diagendakan, termasuk di negara persinggahan selanjutnya, seperti Filipina. Di sana Gojek sudah mengakuisisi perusahaan lokal Coins.ph.

Application Information Will Show Up Here

Gojek’s Initiatives for Its Southeast Asia’s Business Amid Pandemic

Gojek is one of Indonesia’s digital startups in which business penetration reached regional. GoViet was launched in 2018, but GET was launched in 2019. Then, they arrived in Singapore. Previously, Gojek had the opportunity to test online motorcycle taxi services in Malaysia with a local player, Dego Ride.

Earlier this year the company has announced business plans, including strengthening its services abroad. Afterall, the Covid-19 pandemic puts significant pressure on businesses around the world, including Gojek.

DailySocial had the opportunity to talk with Gojek’s Head of Corporate Communications, Audrey Petriny. She explained, the GET, GoViet, and Gojek business models are quite adaptable to the current conditions. Some services actually have a good impact on society. Gojek already launched food-delivery services and digital wallets in foreign countries, such as GET Food in Thailand or Go Food in Vietnam.

“Because people stay at home and place more orders in the past few months, we see ongoing resilience in the online trading business (food and package delivery), non-cash payments, and digital content. Consumers are increasingly interested in this digital habit, even before Covid-19. Nowadays, online services become a daily necessity,” Audrey said.

However, there has been a decline in transportation transactions in the past few months. The biggest one is at the beginning of the pandemic in March-April 2020. Partners have decreasing orders. Various efforts were made to maintain the resilience of this business ecosystem and hope to recover quickly when entering a phase of adaptation to new habits.

“In March, we established Gojek Partner Support Fund to support partners’ income stability across markets. We have also implemented several other initiatives to provide financial or social assistance to drivers, including ongoing food distribution programs, financial partnerships to provide vehicle installment relief or low-interest loans and a consumer activation program to increase tips for driver partners,” Gojek’s representative said the initiative.

Cashless payment penetration

Similar to Indonesia, Gojek’s overseas partners are increasing, not only the driver. They also embraced merchant to enliven the market locations provided in the application. Pandemic is actually seen as an opportunity to be more active in bringing merchants into the platform to keep the business going. Various programs have been performed to encourage the digitalization, including digital payment systems.

“We also make adjustments and introduce new services, such as GET Pay in Thailand for food delivery, delivery without direct contact, [and] to ensure that consumers’ needs are safely delivered,” Audrey continued.

GetPay Thailand
GET Pay Thailand / Gojek

Currently, Gojek has only applied digital payment services in Thailand (GET Pay). The plan to expand Gojek’s fintech services has been scheduled, including in subsequent transit countries, such as the Philippines. In the Philippines, Gojek has already acquired the local company Coins.ph.

Another strategy is to increase promotion programs to maintain consumer demand while reducing the operational costs of merchant partners. The shifting of consumer’s needs is answered by improving services, such as accommodating basic needs shopping through applications – including selling ready-to-cook food.

Being mentioned about the company’s efforts to ensure its partners are safe from the transmission of Covid-19, Gojek team said that they have made various adjustments to the rules.

“To ensure driver partner’s safety and hygiene, also to provide consumers with greater assurance, we provide online training and cleaning equipment for all partners. We also make amendments to SOPs. This includes sending food without contact to ensure proper physical and sanitary measures. for the driver’s partner vehicle.”

Independent brand

As previously reported, to accelerate the adoption of Gojek services abroad, the company plans to rebrand GET and GoViet to “Gojek”, including to launch a single application. It was directly announced by the Head of International Gojek Andrew Lee.

In his statement, Andrew said this decision had been planned for several months and taken to facilitate the company to be able to increase the business scale more efficiently.

Previously, when launching GoViet and GET, the ex-CEO, Nadiem Makarim said that the local element was very important to advance business in a new country. He considers the use of different names more easily accepted by the local community. The assumption turned out to be different.

The use of a single brand and application has been applied by Gojek since its expansion to Singapore in late 2018.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Upaya Gojek Pertahankan Bisnis Luar Negeri di Tengah Pandemi

Gojek adalah salah satu startup digital Indonesia yang sudah merambah bisnis di kancah regional. Sejak pertengahan tahun 2018, perusahaan menghadirkan GET di Thailand dan Go-Viet di Vietnam. Tak lama berselang, mereka hadir di Singapura. Awal tahun ini, Gojek berkesempatan menguji coba layanan ojek online di Malaysia bersama pemain lokal setempat, Dego Ride.

Awal tahun ini perusahaan memiliki berbagai rencana bisnis, termasuk  memperkuat layanannya di luar negeri. Apa daya, pandemi Covid-19 memberikan tekanan yang cukup signifikan untuk bisnis di seluruh dunia, termasuk Gojek.

DailySocial berkesempatan berbincang dengan Head of Corporate Communications Gojek Audrey Petriny. Secara umum, ia menjelaskan, model bisnis GET, GoViet, dan Gojek cenderung bisa beradaptasi dengan kondisi saat ini. Beberapa layanan justru memberikan dampak baik di masyarakat. Layanan pesan-antar makanan dan dompet digital juga sudah digulirkan Gojek di mancanegara, seperti GET Food di Thailand atau Go Food di Vietnam.

“Karena orang-orang lebih sering tinggal di rumah dan melakukan pemesanan lebih banyak selama beberapa bulan terakhir, kami melihat ketahanan berkelanjutan dalam bisnis perdagangan online (pengiriman makanan dan paket), pembayaran non-tunai, dan konten digital. Konsumen makin tertarik pada kebiasaan digital ini, bahkan sebelum Covid-19. Kini layanan online seperti itu benar-benar menjadi kebutuhan sehari-hari,” ujar Audrey.

Meskipun demikian, diakui bahwa selama beberapa bulan terakhir terjadi penurunan di transaksi transportasi. Paling parah saat awal pandemi di bulan Maret-April 2020. Dampak pesanan sepi turut diderita para mitra. Berbagai upaya dilakukan untuk menjaga ketahanan ekosistem bisnis ini dan berharap cepat pulih ketika memasuki fase adaptasi kebiasaan baru.

“Pada bulan Maret, kami mendirikan Gojek Partner Support Fund untuk mendukung stabilitas pendapatan mitra di seluruh pasar (juga direalisasikan dalam subsidi makan, bantuan cicilan kendaraan, dan pinjaman berbunga rendah). Pimpinan Gojek menyumbangkan 25% dari gaji tahunan mereka untuk dana ini, dan semua rencana kenaikan gaji perusahaan telah dialihkan ke dana tersebut,” ujar juru bicara Gojek menceritakan inisiatif yang telah dilakukan.

Penetrasi pembayaran nontunai

Sama seperti di Indonesia, mitra Gojek di luar negeri juga terus berkembang. Tak hanya sebatas pengemudi. Di sana mereka juga merangkul pedagang untuk meramaikan loka pasar yang sediakan di aplikasi. Pandemi justru dilihat sebagai kesempatan untuk lebih giat membawa pedagang masuk ke platformnya demi membuat bisnis tetap berjalan. Berbagai program dijalankan untuk mendorong digitalisasi tersebut, termasuk sistem pembayaran digital.

“Kami juga melakukan penyesuaian dan memperkenalkan layanan baru, seperti GET Pay di Thailand untuk pengiriman makanan, pengiriman tanpa kontak langsung, [dan] untuk memastikan kebutuhan konsumen dipenuhi dengan aman,” sambung Audrey.

GetPay Thailand
Fitur GETPay di Thailand / Gojek

Sejauh ini Gojek baru mengaplikasikan layanan pembayaran digital di Thailand (GETPay). Rencana peluasan layanan fintech Gojek juga sudah diagendakan, termasuk di negara persinggahan selanjutnya, seperti Filipina. Di sana Gojek sudah mengakuisisi perusahaan lokal Coins.ph.

Strategi lain adalah dengan meningkatkan program promosi, yang dilakukan untuk menjaga permintaan konsumen, sembari mengurangi biaya operasional mitra pedagang. Kebutuhan konsumen yang berubah juga disikapi dengan peningkatan layanan, salah satunya dengan mengakomodasi belanja kebutuhan pokok melalui aplikasi–termasuk menjual bahan makanan siap masak.

Disinggung mengenai upaya apa saja yang dilakukan perusahaan untuk memastikan mitranya aman dari penularan Covid-19, pihak Gojek mengatakan bahwa mereka telah melakukan penyesuaian berbagai aturan.

“Untuk memastikan keamanan dan kebersihan para mitra dan memberi konsumen jaminan yang lebih besar, kami menyediakan pelatihan online dan perlengkapan kebersihan untuk semua mitra. Kami juga membuat amandemen terhadap SOP. Ini termasuk pengiriman makanan tanpa kontak untuk memastikan langkah-langkah fisik dan sanitasi yang tepat untuk kendaraan mitra pengemudi.”

Brand tunggal

Seperti diberitakan sebelumnya, untuk mempercepat adopsi layanan Gojek di luar negeri, perusahaan berencana melakukan rebranding GET dan GoViet menjadi “Gojek”, termasuk memanfaatkan aplikasi tunggal. Kabar ini disampaikan langsung oleh Head of International Gojek Andrew Lee.

Dalam keterangannya Andrew menyampaikan, keputusan ini sudah digodok selama beberapa bulan dan diambil demi memudahkan perusahaan untuk bisa meningkatkan skala bisnis secara lebih efisien.

Sebelumnya, ketika meluncurkan GoViet dan GET, ex-CEO saat itu Nadiem Makarim mengatakan, unsur lokal sangat penting untuk memajukan bisnis di negara baru. Ia menganggap penggunaan nama berbeda lebih mudah diterima masyarakat setempat. Ternyata asumsi ini belum tepat.

Penggunaan merek dan aplikasi tunggal sudah diaplikasikan Gojek sejak ekspansinya ke Singapura akhir 2018 lalu.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Gojek Rencanakan Penggunaan Merek Tunggal, GoViet dan GET akan Berganti Nama

Gojek segera melakukan penyeragaman merek mereka untuk unit bisnisnya di luar negeri, yakni GoViet di Vietnam dan GET di Thailand. Nantinya semua akan bernama “Gojek” dan menggunakan aplikasi tunggal. Kabar ini pertama kali disampaikan Nikkei Asian Review didasarkan pada pernyataan Andrew Lee selaku Head of International Gojek.

Namun hingga tulisan ini terbit, di Google Playstore aplikasi GoViet dan GET masih bisa ditemui.

Tujuannya jelas, untuk memperkuat branding dan penetrasi Gojek di tengah persaingan ketatnya dengan Grab di pasar regional. Dalam keterangannya Andrew menyampaikan, keputusan ini sudah digodok beberapa bulan dan diambil demi memudahkan perusahaan untuk bisa meningkatkan skala bisnis secara lebih efisien.

Sebenarnya penggunaan merek dan aplikasi tunggal sudah mulai diaplikasikan Gojek sejak ekspansinya ke Singapura sejak akhir 2018 lalu, dilanjutkan penjajakan bisnisnya di pasar Malaysia yang juga gunakan merek yang sama.

Peluncuran GoViet dan GET dilakukan sejak pertengahan tahun 2018. Kala itu Founder & CEO Gojek Nadiem Makarim mengatakan, unsur lokal sangat penting untuk memajukan bisnis di negara baru. Untuk itu ia mempercayakan betul penetrasi bisnis pada tim lokal, termasuk akhirnya menyepakati untuk menggunakan nama yang dinilai lebih mudah di terima dengan masyarakat setempat.

Namun sayangnya strategi tersebut justru membuat interoperabilitas aplikasi kurang baik. Pengguna di luar negeri harus mengunduh aplikasi berbeda. Dan kini perusahaan sedang mengupayakan pembenahan tersebut dan segera menyatukan aplikasi.

Perkembangan layanan Gojek di luar negeri pun senada dengan yang ada di Indonesia. Beberapa waktu lalu kepada DailySocial juru bicara Gojek menyampaikan, di Thailand saat ini layanan GET Pay mulai diaplikasikan untuk mendukung bisnis transportasi, pesan makanan, dan pengiriman; makin agresif dengan adanya pandemi, yang membuat masyarakat harus meminimalkan kontak langsung saat transaksi.

Application Information Will Show Up Here

Startup Insurtech PasarPolis Ekspansi ke Thailand dan Vietnam

Startup insurtech PasarPolis mengumumkan ambisi ekspansinya ke pasar regional, dimulai dari Thailand dan Vietnam. Perluasan cakupan bisnis ini merupakan tindak lanjut pasca perusahaan mendapatkan pendanaan seri A dari Gojek, Tokopedia dan Traveloka pada akhir 2018 lalu. Sektor yang ingin disasar dengan produk asuransi digital mereka meliputi e-commerce, pariwisata, ride-hailing, hingga layanan logistik.

“Dengan menghubungkan PasarPolis dengan platform yang dimiliki mitra, kami dapat menawarkan berbagai produk asuransi dari banyak perusahaan kepada konsumen mereka. Verifikasi dokumen yang dilakukan secara digital menawarkan proses klaim yang cepat untuk konsumen, prosesnya dapat diselesaikan dalam tiga menit,” ujar Founder & CEO PasarPolis Cleosent Randing.

Ia turut memaparkan, bahwa teknologi yang terintegrasi menjadi kekuatan utama PasarPolis. Saat ini tim pengembang telah didukung lebih dari 30 engineer yang berasal dari Indonesia dan India.

Di sektor pariwisata, produk asuransi yang ditawarkan PasarPolis seperti asuransi perjalanan dan penundaan penerbangan. Sementara untuk e-commerce produk yang ditawarkan mencakup penanggungan kerusakan produk saat proses pengiriman.

Sejak diluncurkan awal tahun ini di Thailand, pihaknya juga sudah mengintegrasikan sistemnya dengan aplikasi GET untuk menyajikan asuransi keselamatan kepada pengguna layanan ride-hailing tersebut. Seperti diketahui, GET adalah brand hasil ekspansi Gojek di wilayah tersebut.

“Baru-baru ini kami memberikan polis asuransi untuk aplikasi GET, meliputi layanan tumpangan motor, pengiriman makanan, dan jasa antar barang. Sekitar 10 perusahaan asuransi terlibat sebagai mitra bisnis kami, jumlahnya akan terus ditambah,” lanjut Randing.

Sementara itu ekspansinya di Vietnam –juga di awal tahun ini—telah menghasilkan kerja sama strategis dengan Atadi, Sendo dan Go-Viet. Baik di Thailand dan Vietnam, PasarPolis telah menunjuk Country Manager untuk memimpin bisnis di masing-masing wilayah.

Gojek Keluar Kandang dan Jadi Penantang

Gojek telah menjadi fenomena di Indonesia. Tidak hanya soal inovasi teknologi yang beruntun, tapi juga bagaimana layanan on-demand ini mengubah masyarakat, mulai dari kebiasaan transportasi, mengirim barang, memesan makanan hingga melakukan pembayaran.

Setelah berhasil di tanah kelahirannya, Gojek mulai melebarkan sayap ke pasar-pasar baru di kawasan Asia Tenggara. Sejak semester kedua 2018, secara bertahap startup yang disebut-sebut punya valuasi terbesar di Indonesia ini masuk ke negara-negara tetangga dengan menggandeng mitra lokal, baik di Vietnam, Singapura, dan yang terakhir kemarin meresmikan kehadiran di Thailand.

Kehadirannya di negara baru membawa strategi yang jelas: semangat lokal dan teknologi global. Sejak awal rencana ekspansinya diungkap ke publik, Gojek sudah buka-bukaan tentang rencana mereka membentuk tim atau perusahaan lokal untuk menangani operasional di pasar baru. Tim ini diberikan kebebasan untuk menentukan merek dan identitasnya sendiri.

Akhirnya lahirlah Go-Viet di Vietnam dan GET di Thailand. Khusus di Singapura, Gojek tidak membawa armada andalan mereka, ojek, karena adanya aturan yang melarang motor roda dua menjadi alat transportasi umum.

Keluar kandang

Gojek sudah selayaknya keluar kandang dan menjadi penantang di negeri orang. Apa yang mereka capai di Indonesia menjadi modal yang cukup untuk mulai bersaing di pasar baru.

Di Vietnam dan Thailand, Gojek tidak hanya menantang Grab yang menjadi lawan tanding mereka di pasar Indonesia, tetapi juga menantang sejumlah aplikasi sejenis yang sudah ada, seperti FastGo, Be, atau Lineman.

Gojek mengawali kiprahnya di Vietnam dan Thailand dengan layanan andalan transportasi roda dua, pengiriman barang, dan pemesanan makanan. Sedikit berbeda, untuk pasar Singapura, Gojek langsung tancap gas, termasuk berani berperang harga. Mereka juga menggandeng perusahaan besar lokal, seperti DBS dan Carousell.

Tak hanya transportasi

Satu hal yang harus disoroti dalam rencana ekspansi ini adalah layanan seperti apa yang akan diberikan. Di Indonesia, Gojek memberikan inovasi yang sebelumnya bahkan tidak terpikirkan, seperti memesan jasa pembersihan rumah, jasa pijat, hingga pengantaran galon dan bahan bakar ketika kehabisan di jalan.

Saat ini Go-Jek mengusung konsep “super app” untuk memenuhi semua kebutuhan pelanggannya. Salah satu fokusnya adalah membangun layanan teknologi finansial yang mumpuni.

Dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg, Co-Founder dan CEO Gojek Nadiem Makarim menjelaskan perusahaan melihat masalah dan peluang di banyak sektor. Di kota-kota besar, isu transportasi dianggap sebagai masalah dan Go-Jek sudah memiliki solusi. Sementara di kota-kota tier tiga, isu transportasi bukan sebagai masalah besar, tetapi layanan finansial seperti pembayaran.

“Sejujurnya jika kita menuju kota tier 3 di Indonesia trafik bukan masalah besar, finansial inklusi merupakan masalah. Di sanalah strategi pembayaran ditujukan,” ujar Nadiem.

Selain Go-Pay yang ke depannya punya potensi menjadi pemain regional unggulan, Gojek telah mengembangkan produk berbasis pembiayaan untuk merchant, mitra, dan konsumen.

 

Tersandung regulasi

Jika mengamati pertumbuhan Gojek sejak awal, gesekan selalu terkait regulasi. Selain di Indonesia, yang selalu dapat diatasi sejauh ini, isu regulasi juga menghambat Go-Jek untuk segera mengaspal di Filipina. Perusahaan lokal mereka, Velox Technology Philippines Inc, terkendala izin beroperasi.

Otoritas Filipina mengeluarkan moratorium yang isinya melarang pemerintah menerima pendaftaran baru untuk operasional Transport Network Vehicle Service (TNVS). Tujuannya agar pemerintah Filipina bisa memantau lebih detail layanan transportasi berbasis apilikasi yang beroperasi di wilayahnya.

Saat ini Gojek memulai layanan di Filipina dengan mengakuisisi platform pembayaran digital Coins.ph sambil terus mengusahakan kehadirannya di negeri tetangga ini.

Terus mencari talenta

Sebagai super app, Gojek terus melancarkan inovasi di berbagai lini, termasuk mengembangkan segme bisnis baru. Mereka pun aktif membuka lowongan untuk beberapa posisi.

Contohnya lowongan untuk posisi Head of Indonesia Marketplace. Dengan deskripsi “memimpin tim marketplace di Indonesia”, posisi ini akan memerankan peran penting dalam inovasi Go-Jek selanjutnya. Apakah Go-Jek akan melakukan penetrasi ke bisnis marketplace?

Lowongan menarik selanjutnya adalah Business Development Location & Merchant untuk Go-Kitchen. Ada juga lowongan untuk AdTech Product Incubation, sebagai manajer proyek untuk eksperimen produk adtech.

Inovasi terhadap permasalahan di negara berkembang ada di dalam DNA Gojek. Tidak hanya untuk pasar Indonesia, tetapi juga untuk pasar negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara.

Gojek Launches Get in Bangkok, Thailand

The on-demand platform developer, Gojek is officially launched Get as part of its expansion in Bangkok, Thailand (2/27). The launching was attended by Rudiantara, Ministry of Communication and Information, Thailand’s Ambassador, Pansak Siriruchatapong, Gojek’s Founder & CEO, Nadiem Makarim, and many more. Get actually started its business since 2018 in beta version.

Currently, Gojek has claimed the service has reached 80% of Bangkok. In addition to ride-hailing (Get-Win), there are also delivery and food delivery services called Get-Delivery and Get-Food. In order to maximize its debut in the white elephant country, Gojek creates local team to run Get.

Get’s Co-Founder & CEO, Pinya Nittayakasetwat in its speech said with the local team understanding combined with technology and Gojek experience should give on-demand solution in the region.

“GET has succeed in scoring two million trips in just two monts since the first beta version in Bangkok. It proves the high consumer demand in this industry sector. In addition, our data shows to this point, the driver partners has gone through more than three million kilometres,” he added.

Gojek’s Founder & CEO, Nadiem Makarim also talked in Get ceremonial. The international expansion aims to find a way to bring Gojek’s technology for more positive impact in various countries.

“Get launching in Thailand is Gojek’s important achievement. We’re thankful for the support of the stakeholders including the government, either in Indonesia or Thailand. We always expect to realize vision and bring our technology to the broaden public, while making Indonesia as the center of technology innovation in Southeast Asia,” he added.

After its launching, Get has introduced benefit service program for driver partners, including access to training, vehicle insurance, life insurance, and savings programs. The Get team is committed to team up with the Thai government to support the digitalization of the transportation industry.

Get-Win as two-wheeler transportation mode has made curation to guarantee all drivers are “Win” licensed. Currently, Get-Food has partnered up with more than 20 thousand merchants, start from stalls to restaurants.

Get algorithm is designed to support all merchants, not only the most selling ones, to help sales growth and increase awareness of all restaurants in the platform. Shuffle card feature developed by Gojek is also integrated into Get for the interface can be adjusted with each user’s preference. This feature will recommend food based on time and location nearby, therefore the experience will be more convenient.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Gojek Resmikan Get di Bangkok, Thailand

Pengembang platform on-demand Gojek akhirnya meresmikan Get sebagai bentuk ekspansinya di Bangkok, Thailand (27/2). Acara peluncuran tersebut dihadiri Menkominfo Rudiantara, Dubes Thailand Pansak Siriruchatapong, Founder & CEO Gojek Nadiem Makarim dll. Get sendiri sebenarnya sudah mulai hadir sejak tahun 2018 lalu dengan fase beta-nya.

Saat ini pihak Gojek mengklaim bahwa layanannya telah berhasil menjangkau 80% kota Bangkok. Selain ride-hailing (Get-Win), di sana juga sudah ada layanan untuk delivery dan food delivery, yakni Get-Delivery dan Get-Food. Guna memaksimalkan debutnya di negara gajah putih tersebut, Gojek membentuk tim lokal dalam menjalankan Get.

Co-Founder & CEO Get Pinya Nittayakasetwat dalam sambutannya mengatakan, bahwa dengan pemahaman mendalam tim lokal digabungkan dengan teknologi dan pengalaman Gojek dapat memperkuat posisi Get dalam memberikan solusi on-demand di wilayahnya.

“GET telah berhasil menyelesaikan dua juta perjalanan hanya dalam dua bulan sejak peluncuran fase beta di kota Bangkok. Hal tersebut membuktikan tingginya permintaan konsumen di sektor industri ini. Selain itu, data kami mengemukakan bahwa sejauh ini para mitra driver telah menempuh jarak lebih dari tiga juta kilometer,” ujar Pinya.

Turut memberikan sambutan Founder & CEO Gojek Naiem Makarim dalam seremoni peresmian Get. Ekspansi internasional Gojek bertujuan untuk mencari cara mendekatkan teknologi yang dimiliki Gojek sehingga memberikan dampak positif bagi masyarakat di berbagai negara.

“Peluncuran Get di Thailand merupakan pencapaian penting bagi Gojek. Kami berterima kasih terhadap dukungan yang diberikan para pemangku kepentingan termasuk pemerintah, baik di Indonesia maupun di Thailand. Semoga kami dapat terus merealisasikan visi dan membawa teknologi kami kepada masyarakat yang lebih luas lagi, seraya di saat yang sama menjadikan Indonesia sebagai pusat inovasi teknologi di Asia Tenggara,” ujar Nadiem.

Pasca peluncurannya, Get telah memperkenalkan program layanan manfaat bagi mitra pengemudi, meliputi akses pelatihan, asuransi kendaraan, asuransi jiwa, hingga program tabungan. Tim Get berkomitmen untuk bisa berkoordinasi dengan pemerintah Thailand guna mendukung digitalisasi industri transportasi.

Get-Win sebagai moda transportasi roda dua melakukan kurasi sehingga memastikan setiap mitra merupakan pengemudi “Win” berlisensi. Saat ini Get-Food juga telah menggandeng lebih dari 20 ribu merchant, mulai dari kedai kaki lima hingga restoran.

Algoritma Get dirancang untuk mendukung semua merchant, tidak hanya yang terlaris, supaya bisa membantu peningkatan penjualan dan meningkatkan awareness semua restoran-restoran yang ada di platform. Fitur shuffle card yang dikembangkan Gojek juga diintegrasikan ke dalam Get agar tampilannya dapat disesuaikan dengan selera masing-masing pengguna. Fitur ini dapat merekomendasikan makanan berdasarkan waktu dan lokasi konsumen, sehingga pengalaman penggunaan aplikasi terasa semakin nyaman.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Layanan Gojek di Thailand “Get” Perluas Wilayah Operasional di Bangkok

Get, nama brand Gojek untuk wilayah operasional Thailand, hari ini mengumumkan perluasan operasional di Bangkok. Wilayah yang dijamah meliputi Chatuchak, Lad Prao, Wang Thong Lang, Sathorn, Bang Rak, Klongtoey, Yannawa, Bangkapi, Ratchathewi, Pathumwan, Phyathai, Beung Kum, Bang Kho Laem dan Rat Burana.

Selama periode soft-launch di Thailand dengan aplikasi beta-nya, Get menyediakan layanan ride-hailing dan kurir pengiriman, dalam radius delapan kilometer. Get resmi diluncurkan di Thailand sekitar awal Desember 2018, ekspansi Asia Tenggara kedua yang dilakukan Gojek.

Perluasan ini dilakukan Get pasca pihaknya mengklaim adanya respons positif dari masyarakat — baik mitra pengemudi maupun pengendara. Get beroperasi dengan pengemudi kendaraan roda dua yang berlisensi resmi atau dikenal dengan istilah “Win Driver” di wilayah tersebut.

Kegiatan operasional Get di Thailand dilakukan oleh tim lokal. Oleh karenanya, Get juga miliki CEO sendiri di wilayah tersebut. Menyambut perluasan ini, Co-founder & CEO Get Pinya Nittayakasetwat mengatakan, layanan transportasi (publik) roda dua merupakan kunci dalam mengarungi kepadatan lalu lintas di Bangkok, serta membantu mobilitas masyarakat secara lebih efisien.

Soft-launching ini ditandai dengan peluncuran layanan Get Win dan Get Delivery, sebelum kami memperkenalkan ragam layanan lain ke depannya. Kami percaya bahwa kami mampu menyediakan pengalaman terbaik dalam upaya membuat hidup di area perkotaan yang lebih produktif dan efektif,” ujar Pinya.

Pinya turut menceritakan, bahwa Get merupakan aplikasi pertama yang bekerja sama hanya dengan mitra pengemudi berlisensi. Konon, untuk mendapatkan lisensi tersebut tidak mudah.

Sementara Founder & CEO Gojek Nadiem Makarim menyampaikan, ekspansi internasional akan terus berjalan agar semakin banyak orang yang merasakan manfaat dari layanan Gojek.

“Setelah berhasil meluncurkan layanan ride-hailing roda dua dan pengantaran makanan di Vietnam serta meluncurkan versi beta yang membawa manfaat bagi ribuan masyarakat Singapura, saat ini kami sedang meningkatkan kehadiran di berbagai wilayah di Bangkok. Hal ini menjadi satu lagi tonggak penting bagi perusahaan kami, dan tentunya kami sangat antusias menanti peluncuran GET agar dapat melayani masyarakat Thailand secara optimal,” terang Nadiem.

Application Information Will Show Up Here