Pasca Peroleh Dana Seri A, Klikdaily Mudahkan Warung Dapatkan Stok Produk

KlikDaily hadir menawarkan produk langsung ke konsumen. Di tahun 2018, startup supply chain ini mengubah fokus bisnis mereka ke segmen B2B. Langkah ini sengaja dilakukan perusahaan dengan memperkuat fondasi model bisnis dan strategi yang diklaim mampu menjadikan perusahaan bersaing dan konsisten mempertahankan eksistensinya di Indonesia.

Melalui Integrated Supply Chain Management (ISCM), Klikdaily menciptakan ekosistem yang memberikan solusi bagi warung-warung tradisional untuk mendapatkan beragam produk dari berbagai merek dengan harga yang kompetitif. Hal ini dibuktikan oleh pertumbuhan perusahaan di tahun 2020 yang meningkat lebih dari 700% bila dibandingkan dengan tahun 2019.

Saat ini, Klikdaily telah beroperasi di Jabodetabek, Jawa Barat, serta Jawa Tengah yang melayani lebih dari puluhan ribu warung tradisional di 600 area persebaran.

Pendanaan seri A dari Global Founders Capital

Untuk mempercepat pertumbuhan bisnis, bulan Mei 2020 Klikdaily kembali menerima pendanaan Seri A. Tidak disebutkan berapa nilai yang diterima, pendanaan ini dipimpin oleh investor terdahulu mereka, Global Founders Capital (GFC).

Dana segar tersebut rencananya akan dimanfaatkan oleh perusahaan untuk pengembangan teknologi dan infrastruktur, guna mempercepat misi perusahaan, yakni pemberdayaan warung tradisional di seluruh negeri. Klikdaily juga berencana mereplikasikan kesuksesan model bisnisnya guna menghadirkan lebih banyak pusat distribusi di kota-kota besar Indonesia hingga akhir tahun 2020.

Sebelumnya, pada pertengahan 2019, Klikdaily juga telah mendapat pendanaan Pra-Seri A dari Global Founders Capital, Pegasus Capital, Fundedhere, dan Teja Ventures.

Komitmen bantu mitra selama pandemi

Meskipun penyebaran Covid-19 di Indonesia terjadi sejak awal bulan Maret lalu, namun tidak menurunkan jumlah transaksi Klikdaily. Perusahaan mencatatkan peningkatan permintaan tidak hanya terlihat dari produk makanan dan minuman kemasan, namun juga pada bahan makanan pokok. Lebih jauh, Klikdaily telah meningkatkan persediaan produk tersebut di masa pandemi ini demi memenuhi permintaan yang terus melonjak.

Untuk memastikan ketersediaan bahan pangan yang cukup tidak hanya untuk Mitra Klikdaily, Klikdaily akan bekerja sama dengan pemerintah, guna memastikan ketersediaan bahan pangan, distribusi, kestabilan harga pasar, serta meminimalisir biaya pengiriman sehingga setiap orang bisa mendapatkan bahan pangan dengan harga yang terjangkau.

“Di saat krisis yang sedang kita alami sekarang ini, Klikdaily berdedikasi lebih untuk bekerja bersama dengan semua elemen masyarakat serta pemerintahan, untuk menjaga dan memastikan kebutuhan pokok sehari-hari dapat terpenuhi dan terdistribusi dengan baik kepada masyarakat membutuhkan,” kata CEO Klikdaily Amos Gunawan.

Application Information Will Show Up Here

Indonesian Fintech Company Pintek Receives Pre Series A Funding from Global Founders Capital

Pintek, a fintech company with funds solution to education, announced Pre Series A funding without revealing the number led by Global Founders Capital (GFC). This was well received by Pintek’s parent company, SoCap. The company plans to use the fresh money to improve the technology platform and its commercial team.

In specific, they offered solutions for those in need of loans related to educational issues. GFC as the lead of this round sees something captivating on the company’s journey to grow in the future.

“We expect to work with Pintek team in their mission to facilitate better access for millions of Indonesian people. Pintek has identified holistic approach for educational costs, partners with academic institutions, and we’re glad to be able to support the new phase of the company’s growth,” GFC’s Partner, Tito Costa said.

Also participated in this round, the previous investors, Finch Capital and Amand Ventures. Finch Capital’s Managing Partner, Hans De Back said that they’re glad to be a part of Pintek, seeing the big potential it holds to bridge the gap between the formal and non-formal education.

“We find it equally important for education to be financially inclusive and accessible to public,” he added.

Pintek, valid since 2018, has partnered up with nearly 100 academic institutions and distributed educational loans in 22 Indonesian provinces.

“Pintek is having explosive growth, especially after the funding round earlier this year. From May to October, users are increasing 20 times up with default rate under 1%. We need to grow our team to keep up with the user’s demand and to expand our products. We’re going to double up our technology and commercial teams in the next quarter,” Co-Founder of SoCap and Pintek, Ioann Fainsilber said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Perusahaan Fintech Pintek Terima Pendanaan Pra-Seri A dari Global Founders Capital

Pintek, startup teknologi finansial yang memberikan solusi pendanaan untuk keperluan pendidikan, mengumumkan telah mengamankan pendanaan Pra-Seri A dengan dana yang tidak disebutkan yang dipimpin oleh Global Founders Capital (GFC). Pendanaan ini terima oleh SoCap, perusahaan induk Pintek. Rencananya, dengan pendanaan ini, perusahaan akan fokus pada pengembangan platform teknologi dan tim komersial.

Pintek secara spesifik menawarkan solusi bagi mereka yang ingin mendapatkan dana pinjaman untuk kepentingan pendidikan. GFC sebagai pemimpin putaran pendanaan ini melihat sebuah hal yang unik dan cukup tertarik melihat bagaimana perusahaan ini tumbuh ke depannya.

“Kita berharap dapat bekerja dengan tim Pintek dalam misi mereka untuk menyediakan akses yang lebih baik ke pendidikan untuk jutaan orang Indonesia. Tim Pintek telah mengidentifikasi pendekatan holistik yang unik untuk pembiayaan pendidikan, bekerja sama dengan institusi pendidikan, dan kami sangat senang untuk mendukung fase baru pertumbuhan perusahaan,” Partner GFC Tito Costa.

Juga terlibat dalam pendanaan ini adalah investor terdahulu Finch Capital dan Amand Ventures. Managing Partner Finch Capital Hans De Back menyampaikan bahwa mereka cukup senang menjadi bagian dari Pintek karena melihat potensi yang sangat besar untuk bisa menjembatani kesenjangan pembiayaan di sektor pendidikan formal dan non formal.

“Kami menemukan sama pentingnya untuk pendidikan agar inklusif secara finansial dan dapat diakses oleh semua orang di Indonesia,” terang Hans.

Pintek yang mulai beroperasi sejak tahun 2018 ini kini sudah bekerja sama dengan hampir 100 institusi pendidikan dan sudah menyalurkan bantuan pembiayaan pendidikan di 22 provinsi di Indonesia.

“Pintek mengalami pertumbuhan eksplosif, terutama sejak putaran pendanaan awal tahun ini. Dari bulan Mei hingga Oktober pengguna bulanan kami meningkat 20 kali lipat dengan default rate di bawah 1%. Kami perlu menumbuhkan tim kami untuk memenuhi permintaan pelanggan dan memperluas penawaran produk kami. Kami ingin melipatgandakan tim teknologi dan komersial kami di kuartal berikutnya,” ujar Co-Founder SoCap dan Pintek Ioann Fainsilber.

Crewdible Umumkan Pendanaan Pra-Seri A Senilai 21 Miliar Rupiah

Startup pengembang platform micro-warehousing untuk pedagang online Crewdible hari ini (29/10) mengumumkan telah menutup pendanaan pra-seri A senilai $1,5 juta atau setara dengan 21 miliar Rupiah. Putaran investasi ini dipimpin oleh Global Founders Capital.

Perolehan ini melanjutkan pendanaan awal yang didapat dari sejumlah angel investor pada September 2018 lalu. Dana modal tambahan ini akan dimanfaatkan untuk memperluas kehadiran layanan di berbagai kota di Indonesia. Selain itu juga meningkatkan kapabilitas sistem untuk memenuhi kebutuhan pasar.

“Kami percaya bahwa Crewdible dapat mempermudah pedagang online dalam melakukan manajemen persediaan, pengemasan, dan logistik; sehingga dapat membantu mereka mengembangkan bisnis tanpa harus berurusan dengan hal-hal ribet yang menghambat laju bisnis,” jelas Partner dari Global Founders Capital Indonesia Melvin Hade.

Crewdible dimulai dari solusi logistik untuk membantu pedagang online dalam mengirimkan barang. Seiring meningkatnya pengguna, platform berevolusi menjadi jaringan pergudangan mikro memanfaatkan ruang kosong seperti rumah, ruko, perkantoran, dan lainnya untuk fulfillment untuk pesanan di e-commerce.

“Dengan sistem yang mumpuni, kami berharap dapat membantu pedagang online dalam perjalanan bisnisnya mulai dari 20 transaksi sampai 100 ribu transaksi per bulannya,” tutur Co-Founder & CTO Crewdible Sony Gultom.

Application Information Will Show Up Here

Startup Pertanian Eden Farm Dapatkan Pendanaan Awal 24,8 Miliar Rupiah

Eden Farm adalah startup agrotech yang coba menghadirkan layanan distribusi produk sayur segar di restoran dan cafe. Platform yang mereka bangun menghubungkan secara langsung petani dengan pemilik bisnis. Guna mengakselerasi bisnisnya, belum lama ini mereka membukukan pendanaan baru dari Global Founders Capital untuk meningkatkan seed round senilai $1,7 juta lebih (setara 24,8 miliar Rupiah).

Sebelumnya startup yang digawangi oleh David Gunawan ini juga telah mendapatkan partisipasi pendanaan dalam tahap yang sama melalui program Y Combinator, dengan keterlibatan Everhaus, Soma Capital, S7 Venture dan sejumlah angel investor. Saat ini The Duck King, Cruchchaus Salads, OldTown White Coffe, Crystal Jade hingga Gyu-Kaku jadi beberapa nama yang sudah menjadi pelanggan Eden Farm.

Selain sayuran –yang berasal dari kebun petani tradisional dan hidroponik—dan buah segar, mereka juga melayani pemesanan makanan kering dan bumbu dapur. Ke depan juga akan melayani pembelian daging dan ikan dari peternak. Melayani secara end-to-end, selain jaminan kualitas dan harga yang dinilai lebih stabil, Eden Farm turut sajikan jasa pengantaran.

Didirikan sejak 2017, saat ini sudah melayani gerai-gerai di seputaran Jabodetabek. Sudah ada sekitar 60 mitra petani yang menjadi pemasok barang dagangan. Eden Farm meyakini, bahwa dengan solusinya permasalahan pebisnis kuliner selama ini –pasokan, stabilitas dan volatilitas harga yang ekstrem—dapat disiasati.

Mengenai strategi untuk menjamin stabilitas harga, selain mengambil langsung barang dari petani, mereka juga mengaplikasikan pembelian produk secara grosir. Kontrol kualitas selalu diterapkan, sebelum dikirim tim akan memeriksa dan mencuci produk tersebut. Menariknya, Eden Farm siap menampung jika ada produk yang sudah diantar dan tidak bisa digunakan.

Ekspansi juga akan menjadi fokus setelah pendanaan ini. Rencananya mereka akan segera hadir di Bali, Bandung, Malang, Medan dan Surabaya; dengan target ambisius merangkul 25 ribu restoran –termasuk yang berskala UKM.

Application Information Will Show Up Here

Startup Indonesia Kini Jadi Fokus Investasi Global Founders Capital

Industri startup di Indonesia bisa dibilang masuk ke level selanjutnya setelah beberapa tahun belakang mulai matang dari segi masyarakat maupun startup yang ada. Masyarakat awam mulai banyak yang peduli dan belajar bagaimana bertransaksi secara digital, di sisi lain industri tumbuh dengan layanan dan teknologi yang semakin komplit dan kompleks. Kondisi ini membuat investor global, seperti Global Founders Capital (GFC), melirik Indonesia sebagai target investasi selanjutnya.

Sebenarnya GFC sudah memiliki beberapa investasi di Indonesia. Nama-nama seperti Bridestory dan Traveloka masuk dalam daftar portofolio GFC. Disampaikan Associate Global Founders Capital Leon John Hermann, yang juga memimpin investasi untuk Asia Tenggara, pihaknya memiliki dana sekitar $1 miliar yang terkumpul di penghujung tahun 2016. Nantinya dana tersebut akan dikucurkan untuk lebih banyak startup Indonesia.

“Kami fokus di Indonesia. Sangat penting untuk memahami unit ekonomi dan model operasi di Indonesia untuk bisa beroperasi di sebagian negara-negara besar di Asia Tenggara karena merupakan pasar terbesar. Saya menghabiskan sebagian besar waktu saya di Indonesia untuk [membantu] merawat ekosistem lokal. Kami juga hadir di Malaysia, Singapura, dan Tiongkok. Secara total kami memiliki 10 investasi di regional,” ungkap John.

GFC disebut memiliki beberapa tipe investasi, seperti mengucurkan dana mulai dari $200.000 sampai dengan $50 juta untuk early stage. Namun tidak menutup kemungkinan bisa mencapai $150 juta. Investasi terbesar GFC sendiri masih berkisar di dobel digit (dalam juta dollar)

John lebih lanjut menjelaskan GFC berencana menggulirkan investasi untuk 3 hingga 5 startup di Indonesia dalam kurun waktu enam bulan ke depan dengan total investasi mencapai $10 juta sampai dengan akhir tahun 2017 ini. Sektor yang dicermati GFC adalah sektor healthtech dan insurance tech.

Meski menyimpan potensi, Indonesia juga tak terlepas dari beberapa tantangan. Salah satu tantangan yang krusial, menurut John, adalah soal regulasi, termasuk soal batasan kepemilikan.

Traveloka Dapatkan Pendanaan Seri A dari Global Founders Capital

Traveloka mengumumkan perolehan pendanaan Seri A (Series A) dari Global Founders Capital dengan nominal yang tidak disebutkan. Global Founders Capital merupakan perusahaan investasi milik grup Rocket Internet dan pendanaan ini menjadikan Traveloka sebagai pendanaan pertamanya di Asia. Global Founders Capital dikelola oleh Samwer bersaudara dan Fabian Segel — yang terakhir adalah pendiri layanan pemesanan makanan online Delivery Hero. Traveloka sendiri September ini tepat berusia satu tahun.

Continue reading Traveloka Dapatkan Pendanaan Seri A dari Global Founders Capital