GO-DAILY, GO-FIX, dan GO-LAUNDRY Melengkapi Layanan GO-LIFE

Setelah hadir dengan layanan GO-MASSAGE, GO-CLEAN, GO-AUTO dan GO-GLAM, aplikasi GO-LIFE dari GO-JEK Indonesia kembali meluncurkan tiga fitur terbaru untuk pengguna. Tiga fitur terbaru tersebut adalah GO-DAILY, GO-FIX dan GO-LAUNDRY. Kepada DailySocial, VP Marketing GO-LIFE Yuanita Agata mengungkapkan, hadirnya tiga layanan terbaru dari GO-LIFE sengaja diluncurkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari pengguna.

Tidak berbeda dengan layanan jasa on-demand serupa, GO-LAUNDRY menawarkan layanan laundry professional on-demand dengan jasa antar jemput gratis tanpa minimum pemesanan. Sementara itu untuk GO-DAILY fokus kepada layanan jasa pemesanan & pengantaran berbagai kebutuhan harian seperti air minum, gas, dan beras. Sementara yang terakhir layanan GO-FIX mencoba untuk hadir dengan pilihan baru bagi warga ibukota yang membutuhkan layanan on-demand perawatan, reparasi, dan bongkar pasang AC yang mudah dan praktis.

Masih tersedia di wilayah terbatas, yaitu kawasan Jakarta Selatan saja, ketiga layanan ini sudah bisa diakses di aplikasi GO-LIFE. Selanjutnya GO-LIFE memiliki rencana untuk memperluas wilayah layanan ke kota lainnya.

Cara kerja mudah

Serupa dengan layanan dari GO-LIFE lainnya, ketiga fitur terbaru tersebut juga menjalin kemitraan dengan penyedia jasa terkait. Menyesuaikan dengan kebutuhan dan lokasi berada, layanan on-demand terbaru dari GO-LIFE sudah bisa dinikmati oleh pengguna.

“Cara kerja layanan ini sama dengan layanan GO-LIFE lainnya dengan dukungan dari mitra-mitra baru dan juga para partner penyedia layanan, ketiga layanan tersebut merupakan layanan on-demand yang bisa dipesan kapan saja dan dimana saja melalui aplikasi GO-LIFE,” kata Yuanita.

Saat ini GO-LIFE mengklaim telah memiliki sekitar 30 ribu pengguna yang sudah mengunduh aplikasi GO-LIFE. Secara keseluruhan GO-LIFE saat ini sudah hadir di 24 kota di Indonesia.

Selain memperluas wilayah layanan, GO-LIFE juga berencana untuk melakukan pengambangan dan inovasi dari layanan tersebut. Untuk memastikan produk bisa berfungsi dengan baik oleh pengguna, proses pengembangan layanan disesuaikan dengan kebutuhan dan permintaan dari pengguna dan juga kesiapan dari produk tersebut.

“Ke depannya kami harap dapat lebih banyak menghadirkan layanan yang dibutuhkan oleh masyarakat,” kata Yuanita.

Sebelumnya GO-LIFE telah memperbarui tampilan dengan menyematkan fitur GO-POINTS dan GO-PAY dalam aplikasi. Pengguna dapat memesan tanpa harus membayar dengan uang tunai sementara mitra dimudahkan karena tidak perlu menyiapkan uang kembalian.

Application Information Will Show Up Here

GO-DAILY Jadi Inovasi GO-JEK Selanjutnya

Pertengahan tahun 2018 GO-JEK kembali berinovasi dengan mengenalkan GO-DAILY, layanan baru untuk pesan antar galon air mineral, gas, dan beras. Layanan ini akan masuk dalam kategori GO-LIFE dan semakin memperluas kesempatan GO-JEK ke kehidupan sehari-hari masyarakat di Indonesia.

Menurut Public Relation Lead GO-LIFE Althea Sutana, GO-DAILY merupakan layanan on demand yang berusaha memenuhi kebutuhan sehari-hari melihat adanya kebutuhan cukup tinggi untuk pembelian air minum dalam kemasan dan gas elpiji. Kebutuhan tersebut masih memiliki tantangan dalam hal pemesanan dan pengiriman, seperti pemesanan di waktu tertentu dan ketepatan pengiriman, Hadirnya GO-DAILY diharapkan mampu memberikan solusi untuk hal tersebut.

GO-DAILY sudah resmi diluncurkan, tapi untuk tahap awal kehadirannya baru mencakup area Jakarta Selatan dan akan terus dikembangkan hingga bisa mencakup seluruh Jakarta dan kota-kota lainnya.

“Kami terjun langsung ke lapangan untuk mengetahui kebutuhan pasar dari sisi konsumen dan juga calon-calon mitra, di mana kami mengajak serta mengedukasi para pemilik warung dan UKM (Usaha Kecil dan Menengah) bergabung menjadi mitra GO-DAILY. Selain itu kami memiliki para runner GO-DAILY yang merupakan mitra dedicated yang menjadi penghubung antara pengguna dan penyedia jasa layanan ini. Runner GO-DAILY dilengkapi dengan saddlebag khusus yang diperuntukkan membawa produk-produk yang dipesan,” jelas Althea.

Jika pada layanan GO-JEK tumpuan utamanya adalah mitra driver, untuk layanan GO-DAILY ini tumpuan utama pada runner, mereka yang akan mengantarkan pesanan air minum dalam kemasan dan gas. Pihak GO-JEK terjun langsung ke lapangan untuk mengetahui kebutuhan pasar sekaligus mengedukasi dan mengajak para pemilik warung dan UKM untuk bergabung dengan GO-DAILY.

“Selain memberikan layanan yang mudah, cepat dan pasti untuk menjawab kebutuhan sehari-hari, GO-DAILY seperti halnya layanan-layanan yang diberikan oleh GO-LIFE turut membawa misi kami dalam memberikan dampak sosial serta kesempatan bagi segala lapisan masyarakat untuk mendapatkan lapangan kerja dan memperoleh penghasilan yang lebih baik. Harapannya lewat GO-DAILY, warung tradisional yang tergolong UMK bisa terbantu mendapatkan saluran penjualan baru sehingga dapat turut bergabung dalam pasar era digital saat ini,” tutup Althea.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Menentukan Cara Tepat “Scale Up” Produk

Dalam sesi #SelasaStartup minggu ini, DailySocial mengundang Go-Life Product Management Lead, Adi Purwanto Sujarwadi. Belajar dari pengalamannya membuat produk yang makin popular di kalangan pengguna, Adi membagikan tips seru seputar cara tepat membuat produk dan kapan waktu yang pas untuk melepaskan produk jika tidak berjalan dengan baik.

Berikut adalah tips tentang bagaimana startup membangun produk dan harus melakukan scale up.

Temukan masalah yang ada

Sebelum produk dibuat temukan dulu masalah yang ada. Jangan membuat produk berdasarkan idealisme saja atau sekedar menghadirkan teknologi yang baru. Jika produk tersebut pada akhirnya tidak dibutuhkan oleh target pasar, upaya yang sudah dilakukan akan menjadi sia-sia. Yang perlu diingat adalah, produk tidak hanya aplikasi, namun berupa layanan yang ditawarkan kepada pengguna.

“Aplikasi hanya alat, namun produk dari startup yang sebenarnya adalah layanan itu sendiri. Produk tersebut harus bisa menjadi solusi dari problem yang ada,” kata Adi.

Hipotesis

Setelah solusi untuk mengatasi problem tersebut ditemukan, langkah selanjutnya adalah melakukan hipotesis. Buatlah prototipe atau contoh kasus yang bisa validasi ide. Adi mengingatkan untuk membuat produk paling mendasar dulu.

Jangan pernah bertanya ke target pasar tentang produk apa yang mereka inginkan. Jawaban yang didapatkan nantinya akan terlalu luas dan tidak relevan. Buatlah produk secara bertahap, dimulai dengan hal paling mendasar kemudian tambah fitur lainnya sesuai dengan kebutuhan dan demand dari target pasar.

Uji coba

Proses ini saatnya startup melakukan MVP (minimum viable product), namun demikian upayakan untuk membuat produk tersebut sebaik mungkin dan jangan terlalu cepat dilemparkan ke pasar. Hal ini menurut Adi kurang baik untuk produk itu sendiri. Pada akhirnya proses MVP ini juga harus memberikan nilai lebih kepada target pengguna.

“Banyak yang menganggap proses MVP tersebut harus dilakukan secara cepat, namun jika produk tersebut belum siap, proses yang tergesa-gesa akan mengganggu proses selanjutnya.”

Hasil produk

Setelah semua proses dilakukan, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan hasil tersebut (result) yang kebanyakan dalam bentuk data. Rangkum semua feedback, error hingga keberhasilan yang dicapai, kemudian olah semua dan kumpulkan data untuk kemudian di lihat dan diprediksi produk yang ada. Data menjadi penting untuk bisa mengembangkan dan melanjutkan tahap scale up produk.

Proses ini juga bisa digunakan untuk mempelajari dan melakukan koreksi terhadap produk yang sudah dibuat. Adi juga mengingatkan jangan terlalu fokus dengan data saja, gunakan data tersebut sesuai kebutuhan, hindari untuk menjadi “budak” data.

“Saat startup siap masuk ke tahap scale up, harus memikirkan retention. Utamakan pengguna yang loyal agar aspek word of mouth bisa berjalan, yang ternyata sangat efektif untuk promosi secara organik,” kata Adi.

GO-LIFE Starts Supporting GO-PAY in the Latest Update

GO-LIFE, a part of GO-JEK consists of GO-MASSAGE (professional masseuse), GO-CLEAN (cleaning service), GO-AUTO (Automotive solution), and GO-GLAM (Beauty treatment) releases the latest update in appearance and payment feature integrated with GO-PAY. The occasion also marks GO-LIFE’s presence in 11 new cities in Indonesia.

“In making innovation, GO-LIFE always consider users’ convenience and partners’ welfare. Therefore, we create the more identical interface in the app with simpler and easier ordering process. We also add GO-PAY for the faster payment to all customers. Currently, the feature is only available in GO-MASSAGE,” Dayu Dara, Head of GO-LIFE, explained.

Furthermore, she also said regarding GO-PAY integration towards GO-LIFE is expected to facilitate users or partners in ordering and receiving the order. Users can order without having to pay in cash, while partners don’t have to prepare for a change.

In addition, GO-LIFE is getting more identical. She said, “Previously, all services have a different interface that creates a different experience in ordering. However, the services are now run in the same process; Home = Select Category / Services – Select Details – Confirm Order.”

Another feature attached is Bantuan (a help button) to facilitate users that having difficulty in any case. In the meantime, GO-LIFE is introduced in 11 new cities, those are Solo, Gresik, Tasikmalaya, Banjarmasin, Purwakarta, Samarinda, Bandar Lampung, Padang, Serang, Batam, and Pekanbaru. In total, GO-LIFE has available in 24 cities of Indonesia.

“By introducing GO-LIFE in 11 new cities, we’re expecting the public to get an easier service for professional lifestyle solution along with empowering informal sector’s partners in the region,” she added.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

GO-LIFE Perbarui Tampilan dan Dukung GO-PAY

GO-LIFE, salah satu bagian GO-JEK yang di dalamnya mencakup layanan pijat profesional GO-MASSAGE, layanan kebersihan GO-CLEAN, layanan solusi otomotif GO-AUTO dan layanan kecantikan GO-GLAM mendapatkan pembaruan dari segi tampilan dan fitur integerasi pembayaran dengan GO-PAY. Momentum ini juga berbarengan dengan tersedianya GO-LIFE di 11 kota baru di Indonesia.

“Dalam berinovasi, GO-LIFE selalu memperhatikan kenyamanan pengguna dna juga kesejahteraan mitra. Untuk itu, kami membuat tampilan layanan pada aplikasi menjadi lebih seragam dengan proses pemesanan yang lebih simple dan mudah. Kami juga menambahkan fitur GO-PAY untuk proses pembayaran yang lebih cepat bagi seluruh pengguna kami. Untuk tahap awal, fitur pembayaran melalui GO-PAY ini baru tersedia pada layanan GO-MASSAGE,” terang Head of GO-LIFE Dayu Dara.

Lebih jauh Dara juga menjelaskan bahwa integrasi GO-PAY pada GO-LIFE diharapkan dapat memudahkan pengguna maupun mitra dalam memesan dan menerima pesanan. Pengguna dapat memesan tanpa harus membayar dengan uang tunai sementara mitra dimudahkan karena tidak perlu menyiapkan uang kembalian.

Di samping itu, GO-LIFE juga diganjar tampilan baru yang seragam. Dara menyampaikan, “Sebelumnya setiap layanan memiliki tampilan yang berbeda-beda sehingga membuat pengalaman pengguna dalam proses pemesanan yang berbeda juga. Namun kini, semua tampilan telah disamakan dengan proses pemesanan yang lebih mudah yakni proses: Home = Pilih Kategori / Layanan – Pilih Detail Layanan – Konfirmasi Pesanan.”

Fitur lain yang ditambahan berbarengan pembaruan tampilan ini adalah fitur Bantuan yang diharapkan bisa memberi bantuan untuk pengguna yang mengalami kesulitan. Di saat bersamaan GO-LIFE juga resmi hadir untuk 11 kota baru yakni Solo, Gresik, Tasikmalaya, Banjarmasin, Purwakarta, Samarinda, Bandar Lampung, Padang, Serang, Batam dan Pekanbaru. Jadi kini total GO-LIFE sudah bisa dinikmati di 24 kota di Indonesia.

“Dengan hadirnya GO-LIFE di 11 kota baru ini kami berharap masyarakat dapat lebih mudah mendapatkan layanan solusi gaya hidup yang profesional dan sekaligus memberdayakan mitra-mitra sektor informal di kota tersebut,” imbuh Dara.

Application Information Will Show Up Here

Fokus Menjangkau Kalangan Millennial Melalui “BTN Mortgtech”

Acara Meet-Up Jakarta yang mengusung tema “BTN Mortgtech”, Selasa (27/2), menghadirkan sejumlah panelis terkait untuk mendukung event hackathon BTN yang bakal diadakan akhir Maret mendatang. Termasuk di jajaran pembicara adalah Kepala Divisi Digital Banking Bank BTN Dopo Lastyomo, IT Strategic & Planning Division Head Bank BTN Purwa Riadi, Sony Sudaryana (Direktorat e-Business Kominfo), Adi Purwanto Sujarwadi (Product Management Lead GO-LIFE), dan Ari Lumbantobing (Chief Business Officer Amartha).

Memanfaatkan teknologi baru melalui kegiatan Hackthon Mortgtech

Dalam sesi diskusi yang dihadiri para pengembang lokal tersebut terungkap beberapa kendala yang selama ini masih terjadi di sektor kredit perumahan (mortgage) di Indonesia. Mulai dari masih banyaknya proses pembelian rumah secara manual hingga rencana BTN untuk menjangkau generasi millennial sebagai konsumen baru.

“Saat ini generasi millennial secara perlahan sudah mulai mendominasi pasar terutama untuk semua layanan dan produk berbasis teknologi. Kami dari BTN pun ingin menjangkau lebih banyak generasi millennial sebagai nasabah,” kata Dopo.

Acara hackathon yang baru pertama kalinya digelar BTN ini diharapkan bisa menghadirkan teknologi baru yang mempermudah sekaligus mempercepat proses yang ada di BTN saat ini.

“Kami akan menyediakan 14 API dari function yang ada di BTN, termasuk payment, product, dan data consumer untuk kemudian dimanfaatkan oleh pengembang saat acara hackathon nanti,” kata Purwa.

Meskipun saat ini BTN cukup mampu menciptakan teknologi dari awal, namun untuk mempermudah sekaligus menciptakan inovasi yang relevan dengan memanfaatkan pengembang lokal di Indonesia, kegiatan hackathon ini digelar. Nantinya hadiah tidak hanya dalam bentuk uang, namun juga berupa networking dan kemitraan.

“Bisa jadi nanti produk yang diciptakan jika relevan dengan BTN bisa langsung live di sistem kami, tentunya menyesuaikan kondisi yang ada,” kata Purwa.

Mencermati target pasar dan masalah

Adi Purwanto Sujarwadi dari Go-Life mengajak para pengembang menemukan solusi terbaik untuk meningkatkan animo di sektor kredit perumahan. Jika target utama BTN adalah menjangkau generasi millennial, lakukan cara tepat dengan memanfaatkan riset dan uji coba.

“Saya lihat selama ini millennial enggan untuk direpotkan dengan proses yang panjang dan cara yang konvensional. Jika produk tersebut nantinya bisa memotong kegiatan yang merepotkan seperti harus datang ke bank namun bisa melalui aplikasi, pastinya akan menarik perhatian mereka sekaligus mempercepat proses BTN,” kata Adi.

Hal senada diungkapkan Ari Lumbantobing dari Amartha yang melihat selama ini generasi millennial termasuk digital native dan mengerti benar fungsi serta kemudahan yang ditawarkan oleh teknologi. Untuk itu ciptakan produk yang user friendly sekaligus sarat dengan teknologi.

Sementara itu perwakilan Kominfo, Sony Sudaryana, menambahkan, selama ini Kominfo berupaya untuk memberikan dukungan kepada pelaku startup. Untuk itu jangan pernah ragu menciptakan berbagai inovasi yang ada, demi memberikan solusi terbaik untuk masyarakat.

“Manfaatkan dengan baik minat dari perusahaan besar seperti BTN yang ingin mengadopsi teknologi untuk menjangkau lebih banyak calon nasabah. Artinya peranan teknologi saat ini sudah semakin dibutuhkan terutama sektor perbankan,” kata Sony.


Disclosure: DailySocial adalah pendukung event hackathon “BTN Mortgtech”

Mematahkan Persepsi Bias Eksistensi Wirausahawan Perempuan di Dunia Startup

Persoalan masih rendahnya jumlah entrepreneur perempuan di dunia teknologi hingga masih minimnya jumlah C-Level perempuan di startup menjadi sorotan yang dibahas tuntas dalam sesi diskusi yang digelar Alpha JWC Ventures.

Dalam kesempatan tersebut turut hadir nara sumber seperti, Grace Natalia (pendiri situs AsmaraKu), Dayu Dara Permata (SVP GO-JEK, Head of GO-LIFE), Sonia Barquin (Partner, McKinsey&Company), dan Alyssa Maharani (Google Launchpad Accelerator Startup Success Manager) untuk membahas keseimbangan hidup dan karier, bagaimana mendapatkan dukungan untuk maju, hingga bagaimana cara membawa diri di lingkungan kerja yang didominasi laki-laki.

Di hadapan tamu undangan yang kebanyakan adalah mahasiswa dan pelaku startup kalangan perempuan, terungkap bahwa kurangnya kepercayaan diri dan masih belum banyaknya jumlah entrepreneur perempuan yang berhasil menjadi alasan mengapa belum banyak jumlah entrepreneur perempuan di dunia teknologi saat ini.

Keterbatasan dan persepsi yang miring

Dalam sesi diskusi tersebut para nara sumber menjabarkan beberapa tips menarik hingga pengalaman bekerja selama ini. Catatan menarik yang kemudian disimpulkan adalah masih adanya persepsi miring hingga bias di kalangan masyarakat umum yang menyebutkan perempuan tidak memiliki keseimbangan emosi yang baik hingga prioritas perempuan yang pada akhirnya harus kembali menjadi ibu rumah tangga.

Meskipun persoalan tersebut dibantah narasumber yang hadir, namun sulit untuk meyakinkan rekan kerja hingga pihak terkait lainnya (yang kebanyakan adalah kalangan laki-laki) untuk kemudian menempatkan posisi perempuan lebih baik dan memiliki kemampuan yang tidak kalah dengan rekan kerja laki-laki pada umumnya.

Menurut Dayu Dara Permata, penting bagi calon entrepreneur perempuan untuk menciptakan pencitraan atau branding yang kuat, sebagai entrepreneur perempuan. Selain itu penting juga untuk membangun jaringan yang solid dengan entrepreneur perempuan lainnya.

Sementara itu menurut Grace Natalia, jangan pernah takut untuk mengungkapkan perasaan dan pemikiran kepada atasan, sampaikan kekurangan dan kelebihan yang dimiliki agar bisa menemukan work life balance yang seimbang.

Kurangnya tokoh entrepreneur perempuan sukses

Meskipun saat ini sudah banyak pendiri startup hingga CEO perempuan, namun belum banyak di antara mereka yang kemudian berhasil memimpin startup. Hal tersebut yang kemudian diklaim Dayu jadi alasan mengapa tidak banyak kemudian perempuan yang tertarik untuk terjun ke dunia teknologi.

“Kurangnya role model tersebut yang pada akhirnya membuat kebanyakan perempuan enggan untuk terjun ke dunia teknologi dan menjalankan bisnis.”

Dalam survei yang dikeluarkan Linkedin disebutkan saat ini jumlah C-Level yang berasal dari kalangan perempuan berjumlah sekitar 17% saja, dibandingkan dengan kalangan laki-laki. Sementara untuk posisi manager hanya 30%, senior manager 27%, VP 25%, SVP 20%. Selebihnya untuk entry level dari kalangan perempuan berjumlah 36%.

Untuk bisa tampil lebih unggul dibandingkan dengan kalangan laki-laki, menurut Alyssa Maharani, perempuan harus memiliki sponsor, dalam hal ini adalah atasan atau senior yang telah memiliki posisi penting di perusahaan namun melihat besarnya potensi atau kemampuan dari Anda, perempuan bekerja atau entrepreneur. Dengan demikian mereka bisa memperjuangkan posisi Anda untuk selangkah lebih maju.

Jika di perusahaan saat ini Anda kesulitan untuk menemukan sponsor atau mentor tersebut, carilah di tempat atau lingkungan lain, seperti yang diungkapkan Sonia Barquin.

Tuntutan komitmen dari investor

Dalam sesi diskusi tersebut turut dibahas survei Google yang menyebutkan kebanyakan investor lebih tertarik untuk mendengarkan pitching dari pendiri startup laki-laki dibandingkan dengan pendiri perempuan, meskipun konten pitching tersebut adalah sama. Selain itu masalah komitmen juga dipertanyakan investor, jika startup yang ada memiliki CEO perempuan.

“Saya melihat investor hanya ingin melihat seberapa baik komitmen dari CEO perempuan. Mereka khawatir kalangan perempuan kemudian sibuk dengan urusan rumah tangga mereka sehingga meninggalkan komitmen awal, menjadi pemimpin di startup,” kata Grace.

Untuk bisa mematahkan persepsi tersebut, entrepreneur perempuan harus bisa memberikan komitmen yang terbaik kepada investor, dengan cara menentukan prioritas saat waktunya mengambil keputusan yang tepat.

“Selama ini perempuan sudah menjadi decision maker di rumah tangga mereka. Hal tersebut tentunya bisa diterapkan saat menjalankan perusahaan,” kata Dayu.

Selama menjalankan profesinya sebagai Google Launchpad Accelerator Startup Success Manager, Alyssa melihat sudah banyak startup yang mendapatkan revenue yang lebih berkat sentuhan jajaran pimpinan hingga CEO perempuan.

Di akhir sesi diskusi, saran narasumber tentang hal-hal yang harus dilakukan dan wajib untuk dihindari operempuan bekerja dan entrepreneur perempuan saat menjalankan bisnis adalah hilangkan keraguan, jangan takut gagal dan temukan support system, bisa menjadi tempat mengadu sekaligus mendapatkan motivasi saat mendapat tantangan ketika memimpin startup atau bekerja di startup.

GO-LIFE Berekspansi ke 17 Kota, Fokus pada Layanan GO-AUTO dan GO-GLAM

Setelah sebelumnya resmi mengumumkan total ekspansi di 50 kota untuk layanan GO-JEK, khususnya yang difasilitasi moda transportasi motor, kali ini giliran layanan GO-LIFE yang diperluas jangkauannya. Perluasan ini memfokuskan pada GO-AUTO (layanan jasa otomotif) dan GO-GLAM (layanan jasa kecantikan).

GO-LIFE adalah aplikasi yang menyediakan berbagai layanan on-demand mulai dari layanan pijat profesional, layanan kebersihan, layanan kecantikan, dan layanan solusi otomotif dengan menghubungkan pengguna dengan mitra yang saat ini diklaim telah mencapai 12.000 orang. Sebelumnya GO-LIFE menjadi satu aplikasi dengan GO-JEK, akan tetapi untuk efektivitas pengguna, Nadiem Makarim dan tim memutuskan untuk memisahkannya menjadi dua aplikasi berbeda. Kendati tetap sama-sama bisa menggunakan GO-PAY di akun tunggal.

Persisnya GO-AUTO berekspansi di 11 kota baru di Indonesia, yakni Bali, Bandung, Surabaya, Palembang, Malang, Jogja, Medan, Bogor, Makassar, Balikpapan dan Manado. Sementara layanan GO-GLAM kini hadir di 6 kota baru, meliputi Palembang, Manado, Medan, Jogjakarta, Malang dan Makassar.

“GO-LIFE memiliki misi untuk memudahkan kehidupan masyarakat perkotaan dengan menyediakan layanan jasa profesional seperti jasa kecantikan, kebersihan, pijat dan otomotif sekaligus memberdayakan mitra jasa profesional melalui teknologi. Dengan memanfaatkan layanan kami, masyarakat bisa mengakses layanan yang diinginkan kapan saja dan di mana saja, dan penghasilan mitra akan bertambah secara signifikan,” ujar Dayu Dara Permata selaku Head Of GO-LIFE.

Ini adalah upaya lanjutan yang dilakukan GO-JEK dalam strategi ekspansinya. Sebelumnya, setelah memantapkan layanan GO-RIDE di berbagai wilayah, layanan GO-MART turut dipesatkan sebarannya.

Application Information Will Show Up Here

Go-Auto dari Go-Jek Kini Rambah Kawasan Jadetabek dan Tambah Dua Layanan Baru

Go-Jek hari ini mengumumkan perluasan jangkauan layanan Go-Auto dan beberapa layanan tambahan di Go-Auto. Salah satu kota yang kini dijangkau adalah Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi. Sedangkan dua layanan terbaru yakni layanan cuci motor dan poles mobil. Untuk bisa memberikan pelayanan maksimal di kota-kota baru tersebut Go-Jek disebut telah melakukan penambahan mitra-mitra untuk bisa melayani permintaan pelanggan.

“Sebelum kami melakukan ekspansi ke kota lain, kami melakukan  berbagai persiapan di antaranya menambah para mitra yang sudah berpengalaman dan memberikan pelatihan bagi para mitra baru. Persiapan tersebut kami lakukan untuk memberikan layanan terbaik bagi seluruh pengguna Go-Auto,” papar Co-Founder Go-Life Dayu Dara.

Kedua layanan baru Go-Auto tersebut sudah bisa dipesan oleh seluruh penggunanya yang bertempat di kawasan Jadetabek dengan nominal harga mulai dari Rp20.000 untuk layanan cuci motor dan Rp450.000 untuk layanan poles mobil.

Menjelaskan penambahan layanan ini Dayu memaparkan bahwa sebelumnya Go-Auto hanya menyediakan berbagai macam layanan bagi para pengguna mobil saja, kini demi menjadi layanan yang menyediakan solusi otomotif yang lengkap dihadirkanlah layanan cuci motor.

“Sebelumnya Go-Auto hanya menyediakan berbagai layanan bagi para pengguna mobil saja, tetapi kami ingin menjadi solusi otomotif semua termasuk bagi para pengguna motor. Oleh karena itu, layanan cuci motor ini kami hadirkan. Kami juga menambah layanan poles mobil untuk semakin melengkapi layanan-layanan perawatan mobil seluruh pengguna kami,” jelas Dayu.

Dalam rilisnya pihak Go-Life menjelaskan untuk memberikan kualitas dalam setiap layanan mereka, termasuk layanan baru ini Go-Life menggandeng mitra yang sudah berpengalaman di bidangnya. Go-Life kabarnya juga mengajak mitra yang dengan disabilitas untuk bergabung dan meningkat kesejahteraan bersama Go-Jek.

“Kami bekerja sama dengan komunitas disabilitas supaya anggotanya bisa bergabung menjadi mitra. Sebelum bergabung mereka juga telah mendapatkan pelatihan mengenai layanan yang Go-Auto berikan dan cara menggunakan aplikasi,” terang Dayu menambahkan.

Application Information Will Show Up Here

Go-Life Akan Luncurkan Layanan Baru Tahun Ini

Pasca spin-off dari aplikasi Go-Jek, layanan gaya hidup yang kini lebih dikenal Go-Life akan meluncurkan layanan lainnya pada tahun ini. Meski tidak menjelaskan lebih detil layanan apa yang akan diluncurkan, namun pihak Go-Jek memastikan saat ini sudah memasuki proses due diligence.

“Ya, akan ada tambahan lainnya untuk aplikasi Go-Life tahun ini. Sekarang masih proses due dilligence, nanti akan diumumkan,” kata Co-Founder Go-Life Dayu Dara, Rabu (22/2).

Aplikasi Go-Life resmi di spin-off pada awal Februari 2017. Dara mengklaim hingga minggu kedua sejak aplikasi diluncurkan sudah diunduh lebih dari 10 ribu kali. Angka tersebut masih kecil bila dibandingkan jumlah unduhan aplikasi Go-Jek yang diklaim telah mencapai 33 juta kali.

Saat ini ada empat layanan yang tersedia dalam aplikasi Go-Life, yakni Go-Massage, Go-Clean, Go-Auto, dan Go-Glam. Bila ditotal, jumlah mitra yang telah tergabung dalam Go-Life mencapai lebih dari 7 ribu mitra.

Adapun lokasinya sudah bisa dinikmati di beberapa kota tempat Go-Jek beroperasi. Go-Massage tersedia di Jabodetabek, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Bali, dan Medan. Untuk Go-Glam tersedia di Jabodetabek, Bali, Surabaya, Semarang, dan Medan.

Go-Clean tersedia di Jabodetabek, Bandung, Bali, Surabaya, Semarang, dan Medan, sedangkan Go-Auto baru tersedia untuk pelanggan di Jakarta.

Beda arah fokus dengan aplikasi Go-Jek

Kehadiran aplikasi Go-Life yang kini terpisah dari aplikasi Go-Jek, lanjut Dara, dapat membuka manuver divisi gaya hidup ini dapat lebih gencar lagi. Pasalnya, Go-Jek nantinya akan tetap mengedepankan layanan yang bersifat transportasi dan logistik.

“Dari segi teknis, pemisahan lini bisnis ini akan buat ekspansi jadi jauh lebih cepat dan dinamis.”

Dara menargetkan layanan Go-Life dapat dinikmati semua pelanggan di 15 kota tempat Go-Jek beroperasi saat ini.

Tak hanya itu, pihaknya juga akan menambah fitur yang bisa meningkatkan pengalaman konsumen jadi lebih baik lagi. Pasca spin-off, kini Go-Life memiliki beberapa peningkatan layanan, misalnya penambahan fitur 24 jam dan booking advanced.

“Kami selalu mengapresiasi masukan dari ribuan pengguna setia kami dan mencari solusinya. Masukan yang kami dapat di antaranya pelanggan ingin keleluasaan waktu untuk mendapatkan layanan. Sehingga kami tambahkan fitur 24 jam dan booking advanced untuk layanan Go-Life.”

Bakal integrasi dengan Go-Pay dan Go-Points

Untuk mendukung pengalaman pengguna, dompet elektronik milik Go-Jek yakni Go-Pay, serta produk loyalitasnya, Go-Points akan segera tersedia dalam Go-Life sekitar satu hingga dua bulan mendatang. Sementara ini, seluruh layanan Go-Life belum menyediakan pilihan pembayaran secara digital.

“Saat ini belum ada Go-Pay dan Go-Points. Itu sudah masuk ke dalam rencana prioritas kami dalam sebulan hingga dua bulan mendatang. Sehingga pengalamannya akan sama ketika mereka menggunakan Go-Pay dalam aplikasi Go-Jek.”

Pengalaman lainnya yang ditawarkan Go-Life adalah pengguna tidak perlu mendaftar ulang ketika baru mengunduh aplikasi. Mereka hanya cukup memasukkan data diri yang sudah terdaftar dalam aplikasi Go-Jek, sebab datanya sudah terintegrasi.

“Ada keistimewaan yang kami berikan untuk Go-Life, pengguna sudah terintegrasi dengan aplikasi Go-Jek. Cukup sign in satu kali pakai ID Go-Jek yang mereka pakai. Ini semua kami lakukan sama persis dengan Go-Jek karena tujuannya ingin meningkatkan pengalaman yang lebih baik,” ucap salah satu Product Owner layanan Go-Life Gilang Gibranthama.

Application Information Will Show Up Here