Earphone Google Pixel Buds Mampu Menerjemahkan 40 Bahasa Secara Real-Time

Bahasa ialah cara utama manusia berinteraksi, berbekal lisan maupun gerakan. Ada sekitar 5.000 sampai 7.000 bahasa di dunia, dan buat memudahkan komunikasi, penduduk Bumi telah memilih sejumlah bahasa ‘internasional’. Tapi mempelajari bahasa lain bukanlah hal mudah. Untungnya, teknologi pelan-pelan meruntuhkan barikade komunikasi antar-manusia.

Translator handheld dapat membantu kita bercakap-cakap dengan individu dari negara lain. Dan berkat kehadiran app-app revolusioner di perangkat bergerak, prosedurnya jadi lebih simpel. Meski begitu, para inventor masih mencari cara agar prosesnya lebih natural lagi. Tak lama setelah startup Timekettle menyingkap earpiece penerjemah WT2, kali ini giliran sang raksasa Google memperkenalkan solusi canggih mereka di event Pixel 2 kemarin.

Pixel Buds 2

Didesain untuk memudahkan navigasi konten smartphone Pixel 2 lewat perintah suara, earphone Google Pixel Buds juga mampu menerjemahkan bahasa secara real-time layaknya perangkat di cerita-cerita sci-fi. Penyajiannya sedikit berbeda dari WT2, karena Anda tidak perlu memberikan salah satu unit earpiece-nya ke lawan bicara. Lalu, pengoperasiannya betul-betul memanfaatkan voice command.

Cara kerja Pixel Buds sangat simpel: tap sisi luar earphone dan perintahkan ‘bantu saya berbicara bahasa Jepang’ (dalam bahasa Inggris), kata-kata selanjutnya yang Anda ucapkan akan keluar sebagai bahasa Jepang melalui speaker sembari menampilkan translasinya secara tertulis di layar. Kemudian minta lawan bicara menekan tombol di smartphone sambil mengucapkan balasan. Kata-katanya segera diterjemahkan ke bahasa Inggris, terdengar di earpiece.

Pixel Buds 3

Tentu saja piranti lunak merupakan bagian paling esensial untuk menunjang fitur penerjemahan real-time di Pixel Buds. Basisnya adalah Google Translate, dan sejauh ini, app tersebut telah mendukung kurang lebih 40 bahasa. Itu berarti, sistem siap menyuguhkan 1.600 kombinasi terjemahan.

Dalam demo di panggung presentasi Google, kombinasi Pixel Buds dan Translate bekerja sangat baik, menerjemahkan tanpa ada keterlambatan (sebagai perbandingan, WT2 membutuhkan waktu satu sampai tiga detik). Namun perlu diingat bahwa akan ada banyak faktor yang bisa memengaruhi proses tersebut di dunia nyata: adanya ketidakstabilan koneksi mobile, suara-suara mengganggu di sekitar Anda, dan kita juga belum tahu seberapa efektif sistem mendeteksi aksen non-Inggris.

Pixel Buds 1

Pixel Buds mempunyai wujud bulat, desainnya lebih mengutamakan fungsi dibanding gaya. Earphone terhubung ke Pixel 2 secara wireless, tapi masing-masing unit earpiece disambung oleh tali buat mengamankannya saat tak sengaja terlepas dari telinga.

Google Pixel Buds rencananya akan mulai dipasarkan pada bulan November 2017, dijual seharga US$ 160.

Via Engadget, Tech Crunch & The Verge.

Bose Luncurkan True Wireless Earbud Perdananya, SoundSport Free

Satu per satu ahli audio mulai mengikuti tren true wireless earbud yang dipelopori oleh Bragi dan dipopulerkan oleh Apple. Yang terbaru adalah Bose dengan SoundSport Free, yang sesuai namanya, ditakdirkan untuk menjadi pendamping sesi olahraga tanpa sekali pun mengganggu pengguna dengan adanya kabel.

Bose bilang kalau mereka telah mendesain SoundSport Free agar tidak mudah terlepas meski penggunanya sedang beraktivitas cukup intensif. Kombinasi kontur earbud yang ideal dan sebuah sirip memastikan ia tetap menancap di telinga dalam kondisi apapun.

Bose SoundSport Free

Masing-masing earpiece-nya berbobot hanya 10 gram, dan Bose juga telah merancangnya agar tahan keringat dan cipratan air dengan sertifikasi IPX4. Salah satu earpiece-nya mengemas tombol untuk mengaktifkan Siri atau Google Assistant, sedangkan satunya membawa tombol multifungsi untuk mengatur playback atau menerima dan menghentikan panggilan telepon.

Baterainya diperkirakan dapat bertahan selama lima jam nonstop, sedangkan charging case-nya bisa menyuplai daya ekstra sebesar 10 jam. Tidak kalah menarik adalah integrasi fitur “Find My Buds” sehingga pengguna dapat melihat lokasi terakhir SoundSport Free via Bose Connect App di ponsel.

Bose QuietComfort 35 Wireless II / Bose
Bose QuietComfort 35 Wireless II / Bose

Bersamaan dengan itu, Bose juga memperkenalkan iterasi baru headphone noise cancelling andalannya. Bose QuietComfort 35 Wireless II masih mempertahankan desain, performa dan daya tahan baterai pendahulunya, tapi di saat yang sama menambahkan sebuah tombol baru untuk mengakses Google Assistant.

Pembaruan lain yang dibawa QC35 II adalah opsi untuk mengatur intensitas kinerja noise cancelling-nya atau malah mematikan fitur tersebut secara menyeluruh lewat Bose Connect App. Lewat aplikasi yang sama, pengguna juga dapat mengganti fungsi tombol Google Assistant itu tadi menjadi tombol untuk menyesuaikan pengaturan kinerja noise cancelling ini.

Terkait ketersediaannya, Bose SoundSport Free bakal dipasarkan mulai awal Oktober mendatang seharga $250, dengan dua pilihan warna. QC35 II di sisi lain sudah tersedia di pasaran mulai sekarang juga seharga $350 dalam pilihan warna hitam atau silver.

Sumber: Bose.

Versi Baru Google Assistant Dilengkapi Mode Penerjemah Baru dan Lebih Paham Konteks

Bulan lalu, Google mengumumkan kalau Google Assistant sudah bisa berinteraksi dalam Bahasa Indonesia. Salah satu kegunaan Assistant sendiri adalah menjadi penerjemah bahasa, dan dalam versi barunya nanti, perannya sebagai penerjemah akan semakin dimaksimalkan.

Dalam acara Google Developers Day Europe belum lama ini, Google mengumumkan mode penerjemah baru untuk Assistant. Untuk mengaktifkannya, pengguna hanya perlu bilang semacam, “Ok Google, jadilah penerjemah (masukkan bahasa di sini) saya.” Setelahnya, Assistant akan mengulangi semua ucapan Anda dalam bahasa yang diminta sampai Anda menyuruhnya untuk berhenti.

Implementasi semacam ini tentunya akan membuat fitur terjemahan Assistant terasa lebih alami dan sangat membantu ketika sedang melancong ke negara lain. Tentu saja, hasil terjemahannya pun mengandalkan sistem kecerdasan buatan yang sudah Google terapkan sejak tahun lalu.

Di kesempatan yang sama, Google juga memamerkan bagaimana versi baru Assistant dapat memahami konteks secara lebih baik lagi. Dengan mempelajari pertanyaan dan permintaan pengguna sebelum-sebelumnya, Assistant bisa menyajikan hasil pencarian yang lebih akurat ke depannya.

Google Assistant more contextually aware

Demonstrasi berikutnya adalah favorit saya, dan sangat sesuai dengan skenario dunia nyata sehari-harinya. Di situ sang pembicara bertanya kepada Assistant, “Apa judul film yang dibintangi Tom Cruise, yang di situ dia bermain biliar, dan selagi bermain biliar dia menari?” Assistant pun langsung menjawab “The Color of Money”, lalu lanjut membacakan informasi lengkapnya.

Secara keseluruhan, Google bilang kalau versi baru Assistant dapat menjawab pertanyaan dengan lebih cepat, dapat menangkap suara pengguna secara lebih akurat, dan dapat memanfaatkan Google Search secara lebih baik ketika memberikan jawaban. Kemungkinan besar, versi baru ini akan tersedia bersamaan dengan diluncurkannya sekuel Google Pixel.

Sumber: Engadget dan 9to5Google. Gambar header: Maurizio Pesce (Flickr).

Harman Perkenalkan Smart Speaker dengan Integrasi Alexa dan Google Assistant

Harman mengawali jejaknya di segmen smart speaker lewat perangkat bernama Invoke yang ditenagai oleh Cortana. Kini Harman sudah siap untuk memperluas portofolio smart speaker-nya ke platform lain, spesifiknya Amazon Alexa dan Google Assistant.

Untuk Alexa, speaker yang diperkenalkan adalah Harman Kardon Allure, yang mengadopsi desain semi-transparan macam sejumlah speaker Harman Kardon lainnya. Wujud silindrisnya sendiri merupakan pertanda bahwa speaker ini mampu mendistribusikan suara ke seluruh sudut ruangan alias 360 derajat.

Harman Kardon Allure

Harman tak lupa membekali Allure dengan ambient lighting yang akan menyala dari dalam, bereaksi terhadap perintah suara yang diucapkan maupun ‘berdansa’ mengikuti irama musik yang diputar. Semua ini sejatinya ditujukan supaya Allure bisa menjadi pusat perhatian di suatu ruangan tempatnya bernaung.

Komunikasi dengan Alexa ditunjang oleh empat buah mikrofon berbekal teknologi noise cancelling, memungkinkan speaker untuk menangkap suara pengguna meski berada di ruangan besar yang cukup bising. Saat diperlukan, Allure juga bisa difungsikan sebagai speaker Bluetooth standar.

Allure dijadwalkan masuk ke pasaran mulai musim dingin tahun ini, dengan banderol $250.

JBL Link Series

JBL Link Series

Untuk Google Assistant, persembahan Harman datang melalui anak perusahaannya, JBL. Seri JBL Link ini terdiri dari tiga model: Link 10, Link 20 dan Link 300, masing-masing mengindikasikan ukurannya dari yang terkecil sampai terbesar. Ketiganya juga datang membawa fitur streaming Chromecast secara default dan kapabilitas multi-room ala speaker besutan Sonos.

Sebagai yang terkecil, Link 10 menawarkan output daya sebesar 2 x 8 watt, dengan estimasi daya tahan baterai 5 jam. Link 20 yang sedikit lebih besar menawarkan output daya 2 x 10 W dan daya baterai 10 jam. Yang terbesar, Link 300, mengusung output sebesar 50 watt, tapi tidak dibekali baterai rechargeable dan tidak tahan air (IPX7) seperti kedua adiknya.

Tentu saja fitur unggulan dari seri Link adalah kemudahan mengoperasikan hanya dengan mengucapkan mantra “Ok Google”. Ketiga model mendukung streaming hingga resolusi 24-bit/96K, dan juga dapat digunakan sebagai speaker Bluetooth biasa.

Ketiganya bakal menjalani debut di pasar Eropa mulai musim semi ini, dengan banderol masing-masing €169 (Link 10), €199 (Link 20) dan €299 (Link 300). Sebelum ini, Anker, Mobvoi dan Panasonic – plus Sony – juga sudah mengumumkan smart speaker bertenaga Google Assistant.

Sumber: 1, 2, 3.

Anker, Mobvoi dan Panasonic Umumkan Smart Speaker dengan Integrasi Google Assistant

Sejak awal Google Assistant diperkenalkan, Google sudah mengimpikan skenario dimana asisten virtual-nya itu bisa menghampiri semua perangkat dari berbagai macam kategori. Sejauh ini, Google Assistant sudah tersedia di banyak smartphone Android – bahkan iPhone – dan tentu saja smart speaker Google Home menjadi huniannya yang paling alami.

Saya bilang paling alami karena hampir dalam segala kesempatan, smart speaker dikendalikan menggunakan perintah suara. Kabar baiknya, Google Home bukan satu-satunya speaker yang mengusung integrasi Assistant, sebab di IFA 2017 sudah ada tiga pabrikan yang bersiap meluncurkan persembahannya masing-masing dalam waktu dekat, yaitu Anker, Mobvoi dan Panasonic.

Anker tampil dengan Zolo Mojo yang sepintas kelihatan seperti versi mini dari Google Home. Ini bukan smart speaker pertama Anker, tapi tentu saja yang pertama dilengkapi Google Assistant, plus mendukung fitur multi-room. Kehadirannya sekaligus melengkapi sub-brand Zolo yang memulai debutnya lewat earphone wireless ala Apple AirPods.

TicHome Mini / Mobvoi
TicHome Mini / Mobvoi

TicHome Mini dari Mobvoi adalah yang paling kecil di antara ketiganya. Desainnya sepintas mirip Amazon Echo Dot, dan ia telah mengantongi sertifikasi ketahanan air IPX6 (sekadar cipratan, bukan untuk diceburkan). Sama seperti Zolo Mojo, ia juga dapat difungsikan sebagai speaker Bluetooth biasa jika perlu, dengan daya tahan baterai sekitar 6 jam.

Di sisi lain, Panasonic SC-GA10 merupakan yang paling bongsor, dengan wujud balok minimalis yang berdiri tegak dan pantas dijadikan dekorasi ruangan. Melihat ukurannya, sepertinya kualitas suaranya adalah yang terbaik di antara ketiga smart speaker baru ini.

Panasonic SC-GA10 / Panasonic
Panasonic SC-GA10 / Panasonic

Ketiganya punya jadwal rilis yang berbeda. Zolo Mojo bakal meluncur lebih dulu ke pasaran mulai akhir Oktober, dengan banderol $70. TicHome Mini masih misterius, namun konsumen bisa mendapatkan potongan harga 30% jika mendaftarkan email newsletter di situsnya. Untuk Panasonic, SC-GA10 bakal menyusul di awal 2018, tapi harganya masih belum dirincikan.

Pengumuman lain yang tak kalah menarik adalah kolaborasi Google dan LG, dimana ke depannya berbagai perabot rumah LG dapat dikendalikan dengan Google Assistant yang terpasang di smart speaker maupun smartphone. Mulai dari mesin cuci sampai robot vacuum cleaner, konsumen dapat menugaskan mereka hanya dengan mengucapkan mantra “Ok Google,” diikuti oleh instruksi yang relevan.

Sumber: The Verge dan Google.

Mengenal Lebih Jauh Tiga Produk Baru Google untuk Indonesia

Google mengumumkan tiga produk dan program baru dalam acara tahunan kedua “Google for Indonesia.” Ketiga produk tersebut ialah Google Station Wi-Fi, YouTube Go, dan Google Assistant berbahasa Indonesia. Seluruh produk ini menjadi rangkaian upaya Google untuk membuat internet jadi lebih bermanfaat dan relevan bagi orang Indonesia.

“Tujuan kami di Google adalah membangun teknologi bukan untuk beberapa orang saja, tapi untuk semua orang. [..] Saat ini kami berupaya melakukan tiga hal utama, yaitu memberikan akses internet lebih baik, mempermudah akses informasi yang relevan, dan memberikan lebih banyak cara bagi orang Indonesia agar internet dapat bermanfaat bagi mereka,” kata Managing Director Google Indonesia Tony Keusgen, Kamis, (24/8).

Dari ketiga hal di atas, yakni akses, informasi, dan kontribusi, menjadi acuan Google dalam menawarkan solusi atas seluruh produk baru yang diumumkan pada hari ini. Berikut detilnya:

Google Station

Google akan menyediakan sarana hotspot Wi-Fi publik secara gratis di ratusan lokasi tersebar di Jawa dan Bali dalam satu tahun mendatang. Dalam menyediakan akses ini, Google menggandeng dua mitra yaitu FiberStar dan CBN sebagai penyedia jaringan internet.

Indonesia jadi negara kedua yang mencicipi produk ini setelah sebelumnya hadir di India. Hasil yang diperoleh Google saat pertama kali hadir di India adalah berhasil memperkenalkan internet kepada 15 ribu orang baru setelah membangun jaringan internet gratis di 200 stasiun.

“Kami ingin mendorong orang baru untuk go online sebanyak mungkin. Indonesia dan India memiliki masalah yang serupa, makanya kami banyak tes produk baru di kedua negara ini,” terang Head of Youtube Marketing for Next Billion User Zuber Mohammad.

Menurut Zuber, Google Station ke depannya akan menjadi sarana baru perusahaan untuk monetisasi. Hanya saja, proses tersebut baru akan terjadi apabila seluruh jaringan Wi-Fi sudah kuat dan stabil.

YouTube Go

Ini adalah aplikasi baru yang didesain khusus untuk memberikan akses menonton video yang hemat data. Aplikasi ini membantu pengguna menyimpan dan menonton video dengan lancar meski dalam koneksi lemah, tersedia pula transparansi dan kontrol terhadap jumlah data yang dihabiskan untuk menonton video.

Pengguna juga dapat melihat preview video terlebih dahulu dan memilih ukuran file video sebelum menyimpannya secara offline untuk ditonton kapan saja.

Terkait alasan dari pertimbangan Google meluncurkan aplikasi terpisah dari YouTube, disebabkan perusahaan memandang segmentasi target konsumen yang disasar adalah pengguna smartphone di kota tier 2, bukan di kota besar seperti Jakarta. Meski ada pemisahan aplikasi, Google tetap yakin aplikasi YouTube tetap akan dikonsumsi pengguna di kota besar.

Mengutip dari App Annie, lebih dari 50 juta orang Indonesia aktif menggunakan YouTube di ponsel mereka setiap bulannya.

“Kami banyak hadapi tantangan saat mempertimbangkan peluncuran aplikasi YouTube Go, salah satunya infrastruktur jaringan internet di Indonesia yang belum rata. Sedangkan kami ingin memastikan siapa pun punya pengalaman yang sama saat berselancar di YouTube. Oleh karena itu, ini jadi alasan kami meluncurkan aplikasi yang berbeda,” terang Zuber.

Zuber bilang, saat ini aplikasi YouTube Go belum resmi hadir karena masih dalam proses pengecekan berbagai tes. Dia berharap dalam beberapa bulan mendatang dapat segera dirilis ke publik.

Google Assistant berbahasa Indonesia di Allo

Kini Google Assistant yang didukung dengan Bahasa Indonesia telah hadir di aplikasi chat Allo. Google Assistant adalah produk berteknologi Artificial Intelligence (AI) dan didukung machine learning, yang memungkinkan pengguna berinteraksi dalam berbagai hal. Misalnya, mendapat bantuan dalam mencari restoran baru, memeriksa skor harian sepak bola, dan bermain game dengan teman.

“Kami berharap dengan semakin banyak pengguna yang menggunakan Allo, mesin Google Assistant akan makin pintar dalam memahami berbagai logat Bahasa Indonesia yang diucapkan,” terang Product Lead Google Allo Adam Rodriguez.

Penyempurnaan produk lainnya

Petinggi Google / DailySocial
Petinggi Google / DailySocial

Selain tiga produk di atas, Google juga melakukan sejumlah penyempurnaan dari produk lamanya. Di antaranya, Google Search yang kini menambahkan fitur shortcuts, dapat di-tap untuk menjelajahi topik pilihan pengguna lebih detil. Selain itu, terdapat juga fitur feed yakni konten yang dapat disesuaikan tentang topik favorit, hobi, dan berita yang sedang tren di Google App.

Google Search juga menyediakan informasi detil tentang gejala umum dan perawatan untuk 700 gangguan kesehatan paling lazim. Data ini hadir berkat kerja sama antara Google dengan jaringan rumah sakit Mitra Keluarga. Indonesia jadi negara kelima yang mendapat tambahan informasi kesehatan.

Untuk pencarian gambar di Google Search, bakal tersedia versi lite. Diklaim dalam versi ini pencarian akan lebih cepat hingga 30%, meski berada dalam koneksi 2G.

Tak hanya itu, Aplikasi navigasi Waze juga mendapat penyempurnaan agar makin relevan dengan orang Indonesia. Kini Waze menambahkan fitur seperti penentuan rute baru berdasarkan pelat nomor ganjil dan genap, mengikuti aturan yang kini diberlakukan di Jakarta.

Rencananya, Waze juga akan menambah perintah suara Bahasa Indonesia tanpa pengguna harus memegang ponsel dan navigasi nama jalan dalam Bahasa Indonesia, serta serangkaian suara orang Indonesia.

Menurut Director of Growth Waze Di-Ann Eisnor, aplikasi Waze sudah digunakan oleh lebih dari dua juta pengguna aktif bulanan. Menariknya, keseluruhan angka tersebut mayoritas berasal dari Jakarta. Angka ini membuat Jakarta jadi pengguna terbesar keenam di Waze.

Komitmen penuhi aturan main di Indonesia

Dalam sesi terpisah, Tony juga mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen penuh untuk memenuhi aturan main di Indonesia sebagai layanan over-the-top (OTT) asing. Kendati demikian, dia tidak mengatakan secara spesifik detil mengenai apa saja yang akan dilakukan perusahaan dan bagaimana targetnya.

“Kami akan tetap menghormati aturan di Indonesia dan berusaha untuk tetap comply,” kata dia.

Seperti diketahui, pemerintah masih “mengejar” pajak dari pemain OTT asing seperti Google dan Facebook. Kedua perusahaan raksasa tersebut padahal saat ini telah menyepakati aturan pemerintah untuk membuat status Badan Usaha Tetap (BUT).

Benar-benar Tiba di App Store, Google Assistant Tantang Siri

Seperti yang sudah diprediksi sebelumnya, bertepatan dengan gelaran Google I/O, raksasa internet Google akhirnya secara resmi meluncurkan aplikasi AI pintarnya, Assistant ke platform iOS. Mulai hari ini, pengguna iPhone dengan iOS 9.1 yang berlokasi di Amerika Serikat sudah bisa mengunduh asisten digital pintar itu dari App Store.

Keputusan Google menghadirkan Assistant ke platform milik salah satu rival terberatnya dinilai sebagai sebuah langkah cerdas mengingat persaingan teknologi kecerdasan buatan sudah semakin ketat. Di sisi lain, Apple tak kunjung melakukan perbaikan untuk Siri, satu-satunya jagoan yang diharapkan dapat menghalau kedigdayaan Google Assistant. Situasi ini menjadi celah bagi Google untuk mengesankan pengguna iOS, mempertontonkan kelebihannya langsung di depan mata pengguna iPhone.

Keunggulan Google Assistant terhadap Siri tidak hanya di atas kertas. Asisten pintar yang pertama kali debut di Google Pixel dan Allo ini mampu melakukan berbagai tugas yang dalam praktiknya tidak disanggupi oleh Siri. Misalnya, ia dapat membantu Anda memutar musik langsung dari aplikasi musik yang paling disukai pengguna, mengajarkan pengucapan kata dalam bahasa yang berbeda, merespon pertanyaan dengan akurat, memutar film dari Chromecast dan lain sebagainya. Dan tak seperti Siri, Google Assistant bisa merespon input berbasis teks, sehingga pengguna tak harus mengucapkan perintah yang didengar oleh orang lain.

screen696x696

Namun ada satu celah yang membuat Google Assistant menjadi kurang praktis. Tak seperti Google Now di Android atau di Allo, Google Assistant untuk iOS berwujud aplikasi mandiri yang terpisah sehingga untuk menggunakannya pengguna harus menjalankan aplikasinya terlebih dahulu, bukan dengan mengucapkan Ok Google seperti di platform lainnya.

Pengguna iPhone yang mulai jatuh cinta dengan Google Assistant juga tampaknya belum bisa menjadikannya sebagai asisten digital utama menggantikan Siri. Hal ini dikarenakan arsitektur iOS tidak memungkinkan skenario itu dilakukan.

Sumber berita PhoneArena.

Google Assistant Segera Meluncur ke Platform iOS?

Kita tahu Google memboyong aplikasi mesin pencarinya ke iOS satu paket dengan Google Now – asisten virtual pintar yang bisa dimanfaatkan mencari dan melakukan berbagai perintah. Kini, banyak orang bertanya-tanya bagaimana cara Google mengemasi asisten virtual barunya, Google Assistant ke dalam platform yang sama tersebut. Nah, menurut yang dilaporkan oleh AndroidPolice, Google Assistant memang akan diluncurkan ke iOS, tetapi dalam wujud aplikasi mandiri, tidak dalam kemasan Google Search atau sejenisnya.

Seperti apa yang dilaporkan oleh AndroidPolice, aplikasi Google Assistant untuk iOS akan menampilkan tatap muka bergaya chat seperti yang disuguhkan oleh aplikasi Allo. Artinya, pengguna bakal berinteraksi dengan otak kecedasan buatan di Assistant menggunakan format teks, bukan suara. Namun opsi perintah suara disebut tetap akan disediakan untuk pengguna yang memerlukannya.

Pengumuman Google Assistant untuk iOS dipercaya akan terealisasi di ajang Google I/O yang sebentar lagi akan digelar. Manuver ini cukup masuk akal mengingat Google Assistant SDK sudah mulai dibuka untuk para pengembang beberapa waktu yang lalu. Catatan penting lainnya, seperti kebanyakan aplikasi asisten virtual, Google Assistant untuk iOS baru akan bisa dipergunakan oleh pemilik iPhone di kawasan Amerika Serikat.

Rencana Google membidik pengguna iOS merupakan langkah strategis yang diambil demi penguatan ekosistem semata. Perlu diketahui bahwa Microsoft sudah lebih dulu menghadirkan Cortana untuk iOS, memungkinkan pengguna untuk memperoleh asistensi yang sebelumnya secara eksklusif ditemukan di perangkat Microsoft. Apabila Google benar-benar menghadirkan Assistant untuk perangkat iOS, maka ini akan menyempurnakan cakupan ekosistem mereka yang sudah menjangkau platform beragam mulai dari Google Pixel, Google Home, aplikasi Allo dan ke depan pastinya ke perangkat Android secara meluas.

Sumber berita Softpedia dan gambar header Google.

Google Home Resmi Terima Dukungan Multi-Akun, Bisa Bedakan Pengguna Berdasarkan Suara

Google Home akhirnya mendapat dukungan multi-akun, sepekan setelah rumornya berhembus. Pembaruan ini memungkinkan pengguna untuk menghubungkan hingga enam akun yang berbeda pada satu perangkat Google Home.

Menariknya, Google ternyata berhasil melalui tantangan terbesar dalam penerapan fitur multi-akun, yakni terkait bagaimana perangkat bisa mengidentifikasi pengguna yang berbeda. Berbekal kemajuan teknologi neural network, Google Home sanggup membedakan pengguna berdasarkan suaranya.

Jadi ketika menyambungkan akun ke Google Home, Anda akan diminta untuk mengajari Google Assistant supaya dia bisa mengenali suara Anda. Caranya cukup dengan mengucapkan frasa “Ok Google” dan “Hey Google” masing-masing sebanyak dua kali, kemudian neural network akan menganalisanya dan mendeteksi karakteristik tertentu dari suara tiap-tiap pengguna.

Saat menghubungkan akun, Anda akan diminta untuk mengajari Assistant supaya dia dapat mengenali suara Anda / Google
Saat menghubungkan akun, Anda akan diminta untuk mengajari Assistant supaya dia dapat mengenali suara Anda / Google

Setelahnya, setiap kali Anda mengucapkan “Ok Google” atau “Hey Google”, teknologi yang sama akan membandingkan suara Anda dengan hasil analisis sebelumnya guna memastikan apakah benar Anda yang sedang berbicara. Prosesnya diyakini terjadi dalam hitungan milidetik, dan demi alasan keamanan tidak ada data analisis yang diunggah ke cloud.

Pada akhirnya Google Home bisa menjadi gadget keluarga yang esensial, dan Google Assistant pun bisa benar-benar berfungsi sebagai asisten pribadi Anda, kekasih Anda maupun orang lain yang tinggal serumah dengan Anda.

Untuk sementara fitur ini baru tersedia buat pengguna Google Home di AS saja – perangkatnya sendiri sampai sekarang belum tersedia di banyak negara.

Sumber: Google.

Google Home Diduga Bakal Segera Kebagian Dukungan Multi-Akun

Kehadiran perangkat macam Google Home memudahkan kita dalam mengakses informasi tanpa perlu membuka smartphone dan hanya dengan menggunakan perintah suara. Itulah mengapa Google menempatkannya sebagai gadget rumahan, bukan personal seperti ponsel kita masing-masing.

Sayang perannya sebagai gadget rumahan kurang begitu efektif, setidaknya untuk sekarang. Pasalnya, Google Home sejauh ini hanya mendukung satu akun pribadi saja. Jadi kalau yang tersambung adalah akun saya, maka Anda tidak bisa seenaknya menanyakan tentang hasil pertandingan tim basket favorit Anda karena yang tercatat adalah tim andalan saya.

Pesan yang sempat muncul di aplikasi pendamping Google Home, namun sekarang sudah dihapus karena fiturnya memang belum tersedia / The Verge
Pesan yang sempat muncul di aplikasi pendamping Google Home, namun sekarang sudah dihapus karena fiturnya memang belum tersedia / The Verge

Ke depannya hal ini dipastikan akan berubah, dan Google sudah menunjukkan tanda-tanda bahwa mereka sedang sibuk mengerjakan dukungan multi-akun. Berdasarkan pantauan The Verge, aplikasi Google Home sempat menampilkan pesan “Multiple users now supported”, meski sekarang pesan itu sudah dihapus karena fiturnya memang belum siap.

Bisa jadi Google merasa masih perlu menunda perilisan fitur multi-akun karena masih memikirkan cara kerja terbaiknya – spesifiknya bagaimana perangkat bisa membedakan satu pengguna dan yang lainnya. Awalnya mungkin pengguna masih harus mengganti akun secara manual lewat aplikasi, tapi ke depannya tidak menutup kemungkinan perangkat dapat mengidentifikasi pengguna yang berbeda dengan mengenali suaranya masing-masing.

Sumber: The Verge.