Menolak Pensiun, Google Glass Versi Selanjutnya Akan Dikembangkan Secara ‘Tertutup’

Bulan Januari lalu, beredar kabar bahwa Google telah menghentikan program Explorer Google Glass. Akan tetapi, hal itu bukan berarti Google Glass sudah mati begitu saja, melainkan menjadi bagian/unit tersendiri, meninggalkan divisi Google X yang merupakan rumah bagi produk-produk eksperimental. Continue reading Menolak Pensiun, Google Glass Versi Selanjutnya Akan Dikembangkan Secara ‘Tertutup’

Smartphone Diprediksi Akan Kalah Populer Dari Smartglass di Tahun 2025

Terlepas dari dipensiunkannya program Explorer Google Glass, popularitas perangkat smartglass diyakini masih akan terus berkembang pesat. 10 perangkat smartglass baru yang diluncurkan tahun lalu merupakan indikasinya. Continue reading Smartphone Diprediksi Akan Kalah Populer Dari Smartglass di Tahun 2025

Google Hentikan Program Explorer Google Glass

Bersama robot Curiosity NASA, Google Glass pernah ditunjuk sebagai ‘penemuan’ terbaik beberapa tahun silam. Demi memperluas ekosistemnya, Google memulai program Explorer dan membagi-bagikan unit testing buat para developer. Baru-baru ini pengembangan Glass dilaporkan memasuki tahap baru, tapi kita harus mengucapkan selamat tinggal pada Explorer. Continue reading Google Hentikan Program Explorer Google Glass

Prototipe Sony SmartEyeglass Attach Jadikan Kacamata Apapun Sepintar Google Glass

Google Glass memang keren, tapi juga mahal dan kontroversial. Di saat yang sama, cukup banyak yang tidak menyukai desainnya. Solusi yang ditawarkan Google adalah bekerjasama dengan merek-merek kacamata ternama untuk membuat Glass lebih stylish dan menawarkannya dalam berbagai variasi gaya. Continue reading Prototipe Sony SmartEyeglass Attach Jadikan Kacamata Apapun Sepintar Google Glass

Aplikasi Realive untuk Google Glass Tidak untuk Tujuan Komersial

Ilustarasi Seoarang Wanita Memakai Google Glass / Shutterstock

Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki gugusan gunung aktif memang akrab dengan bencana alam. Aplikasi Realive yang dikembangkan oleh sekelompok mahasiswa Universitas Gadjah Mada mencoba hadir untuk membantu mitigasi bencana. Aplikasi ini sendiri sudah mendapat pengakuan dunia dengan meraih penghargaan “Best Public Safety App” pada kompetisi yang diselenggarakan oleh AT&T dan IBM di California, Amerika Serikat. Namun setelah itu timbul pertanyaan, mau dibawa ke mana aplikasi ini?

Continue reading Aplikasi Realive untuk Google Glass Tidak untuk Tujuan Komersial

Google Glass Versi Baru Akan Lebih Bertenaga

Google telah menjadi pelopor dalam pembuatan perangkat kacamata pintar (smart glasses) dimana kita mengenal nama produk tersebut sebagai Google Glass. Kabarnya pihak Google akan menyiapkan perangkat Google Glass versi baru yang lebih bertenaga untuk hadir pada tahun 2015 nanti.

Continue reading Google Glass Versi Baru Akan Lebih Bertenaga

Toshiba Glass Coba Saingi Google Glass Dengan Teknologi Display Baru

Perangkat wearable augmented reality dibuat untuk memodifikasi dunia nyata dengan konten digital. Bersamanya, terbukalah potensi baru di bidang hiburan serta merombak cara kita mendapatkan informasi. Google Glass saat ini merupakan device wearable AR paling menjanjikan, tapi alternatif besutan Toshiba mungkin mampu membuat konsumen berpaling. Continue reading Toshiba Glass Coba Saingi Google Glass Dengan Teknologi Display Baru

Baidu Hadirkan Kacamata Pintar Bernama Baidu Eye

Baidu sepertinya ingin ikut merasakan hingar-bingar kerberadaan dari perangkat wearable computing, perusahaan mesin pencari raksasa yang berbasis di Tiongkok itu baru saja mengumumkan keberadaan dari perangkat kaca mata pintar bernama Baidu Eye.
Continue reading Baidu Hadirkan Kacamata Pintar Bernama Baidu Eye

Dengan Memanfaatkan Teknologi This Place, Google Glass Bisa Membaca Pikiran Anda

Telekinesis dan kemampuan membaca pikiran mungkin masih menjadi hal yang berada di luar nalar kita. Tapi nyatanya, mereka adalah tema panas di bidang teknologi terapan dan neuroscience. Para ilmuwan dan teknisi terus mencoba mengembangkan dan menyempunakan medium yang dapat merespon gelombang otak dengan optimal. Continue reading Dengan Memanfaatkan Teknologi This Place, Google Glass Bisa Membaca Pikiran Anda

Mahasiswa UGM Kembangkan Aplikasi Google Glass Untuk Mitigasi Bencana

Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali berinovasi dalam industri teknologi lokal. Setelah beberapa waktu lalu sempat merilis aplikasi disaster management CARED, UGM kembali mengumumkan aplikasi yang lagi-lagi fokus dalam layanan informasi bencana yang bernama Quick Disaster. Hebatnya, aplikasi yang tengah dikembangkannya kini dihadirkan pertama kali di Indonesia khusus untuk perangkat pintar Google Glass.

Diumumkan hari ini (5/5) lewat berita pers yang dirilis pihak UGM, aplikasi Quick Disaster memiliki fungsi yang bisa membantu pengguna Google Glass dalam memperoleh info terkini seputar mitigasi bencana secara cepat dan ringkas. Aplikasi ini diklaim bakal memberikan langkah-langkah tahapan antisipasi bencana alam yang sering terjadi di Indonesia seperti; erupsi gunung berapi, tanah lonsor, topan tornado, gempa bumi, hujan abu vulkanik, banjir, kebakaran, dan tsunami. Sebagaimana hadir di perangkat Google Glass, cara kerja aplikasi Quick Disaster berbasis informasi visual dan suara.

Selain melakukan inovasi yang bisa dianggap “selangkah lebih maju” dari pengembang aplikasi lokal pada umumnya, pihak UGM yang diwakilkan oleh salah satu mahasiswa kreatifnya Daniel Oscar Baskoro mengungkapkan, pemilihan perangkat Google Glass sebagai perangkat yang kompatibel dengan Quick Disaster didasari oleh perangkat Google Glass yang diyakini jauh lebih cepat dan lebih ringkas ketimbang menggunakan perangkat mobile.

“Kita berpikir suatu saat perangkat digital ini suatu saat akan melekat pada tubuh manusia seperti halnya nantinya dengan adanya teknologi jam pintar atau gelang pintar,” ungkap Daniel yang dimuat dalam berita pers.

Kelima orang mahasiswa UGM yang mengembangkan aplikasi Quick Disaster yakni Daniel Oscar Baskoro, Zamsyari, Bahrunur, Sabrina Anggraini dan Maulana Rizki mengharapkan, aplikasi yang dikembangkannya tersebut dapat memberikan informasi visual mengenai tahapan solusi untuk mengantisipasi dampak bencana. Menurut mereka, aplikasi Quick Disaster nantinya bisa memberikan informasi tanggap darurat ketika bencana berlangsung secara real-time dengan memanfaatkan teknologi Google Glass.

Saat ini, tim pengembang UGM masih melakukan beberapa riset dan pengembangan lebih lanjut demi menyempurnakan aplikasi Quick Disaster, dijelaskan beberapa fiturnya yang kini telah dihadirkan masih perlu disempurnakan agar aplikasi Quick Disaster siap digunakan. Jika nantinya sudah siap, pihak pengembang UGM juga berencana akan mempresentasikan aplikasi Quick Disaster ke berbagai konferensi teknologi internasional di Eropa dan Amerika.

[foto: UGM]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Avi Tejo Bhaskoro.